• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Shalat Fardhu dalam Pembent

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Implementasi Shalat Fardhu dalam Pembent"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi Shalat Fardhu dalam Pembentukan Karakter

(Diambil dari tema: beragama dengan akal sehat)

Makalah

Oleh:

Satriani Retno Palupi

Nim: 110810301079

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS JEMBER

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Implementasi Salat Fardhu dalam Pembentukan Karakter ” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen Pendidikan Agama Islam.Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari informasi internet yang berkaitan dengan materi tugas, serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan materi Shalat fardhu, tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada

pengajar mata kuliah Pendidikan Agama Islam atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.

Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai keistimewaan shalat .Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Jember,20 Oktober 2011

(3)

Daftar Isi

Sampul………1

Kata Pengantar………2

Daftar Isi……….3

Bab 1. Pendahuluan………4

1.1. Rumusan masalah………...4

1.2. Tujuan……….4

1.3. Manfaat………..4

Bab 2. Tinjauan Pustaka……….5

1.1.1 Pengertian shalat……….5

1.1.2 Mengapa setiap muslim harus shalat?...6

1.1.3 Implementasi shalat dalam keseharian setiap muslim………...14

Bab 3. Penutup……….15

3.1 Simpulan……….15

(4)

Bab 1. Pendahuluan

1.2 Latar Belakang

Shalat merupakan salah satu ibadah diwajibkan bagi setiap orang dewasa dan berakal sehat sebanyak lima kali sehari. Ditinjau dari segi kepentingannya, kedudukan shalat tidak bisa ditawar dalam keaadaan apapun, baik ketika sakit hingga mati, terkecuali bagi wanita yang dalam

keadaan haid dan nifas karena dalam keadaan tidak suci.

Perintah tentang kewajiban mendirikan shalat tidak seperti Allah mewajibkan zakat dan lainnya. Perintah mendirikan shalat melalui suatu proses yang luar biasa yang dilaksanakan oleh

Rasulullah SAW melalui Isra dan Mi’raj, dimana proses ini tidak dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus secara keimanan sehingga dalam sejarah digambarkan setelahnya Nabi melaksanakan Isra dan Mi’raj, umat Islam ketika itu terbagi tiga golongan yaitu, yang secara terang – terangan menolak kebenarannya itu, yang setengah – tengahnya dan yang yakin sekali kebenarannya.

Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban yang utama, yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal – amal yang lainnya, dan mendirikan sholat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya

Berdasarkan pernyataan di atas maka penulis ingin menyajikan makalah yang berjudul “Implementasi Shalat Fardhu dalam Pembentukan Karakter”, dilihat dari tingkat

kewajiban dalam keseharian, tentunya shalat berkaitan erat dengan cara bersikap setiap seorang muslim dalam kesehariannya.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu:

1.3.1 Apakah pengertian shalat itu?

1.3.2 Mengapa setiap muslim harus shalat?

1.3.3 Bagaimana contoh implementasi shalat dalam keseharian setiap muslim?

1.4 Tujuan Pembahasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat mengemukakan tujuan pembahasan masalah dalam makalah ini, yaitu:

1.4.1 Mengetahui pengertian shalat

(5)

Bab 2. Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Shalat

Secara etimologi shalat berarti do’a dan secara terminology / istilah, para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88)

Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk badah , di dalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’ (Imam Bashari Assayuthi, 30)

Sedangkan pengertian shalat menurut syara’ adalah ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan tertentu, yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Ucapan di sini adalah bacaan-bacaan al-Qur’an, takbir, tasbih, dan do’a. Sedang yang dimaksud dengan perbuatan adalah gerakan-gerakan dalam shalat misalnya berdiri, ruku’, sujud, duduk, dan gerakan-gerakan lain yang dilakukan dalam shalat.

Adapun secara hakikinya, shalat ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya” (Hasbi

Asy-Syidiqi,59).

Dari pernyataan tersebut, menurut Hasbi ash-Shiddieqy shalat yaitu beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah, menurut syarat-syarat yang telah ditentukan.

Yang dimaksudkan shalat dalam konteks ini adalah tidak hanya sekedar shalat tanpa adanya penghayatan atau berdampak sama sekali dalam kehidupannya, akan tetapi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah shalat fardlu yang didirikan dengan khusyu’ , yakni shalat yang nantinya akan berimplikasi terhadap orang yang melaksanakannya.

Pengertian shalat yang dimaksudkan lebih kepada pengertian shalat dalam pendapat Ash Shiddieqy dari ta’rif shalat yang menggambarkan ruhus shalat (jiwa shalat); yaitu berharap kepada Allah dengan sepenuh jiwa, dengan segala khusyu’ dihadapan-Nya dan berikhlas bagi-Nya serta hadir hati dalam berdzikir, berdo’a dan memuji.

(6)

Khusyu’ menurut istilah syara’ adalah keadaan jiwa yang tenang dan tawadhu’ (rendah hati), yang kemudian pengaruh khusyu’ dihati tadi akan menjadi tampak pada anggota tubuh yang lainnya. Sedang menurut A. Syafi’i khusyu’ adalah menyengaja, ikhlas dan tunduk lahir dan batin; dengan menyempurnakan keindahan bentuk/sikap lahirnya, serta memenuhinya dengan kehadiran hati, kesadaran dan pengertian (penta’rifan) segala ucapan bentuk/sikap lahir itu.

Jadi secara utuh yang dimaksudkan oleh penulis dalam judul makalah ini adalah mengatasi persoalan-persoalan yang berhubungan dengan psikis sehari-hari seperti masalah rumah tangga, perkawinan, lingkungan kerja, sampai masalah pribadi dengan membiasakan shalat yang dilakukan dengan khusyu’. Dengan kata lain dalam makalah ini akan dibahas tema shalat sebagai mediator untuk mengatasi segala permasalahan manusia sehari-hari yang berhubungan dengan psikis, karena shalat merupakan kewajiban peribadatan (formal) yang paling penting dalam sistem keagamaan Islam.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara”. Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.

2.2 Mengapa setiap muslim harus shalat?

Shalat termasuk dalam rukun Islam yang ke dua, pelaksanaanya wajib sebagai seorang muslim setelah pengikhraran syahadat. Pelaksanaan shalat tidak bisa ditawar oleh seorang muslim dalam kondisi apapun, hal ini diperkuat oleh beberapa dalil tentang mendirikan shalat sebagai berikut.

2.2.1 Dalil – Dalil Tentang Kewajiban Shalat

 Al-Baqarah, 43

ننييععكعاررنلا عنمناويععكنرياونةنوكنزرنلا ويتعآون ةنىلنصرنلا ويمعييقعانون

Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang – orang yang ruku

 Al-Baqarah 110

ررييصعبن ننويلعمنعيتن امنبع هنللا نرناع طهعللادعنيعع هعويدعجعتن ررييخن نيمرع ميكعسعفعنيلنع اويمعدرعقنتعامنون ةنوكنزرنلاويتعآون ةنويلنصرنلا ويمعييقعانون

Artinya : Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan apa – apa yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat pahalanya pada sisi Allah

sesungguhnya Allah maha melihat apa – apa yang kamu kerjakan

 Al –Ankabut : 45

(7)

Artinya: Kerjakanlah shalat sesungguhnya shalat itu bisa mencegah perbuatan keji dan munkar.

 An-Nuur: 56

ننويمعحنريتع ميكعلنعنلن لنويسعررنلاا ويععييطعانون ةنوكنزرنلا ويتعآون ةنلنصرنلا ويمعييقعانون

Artinya : Dan kerjakanlah shalat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar supaya kalian semua diberi rahmat

Dari dalil – dalil Al-Qur'an di atas tidak ada kata – kata perintah shalat dengan perkataan “laksanakanlah” tetapi semuanya dengan perkataan “dirikanlah”.

Dari unsur kata – kata melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah sehingga banyak mereka yang Islam dan melaksanakan shalat tetapi mereka masih berbuat keji dan munkar. Sementara kata mendirikan selain mengandung unsur lahir juga mengandung unsur batiniah sehingga apabila shalat telah mereka dirikan, maka mereka tidak akan berbuat jahat

2.2.2 Hukum, Tujuan dan Syarat Solat Wajib Fardhu 'Ain

Hukum sholat fardhu lima kali sehari adalah wajib bagi semua orang yang telah dewasa atau akil baligh serta normal tidak gila. Tujuan shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar.

Sesungguhnya Allah tidak sematamata memerintahkan sholat kecuali untuk kebaikan umatnya bahkan sholat itu sendiri menjadi pelipur lara dan penghubung diri dengan sang penciptanya. Hal itu diungkapkan dalam Al Quran: {wahai orang-orang yang beriman, mintalah bantuan - untuk memudahkan urusanmu dengan kesabaran dan sholat} QS Al Baqoroh: 153, kemudian

dipertegas lagi dalam ayat 45-46: {dan mintalah tolong dengan kesabaran dan sholat, karena sesungguhnya keduanya sangat besar bagi mereka yang khusyu dalam melaksanakan sholatnya, bagi mereka yang yakin akan bertemu Allah dan bagi mereka –yang yakin– bahwa mereka akan kembali kepada- Nya}. Dan hal itu dipertegas oleh rasulallah saw: “sesungguhnya aku

mendapatkan ketenanganku dalam sholatku”. Hal-hal ini kemudian memberikan ilham bagi para sufi untuk menyimpulkan: “barang siapa yang ingin berbicara dengan Allah maka bacalah Al Quran dan barang siapa yang ingin diajak berbicara dengan Allah maka laksanakanlah sholat

 Untuk melakukan shalat ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dulu, yaitu :

1. Beragama Islam

2. Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau autis 3. Berusia cukup dewasa

4. Telah sampai dakwah islam kepadanya

(8)

 Syarat sah pelaksanaan sholat adalah sebagai berikut ini : 1. Masuk waktu sholat

2. Menghadap ke kiblat

3. Suci dari najis baik hadas kecil maupun besar 4. Menutup aurat

 Rukun Shalat

Dalam sholat ada rukun-rukun yang harus kita jalankan, yakni : 1. Niat

2. Posisis berdiri bagi yang mampu 3. Takbiratul ihram

4. Membaca surat al-fatihah 5. Ruku / rukuk yang tumakninah 6. I'tidal yang tuma'ninah

7. Sujud yang tumaninah

8. Duduk di antara dua sujud yang tuma'ninah 9. Sujud kedua yang tuma'ninah

10. Tasyahud

11. Membaca salawat Nabi Muhammad SAW 12. Salam ke kanan lalu ke kiri

Yang Membatalkan Aktivitas Sholat Kita

Dalam melaksanakan ibadah salat, sebaiknya kita memperhatikan hal-hal yang mampu membatalkan shalat kita, contohnya seperti :

1. Menjadi hadas / najis baik pada tubuh, pakaian maupun lokasi 2. Berkata-kata kotor

3. Melakukan banyak gerakan di luar sholat bukan darurat

4. Gerakan sholat tidak sesuai rukun shalat dan gerakan yang tidak tuma'ninah.(brdasarkan mahzab syafi’i)

 Batas Waktu Shalat Fardlu

1. Shalat Dzuhur

Waktunya: ketika matahari mulai condong ke arah Barat hingga bayangan suatu benda menjadi sama panjangnya dengan benda tersebut kira – kira pukul 12.00 – 15.00 siang 2. Shalat Ashar

(9)

Waktunya: sejak terbenamnya matahari di ufuk barat hingga hilangnya mega merah di langit. Kira – kira pukul 18.00 – 19.00 sore

4. Shalat Is’ya

Waktunya: sejak hilangnya mega merah di langit hingga terbit fajar. Kira – kira pukul 19.00 – 04.30 malam

5. Shlat Shubuh

Waktunya : sejak terbitnya fajar (shodiq) hingga terbit matahari. Kira – kira pukul 04.00 – 5.30 pagi

2.2.3 Rahasia Sholat 5 Waktu

Ali bin Abi Talib r.a. berkata, “Sewaktu Rasullullah SAW duduk bersama para sahabat Muhajirin dan Ansar, maka dengan tiba-tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi lalu berkata, ‘Ya Muhammad, kami hendak bertanya kepada kamu kalimat-kalimat yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa A.S. yang tidak diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat muqarrab.’

Lalu Rasullullah SAW bersabda, ‘Silahkan bertanya.’

Berkata orang Yahudi, ‘Coba terangkan kepada kami tentang 5 waktu yang diwajibkan oleh Allah ke atas umatmu.’

Sabda Rasullullah saw, ‘Shalat Zuhur jika tergelincir matahari, maka bertasbihlah segala sesuatu kepada Tuhannya. Shalat Asar itu ialah saat ketika Nabi Adam a.s. memakan buah khuldi. Shalat Maghrib itu adalah saat Allah menerima taubat Nabi Adam a.s. Maka setiap mukmin yang bershalat Maghrib dengan ikhlas dan kemudian dia berdoa meminta sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan mengkabulkan permintaannya. Shalat Isyak itu ialah shalat yang dikerjakan oleh para Rasul sebelumku. Shalat Subuh adalah sebelum terbit matahari. Ini kerana apabila matahari terbit, terbitnya di antara dua tanduk syaitan dan di situ sujudnya setiap orang kafir.’

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah saw, lalu mereka berkata, ‘Memang benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakanlah kepada kami apakah pahala yang akan diperoleh oleh orang yang shalat.’

Rasullullah SAW bersabda, ‘Jagalah waktu-waktu shalat terutama shalat yang pertengahan. Shalat Zuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat pada ketika itu akan diharamkan ke atasnya uap api neraka Jahanam pada hari Kiamat.’

(10)

Selepas itu Rasullullah saw membaca ayat yang bermaksud, ‘Jagalah waktu-waktu shalat terutama sekali shalat yang pertengahan. Shalat Maghrib itu adalah saat di mana taubat Nabi Adam a.s. diterima. Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan shalat Maghrib kemudian meminta sesuatu daripada Allah, maka Allah akan perkenankan.’

Sabda Rasullullah saw, ‘Shalat Isya’ (atamah). Katakan kubur itu adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari Kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk pergi menunaikan shalat Isyak berjamaah, Allah S.W.T haramkan dirinya daripada terkena nyala api neraka dan diberikan kepadanya cahaya untuk menyeberangi Titian Sirath.’

Sabda Rasullullah saw seterusnya, ‘Shalat Subuh pula, seseorang mukmin yang mengerjakan shalat Subuh selama 40 hari secara berjamaah, diberikan kepadanya oleh Allah S.W.T dua kebebasan yaitu:

1. Dibebaskan daripada api neraka. 2. Dibebaskan dari nifaq.

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan daripada Rasullullah saw, maka mereka berkata, ‘Memang benarlah apa yang kamu katakan itu wahai Muhammad (saw). Kini katakan pula kepada kami semua, kenapakah Allah S.W.T mewajibkan puasa 30 hari ke atas umatmu?’

Sabda Rasullullah saw, ‘Ketika Nabi Adam memakan buah pohon khuldi yang dilarang, lalu makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam a.s. selama 30 hari. Kemudian Allah S.W.T mewajibkan ke atas keturunan Adam a.s. berlapar selama 30 hari.

Sementara diizin makan di waktu malam itu adalah sebagai kurnia Allah S.W.T kepada makhluk-Nya.’

Kata orang Yahudi lagi, ‘Wahai Muhammad, memang benarlah apa yang kamu katakan itu. Kini terangkan kepada kami mengenai ganjaran pahala yang diperolehi daripada berpuasa itu.’

Sabda Rasullullah saw, ‘Seorang hamba yang berpuasa dalam bulan Ramadhan dengan ikhlas kepada Allah S.W.T, dia akan diberikan oleh Allah S.W.T 7 perkara:

1. Akan dicairkan daging haram yang tumbuh dari badannya (daging yang tumbuh daripada makanan yang haram).

2. Rahmat Allah sentiasa dekat dengannya. 3. Diberi oleh Allah sebaik-baik amal.

4. Dijauhkan daripada merasa lapar dan dahaga.

5. Diringankan baginya siksa kubur (siksa yang amat mengerikan).

(11)

7. Allah S.W.T akan memberinya kemudian di syurga.’

Kata orang Yahudi, ‘Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakan kepada kami kelebihanmu di antara semua para nabi.’

Sabda Rasullullah saw, ‘Seorang nabi menggunakan doa mustajabnya untuk membinasakan umatnya, tetapi saya tetap menyimpankan doa saya (untuk saya gunakan memberi syafaat kepada umat saya di hari kiamat).’

Kata orang Yahudi, ‘Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Kini kami mengakui dengan ucapan Asyhadu Alla illaha illallah, wa annaka Rasulullah (kami percaya bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan engkau utusan Allah).’

Sedikit peringatan untuk kita semua: “Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Surah Al-Baqarah: ayat 155)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (Surah Al-Baqarah: ayat 286)

(13) M نعابنذرعكنتع امنكعبرعرن ءعالنآ يرعأنبعفن aka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

[QS. ar-Rahman (55): 13]

Ayat ini diulang berkali-kali pada surat Ar Rahman, seolah-olah menyiratkan arti betapa besar nikmat Allah yang doiberikan kita. Disisi lain, ayat ini juga menjadi awal bagi seorang Muslim untuk terus mencari adanya ‘nikmat’ Allah pada aktivitas kita sehari-hari. Pernahkah kita berpikir, kenapa Allah memerintahkan kita sholat 5 kali dalam sehari? Pernahkah kita berpikir, mengapa jarak antara sholat Ashar, Maghrib dan Isya’ berdekatan, sementara Isya, Subuh dan Dzuhur berjauhan?

ننيذعلرنا هعلرنلا ععفنريين اوزعشعنافن اوزعشعنا لنيقع اذنإعون ميكعلن هعلرنلا حعسنفيين اوحعسنفيافن سعلعاجنمنليا يفع اوحعسرنفنتن ميكعلن لنيقع اذنإع اونعمنآ ننيذعلرنا اهنيرعأن اين

رريبعخن ننولعمنعيتن امنبع هعلرنلاون تراجنرندن منليععليا اوتعوأع ننيذعلرناون ميكعنمع اونعمنآ (11) Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

[QS. al-Mujaadilah (58): 11]

Karena itulah, tidak ada kata berhenti untuk selalu mencari rahasia di balik ritual wajib kita (Wudhu, Sholat, Puasa, Haji, dll)

(12)

scara ilmiah melalui pendekatan biologis tubuh manusia,yaitu dari pola kerja hormon kortisol yg bergerak dalam tubuh manusia dengan pola siklus sinusoidal pada jam-jam tertentu. Pada tubuh manusia, ada sebuah hormon bernama CORTISOL. Pada intinya Cortisol adalah sebuah

hormone yang mengatur tingkat stres, kecemasan, ketenangan dan kebahagiaan manusia.

Sesuai gambar diatas, sinusoida pola kerja hormon Cortisol dibagi menjadi 5 bagian penting. Semakin mendekati titik puncak atas (sumbu positif) maka seseorang semakin stres, sebaliknya semakin rendah titik puncaknya (sumbu negatif) maka kondisi kejiwaan seseorang semakin rileks.

Titik tertinggi A adalah titik dimana seorang manusia mengalami stres dan kecemasan luar biasa, biasanya titik A terjadi antara jam 04.30 - 06.00 pagi. Maka dari itu terkadang kalau kita ada di titik A kita akan merasa stres, cemas, dan sebagai akibatnya kita malas beraktivitas. Titik terendah D adalah titik dimana seseorang berada dalam kondisi paling rileks. Ini biasa terjadi pada jam 22.00 - 24.00 malam .

Seorang manusia butuh stres dan kecemasan serta kerileks-an, agar hidupnya lebih tegar. Stres dibutuhkan manusia untuk menggapai cita-citanya. Bayangkan saja jika manusia tidak punya stres, maka yang ada manusia yang hanya hidup dengan ke-santai-an saja. Di sisi lain, rileks tentunya dibutuhkan juga oleh manusia, untuk melepas kepenatan dalam menjalani hidup. Oleh karena itu stres dan rileks dibutuhkan setiap manusia. Titik terbaik dari sinusoida Cortisol adalah ditengah-tengah, dimana terdapat keseimbangan antara stres dan rileks.

Nah, sekarang apa hubungan antara hormon cortisol dan waktu sholat? mari coba kita bedah perlahan-lahan. Titik A terjadi pada pukul 04.30 - 06.00, di titik ini manusia akan merasa malas karena berada dalam kondisi paling ekstrim stres, sholat shubuh berguna untuk meng-counter ini semua, oleh karena itu kenapa sholat shubuh 2 rakaat ? Karena melaksanakan 2 rakaat di waktu ekstrem, sudah teramat berat. Sholat shubuh berguna untuk melatih kita agar kita terbiasa berpindah dari kondisi ekstrem seorang manusia. Jika seorang muslim biasa beraktivitas di waktu shubuh , maka dia akan terlatih menjadi jiwa yang terlatih dalam kondisi ekstrem. Sholat shubuh dari segi biologi dan hormon berguna untuk melatih kita beraktivitas dalam kondisi ekstrem. Kalau kondisi ekstrem saja kita bisa mantap, apalagi kondisi biasa, kan ?

Sekarang menuju titik B, Titik B terjadi sekitar jam 12.00 siang , ini adalah titik balance antara rileks dan stres. Lalu apa hubungannya dengan sholat dzuhur ? Kalau kita dalam kondisi puncak potensi tentunya harus mengingat Allah. Potensi puncak + ibadah = hasil yang optimal.

Bukankah sebuah ikhtiar harus disertai dengan doa? disinilah manfaat dari titik B ini terhadap sholat dzuhur.

(13)

manusia untuk jatuh cinta. Manusia pada jam-jam ini, dalam bahasa gaul disebut sedang mengalami fase mellow. Lalu apa hubungan titik C dengan sholat ? Pernahkah anda bertanya kenapa sholat Ashar, Maghrib dan Isya berdekatan? Sementara Isya, Shubuh ke Dzuhur jaraknya panjang, seolah tidak ada waktu lain ? Berdasarkan filosofi biologinya maka tersirat bahwa, Allah ingin kita meningkatkan cinta kita pada-Nya pada jam-jam ini. Cintailah Tuhanmu, maka engkau akan bahagia. Orang yang tidak akan pernah merasakan menderita dan sakit hati karena cinta adalah orang yang mencintai Tuhannya. Tujuan sholat di waktu C adalah agar kita sering berinteraksi dengan Allah kita sehingga rasa cinta kita pada-Nya makin tinggi. Dengan rasa cinta yang tinggi, maka kita tidak akan depresi, sakit hati dan lelah yang biasa terdapat pada manusia. Cinta pada manusia itu fitrah, tapi cintailah Allah diatas segalanya.

Titik D adalah titik pusat rileks, kalau kita sudah melewati titik D , maka otomatis rileksasi kita akan ilang perlahan2. Pernahkah kita bertanya, kenapa saat kita begadang, saat menuju jam 24.00 rasanya mengantuk sekali, tapi ketika sudah melewati jam 1, maka mata kita tidak mengantuk lagi ? Jawabannya adalah karena perlahan-lahan kita meninggalkan titik puncak rileks.

Titik E adalah 1/3 malam yang disarankan untuk melakukan qiyamul lail. Tapi di titik ini juga, terjadi gravitasi bulan yang mempengaruhi cairan tubuh. Manusia terdiri dari air, sehingga airnya yang bereaksi dengan gravitasi akan mempengaruhi metabolisme tubuh kita. Saat di titik inilah, kita susah bangun karena pengaruh gravitasi itu. Oleh karena itu dalam 2 kondisi itu, kita diminta untuk bercengkrama dengan-Nya sebagai titik optimal seorang manusia.

Karena Allah memerintahkan kita sholat. Sebagai hamba yang beriman, kita tentu harus

menjalankannya. Tapi ternyata, subhanallah…ada efek biologis yang terdapat pada waktu-waktu sholat. jadi, sudahkah anda sholat?

2.3 Implementasi Shalat dalam Keseharian Setiap Muslim

Jika setiap muslim mampu melaksanakan shalat sesuai syariat dan waktunya, maka seorang muslim tersebut akan mampu menerapkan beberapa manfaat shalat sebagai berikut.

a. Shalat Merupakan Syarat Menjadi Takwa

Taqwa merupakan hal yang penting dalam Islam karena dapat menentukan amal / tingkah laku manusia, orang – orang yang betul – betul taqwa tidak mungkin melaksanakan perbuatan keji dan munkar, dan sebaliknya

Salah satu persyaratan orang – orang yang betul betul taqwa ialah diantaranya mendirikan shalat sebagimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah

(14)

Shalat merupakan benteng kemaksiatan artinya bahwa shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Semakin baik mutu shalat seseorang maka semakin efektiflah benteng kemampuan untuk memelihara dirinya dari perbuatan makasiat

Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar apabila dilaksanakan dengan khusu tidak akan ditemukan mereka yang melakukan shalat dengan khusu berbuat zina. Maksiat, merampok dan sebagainya. Merampok dan sebagainya tetapi sebaliknya kalau ada yang melakukan shalat tetapi tetap berbuat maksiat, tentu kekhusuan shalatnya perlu dipertanyakan. Hal ini diterangkan dalam Al-Qur'an surat Al-Ankabut: 45

c. Shalat Mendidik Perbuatan Baik Dan Jujur

Dengan mendirikan shalat, maka banyak hal yang didapat, shalat akan mendidik perbuatan baik apabila dilaksanakan dengan khusus. Banyak yang celaka bagi orang – orang yang shalat yaitu mereka yang lalai shalat

selain mendidik perbuatan baik juga dapat mendidik perbuatan jujur dan tertib. Mereka yang mendirikan tidak mungkin meninggalkan syarat dan rukunnya, karena apabila salah satu syarat dan rukunnya tidak dipenuhi maka shlatnya tidak sah (batal)

d. Shalat Akan membangun etos kerja

Sebagaimana keterangan – keterangan di atas bahwa pada intinya shalat merupakan penentu apakah orang – orang itu baik atau buruk, baik dalam perbuatan sehari – hari maupun ditempat mereka bekerja

Apabila mendirikan shalat dengan khusu maka hal ini akan mempengaruhi terhadap etos kerja mereka tidak akan melakukan korupsi atau tidak jujur dalam melaksanakan tugas.

e. Shalat Melatih Konsentrasi

(15)

Bab 3. Penutup

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan tinjauan teori pada keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Shalat adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara”. Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.

2. Shalat merupakan kewajiban bagi kaum muslimin yang mukallaf tanpa kecuali

3. Tujuan mendidirkan shalat yaitu:

a. Shalat mencegah perbuatan keji dan munkar b. Shalat mendidik perbuatan baik dan jujur c. Shalat akan membangun etos kerja

(16)

Daftar Pustaka

http://jepara-islamic.blogspot.com

(http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/07/pengertian-shalat.html)

(http://sholatyuk.wordpress.com/2011/03/03/tujuan-shalat-sebagai-pemecah-masalah/html)

(Kurniawan,Edi S dan Haryadi, Muhammad , e-mail : Riyadi_albatawy@yahoo.co.id)

Referensi

Dokumen terkait

Industri juga bisa diartikan sebagai semua bentuk kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang bersifat produktif untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengetahuan ibu hamil tentang Hiperemesis Gravidarum selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu

MTs Negeri Sumber Bungur Pamekasan adalah salah satu madrasah yang senantiasa melakukan perbaikan dan pengembangan dalam berbagai bidang tidak terkecuali dalam masalah

Dimana tingkat pendidikan S1 sebanyak 19 laki ± laki dan 38 perempuan ditawarkan langsung oleh pihak asuransi, sedangkan responden lain mendapatkan penawaran dari telepon

Setiap dari hasil transaksi yang di lakukan menggunakan chip ini, segala informasi mengenai transaksi yang di lakukan akan dikirim kekantor Bank Aceh Syariah

Melalui representasi ini, Croteau (2000:196), berpendapat bahwa film berusaha bercerita dan memukau khalayak dengan bahasa khusus film sebagai suatu pesan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perlakuan suhu yang berbeda terhadap profil asam lemak pada petis ikan bandeng (C. chanos Forsk) dan suhu

Penelitian bertujuan mengkaji pengaruh kumulatif cekaman ganda biotik berupa interferensi gulma teki ( Cyperus rotundus L.) dan abiotik berupa kekeringan terhadap