• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRES DAN MOTIVASI TERHADAP KIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH STRES DAN MOTIVASI TERHADAP KIN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

19

PENGARUH STRES DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA, TBK CABANG PALEMBANG

Penulis

Efrina Masdiani

Program Studi Administrasi Niaga Politeknik Anika Palembang E-surel : Efrina.Masdiani@yahoo.co.id

Abstract

The study aims to find out whether or not stress affects employee performance, work motivation affects employee performance, and stress and motivation simultaneously affect the performance of employees of PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang. The study was conducted to the employees of PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang with the number of samples of 123 employees taken randomly. The data analysis technique used multiple linear regression analysis. The results of the study show that the stress significantly affects the performance of the employees, the work motivation significantly affects the performance of the employees, and thestress and work motivation simultaneously affect the performance of employees of PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang. The company is expected to strive to alleviate stress and improve work motivation of the employees through development, strict supervision, and encouragement from external and internal parts of the employees to act professionally in doing the assigned duty.

Keywords : Stress, Work motivation, Employee performance

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Era globalisasi saat ini

mengakibatkan adanya persaingan dan tuntutan profesionalitas yang semakin tinggi pada tenaga kerja. Baik dalam hal penguasaan teknologi baru, batasan atau waktu yang lebih singkat dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan,

perubahan tuntutan dalam hasil kerja, serta perubahan dalam peraturan kerja dan lain sebagainya. Persaingan dan tuntutan profesional kerja yang semakin tinggi tersebut akan mengakibatkan

timbulnya tekanan-tekanan yang

dihadapi individu dalam lingkungan kerja. Selain tekanan yang berasal dari

lingkungan kerja, lingkungan

perekonomian di Indonesia yang belum stabil akibat badai krisis yang berkepanjangan juga sangat potensial menimbulkan tekanan. Tekanan yang timbul dan berlangsung secara terus menerus akan berpotensi menimbulkan

kecemasan. Dampak yang sangat

merugikan dari adanya gangguan

kecemasan yang sering dialami oleh masyarakat dan angkatan kerja disebut stres. Menurut Siagian (2003:300), para ahli mengatakan bahwa stres dapat timbul sebagai akibat tekanan atau

ketegangan yang bersumber dari

(2)

20 dan kemampuan seseorang, ia akan mengalami stres. Stres semakin kuat apabila seseorang menghadapi masalah yang datangnya bertubi-tubi.

Stres yang terlalu besar dapat

mengancam kemampuan seseorang

untuk menghadapi lingkungan, yang kemudian mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya dan pada akhirnya akan mempengaruhi kinerjanya.

Stres kerja yang dialami oleh

karyawan PT. Ramayana Lestari

Sentosa, Tbk Palembang cukup besar, hal ini ditunjukkan dari ketatnya peraturan yang diterapkan di perusahaan tersebut. Peraturan-peraturan yang diterapkan di PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang diantaranya

adalah tidak adanya perbedaan

perlakuan terhadap perbedaan gender antara karyawan laki-laki dan karyawan perempuan dalam hal jam kerja. Baik laki-laki maupun perempuan sama-sama bekerja dalam shift. Dimana shift tersebut terbagi menjadi dua shift, yaitu shift siang dan shift malam. Satu hari off, dimana off tersebut tidak bisa diambil pada hari Jum’at, Sabtu,

Minggu dan hari besar lainnya.

Sedangkan satu hari dalam satu minggu karyawan harus kerja lembur, dimana dari pagi sampai malam hari karyawan tersebut harus full time berada di area kerja. Bagi karyawan laki-laki mungkin tidak masalah ketika harus pulang kerja pada malam hari atau bahkan pada saat kerja lembur, sedangkan bagi karyawan wanita ini adalah suatu tantangan tersendiri, yang tak jarang memicu stres dalam dirinya. Terlebih lagi bagi karyawan yang sudah menikah dan memiliki anak. Dimana tanggung jawab

dalam pengurusan anaknya harus

diserahkan kepada pihak lain, bukan dirinya sendiri sebagai ibu. Rasa cemas terhadap kondisi anak yang ditinggalkan akan meningkat apabila karyawan tersebut harus meninggalkan anaknya

yang sedang sakit kepada orang lain. Perasaan cemas ini sedikit banyak akan mempengaruhi kinerja karyawan di tempat kerja.

Banyak karyawan yang setiap tahunnya harus mengambil cuti untuk meredakan konflik dan ketegangan dalam kehidupan mereka, mengisi waktu cuti tersebut dengan liburan dan melakukan hal-hal yang menyenangkan dengan tujuan agar tekanan dan ketegangan yang selama ini dialami dalam lingkungan pekerjaan dapat berkurang atau mungkin hilang sama sekali. Cuti sangatlah penting bagi seorang karyawan dalam bidang apapun dia bekerja dalam suatu perusahaan tanpa terkecuali. PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang memberikan cuti kepada karyawannya selama dua minggu dalam setiap masa kerja satu tahun. Pemberian cuti kepada karyawan PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk

Palembang sangat mambantu

perusahaan dalam mengatasi

kemungkinan stres kerja yang terjadi. Karyawan yang tidak mengalami stres akan termotivasi untuk memberikan kinerja terbaiknya kepada perusahaan.

Seperti yang dikemukakan oleh Handoko (2008:200), masalah stres kerja yang dialami oleh karyawan cenderung lebih mudah timbul daripada mengatasinya, oleh karena itu stres kerja tidak akan muncul kalau tidak ada pemicunya. Stres kerja dapat dilihat dari keluhan yang muncul dari karyawan, seperti munculnya keluhan-keluhan seputar masalah pekerjaan. Hal-hal

yang menjadi keluhan karyawan

diantaranya yaitu banyaknya beban pekerjaan yang harus diselesaikan karena sebagian karyawan kurang memanfaatkan waktu kerja yang ada

sehingga pekerjaan tidak dapat

(3)

21

yang pada akhirnya akan

mengakibatkan karyawan menjadi stres. Menurut Hasibuan (2008:204) untuk mengatasi stres dilakukan dengan pendekatan kejiwaan dan konseling. Konseling adalah pembahasan suatu masalah dengan seorang karyawan,

dengan maksud pokok membantu

karyawan tersebut agar dapat

mengatasi masalah secara lebih baik. Konseling bertujuan untuk membuat orang-orang menjadi lebih efektif dalam memecahkan masalah mereka.

Selain stres, motivasi kerja karyawan juga merupakan salah satu faktor yang penting pagi perusahaan terutama yang menyangkut dengan kinerja karyawan. Menurut Simamora (2004:456), motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang

menuju sebuah tujuan. Motivasi

melibatkan gerakan fisik dan mental. Motivasi juga mempunyai dua sisi : gerakan dan motif. Gerakan dapat dilihat, akan tetapi motif harus disimpulkan. Apabila seorang karyawan mempunyai motivasi untuk mencapai tujuan pribadinya, maka karyawan tersebut harus meningkatkan kinerjanya, dan kinerja karyawan itu sendiri akan semakin meningkat jika ada motivasi yang diberikan oleh perusahaan dimana dia bekerja. Itu artinya, meningkatnya motivasi pekerja akan meningkatkan kinerja individu, kelompok, maupun

organisasi. Motivasi dapat

meningkatkan kinerja karyawan karena karyawan akan melakukan pekerjaan secara lebih giat dan lebih baik dengan atau tanpa pengawasan langsung dari atasan. Begitu juga sebaliknya, jika karyawan tidak memiliki motivasi maka kinerja karyawan akan turun. Jadi

dengan kata lain motivasi akan

berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Perusahaan juga harus mampu melihat faktor-faktor apa sajakah yang bisa

membuat motivasi karyawan

meningkat, dan mengusahakan agar faktor-faktor tersebut dapat terwujud.

Menurut Simamora (2004:457), bahwa untuk mempertahankan pertalian antar kinerja dan motivasi yang

menguntungkan organisasi dan

kalangan karyawan, organisasi perlu menyediakan : evaluasi yang akurat, imbalan kinerja, dan umpan balik para penyelia.

Motivasi berkaitan dengan

aktivitas dan perasaan psikologis seseorang dalam berinteraksi pada suatu organisasi maupun suatu pekerjaan dan tindakan. Motivasi mencakup upaya, keinginan dan dorongan yang dimiliki seseorang dalam usahanya mencapai satu tujuan dalam konteks pekerjaan yaitu mencapai kinerja.

Menurut Hasibuan (2008:150), motivasi karyawan terbagi menjadi dua jenis, yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Dalam prakteknya, kedua jenis motivasi tersebut sering digunakan dalam suatu perusahaan.

Penggunaannya harus tepat dan

seimbang supaya dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. Motivasi positif efektif untuk jangka panjang sedangkan motivasi negatif efektif untuk jangka pendek. Akan tetapi, manajer harus konsisten dan adil dalam

menerapkannya. Motivasi positif

maksudnya manajer memotivasi

(merangsang) bawahan dengan

memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar. Dengan motivasi positif,

semangat kerja bawahan akan

(4)

22

departemen yang targetnya dapat

tercapai, maka perusahaan akan

memberikan bonus kepada karyawan

yang bertugas pada departemen

tersebut.

Motivasi negatif maksudnya

manajer memotivasi bawahan dengan

standar mereka akan mendapat

hukuman. Dengan motivasi negatif ini, semangat kerja bawahan dalam waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik . Motivasi negatif juga diterapkan di PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk

Palembang dalam meningkatkan

motivasi kerja para karyawannya. Perusahaan menerapkan sistem sanksi bagi karyawan yang kinerjanya rendah, karyawan yang datang terlambat, atau

pelanggaran terhadap peraturan

perusahaan lainnya. Sanksi tersebut

berupa bonus tidak diberikan,

pemotongan gaji, sampai dengan surat peringatan (SP). Dengan motivasi negatif tersebut, perusahaan berharap agar pelanggaran terhadap

peraturan-peraturan perusahaan dapat

diminimalisir.

Berdasarkan teori motivasi

Maslow, seharusnya semua perusahaan harus mampu memenuhi semua jenjang kebutuhan karyawan agar motivasi kerja

mereka dapat terus dijaga dan

dipertahankan. Pada PT. Ramayana Lestari sentosa, Tbk Palembang pada jenjang kebutuhan pokok atau dasar

karyawan, bisa dipenuhi oleh

perusahaan. Pada jenjang kedua yaitu

kebutuhan akan keselamatan dan

keamanan karyawan, perusahaan juga melaksanakan tugasnya dengan baik yaitu dengan memberikan fasilitas keamanan di area kerja karyawan dalam bekerja. Untuk jenjang kebutuhan

ketiga yaitu kebutuhan sosial,

kebutuhan ini tergantung dari individu

masing-masing karyawan. Untuk

karyawan yang mudah bergaul, dia akan merasa diterima oleh sesama rekan kerja, tapi untuk karyawan yang memiliki sifat tertutup, introfet, dan tidak suka bergaul mungkin akan merasa kebutuhan ini tidak terpenuhi. Kebutuhan ini sepenuhnya tergantung

pada kepribadian masing-masing

individu karyawan. Untuk jenjang berikutnya, yaitu kebutuhan akan penghargaan dan prestise. Perusahaan belum terlalu memenuhi kebutuhan ini untuk karyawannya, misalnya tidak ada perbedaan tempat parkir anatara atasan

dan bawahan. Terakhir adalah

kebutuhan akan aktualisasi diri, perusahaan membuka kesempatan untuk

para karyawannya yang ingin

menunjukkan prestasi kerjanya. Apabila ada karyawan yang memiliki prestasi biasanya akan di umumkan lewat breefing di pagi hari sebelum

operasional toko. Hak untuk

mengemukakan pendapat sangat

terbuka di PT. Ramayana Lestari

Sentosa, Tbk Palembang. semua

karyawan mempunyai kesempatan yang

sama untuk mengemukakan

pendapatnya tanpa ada paksaan dari siapapun.

Peneliti tertarik untuk menjadikan variabel motivasi kerja sebagai variabel utama bukan variabel antara karena penulis ingin mengetahui sejauh mana

motivasi kerja menjadi penyebab

rendahnya kinerja seseorang secara

langsung. Sebagaimana yang

(5)

23

persepsi, pembuatan keputusan

individual, dan pembelajaran.

Perusahaan harus memiliki

kinerja, dan kinerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja individu yang terlibat dalam perusahaan tersebut. Kinerja yang baik dari para karyawan akan membantu perusahaan mencapai target yang sudah ditetapkan dan

memaksimalkan laba perusahaan,

sebaliknya bila kinerja karyawan turun, maka akan berdampak pada tidak tercapainya target perusahaan. Oleh karenanya kinerja karyawan perlu diperhatikan untuk terwujudnya tujuan

perusahaan, antara lain dengan

melaksanakan kajian berkaitan dengan variabel stres dan motivasi kerja.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi volume penjualan di PT.

Ramayana Lestari Sentosa, Tbk

Palembang. Faktor-faktor tersebut

diantaranya adalah kurangnya

pemahaman dari karyawan mengenai produk yang dipasarkan, kurangnya

promosi yang dilakukan oleh

perusahaan dan karyawan, serta

pendisplayan produk yang kurang menarik bagi konsumen sehinggai konsumen tidak tertarik untuk membeli produk tersebut.

Menurut Sedarmayanti

(2009:273), sifat dari penilaian kinerja karyawan yang baik adalah terbuka dan rahasia. Penilaian kinerja sebaiknya

terbuka bagi karyawan yang

bersangkutan, maksudnya setiap

karyawan yang dinilai berhak

mengetahui penilaian yang dilakukan

oleh pimpinan terhadap dirinya.

Disamping dia berhak mengetahui, karyawan dapat mengajukan keberatan

atas nilainya, apabila menurut

anggapannya penilaian tersebut kurang sesuai. Dalam mengajukan keberatan sebaiknya menyatakan fakta dan alasan yang logis. Agar karyawan mampu

memahami penilaian, perlu ada

penjelasan dari bagian kepegawaian atau bagian yang ditunjuk, tentang berbagai bidang yang dinilai dalam organisasi tersebut. Apabila hal itu dapat dilakukan secara timbal balik, maka akan dapat diambil manfaatnya. Adapun manfaat yang dapat diambil diantaranya: pertama, setiap karyawan

yang dinilai akan mengetahui

kemampuannya melalui nilai

kurang/cukup/baik. Dengan mengetahui

kekurangannya berarti dia dapat

memperbaiki, untuk waktu yang akan datang. Kedua, sebaiknya pemimpin menilai karyawan secara teliti dan obyektif. Hal ini didorong oleh sifat terbuka penilaian pelaksanaan pekerjaan tersebut.

PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang retail dan departement store. Sesuai

dengan tujuan perusahaan yaitu

memberikan pelayanan yang terbaik dan memuaskan kepada para pembeli dan calon pembeli, maka perusahaan harus mampu menciptakan karyawan yang

berdedikasi tinggi dan memiliki

motivasi dalam melaksanakan tugasnya,

yaitu melayani konsumen,

mementingkan kepuasan konsumen

diatas segalanya. Sehingga konsumen akan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan dan berdampak pada

kembalinya konsumen menjadi

pelanggan tetap atau terciptanya repeat order.

Sejalan dengan kondisi tersebut, maka PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang sebagai salah satu perusahaan retail terkemuka di kota

Palembang dituntut untuk

meningkatkan kemampuan dalam

(6)

24

menurunnya motivasi kerja, dan

penurunan kinerja.

Berdasarkan wawancara peneliti

dengan beberapa karyawan PT.

Ramayana Lestari Sentosa, Tbk

Palembang diketahui bahwa karyawan dapat mengalami stres ketika diberikan beban kerja yang berlebihan, target

perusahaan yang terlalu tinggi,

keterdesakan waktu, kondisi lingkungan

fisik yang kurang mendukung,

pekerjaan yang monoton, berulang-ulang dan tidak variatif. Hal ini

memungkinkan karyawan terserang

stres, stres yang dialami oleh karyawan ditakutkan berdampak buruk bukan berdampak positif terhadap kinerja sehingga usaha pencapaian tujuan perusahan dapat terganggu. Untuk mengatasi dampak stres tersebut, PT.

Ramayana Lestari sentosa, Tbk

Palembang menyediakan badan

konseling karyawan. Setiap seminggu sekali tepatnya hari Jum’at pagi,

perusahaan selalu mengadakan

pembacaan surat Yasin dan do’a bersama dengan tujuan agar karyawan selalu dilandasi iman dan menjaga keseimbangan emosi karyawan dalam menjalani pekerjaan. Motivasi kerja yang tinggi dari karyawan sangat penting dalam tercapainya tujuan perusahaan. PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang sangat paham

tentang hal itu, maka untuk

meningkatkan motivasi karyawannya

perusahaan memberikan motivasi

positif berupa pemberian bonus kepada karyawan yang dapat mencapai target dalam satu periode tertentu.

PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang melakukan penilaian kinerjanya secara langsung. Manajer, Kepala Bagian SDM, Supervisor Area, dan staff turun langsung ke lapangan

untuk melihat kinerja para

karyawannya. Staff melakukan insfeksi mendadak (sidak) di area kounter

karyawan dengan jadwal pelaksanaan yang tidak diketahuai oleh karyawan, karena sifatnya rahasia dan dadakan.

Sehingga karyawan tidak dapat

mempersiapkan diri sebelum dilakukan pemeriksaan di counter areanya oleh

staff yang berwenang. Kinerja

karyawan pada saat dilakukan sidak tersebut akan dicatat oleh staff yang melakukan sidak. Penilaian kinerja oleh staff dari kantor pusat dilakukan dengan cara rahasia. Staff pusat secara berkala tiga bulan sekali datang ke kantor cabang Palembang, ada yang datang secara terbuka dan diketahui oleh karyawan dan kepala cabang setempat dan ada juga yang melakukan penilaian kinerja karyawan secara tertutup atau rahasia dengan menyamar sebagai customer.

Berdasarkan dari permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan suatu penelitian yang

berhubungan dengan stres dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan yang

berjudul “Pengaruh Stres dan

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan pada PT. Ramayana

Lestari Sentosa, Tbk Palembang”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang

masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh stres dan

motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang secara parsial?

2. Bagaimana pengaruh stres dan

motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang secara simultan?

3. Variabel manakah yang paling

(7)

25 karyawan pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan penulis adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh stres dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang secara parsial

2. Untuk mengetahui pengaruh stres dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang secara simultan

3. Untuk mengetahui variabel

manakah yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Stres

a. Menurut Mangkunegara (2009:157), stres kerja adalah perasaan tertekan

yang dialami karyawan dalam

menghadapi pekerjaan.

b. Menurut Gregory Moorhead dan

Ricky W. Griffin (2013:170), Stres (stress) didefinisikan sebagai respon

adaptif seseorang terhadap

rangsangan yang menempatkan

tuntutan psikologis atau fisik secara berlebihan kepadanya.

c. Menurut Ivancevich, Konopaske, dan Matteson (2007:295), stres adalah suatu respon adaftif, dimoderasi oleh perbedaan individu, yang merupakan konsekuensi dari setiap tindakan,

situasi, atau peristiwa yang

memberikan tuntutan khusus

terhadap seseorang.

d. Menurut Siagian (2008:300), stres merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran dan kondisi fisik seseorang.

2.2 Sumber-Sumber Stres

Menurut Hasibuan (2008:204), faktor-faktor penyebab stres karyawan adalah sebagai berikut :

a. Beban kerja yang sulit dan

berlebihan

b. Tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar

c. Waktu dan peralatan kerja yang kurang memadai

d. Konflik antara pribadi dan pimpinan atau kelompok kerja

e. Balas jasa yang terlalu rendah f. Masalah-masalah keluarga seperti

anak, istri, mertua, dan lain-lain

2.3 Perbedaan Antara Mencegah Stres dan Mengelola Stres

Menurut Ivancevich, Konopaske, dan Matteson (2007:312), terdapat perbedaan antara mencegah stres dan mengelola stres. Pencegahan stres

berfokus pada pengendalian atau

menghilangkan stressor yang mungkin menimbulkan respon stres, sedangkan manajemen stres berisi prosedur yang membantu orang mengatasi stres secara efektif.

2.4 Perbedaan Individu dalam Stres Kerja

Menurut Mangkunegara

(2006:182), perbedaan individu dalam menghadapi luka stres tidak selalu sama tergantung pada kemampuan dirinya dalam mentoleransi stresnya dan tingkat stres yang dialami mereka. Luka stres yang dialami individu mulai dari tingkat ringan, sedang dan berat. Oleh karena itu dalam mengatasi stres terlebih dahulu harus dilakukan pendeteksian penyebab stresnya, kemudian dianalisis

kondisi emosional individu yang

(8)

26 2.5 Pengertian Motivasi

Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003:58), motivasi merupakan proses pemberian dorongan kepada anak buah agar dapat bekerja sejalan dengan batasan yang diberikan guna mencapai tujuan organisasi secara optimal.

Menurut Mangkunegara (2009:93),

motivasi adalah kondisi yang

menggerakkan pegawai agar mampu

mencapai tujuan dari motifnya.

Menurut Hasibuan (2008:141), motivasi (motivation) berasal dari bahasa Latin movere yang berarti dorongan atau

menggerakkan. Menurut Rifai

(2004:227), motivasi merupakan proses

psikologis yang menyebabkan

terjadinya dan terarahnya perilaku

manusia. Menurut Sedarmayanti

(2009:233), motivasi merupakan

kesediaan mengeluarkan tingkat upaya tinggi ke arah tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi kebutuhan individual. Menurut Wibowo (2010:380), motivasi

merupakan dorongan terhadap

serangkaian proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan.

2.6 Tujuan Motivasi

Menurut Hasibuan (2008:146), tujuan motivasi adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan moral dan kepuasan

kerja karyawan

b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan

c. Mempertahankan kestabilan

karyawan perusahaan

d. Meningkatkan kedisiplinan

karyawan

e. Mengefektifkan pengadaan

karyawan

f. Menciptakan suasana dan hubungan yang baik

g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan

h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan

i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya j. Meningkatkan efisiensi penggunaan

alat-alat dan bahan baku

2.7 Asas-Asas Motivasi

Menurut Hasibuan (2008:146), asas-asas motivasi mencakup :

a. Asas Mengikutsertakan

Asas mengikutsertakan maksudnya

mengajak bawahan untuk ikut

berpartisipasi dan memberikan

kesempatan kepada mereka

mengajukan ide-ide, rekomendasi

dalam proses pengambilan

keputusan. Dengan cara ini,

bawahan merasa ikut bertanggung jawab atas tercapainya tujuan perusahaan sehingga moral dan gairah kerjanya meningkat.

b. Asas Komunikasi

Asas komunikasi maksudnya

menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara mengerjakannya, dan kendala yang dihadapi. Dengan asas komunikasi, motivasi kerja bawahan akan meningkat.

c. Asas Pengakuan

Asas pengakuan maksudnya

memberikan penghargaan dan

pengakuan yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya. Karyawan akan bekerja keras dan semakin rajin, jika mereka terus-menerus mendapat pengakuan dan kepuasan dari usaha-usahanya.

d. Asas Wewenang yang

Didelegasikan

Yang dimaksud asas wewenang

yang didelegasikan adalah

mendelegasikan sebagian wewenang serta kebebasan karyawan untuk

mengambil keputusan dan

(9)

27 Asas perhatian timbal balik adalah

memotivasi bawahan dengan

mengemukakan keinginan atau

harapan perusahaan di samping

berusaha memenuhi

kebutuhan-kebuthan yang diharapkan bawahan dari perusahaan.

2.8 Model-Model Motivasi

Menurut Hasibuan (2008:148), ada tiga macam model motivasi, yaitu : a. Model Tradisional

Model ini mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan agar gairah kerjanya meningkat, perlu diterapkan sistem insentif, yaitu memberikan insentif (uang/barang) kepada karyawan yang berprestasi

baik. Semakin banyak

produktivitasnya, semakin besar pula balas jasanya. Jadi, motivasi bawahan hanya untuk mendapatkan insentif (uang/barang) saja.

b. Model Hubungan Manusia

Model ini mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan supaya gairah kerjanya meningkat ialah dengan mengakui kebutuhan sosial

mereka dan membuat mereka

merasa berguna dan penting.

Sebagai akibatnya, karyawan

mendapat beberapa kebebasan

membuat keputusan dan kreativitas dalam pekerjaannya.

c. Model Sumber Daya Manusia

Model ini mengatakan bahwa

karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau

barang, atau keinginan akan

kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang

berarti. Menurut model ini,

karyawan cenderung memperoleh kepuasan dari prestasi yang baik.

2.9 Pengertian Kinerja

a. Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003:223), kinerja seseorang

merupakan kombinasi dari

kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Menurut Mangkunegara (2006: 67), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya. Menurut Tika (2010:122), kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan / kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Menurut Wibowo (2010:8), kinerja merupakan hasil

pekerjaan yang mempunyai

hubungan kuat dengan tujuan

strategis organisasi, kepuasan

konsumen, dan memberikan

kontribusi pada ekonomi. Menurut

Bangun (2012:232), kinerja

(performance) adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan (job requirement).

2.10 Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kinerja

Menurut Mangkunegara

(2006:67), faktor-faktor yang

mempengaruhi pencapaian kinerja

adalah sebagai berikut :

a. Faktor Kemampuan (ability)

Secara psikologis, kemampuan

(ability) pegawai terdiri dari

kemampuan potensi (IQ) dan

kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110 – 120) dengan

pendidikan yang memadai untuk

jabatannya dan terampil dalam

(10)

28

pekerjaan yang sesuai dengan

keahliannya (the right man in the right place, the right man on the right job). b. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (atitude) seorang pegawai dalam menghadapai situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang

menggerakkan diri pegawai yang

terarah untuk mencapai tujuan

organisasi (tujuan kerja).

2.11 Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003:224), tujuan penilaian kinerja adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui tujuan dan

sasaran manajemen dan pegawai

b. Memotivasi pegawai untuk

memperbaiki kinerjanya

c. Mendistribusikan reward dari

organisasi/instansi yang dapat berupa pertambahan gaji/upah dan promosinya yang adil

d. Mengadakan penelitian manajemen personalia

2.12 Manfaat Penilaian Kinerja Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003:225), manfaat penilaian kinerja bagi organisasi adalah sebagai berikut : a. Penyesuaian-penyesuaian

kompensasi b. Perbaikan kinerja

c. Kebutuhan latihan dan

pengembangan

d. Pengambilan keputusan dalam hal

penempatan promosi, mutasi,

pemecatan, pemberhentian dan

perencanaan tenaga kerja

e. Untuk kepentingan penelitian

kepegawaian

III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 1) Populasi

Menurut Sugiyono (2010:61),

populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang yang berjumlah 123 orang.

2) Sampel

Menurut Sugiyono (2010:62),

sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Jumlah sampel dalam

penelitian ini berjumlah 123 orang

dimana semua populasi dijadikan

sampel. Semua sampel yang digunakan adalah karyawan tetap PT. Ramayana

Lestari Sentosa, Tbk Palembang.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Sampling Jenuh atau Sensus. Menurut Sugiyono (2010:68), sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

3.2 Metode Analisis Data

Dalam analisis ini dapat

digunakan pendekatan statistik

parametrik untuk mengetahui pengaruh stres dan motivasi kerja terhadap kinerja

karyawan, dan dapat digunakan

(11)

29

Alasan digunakannya metode

analisis regresi linier berganda adalah teknik analisis ini dapat memberikan jawaban mengenai besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

4.1.1 Uji Hipotesis Pertama

Tabel 4.1 Hasil Uji t pada Hipotesis Pertama (Ha1)

Coefficientsa

a. Dependent Variable: KINERJA

Sumber : Data Primer Diolah 2016

Berdasarkan hasil analisis uji-t dari perhitungan reegresi linier berganda (pada tingkat signifikan 0,05

atau tingkat kepercayaan 95%),

diperoleh nilai probabilitas variabel stres (X1) sebesar 0,003, dan tingkat probabilitas variabel motivasi kerja (X2) sebesar 0,000. Karena nilai probabilitas variabel stres (X1) dan variabel motivasi kerja (X2) lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan Ha1

diterima. Hasil ini memberikan bukti

bahwa stres dan motivasi kerja

berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Ramayana Lestari sentosa, Tbk Palembang secara parsial.

4.1.2 Uji Hipotesis Kedua

Tabel 4.2 Hasil uji F pada

a. Predictors: (Constant), MOTIVASI KERJA, STRES

b. Dependent Variable: KINERJA Sumber : Data Primer Diolah 2016

Berdasarkan hasil analisis uji F (ANOVA) dari perhitungan regresi linier berganda (pada tingkat signifikan 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%), diperoleh nilai probabilitas variabel stres (X1) dan motivasi kerja (X2) secara simultan (sig.F) sebesar 0,000. Karena nilai probabilitas stres (X2) dan motivasi kerja (X2) secara simultan lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha2

diterima. Hasil ini memberikan bukti

bahwa stres dan motivasi kerja

berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Ramayana Lestari sentosa, Tbk Palembang secara simultan.

4.1.3 Uji Hipotesis Ketiga

Tabel 4.3 Hasil uji t pada Hipotesis Ketiga (Ha3)

a. Dependent Variable: KINERJA

(12)

30 Berdasarkan hasil analisis uji-t dari perhitungan regresi linier berganda (pada tingkat signifikan 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%), diperoleh : a. Nilai beta variabel stres (X1)

sebesar -254 dan tingkat probabilitas sebesar 0,003 < 0,05. Hasil ini memiliki arti bahwa stres memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 37,52% b. Nilai beta variabel motivasi kerja

(X2) sebesar 423 dan tingkat probabilitas sebesar 0,003 < 0,05. Hasil ini memiliki arti bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 62,48%.

Dengan demikian nilai beta dan probabilitas variabel motivasi kerja (X2) lebih besar dari pada variabel stres (X1), maka dapat disimpulkan Ha3

diterima. Hasil ini memberikan bukti bahwa motivasi kerja berpengaruh

secara dominan terhadap kinerja

karyawan pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang.

4.1.4 Analisis Regresi Linier

Berganda

Tabel 4.4 Koefisien Regresi Linear Berganda

Sumber : Data Primer Diolah 2016

Dari Tabel 4.43. di atas diperoleh persamaan regresi linear berganda

sebagai berikut : Y = 28,383 - 0,218 X1 + 0,422 X2

Interpretasi dari persamaan regresi linear berganda sebelumnya adalah : 1. Nilai konstanta b0 adalah sebesar

28,383 menyatakan bahwa apabila stres dan motivasi kerja nilainya adalah 0 maka kinerja karyawan nilainya adalah 28,383

2. Koefisien regresi variabel stres atau konstanta b1 adalah sebesar –

0,218, menyatakan bahwa setiap perubahan nilai variabel stres sebesar 1 satuan maka akan

mengurangi kinerja karyawan

sebesar 0,218.

3. Koefisien regresi variabel

motivasi kerja atau konstanta b2

adalah sebesar 0,422 menyatakan bahwa setiap perubahan nilai variabel motivasi kerja sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,422.

Berdasarkan hasil interpretasi tersebut di atas dapat dilihat bahwa variabel stres mempunyai α = 0,003 dan variabel motivasi kerja mempunyai α = 0,000 atau dengan kata lain α < 0,05 menunjukkan bahwa stres dan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang.

Tabel 4.5 Koefisien Korelasi dan Determinasi

a. Predictors: (Constant), MOTIVASI KERJA, STRES

b. Dependent Variable: KINERJA

Sumber : Data Primer Diolah 2016

(13)

31 dan motivasi kerja, hal ini dapat

dikatakan bahwa korelasi atau

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen kuat karena berada di atas 0,5 yaitu R = 0,731. Nilai koefisien determinasi (R2) stres dan

motivasi kerja pada tabel 4.44 adalah sebesar 0,535 atau sebesar 53,5%, hal tersebut berarti stres dan motivasi kerja dapat menjelaskan variabel kinerja karyawan sebesar 53,5%, sedangkan 46,5% lebih lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diukur dalam penelitian ini.

Tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai thitung variabel motivasi

kerja sebesar 4,997 lebih besar dari ttabel

1,97993 pada taraf uji 0,05 dan tingkat signifikansi α = 0,000 berarti α < 0,05. Hal ini juga menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan.

Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa hipotesis pertama, stres dan motivasi kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan dapat diterima.

4.1.5 Uji F

Tabel 4.6 ANOVAb

Model

a. Predictors: (Constant), MOTIVASI KERJA, STRES b. Dependent Variable: KINERJA Sumber : Data Primer Diolah 2016

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung kedua variabel stres dan

motivasi kerja adalah sebesar 16,708 lebih besar Ftabel 3,00 pada taraf uji 0,05 dan tingkat signifikansi α = 0,000 berarti α ˂ 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa hipotesis kedua variabel stres

dan motivasi kerja berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap peningkatan kinerja karyawan dapat diterima.

Kemudian dapat terlihat pada Tabel 4.46 bahwa ternyata nilai koefisien regresi variabel motivasi kerja (422) lebih besar dari nilai koefisien regresi variabel stres (-218). Hal ini menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja lebih dominan dibandingkan variabel stres terhadap peningkatan kinerja karyawan. Hal ini menjawab hipotesis ketiga bahwa variabel motivasi kerja lebih berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan dapat diterima.

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Pengaruh dari Variabel Stres Terhadap Kinerja Karyawan PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang

Berdasarkan hasil uji regresi dan hipotesis pertama diperoleh bahwa variabel stres berpengaruh signifikan

secara parsial terhadap kinerja

karyawan.

Dari tabel distribusi frekuensi variabel stres diketahui bahwa dimensi tekanan sebesar 51,38% paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan PT.

Ramayana Lestari Sentosa, Tbk

Palembang. Hasil temuan ini

memperkuat penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Anggit Astianto (2014) yang menemukan bahwa stres kerja dan beban kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Ini berarti bahwa jika stres

semakin meningkat maka kinerja

(14)

32

4.2.2 Pengaruh dari Variabel

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang

Berdasarkan hasil uji regresi dan hipotesis pertama juga diperoleh bahwa variabel motivasi kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan.

Dari tabel distribusi frekuensi variabel motivasi kerja diketahui bahwa dimensi kebutuhan keamanan sebesar 57,80% paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang. Hasil temuan ini memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Noviansyah dan Zunaidah (2011) yang menemukan bahwa Variabel motivasi kerja (X2)

secara simultan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).

4.2.3 Variabel Motivasi Kerja

Memiliki Pengaruh Paling Dominan Terhadap Kinerja Karyawan PT. Ramayana Lestari sentosa, Tbk Palembang.

Berdasarkan hasil uji regresi dan hipotesis ketiga diperoleh bahwa variabel motivasi kerja lebih dominan dibandingkan variabel stres terhadap

peningkatan kinerja karyawan,

sedangkan variabel stres tidak memiliki pengaruh paling dominan terhadap kinerja karyawan tetapi bukan berarti variabel stres tidak dibutuhkan. Hasil temuan ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Noor

Ikhsan Muttaqin, Djumadi dan

Muhammad Noor (2013) yang

menemukan bahwa motivasi kerja berpengaruh kuat terhadap pelayanan publik di Kantor Camat Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan jawaban hipotesis

penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Stres berpengaruh signifikan negatif secara parsial terhadap kinerja karyawan PT. Ramayana Lestari sentosa, Tbk Palembang.

2. Motivasi kerja berpengaruh

signifikan positif secara parsial terhadap kinerja karyawan PT. Ramayana Lestari sentosa, Tbk Palembang.

3. Stres dan motivasi kerja berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. Ramayana Lestari sentosa, Tbk Palembang. 4. Motivasi kerja mempunyai pengaruh

paling dominan terhadap kinerja karyawan PT. Ramayana Lestari sentosa, Tbk Palembang.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa saran yang diberikan, yaitu sebagai berikut :

1. Variabel Stres yang ada pada PT. Ramayana Lestari sentosa, Tbk Palembang lemah pada masalah tekanan yang terjadi di lingkungan kerja. Hal yang harus dilakukan oleh pimpinan PT. Ramayana Lestari

sentosa, Tbk Palembang yaitu

meminimalisir kemungkinan

terjadinya tekanan dalam diri

karyawan, menjalin komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan, serta hindari tindakan pilih kasih diantara karyawan dengan kata lain

harus memperlakukan semua

karyawan sama.

2. Variabel Motivasi Kerja yang ada pada PT. Ramayana Lestari sentosa,

Tbk Palembang kuat pada

(15)

33 Lestari sentosa, Tbk Palembang

harus mampu menjaga agar

hubungan antar sesama karyawan terus terjalin dengan baik dan mempertahankan keterbukaan dan

kebebasan dalam pemberian

kesempatan kepada karyawan untuk

mengembangkan potensi yang

dimilikinya demi tercapainya tujuan perusahaan.

3. Variabel Kinerja Karyawan pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Palembang sudah cukup baik, namun atasan harus selalu mempertahankan dan meningkatkan kinerja karyawan

agar tujuan perusahaan dapat

tercapai. Atasan harus memberikan apresiasi yang sesuai dan pantas

untuk peningkatan kinerja

karyawan.

4. Peneliti Selanjutnya diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan dalam melakukan

penelitian dengan menggunakan

variabel yang sama. Dan juga peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih dalam lagi mengenai variabel-variabel lainnya yang mempengaruhi kinerja karyawan selain variabel stres dan motivasi kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Anis Indriani, Ni Nyoman Yuliantini dan I Wayan Bagia. 2016. Pengaruh tingkat pendidikan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Riyanthi Investama. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen Vol. 4.

Anggit Astianto. 2014. Pengaruh stres kerja dan beban kerja terhadap kinerja karyawan PDAM

Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7.

Bagus, Denny. 2009. Pengaruh

Program Pengembangan Karir dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PTBNP Bandung. http://jurnal- sdm.blogspot.com/03/pengaruh- program-pengembangan-karir-dan.html.

Bangun, Wilson. 2012. Manajemen

Sumber Daya Manusia, Erlangga, Bandung.

Bryan Johannes Tampi. 2014. Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Negara Indonesia, Tbk (Regional sales Manado). Journal “Acta Diurna” Vol. 3. No. 4.

Dadan Ahmad dan Nelly Martini. 2011. Pengaruh stres kerja terhadap motivasi kerja karyawan struktural Universitas Singaperbangsa Karawang. Solusi,Vol. 9 No. 17 : 73.

Dessler, Garry. Alih bahasa Paramita

Rahayu. 2011. Manajemen

sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh, PT. INDEKS, Jakarta.

Devi, Eka Kris Diana. 2014. Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan dengan Komitmen Organisasional sebagai Variabel Intervening (Studi kasus pada karyawan outsourcing PT. Semeru Karya Buana Semarang.

Tesis Program Magister

Manajemen Universitas

(16)

34 Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gienardi, Melda. 2013. Pengaruh

Lingkungan Kerja dan Stres Terhadap Kinerja Karyawan dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi pada PT. Bank Panin Sulawesi Tengah. eJournal.uajy.ac.id/4218/1/OMM O1658.

Gusti Ayu Nyoman Purnamasari, I Wayan Bagia dan I Wayan

Suwendra. 2016. Pengaruh

kepemimpinan transformasional dan budaya kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen Vol. 4.

Haryono, Suwoyo. 2007. Statistika Penelitian Manajemen Dengan Program SPSS, MM UTP, Palembang.

Hasibuan, Malayu S. P. 2008.

Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta.

Hasibuan, Malayu S. P. 2008.

Organisasi dan Motivasi, Bumi Aksara, Jakarta.

I Gede Widianta, I Wayan Bagia dan I

Wayan Suwendra. 2016.

Pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap prestasi kerja karyawan pada Hotel Naya Gawana Resort And Spa Bali.

e-Journal Bisma Universitas

Pendidikan GaneshaJurusan

Manajemen Vol. 4.

I Made Sugita Arbawa, Wayan Cipta dan I Wayan Bagia. 2016. Pengaruh kompetensi dan kompensasi financial terhadap kinerja karyawan pada Hotel The Jayakarta Bali. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen Vol. 4.

Ivancevich, Konopaske, dan Matteson. Alih Bahasa Gina Gania. 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi, Edisi Ketujuh Jilid Satu, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kaniyo. 2005. Pengaruh Pendidikan dan Masa Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa Prof. Dr. Soeharso Surakarta. etd.eprints.ums.ac.id/6994/1.

Ketut Agus Novit Justisiana Kori, Gede Putu Agus Jana Susila dan I Wayan Bagia. 2016. Pengaruh pengendalian pekerjaan dan kepuasan kerja terhadap kinerja pada pegawai pegawai di Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen Vol. 4.

Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.

Leonando Agusta dan Eddy Madiono

Sutanto. 2013. Pengaruh

pelatihan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan CV. Haragon Surabaya. AGORA Vol. 1, No. 3.

(17)

35 RSUD Undata Palu. e-Jurnal Katalogis, Vol. I No. 1.

Luh Putu Darmika Yani, Gede Putu Agus Jana Susila dan I Wayan Bagia. 2016. Pengaruh promossi jabatan dan kompetensi terhadap kinerja karyawan pada Hotel Bali Handara Golf and Country Club Resort. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen Vol. 4.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2006. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, PT. Refika Aditama, Bandung.

________________________ 2009. Manajemem Sumber Daya Perusahaan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mas’ud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis Organisasional Konsep dan Aplikasi, Badan Penerbit UNDIP, Semarang.

Moorhead, Gregory dan Ricky W.

Griffin. 1996. Perikaku

Organisasi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi,

Edisi Kesembilan, Salemba

Empat, Jakarta.

Mondy, Wayne. 2008. Manajemen

Sumber Daya Manajemen. Edisi Kesepuluh, Erlangga, Jakarta.

Noor, Muhammad. 2013. Pengaruh

Motivasi Kerja Terhadap Pelayanan Publik di Kantor Camat Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. e-Journal Administrative Reform, Vol. 1, No. 1.

Noviansyah dan Zunaidah. 2011.

Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Minanga Ogan Baturaja. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol. 9, No. 18.

Peni Tunjungsari, 2011. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada Kantor Pusat PT. Pos Indonesia (PERSERO) Bandung. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Vol. 1 No. 1. Maret.

Ripai, Rusdi A. 2004. Manajemen,

Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah,

Palembang.

Robbins, P. Stephen. Alih Bahasa Molan Benyamin. 2006. Perilaku Organisasi, Penerbit PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Robbins, P. Stephen dan Judge, A. Timothy. 2008. Alih Bahasa

Diana Angelica. Perilaku

Organisasi, Edisi Kedua belas. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Santoso. 2010. Metodologi Penelitian - Aplikasi Dalam Manajemen. Penerbit Erlangga, jakarta.

Sanusi, Anwar. 2014. Metodelogi

Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta.

Sedarmayanti. 2009. Manajemen

(18)

36 Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen

Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

Silvia, I Wayan Bagia dan Wayan

Cipta. 2016. Pengaruh

kompetensi dan budaya kerja terhadap kinerja karyawan Hotel Adirama Bali. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen Vol. 4.

Simamora, Henry. 2004. Manajemen sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, STIE YKPN, Yogyakarta. Siti Nurhendar, 2011. Pengaruh Stres

Kerja dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi (Studi Kasus pada CV. Aaneka Ilmu Semarang).

http://www.foxitsoftware.com for evaluation only.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian

Bisnis, edisi 13, Penerbit

Alfabeta, Bandung.

_______, 2010. Statistika untuk

Penelitian, cetakan ke-17, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Soeratno dan Lincolin Arsyad. 2003. Metodelogi Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi Revisi, UUP AMP YKPN, Yogyakarta.

Suharto, Agus Ali. 2012. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Komitmen, dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai pada Inspektorat Kabupaten Kediri.

Jurnal Ilmu Manajemen,

Revitalisasi, Vol. 1, No. 3.

Sulistiyani, Ambar Teguh dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Tika, Pabundu. 2010. Budaya

Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Bumi Aksara, Jakarta.

Wibisono. 2006. Manajemen Kinerja, Erlangga, Bandung.

Gambar

Tabel 4.2 Hasil uji F pada Hipotesis Kedua (H)
Tabel Kemudian dapat terlihat pada 4.46 bahwa ternyata nilai koefisien regresi variabel motivasi kerja (422) lebih besar dari nilai koefisien regresi variabel stres (-218)

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk PC yang diadopsi dari penelitian Schotanus (2007) serta Nollet dan Beauliu (2003) adalah lead buying pada fase concentration. Pada tipe keanggotaan PC jenis ini semua

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Konstribusi Perkebunan Pala Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Pala

[r]

Menentukan kriteria perencanaan sebelum dilakukan perhitungan geometrik pada setiap tikungan dengan tujuan untuk menentukan batasan-batasan desain sesuai dengan

Dalam perkuliahan ini dibahas : Rihlah ila Syathi al-Bahr, Fi al-Thariq, Hariq fi Mashna al-Darrajat, al-Qadhi al-'Adil, al-Thaqsu, Muraja'ah, 'Umar ibn Khathab, al- Thalib

• Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang mengurutkan dan menuliskan urutan peristiwa pada teks (Bahasa Indonesia KD 3.8 dan 4.8) serta

Sambutan Dewan Stan dar Profesi Institut Akuntan Publik

Peserta PLPG menyiapkan bahan media pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang di ampu di sekolah masing-masing5. Peserta PLPG membawa Surat Tugas dari