• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEPUTUSAN TENTANG PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDES) TAHUN 2012-2016 (Studi Di Desa Wringinanom Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEPUTUSAN TENTANG PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDES) TAHUN 2012-2016 (Studi Di Desa Wringinanom Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEPUTUSAN TENTANG PENYUSUNAN DOKUMEN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

(RPJMDES) TAHUN 2012-2016

(Studi Di Desa Wringinanom Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

Usulan Penelitian untuk Tesis Sarjana S2 Program Studi Magister Sosiologi

Diajukan Oleh :

SUMARTA

NIM : 201010270211018

MAGISTER SOSIOLOGI

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Nama : SUMARTA

NIM :

201010270211018

Program Studi : MAGISTER SOSIOLOGI

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa : 1. Tesis dengan judul

ANALISIS KEPUTUSAN TENTANG PENYUSUNAN DOKUMEN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDES) TAHUN 2012-2016 (Studi di Desa Wringinanom Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

Adalah hasil karya saya dan dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara terttulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini DIGUGURKAN dan GELAR

AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan saya ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, Juli 2013 Yang menyatakan

(5)

KATA PENGANTAR

Rasa syukur Alamdulillah kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT. atas segala limpahan rahmat-Nya, sehingga penyusunan tugas akhir ini selesai sesuai dengan harapan.

Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan tesis ini, khususnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan sumbangsih pemikirannya baik secara langsung maupun tidak langsung. Terutama kepada pihak kampus yang diantaranya kepada:

1. Dr. Muhadjir Effendy, M.Kes selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Latipun, M.Kes selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Drs. Rinikso Kartono, M.Si selaku Kepala Prodi Magister Sosiologi Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Dr. Wahyudi Winarjo, M.Si selaku pembimbing utama dalam penulisan tesis.

5. Drs. Rinikso Kartono, M.Si selaku pembimbing pendamping sebagai pengganti dari Bapak Dr. Sugeng Pujileksono, M.Si dalam penulisan tesis.

6. Dr. Sugeng Pujileksono, M.Si selaku pembimbing pendamping awal yang telah memberikan sumbangsih pemikiran dan ide-idenya akan disiplin ilmu kebijakan pembangunan.

7. Dr. Vina Salviana DS, M.Si dan Pros. Dr. Syamsul yang selalu memberikan suport kepada penulis tiada hentinya.

(6)

9. Kepala Desa Wringinanom beserta perangkatnya dan kawan-kawan di lapangan khususnya para Tenaga Pendamping Program SMPP Provinsi Jawa Timur.

Bagi penulis adalah suatu kehormatan karena melalui interaksi dan komunikasi yang selama ini terbangundapat meningkatkan dan menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam bermasyarakat.

Dengan keterbatasan ruang dan waktu yang ada, penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan sangat terbuka atas sumbangsih pemikiran konstruktifnya dari berbagai pihak disampaikan baik berupa kritik maupun saran sebagai bahan penyempurnaan tesis ini di masa mendatang.

Demikian harapan penulis, semoga bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan atas semua apa yang telah diberikan dengan penuh keikhlasan kepada penulis senantiasa mendapat ridho dan dicatat sebagai amalan yang sholeh oleh ALLAH SWT. Amiin.

Malang, Juli 2013 Penulis,

(7)
(8)

BAB IV. DESKRIPSI LOKASI DAN INFORMAN PENELITIAN

53

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ……… B. Potret Kondisi Sosial Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan C. Profil Informan Penelitian ……….. 2. Analisa Dimensi Institusional ... 3. Analisa Dimensi Situasional ... 2. Relasi Agen dan Struktur dalam Dimensi Institusional, Dimensi Situasional serta Dimensi Ekologi ... C. Strategi Proses Pembuatan Keputusan dan Implikasinya ...

(9)

LAMPIRAN:

1. Pedoman Wawancara

2. Berita Acara Musrenbangdes (Pembentukkan Tim Penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa)

3. SK Tim Penyusun RPJM Desa 4. Matrik RPJM Desa 2012-2016 5. Peta Desa Wringinanom

(10)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Jenis Perencanaan Desa ……… 26 2. Tabel 2. Sumber Pendapatan Desa yang Menjadi Komponen APB

Desa ……….. 27

3. Tabel 3. 10 Hak Dasar Warga ……… 30 4. Tabel 4. Daftar Nama Tim Penyusun Dokumen Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) Desa Wringinanom Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang

77

(11)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Dimensi-dimensi Dualitas Struktur ……… 10 2. Gambar 2. Kerangka Vickers ……… 22 3. Gambar 3. Komponen-komponen analisis data: Model Interaktif ..…. 52 4. Gambar 4. Kerangka Pemikiran Utama Tesis Model Vickers ………. 97 5. Gambar 5. Proses Eksternalisasi ……….……….. 105 6. Gambar 6. Proses Obyektivasi ………..……….………….. 107 7. Gambar 7. Proses Internalisasi ……….………. 109 8. Gambar 8. Proses Pengambilan Keputusan dalam Penyusunan

Dokumen Perencanaan Pembangunan Desa Berdasarkan Perspektif Teori Strukturasi ……….………..

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Bakri, Masykuri. (editor), (2002). Metode Penelitian Kualitatif, Tinjauan Teoritis dan Praktis. Universitas Islam Malang: Visipress.

Bungin, Burhan. (editor), (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Bungin, Burhan. (2001). Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Penelitian KUantitatif dan Kualitattif. Surabaya: Universitas Airlangga Press.

Daryatno dan Mafaur. Terj. (2010) Anthony Giddens: The Constitution of Society: Outline of the Theory of Structuration. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Scott, James C. (1993). Perlawanan Kaum Tani. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Huntington, Samuel P. (2000) Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik

Dunia. Yogyakarta: Penerbit Qalam

Karsasmita, Ginanjar. (1996). Pembangunan untuk Rakyat: Memadukan

Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: PT. Pustaka CIDESINDO.

Parsons, Wayne. (2011). Public Policy: Pengantar Teori dan Praktek Analisis

Kebijakan. Jakarta: Kencana.

Popkin, Samuel.L. (1979). The Rational Peasant. Berkeley: University of California Press.

Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. (2010a). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.

Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. (2010b). Teori Sosiologi, Dari Teori Sosiologi Klasik sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Sidoarjo: Kreasi Wacana.

Santoso, Yudi, terj. (2008). Anthony Giddens dan Jonathan Turner: Social Theory

Today. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Silalahi, Ulber. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Soekamto, Sarjono. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

(13)

Susilo, Rachmad K. Dwi. (2008). 20 Tokoh Sosiologi Modern: Biografi para

Peletak Sosiologi Modern. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Jurnal/Makalah/Lembaga/Undang-Undang

Badan Pemberdayaan masyarakat Provinsi Jawa Timur. (2010). Standart Pelayanan Publik Sistem Manajemen Pembangunan Partisipatif (SMPP) Provinsi Jawa Timur Tahun 2010. Surabaya: Badan Pemberdayaan masyarakat Provinsi Jawa Timur.

Badan Pemberdayaan masyarakat Provinsi Jawa Timur (2010). Modul Pelatihan Sistem Manajemen Pembangunan Partisipatif (SMPP) Provinsi Jawa Timur Tahun 2010. Surabaya: Badan Pemberdayaan masyarakat Provinsi Jawa Timur.

Darmawati, Arum. 2010. Diktat Perilaku Berorganisasi. Jurusan Manajemen Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

Hitzler, Sarah dan Messmer, Heinz . (2010). Group Decision-making in Child Welfare and the Pursuit of Participation Bielefeld University, Germany dalam jurnal internasional Qualitative Social Work, June 2010; vol. 9, 2: pp. 205-226.

Kartodihardjo, Hariadi. (2007). Kerangka Pemiktran Untuk Analisis Kebijakan. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bahan untuk Kuliah M.A. Pengembangan Institusi Konservasi SDA dan Lingkungan KSH 701.

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Universitas Negeri Malang. (2010). Laporan Akhir Program Implementasi Pendampingan Sistem Manajemen Pembangunan Partisipatif (SMPP) Provinsi Jawa Timur Tahun 2010. Malang: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Malang (LPM-UM).

Mirfani, Muhtaram, Aceng, (1998). Analisis Pembuatan Keputusan, Kepemimpinan dan Power dalam strategi Organisisasi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Newmann, W. William, (2012). Persuasion-Bargaining and Institutions in an

Organized Anarchy: Clinton Administration Decisions on China, 1993-1994.

The American Review of Public Administration, 0275074012440620, first

published on April 12, 2012.

Perturan Pemerintah No. 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

(14)

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007, tentang Pedoman

Perencanaan Pembangunan Desa; Jakarta.

Sitompul, Mukti. (2006). Implementasi Kebijakan Publik: Pengalaman Masa Lalu. Jurnal Harmoni Sosial, September 2006, Volume I, No. 1

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional.

Internet

Elzafina. (2011). Perencanaan Pembangunan Partisipatif Melalui Peran

Fasilitator Musrenbang di Kota Solok. Studi Kasus di Kelurahan VI Suku,

KTK, Tanjung Paku Dan Koto Panjang. Universitas Andalas. Dipublikasikan oleh Pemerintahan Administrasi UNDIP pada 26 Apr 2011 11:53 WIB. Diakses pada tanggal 01 Juni 2012 dari http://eprints.undip.ac.id/27024. Harsono, Dwi. (2010) Hermeneutika dalam Analisis Keputusan. Dipublikasikan

oleh Dwi Harsono dalam Blog Pribadi pada 8 Desember 2010. Diakses pada tanggal 12 Juni 2012 dari http://dwih74.blog.com/2010/12/08/hermeneutika-dalam-analisis-keputusan/

Hidayat, Afia, Atep. (2011). Makna Pengambilan Keputusan. Dipublikasikan oleh PantoNews.com pada hari rabu, 29 Juni 2011pada pukul 19:34:09 WIB yang diakses pada tanggal 12 Juni 2012 dari http://www.pantonanews. com/456-makna-pengambilan-keputusan.

Mutiara, Ruli. (2010). Studi Tentang Perencanaan Penganggaran Partisipatif Di

Kabupaten Magelang Pada Tahun 2008. Universitas Diponegoro.

Dipublikasikan oleh Pemerintahan Administrasi UNDIP pada 26 Apr 2011 11:53 WIB. Diakses pada tanggal 01 Juni 2012 dari http://eprints.undip.ac.id/27024.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhir-akhir ini partisipasi masyarakat dalam penyusunan dokumen

perencanaan pembangunan desa dirasakan menurun karena sebagian dari mereka

beranggapan bahwa kegiatan ini cukup dilakukan oleh pemerintah desa.

Pembangunan bersifat top-down menjadi akar dan budaya pembangunan desa.

Sifat kharismatik birokrasi sangat nampak dalam kehidupan di desa. Sebagian

besar sistem pemerintah desa kita saat ini masih banyak yang menggunakan

sistem komando, artinya kewenangan penuh dalam penentuan keputusan akhir

berada di tangan Kepala Desa. Meskipun dalam praktiknya Kepala Desa dalam

menjalankan pemerintahan dibantu oleh beberapa kaur/perangkat desa. Apa lagi

pengangkatan kepala desa dihasilkan dari hasil pilihan langsung masyarakat. Hal

tersebut mengakibatkan besarnya biaya dalam pencapaian jabatan Kepala Desa.

Sebab itu, Kepala Desa dalam menjalankan pemerintahan desa dikenal memiliki

kharismatik yang tinggi dan memiliki otoritas penuh tentang semua keputusan

yang menyangkut masalah jalannya pemerintahan di desa. Dengan otoritas

penuh/kewenangan Kepala Desa yang tinggi yang dimiliki ternyata membawa

dampak yang beragam dalam pelaksanaannya. Kebanyakan dari mereka dalam

membuat keputusan berangkat dari ego pribadi, dengan mementingkan

kepentingan pribadi, keluarga dan kelompoknya terlebih dahulu setelah itu untuk

yang orang/kelompok lainnya. Hal tersebut sesuai dengan Pandangan Laswell,

1936 (dalam Parson, 2011) yang menyatakan bahwa pembuatan keputusan dan

kepentingan politik saling berkaitan. Laswell memandang bahwa para elit politik

seringkali kektika membuat keputusan memproyeksikan perasaan, emosi dan

pengalaman mereka. Dengan memanfaatkan kesempatan kekuasaan yang

dimilikinya para politisi seringkali problem privat dialihkan menjadi problem

(16)

Ketidak pedulian masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa selain

akibat dari pelaksanaan pemerintahan yang bersifat top-down adalah akibat dari

saking seringnya usulan kegiatan yang mereka usulkan dan disampaikan

mendapat respon serta tidak terealisasi, hanya diberi janji dan janji. Padahal

mereka (para elit politik) sebelum mereka menempati posisi dan dipilih mereka

banyak memberikan janji manis kepada masyarakat. Namun kenyataannya

ketika mereka terpilih dan menduduki jabatan tertentu yang mereka inginkan

janji manis tersebut hilang tanpa bekas dan nyaris tidak terdengar lagi gaungnya.

Bahkan mereka memanfaatkan kesempatan yang ada digunakan

sebesar-besarnya untuk mengembalikan modal yang telah dikeluarkan dan mencari

keuntungan untuk pencalonan periode yang berikutnya.

Alasan lain, melemahnya partisipasi karena kurangnya dukungan anggaran

dari pemerintah daerah maupun pusat. Bahkan baik pemerintah daerah maupun

pemerintah pusat dalam memberikan bantuan tumpang tindih dan tidak

berdasarkan proporsi kebutuhan masyarakat. Celakanya ketika yang dibutuhkan

diajukan tidak direspon dan dibiarkan saja oleh oleh pemerintah daerah maupun

pusat dengan dalih tidak adanya anggaran untuk itu.

Saat ini, sebagian besar kondisi wajah pemerintahan desa kita berada

dalam posisi sebagai berikut: (i) sistem manajemen dan administrasi publik yang

belum memadai mengingat sumberdaya manusia yang dimiliki terbatas; (ii)

menipis dan mengurangnya kepercayaan mayasarakat terhadap pemerintah desa

mengingat etika moral dalam penyelanggaraan pemerintah desa terkesan

lamban, kurang responsif, kurang transparan dan bertanggungjawab dalam

melayani warganya; dan (3) otoriter pemerintah desa dalam membuat keputusan

makin hari semakin menguat sedangkan ide dan kreatifitas dari pemerintah desa

untuk menggali dan memanfaatkan potensi dan sumberdaya desa tidka digali dan

dimanfaatkan secara maksimal. Tentunya ketidak maksimalan dalam

memanfaatkan sumberdaya yang ada mengakibatkan minimnya pendapatan dana

desa. Ketiga permasalahan tersebut di atas menjadi pekerjaan rumah pemerintah

desa saat ini. Tentunya harapan fungsi pemerintah desa sebagai pemandu

(17)

Sebetulnya ketidak berfungsian kelembagaan pemerintah desa tersebut ada

beberapa hal yang perlu dicermati dan mendapatkan perhatian lebih pada sisi

human actor (aparat dan warga desa). Pertama, ketidak berdayaan kelembagaan

pemerintah desa untuk berperan sebagai mesin perubahan. Kedua, ketidak

berdayaan aparat pemerintahan desa dalam menggalang kekuatan lokal

(terutama dalam membangun aksi dan kesadaran kolektif).

Seiring dengan digelontornya berbagai bantuan yang turun ke desa, seperti

Anggaran Dana Desa (ADD), PNPM atau pun program-program lain yang

sifatnya Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) untuk kegiatan pembangunan

infrastruktur pedesaan sangat banyak. Dan ketika desa digelondor bantuan dari

pemerintah daerah maupun pusat terkadang desa tidak siap dikarenakan tidak

mempunyai dokumen perancanaan desa. Meskipun ada dokumen perencanaan

desa tersebut masih bersifat tentatif karena penyusunannya didominasi oleh

pemerintah desa.

Hakikat kegagalan dalam pembangunan desa sebenarnya tidak hanya

berdasarkan pada kekurangan anggaran dari pemerintah daerah maupun pusat,

melainkan bagaimana desa dalam mengelola potensi dan sumber daya lokal

ekonomi desa. Bagaimana sinergitas antara pemerintah dengan lembaga desa

dan masyarakat dalam pengelolaan pembangunan, mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, pertanggung jawaban sampai dengan pelestarian hasil-hasil

pembangunan. Mestinya dalam perencanaan pembangunan desa terjadi

sinergitas dengan baik antara pemeran pembangunan dan penerima manfaat

pembangunan, sehingga dalam perencanaan pembangunan dapat

termaksimalkan potensi dan sumber daya lokal dalam membangun

perekonomian desa digali dan diarahkan sesuai dengan kebutuhan. Ketika

potensi dan sumber daya lokal dapat termanfaatkan dan terkelola sesuai dengan

arah dan kebutuhan dengan baik bukannya tidak mungkin kemakmuran dan

kesejahteraan masyarakat desa dapat terwujud. Sebagaimana pandangan

Soekamto (2010: 358-360) tentang pembangunan adalah suatu proses perubahan

disegala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan rencana

tertentu. Proses pembangunan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup

(18)

Dalam pembangunan diperlukan adanya perencanaan. Dalam perencanaan

pembangunan desa dibutuhkan perilaku pemerintahan yang baik (good

governance). Mekanisme pembangunan memberikan peluang bagi masyarakat

untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini, masyarakat

merupakan pelaku utama program dimana prakarsa pembangunan dipastikan

berasal dari masyarakat dan dilakukan oleh masyarakat serta diperuntukkan

sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Peran serta atau aktifnya masyarakat

dalam pengambilan keputusan diharapkan memberikan peluang bagi

keterbukaan dan kebertanggungjawaban maupun komitmen dalam pelestarian

program. Mestinya orientasi pembangunan sebagaimana pandangan Korten 1982

(dalam Bagong Suyanto 2002) bahwa Orientasi pembangunan dengan

menekankan pengembangan potensi manusia. Pembangunan yang berdimensi

kerakyatan mestinya memberikan peran kepada individu bukan sebagai obyek

program, melainkan sebagai aktor yang berhak menetapkan tujuan,

mengendalikan sumber daya dan mengarahkan proses yang mempengaruhi

kehidupannya.

Sebetulnya dalam perencanaan pembagunan adalah bagaimana membuat

sebuah keputusan yang akan dijadikan sebuah kebijakan. Kebijakan

pembangunan yang akan dilaksanakan di masa yang akan dating. Proses

pembuatan keputusan (decision-making) berposisi antara perumusan kebijakan

dan implementasi kebijakan. Realitasnya antara perumusan kebijakan dengan

implementasi kebijakan saling memiliki terkait antara satu sama lainnya.

Kebijakan yang telah dibuat akan mempengaruhi implementasi program dan

implementasi program tahap awal akan mempengaruhi pada tahapan pembuatan

keputusan tahap berikutnya. Selanjutnya hasil dari pembuatan keputusan

tersebut berbentuk kebijakan yang akan digunakan sebagai acuan dasar dalam

pelaksanaan implementasi program dimasa mendatang. Oleh karena itu, menurut

Etzioni, 1968 (dalam Parson, 2011: 247) pembuatan keputusan bukanlah bersifat

pasif, karena keputusan adalah sebuah proses dan keputusan awal seringkali

hanya merupakan sinyal penunjuk arah atau dorongan awal atau percobaan awal

yang nantinya akan mengalami revisi dan diberi spesifikasi pada periode

(19)

Analisis keputusan adalah semacam penjelasan untuk menerangkan dan

mendeskripsikan bagaimana suatu keputusan atau serangkaian keputusan dibuat.

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) adalah

dokumen perencanaan pembangunan desa yang disusun dalam rangka

mendorong peran serta masyarakat dalam pengelolaan pembangunan di desa.

Sebagaimana pendapat Lasswell, 1936 (dalam Parson, 2011) tentang analisis

keputusan yang menyatakan bahwasannya analisis keputusan sangat erat

kaitannya dengan siapa yang mendapatkan sesuatu, kapan dan bagaimana ia

mendapatkannya. Lasswell juga berpendapat bahwa analisis kebijakan adalah

analogi politik dari psikoloanalisis. Ia adalah sarana yang dapat dipakai

masyarakat untuk mengklarifikasi nilai dan tujuannya. Sedangkan menurut

Lindblom (dalam Parson, 2011) dalam pembuatan keputusan perlu dilandasi

oleh self-guiding society yang bertujuan untuk mengurangi kelemahan partisipasi

dan kompetisi di antara ide-ide. Lasswell memandang bahwa pembuatan

keputusan didorong oleh insting mendalam. Sedangkan model ekonomi

memandang pembuatan keputusan didorong oleh kepentingan diri. Padahal

pendekatan analisis kognitif memandang bahwa pembuatan keputusan manusia

memerlukan upaya untuk memecahkan problem dan upaya untuk mencapai

tujuan rasional, meski rasional itu terkekang.

Analisis keputusan bukanlah suatu prosedur yang mujarab dalam artian

dapat menyelesaikan dan memecahkan semua permasalahan yang terdapat dalam

diri manusia. Tuhan telah memberikan anugerah kepada manusia berupa

kecerdasan, persepesi dan falsafah. Anugerah Tuhan inilah yang hendaknya

berperan dalam memecahkan berbagai masalah dan menentukan alternatif dalam

mengambil keputusan. Alternatif tersebut hendaknya dapat diinterpretasikan

kedalam realitas sosial yang ada. Oleh karenanya dalam penentuan alternatif

hendaknya memiliki informasi yang cukup dalam menetapkan nilai. Nilai

merupakan suatu state of mind, suatu cara untuk menggambarkan ketidak pastian

seseorang dalam menghadapi suatu kejadian.

Dalam tesis ini penulis ingin menegaskan bahwa proses pembuatan

keputusan tentang penyusunan dokumen perencanaan pembangunan desa tahun

(20)

adalah upaya untuk menerangkan kontruksi sosial, yang mana kebenaran

suatu realitas bersifat relatif berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan

bagi pelaku sosial dalam proses penyusunan dokumen perencanaan

pembangunan desa dalam mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan

masyarakat pedesaan.

A. Perumusan Masalah

Berangkat dari uraian singkat pada latar belakang penelitian di atas,

maka dalam penelitian tentang proses pembuatan keputusan (decision making)

sebagai cara menentukan dan memodifikasin norma, nilai, standar dan mencari

informasi. Dimana informasi/fakta diperoleh untuk memfasilitasi pembuatan

penilaian dalam menentukan usulan prioritas pembangunan desa. Analisis

Keputusan tentang Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Desa

Tahun 2012-2016 di Desa Wringinanom Kecamatan Poncokusumo Kabupaten

Malang dipandang perlu untuk dikaji secara ilmiah mengingat konsep-konsep

tentang nilai (velue), penilaian (judgment) dan apresiasi terhadap pembuatan

keputusan menimbulkan problem yang harus dipecahkan dalam pembuatan

keputusannya untuk menghilangkan ketidak pastian dimasa depan. Oleh karena

itu, bila dirumuskan dalam bentuk pertanyaan maka permasalahan pokok yang

menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembuatan keputusan tentang penyusunan dokumen

perencanaan pembangunan desa tahun 2012-2016 di Desa Wringinanom

Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang?

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis dimensi mental adalah analisis mengenai pemetaan setting,

pemahaman terhadap perubahan setting dan penyesuaiannya dalam

pembuatan keputusan sehingga problem-problem yang dihadapi oleh para

pembuat keputusan dapat terungkapkan. Adapun aspek-aspek pokok dimensi

mental sebagai berikut: (i) prediksi, yakni analisis perihal pembuatan

(21)

1. nilai/norma yang paling ideal dalam pembuatan keputusan; (iii) inovasi,

yakni analisis terhadap pola penilaian tindakan pembuat keputusan dengan

hasil akhir dan pasca pembuatan keputusan dalam rangka suksesi

implementasi pembangunan desa.

2. Menganalisis dimensi institusional, yakni menganalisis faktor eksternal dan

internal yang menghambat proses perencanaan pembangunan yang dialami

pemerintah desa sehingga dapat diketahui kesuksesan dan kegagalan dalam

pembuatan keputusan.

3. Menganalisis dimensi situasional. Analisis pada dimensi ini dimaksudkan

untuk melihat konteks dan situasi proses akhir pembuatan keputusan serta

keterkaitannya dengan peristiwa (politik atau non politik) yang sedang

terjadi di desa.

4. Analisis dimensi ekologis, yakni menganlisis partisipasi masyarakat dalam

pengambilan keputusan, kemanfaatan keputusan dengan masyarakat dan

kontribusi proses pengambilan keputusan terhadap pembelajaran sosial.

A. Kegunaan Penelitian

Secara umum ada dua manfaat penelitian yang bisa dihasilkan, yaitu:

1. Teoritis

Penelitian tentang analisis keputusan tentang penyusunan dokumen

perencanaan pembangunan desa adalah sebuah konsep untuk membuat

keputusan-keputusan/kebijakan-kebijakan dalam perencanaan pembangunan

desa agar lebih tepat dan sesuai dengan karakteristik, potensi dan budaya

lokal masyarakat setempat sehingga dapat dijadikan acuan dalam membuat

model-model perencanaan pembangunan desa lainnya guna mewujudkan

kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

2. Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan bagi para

pemeran/stakeholder pembangunan desa dalam pembuatan keputusan terutama yang

berkaitan dengan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan desa dan dapat

(22)

A. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dalam penulisan laporan penelitian ini adalah

dimaksudkan untuk menghindari penggandaan makna. Adapun istilah-istilah

yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Keputusan

Adalah proses pemilihan alternatif dari berbagai alternatif dan proses

negoisasi antara orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan.

2. Perencanaan Pembangunan Desa

Adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan

pembangunan desa yang tepat bersama masyarakat melalui urutan pilihan

dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

3. RPJM Desa

Adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat

strategi dan arah kebijakan pembangunan desa, arah kebijakan keuangan

desa serta program prioritas kewilayahan yang disertai dengan rencana

Referensi

Dokumen terkait

Serta dari hasil eksperimen didapat juga nilai smoothness index yaitu 9,274 yang berarti kelancaran pada lintasan perakitan yang terbentuk cukup baik, karena jika semakin

Tidak ada nama variabel yang sama dalam sebuah program. Tanpa menggunakan spasi, pemisahan bisa dilakukan dengan

An example of formatting a plot by using commands is given in the following script file which was used to generate the formatted plot in Figure 5-1.. 5.4.2 Formatting a Plot Using

yang dapat dilakukan adalah : Meningkatkan kualitas air, Memberikan pelatihan kepada pegawai, Memperbaiki jaringan distribusi, Memberikan tanggapan terhadap keluhan

LUTFIL KHAKIM L 24.7 S1 MTSS SALAFIYAH

Technical Assistance for Institutional Development in Participatory Irrigation Management (IDPIM) Water Resources and Irrigation Sector Management Project (WISMP) Indonesia Deputi

Dalam pelaksanaan penelitian yang menjadi subjek adalah para pihak dari bank, antara lain manajer cabang, staf pembiayaan dan pihak (nasabah) yang terikat dengan perjanjian sewa

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kepadatan yang optimum serta mengevaluasi efektivitas bahan tambahan zeolit 20 g/ℓ, karbon aktif 10 g/ℓ dan garam 5 g/ℓ dalam