Kepribadian Manusia. Mana yang harus dipercaya?
Saat ini, sering kita mendengar banyak cara untuk menentukan tipe kepribadian manusia, yang menggunakan banyak variable untuk menentukan itu semua. Mulai dari menggunakan golongan darah, tanggal lahir, zodiak, latar belakang keluarga, dan masih banyak lagi. Pertanyaannya adalah, mana yang paling benar dan paling bisa dipercaya?
Untuk menjawab pertnyaan itu, kita harus paham dulu apa arti dan definisi kepribadian menurut beberapa ahli, dan cara menentukan kepribadian tersebut dengan pendapat para ahli tersebut, check it out guys.
Kita mulai dari pendefinisian nya terlebih dahulu. Kepribadian sendiri banyak tipe nya. Mulai dari tipologi yang berlandaskan konstitusi, berlandaskan tempramen, berlandaskan budaya, ketidaksadaran, dan masih banyak lagi caranya.
Dari cara pengambilan teorinya pun, dibagi kembali menjadi 2 tipe. Pusing ya? Haha, sama. Intinya pengambilan teori tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara. Yaitu dengan cara spekulatif seperti teori nya Mbah Plato, Tuan Kant, penganut mazhab Neo-Kantianisme, dan sejenisnya. Teori mereka biasanya tersusun dari filsafat, dan oleh ahli filsafat. Lalu yang kedua adalah teori yang diambil dari hasil eksperimen dan analisis data. Yang “niat” untuk melakukan ini adalah dan menjadikan teori diantaranya: Heymans, Carl Gustav Jung, Adler, Rogers, dan kawan kawannya.
Banyak ya caranya untuk menentukan kepribadian seseorang berdasarkan teori yang diberikan para ahli terdahulu...
Kalau dilihat lagi dari sejarahnya, banyak cara yang dilakukan oleh orang zaman dahulu untuk menentukan kepribadian seseorang. Mulai dari chirologi (membaca rajah di tangan), astrology (perbintangan), graphology (tulisan tangan), phisiogonomi (ilmu tentang wajah), daaan masih banyak lagi.
Adalagi cara yang menggunakan cairan badaniah, seperti kata Hippocrates dan Galenus. Hippocrates menyebutkan keadaan konstitusional seseorang
berdasarkan carian tubuhnya. Seperti sifat kering terdapat dalam chloe (empedu kuning), sifat panas terdapat dalam sanguinis (darah), dll. Pendapat Hippocrates it disempurnkan oleh Galenus.
Penjabaran dari teori konstitusi dan teori kejiwaan pun amat sangat banyak penjelasannya. Teori konstitusi sendiri melihat kepribadian atas bentuk tubuhnya. Dalam teori konstitusi ada berbagai mazhab. Yaitu mazhab Prancis, mazhab Jerman, Mazhab Italia, dan lain lain. Sedangkan teori teori tempramen, melihat kepribadian manusia berdasarkan kejiwaan. Mulai dari motif, kemauan, dan lain sebagainya. Contoh mazhab ini adalah tipologi Kant, Neo-Kantianisme, Bahnsen, dan masih banyak lagi.
Nah, dari sekian banyak teori yang ada, dan belum saya sebutkan semua, teman teman boleh bebas memilih menggunakan salah satu teori untuk
menentukan kepribadian manusia, namun tidak saya sarankan untuk menutup pintu pendapat dari mazhab lain.
Mengapa? Karena yang saya lihat di Indonesia, banyak yang asal men judge suatu mazhab itu salah dan menganggap mazhab yang dia anut benar. Padahal, dalam menentukan kepribadian manusia, tidak semua mazhab 100% akurat. Karena manusia adalah makhluk yang dinamis, dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, maupun lingkungan yang dia tempati.
Lalu dari sekian mazhab tersebut, mazhab mana yang harus kita percaya dan kita anut dan sesuai dengan kondisi negara dan bangsa ini? Jawaban saya simpel. Tidak ada. Semua mazhab mempunyai kedudukan dan peranan nya masing masing. Jadi sah sah saja jika ada yang menggunakan tipologi Prancis saat kita menganggap bahwa Tipologi Jerman itu yang sesuai. Kuncinya hanya satu. Jangan menganggap setiap teori itu 100% benar.
Okedeh, selamat mempelajari mazhab mazhab yang ada untuk
mempelajari kepribadian manusia, terima semua teori yang ada, dan piluh yang paling cocok untuk kita pakai. Jangan menutup diri untuk teori yang baru dan yang tak sejalan dengan kita. Karena bisa saa kita bisa menemukan kebenaran dan penyelarasan dari teori yang kita anggap absurd.
