• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urgensi dan Peran Pedagogik dalam Pendid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Urgensi dan Peran Pedagogik dalam Pendid"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

RESUME URGENSI DAN PERAN PEDAGOGIK DALAM PENDIDIKAN Nama : Desy Listyaningrum Mata Kuliah : Landasan Paedagogik

NIM : 1402168 Tanggal : 16 Februari 2015

Dunia pendidikan merupakan suatu hal yang harus dirasakan oleh semua kalangan sebab setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Dalam pelaksanaan pendidikan tentunya tidak lepas dari interaksi antara pendidik dan peserta didik. Interaksi tersebut terjalin saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik ini menimbulkan seorang pendidik harus memiliki kompetensi yang baik. Asumsi tersebut didukung dengan adanya pernyataan dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, disebutkan bahwa guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, yang harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat 3 disebutkan bahwa seorang pendidik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi; (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi profesional, (3) kompetensi kepribadian, dan (4) kompetensi sosial. Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, kompetensi pedagogik menempati posisi utama yang harus diperhatikan dan dimiliki oleh seorang pendidik.

(2)

berarti kemampuan pendidik dalam mengelola pembelajaran. Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi khas yang hanya dimiliki oleh seorang pendidik sehingga kompetensi ini memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Dengan adanya kompetensi pedagogik diharapkan seorang guru memiliki seni dalam mengajar sehingga tidak terlihat monoton. Mereka bisa memvariasikan berbagai metode dan media untuk mendukung proses pembelajaran. Sebagai seorang guru yang memiliki kompetensi pedagogik seharusnya memiliki kemampuan sebagai berikut: (a) Menguasai landasan mengajar; (b) Menguasai ilmu mengajar; (c) Mengenal siswa; (d) Menguasai teori motivasi; (e) Mengenal lingkungan masyarakat; (f) Menguasai penyusunan kurikulum; (g) Menguasai teknik penyusunan RPP; (h) Menguasai pengetahuan evaluasi pembelajaran, dan lain-lain.

Jika seluruh pendidik memiliki kemampuan yang ada pada kompetensi pedagogik tersebut, tentunya tidak ada lagi masalah-masalah dalam dunia pendidikan, seperti kasus yang terjadi di awal tahun 2015. Seorang siswi SMP meninggal saat dihukum gurunya karena tidak mengerjakan PR. Kasus ini terjadi di Majalengka. Saat pelajaran bahasa Indonesia, sebanyak tiga belas peserta didik kelas VIIE dihukum oleh guru bahasa Indonesianya karena tidak mengerjakan PR. Karena kesal, guru tersebut akhirnya memberi hukuman kepada tiga belas orang tersebut lari mengelilingi lapangan. Untuk murid perempuan lari mengelilingi lapangan sebanyak 10 kali, sedangkan murid laki-laki dihukum lari 15 kali keliling lapangan. Kejadian tersebut sungguh mencoreng nama seorang guru. Jika guru tersebut memiliki kompetensi pedagogik pastinya peristiwa ini tidak akan terjadi. Hal ini dikarenakan seorang guru yang berkompetensi pedagogik tentunya mengenal siswa dan lingkungan sekitar. Dari kejadian tersebut kita dapat bercermin bahwa kemampuan dalam mendidik, memahami karakter, dan membimbing peserta didik itu sangat penting sehingga tidak akan ada lagi kekerasan dalam dunia pendidikan.

(3)

DAFTAR BACAAN

Ahmadi, Abu. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.

Purwanto, M. Ngalim. 2009. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sadulloh, Uyoh. 2011.Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.

Saudagar, Fachruddin dan Ali Idrus. 2011. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menge- tahui gambaran kemampuan mastikasi pasien pengguna gigi tiruan penuh di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sam Ratulangi..

Opsi Kebijakan yang dihasilkan untuk pelaksanaan surveilans IMS adalah: 1) Fokus upaya pencegahan dan mengatasi penyebaran penyakit IMS diperluas bukan hanya pada kelompok

One way to make the camera be able to move automatically following the lecturer’s position is by using background estimator method based on image process.. This method

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,

Jika saham memiliki tingkat return yang diharapkan oleh investor (expected return) lebih tinggi daripada tingkat return yang diestimasi, sekuritas tersebut merupakan sekuritas

dibutuhkan waktu 24,64 detik, perubahan pada permukaan topcoat ini setelah uji termal torch terlihat cekung dalam sedangkan pada feedrate 6 gram/menit terjadi kerusakan yang

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB SD Muhammadiyah 2 kauman Surakrta yang berjumlah 41

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa proses berbagi file berhasil dilakukan dengan menggunakan perangkat access point router yang sudah