• Tidak ada hasil yang ditemukan

strategi bisnis strategi docx (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "strategi bisnis strategi docx (1)"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

strategi

pemberdayaan komunitas

dalam pengelolaan risiko bencana

(dengan pendekatan iso 31000)

(2)

bahasan

|pengantar|

(3)

0

(4)

mengapa bencana?

bencana

merupakan fenomena yang terjadi karena

komponen-komponen pemicu, bahaya, dan kerentanan

bekerja

bersama

secara

sistematis

, sehingga menyebabkan

terjadinya risiko pada komunitas.

bencana terjadi apabila masyarakat dan sistem sosial yang lebih tinggi

yang bekerja tidak mempunyai kapasitas yang memadai untuk mengelola

ancaman yang terjadi padanya. ancaman, pemicu dan kerentanan,

masing-masing tidak hanya bersifat tunggal, tetapi dapat hadir secara

(5)

mengapa pemberdayaan?

pemberdayaan

proses fasilitasi

partisipasi

dalam rangka pengembangan kapasitas

(potensi) masyarakat, sehingga mereka

bebas

dan secara

bersama-sama

mampu

mengatasi masalah

dan mengambil keputusan secara

mandiri. proses pemberdayaan tersebut dilakukan dengan

menyerahkan

kewenangan

, memberikan

kemudahan

terhadap

sumberdaya, dan menciptakan lingkungan yang

akomodatif

bagi

(aspirasi) masyarakat.

tujuh tingkatan partisipasi yang didasarkan pada mekanisme interaksinya, yaitu: (1)

penolakan; (2) berbagi informasi; (3) konsultasi tanpa komentar; (4) konsensus dan

pengambilan kesepakatan bersama; (5) kolaborasi; (6) berbagi penguatan dan

risiko; dan (7) pemberdayaan dan kemitraan.

partisipasi bertujuan untuk mencari jawaban atas masalah dengan cara lebih baik,

dengan memberi peran masyarakat untuk memberikan kontribusi sehingga

(6)

mengapa komunitas

komunitas

satu konsep umum, komunitas adalah sekelompok orang yang

mempunyai hubungan harmonis, mempunyai satu keselarasan

minat dan aspirasi, dan

terikat oleh nilai-nilai dan tujuan yang

sama.

dalam pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas ini, sebuah komunitas

dapat diartikan sebagai sebuah kelompok orang yang dapat

mempunyai satu

atau dua kesamaan

seperti misalnya tinggal di lingkungan yang sama,

terpapar ke risiko bahaya yang serupa, atau sama-sama telah terkena

dampak suatu bencana.

(7)

mengapa mengelola risiko?

risiko

efek dari sebuah tujuan yang tidak tentu

efek dari deviasi yang diharapkan – positif atau negatif.

tujuan bisa memiliki aspek yang berbeda (seperti finansial, kesehatan,

keselamatan, dan tujuan lingkungan) dan bisa diterapkan ke level yang

berbeda-beda ( seperti arah strategis, kelembagaan komunitas luas, proyek, produk, dan

proses)

risiko sering diartikan sebagai referensi kejadian yang potensial terjadi dan

konsekuensi atau kombinasi keduanya

risiko sering didefinisikan sebagai kombinasi dari konsekuensi dan kejadian

(termasuk perubahan kemungkinan) dan kejadian kemungkinan sekitar

ketidak tentuan dari informasi utuh maupun parsial yang berhubungan dengan

pemahaman dan pengetahuan, konsekuensinya, atau kejadian sekitar.

pengelolaan risiko

(8)

1

(9)

prinsip (1)

a. membuat dan melindungi nilai-nilai

melindungi nilai-nilai

perlindungan aset, hak dasar, pemenuhan kesehatan,

keselamatan, keamanan, legalitas, kebutuhan reguler,

penerimaan publik,

perlindungan

hak asasi

, produk, reputasi, hak berpolitik, kerja .

b. bagian integral dari semua proses

tidak bergerak sendiri. harus bergerak dalam semua proses yang ada di komunitas.

bagian dari proses kehidupan di komunitas.

c. bagian dari pengambilan keputusan

masyarakat bukan hanya diikut sertakan tetapi berhak menentukan pilihan, tindakan,

dan memilih tindakan alternati

f. partisipasi aktif

d. memuat ketidaktentuan

(10)

prinsip (2)

e. sistematik, terstruktur, dan tepat waktu

.

hal-hal diatas memberikan hasil yang efisien, konsisten, tepat dapat diandalkan

f. berdasarkan informasi terbaik

informasi itu berdasarkan dari sejarah, feedback, pengalaman, observasi, pantauan,

dan pengamatan ahli. semua aspek tersebut harus

dipilah

untuk menentukan mana

yang bisa dipakai sesuai batasannya.

g. adaptif dan harus disesuaikan

pengelolaan risiko harus disesuaikan sesuai tingkatan komunitas. dari sisi luasan

misalnya, komunitas rawan

longsor

akan berbeda dengan komunitas rawan

erupsi

gunungapi

atau

tsunami.

h. memuat unsur kemanusiaan dan budaya

(11)

prinsip (3)

i. transparan dan inklusif

transparan bagi semua level komunitas, dan juga dijaga agar tetap relevan dan

terbarui. pelibatan semua pemangku kepentingan juga dibutuhkan untuk menentukan

kriteria penilaian risiko

j. dinamis, iteratif, dan mampu berubah.

siap berubah akibat oleh hal-hal yang baru seperti kejadian, konteks, perubahan

pengetahuan, dan juga tempat terjadi, maupun risiko, yang mana bisa berubah-ubah.

k. memfasilitasi peningkatan berkelanjutan

(12)

2

(13)

kerangka kerja (0)

kesuksesan pengelolaan risiko tergantung pada

keefektifan kerangka kerja

yang

dilakukan di seluruh tingkatan komunitas

lewat penerapan pengelolaan proses, pengelolaan risiko dapat terbantu dalam

tingkatan apapun. kerangka kerja

memastikan

jika informasi mengenai risiko di

pengelolaan proses risiko dapat dilaporkan secara baik dan dapat dipergunakan

untuk pengambilan keputusan dan akuntabilitas komunitas.

(1)

memastikan mandat dan komitmen

(2)

mendesain kerangka kerja untuk mengelola risiko

(3)

melaksanakan pengelolaan risiko

(4)

memantau dan mereview rangka kerja

(14)

kerangka kerja (1)

1. memastikan mandat & komitmen

untuk mencapai keefektifan maka pemberdayaan komunitas harus

memastikan mandat dan komitmen:

menyampaikan serta menyebarluaskan arah kebijakan pengelolaan risiko

memastikan kemana arah kebijakan serta budaya komunitas

menegaskan indikator-indikator pengelolaan risiko

menyesuaikan arah tujuan sesuai dengan strategi komunitas

memastikan aspek legalitas serta kebutuhan

memastikan akuntabilitas dan tanggungjawab komunitas

memastikan bahwa sumberdaya sudah tepat

(15)

kerangka kerja (2)

2. mendesain kerangka kerja untuk mengelola risiko

(a)

memahami komunitas dan konteksnya.

(b)

membuat kebijakan pengelolaan risiko

(c)

akuntabilitas

(d)

integrasi menuju proses kelembagaan komunitas

(e)

sumber daya

(16)

memahami komunitas dan konteksnya

sebelum memulai desain, penting untuk memahami dan menilai

aspek internal dan eksternal dari komunitas.

yang harus dinilai dari konteks eksternalnya termasuk: (1). aspek sosial,

budaya, politik, legalitas, peraturan, keuangan, teknologi, ekonomis, alam, dan

aspek lingkungan dunia seperti hubungan internasional, nasional, regional,

atau wilayah; (2). aspek kunci dan tren yang menjadi tujuan komunitas; (3).

hubungan dengan siapa, persepsi seperti apa, dan nilai apa, dari pemangku

eksternal

yang harus dinilai dari konteks internalnya termasuk; (1) kepemerintahan,

struktur komunitas, peranaan, dan akuntabilitas;(2) kebijakan, tujuan dan

strategi untuk mencapainya (3) kapabilitas, pemahaman definisi dan suber

daya serta pengetahuan (cth: pusat sentral, waktu, orang, proses, sistem, dan

teknologi); (4) sistem informasi, aliran informasi, dan keputusan membuat

(17)

membuat kebijakan pengelolaan risiko

kebijakan harus menjelaskan secara gamblang kemana arah serta

tujuan, tanggungjawab dari komunitas

. untuk itu, kebijakan harus memuat:

(1) rasionalitas komunitas untuk mengelola risiko, (2) hubungan antara tujuan serta

kebijakan pengelolaan risiko, (3) akuntabilitas dan tanggungjawab, (4) cara

menyelesaikan konflik kepentingan, (5) tanggungjawab mengatur sumberdaya untuk

membantu akuntabilitas serta tanggungjawab memanajemne risiko, (6) cara

mengukur performa dan pelaporan pengelolaan risiko, (7) tanggungjawab mereview

dan meningkatkan kebijakan secara berkala, (8) kebijakan pengelolaan risiko

haruslah dikomunikasikan secara tepat

akuntabilitas

komunitas haruslah memastikan kompetensi, kebijakan, dan

(18)

integrasi menuju proses keorganisasian

pengelolaan risiko harus diterapkan kesemua kegiatan ataupun

proses kelembagaan komunitas secara relevan, efektif, dan

tepat

. pengelolaan ini harus menjadi bagian dari proses kelembagaan

komunitas. khususnya, menjadi bagian dari suatu kebijakan perencanaan

pengembangan, bisnis dan strategis, juga perubahan pengelolaan proses.

harus ada rencana luas untuk pengelolaan risiko untuk memastikan bahwa

kebijakan berlangung dengan baik, serta pengelolaan diterapkan ke semua

kegiatan dan proses. pengelolaan risiko ini bisa disatukan ke rencana lain

komunitas, seperti ke hal-hal strategis.

sumber daya

sumber daya yang harus coba diadakan

adalah: (1) manusia,

keahlian, pengalaman, kompetensi, (2) sumberdaya yang dibutuhkan untuk

proses pengelolaan, (3) proses, metode, dan alat yang digunakan untuk

(19)

membuat komunikasi dan mekanisme pelaporan internal

dua hal tersebut harus ada untuk mendukung dan membentuk akuntabilitas dan

kepemilikan akan risiko. mekanisme nya harus memastikan bahwa: (1) komponen

kunci dalam kerangka kerja pengelolaan risiko, dan modifikasi, telah dibentuk

secara tepat, (2) pelaporan internal yang tepat dalam hal kerangka kerja, serta

keefektifan hasilnya, harus ada informasi relevan yang didapat harus dipenuhi

dari semua tingkatan, (3) harus ada proses konsultasi dengan pemangku internal.

jika dapat, mekanisme ini harus memuat proses konsolidasi informasi risiko dari

segala sumber, dan bisa juga mempertimbangkan sensitivitas dari informasi

membuat komunikasi dan mekanisme pelaporan eksternal

komunikasi dan pelaporan eksternal harus melibatkan:(1) pemangku eksternal

dan memastikan keefektifan pertukaran informasi, (2) pelaporan yang sesuai

aturan, legal, sesuai pemerintah, (3) feedback dan pelaporan untuk komunikasi

dan konsultasi, (4) komunikasi untuk membangun kesinambungan kelembagaan

komunitas, (5) komunikasi dengan para pemangku dalam saat krisis atau

kontinjensi. jika dapat, mekanisme ini harus memuat proses konsolidasi informasi

risiko dari segala sumber, dan bisa juga mempertimbangkan sensitivitas dari

(20)

kerangka kerja (3)

3. melaksanakan pengelolaan risiko

menerapkan rangka kerja untuk pengelolaan risiko.

dalam

pelaksanaannya, maka kelembagaan komunitas harus: (1) menjelaskan

strategi dan waktu yang tepat, (2) menggunakan kebijakan yang tepat, (3)

menyesuaikan dengan aturan kebutuhan dan legalitas, (4) menyesuaikan

dengan pengambilan keputusan, termasuk tujaun pengembangan dan

pembentukan, susuai dengan hasil dari proses, (5) mengadakan sesi

pelatihan dan informasi, (6) mengkomunikasikan dan mengkonsultasikan

dengan para pemnagku yang tepat agara rangka kerja pengelolaan risiko

tersebut sesuai.

melaksanakan proses pengelolaan risiko.

pelaksaaan pengelolaan

(21)

kerangka kerja (4)

4. memantau dan mereview rangka kerja

secara efektif, kelembagaan komunitas harus: (1) mengukur performa

pengelolaan risiko sesuai indikator, yang direview secara tepat berkala, (2)

mengukur kemajuan sesuai sudut pandang rencana pengelolaan risiko secara

berkala, (3) mengukur ketepatan kebijakan, rangka kerja, maupun rencana

pengelolaan sesuai kelembagaan komunitas secara tepat, (4) melaporkan

(22)

kerangka kerja (5)

5. peningkatan kerangka kerja selanjutnya

(23)

3

(24)
(25)

proses (1)

1. komunikasi dan konsultasi

proses kreatif dan berkelanjutan bahwa kelembagaan komunitas

memberikan, membagi informasi dan mengadakan dialog dengan para

pemangku sesuai pengelolaan risiko.

informasi dapat berhubungan dengan eksistensi, asal muasal, bentuk,

serta kemungkinan kepentingan, evaluasi, penerimaan, dan pemulihan

pengelolaan risiko

konsultasi adalah proses dua arah komunikasi yang diberitakan antara

kelembagaan komunitas dan pemangkunya atas isu-isu terkini untuk

mengambil keputusan. konsultasi ialah: proses lewat pendapat daripada

lewat kekuatan yang berdampak pada keputusan, input pembuatan

(26)

proses (2)

2. memahami / menentukan konteks

memahami / menentukan konteks eksternal

memahami / menentukan konteks internal

(27)

memahami / menentukan konteks

pembentukan definisi internal maupun eksternal yang akan diterapkan

ketika mengelola risiko dan menentukan ruang lingkup dan kriteria risiko

untuk kebijakan pengelolaan risiko

konteks eksternal

lingkungan eksternal yang kelembagaan komunitas cari untuk mencapai

tujuannya

(konteks eksternal meliputi: aspek sosial, budaya, politik, legalitas, peraturan,

keuangan, teknologi, ekonomis, alam, dan aspek lingkungan dunia seperti hubungan internasional, nasional, regional, atau wilayah; aspek kunci dan tren yang menjadi tujuan kelembagaan komunitas; hubungan dengan siapa, persepsi seperti apa, dan nilai apa, dari pemangku eksternal)

konteks internal

lingkungan internal yang kelembagaan komunitas cari untuk mencapai

tujuannya

(konteks internal antara lain : kepemerintahan, struktur kelembagaan komunitas, peranaan, dan akuntabilitas; kebijakan, tujuan dan strategi untuk mencapainya ; kapabilitas,

(28)

rencana pengelolaan risiko

skema dalam rangka kerja pengelolaan risiko yang menspesifikasikan

pendekatan, komponen pengelolaan dan sumber untuk diaplikasikan

dalam pengelolaan risiko.

(komponen pengelolaan memuat tentang prosedur, praktik, tanggungjawab, kemungkinan dan waktu kegiatan. rencana pengelolaan risiko bisa dilakukan ke hal yang khusus, maupun ke semua hal dalam kelembagaan komunitas.)

proses pengelolaan risiko

aplikasi sistematis dari kebijakan prosedur, serta aktivitas pengelolaan

terhadap kegiatan pengkomunikasian, pengkonsultasian, pembuatan

konteks, identifikasi, analisa, evaluasi, pemulihan, pemantauan dan

peninjauan risiko

kriteria risiko

terms of reference terhadap kepentingan risiko akan dievaluasi

(29)

proses (3)

3. penilaian risiko

(30)

penilaian / pengkajian risiko

identifikasi risiko secara keseluruhan, analisis risiko dan evaluasi risiko

sumber risiko

elemen yangberdiri sendiri maupun tidak yang memiliki potensi intrinsik

yang dapat menimbulkan bencana,

sumber risiko dapat berbentuk nyata ataupun tak nyata

identifikasi risiko

proses mencari, menemukan dan mengartikan risiko

identifikasi risiko melibatkan identifikasi sumber risiko, kejadian, sebab akibat dan

(31)

analisis risiko

proses untuk menganalisa jenis risiko dan menentukan level risiko

analisa memberikan dasar evaluasi risiko menentukan pemulihan risiko. analisa risiko termasuk perkiraan risiko

tingkat risiko

besar kekuatan risiko atau kombinasi risiko, istilah yang diartikan dalam

kombinasi konsekuensi dan kemungkinannya

evaluasi risiko

proses membandingkan hasil analisis risiko dengan kriteria risiko

untuk menentukan apakah risiko dan/atau tingkat kekuatannya itu bisa

diterima atau tidak

(32)

proses (4)

4. pemulihan risiko

penentuan opsi pemulihan risiko

(33)

pemulihan risiko

proses untuk memodifikasi risiko

pemulihan risiko bisa dengan cara: mencegah risiko dengan melanjutkan atau membuat baru kegiatan risiko, melakukan atau meningkatkan risiko untuk mencari-cari kesempatan,

menghilangkan sumber risiko, mengubah kemungkinan, mengubah konsekuensi, membagi risiko dengan pihak lain (termasuk kontrak dan keuangan), menahan risiko dengan menginformasikan keputusan

pemulihan yang berhubungan dengan konsekuensi negative kadang diartikan sebagai mitigasi risiko, eliminasi risiko, pencegahan risiko dan pengurangan risiko

pemulihan dapat membuat risiko baru atau mengubah risiko yang sudah ada sebelumnya

(34)

pemulihan risiko

proses untuk memodifikasi risiko

pemulihan risiko bisa dengan cara: mencegah risiko dengan melanjutkan atau membuat baru kegiatan risiko, melakukan atau meningkatkan risiko untuk mencari-cari kesempatan,

menghilangkan sumber risiko, mengubah kemungkinan, mengubah konsekuensi, membagi risiko dengan pihak lain (termasuk kontrak dan keuangan), menahan risiko dengan menginformasikan keputusan

pemulihan yang berhubungan dengan konsekuensi negative kadang diartikan sebagai mitigasi risiko, eliminasi risiko, pencegahan risiko dan pengurangan risiko

(35)

pemilihan opsi

seimbang

. memilih opsi pemulihan risiko yang tepat harus melakukan usaha dan biaya yang seimbang seiring dengan mematuhi legalitas dan peraturan yang berlaku dan juga tanggungjawab dan perlindungan sosial dan lingkungan yang memadai.

multipihak.

ketika memilih opsi, kelembagaan komunitas harus mempertimbangkan nilai dan persepsi para pemangku dan juga mempertimbangkan cara komunikasi yang pantas dengan mereka. .

berantai.

pemulihan risiko itu sendiri dapat juga memicu risiko. ketidakefektifan pengukuran pemulihan risiko bisa jadi pemicunya. untuk itu, pemantauan harus dilakukan agar apakah pengukuran yang dilakukan masih tetap efektif atau tidak.

(36)

mempersiapkan & melaksanakan pemulihan

informasi yang harus diberikan dalam pemulihan risiko diantaranya: (1) alasan diberikannya opsi pemulihan, termasuk juga apa untungnya., (2) mereka yang pantas untuk menyetujui rencana dan mereka yang bertanggungjawa melaksanakan rencana (3) tindakan yang diajukan (4) sumberdaya yang dibutuhkan termasuk juga kontinjensi (5) pengukuran serta pengawasan performa (6)

kebutuhan pemantauan dan pelaporan (7) waktu dan jadwal

rencana pemulihan harus disatukan dengan proses pengelolaan dan harus dibicarakan juga dengan para pemangku. para pengambil keputusan dan para pemangku lainnya harus waspada akan hal-hal yang berisiko dapat terjadi setelah pemulihan. risiko sisa nanti harus dipantau,

(37)

proses (5)

5. pemantauan dan review

pemantauan

pengecekan, pemeriksaan, pengobservasian atau penentuan status

secara berkelanjutan untuk mengidentifikasi perubahan dari tingkat

performa yang diharapkan

pemantauan dapat diterapkan ke rangka kerja pengelolaan risiko , proses pengelolaan risiko, ,risiko atau control

review

kegiatan yang dilaukan untuk menentukan kepantasan, kecukupan,

dan keefektifan dari hal-hal yang berkait untuk mencapai tujuan yang

sudah ditetapkan

(38)

control

sesuatu yang dapat memodifikasi risiko

kontrol meliputi proses, kebijakan, alat, praktek, atau tindakan yang dapat mengubah risiko. kontrol tidak selalu menekankan efek perubahan

risiko sisa

risiko sisa setelah pemulihan risiko

(39)

proses (6)

6. penyimpanan proses pengelolaan risiko

penyimpanan proses untuk pembelajaran

kegiatan pengelolaan risiko harus bisa dilacak. dalam proses

pengelolaan risiko, pentimpanan digunakan untuk peningkatan alat dan

metode, termasuk juga secara keseluruhan.

(40)

4

(41)
(42)

TAHAP 1

Identifikasi ancaman &

kerentanan

Klarifikasi peran &

sasaran

Merencanakan strategi

Mendata sumberdaya

Meminta bantuan

Penanggulangan oleh

masing-masing keluarga

Usaha masyarakat

(43)

TAHAP 2

Masuk & menyatu

dengan komunitas

Membangun hubungan

Belajar

Mempelajari komunitas

Pengesahan isu

mengorganisir

Identifikasi masalah

Identifiaksi situasi politik,

sosisl & budaya

(44)

TAHAP 3

Memfasilitasi

Melatih

Memberikan bahan

Pelayanan

Menghubungkan dengan

sumberdaya

Pembangunan kapasitas

kelompok

Pemetaan bahaya

Kajian kerentanan

(45)

TAHAP 4

Memperkuat kelompok

Memfasilitasi jaringan

Tindakan kesiapsiagaan

Tindakan mengurangi

resiko

Peranan,

tanggungjawab, peran,

jadual, masukan

(46)

TAHAP 5

Memberikan konsultasi

Menentukan kegiatan

Memfasilitasi

Mengendalikan

Menekan

Negosiasi dengan /

mempengaruhi komunitas

lain

Melakukan refleksi

(47)

5

(48)

indikator

1. adanya kemampuan mengkaji dan memahami ancaman,kapasitas, kerentanan dan risiko secara partisipatif yang didukung oleh pengetahuan lokal dan ilmiah.

2. adanya rak prbbk yang disusun secara partisipatif dengan melibatkan para pemangku kepentingan, yang secara antusias diterima sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana pembangunan dalam musrenbang guna diwujudkan dalam rencana pembangunan daerah dan rad prbbk.

3. adanya mobilisasi sumberdaya internal komunitas (dan tatannan sosial di atasnya) untuk melaksanakan rak prbbk dan adanya kemampuan memobilisasi dan mengelola sumberdaya eksternal untuk melengkapinya.

4. adanya organisasi komunitas untuk prbbk (ok-prbbk) yang merupakan

representasi dari kelompok-kelompok warga yang ada yang dibangun untuk keperluan prbbk atau merevitalisasi kelembagaan lokal yang ada untuk keperluan prbbk.

5. adanya sistem pembelajaran bagi ok-prbbk dan komunitas dalam pemahaman dan pengelolaan ancaman, pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas sesuai dengan kebutuhannya.

(49)

terimakasih

eko teguh paripurno

+62818260162 / +6281339228339

(50)
(51)

istilah-istilah

1 risiko

efek dari sebuah tujuan yang tidak tentu

● efek dari deviasi yang diharapkan – positif atau negatif.

● tujuan bisa memiliki aspek yang berbeda (seperti finansial, kesehatan, keselamatan, dan

tujuan lingkungan) dan bisa diterapkan ke level yang berbeda-beda ( seperti arah strategis, kelembagaan komunitas luas, proyek, produk, dan proses)

● risiko sering diartikan sebagai referensi kejadian yang potensial terjadi dan konsekuensi

atau kombinasi keduanya

● risiko sering didefinisikan sebagai kombinasi dari konsekuensi dan kejadian (termasuk

perubahan kemungkinan) dan kejadian kemungkinan sekitar

● ketidak tentuan dari informasi utuh maupun parsial yang berhubungan dengan pemahaman

(52)

2 pengelolaan risiko

kegiatan yang terarah untuk mengarahkan dan mengontrol sebuah

kelembagaan komunitas yang menyelesaikan risiko

3 rangka kerja pengelolaan risiko

rangkaian komponen yang memberikan susunan dasar keorganisasian

untuk mendesai, melaksanakan, memantau, mereview dan meningkatkan

pengelolaan risiko secara keseluruhan di kelembagaan komunitas

 dasar meliputi kebijakan, tujuan, tugas, dan tanggungjawab untuk memanajmene risiko.

 susunan keorganisasian termasuk rencana, hubungan, akuntabilitas, sumberdaya, proses, dan

kegiatan.

 rangka kerja pengelolaan risiko yang terdapat dalam keseluruhan kebijakan operasional dan

strategis serta praktiknya.

4 kebijakan pengelolaan risiko

(53)

5 tindakan terhadap risiko

pendekatan kelembagaan komunitas untuk menilai serta

menyelesaikan, mengatasi, serta mengentaskan kelembagaan

komunitas dari risiko

6 rencana pengelolaan risiko

skema dalam rangka kerja pengelolaan risiko yang menspesifikasikan

pendekatan, komponen pengelolaan dan sumber untuk diaplikasikan dalam

pengelolaan risiko.

(komponen pengelolaan memuat tentang prosedur, praktik, tanggungjawab, kemungkinan dan waktu kegiatan. rencana pengelolaan risiko bisa dilakukan ke hal yang khusus, maupun ke semua hal dalam kelembagaan komunitas.)

7 pemilik risiko

(54)

6 rencana pengelolaan risiko

skema dalam rangka kerja pengelolaan risiko yang menspesifikasikan

pendekatan, komponen pengelolaan dan sumber untuk diaplikasikan

dalam pengelolaan risiko.

(komponen pengelolaan memuat tentang prosedur, praktik, tanggungjawab, kemungkinan dan waktu kegiatan. rencana pengelolaan risiko bisa dilakukan ke hal yang khusus, maupun ke semua hal dalam kelembagaan komunitas.)

7 pemilik risiko

orang atau entitas dengan taggungjawab mengelola risiko

8 proses pengelolaan risiko

(55)

9 pembuatan konteks

pembentukan definisi internal maupun eksternal yang akan diterapkan

ketika mengelola risiko dan menentukan ruang lingkup dan kriteria risiko

untuk kebijakan pengelolaan risiko

10 konteks eksternal

lingkungan eksternal yang kelembagaan komunitas cari untuk mencapai

tujuannya

(konteks eksternal meliputi: aspek sosial, budaya, politik, legalitas, peraturan,

keuangan, teknologi, ekonomis, alam, dan aspek lingkungan dunia seperti hubungan internasional, nasional, regional, atau wilayah; aspek kunci dan tren yang menjadi tujuan kelembagaan komunitas; hubungan dengan siapa, persepsi seperti apa, dan nilai apa, dari pemangku eksternal)

11 konteks internal

lingkungan internal yang kelembagaan komunitas cari untuk mencapai

tujuannya

(konteks internal antara lain : kepemerintahan, struktur kelembagaan komunitas, peranaan, dan akuntabilitas; kebijakan, tujuan dan strategi untuk mencapainya ; kapabilitas,

(56)

12 komunikasi dan konsultasi

proses kreatif dan berkelanjutan bahwa kelembagaan komunitas

memberikan, membagi informasi dan mengadakan dialog dengan para

pemangku sesuai pengelolaan risiko.

● informasi dapat berhubungan dengan eksistensi, asal muasal, bentuk, serta kemungkinan

kepentingan, evaluasi, penerimaan, dan pemulihan pengelolaan risiko

● konsultasi adalah proses dua arah komunikasi yang diberitakan antara kelembagaan komunitas

dan pemangkunya atas isu-isu terkini untuk mengambil keputusan. konsultasi ialah: proses lewat pendapat daripada lewat kekuatan yang berdampak pada keputusan, input pembuatan keputusan, bukan keputusan bersama

pemangku kepentingan

orang atau kelembagaan komunitas yang bisa mempengaruhi dan

dipengaruhi, atau memberi pengertian pada diri sendiri agar dipengaruhi

oleh keputusan atau kegiatan. para pemangku bisa jadi pengambil

(57)

penilaian risiko

identifikasi risiko secara keseluruhan, analisis risiko dan evaluasi risiko

identifikasi risiko

proses mencari, menemukan dan mengartikan risiko

identifikasi risiko melibatkan identifikasi sumber risiko, kejadian, sebab akibat dan

konsekuensinya. identifikasi risiko melibatkan kebutuhan akan data historis, analisis teoritis, informasi, dan pendapat ahli, dan juga para pemangku

sumber risiko

elemen yangberdiri sendiri maupun tidak yang memiliki potensi intrinsik

yang dapat menimbulkan bencana,

(58)

kejadian

hal-hal yang terjadi atau berubah karena beberapa hal

 kejadian bisa disebabkan lebih dari satu sebab atau akibat  kejadian bisa disebabkan sesuatu yang tak terjadi

 kejadian terkadang bisa disebut ‘’insiden’’ atau kecelakaan

 kejadian tanpa konsekuensi atau ‘’hampir tak terjadi, hampir terjadi’’ atau ‘’close call’’

konsekuensi

hasil dari suatu kejadian yang mempengaruhi tujuan

 kejadian yang bisa menimbulkan beberapa akibat

 konsekuensi bisa pasti maupun tak pasti dan bisa juga positif maupun negative  konsekuensi berbentuk kualitatif maupun kuantitatif

(59)

kemungkinan / probabilitas

peluang akan terjadinya sesuatu

probabilitas / kemungkinan’ bisa dijelaskan sebagai sesuatu yang dapat terjadi secara objektif aupun subjektif

profil risiko

deskripsi dari rangkaian risiko

 rangkaian risiko dapat memuat semua yang berhubungan dengan seluruh kelembagaan

komunitas, sebagian kelembagaan komunitas, atau sebaliknya

analisis risiko

proses untuk menganalisa jenis risiko dan menentukan level risiko

(60)

tingkat risiko

besar kekuatan risiko atau kombinasi risiko, istilah yang diartikan

dalam kombinasi konsekuensi dan kemungkinannya

evaluasi risiko

proses membandingkan hasil analisis risiko dengan kriteria risiko

untuk menentukan apakah risiko dan/atau tingkat kekuatannya itu bisa

diterima atau tidak

evaluasi risiko membantu pengambilan keputusan mengenai pemulihan risiko

kriteria risiko

terms of reference terhadap kepentingan risiko akan dievaluasi

(61)

pemulihan risiko

proses untuk memodifikasi risiko

 pemulihan risiko bisa dengan cara: mencegah risiko dengan melanjutkan atau membuat baru

kegiatan risiko, melakukan atau meningkatkan risiko untuk mencari-cari kesempatan,

menghilangkan sumber risiko, mengubah kemungkinan, mengubah konsekuensi, membagi risiko dengan pihak lain (termasuk kontrak dan keuangan), menahan risiko dengan

menginformasikan keputusan

 pemulihan yang berhubungan dengan konsekuensi negative kadang diartikan sebagai

mitigasi risiko, eliminasi risiko, pencegahan risiko dan pengurangan risiko

 pemulihan dapat membuat risiko baru atau mengubah risiko yang sudah ada sebelumnya 

control

sesuatu yang dapat memodifikasi risiko

(62)

27 risiko sisa

risiko sisa setelah pemulihan risiko

risiko sisa dapat memuat risiko yang belum diketahui. risiko sisa dapat diartikan sebagai ‚‘risiko yang tertinggal‘‘

28 pemantauan

pengecekan, pemeriksaan, pengobservasian atau penentuan status

secara berkelanjutan untuk mengidentifikasi perubahan dari tingkat

performa yang diharapkan

pemantauan dapat diterapkan ke rangka kerja pengelolaan risiko , proses pengelolaan risiko, ,risiko atau control

29 review

(63)

28 pemantauan

pengecekan, pemeriksaan, pengobservasian atau penentuan status

secara berkelanjutan untuk mengidentifikasi perubahan dari tingkat

performa yang diharapkan

pemantauan dapat diterapkan ke rangka kerja pengelolaan risiko , proses pengelolaan risiko, ,risiko atau control

29 review

kegiatan yang dilaukan untuk menentukan kepantasan, kecukupan,

dan keefektifan dari hal-hal yang berkait untuk mencapai tujuan yang

sudah ditetapkan

Referensi

Dokumen terkait

Data Flow Diagram atau sering juga disebut dengan Bubble Chart atau diagram, model proses, diagram alur kerja atau model fungsi adalah alat pembuatan model yang

Ruang yang diperlukan untuk program terapi keluarga adalah ruang konsultasi antara orang tua dengan Konselor dan ruang meeting antara para orang tua anak autism dengan

FUNGSI ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN “ Salah satu fungsi Administrasi Kepegawaian adalah Perencanaan kenaikan pangkat yang didasarkan atas kecakapan pegawai dengan

 Coordinating with Ministry of Finance-DJPK in establishing Physical SINKRON DAK Application as well as Non-Physical DAK Reporting Application especially related to

Ada beberapa sikap toleransi yang ditunjukan dalam film 99 Cahaya Di langit Eropa yang pertama yaitu mengakui hak setiap orang dengan ditunjukan kepada Maarja

Keperawatan adalah suatu bentuk  pelayanan professional yang merupakan integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan  pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk

Saat ini Dinas Kebersihan masih menyewa ke swasta sekitar 400 truk untuk mengangkut sampah menuju TPST Bantargebang. “Kalau kami sudah men- gelola sepenuhnya pengiriman sampah

disimpulkan bahwa pengertian dari Hypnoteaching adalah metode mengajar dengan cara menggunakan seni berkomunikasi untuk mempengaruhi siswa sehingga mampu mengubah