• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Makalah Ekonomi Kerakyatan Karakteristik dan Peran UMKM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh Makalah Ekonomi Kerakyatan Karakteristik dan Peran UMKM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KARAKTERISTIK DAN PERAN UMKM

Tugas Mata Kuliah Ekonomi Kerakyatan Pembina: Dr. Sukidjo, M.Pd.

Oleh

Ahmat Ngafifudin (148111340005) Dian Rachmawati (14811134007)

Soraya Ocktavia (14811134027)

PROGRAM STUDI D3 ADMINISTRASI PERKANTORAN JURUSAN PENDIDIKAN ADMINISTRASI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan pelaku bisnis yang bergerak pada berbagai bidang usaha, yang menyentuh kepentingan masyarakat. Di Indonesia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah sering disingkat (UMKM), UMKM saat ini dianggap sebagai cara yang efektif dalam pengentasan kemiskinan. Dari statistik dan riset yang dilakukan, UMKM mewakili jumlah kelompok usaha terbesar.

UMKM telah diatur secara hukum melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. UMKM merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Selain menjadi sektor usaha yang paling besar kontribusinya terhadap pembangunan nasional, UMKM juga menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga sangat membantu upaya mengurangi pengangguran. Oleh karena Perlu adanya kesadaran kita untuk mengembangkan UMKM di Indonesia agar terciptanya kesejahteraan masyarakat.

B. Rumusan Masalah

a. Apa karakteristik UMKM?

(3)

C. Tujuan Pembahasan

a. Untuk mengetahui karakteristik UMKM

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Karakteristik UMKM

UMKM memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan jenis usaha besar, termasuk karakteristik yang membedakan usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah sendiri.

1. Usaha mikro

Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,-.

Ciri-ciri usaha mikro

· Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti · Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat;

· Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha

· Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai

· Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah

(5)

· Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang, tidak sensitive terhadap suku bunga, tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter.

Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat. Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha mikro yang sulit memperoleh layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi perbankan sendiri.

2. Usaha Kecil

Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No.9 Tahun 1995 adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) pertahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

Ciri-ciri usaha kecil

· Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah;

(6)

· Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha;

· Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP; · Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha; · Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;

· Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.

3. Usaha Menengah

Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

Ciri-ciri usaha menengah

· Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi;

(7)

· Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;

· Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;

· Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;

· Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.

B. Peran UMKM di Indonesia

1. UMKM untuk mengentas kemiskinan di indonesia

Pada prinsipnya, UMKM merupakan salah satu sektor yang cukup berperan dalam membangun perekonomian bangsa Indonesia . Di saat krisis ekonomi global sedang melanda sekarang ini, baik melanda kalangan usaha di tingkat internasional maupun kalangan usaha di Indonesia, sektor UMKM mampu menjadi ”katup pengaman” agar tenaga kerja tidak sampai menganggur.

Kinerja yang lebih membanggakan lagi dari UMKM ini, terutama dalam kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja. Walau hasil yang didapatkan dari kelompok usaha ini masih belum sebesar perusahaan besar, namun dalam perjalanannya UMKM selama ini telah mampu mengurangi angka pengangguran dan tingkat kemiskinan.

(8)

Rp 2.121 triliun. Sedangkan kontribusi terhadap total nilai ekspor mencapai Rp 142,8 triliun atau 20 persen dari total ekspor.

Saat ini UMKM di Indonesia terdapat lebih dari 49,8 juta unit usaha dan dapat menyerap tenaga kerja lebih dari 91,8 juta orang. Ini berarti lebih dari 97,3 persen penciptaan lapangan kerja merupakan dari kontribusi UMKM. Berdasarkan fakta ini, upaya pemberdayaan UMKM akan menanggulangi masalah kemiskinan, penganguran, dan meningkatkan penciptaan lapangan kerja.

UMKM bagi perusahaan korporat, yaitu sebgai sumber pasokan dan kumpulan jasa lokal yang dibutuhkan perusahaan korporat. UMKM juga memiliki pemahaman yang luas mengenai sumber daya pola pemasokan dan tren pembelian secara lokal. Bermitra dengan UMKM, korporat dapat membangun sebuah basis pelanggan baru yang tidak dapat dijangkau oleh jaringan distribusi korporat tersebut. UMKM sebagai sumber inovasi memiliki strategi sendiri dan cenderung menguasai pasar tertentu yang tidak dimiliki perusahaan lain.

2. Peranan UMKM dalam Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja

(9)

Dari aspek penyerapan tenaga kerja, sektor pertanian secara absolut memiliki kontribusi lebih besar dari pada sektor pertambangan, sektor industri pengolahan dan sektor industri jasa. Arah perkembangan ekonomi seperti ini akan menimbulkan kesenjangan pendapatan yang semakin mendalam antara sektor yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan menyerap tenaga kerja lebih sedikit.

Pembangunan ekonomi hendaknya diarahkan pada sektor yang memberikan kontribusi terhadap output perekonomian yang tinggi dan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Adapun sektor yang dimaksud adalah sektor industri pengolahan, dengan tingkat pertambahan output bruto sebesar 360,19% dan tingkat penyerapan tenaga kerja sebesar 23,21% lebih besar daripada sektor pertanian, pertambangan dan jasa. Berdasarkan skala, UMKM memiliki kontribusi terhadap pertambahan output bruto dan penyerapan tenaga kerja yang lebih besar daripada Usaha Besar.

(10)

3. UMKM Dalam Iklim Persaingan

Salah satu bentuk proteksi yang dilakukan pemerintah terhadap pengembangan UMKM adalah apa yang tercantum pada dua Undang-Undang (UU) yang terkait dengan UMKM yaitu UU Usaha Kecil No. 9 Tahun 1995 dan UU Persaingan Usaha Tahun 1999. Lebih menarik lagi karena UU Persaingan Usaha muncul setelah Indonesia dihantam badai krisis yang menjadi arena pengujian ketangguhan masing-masing skala usaha.

Di dalam UU Usaha Kecil tersebut secara jelas dinyatakan betapa diperlukannya tindakan untuk melindungi UMKM dari persaingan yang tidak adil serta perlunya usaha untuk mengembangkannya. Misalnya, pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah, perlindungan terhadap pelaksanaan program kemitraan dimana usaha besar dipaksa bermitra dengan UMKM. Sementara dalam pasal 50 butir (h) dan (i) UU Anti Monopoli dan UU Persaingan ini ternyata koperasi dan UMKM tidak tercakup di dalamnya. Kedua UU ini menyatakan bahwa salah satu tugas pemerintah dalam pengembangan sektor ekonomi adalah untuk memberikan perlindungan perundangan dan usaha pengembangan bagi koperasi dan UMKM.

(11)

UMKM merupakan unsur yang penting untuk menghadapi persaingan bebas (khususnya yang tidak adil). Ketika harus memilih antara manfaat persaingan yang didorong oleh pasar atau perlindungan pemerintah, ternyata pemerintah memilih perlindungan. Mungkin kita akan memberikan interpretasi: bahwa perlindungan untuk UMKM serta koperasi akan efektif hanya dengan cara memakai perangkat peraturan pemerintah. Dasar pemikiran ekonomi dari UU nasional ini adalah bahwa UU dapat memainkan peranan yang penting dalam mendukung usaha besar, menengah, kecil dan koperasi dalam bersaing di pasar yang sama tetapi kita harus melindungi UMKM dan koperasi.

(12)

4. Peran UMKM dalam Penciptaan Devisa Negara

UMKM juga berkontribusi terhadap penerimaan ekspor, walaupun kontribusi UMKM jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kontribusi usaha besar. Pada tahun 2005 nilai ekspor usaha kecil mencapai 27.700 milyar dan menciptakan peranan sebesar 4,86 persen terhadap total ekspor. Padahal pada tahun 2002 nilai ekspor skala usaha yang sama sebesar 20.496 milyar dan menciptakan peranan sebesar 5,13% terhadap total ekspor. Artinya terjadi peningkatan pada nilai walaupun peranan ekspor pada usaha kecil sedikit mengalami penurunan. Untuk usaha menengah, nilai ekspor juga meningkat dari 66,821 milyar di tahun 2002 (16,74%) naik menjadi 81.429 milyar dengan peranan yang mengalami penurunan yaitu sebesar 14,30% ditahun 2005.

Berdasarkan distribusi pendapatan ekspor menurut skala usaha, maka periode 2003-2005 sektor penggerak ekspor terbesar secara total adalah industri pengolahan, dan penyumbang ekspor terkecil adalah sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan. Khusus pada usaha kecil, penyumbang terbesar ekspor nonmigas adalah sektor industri pengolahan yang diikuti oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dan terakhir adalah sektor pertambangan dan penggalian. Sedangkan untuk usaha menengah sumbangan terbesar terhadap ekspor adalah sektor industri pengolahan. (MENEKOP DAN UMKM dan BPS, 2005).

5. Peranan UMKM dalam Pemerataan Pendapatan

(13)

mewujudkan pemerataan pendapatan. Dalam rangka meningkatkan peran UMKM di Indonesia berbagai kebijakan dari aspek makroekonomi perlu diterapkan. Dengan memberikan stimulus ekonomi yang lebih besar kepada industri ini akan memberikan dampak yang besar dan luas terhadap pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja dan distribusi pendapatan yang lebih merata di Indonesia. Dengan stimulus yang dimaskud dapat berupa memberikan dana kepada UMKM melalui investasi pemerintah dan investasi swasta domestik maupun investasi luar negeri. Perlu komitmen yang kuat dalam bentuk peraturan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk mengalokasikan sebagian besar dana APBD maupun APBN untuk diinvestasikan dalam usaha produktif UMKM. Sementara itu, untuk menciptakan dan mendorong berbagai pihak swasta maupun swasta asing menginvestasikan dananya pada UMKM perlu diberikan berbagai kemudahan dalam bentuk penyediaan database, penyediaan infrastruktur, kemudahan sistem administrasi birokrasi, dan kemudahan pajak. Pemanfaatan dana pinjaman luar negeri dalam bentuk loan bagi pengembangan UMKM juga dapat dilakukan, disamping mengerahkan bantuan (hibah) luar negeri untuk memperkuat dan meningkatkan peran UMKM.

Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pinjaman modal berupa kredit berbunga rendah. Untuk pelaksanaanya melibatkan pihak perbankan, khususnya perbankan milik pemerintah. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan aksesbilitas para pelaku UKM terhadap modal yang selama ini relatif terbatas. Diperlukan pula ketegasaan dari pemerintah dalam bentuk peraturan perundangan ataupun peraturan pemerintah (PP) untuk mendorong pihak perbankan melakukan tugasnya dengan sungguh sungguh dan penuh tanggung jawab.

(14)

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia sangat besar dan telah terbukti menyelamatkan perekonomian bangsa pada saat dilanda krisis ekonomi tahun 1997. Di negara-negara majupun, baik di Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Italia, UMKM lah yang menjadi pilar utama perekonomian negara. Disamping itu upaya pengembangan UMKM dengan mensinergikannya dengan industri besar melalui pola kemitraan, juga akan memperkuat struktur ekonomi baik nasional maupun daerah. Partisipasi pihak terkait atau stakeholders perlu terus ditumbuh kembangkan lainnya agar UMKM betul-betul mampu berkiprah lebih besar lagi dalam perekonomian nasional. Sehingga Peran UMKM Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia semakin optimal.

B. Saran

Sebaiknya kita lebih mengotimalkan UMKM di Indonesia karena UMKM memunyai peran besar untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia.

(15)

Muhammad Yusuf Stia, 2012, Peran Ukm Dalam Perekonomian Indonesia,http://muhammadyusufstia.blogspot.com/2012/03/peran-ukm-dalam-perekonomian-indonesia.html, (Minggu, 04 Oktober 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa persepsi siswa tentang keterampilan guru menjelaskan dan penggunaan media pembelajaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil

Dari Gambar 4.10 juga menunjukan bahwa setiap penambahan kadar filler pada tiap variasi kadar hardener nilai kuat tariknya mimiliki kecenderungan semakin menurun, hal ini

Penelitian yang dilakukan oleh Nor Aziah menggambarkan bahwa orang dengan tingkat pendapatan yang tidak terlalu tinggi cenderung tidak membayar pajak daripada yang

Nilai dari hubungan panjang berat ini menunjukkan bahwa ikan petek yang ditemukan di Muara Poso memiliki pola pertumbuhan alometrik positif dimana b lebih besar dari

Selain itu, sektor pariwisata saat ini juga menjadi salah satu sektor unggulan bagi pemerintah Republik Indonesia dalam mendapatkan pendapatan negara “

Implementasi metode Ant Colony Optimization (ACO) dan Simple Additive Weighting (SAW) pada layanan Telkom Trouble Ticket Online (T3-Online) menghasilkan sebuah sistem yang

No NSPP Nama Pondok Pesantren Alamat Telepon Kecamatan...

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah “Apakah idealisme, relativisme, love of money, dan tingkat