Implementasi Metode MOORA Dalam Sistem Pendukung Pemilihan Kepala Mandor Pada PT. PP Proyek Bendungan Lau Simeme
Fresillya Br Sembiring*, Nelly Astuti Hasibuan, Bister Purba
Faktultas Ilmu Komputer Dan Teknologi informasi, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Budi Darma, Medan, Indonesia Email: [email protected]
Email Korespondensi: [email protected]
Abstrak- Kepala mandor merupakan seseorang yang bekerja dibidang kontruksi yang akan memiliki keahlian dalam memimpin beberapa pekerjaan pada suatu perusahaan tertentu saat pengerjaan proyek ia bertanggung jawab atas segala kegiatan di lapangan kerja. Keberadaan kepala mandor sangat membantu karyawan yang lain dalam melakukan tugas-tugas yang harus dilakukan guna mencapai tujuan perusahaan.
Permasalahan yang sering terjadi pada saat pemilihan kepala mandor Pada PT. PP Proyek Bendungan Lau Simeme yaitu masih bersifat subjektif dan ketidak sesuaian jabatan sehingga PT. PP Proyek Bendungan Lau Simeme tidak mengalami peningkatan dan tidak terpacu maju, tentunya akan berdampak ke operasional lainnya. Hal ini tentunya sangat tidak baik karena mempengaruhi kelancaran operasional Pada PT.
PP Proyek Bendungan Lau Simeme dan sasaran tujuan tidak tepat. Maka dari itu diperlukan suatu sistem pendukung keputusan untuk menjunjung tinggi objektivitas dalam proses pemilihan kepala mandor. Dalam sistem pendukung keputusan dapat diterapkan metode MOORA yang mampu menghasilkan keputusan yang terbaik dan beberapa alternatif yang di inputkan. Untuk mengatasi pemilihan kepala mandor, maka metode yang digunakan yaitu Implementasi metode MOORA. Metode ini dapat menyaring alternatif terbaik dikarena Metode MOORA mampu menentukan tujuan berdasarkan kriteria yang bertentangan, sehingga penggunaan metode ini tepat untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan; Kepala Mandor; MOORA.
Abstract- The head foreman is someone who works in the construction field who will have expertise in leading several jobs at a particular company when working on a project he is responsible for all activities in the field of work. The existence of the foreman is very helpful for other employees in carrying out the tasks that must be done in order to achieve company goals. Problems that often occur during the selection of the head foreman at PT. The PP of the Lau Simeme Dam Project is still subjective and does not match the position so that PT. The PP of the Lau Simeme Dam Project has not increased and is not being driven forward, of course it will have an impact on other operations. This is certainly not very good because it affects the smooth operation of PT. The PP Lau Simeme Dam Project and the objectives are not correct.
Therefore we need a decision support system to uphold objectivity in the process of selecting the chief foreman. In a decision support system, the MOORA method can be applied which is able to produce the best decision and several alternatives are inputted. To overcome the selection of the head foreman, the method used is the implementation of the MOORA method. This method can filter the best alternatives because the MOORA method is able to determine goals based on conflicting criteria, so the use of this method is appropriate to solve this problem.
Keywords: Decision Support System; Chief Foreman; MOORA
1. PENDAHULUAN
Kepala mandor adalah bagian dari manajemen lini terdepan (Front Level Management) atau manajemen level terendah dari suatu perusahaan. Tugas utama jenjang manajemen ini yaitu mempimpin juga mengawasi dan mengarahkan kinerja tenaga operasional. Pemilihan kepala mandor sangat diperlukan dalam suatu perusahaan maupun suatu instansi untuk menerjang kegiatan operasional perusahaan.
PT. PP Proyek Bendungan Lau Simeme merupakan perusahaan yang bergerak menjalankan usahanya dibagi menjadi 2 (dua) yaitu jasa kontruksi dan investasi. Dalam bidang jasa kontruksi terdiri dari kontraktor (gedung dan sipil) adapun dalam bidang bisnis kontraktor seperti pecialist, plant, dan equipment. Sedangkan dalam bidang investasi, perusahan membaginya ke dalam infrastruktur, energi, dan property. Perusahaan yang dapat menggabungkan strategi, teknologi dan sumber daya yang ada dengan baik akan mampu bertahan dalam persaingan bisnis perusahaan besar maupun kecil, tidak terkecuali pada perusahaan konstruksi.
Permasalahan yang sering terjadi pada saat pemilihan kepala mandor PT. PP Proyek Bendungan Lau Simeme sebelumnya yaitu memilih kepala mandor dengan tidak mematuhi peraturan yang telah ditetapkan. Pada pemilihan kepala mandor PT. PP Proyek Bendungan Lau Simeme masih terdapat adanya sikap kekeluargaan seperti seorang atasan yang mengangkat jabatan karyawan biasa sebagai kepala mandor karena memiliki hubungan keluarga persepupuan atau keponakan, serta masih bersifat subjektif dan ketidaksesuaian jabatan dengan pengetahuan yang dimiliki, sehingga PT. PP Proyek Bendungan Lau Simeme tidak mengalami peningkatan baik itu dalam hasil kinerja yang dihasilkan maupun tidak terpacu maju untuk menjadi perusahaan yang unggul serta belum mampu dalam mengikuti perkembangan zaman yang berdampak terhadap operasional lainnya. Hal ini tentu sangat buruk karena dapat mempengaruhi kelancaran operasional PT. PP Proyek Bendungan Lau Simeme dan tujuan yang akan dicapai.
Dalam sebuah sistem pendukung keputusan, metode MOORA dapat diterapkan sebagai metode yang mampu memberikan keputusan yang terbaik dari beberapa alternatif yang di sertakan. Sistem pendukung keputusan datang untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan dari berbagai kriteria. Sistem Pendukung Keputusan juga merupakan sistem
informasi yang interatif dan menyediakan informasi, pemodelan, termasuk juga manipulasi data untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang semi terstuktur dan tidak ada yang tau pasti bagaimana keputusan yang harus dibuat. Namun seiring perkembangan.
Menurut penelitian yang sudah dilakukan oleh Laila Mustika DKK dengan judul penelitian “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Kepala Cabang PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Merapkan Metosee MOORA”. Dapat melakukan perhitungan pada nilai kriteria atribut calon Kepala Cabang dan menghasilkan suatu keputusan dengan yang lebih akurat.[1].
Penelitian lain yang dilakukan oleh M. Abu Jihad Plaza R DKK dengan judul penelitian “Implementasi Metode Multi- Objective Optimization On The Basis Of Ratio Analysis (MOORA)”. Untuk Penentuan Agen 46 BNI Cabang Pembantu Tulang Bawang” Berdasarkan hasil penelitian ini penggunaan metode MOORA bisa membantu pihak BNI mengambil keputusan dalam menentukan Agen 46 dengan menggunakan model yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Bank BNI. Hasil perhitungan MOORA yang dibangun dengan aplikasi Borland Delphi dari sampel yang diterima menghasilkan keputusan terbaik[2].
Menurut penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Samuel Manurung yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Guru dan Pegawai Terbaik menggunakan Metode MOORA”. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode MOORA lebih cepat dan akurat dalam menyeleksi pemilihan karyawan agar mendapatkan hasil yang diharapkan untuk memilih Guru dan Pegawai Terbaik dengan menerapkan metode Multi-Objective Optimization on The Basis of Ratio Analysis (MOORA)[3].
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Chairul Fadlan DKK dengan judul penelitian “Penerapan Metode MOORA Pada Sistem Pemilihan Bibit Cabai (Kasus: Desa Bandar Siantar Kec. Gunung Malela).” Hasil penelitian menjelaskan bahwa metode MOORA bisa diterapkan pada Pemilihan Bibit Cabai menggunakan kriteria penilaian. Sehingga memperoleh hasil dari penelitian yang dilakukan, bahwa metode MOORA bisa memilih alternatif dan peringkat dengan merekomendasikan Bibit Cabai Terbaik berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.[4].
Atas dasar permasalahan tersebut, maka perlu di bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk mendukung proses pemilihan kepala mandor dengan menerapkan Metode MOORA. Penerapan Metode MOORA bisa memberikan solusi yang terbaik untuk perusahaan dalam pemilihan kepala mandor berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapka karena sangat cocok digunakan untuk pemilihan kepala mandor pada PT. PP Proyek Bendungan Lau Simeme sehingga di waktu yang mendatang metode MOORA ini dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, dilanjutkan dengan proses perangkingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif. Dalam hal ini, alternatif yang dimaksud ialah hasil dari suatu sistem berdasarkan kriteria tertentu. Sehingga menghasilkan kepala mandor yang lebih akurat dan sasaran yang lebih tepat pada PT. Proyek Bendungan Lau Simeme.
2.METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Ralp C. Davis dalam buku yang berjudul Pokok– pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan, Pengertian sistem pendukung keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pastiterhadap suatu pertanyaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.
Menurut Turban Sistem pendukung keputusan memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut [8]:
1. Dukungan untuk pengambilan keputusan, terutama pada situasi semistruktural dan tak terstruktur, dengan menyertakan penilain manusia dan informasi terkomputerisasi. Masalah – masalah tersebut tidak dapat dipecahkan oleh sistem komputer lain atau oleh metode atau alat kuanitatif standar.
2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajer ini.
3. Dukungan untuk individu dan kelompok. Masalah yang kurang tersruktur sering memerlukan keterlibatan individu dari departemen dan tingkat organisasional yang berbeda atau bahkan dari organisasi lain. SPK mendukung tim virtual melalui alat – alat web kolaboratif.
4. Dukungan untuk keputusan independen dan/atau sekuensial. Keputusan dapat dibuat satu kali atau berulang.
5. Dukungan di semua face proses pengambilan keputusan inteligensi, desain, pilihan, dan implementasi.
2.2 Kepala Mandor
Kepala mandor merupakan manajer pada line terdepan yang menentukan pencapaian hasil akhir dari suatu kegiatan. Sebagian besar masalah produktivitas dan efisiensi pekerjaan konstruksi yang perlu diperhatikan dan dikendalikan berada pada jenjang
ini. Untuk dapat mengwujudkan cakupan fungsi dan tugas yang semakin luas tersebut, wawasan dan kualifikasi mandor harus juga di tingkatkan. Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat profesional dalam rangka meningkatkan hasil karya.[6]
2.3 Metode Multi-Objective Optimization On The Basic of Ratio Analysis (MOORA)
(MOORA) adalah multiobjektif sistem mengoptimalkan dua atau lebih atribut yang saling bertentangan secara bersamaan. Metode ini diterapkan untuk memecahkan masalah dengan perhitungan matematika yang kompleks [9][8].
Langkah- langkah metode MOORA[8][7] dapat dilihat sebagai berikut:
1. Penentuan nilai matriks keputusan
Menentukan tujuan untuk mengidentifikasi atribut evaluasi yang bersangkutan.
X= (
𝑥11 𝑥12 𝑥1𝑛 𝑥21 𝑥22 𝑥2𝑛 𝑥31 𝑥23 𝑥3𝑛
) ... 1) 2. Normalisasi Matriks
Breaures (2008) menyimpulkan bahwa untuk penyebut, pilihan terbaik adalah akar kuadrat dari jumlah kuadrat dan setiap alternatif peratribut.
𝑋𝑖𝑗∗ = Xij √[∑𝑚𝑖 =1𝑋𝑖𝑗2] ... (2) 3. Mengoptimalkan Atribut
Untuk optimasi multiobjektif, ukuran yang dinormalisasi ditambakan dalam kasus maksimasi (untuk tribut yang menguntungkan) dan dikurangi dalam kasus minimasi (untuk atribut yang tidak menguntungkan).
Yi = ∑𝑚𝑗 =1 − ∑𝑛𝑗 =𝑔+1𝑋𝑖𝑗∗ ... (3) Dimana G adalah jumlah atribut yang akan dimaksimalkan
(n - g) adalah jumlah atribut yang akan diminimalkan,
yi adalah nilai penilaian yang telah dinormalisasikan dari alternatif 1 terhadap semua atribut.
Saat atribut bobot dipertimbangkan, persamaan 3 menjadi sebagai berikut:
Yi = ∑𝑗=1𝑔 Wj 𝑋𝑖𝑗∗ - ∑𝑗=𝑔+1𝑔 Wj 𝑋𝑖𝑗∗ ... (4)
Dimana: Wj adalah bobot dari 𝐽𝑡ℎ atribut, yang dapat ditentukan dengan menerapkan AHP atau metode entrophy.
4. Perangkingan Nilai Yi
Nilai Yi bisa positif atau negatif tergantung dari total maksimal dan minimal dalam matriks keputusan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisa Prosedur Penentuan Karyawan Terbaik
Pada penelitian prosedur pemilihan kepala mandor yaitu menggunakan Metode Multi-Objective Optimization by Ratio Analysis (MOORA). Dibawah ini nilai pembobotan alternatif pada setiap kriteria yang dapat kita lihat pada tabel sebelumnnya akan di peroleh data rating kecocokan yang terlihat di tabel Alternatif.
Tabel 1. Alternatif NO NAMA CALON KEPALA
MANDOR
KRITERIA
Pendidikan Lama Bekerja Absensi Uji Kompetensi Keahlian
1 Imam Rifa’i S1 5 tahun 92% 85
2 Lukman Arifin D3 4 tahun 100% 80
3 Firman Mustaqim S1 3 tahun 96% 75
4 Mohammad Ma’ruf S1 4 tahun 100% 60
5 Nurul Huda D3 4 tahun 96% 95
6 Yudi Priyanto D3 5 tahun 96% 60
7 Nofa Andriana Saputra S1 4 tahun 92% 65
8 Rendi Djoko Santoso D3 2 tahun 96% 75
9 Pungki Ardianzah S1 4 tahun 92% 45
10 Agsa Pebrianto Putra S2 2 tahun 96% 70
Tabel 2. Kriteria
ID Kriteria Keterangan Bobot Jenis C1 Pendidikan 0,20 Benefit C2 Lama Bekerja 0,25 Benefit
C3 Absensi 0,25 Benefit
C4 Uji Kompetensi 0,30 Benefit Tabel 3 . Skala Penilaian
ID Kriteria Uji Tes Kriteria Kategori Nilai
C1 Pendidikan
S2 5
S1 4
D3 3
D1 2
SMK/SMA 1
C2 Lama Bekerja
5 tahun 5 4 tahun 4 3 tahun 3 2 tahun 2 1 tahun 1
C3 Absensi
100% 5
96% 4
92% 3
88% 2
84% 1
C4 Uji Kompetensi Keahlian
86 - 100 5 71 - 85 4 56 - 70 3 41 - 55 2 36 - 40 1
Dibawah ini merupakan dari ranting kecocokan antara Alternatif dan kriteria dalam penentuan implementasi pemilihan karyawan terbaik pada PT. Dakota Buana Semesta.
Tabel 4. Rating kecocokan alternatif dan kriteria Alternatif C1 C2 C3 C4
A1 4 5 3 4
A2 3 4 5 4
A3 4 3 4 4
A4 4 4 5 3
A5 3 4 4 5
A6 3 5 4 3
A7 4 4 3 3
A8 3 2 4 4
A9 4 4 2 2
A10 5 2 4 3
Pada bagian ini di uraikan langkah-langkah penyelesaian Metode Multi-Objective Optimization On The Basic of Ratio Analysis (MOORA) dalam menentukan penyandang gelar predikat terbaik :
1. Membuat matrik keputusan X yang diambil dari tabel 8.
X =
[ 4 3 4 4 3 3 4 3 4 5
5
4
3
2
3
5
4
2
4
2
3 5
4 5 4 4 3 4 2 4
4 4 4 3 5 3 3 4 2 3]
2. Kemudian melakukan normalisasi matriks X menggunakan persamaan ke-1.
C1 =√42+ 32 + 42 + 42 + 32 + 32+ 42+ 32 + 42 + 52 =√141 = 11,87 A11 = 4/11,87 = 0,34
A21 = 3/11,87 = 0,25 A31 = 4/11,87 = 0,34 A41 = 4/11,87 = 0,34 A51 = 3/11,87 = 0,25 A61 = 3/11,87 = 0,25 A71 = 4/11,87 = 0,34 A81 = 3/11,87 = 0,25 A91 = 4/11,87 = 0,34 A101 = 5/11,87 = 0,42
C2 =√52+ 42 + 32 + 22 + 32 + 52+ 42+ 22 + 42 + 22 =√128 = 11,31 A11 = 5/11,31 = 0,44
A21 = 4/11,31 = 0,35 A31 = 3/11,31 = 0,27 A41 = 2/11,31 = 0,18 A51 = 3/11,31 = 0,27 A61 = 5/11,31 = 0,44 A71 = 4/11,31 = 0,35 A81 = 2/11,31 = 0,18 A91 = 4/11,31 = 0,35 A101 = 2/11,31 = 0,18
C3 = √32+ 52 + 42 + 52 + 42 + 42+ 32+ 42 + 22 + 42 = √158 = 12,33 A11 = 3/12,33 = 0,24
A21 = 5/12,33 = 0,41 A31 = 4/12,33 = 0,32 A41 = 5/12,33 = 0,41 A51 = 4/12,33 = 0,32 A61 = 4/12,33 = 0,32 A71 = 3/12,33 = 0,24 A81 = 4/12,33 = 0,32 A91 = 2/12,33 = 0,16 A101 = 4/12,33 = 0,32
C4 =√42+ 42 + 42 + 32 + 52 + 32+ 32+ 42 + 22 + 32 = √129= 11,36 A11 = 4/11,36 = 0,35
A21 = 4/11,36 = 0,35 A31 = 4/11,36 = 0,35 A41 = 3/11,36 = 0,26 A51 = 5/11,36 = 0,44 A61 = 3/11,36 = 0,26 A71 = 3/11,36 = 0,26 A81 = 4/11,36 = 0,35 A91 = 2/11,36 = 0,18
Hasil dari normalisasi matriks X diperoleh X*ij dibawah ini:
X*ij =
[ 0,34 0,25 0,34 0,34 0,25 0,25 0,34 0,25 0,34 0,42
0,44 0,35 0,26 0,18 0,27 0,44 0,35
0,18 0,35 0,17
0,24
0,41 0,32
0,41 0,32 0,32 0,24 0,32 0,16 0,32
0,35 0,35 0,35 0,26 0,44 0,26 0,26 0,35 0,17 0,26 ]
X wj =
[ 0,34(20) 0,25(20) 0,34(20) 0,34(20) 0,25(20) 0,25(20) 0,34(20) 0,25(20) 0,34(20) 0,42(20)
0,44(25) 0,35(25) 0,27(25) 0,18(25) 0,27(25) 0,44(25) 0,35(25)
0,18(25) 0,35(25) 0,18 (25)
0,24(25) 0,41(25)
0,32(25) 0,41(25) 0,32(25) 0,32(25) 0,24(25) 0,32(25) 0,16(25) 0,32(25)
0,352(30) 0,35(30) 0,35(30) 0,26(30) 0,44(30) 0,26(30) 0,26(30) 0,35 (30) 0,18(30) 0,26(30) ]
Hasil perkalian dengan bobot Kriteria, yaitu :
X =
[ 6,74 5,05 6,74 6,74 5,05 5,05 6,74 5,05 6,74 8,42
11,05 8,84 6,63 4,42 6,63 11,05 8,84 4,42 8,84 4,42
6,08 10,14 8,11
10,14 8,11 8,11 6,08 8,11
4,06 8,11
10,57 10,57 10,57 7,92 13,21 7,92 7,92 10,57 5,28 7,92 ]
Dengan menggunakan persamaan ke-3 ,maka dapat dihitung Yi, yang dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 8. Daftar Yi (Nilai Freferensi)
Alternatif Maximum C1+C2+C4
Minimum C3 Y (Max- Min)
A1 28,35 6,08 22,27
A2 24,46 10,14 14,32
A3 23,93 8,11 15,82
A4 19,08 10,14 8,94
A5 24,89 8,11 16,78
A6 24,03 8,11 15,91
A7 23,50 6,08 17,42
A8 20,04 8,11 11,93
A9 20,86 4,06 16,80
A10 20,76 8,11 12,65
Dari tabel hasil perhitungan diatas yaitu alternatif V1 dengan hasil nilai 22,27, maka dapat kita dilihat rangking setiap alternatif dari perhatian kriteria terhadap karyawan pada tabel berikut ini :
tabel 9. Hasil Rangking
Alternatif Hasil Rangking
A1 22,27 1
A7 17,42 2
A9 16,80 3
A5 16,78 4
A6 15,91 5
A3 15,82 6
A2 14,32 7
A10 12,65 8
A8 11,93 9
A4 8,94 10
Berdasarkan tabel diatas, maka diperoleh hasil nilai perangkingan tertinggi yaitu Suriadi (A1) dengan perolehan nilai sebesar 22,27.
4 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dibuat tentang Implementasi Sistem Pendukung Keputusan menggunakan Metode Multi- Objective Optimization by Ratio Analysis (MOORA). Maka, dapat menarik kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan ini ialah antara lain sebagai berikut :
a.
Prosedur dalam pemilihan kepala mandor menggunakan Metode Multi-Objective Optimization by Ratio Analysis (MOORA) dapat memecahkan pemilihan kepala mandor pada PT. PP Proyek Bendungan Lau Simeme yang diantarnya menggunakan Alternatif yaitu 10 orang calon kepala mandor dan 4 kriteria.b.
Penerapan Metode Multi-Objective Oprimization by Rasio Analysis (MOORA) dengan penentuan nilai matriks keputusan, Normalisasi matriks, Mengoptimalkan Atribut dan Perangkingan Nilai Yi dalam Pembobotan Perangkingan pemilihan kepala mandor dapat menghasilkan perhitungan valid yang sama dengan perhitungan manual sehingga proses pemilihan kepala mandor dapat dilakukan dengan cepat dan akurat.c.
Aplikasi yang digunakan dalam proses pemilihan kepala mandor adalah Microsoft Visual Studio 2008. Dengan menggunakkan aplikasi ini, maka dapat mempermudah pihak PT. PP Proyek Bendungan Lau Simeme melakukan pemilihan kepala mandor.REFERENCES
[1] L. Mustika, S. D. Andini, D. Juliarmanda, and N. Silalahi, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Kepala Cabang Pdam Tirtanadi
Cabang Padang Bulan Menerapkan Metode
MOORA,”J.Ris.Komput.,vol.5,no.2,pp.120123,2018,[Online].Available:http://ejurnal.stmikbudidarma.ac.id/index.php/jurikom/artic le/download/614/583.
[2] M. A. J. P. R and Haliq, “Implementasi Metode Multi Objective Optimization On The Basis Of Ratio Analysis ( MOORA ) Untuk Penentuan Agen 46 BNI Cabang Pembantu Tulang Bawang,” J. SISFOKOM (Sistem Inf. dan Komputer), vol. 10, pp. 120–125, 2021.
[3] Manurung and Samuel., “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Guru Dan Pegawai Terbaik Menggunakan Metode Moora,” vol.
1, no. 9, pp. 701–6, 2018.
[4] C. Fadlan, A. P. Windarto, and I. S. Damanik, “Penerapan Metode MOORA pada Sistem Pemilihan Bibit Cabai (Kasus: Desa Bandar Siantar Kecamatan Gunung Malela),” J. Appl. Informatics Comput., vol. 3, no. 2, pp. 42–46, 2019, doi: 10.30871/jaic.v3i2.1324.
[5] Manurung and Samuel., “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Guru Dan Pegawai TerbaikMenggunakan Metode Moora,” vol. 1, no. 9, pp. 701–6, 2018.
[6] M. A. J. P. R and Haliq, “Implementasi Metode Multi Objective Optimization On The Basis Of Ratio Analysis ( MOORA ) Untuk Penentuan Agen 46 BNI Cabang Pembantu Tulang Bawang,” J. SISFOKOM (Sistem Inf. dan Komputer), vol. 10, pp. 120–125, 2021.
[7] K. N. A. Nur, S. R. Andani, and P. Poningsih, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Operator Seluler Menggunakan Metode Multi-Objective Optimization on the Basis of Ratio Analysis (Moora),” KOMIK (Konferensi Nas. Teknol. Inf. dan Komputer), vol. 2, no. 1, pp. 305–310, 2018, doi: 10.30865/komik.v2i1.942.
[8] Alvita and S. et Al, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mekanik Sepeda Motor Terbaik Menggunakan Metode Multi Objective Optimization on The Basis of Ratio Analysis (RA)MOO,” vol. 5, no. 1, pp. 66–70, 2018.
[9] N. A. H. Lia Ciky Lumban Gaol, “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEAM LEADER SHIFT TERBAIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARAS STUDI KASUS PT. ANUGRAH BUSANA INDAH Lia,” Inf. dan Teknol. Ilm., vol. 13, no. 1, pp. 16–21, 2018.
[10] R. Kharisman Ndruru, “Penerapan Metode Additive Ratio Assessment (ARAS) dan Rank Order Centroid (ROC) Dalam Pemilihan Jaksa Terbaik Pada Kejaksaan Negeri Medan,” Semin. Nas. Teknol. Komput. Sains, pp. 367–372, 2020.
[11] M. Sri Wahyuni, A. Muhazzir, Z. Lubis, S. Annisa, B. satria, and H. Nando Winata, “Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bantuan Pada Masyarakat Desa Sawit Rejo Dengan Menggunakan Metode Multi Factor Evaluation Process (Mfep),” Cetak) Bul.
Utama Tek., vol. 14, no. 3, pp. 1410–4520, 2019.
[12] Yohanes and A. Hajjah, “Sistem Penunjang Keputusan Rekomendasi Tenaga Kerja Menggunakan Metode Multi Factor Evaluation Process ( Studi Kasus : STIKOM Pelita Indonesia ),” J. Mhs. Apl. Teknol. Komput. dan Inf., vol. 1, no. 2, pp. 110–114, 2019.
[13] M. A. Hasmi, M. Mesran, and B. Nadeak, “Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Instruktur Fitness Menerapkan Metode Additive Ratio Assessment (Aras) (Studi Kasus : Vizta Gym Medan),” KOMIK (Konferensi Nas. Teknol. Inf. dan Komputer), vol. 2, no. 1, pp. 121–129, 2018, doi: 10.30865/komik.v2i1.918.
[14] R. S. Muhammad Hanafi, Rini Elisabet Manalu, “Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Sertifikasi Guru SMK Dengan Menggunakan Metode WASPAS,” Semin. Nas. Sains Teknol. Inf., pp. 433–439, 2018, [Online]. Available: http://seminar- id.com/semnas-sensasi2018.html.