• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Panduan Praktikum IPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Buku Panduan Praktikum IPA"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Tim Penulis : Yuanita, M.Pd

Fitha Yuniarita, M.Pd

Hak Cipta Pada Penulis

Hak Penerbitan pada STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh buku ini dalam bentuk apa pun tanpa izin dari penerbit STKIP MBB PRESS

Edisi Kesatu

Cetakan Pertama, 2016

Desain

Editor : Iskandar, M.Hum

Desain Cover : Muhammad Reza Chaedar Fatach, S.T

Penerbit:

STKIP MBB PRESS

Jl. KH Ahmad Dahlan KM 4 Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Telp./fax. 0717 – 435 413, Email : stkip_mbb@ymail.com, http: www.stkipmbb.com

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Jl. KH Ahmad Dahlan KM 4 Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,

(3)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 2

IDENTITAS MAHASISWA

NAMA : ...

KELAS : ...

SEMESTER : ...

ALAMAT : ...

NOMOR TELEPON : ...

(Catatan :Apabila menemukan buku ini, harap dikembalikan pada alamat yang tertera di atas).

(4)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 3

KATA PENGANTAR KETUA

STKIP MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan izin-Nya

buku Panduan Praktikum IPA ini dapat diselesaikan.

Dewasa ini, guru Sekolah Dasar dipersyaratkan memiliki kualifikasi sesuai dengan

tuntutan profesional sebagaimana yang terdapat pada UU Nomor 20/2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, UU Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen, dan PP Nomor 19/2005

tentang Standar Nasional Pendidikan. Sejalan dengan itu STKIP Muhammadiyah Bangka

Belitung berusaha untuk terus meningkatkan profesionalisme pendidik sesuai dengan

perkembangan Sistem Pendidikan Nasional, salah satunya dengan membekali calon guru

sekolah dengan buku panduan materi yang sesuai dengan materi IPA di SD dan kurikulum

2013.

Buku panduan praktikum IPA ini berisi materi-materi praktikum bidang ilmu Fisika,

Biologi dan Kimia. Dengan ditulisnya buku panduan praktikum ini, diharapkan mampu

membantu para mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum. Mudah-mudahan dengan

tersusunnya buku panduan praktikum IPA ini, para mahasiswa dapat belajar mandiri,

mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kreatifitasnya.

Pangkalpinang, Januari 2017

Ketua STKIP MBB,

Dr.H.Asyraf Suryadin, M.Pd

(5)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 4

DAFTAR ISI

Halaman

Identitas Mahasiswa ... 1

Kata Pengantar ... 2

Daftar Isi ... 3

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar IPA SD ... 4

Tata Tertib Praktikum Laboratorium IPA STKIP MBB... 9

Ketentuan Penulisan Laporan Praktikum... 10

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium IPA ... 11

Percobaan 1. Getaran dan Bunyi ... 23

Percobaan 2. Membuat Elektromagnet ... 30

Percobaan 3. Membedakan Larutan dan Campuran ... 35

Percobaan 4. Perubahan Wujud Benda ... 41

Percobaan 5. Rangkaian Listrik Sederhana ... 47

Percobaan 6. Bagian-bagian Bunga dan Biji ... 51

Percobaan 7. Organ Tubuh Hewan ... 59

Percobaan 8. Pengolahan limbah Styrofoam dan Kulit Jeruk... 65

Percobaan 9. Fototropisme dan Transportasi pada Tumbuhan ... 71

Percobaan 10.Daur Ulang Kertas ... 76

Percobaan 11. Uji Makanan ... 82

(6)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 5

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR IPA SD

KELAS: IV

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR MATERI POKOK

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya

1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam

pengamalan ajaran agama yang dianutnya

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; obyektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi

2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan penelaahan fenomena alam secara mandiri maupun berkelompok ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

3.1 Menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan dan fungsinya

3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis mahluk hidup 3.3 Memahami hubungan antara

gaya, gerak, dan energi melalui pengamatan, serta

mendeskripsikan penerapanya dalam kehidupan sehari-hari 3.4 Membedakan berbagai bentuk

energi melalui pengamatan dan mendeskripsikan

pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari 3.5 Memahami sifat-sifat bunyi

melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indera

3.1 Bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya

3.4 Bentuk-bentuk energi dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari 3.5 Sifat-sifat bunyi dan

keterkaitan nya dengan indera pendengaran 3.6 Sifat-sifat cahaya dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

(7)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 6

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR MATERI POKOK

pendengaran

3.6 Memahami sifat-sifat cahaya melalui pengamatan dan mendeskripsikan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari 3.7 Mendeskrisikan hubungan

antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

4.1 Menuliskan hasil pengamatan tentang bentuk luar (morfologi) tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya

4.2 Menyajikan secara tertulis hasil pengamatan daur hidup

beberapa jenis mahluk hidup. 4.3 Menyajikan laporan hasil

percobaan gaya dan gerak menggunakan table dan grafik 4.4 Menyajikan hasil percobaan

atau observasi tentang bunyi 4.5 Membuat sebuah karya/model

yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya

4.6 Menyajikan laporan tentang sumberdaya alam dan pemanfaatannya oleh masyarakat

4.7 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang teknologi yang digunakan di kehidupan sehari-hari serta kemudahan yang diperoleh oleh masyarakat dengan memanfaatkan

teknologi.

4.1 Bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya 4.4 Sifat-sifat bunyi dan keterkaitan nya dengan indera pendengaran

4.5 Sifat-sifat cahaya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

4.6 Bentuk-bentuk energi dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari

4.7 Bentuk-bentuk energi dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari 4.8 Sumber daya alam dan

Pemanfaatan-nya

4.9 Hubungan sumber daya alam dengan jenis pekerjaan

KELAS: V

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya 2. Menunjukkan perilaku jujur,

disiplin, tanggung jawab, santun,

(8)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 7

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.

hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi

2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan penelaahan fenomena alam secara mandiri maupun berkelompok

3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

3.1 Mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya 3.2 Mengenal bagian tumbuhan serta

mendeskripsikan fungsinya

3.3 Mengenal organ tubuh manusia dan hewan serta mendeskripsikan fungsinya

3.4 Mengidentifikasi perubahan yang terjadi di alam, hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, dan pengaruh kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan sekitar

3.5 Mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat magnet serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

3.6 Mendeskripsikan siklus air dan dampaknya pada peristiwa di bumi serta kelangsungan mahluk hidup

3.7 Mengenal jenis hewan dari makanannya dan mendeskripsikan rantai makanan pada ekosistem di lingkungan sekitar

3.8 Mengenal sistem pernafasan hewan dan manusia serta penyakit yang berkaitan dengan pernafasan 4. Menyajikan pengetahuan faktual

dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

4.1 Membuat bagan rangka manusia beserta fungsinya

4.2 Menuliskan ide-idenya tentang pemanfaatan bagian tumbuhan di sekitarnya bagi manusia 4.3 Merancang dan membuat rangkaian seri dan

parallel menggunakan sumber arus searah 4.4 Membuat kompas sederhana untuk mendeteksi

medan magnet bumi

4.5 Membuat electromagnet sederhana dan

menggunakannya untuk mendeteksi benda-benda yang ditarik oleh magnet

4.6 Menyajikan hasil pengamatan untuk membentuk rantai makanan dan jejaring makanan dari

makhluk hidup di lingkungan sekitar yang terdiri dari karnivora, herbivora, dan omnivore

(9)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 8

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

terjadi jika permasalahan tersebut tidak diatasi 4.7 Menyajikan laporan tentang jenis penyakit yang

berhubungan dengan gangguan pada organ tubuh manusia

KELAS: VI

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya 2. Menunjukkan perilaku jujur,

disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; obyektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi

2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan penelaahan fenomena alam secara mandiri maupun berkelompok

3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

3.1 Mengidentifikasi kegunaan energi listrik, konversi energy listrik, transmisi energy listrik, dan berpartisipasi dalam penghematannya dalam kehidupan sehari-hari

3.2 Mendeskripsikan sistem tata surya, matahari sebagai pusat tata surya, serta posisi dan karakteristik anggota tata surya

3.3 Mendeskripsikan peristiwa rotasi bumi, revolusi bumi, revolusi bulan, dan peristiwa terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari

3.4 Membedakan campuran dan larutan melalui pengamatan

3.5 Memahami hubungan antara suhu, sifat hantaran, perubahan benda akibat pengaruh suhu melalui pengamatan, serta mendeskripsikan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari

3.6 Mendeskrisikan perkembangbiakan mahluk hidup 3.7 Mengidentifikasi cara makhluk hidup

menyesuaikan diri dengan lingkungan 4. Menyajikan pengetahuan faktual

dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis,

(10)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 9

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

perubahan benda akibat pengaruh suhu, serta mengidentifikasi variable bebas dan variable terikat dalam percobaan tersebut

4.3 Membuat laporan hasil percobaan tentang hantaran listrik yang mencakup pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan 4.4 Mengikuti prosedur perkembangbiakan tumbuhan

dan melaporkan hasilnya dalam bentuk tulisan 4.5 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang

(11)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 10

TATA TERTIB PRAKTIKUM LABORATORIUM IPA

1. Simpanlah tas, jaket, dan barang-barang lainnya yang tidak diperlukan di tempat yang telah disediakan

2. Lima menit sebelum kegiatan di laboratorium dimulai, peserta harus sudah berada di laboratorium.

3. Pakailah jas Praktikum laboratorium bila sedang melakukan kegiatan.

4. Dilarang menggunakan sandal dan sepatu yang licin, sepatu terbuka, atau sepatu bertumit tinggi 5. Jangan melakukan kegiatan praktikum atau eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai

bahan kimia, alat-alat dan pemakaiannya

6. Kenali semua jenis peralatan keselamatan kerja yang diperlukan sebelum melakukan eksperimen 7. Lakukanlah kegiatan sesuai petunjuk yang telah diberikan.

8. Tidak diperkenankan makan dan minum di dalam ruang laboratorium. 9. Periksalah dengan teliti semua alat-alat sebelum digunakan.

10. Mintalah petunjuk kepada pembimbing apabila ada kesulitan atau keraguan dalam melakukan kegiatan

11. Ikuti aturan penggunaan alat-alat ukur. Jangan melebihi batas maksimum dan jangan kurang dari batas minimum dari kemampuan alat ukur yang digunakan.

12. Jika menggunakan alat yang dilengkapi dengan alat bantu, gunakan sesuai dengan pasangannya (jangan dipertukarkan).

13. Bila menggunakan bahan kimia yang berbahaya, mintalah petunjuk lebih dahulu kepada pembimbing.

14. Bila bekerja dengan senyawa beracun atau reaksi yang menghasilkan gas yang berbahaya hendaknya dilakukan di lemari asam dan pakailah alat pelindung seperti masker, sarung tangan dan kaca mata.

15. Perhatikan cara membawa alat jika alat itu perlu dipindahkan. 16. Bersihkan dan keringkan alat-alat yang telah selesai dipergunakan. 17. Tidak diperbolehkan mencium bahan kimia secara langsung

18. Dilarang menghisap bahan kimia dengan menggunakan mulut, namun gunakan bola karet pipet 19. Kran air, gas, dan api harus ditutup setelah selesai dipergunakan

20. Jangan membuang sampah atau limbah padat ke dalam bak pencuci. Buanglah secara terpisah sampah/limbah padat seperti kaca, sobekan kain, kertas, logam, dan lain sebagainya dalam tempat yang khusus.

21. Limbah cair dapat dibuang di bak pencuci setelah dinetralkan terlebih dahulu dengan air yang cukup banyak.

22. Kecelakaan apapun yang terjadi, hendaknya segera dilaporkan kepada pembimbing.

SANKSI – SANKSI:

1. Terlambat datang tanpa alasan, tidak bisa mengikuti praktikum 2. Terlambat pengumpulan laporan resmi, mengurangi nilai laporan

3. Merusak/memecahkan/menghilangkan segala peralatan laboratorium wajib untuk mengganti 4. Jika terdapat pelanggaran lain yang belum diatur dalam tata tertib, dosen berhak memberikan

sanksi sesuai kebijaksanaanya

(12)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 11

KETENTUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM

1. Laporan Kelompok di tulis tangan, pada buku double polio dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

2. Laporan perorangan (panduan praktikum) di tulis tangan dan dikumpulkan pada hari kegiatan praktikum berlangsung setelah pelaksanaan praktikum.

3. Format laporan kelompok:

JUDUL PRAKTIKUM

A. Tujuan Praktikum

... ... B. Dasar Teori

... ... C. Alat dan Bahan Praktikum

... ... D. Langkah Praktikum

... ... E. Hasil Pengamatan

... H. Daftar Pustaka

... Persiapan Dasar

Teori

Hasil Pengamatan

(13)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 12

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI LABORATORIUM IPA

TUJUAN

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan anda dapat

1. Mengetahui dan menguasai dasar-dasar tentang kesehatan dan keselamatan kerja di Laboratorium

2. Dapat mendesain upaya-upaya dalam rangka menjaga keselamatan dan kesehatan kerja di Laboratorium

PENDAHULUAN

Laboratorium merupakan tempat dimana mahasiswa, dosen, peneliti melakukan percoban. Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia, perlatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Kecelakan terjadi karena kelalaian atau kecerobohan kerja dapat membuat praktikan cidera atau orang-orang yang disekitarnya cidera. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi setiap peneliti/praktikan yang sadar akan kepentingan akan kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja.

(14)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 13

laboratorium, untuk itu perlu dibuat peraturan-peraturan dan prosedur yang ditetapkan dan harus ditaati selalu pada setiap kegiatan di dalam laboratorium.

MENGENALI POTENSI BAHAYA

Dalam pekerjaan sehari-hari petugas laboratorium IPA selalu dihadapkan pada bahaya-bahaya tertentu, misalnya bahaya-bahaya infeksius, reagensia yang toksik, peralatan listrik maupun gelas yang digunakan secara rutin. Secara garis besar bahaya yang dihadapi dalam laboratorium dapat digolongkan dalam :

1. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau meledak.

2. Bahan beracun, korosif dan kaustik 3. Bahaya radiasi

4. Luka bakar

5. Syok akibat aliran listrik

6. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam 7. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit.

Pada umumnya bahaya tersebut dapat dihindari dengan usaha-usaha pengamanan, antara lain denganpenjelasan, peraturan serta penerapan disiplin kerja. Beberapa peristiwa yang pernah terjadi di laboratorium dapat merupakan cermin bagi setiap orang untuk meningkatkan kewaspadaannya ketika bekerja di laboratorium. Peristiwa-peristiwa tersebut kadang-kadang terlalu pahit untuk dikenang, namun meninggalkan kesan pendidikan yang baik, agar tidak melakukan kesalahan dua kali pada peristiwa yang sama.

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di laboratorium IPA dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di laboratorium IPA secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan.

Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium:

1. Aman

Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.

2. Mudah dicari

(15)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 14

3. Mudah diambil

Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.

Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan, golongan percobaan dan bahan pembuat alat :

1. Pengelompokan alat – alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti : Gaya dan Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu, dan Alat reparasi.

2. Pengelompokan alat – alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti : Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.

3. Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti : logam, kaca, porselen, plastik dan karet.

Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan ke dalam kelompok bahan yang banyak digunakan. Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal – hal di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang lampu yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap kering dan mencegah tumbuhnya jamur.

2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang. 3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker

glass.

4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak melebihi tinggi bahu.

5. Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun 6. menurut abjad.

7. Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia yang mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.

Cara menyimpan bahan laboratorium IPA

Cara menyimpan bahan laboratorium IPA dengan memperhatikan kaidah penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat laboratorium. Sifat masing- masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti :

1. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik. 2. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca. 3. Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung, sebaiknya disimpan

(16)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 15

4. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya. 5. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar dan dapat

pula menggunakan botol berkran. Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya saja sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum disimpam dalam botol kecil, jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya bahan dalam botol induk karena bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau tidak murni lagi.

6. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing- masing bahan.

Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya

Mengelompokkan bahan kimia berbahaya di dalam penyimpanannya mutlak diperlukan, sehingga tempat/ruangan yang ada dapat di manfaatkan sebaik- baiknya dan aman. Mengabaikan sifat-sifat fisik dan kimia dari bahan yang disimpan akan mengandung bahaya seperti kebakaran, peledakan, mengeluarkan gas/uap/debu beracun, dan berbagai kombinasi dari pengaruh tersebut.Penyimpanan bahan kimia berbahaya sebagai berikut : 1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)

Bahan ini dalam kondisi normal atau dalam kondisi kecelakaan ataupun dalam kondisi kedua-duanya dapat berbahaya terhadap kehidupan sekelilingnya. Bahan beracun harus disimpan dalam ruangan yang sejuk, tempat yang ada peredaran hawa, jauh dari bahaya kebakaran dan bahan yang inkompatibel (tidak dapat dicampur) harus dipisahkan satu sama lainnya.

Jika panas mengakibatkan proses penguraian pada bahan tersebut maka tempat penyimpanan harus sejuk dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena sinar matahari langsung dan jauh dari sumber panas.

2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)

Beberapa jenis dari bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat bereaksi dahsyat dengan uap air. Uap dari asam dapat menyerang/merusak bahan struktur dan peralatan selain itu beracun untuk tenaga manusia. Bahan ini harus disimpan dalam ruangan yang sejuk dan ada peredaran hawa yang cukup untuk mencegah terjadinya pengumpulan uap. Wadah/kemasan dari bahan ini harus ditangani dengan hati-hati, dalam keadaan tertutup dan dipasang label. Semua logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan adanya kerusakan yang disebabkan oleh korosi.

Penyimpanannya harus terpisah dari bangunan lain dengan dinding dan lantai yang tahan terhadap bahan korosif, memiliki perlengkapan saluran pembuangan untuk tumpahan, dan memiliki ventilasi yang baik. Pada tempat penyimpanan harus tersedia pancaran air untuk pertolongan pertama bagi pekerja yang terkena bahan tersebut. 3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)

(17)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 16

a) Disimpan pada tempat yang cukup dingin untuk mencegah penyalaan tidak sengaja pada waktu ada uap dari bahan bakar dan udara

b) Tempat penyimpanan mempunyai peredaran hawa yang cukup, sehingga bocoran uap akan diencerkan konsentrasinya oleh udara untuk mencegah percikan api c) Lokasi penyimpanan agak dijauhkan dari daerah yang ada bahaya kebakarannya d) Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang

mudah menjadi panas dengan sendirinya atau bahan yang bereaksi dengan udara atau uap air yang lambat laun menjadi panas.

e) Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dicapai f. Singkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan

f) Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok

g) Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi alat deteksi asap atau api otomatis dan diperiksa secara periodik

4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)

Terhadap bahan tersebut ketentuan penyimpananya sangat ketat, letak tempat penyimpanan harus berjarak minimum 60[meter] dari sumber tenaga, terowongan, lubang tambang, bendungan, jalan raya dan bangunan, agar pengaruh ledakan sekecil mungkin. Ruang penyimpanan harus merupakan bangunan yang kokoh dan tahan api, lantainya terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan loncatan api, memiliki sirkulasi udara yang baik dan bebas dari kelembaban, dan tetap terkunci sekalipun tidak digunakan. Untuk penerangan harus dipakai penerangan alam atau lampu listrik yang dapat dibawa atau penerangan yang bersumber dari luar tempat penyimpanan. Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat bangunan yang didalamnya terdapat oli, gemuk, bensin, bahan sisa yang dapat terbakar, api terbuka atau nyala api. Daerah tempat penyimpanan harus bebas dari rumput kering, sampah, atau material yang mudah terbakar, ada baiknya memanfaatkan perlindungan alam seperti bukit, tanah cekung belukar atau hutan lebat.

5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)

Bahan ini adalah sumber oksigen dan dapat memberikan oksigen pada suatu reaksi meskipun dalam keadaan tidak ada udara. Beberapa bahan oksidator memerlukan panas sebelum menghasilkan oksigen, sedangkan jenis lainnya dapat menghasilkan oksigen dalam jumlah yang banyak pada suhu kamar. Tempat penyimpanan bahan ini harus diusahakan agar suhunya tetap dingin, ada peredaran hawa, dan gedungnya harus tahan api. Bahan ini harus dijauhkan dari bahan bakar, bahan yang mudah terbakar dan bahan yang memiliki titik api rendah.

(18)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 17

KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

Kecelakaan dapat terjadi dalam setiap kegiatan manusia. Kecelakaan merupakan suatu kejadian di luar kemamapuan manusia, terjadi dalam sekejap dan dapat menimbulkan kerusakan baik jasmani maupun jiwa. Kegiatan yang membahayakan sering terjadi di laboratorium, tetapi hal ini tidak harus membuat kita takut untuk melakukan kegiatan di laboratorium.

1. Sumber Terjadinya Kecelakaan

Terjadinya kecelakaan dapat disebakan oleh banyak hal, tetapi dari analisis terjadinya kecelakaan menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah sebab- sebab terjadinya kecelakaan di laboratrorium :

a. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium.

b. Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium dan juga kurangnya pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan laboratorium.

c. Kurangnya bimbingan terhadap mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan laboratorium.

d. Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan pelindung kegiatan laboratorium.

e. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus ditaati.

f. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.

g. Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.

h. Terjadinya kecelakaan di laboratorium dapat dikurangi sampai tingkat paling minimal jika setiap orang yang menggunakan laboratorium mengetahui tanggung jawabnya.

2. Kecelakaan yang Sering Terjadi di Laboratorium a. Luka bakar

b. Luka karena benda tajam dan benda tumpul c. Cedera pada mata, seperti : - kelilipan (benda kecil masuk mata)

- luka di mata - luka kelopak mata

- tersiram bahan kimia d. Keracunan

3. Perlengkapan Keselamatan Kerja

Perlengkapan keselamatan dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu :

a. Perlengkapan yang digunakan untuk perlindungan diri dan alat-alat laboratorium dalam kasus darurat dan peristiwa yang tidak biasa.

(19)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 18

Dalam bekerja juga perlu menggunakan perlengkapan keselamatan pribadi sebagai

perlindungan untuk mencegah luka jika terjadi kecelakaan. Beberapa perlengkapan pribadi yang biasa digunakan adalah:

a. Jas laboratorium, untuk mencegah kotornya pakaian.

b. Pelindung lengan, tangan, dan jari untuk perlindungan dari panas, bahan kimia, dan bahaya lain.

c. Pelindung mata digunakan untuk mencegah mata dari percikan bahan kimia. d. Respirator dan lemari uap.

e. Sepatu pengaman, untuk menghindari luka dari pecahan kaca dan tertimpanya kaki oleh benda-benda berat.

f. Layar pelindung digunakan jika kita ragu akan terjadinya ledakan dari bahan kimia dan alat-alat hampa udara.

PENANGANAN KEBAKARAN DI LABORATORIUM

Di laboratorium sangat mungkin terjadi kebakaran. Kebakaran dilaboratorium dapat disebabkan oleh arus pendek, pemanasan zat yang mudahterbakar atau kertas yang berserakan di atas meja pada saat ada api. Untuk menghindari hal tersebut lakukan hal berikut.

a. Hindari penggunaan kabel yang bertumpuk pada satu stop kontak

b. Gunakan penangas bila hendak memanaskan zat kimia yang mudah terbakar c. Bila hendak bekerja dengan menggunakan pembakaran (api) jauhkan alat/bahan yang mudah terbakar (misal kertas, alkohol) dan bagi siswa perempuan yang berambut panjang untuk diikat

c. Gunakan alat pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran Diitinjau dari aspek kimia, api merupakan proses oksidasi gas yangberlangsung “hebat” sambil melepaskan energi yang cukup besar sehinggagas yang bereaksi tersebut memancarkan cahaya.

Api atau kebakaran dapat terjadi jika tiga faktor berada secara bersamaan pada suatu saat. Ketiga faktor tersebut adalah:

Bahan bakar, yaitu bahan yang dapat bereaksi hebat dengan oksigen, yang menimbulkan gejala berupa api. Bahan bakar dapat berupa zat padat, zat cair, atau gas.

a. Oksigen, biasanya dari udara ( 1/5 bagian udara adalah oksigen) tetapi dapat juga berasal dari bahan kimia yang bereaksi sambil menghasilkan oksigen. Oksigen inilah yang

nantinya bersenyawa (bereaksi) dengan bahan bakar, jika suhu mencapai tinggi tertentu. Tanpa oksigen, kebakaran tidak dapat terjadi.

(20)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 19

Ketiga faktor tersebut di atas disebut sebagai “Segitiga api”. Berdasarkan konsep segitiga api, maka untuk memadamkan apiadalah menghilangkan salah satu (atau lebih dari satu) dari ketiga faktor yangmemungkinkan api itu ada, yaitu:

a. Menghentikan pasokan bahan bakar

b. Menurunkan suhu sampai di bawah suhu penyulutan

c. Menghentikan pasokan oksigen Bila di laboratorium terjadi kebakaran, harus segera diatasi dengan caraseksama dan jangan panik. Gunakan alat pemadam kebakaran yang telah disediakan.

Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Jika baju/pakaian yang terbakar, korban harus merebahkan dirinya sambil berguling-guling. Jika ada selimut tutuplah pada apinya agar cepat padam. Jangan sekali-kali membiarkan korban berlari-lari karena akan memungkinkan terjadinya kebakaran yang lebih besar.

2) Jika terjadi kebakaran kecil, misalnya terbakarnya larutan dalam gelas kimia atau dalam penangas, tutuplah bagian yang terkena api dengan karung atau kain basah. 3) Jika terjadi kebakaran yang besar, gunakan alat pemadam kebakaran.

4) Kemudian sumber-sumber yang dapat menimbulkan api, misalnya listrik, gas, kompor, agar segera dimatikan dan jauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar. 5) Jika terjadi kebakaran karena zat yang mudah terbakar (pelarut organik) untuk

mematikan jangan menggunakan air, karena hal itu akan menyebabkan apinya lebih besar dan menyebar mengikuti air. Untuk mematikannya gunakanlah pasir atau tabung pemadam kebakaran.

Klasifikasi Kebakaran Kebakaran dapat digolongkan menjadi 4 kelas, yaitu:

1) KELAS A, merupakan jenis kebakaran yang melibatkan bahan- bahan “biasa” yang mudah terbakar seperti kayu, kertas, karet dan plastic

2) KELAS B, merupakan jenis kebakaran yang melibatkan bahan yang mudah terbakar, meliputi cairan, seperti minyak tanah, bensin, alkoholc.

3) KELAS C, kebakaran yang disebabkan oleh arus listrik

4) KELAS D, kebakaran berasal dari logam (metal) yang mudah terbakar seperti natrium, kalium, dan magnesium.

Jenis- jenis Pemadam Kebakaran

(21)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 20

kebakaran dariberbagai sifat bahan yang terbakar yang disebut dengan alat pemadam“Multy purpose”. Model alat pemadam kebakaran jenis tabung, dapat dilihat pada tayangan power point.

Beberapa jenis alat pemadam kebakaran dari jenis lain:

a. Pemadam Kebakaran Jenis Air. Pemadam jenis air ini bekerja atas dasar pendinginan. Suhu benda yang terbakar dapat diturunkan. Bentuk yang sederhana dari pemadam kebakaran jenis air ini adalah air yang disiramkan dengan menggunakanember. Akan tetapi ada pula alat pemadam kebakaran jenis air yang tersimpan dalam tabung atau silinder. Tabung itu berisi kira-kira 10 literair. Di dalam tabung atau silinder itu terdapat silinder lain yang berisi karbondioksida yang bertekanan. Pada waktu digunakan silinder yangberisi karbondioksida itu dibocorkan dengan jalan ditusuk sehingga karbondioksida akan mendesak air dan air akan keluar dengan deras. Sekali dijalankan, semprotan air itu tidak dapat dihentikan dan alat ini bersifat sekali pakai. Ada pula alat pemadam kebakaran jenis air yang menggunakan larutan natrium bikarbonat (NaHCO3) yang disimpan dalam tabung logam. Dalam tabung logam itu terdapat pula asam sulfat yang ditempatkan dalam satu wadah. Pada waktu digunakan, asam sulfat bereaksi dengan natrium bikarbonat dan menimbulkan karbondioksida. Karbondioksida ini yang mendesak dan menyemprotkan air (larutan) itu keluar melalui selang (pipa).

b. Pemadam kebakaran Jenis Karbondioksida. Pemadam kebakaran jenis ini bekerja atas dasar mengurangi persediaan oksigen. Karena massa jenis gas karbondioksida lebih besar daripada massa jenis udara, maka gas ini dapat membentuk suatu selimut yang mencegah bahan berhubungan dengan udara (oksigen).Tabung pemadam ini dilengkapi dengan penyalur/selang gas yangujungnya berbentuk corong yang terbuat dari plastik/karet. Melaluicorong ini gas diarahkan ke api yang hendak dipadamkan. Semprotangas karbondioksida ini sangat dingin dan dapat membekukan uap air di udara yang melewati gas itu, sehingga terbentuk sejenis kabut putih.,kabut ini berfungsi menghalangi oksigen berhubungan dengan bahan bakar.

c. Pemadam Kebakaran Jenis Busa. Alat pemadam kebakaran ini mengandung larutan bahan-bahanyang bila bercampur/bereaksi dapat menimbulkan busa. Busa ini yangdapat menghalangi udara (oksigen) berhubungan dengan bahan bakar.Dalam hal ini terjadi sedikit pendinginan agar berhasil memadamkan api,dalam pelaksanaannya lapisan busa yang menutupi api tidak terputus-putus. Jadi bahan bakar itu betul-betul terselimuti dengan lapisan busa,sehingga bahan bakar dapat terisolasi dari oksigen di udara.

(22)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 21

karena picu ditekan. Pemanasan terhadap natrium bikarbonat oleh api yang adamenyebabkan terjadinya karbondioksida. Persamaan Reaksi: 2

NaHCO3 Na2CO3 + H2O + CO2Catatan:“Siapkan pasir dalam ember di laboratorium kimia untuk digunakan sewaktu- waktu ketika diperlukan”

e. Pemadam Kebakaran Jenis Selimut. Selimut yang paling sederhana yang dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran adalah karung/kain basah. Selimut ini ditutupkan pada nyala api yang hendak dipadamkan, dengan demikian penyediaan oksigen dihentikan. Selain karung/kain dapat pula digunakan bahan serat yang tahan api. Selimut pemadam kebakaran, kebanyakan terbuat dari bahan kaca serat (fiber glass) yang bersifat agak lemas. Selimut yang terbuat dari asbes tidak digunakan lagi karena dapat menimbulkan kanker jika terhirup serat-seratnya.

Mengoperasikan alat Pemadam Kebakaran Jenis Tabung

Perlu diketahui bahwa alat-alat pemadam kebakaran yang telah dibahas hanya mampu memadamkan kebakaran-kebakaran kecil sajadan sekali pakai. Kebakaran besar harus ditangani oleh unit-unit pemadam kebakaran. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam mengoperasikan alat pemadam kebakaran jenis tabung, sebagai berikut. a. Alat Perangkat tabung pemadam kebakaran jenis multy purpose terbuat dari

logam dengan komponen pemadan kebakaran sebagai berikut;

1) tabung, tempat menyimpan serbuk zat, di dalamnya terdapat pula tabung gas yang berisi CO2

2) alat picu

3) kunci pengaman 4) selang karet/plastik .

b. Bahan Tabung pemadam kebakaran berisi serbuk Natriumbikarbonat ( NaHCO3), dan gas karbondioksida (CO2 ).

c. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Hati-hati ketika menggunakan alat pemadan, karena serbuk yang dikeluarkan dapat menyebabkan iritasi pada mata maupun hidung.

d. Langkah Kerja;

1) Lepaskan selang karet dari dinding tabung alat pemadam. Melepas selang karet dinding tabung alat pemadam kebakaran

2) Cabut kunci pengaman pada tabung alat pemadam. Melepas kunci 3) pengaman tangkai alat pemadam kebakaran

4) Arahkan selang pada titik apinya. Mengarahkan selang pada titik api 5) Tekan picu tabung bersamaan dengan arah selang sambil badan bergerak

memutar mengelilingi api. Menekan picu tabung alat pemadam kebakaran 6) Menggunakan pemadam jenis selimut. Menggunakan model selimut alat

(23)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 22

Memilih Pemadam Sesuai Dengan jenis/kelas Kebakaran

1. Jenis kebakaran kelas A disebabkan bahan yang terbakar mengandung karbon, seperti kayu, kertas, plastik, dan karet. Untuk mengatasinya gunakan alat pemadam kebakaran air, serbuk kering atau selimut api, tetapi jangan menggunakan air jika ada resiko bahaya listrik.

2. Jenis kebakaran kelas B disebabkan bahan yang terbakar berasal dari bahan yang mudah terbakar meliputi zat cair, misalnya: minyak tanah, bensin, alkohol. Untuk mengatasinya gunakan pemadam kebakaran jenis busa, karbondioksida, serbuk kering, selimut api atau pasir. Jangan menggunakan busa jika ada kemungkinan resiko bahaya listrik dan jangan sekali-kali menggunakan air.

3. Jenis kebakaran kelas C disebabkan listrik untuk mengatasinya pertama matikan saklar utama dengan maksud menghentikan arus yang mengalir melalui saklar. Selanjutnya gunakan pemadam jenis karbondioksida. Jangan sekali-kali menggunakan air, sebab air adalah penghantar listrik sehingga akan membahayakan bagi penolong kebakaran. 4. Kebakaran kelas D disebabkan oleh bahan yang terbakar meliputi logam (metal)

misalnya natrium, kalium, dan magnesium. Untuk mengatasinya gunakan pasir atau selimut api.

Pokok- pokok Tindakan PPPK

Pertolongan pertama pada kecelakaan dimaksudkan untuk memberikan perawatan darurat bagi korban sebelum pertolongan yang lebih lanjut diberikan oleh dokter. Tindakan yang diambil dalam PPPK tidak dimaksudkan untuk memberikan pertolongan sampai selesai. Hal-hal yang belum dapat diselesaikan harus diserahkan kepada dokter. Namun demikian usaha yang dilakukan dalam PPPK harus semaksimal mungkin dan ditujukan untuk :

1. Menyelamatkan jiwa korban.

2. Meringankan penderitaan korban serta mencegah terjadinya cedera yang lebih parah. 3. Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan yang lebih pasti dapat

diberikan.

Kecelakaan biasanya dating ketika kita tidak siap menghadapinya. Kekagetan yang ditimbulkan oleh peristiwa mendadak itu dan rasa takut melihat akibatnya membuat orang cepat panik. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan tindakan PPPK, yaitu:

1. Jangan panik tidak berarti boleh lamban. Bertindaklah cekatan tetapi tetap tenang. 2. Perhatikan pernafasan korban. Jika terhenti segera kerjakanlah pernafasan buatan dari

mulut ke mulut. 3. Hentikan pendarahan.

4. Perhatikan tanda-tanda shock.

(24)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 23

Penanganan Limbah Laboratorium

Untuk membuang limbah laboratorium, yang mungkin berbeda pada tempat yang berbeda pula, cara yang sesuai bergantung pada tipe percobaan yang dilakukan dan bahan kimia yang digunakan. Tetapi beberapa tipe limbah berbahaya yang dihasilkan tidak dapat dibuang dalam bentuk aslinya dan harus diolah terlebih dahulu. Dengan bantuan proses yang sesuai, limbah tersebut dapat dihilangkan sifat racunnya di tempat bahan tersebut dihasilkan. Keuntungan dari penghilangan sifat racun juga mengurangi resiko kontaminasi pada pekerja yang tidak berpengalaman dalam menanganinya bila terjadi kecelakaan dengan limbah ini, oleh karena itu hal ini juga untuk menghindari resiko terhadap kontaminasi lingkungan. Aturan umum untuk penanganan limbah berbahaya adalah menghindari resiko yang membahayakan terhadap manusia dan lingkungan baik selama penyimpanan, pengangkutan dan pembuangan bahan-bahan tersebut.

PENUTUP

Secara umum beberapa peristiwa yang pernah terjadi di laboratorium dapat merupakan cermin bagi setiap orang untuk meningkatkan kewaspadaannya ketika bekerja di laboratorium. Peristiwa-peristiwa tersebut kadang-kadang terlalu pahit untuk dikenang, namun meninggalkan kesan pendidikan yang baik, agar tidak melakukan kesalahan dua kali pada peristiwa yang sama. Oleh karena itu, untuk mengurangi bahaya yang terjadi, setiap pengguna laboratorium (mahasiswa, dosen, peneliti dan sebagainya) harus melakukan pekerjaannya menurut praktek laboratorium yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

Jahya, Ranawidjaja. 1998. Panduan Pengelolaan Laboratorium IPA. Bhratara: Jakarta.

Suraya. 1988. Pedoman Penggunaan Laboratorium IPA SMP-SMA. Bhratara: Jakarta.

(25)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 24

PRAKTIKUM 1 GETARAN DAN BUNYI

Kompetensi Inti:

4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar:

4.4Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi

Tujuan Praktikum:

Menentukan intensitas dan kuat lemah bunyi

Dasar Teori:

Bunyi adalah sesuatu yang dapat didengar. Sumber bunyi adalah sumber getar. Semua getaran menimbulkan bunyi.

Kuat lemah bunyi disebut Intensitas Bunyi. Kuat lemah bunyi ditentukan oleh besar amplitudo (A). Amplitudo besar suara yang terdengar keras, dengan amplitudo kecil suara yang terdengar lemah.

Tinggi rendah bunyi terjadi karena frekuensi bunyi (f). Frekuensi bunyi ditunjukkan oleh cepat atau lambatnya getaran. Jika getaran cepat maka frekuensinya besar sehingga bunyi yang terdengar lebih nyaring atau lebih tinggi. Dengan getaran lambat maka frekuensi kecil sehingga bunyi yang terdengar lebih rendah.

Dengan frekuensi kurang dari 20 Hz, bunyi tidak terdengar, bunyi disebut bunyi infra. Bunyi frekuensi sekitar 20.000 Hz ke atas bunyi tidak terdengar, bunyi ini disebut bunyi ultra. Bunyi ultra digunakan melihat dalam tubuh manusia dengan alat USG atau ultrasonografi.

Alat dan Bahan:

1. Penggaris; Penggaris lentur berbahan plastik 30 cm (2 buah), penggaris berbahan kayu (ketebalan sama dengan penggaris lentur berbahan plastik) 30 cm (2 buah), dan penggaris bahan logam sepanjang 30 cm (2 buah)

2. Meja

Langkah-langkah praktikum:

1. Letakkan penggaris dengan panjang 15 cm diukur dari pinggir meja ke bagian yang tidak menempel pada meja, lakukan secara bergantian dari tiga macam penggaris.

2. Mintalah salah satu teman sekelompokmu menahan penggaris yang berada di atas meja agar tidak bergerak atau bergeser.

(26)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 25

5. Ulangi langkah 1 sampai 3 untuk penyimpangan ujung penggaris yang lebih pendek dan lebih panjang.

6. Ulangi langkah 1 sampai 3 untuk panjang penggaris yang berbeda jika diukur dari pinggir meja ke bagian yang tidak menempel pada meja.

7. Buatlah tabel data percobaan untuk mentabulasi data

Tabel Pengamatan 1:

Panjang penggaris plastik dari pinggir meja

Penyimpangan ujung penggaris yang tidak berada di atas meja

Bunyi yang dari pinggir meja

Penyimpangan ujung penggaris yang tidak berada di atas meja

Bunyi yang dari pinggir meja

Penyimpangan ujung penggaris yang tidak berada di atas meja

(27)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 26

Tabel Pengamatan 2:

Penyimpangan ujung penggaris plastik yang tidak berada di

atas meja

Panjang penggaris lentur dari pinggir meja

Bunyi yang Tinggi Rendah

5 cm penggaris kayu yang tidak berada di atas

meja Tinggi Rendah

5 Cm penggaris logam yang tidak berada di atas

meja Tinggi Rendah

(28)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 27

Masalah untuk diskusi dan Pembahasan

1. Berdasarkan percobaan, apa yang menyebabkan munculnya bunyi?

... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

2. Pada percobaan, apa yang menjadi sumber bunyi?

... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

3. Apakah besarnya penyimpangan ujung bilah mempengaruhi bunyi yang dihasilkan? ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

4. Bagian mana dalam percobaan yang menunjukkan adanya amplitudo?

(29)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 28

... ... ... ... ... ...

5. Apakah panjang bilah yang tidak berada di meja berpengaruh terhadap bunyi yang terdengar?

... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

6. Bagian mana pada percobaan yang menunjukkan adanya frekuensi?

... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

7. Apakah ketiga bahan penggaris memiliki perbedaan, jelaskan!

(30)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 29

8. Tentukan kesimpulan dari percobaaan yang telah dilaksanakan

... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Referensi

Supriyadi. 2006. Percobaan IPA Fisika Sederhana dan Konseptual. Yogyakarta: Pustaka Sains Tempelsari.

KUISIONER PENILAIAN PETUNJUK PRAKTIKUM

Judul Praktikum: Getaran dan Bunyi

A. Berilah tanda Ceklish(√) pada pertanyaan di bawah ini:

No Aspek Sangat Baik Baik Cukup Kurang

1. Tata bahasa pada petunjuk praktikum mudah dipahami 2. Komponen-komponen

pada petunjuk praktikum lengkap dan jelas

3. Praktikum mudah untuk dilaksanakan di kelas

4. Praktikum yang dilaksanakan bisa dikembangkan ke depannya

(31)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 30

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini:

1. Tuliskan hambatan yang dirasakan selama melakukan praktikum ini!

... ... ... ... ... ... ...

2. Berikan masukan pada petunjuk praktikum di pertemuan ini!

(32)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 31

PRAKTIKUM 2

MEMBUAT ELEKTROMAGNET

Kompetensi Inti:

25Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar:

4.5Membuat elektromagnet sederhana dan menggunakannya untuk mendeteksi benda-benda yang ditarik oleh magnet.

Tujuan Praktikum:

Membuat elektromagnet sederhana

Dasar Teori:

Paku besi bukan magnet, namun dapat dibuat menjadi magnet dengan melilitkan paku dengan kawat dan mengalirkannya dengan arus listrik. Magnet yang dibuat dengan listrik ini diberi nama elektromagnetik atau magnet listrik. Banyaknya lilitan kawat pada paku menentukan besarnya kemagnetan dari magnet listrik.

Alat dan Bahan:

1. Tiga buah paku besi besar

2. Kawat tembaga ukuran sedang sepanjang 15 cm, 35 cm, dan 55 cm 3. Tiga buah batu baterai AA 1,5 volt

4. Paku kecil 30 buah

Langkah-langkah praktikum:

1. Pegang paku besar dan tempelkan pada paku kecil 2. Amati apakah paku kecil menempel pada paku besar

3. Lilitkan tiga paku besar dengan kawat yang berbeda jumlah lilitannya

4. Ketiga paku yang sudah dililit kawat dirangkai dengan baterai secara seri dengan menempelkan kedua ujung kawat di kutub-kutub baterai (+,-).

5. Ambil segenggam paku kecil dan didekatkan pada paku besar.

(33)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016

Jumlah paku kecil yang

tertempel

1. Paku Besi Besar 1 15 cm ... ...

2. Paku Besi Besar 2 35 cm ... ...

3. Paku Besi Besar 3 55 cm ... ...

Masalah untuk diskusi dan Pembahasan

1. Sebelum paku dililitkan dengan kawat tembaga dan dihubungkan pada baterai, apakah

paku kecil bisa menempel pada paku besar?

...

dengan kawat tembaga dan dihubungkan pada baterai tersebut?

(34)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 33

... ... ... ...

3. Siapa yang berfungsi sebagai arus listrik dalam percobaan tersebut, jelaskan?

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

4. Jelaskan adakah perbedaan jumlah paku kecil yang menempel pada ketiga paku besar?

(35)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 34

5. Jelaskan hubungan antara paku besar, paku kecil, baterai dan jumlah lilitan kawat

tembaga dalam percobaan tersebut!

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

6. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan yang telah dilakukan!

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Referensi

Supriyadi. 2006. Percobaan IPA Fisika Sederhana dan Konseptual. Yogyakarta: Pustaka Sains Tempelsari.

(36)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 35

KUISIONER PENILAIAN PETUNJUK PRAKTIKUM

Judul Praktikum: Membuat Elektromagnet

A. Berilah tanda Ceklish(√) pada pertanyaan di bawah ini:

No Aspek Sangat Baik Baik Cukup Kurang

1. Tata bahasa pada petunjuk praktikum mudah dipahami 2. Komponen-komponen

pada petunjuk praktikum lengkap dan jelas

3. Praktikum mudah untuk dilaksanakan di kelas

4. Praktikum yang dilaksanakan bisa dikembangkan ke depannya

5. Alat dan bahan yang digunakan mudah untuk didapat

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini:

1. Tuliskan hambatan yang dirasakan selama melakukan praktikum ini!

... ... ... ... ... ... ...

2. Berikan masukan pada petunjuk praktikum di pertemuan ini!

(37)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 36

PRAKTIKUM 3

MEMBEDAKAN LARUTAN DAN CAMPURAN

Kompetensi Inti:

4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar:

4.1Merancang dan melaksanakan percobaan untuk membedakan campuran dan larutan menggunakan bahan yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari

Tujuan Praktikum:

Mengamati perbedaan larutan dan campuran.

Dasar Teori:

Campuran adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan masih memiliki

sifat-sifat zat aslinya. Dengan kata lain campuran adalah zat yang terdiri dari beberapa zat

penyusun dan masih dapat dipisahkan antara partikel-partikel campuran menggunakan reaksi

kimia biasa. Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Jadi campuran

merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat berlainan atau lebih menjadi

satu zat fisik tiap zat dalam campuran ini tetap mempertahankan sifat-sifat aslinya. Campuran

dibedakan menjadi 2, yaitu;

a. Campuran homogen disebut juga larutan adalah campuran dua zat atau lebih yang

memiliki susunan yang sama sehingga sulit dibedakan antar komponen zat. Ukuran

partikel larutan sangat kecil, kurang dari 1 mm, sehingga tidak dapat dilihat dengan

menggunakan mikroskop ultra sekalipun dan tidak dapat dibedakan antara zat terlarut dan

medium pelarutnya. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat)

terlarut atau solute, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain

dalam larutan disebut pelarut atau solven. Contoh:

1. Larutan gula, terbentuk oleh air dan gula, sifat gulanya masih ada dalam larutan yang

ditunjukkan rasa larutan manis

2. Larutan oralit terbentuk oleh air, gula dan garam

b. Campuran heterogen adalah campuran dua zat atau lebih di mana zar penyusunannya tidak

sama sehingga masih bisa dibedakan antara partikel-partikel penyusunannya. Campuran

(38)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 37

1. Suspensi merupakan campuran antara zat padat, zat cair atau gas. Zat padat tersebut

tidak larut. Suspensi jika didiamkan akan menimbulkan endapan. Contoh: air kopi,

campuran pasir dengan air, sirup obat batuk.

2. Koloid merupakan campuran heterogen yang salah satu zatnya tersebar pada zat lain

tetapi tidak merata. Contoh: santan, debu, asap, susu, cat, butiran minyak dalam air.

Alat dan Bahan:

1. Pasir

2. Susu Kental Manis 3. Minyak kelapa

4. Tepung pewarna makanan (hijau) 5. Garam

6. Gelas beker 5 buah 7. Batang pengaduk 5 buah

8. Sendok kecil / sendok teh 5 buah 9. Air 500 ml

Langkah-langkah praktikum:

1. Tuangkan 100 ml air ke dalam masing-masing gelas beker.

2. Pada gelas beker pertama, masukkan 3 sendok teh pasir.

3. Pada gelas beker kedua, masukkan 3 sendok teh susu.

4. Pada gelas beker ketiga, masukkan 3 sendok teh minyak kelapa.

5. Pada gelas beker keempat, masukkan 3 sendok teh tepung pewarna makanan.

6. Pada gelas beker kelima, masukkan 3 sendok teh garam.

7. Setelah masing-masing bahan dimasukkan pada gelas beker, aduklah selama 5 menit

dengan pengaduk yang telah disediakan.

8. Setelah diaduk, diamkan gelas beker beserta isinya selama 30 menit

9. Amatilah perubahan yang terbentuk antara air dan masig-masing bahan pada gelas beker.

10.Setelah selesai, bersihkan dan rapikan semua alat dan bahan di atas meja praktikum.

Tabel Pengamatan:

Berilah tanda cek (√) pada tabel berikut ini,

No Bahan yang diuji Perubahan yang terbentuk

Jenis perubahan

(Beri tanda √ )

Larutan Campuran

(39)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 38

Masalah untuk diskusi

1. Berdasarkan hasil pengamatan, uraikan masing-masing perubahan yang terjadi pada gelas

beker sebelum dan sesudah bahan-bahan digabungkan.

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

2. Dari gabungan bahan-bahan diatas, mana yang termasuk larutan? Berikan alasannya!

(40)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 39

3. Dari gabungan bahan-bahan diatas, mana yang termasuk campuran? Berikan alasannya!

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

4. Bedakan kembali mana gabungan bahan yang tergolong suspensi atau koloid. Berikan

alasannya!

(41)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 40

5. Apakah bisa kita menyebutkan bahwa larutan adalah bagian dari campuran? Berikan

alasannya!

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

6. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan yang telah dilakukan!

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Referensi

Purba, Michael dan Soetopo Hidayat. 2000. Kimia 2000 untuk SMA kelas 1. Jilid I B.

Jakarta: Erlangga

Purba Michael. 2007. Kimia untuk kelas X. Jakarta: Erlangga

Supriyadi. 2006. Percobaan IPA Fisika Sederhana dan Konseptual. Yogyakarta: Pustaka

(42)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 41

KUISIONER PENILAIAN PETUNJUK PRAKTIKUM

Judul Praktikum: Membedakan Larutan dan Campuran

A. Berilah tanda Ceklish(√) pada pertanyaan di bawah ini:

No Aspek Sangat Baik Baik Cukup Kurang

1. Tata bahasa pada petunjuk praktikum mudah dipahami 2. Komponen-komponen

pada petunjuk praktikum lengkap dan jelas

3. Praktikum mudah untuk dilaksanakan di kelas

4. Praktikum yang dilaksanakan bisa dikembangkan ke depannya

5. Alat dan bahan yang digunakan mudah untuk didapat

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini:

1. Tuliskan hambatan yang dirasakan selama melakukan praktikum ini!

... ... ... ... ... ... ...

2. Berikan masukan pada petunjuk praktikum di pertemuan ini!

(43)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 42

PRAKTIKUM 4

PERUBAHAN WUJUD BENDA

Kompetensi Inti:

4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar:

4.2Melaksanakan percobaan tentang hantaran dan perubahan benda akibat pengaruh suhu, serta mengidentifikasi variable bebas dan variable terikat dalam percobaan tersebut

Tujuan Praktikum:

Mengamati perubahan wujud benda akibat pengaruh suhu.

Dasar Teori:

Perubahan wujud benda sering terjadi akibat pengaruh pemanasan, pendinginan, pembakaran

pencampuran dengan air, dan lain-lain. Contoh benda padat yang berubah akibat pemanasan

adalah ketika orang memasak dengan margarine/mentega. Margarine berbentuk padat akan

tetapi jika terkena panas dengan gorengan margarine akan meleleh.

Lain halnya dengan air yang didinginkan dapat berubah menjadi batu es. Jadi benda cair

dapat berubah menjadi benda padat akibat pendinginan. Perubahan wujud ini disebut

membeku. Perubahan benda cair menjadi benda gas disebut menguap. Contoh: penguapan air laut akibat panas matahari. Sebaliknya gas dapat berubah menjadi benda cair akibat suhu

seperti pada penguapan ketika memasak air, uap tersebut akan berubah sedikit-demi sedikit

menjadi air dan titik-titik air pada tutup gelas yang berisi air panas serta yodium bila dipanasi

akan mengkristal lalu menguap. Uap air yang dapat berubah kembali menjadi air perubahan

wujud benda ini disebut mengembun (kondensasi).

Benda padat dapat juga berubah menjadi benda gas, peristiwa ini disebut menyublim. Contoh kamper atau kapur barus yang diletakkan diruang terbuka akan berubah wujud menjadi gas.

Dan peristiwa yang terakhir ini dinamakan dengan menghablur, kapur barus baru bila dipanasi akan mencair dulu baru kemudian menguap.

Alat dan Bahan:

1. Kapur barus 2 buah

(44)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 43

3. Bunsen/lampu spiritus 3 buah

4. Cokelat batang berukuran 1cmx1cmx1cm 3 buah

5. Tutup Cangkir Seng 3 buah

6. Air 50 ml

7. Gelas beker 250 ml 3 buah

8. Kaki Tiga 3 buah

9. Spritus Secukupnya

10.Korek Api gas 1 buah

11.Kawat kassa 3 buah

Langkah-langkah praktikum:

Sebelum melakukan praktikum hendaknya membaca petunjuk peringatan terlebih dahulu:

Peringatan:

1. Isilah kompor bunsen dengan spritus secukupnya, apabila kondisi bunsen habis atau belum

diisi dengan spritus.

2. Cara mengisi Spritus dalam kompor bunsen adalah dengan menarik sumbu bunsen ke atas

sampai lepas, lalu tuangkan spritus secukupnya (jangan sampai penuh), kemudian

masukkan kembali sumbu kedalam bunsen.

3. Mematikan lampu bunsen menggunakan tutupnya (jangan di tiup).

Langkah percobaan:

1. Siapkan alat dan bahan praktikum berupa:

a. Gelas beker 1 berisi: kapur barus sebanyak 2 butir.

b. Gelas beker 2 berisi: cokelat berukuran 1cm x 1cm x 1cm, sebanyak 3 buah.

c. Gelas beker 3 berisi: air sebanyak 50 ml.

(45)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 44

3. Tutup gelas beker 3 dengan tutup seng dan biarkan gelas beker 1dan 2 terbuka, nyalakan

api kompor bunsen menggunakan korek api gas.

4. Panaskan masing-masing gelas beker tersebut secara bersamaan. Amati apa yang terjadi.

5. Setelah 10 menit, angkatlah tutup seng yang ditutupkan pada geles beker 3. Amati bagian

dalam tutup.

6. Jika telah selesai, angkatlah bahan yang telah dipanaskan tadi menggunakan lap serta

matikan ketiga lampu bunsen.

7. Diamkan semua bahan di dalam gelas beker selama 15 menit. Amati apa yang terjadi pada

ketiga bahan.

8. Bersihkanlah alat-alat yang telah digunakan setelah praktikum selesai.

Tabel Pengamatan:

Berilah tanda cek (√) pada tabel berikut ini,

No Bahan

Wujud Benda

sebelum dipanaskan

Wujud Benda

setelah dipanaskan

Wujud Benda

setelah didiamkan

padat cair Gas padat cair Gas padat cair gas

1. Kapur barus

2. Coklat

3. Air

Masalah untuk diskusi

1. Jelaskan secara singkat peristiwa yang telah diamati dari hasil praktikum kelompok anda

pada masing-masing bahan!

(46)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 45

... ... ... ... ... ... ...

2. Adakah perubahan yang terjadi pada bahan sebelum dan setelah dipanaskan kemudian

didiamkan? Jika ada berikan penamaan masing-masing perubahan yang terjadi!

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

3. Buatlah skema perubahan wujud ketiga bahan yang terjadi selama kegiatan praktikum!

(47)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 46

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

4. Susunlah kesimpulan dari hasil percobaan yang telah dilakukan!

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Referensi

Abitur. 2004. Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas 5. Jakarta: Tropika.

Haryanto. 2007. Sains Jilid 4 Untuk Kelas IV. Jakarta: Erlangga.

Rumanta maman, dkk. 2009. Praktikum IPA di SD, Modul 5. Jakarta: Universitas Terbuka.

Supriyadi. 2006. Percobaan IPA Fisika Sederhana dan Konseptual. Yogyakarta: Pustaka

(48)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 47

KUISIONER PENILAIAN PETUNJUK PRAKTIKUM

Judul Praktikum: Perubahan Wujud Benda

A. Berilah tanda Ceklish(√) pada pertanyaan di bawah ini:

No Aspek Sangat Baik Baik Cukup Kurang

1. Tata bahasa pada petunjuk praktikum mudah dipahami 2. Komponen-komponen

pada petunjuk praktikum lengkap dan jelas

3. Praktikum mudah untuk dilaksanakan di kelas

4. Praktikum yang dilaksanakan bisa dikembangkan ke depannya

5. Alat dan bahan yang digunakan mudah untuk didapat

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini:

1. Tuliskan hambatan yang dirasakan selama melakukan praktikum ini!

... ... ... ... ... ... ...

2. Berikan masukan pada petunjuk praktikum di pertemuan ini!

(49)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 48

PRAKTIKUM 5

RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA

Kompetensi Inti:

4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar:

4.3Merancang dan membuat rangkaian seri dan parallel menggunakan sumber arus searah

Tujuan Praktikum:

Mahaisiswa mampu membuat rangkaian seri.

Dasar Teori:

Rangkaian listrik seri adalah suatu rangkaian listrik dimana input suatu komponen berasal dari output komponen lainnya. Hal inilah yang menyebabkan rangkaian listrik seri dapat menghemat biaya karena menggunakan sedikit kabel penghubung.

Selain memiliki kelebihan, rangkaian listrik seri juga memiliki suatu kelemahan, yaitu jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Misal tiga buah bola lampu dirangkai seri, maka input dari lampu satu akan dating dari output lampu yang lain. Jika salah satu lampu dicabut atau rusak, maka lampu yang lain akan ikut padam.

Alat dan Bahan:

1. 2 buah baterai AA 1,5 volt

2. 2 buah tempat/dudukan baterai

3. 2 buah lampu kecil

4. 2 buah dudukan lampu

5. 1 buah sakelar

6. 4 buah kabel penguhubung.

Langkah-langkah praktikum:

(50)

Tim Dosen Praktikum IPA STKIP MBB 2016 49

2. Setelah semua rangkaian terpasang tekan tombol ON pada sakelar.

3. Bila lampu belum menyala cobalah periksa kembali pada rangkaian yang dibuat. Kemungkinan ada kesalahan dalam pemasangannya.

4. Lepaskan lampu yang terdekat dengan saklar, amati apakah lampu yang lainnya masih menyala.

5. Pasang kembali lampu, kemudian lepaskan lampu berikutnya. Amati apakah lampu di dekat saklar masih menyala.

Tabel Pengamatan

Keadaan

Lampu 1 (lampu di dekat saklar)

(Beri tanda √ )

Lampu 2

(Beri tanda √ )

Nyala Tidak Nyala Tidak

Rangkaian lengkap

Lampu 1 dilepas

Lampu 2 dilepas

Masalah untuk diskusi

1. Berdasarkan hasil percobaan anda, jelaskan kondisi rangkaian yang teramati pada setiap

keadaan!

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

2. Jika salah satu lampu yang digunakan dilepas apakah lampu yang lain dapat menyala?

Berikan alasannya

Gambar

Tabel Penilaian
Tabel Pengamatan 1:
Tabel Pengamatan 2:
Tabel Pengamatan:
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Bagi tujuan keselamatan, jangan bawa barangan berharga semasa menginap di Pusat Perubatan Sunway. Almari kecil disediakan secara percuma. Jika anda ingin menggunakan

Sekolah anda luas atau memiliki 2 lantai atau lebih, maka anda ingin jika seorang guru jam pertama mengajar dilokasi gedung A misalnya, pada jam berikutnya jangan mengajar