• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Informasi Sistem Pangan L

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Rancang Bangun Informasi Sistem Pangan L"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Rancang Bangun Informasi Sistem Pangan Lokal

Beberapa langkah dalam mendukung konsep ketahanan pangan diantaranya meningkatkan diversifikasi pangan, meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor, serta meningkatkan kesejahteraan petani. Pengembangan pangan lokal terkait dengan upaya untuk meningkatkan kecukupan pangan dan diversifikasi pangan, terutama di tingkat masyarakat. Ketahanan pangan adalah kesetaraan akses setiap masyarakat terhadap makanan untuk dapat hidup sehat dengan gizi yang baik. Sehingga, kerawan pangan dapat diartikan dengan minimnya akses informasi masyarakat terhadap ketersediaan pangan dan kurangnya kemampuan untuk menjangkau makanan yang sehat dan bergizi.

Pangan lokal dapat membantu meningkatkan ketersediaan makanan sehat, terutama daerah dengan akses yang terbatas. Untuk itu, keberlanjutan (sustainability) penting bagi sistem pangan lokal (Feenstra 1997). Keberlanjutan adalah kapasitas dari setiap sistem atau proses untuk mempertahankan jalannya sistem itu sendiri. Konsep berkelanjutan memiliki tiga dimensi yakni Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan (Hak et al 2007.).

Ada sejumlah hambatan untuk mengembangkan sistem pangan lokal. Salah satunya adalah informasi geografis (Fenstra 1999; Watts et al. 2005). Mengingat Indonesia memiliki komposisi geografis yang bereneka ragam dengan 17.000 pulau yang berbeda. Hal ini menimbulkan tantangan untuk distribusi pangan nasional dalam memenuhi permintaan kebutuhan pangan dengan harga yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia.

(2)

Pengumpulan informasi mengenai data yang mencakup data geografis, akses jalan, kondisi lahan, populasi, serta kondisi petani, pengusaha, pasar dan masyarakat menjadi informasi berbasis potensi kearifan lokal dari suatu daerah yang dianalisi menggunakan analisis spasial. Analisis spasial dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan, mendukung keputusan, dan mengungkapkan pola sistem pangan yang terintergrasi. Analisis spasial melalui GIS dapat melakukan transformasi, manipulasi, dan metode yang dapat diterapkan pada data geografis untuk diubah menjadi informasi yang berguna. Integrasi beberapa informasi melalui proses pengambilan keputusan dapat menentukan titik terbaik untuk memproduksi dan mendistribusi makanan lokal. Integrasi informasi spasial tersebut disesuaikan dengan indikator-indikator keberlanjutan seperti ketersediaan (availability), aksesibilitas (accessibility), keterjangkauan (affordability), dan profitabilitas (profitability).

Gambar 1. Pengembangan Model Sistem Pangan Lokal Terintegrasi

Pengambilan keputusan menggunakan metode multikriteria analisis (Multi Criteria Decision Analysis) mampu memilih pemilihan yang paling efisien dari sistem pangan lokal melalui multifaktor seperti ketersediaan, aksesibilitas, keterjangkauan, dan profitabilitas. Metode tersebut mampu menganalisis secara holistik sistem pangan lokal menggunakan analisis proses jaringan (Analytical Network Process).

(3)

MCDA terdiri dari serangkaian teknik yang memfasilitasi penilaian, peringkat, atau pembobotan kriteria pengambilan keputusan berdasarkan preferensi stakeholder. Teknik ini berasal lebih dari tiga dekade lalu di bidang matematika dan penelitian operasi. MCDA biasanya melibatkan lima langkah: (1) menentukan tujuan dan sasaran; (2) mengidentifikasi pilihan-pilihan keputusan; (3) memilih kriteria yang mengukur kinerja relatif terhadap tujuan; (4) menentukan bobot untuk berbagai kriteria; dan (5) menerapkan prosedur dan melakukan perhitungan matematika untuk opsi peringkat.

Sedangkan Analytic Network Process (ANP) adalah kerangka paling komprehensif untuk analisis keputusan masyarakat, pemerintah dan korporasi yang tersedia saat ini untuk pembuat keputusan. Metode ANP memungkinkan interaksi masing-masing indikator yang saling mempengaruhi contohnya dengan menggunakan indikator ketersediaan (availability), aksesibilitas (accessibility), keterjangkauan (affordability), dan profitabilitas (profitability).

GIS (Geography Information System) telah digunakan dalam sejumlah penelitian untuk meneliti ketersediaan pangan di suatu daerah. Ada sejumlah studi yang mengasilkan hasil berupa pemetaan (mapping) (Bosona et al 2013; Eckert et al 2011). GIS menggunakan kombinasi kartografi dan citra data untuk membuat representasi lengkap daerah yang sedang dipelajari. Data berbentuk titik dan polygon digunakan untuk mewakili citra data.

(4)

Penggunaan kedua metode MCDA dan GIS dapat dilakukan untuk mendapat hasil lebih optimal. GIS melibatkan integrasi data spasial dan MCDA menyediakan analisis untuk masalah keputusan penataan, merancang, mengevaluasi dan memprioritaskan keputusan alternatif (Malczewski 2006).Dengan demikian, sistem pangan lokal berkelanjutan mampu dicapai dengan penentuan lokasi paling tepat untuk memproduksi dan mendistribusi pangan lokal.

Referensi:

Eckert J, Sujata S. 2011. Food systems, planning and quantifying access: Using

GIS to plan for food retail. Applied Geography 31: 1216-1223.

Feenstra Gail. 1997. Local Food Systems and Sustainable Communities.

American Journal of Alternative Agriculture: 28-36.

Feenstra Gail. 1999. Growing a community food system. Partnerships in

education and research.

Gatrell JD, Neil R, Paula R. 2011. Local food systems, deserts, and maps: The

spatial dunamics and policy implications of food geography. Applied

Geography 31: 1195-1196.

Hák T, B Moldan, AL Dahl. 2007. Sustainability Indicators: A scientific

assessment. The Scientific Committee on Problems of Environmental, of

the International Council for Science: London.

Tregear A, Fillipo A, Giovanni B, Andrea M. 2007. Regional foods and rural

development: The role of product qualification. Journal of Rural Studies

23: 12-22.

Watts DCH, Ilber B, Maye D. 2005. Making reconnections in agro-food

geography: alternative systems of food provision. Progress in Human

(5)

Gambar

Gambar 1. Pengembangan Model Sistem Pangan Lokal Terintegrasi

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan sistem terdiri dari use case diagram yang menggambarkan interaksi antara aktor dengan sistem, activity diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas

Pengadaan barang dibutuhkan untuk berbagai keperluan, seperti dimanufaktur, dijual kembali, dipakai sebagai suku cadang, dan lain-lain. Proses ini membutuhkan

Pembuatan perancangan sistem informasi ini membahas tentang penerimaan karyawan berbasis web, perancangan sistem ini dibuat untuk mempermudah perusahaan dalam melakukan

Berdasarkan permasalahan tersebut maka dirasa sangat perlu untuk merancang dan membangun Sistem Informasi Perhitungan Angka Kredit Dosen STMIK STIKOM Indonesia yang

Dalam perancangan ini penulis mencoba untuk melakukan eksperimen dalam pengembangan sistem dari penelusuran tentang kerusakan komputer dengan berbagai sumber yang pakar

2) Tahap Perancangan Prototyping.. Berdasarkan informasi dari tahap pengumpulan kebutuhan maka dimulai tahap perancangan sementara berdasarkan informasi yang didapat

Perancangan sistem terdiri dari use case diagram yang menggambarkan interaksi antara aktor dengan sistem, activity diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas

Perancangan dasar atau blue print dari sistem pelacakan proyek yang akan dikembangkan melalui penelitian ini akan berfokus pada proses tracking proyek baik untuk pihak internal maupun