Slack Resources, Family Ownership, dan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Oleh:
IRMA LAILATUS SHOIMAH (F0315044)
Latar Belakang
Praktik Pengungkapan CSR di Indonesia masih rendah (Research Centre for
Governance, Institutions, and
Organizations National University of Singapore (NUS) )
2
- UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT)
- Peraturan Pemerintah (PP) No 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas
3
Perubahan paradigma stakeholder kepada perusahaan (Riset oleh Deka Marketing Research & Globe Scan International)
1
- Block et al. (2014),
Muttakin et al. (2014), &
Cruz (2014)
- Gavana et al. (2016) &
Gomez-Mejia (2007) - Siregar dan Rudyanto
(2018)
6
- Harrison dan Coombs (2011), Seifert (2004), & Anggraeni dan Djakman (2017)
- Boso et al. (2017)
- Darus et al. (2014) & Zhong (2011)
5
- Kasus Lumpur Lapindo oleh Grup Bakrie
- Kasus penggunaan dana sumbangan untuk CSR oleh PT. Sumber Alfaria Jayamart
4
Rumusan Masalah
TUJUAN
Untuk menguji pengaruh Slack Resources terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Untuk menguji pengaruh Family Ownership terhadap
Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
MANFAAT
Orisinalitas
Penelitian
Landasan Teori
Pengembang an Hipotesis
• Kelonggaran sumber daya mendukung perusahaan memiliki diskresi yang lebih luas dalam memilih opsi strategis untuk menciptakan nilai kompetitif dan meningkatkan reputasi perusahaan, salah satunya melalui CSR.
H1: slack resources berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility
• Konsentrasi kepemilikan keluarga dalam suatu perusahaan menimbulkan konflik keagenan yang berbeda dan mengurangi efektivitas mekanisme penting dalam tata kelola perusahaan, salah satunya terkait transparansi dan pengungkapan
H2: family ownership berpengaruh negatif terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility
KERANGKA PEMIKIRAN
Slack Resources Family Ownership
Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Umur perusahaan Size
Leverage H(+)
H (-)
Metode Penelitian
Definisi Operasional Variabel
Variabel Dependen
Pengungkapan CSR (Haniffa dan Cooke, 2005)
CSRD =
CSRD: Corporate Social Responsibility Disclosure Index
X: Item CSR yang diungkapkan
N: Total keseluruhan item dari GRI-G4
•
Variabel Independen• Slack Resources (Anggraeni dan Djakman, 2017)
SLACK = Ln Kas dan setara kas
• Family ownership (Siregar dan Rudyanto, 2018)
FAMOWN = Persentase kepemilikan keluarga
Variabel Kontrol
• Umur perusahaan (Chen dan Yang, 2017)
• Size (Haniffa, 2002)
Size = Ln Total Asset
• Leverage (Roberts, 1992) Debt to Equity Ratio =
Pengujian
Data
Pengujian Data
CSRD = α + β
1SLACK + β
2FAMOWN + β
3AGE + β4 SIZE + β5 LEV + ε
Tabel Pengambilan Sampel
Keterangan Jumlah Perusahaan
Jumlah perusahaan manufaktur tercatat di BEI pada tahun 2017
161
Jumlah perusahaan tidak menerbitkan Annual Report pada tahun 2017
(10)
Jumlah perusahaan tidak menyajikan data slack resources, family ownership, dan pengungkapan CSR dalam Annual Report
(10)
Jumlah sampel penelitian selama satu periode 141
Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maksimum Rata-rata St. Deviasi
CSRD 139
0.02 0.38 0.1091 0.6811
SLACK 139
1.12 7.50 5.0375 1.03671
FAMOWN 139
0.00 95.38 40.0938 33.45956
AGE 139
3.00 88.00 36.6043 14.45915
SIZE 139
2.80 8.47 6.3586 0.74393
LEV 139
-4.94 94.10 1.9632 8.16619
Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N 139
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 0.05971666
Most Extreme Differences
Absolute .099
Positive .099
Negative -.068
Kolmogorov-Smirnov Z 1.164
Asymp. Sig. (2-tailed) .133
Test distribution is Normal.
Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
SLACK
0.377 2.656 Tidak ada multikolinearitas
FAMOWN
0.957 1.045 Tidak ada multikolinearitas
AGE
0.928 1.077 Tidak ada multikolinearitas
SIZE
0.377 2.650 Tidak ada multikolinearitas
LEV
0.990 1.011 Tidak ada multikolinearitas
Uji Heteroskedastisitas
Variabel Nilai Sig. (2-tailed) Keterangan
SLACK 0.720 Tidak terjadi heteroskedastisitas
FAMOWN 0.271 Tidak terjadi heteroskedastisitas
AGE 0.430 Tidak terjadi heteroskedastisitas
SIZE 0.904 Tidak terjadi heteroskedastisitas
LEV 0.638 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Uji Koefisien Determinasi
Model R-Squared (R
2) Adjusted R-Squared (R
2)
CSRD 0.231 0.202
Uji Simultan (F)
Model F – Statistic Prob. F - Statistic
CSRD 8.003 0.000
Uji Statistik (t)
Variable Coefficient t- statistic Sig.
C -1.504 0.135
SLACK .246 1.987 0.049**
FAMOWN -.169 -2.180 0.031**
AGE -.026 -0.326 0.745
SIZE .207 1.671 0.097***
LEV -.023 -0.301 0.764
Uji F 0.000 R-Squared 0.231
Adj. R-Squared 0.202
N 139
Keterangan:
**Signifikan pada 5%
***Signifikan pada 10%
SLACK RESOURCES
Nilai t-statistic variabel slack resources sebesar 1.987 dengan signifikansi 0.049 (sig <0.05) yang menunjukkan bahwa hubungan slack resources terhadap pengungkapan CSR (CSRD) memiliki arah positif dan berpengaruh signifikan.
Analisis konten dalam mengukur pengungkapan CSR menunjukkan bahwa aktivitas CSR yang hampir dilakukan oleh semua perusahan ialah berbentuk sumbangan tunai.
Temuan Arora dan Dharwadkar (2011):
besar kecilnya slack resources yang diukur dengan jumlah kas dan setara kas mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR.
Temuan Seifert (2004):
kas dan setara kas (salah satu jenis kelonggaran sumber daya paling diskresioner) memiliki dampak signifikan pada program corporate philantrophy.
Hasil dan Pembahasan
FAMILY OWNERSHIP
Nilai t-statistic variabel family ownership sebesar -2.180 dengan signifikansi 0.031 (sig <0.05) yang menunjukkan bahwa hubungan family ownership terhadap pengungkapan CSR (CSRD) memiliki arah negatif dan berpengaruh signifikan.
Hasil ini mungkin muncul karena pemilik keluarga menganggap akan lebih efisien untuk mengejar reputasi melalui sumbangan atau proyek amal dan membentuk yayasan keluarga daripada melalui perusahaan itu sendiri.
Ali et al. (2007):
perusahaan yang dikendalikan keluarga menunjukkan tingkat kualitas penghasilan yang lebih tinggi akan tetapi tingkat pengungkapan sukarela lebih rendah daripada perusahaan kompetitor yang merupakan perusahaan non-keluarga
Block (2013) dan Block et al. (2014):
Hubungan negatif semakin besar ketika perusahaan masih dikuasai oleh keluarga pendiri (founder) perusahaan, karena mereka cenderung mengutamakan profit dan growth.