• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan Kesadaran Akibat Jatuh Dari Mot

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gangguan Kesadaran Akibat Jatuh Dari Mot"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Gangguan Kesadaran Akibat Jatuh Dari Motor

Angela Christine Virginia 102014080

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510

Angela.2014fk080@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Tidak ada satupun sistem tubuh yang dapat berfungsi sendirian. Semuanya saling bergantung dan bekerja sama sebagai satu kesatuan sehingga kondisi normal (homeostatis) di dalam tubuh dapat dipelihara. Sistem saraf berperan sebagai badan koordinasi utama. Kondisi di dalam dan di luar tubuh selalu berubah, maka sistem saraf ini bertugas untuk menanggapi perubahan-perubahan baik yang internal maupun eksternal (dikenal sebagai stimulus) sehingga tubuh dapat beradaptasi dengan kondisi yang baru. Pusat pengendalian semua yang ada di tubuh berada di otak.

Kata kunci: Sistem saraf, otak, homeostatis

Abstract

No body system that can function alone . All interdependent and work together as one unit so that the normal condition ( homeostasis ) in the body can be maintained . The nervous system plays a role as the main coordinating body . The conditions inside and outside the body is always changing , then the nervous system is responsible for responding to changes in both internal and external (known as the stimulus ) so that the body can adapt to the new conditions . Central control of everything in the body is the brain

Key words: The nervous system, brain, homeostatic

Pendahuluan

(2)

mereka mengontrol setiap bagian dari kehidupan sehari-hari kita seperti bernafas, berkedip hingga membantu mengingat informasi. Pusat pengendali semua kerja tubuh berada di otak dan dikendalikan melalui kinerja syaraf-syaraf yang saling berhubungan melalalui suatu sinaps. Otak dan sumsum tulang belakang vertebra menyusun SSP (sistem saraf pusat). Otak adalah suatu organ yang bekerja mengkoordinasikan seluruh yang terjadi di dalam tubuh, kepribadian, metabolisme, tekanan darah, emosi, hormon, ingatan, bekerja melebihi komputer manapun didunia ini.

Kelainan kecil pada otak akan mempengaruhi aktifitas tubuh, karenanya kita harus selalu menjaga nutrisinya dan menjaga kesehatannya dan mengembangkannya. Otak mengatur dan mengkoordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah dan keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas dungsi seperti pengenalan, emosi, ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya. Otak terbentuk dari dua jenis sel, yaitu glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang dikenal sebagai potensial aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan ke seluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut neurotransmitter. Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang dikenal sebagai sinapsis. Setiap neuron yang dimiliki manusia memiliki proses tersendiri dalam berkonstribusi dalan tingkah laku manusia. Kesadaran manusia terjadi melalui hubungan antara beberapa bagian otak. Jika hubungan ini terputus, maka bagian-bagian otak tersebut akan tetap melanjutkan aktivitasnya akan tetapi tidak ada komunikasi yang terjadi diantara bagian-bagian otak tersebut.

Pembahasan

(3)

Tanpa korpus kalosum, hemisfer kiri hanya bisa bereaksi terhadap informasi yang datang dari sisi kanan tubuh dan begitu pula hemisfer kanan hanya bisa bereaksi terhadap informasi dari sisi kiri tubuh saja. Artinya, korpus kalosum memungkinkan setiap hemisfer untuk menerima informasi kedua sisi tubuh. Hemisfer kiri dan kanan bukan merupakan mirror images dari satu sama lain (bentuk tidak persis sama). Setiap hemisfer memiliki fungsi yang berbeda, perbedaan spesialisasi fungsi antara hemisfer kanan dan kiri dikenal sebagai lateralisasi.1

Kesadaran

Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan,

tingkat kesadaran dibedakan menjadi :

1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..

2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.

3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhaya.

4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.

5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.

6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).

Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang kepala.

Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese serebral atau sistem aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan peningkatan angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian).

(4)

Hubungan mata dengan hemisfer kanan dan kiri

Kedua hemisfer terhubung dengan kedua mata dengan sedemikian rupa sehingga setiap hemisfer hanya menerima input dari bidang pandangan yang ada di sisi berlawanan (the opposite half of the visualfield). Setengah dari akson-akson yang berasal dari setiap mata bertemu dan menyilang ke hemisfer di sisi lawannya pada kiasma optikum (optic chiasm). Sebelah kanan ditangkap oleh bagian kiri setiap retina baik retina mata kiri dan retina mata kanan. Kemudian dihubungkan ke hemisfer kiri. Sementara itu sebelah kiri ditangkap oleh bagian kanan setiap retina dan dihubungkan ke hemisfer kanan.1

Gambar 1. Optic Chiasm

Saraf Kranial dan Fungsinya

(5)

kontraksi pada tubuh, mampu mengubah energi listrik menjadi energi kimiawi, dan mengandung protein-protein kontraktil.3

Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh. Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi 2 yaitu sistem saraf aferen dan sistem saraf eferen. Aferen yang membawa impuls dari reseptor ke saraf pusat, sedangkan Eferen membawa impuls dari saraf pusat ke Efektor. Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar (sistem saraf somatic) dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak. Sistem saraf somatik terdiri atas 12 pasang saraf otak (saraf kranial) dan 31 pasang saraf sumsumtulang belakang (saraf spinal).

Saraf-saraf kranial langsung berasal dari otak dan keluar meninggalkan tengkorak melalui lubang-lubang pada tulang yang disebut foramina. Terdapat 12 pasang saraf kranial yang dinyatakan dengan nama atau dengan angka romawi. Saraf kranial I, II dan VIII merupakan saraf sensorik murni, saraf kranial III, IV, XI, dan XII terutama merupakan saraf motorik, tetapi juga mengandung serabut proprioseptif dari otot-otot yang dipersyarafinya. Saraf kranial V, VII dan X merupakan saraf campuran. Saraf kranial III, VII dan X juga mengandung beberapa serabut saraf dari cabang parasimpatis sistem saraf otonom.3

Saraf-saraf kranial dalam bahasa latin adalah Nervi Craniales yang berarti kedua belas pasangan saraf yang berhubungan dengan otak mencakup nervi olfaktorii (I), optikus (II), okulomotorius (III), troklearis (IV), trigeminus (V), abdusens (VI), fasialis (VII), vestibulokoklearis (VIII), glosofaringeus (IX), vagus (X), asesorius (XI), hipoglosus (XII). Gangguan saraf kranialis adalah gangguan yang terjadi pada serabut saraf yang berawal dari otak atau batang otak, dan mengakibatkan timbulnya keluhan ataupun gejala pada berbagai organ atau bagian tubuh yang dipersarafinya.3

a. Saraf Olfactorius (N.I)

(6)

bagian medial sisi yang sama. Sistem olfaktorius merupakan satu-satunya sistem sensorik yang impulsnya mencapai korteks tanpa dirilei ditalamus.

Bau-bauan yang dapat memprovokasi timbulnya nafsu makan dan induksi salivasi serta bau busuk yang dapat menimbulkan rasa mual dan muntah menunjukkan bahwa sistem ini ada kaitannya dengan emosi. Serabut utama yang menghubungkan sistem penciuman dengan area otonom adalah medial forebrain bundle dan stria medularis talamus. Emosi yang menyertai rangsangan olfaktorius mungkin berkaitan ke serat yang berhubungan dengan talamus, hipotalamus dan sistem limbik.

b. Saraf Optikus (N. II)

Saraf Optikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di retina. Serabut-serabut saraf ini, ini melewati foramen optikum di dekat arteri optalmika dan bergabung dengan saraf dari sisi lainnya pada dasar otak untuk membentuk kiasma optikum. Orientasi spasial serabut-serabut dari berbagai bagian fundus masih utuh sehingga serabut-serabut dari bagian bawah retina ditemukan pada bagian inferior kiasma optikum dan sebaliknya. Serabut-serabut dari lapangan visual temporal (separuh bagian nasal retina) menyilang kiasma, sedangkan yang berasal dari lapangan visual nasal tidak menyilang. Serabut-serabut untuk indeks cahaya yang berasal dari kiasma optikum berakhir di kolikulus superior, dimana terjadi hubungan dengan kedua nuklei saraf okulomotorius. Sisa serabut yang meninggalkan kiasma berhubungan dengan penglihatan dan berjalan di dalam traktus optikus menuju korpus genikulatum lateralis. Dari sini serabut-serabut yang berasal dari radiasio optika melewati bagian posterior kapsula interna dan berakhir di korteks visual lobus oksipital.

Dalam perjalanannya serabut tersebut memisahkan diri sehingga serabut-serabut untuk kuadran bawah melalui lobus parietal sedangkan untuk kuadaran atas melalui lobus temporal. Akibat dari dekusasio serabut-serabut tersebut pada kiasma optikum serabut-serabut yang berasal dari lapangan penglihatan kiri berakhir di lobus oksipital kanan dan sebaliknya.

c. Saraf Okulomotorius (N. III)

(7)

superior, dan inferior, otot oblikus inferior dan otot levator palpebra superior. Nukleus otonom atau nukleus Edinger-westhpal yang bermielin sangat sedikit mempersarafi otot-otot mata inferior yaitu spingter pupil dan otot-otot siliaris.

d. Saraf Troklearis (N. IV)

Nukleus saraf troklearis terletak setinggi kolikuli inferior di depan substansia grisea periakuaduktal dan berada di bawah Nukleus okulomotorius. Saraf ini merupakan satu-satunya saraf kranialis yang keluar dari sisi dorsal batang otak. Saraf troklearis temporalis. Serabut-serabut sensorik saraf trigeminus dibagi menjadi tiga cabang utama yatu saraf oftalmikus, maksilaris, dan mandibularis. Daerah sensoriknya mencakup daerah kulit, dahi, wajah, mukosa mulut, hidung, sinus. Gigi maksilar dan mandibula, dura dalam fosa kranii anterior dan tengah bagian anterior telinga luar dan kanalis auditorius serta bagian membran timpani.

f. Saraf Abdusens (N. VI)

Nukleus saraf abdusens terletak pada masing-masing sisi pons bagian bawah dekat medula oblongata dan terletak dibawah ventrikel ke empat saraf abdusens mempersarafi otot rektus lateralis.

g. Saraf Facialis (N. VII)

(8)

h. Saraf Vestibulokoklearis (N. VIII)

Saraf vestibulokoklearis terdiri dari dua komponen yaitu serabut-serabut aferen yang mengurusi pendengaran dan vestibuler yang mengandung serabut-serabut aferen yang mengurusi keseimbangan. Serabut-serabut untuk pendengaran berasal dari organ corti dan berjalan menuju inti koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpus genikulatum medial dan kemudian menuju girus superior lobus temporalis. Serabut-serabut untuk keseimbangan mulai dari utrikulus dan kanalis semisirkularis dan bergabung dengan serabut-serabut auditorik di dalam kanalis fasialis. Serabut-serabut ini kemudian memasuki pons, serabut vestibutor berjalan menyebar melewati batang dan serebelum.

i. Saraf Glosofaringeus (N. IX)

Saraf Glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan asesorius pada waktu meninggalkan kranium melalui foramen tersebut, saraf glosofaringeus mempunyai dua ganglion, yaitu ganglion intrakranialis superior dan ekstrakranialis inferior. Setelah melewati foramen, saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan vena jugularis interna ke otot stilofaringeus. Di antara otot ini dan otot stiloglosal, saraf berlanjut ke basis lidah dan mempersarafi mukosa faring, tonsil dan sepertiga posterior lidah.

j. Saraf Vagus (N. X)

Saraf vagus juga mempunyai dua ganglion yaitu ganglion superior atau jugulare dan ganglion inferior atau nodosum, keduanya terletak pada daerah foramen jugularis, saraf vagus mempersarafi semua visera toraks dan abdomen dan menghantarkan impuls dari dinding usus, jantung dan paru-paru.

k. Saraf asesorius (N. XI)

Saraf asesorius mempunyai radiks spinalis dan kranialis. Radiks kranial adalah akson dari neuron dalam nukleus ambigus yang terletak dekat neuron dari saraf vagus. Saraf aksesoris adalah saraf motorik yang mempersarafi otot sternokleidomastoideus dan bagian atas otot trapezius, otot sternokleidomastoideus berfungsi memutar kepala ke samping dan otot trapezius memutar skapula bila lengan diangkat ke atas.

(9)

Nukleus saraf hipoglosus terletak pada medula oblongata pada setiap sisi garis tengah dan depan ventrikel ke empat dimana semua menghasilkan trigonum hipoglosus. Saraf hipoglosus merupakan saraf motorik untuk lidah dan mempersarafi otot lidah yaitu otot stiloglosus, hipoglosus dan genioglosus.

(10)

Gambar 2. Saraf Kranial

Mata

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.5

Organ mata manusia :5

Organ luar

 Bulu mata berfungsi menyaring cahaya yang akan diterima.

 Alis mata berfungsi menahan keringat agar tidak masuk ke bola mata.

(11)

Organ dalam

Bagian-bagian pada organ mata bekerjasama mengantarkan cahaya dari sumbernya menuju ke otak untuk dapat dicerna oleh sistem saraf manusia. Bagian-bagian tersebut adalah:

 Kornea

Merupakan bagian terluar dari bola mata yang menerima cahaya dari sumber cahaya.

 Sklera

Merupakan bagian dinding mata yang berwarna putih. Tebalnya rata- rata 1 milimeter tetapi pada irensi otot, menebal menjadi 3 milimeter.

 Pupil dan iris

Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di sekelilingnya.Iris berfungsi sebagai diafragma. Iris inilah terlihat sebagai bagian yang berwarna pada mata.

 Lensa mata

Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina. Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada bintik kuning retina. Untuk melihat objek yang jauh (cahaya datang dari jauh), lensa mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat objek yang dekat (cahaya datang dari dekat), lensa mata akan menebal.

 atau Selaput Jala

Retina adalah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya, khususnya bagian retina yang disebut bintik kuning. Setelah retina, cahaya diteruskan ke saraf optik.

 Saraf optik

(12)

Gambar 3. Anatomi Mata dalam

Mekanisme Penglihatan

Gambar 4. Mekanisme Penglihatan

(13)

pupil dan iris, maka cahaya sampai ke lensa. Lensa ini berada diantara aqueous humor dan vitreous humor, melekat ke otot–otot siliaris melalui ligamentum suspensorium. Fungsi lensa selain menghasilkan kemampuan refraktif yang bervariasi selama berakomodasi, juga berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina. Apabila mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot–otot siliaris akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat. Dan apabila mata memfokuskan objek yang jauh, maka otot–otot siliaris akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah. Bila cahaya sampai ke retina, maka sel–sel batang dan sel–sel kerucut yang merupakan sel–sel yang sensitif terhadap cahaya akan meneruskan sinyal–sinyal cahaya tersebut ke otak melalui saraf optik. Bayangan atau cahaya yang tertangkap oleh retina adalah terbalik, nyata, lebih kecil, tetapi persepsi pada otak terhadap benda tetap tegak, karena otak sudah dilatih menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan normal.

Supaya benda terlihat jelas, mata harus membiaskan sinar–sinar yang datang dari benda agar membentuk bayangan tajam pada retina. Untuk mencapai retina, sinar–sinar yang berasal dari benda harus melalui lima medium yang indeks biasnya (n) berbeda: udara (n=1,00), kornea (n=1,38), humor aqueous (n=1,33), lensa (n=1,40 (rata-rata)) dan humor vitreous (n=1,34). Setiap kali sinar lewat dari satu medium ke medium yang lain, sinar itu dibiaskan pada bidang batas.

Bagian terbesar dari daya bias mata bukan dihasilkan oleh lensa, akan tetapi terjadi pada bidang batas antara permukaan anterior kornea dan udara, hal ini dapat terjadi karena perbedaan indeks bias antara kedua medium ini cukup besar. Perbedaan indeks bias yang kecil akan sangat menurunkan kekuatan pembiasan cahaya di kedua permukaan lensa.6

Anisokor

(14)

Gambar 5. Anisokor

Kesimpulan

Hipotesis diterima, dimana apabila terjadi cidera kepala maka kemungkinan akan mengalami gangguan kesadaran serta gejala yang lainnya yang dapat berhubungan dengan saraf-saraf yang bekerja diatur oleh otak.

Daftar Pustaka

1. Biologi. Edisi kelima-jilid ketiga. Diterjemahkan oleh Prof. Dr. Ir.Wasmen Manalu dari Biology. Hal 226. Jakarta:ErlanggaKalat, James W. 1995.

2. Biological Psychology. 5th edition. United States of America: Brooks/ColePublishing CompanyBall, Jonathan. 1998.

3. Kandel ER, Schwartz JH, Jessel TM, ed. (2000). "Ch. 4: The cytology of neurons". Principles of Neural Science. McGraw-Hill Professional. ISBN 978-0-8385-7701-1. 4. Binder, Marc D.; Hirokawa, Nobutaka; Windhorst, Uwe, eds. (2009). Encyclopedia of

Neuroscience. Springer. ISBN 978-3-540-23735-8

5. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama ; 2009. h. 393-8

Gambar

Gambar 1. Optic Chiasm
Gambar 2. Saraf Kranial
Gambar 3. Anatomi Mata dalam
Gambar 5. Anisokor

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tidakan kelas yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri berbantuan puzzle segita mampu

Lembar observasi ini digunakan pada saat uji coba terbatas terhadap siswa untuk mengetahui keterlaksanaan tahapan inkuiri pada praktikum identifikasi kenaikan titik

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas

Zina gairu muhsan yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang belum bersuami istri, hukumannya adalah didera sebanyak 100X dengan menggunakan rotan.Perbuatan zina

Puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala anugerah dan berkat yang melimpah bagi penulis sehingga penulisan karya tulis ilmiah dengan judul “Hubungan Skor IPSS dengan

Bila bercermin dari keberhasilan orang Korea Selatan dalam membangun bangsa dan negaranya menjadi bangsa yang maju dan berhasil, maka sesungguhnya kita bangsa Indonesia sudah

Jika dilihat dari aspek sejarah dakwah Rasulullah s.a.w suatu ketika dahulu, golongan mualaf atau saudara baru yang memeluk Islam telah mendapat sokongan dan jaminan daripada

Dan oleh sebab V ruang Hilbert maka V adalah ruang bernorma lengkap, ini berakibat ruang dual ganda V**, (akibat Teorema 3.10 ), memenuhi struktur ruang