• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENENTUAN DAN KADAR HEMOGLOBIN.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1. PENENTUAN DAN KADAR HEMOGLOBIN.docx "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN KADAR HEMOGLOBIN

Penanggung Jawab : Hajar Tarwiyah ( J310120027 )

I. Tujuan

1. Mengetahui kadar Hb menggunakan metode sahli.

2. Mengetahui kadar Hb menggunakan fotometrik atau cyanmethemoglobin. 3. Menetapkan nilai haemotokrit.

II. Prinsip

1. Hb diubah menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan serum visual dengan standar pada haemometer.

2. Darah dicampur dengan larutan drabkin ferisianida akan mengoksidasi Hb menjadi met-Hb akan berikatan dengan sianida menjadi cian-met Hb. Cyanment-Hb mengabsorbsi sinar pada 540 nm.

3. Nilai hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut dengan ½ dari volume darah itu.

III. Tinjauan Pustaka

Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang dinamakan “Conjugated Protein” sebagai intinya Fe dengan protophorpyin dan globin (tertapyrin) menyebabkan warna merah dengan adanya Fe. ( Dwi, 2011 )

(2)

Kadar hemoglobin adalah salah satu pengukuran tertua dalam laboraturium kedokteran tes darah yang paling sering dilakukan. Kisaran normal hemoglobin dipengaruhi oleh berbagai variable dan kadar harus diinterpretasikan dalam hubungannya dengan beberapa faktor, yaitu kehamilan, penduduk pada daerah dengan ketinggian yang tinggi, latihan fisik, merokok dan penyakit yang berkaitan. ( Bimantoro, 2011 )

Kadar hemoglobin menggunakan satuan gram/dl, yang artinya banyaknya garam hemoglobin dalam 100 mililiter darah. Berdasarkan dari umur pasien, nilai normal hemoglobin terbagi menjadi :

o Bayi baru lahir = 17 – 22 gram/dl

o Umur satu minggu = 15 – 20 gram/dl

o Umur satu bulan = 11 – 15 gram/ dl

o Anak – anak = 11 – 13 gram/ dl

o Lelaki dewasa = 14 – 18 gram/dl

o Perempuan dewasa = 12 – 16 gram/ dl

o Lelaki tua = 12,4 – 14,9 gram/ dl

o Perempuan tua = 11,7 – 13,8 gram/ dl (Bimantoro, 2011 )

Flematokrit adalah presentase volume seluruh dari yang ada dalam darah yang diambil dalam volume tertentu. Untuk tujuan ini, darah diambil dengan spuit dalam suatu volume yang telah ditetapkan dan dipindahkan ke dalam suatu tabung khusus berskala hemotokrit. Untuk pengukuran hematokrit ini adalah tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga harus diberi anti koagulan. (Kurniawan, 2010 )

Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan laboraturium dalam mendiagnosa penyakit demam berdarah, dimana pada kasus tersebut terjadi penurunan kadar trombosit secara drastis sampai bawah 100.000/mm3

(3)

Penurunan kadar hematokrit dapat terjadi pada beberapa kondisi tubuh, seperti: anemia, kehilangan darah akut, leukemia, kehamilan, malnutrisi, gagal ginjal. Sedangkan peningkatan kadar dapat terjadi pada beberapa kondisi, seperti: dehibrasi, diare berat, luka bakar, pembedahan. ( Kurniawan, 2010 )

IV. Alat dan Bahan 1. Alat

a) Pemeriksaan kadar Hb dengan metode sahli Haemometer yang terdiri dari :

oTabung Hb oBatang pengaduk

oPipet penghisap dan selang sahli oTabung standart warna

b) Pemeriksaan kadar Hb dengan metode fotometrik o Pipet gondok

o Bola penghisap o Tabung reaksi o Spektofotometer c) Penentuan skala HCT

o Skala HCT o Centrifuge o Vitrex

o Tabung mikropipet d) Spuit injeksi dan kapas alcohol

e) Botol penampung darah dan antikoagulan

2. Bahan

a. Pemeriksaan kadar Hb dengan metode sahli oLarutan HCl 0,1 N 5 tetes

oDarah 0,02 mL atau 20 µL oAquades Seperlunya

b. Pemeriksaan kadar Hb dengan metode fotometrik oPereaksi Drabkin 5 ml

oDarah 0,02 mL atau 20 µL c. Penentuan skala HCT

(4)

V. Cara Kerja

1. Penentuan Hb metode sahli

5 tetes HCl ( 0,1 N ) sampai tanda merah diangka 2

HCl + 0,02 mL atau 20 µL darah dengan pipet penghisap

Diamkan selama 3 menit

Ditambah aquades tetes demi tetes sampai warna sesuai standar

Baca kadar Hb-nya

2. Penentuan Hb metode fotometrik

5 mL pereaksi Drabkins dengan pipet gondok dan bola hisap

0,02 mL atau 20 µL darah masukkan dalam tabung reaksi

Dicampurkan dengan memutar – mutarkan tabung

Diamkan 10 menit

Dibaca pada fotometer

λ= 540 nm

3. Penentuan skala HCT

Mengisi tabung micropipet dengan darah sampai 2/3 bagian

Menutup salah satu ujung dengan vitrex

Sentrifuge selama 3 – 5 menit dengan kecepatan 16000 rpm

(5)

VI. Hasil Pengamatan

1. Pengukuran kadar Hb dengan metode sahli

No Perlakuan Pengamatan

1 HCl 0,1 N HCl 0,1 berwarna bening

2 Ditambah 20 µL darah vena Berwarna merah pekat

3 Diaduk dan diamkan 3 menit Darah bercampur dengan HCl 4 Ditambah aquades tetes demi tetes Warnanya semakin pudar 5 Mengaduk dengan pengaduk Warnanya semakin pudar

6 Menambah aquades tetes demi tetes Warnanya sama dengan standar warna 7 Membaca hasil 1. Menunjukkan 13,2 gram %

2. Menunjukkan 12,4 gram %

 Hasil penentuan kadar Hb metode Sahli

Kelompok Sampel X1 ( g/dl ) X2 ( g/dl ) X ( g/dl ) Keterangan

1 Darah A 5,6 g/dl 5,8 g/dl 5,7 g/dl Tidak normal 2 Darah A 12,4 g/dl 10,6 g/dl 11,5 g/dl Tidak normal 3 Darah A 16,8 g/dl 16,2 g/dl 16,5 g/dl Tidak normal 4 Darah A 16,8 g/dl 14,6 g/dl 15,7 g/dl Tidak normal 5 Darah A 14,4 g/dl 12,8 g/dl 13,6 g/dl Normal 6 Darah B 7,8 g/dl 11,4 g/dl 9,6 g/dl Tidak normal 7 Darah B 11,2 g/dl 14 g/dl 12,8 g/dl Normal 8 Darah B 11,8 g/dl 12,2 g/dl 12 g/dl Normal 9 Darah B 13,2 g/dl 12,4 g/dl 12,8 g/dl Normal 10 Darah B 12,4 g/dl 12 g/dl 12,2 g/dl Normal 11 Darah B 14 g/dl 14 g/dl 14 g/dl Normal

2. Pengukuran Hb dengan metode fotometrik

N o

Perlakuan Pengamatan

1 5 mL Drabkins dimasukkan

ke tabung reaksi Drabkin berwarna kuning kehijauan yang bening

2 Ditambah 20 µL darah vena Larutan berwarna merah pekat pada bagian bawah

3 Memutar – mutar tabung reaksi Warna larutan merata

(6)

spektofotometer 2. Menunjukkan hasil 13,24 gr/dl

 Hasil penentuan kadar Hb metode fotometrik

Kelompo k

Sampel X1 ( g/dl ) X2 ( g/dl ) X ( g/dl ) Keterangan

1 Darah A 4,36 g/dl 4,15 g/dl 4,25 g/dl Tidak normal 2 Darah A 9,89 g/dl 10,92 g/dl 10,40 g/dl Tidak normal 3 Darah A 9,89 g/dl 9,99 g/dl 9,915 g/dl Tidak normal 4 Darah A 9,26 g/dl 9,21 g/dl 9,235 g/dl Tidak normal 5 Darah A 11,19 g/dl 12,09 g/dl 11,64 g/dl Tidak normal 6 Darah B 10,56 g/dl 16,04 g/dl 13,3 g/dl Normal 7 Darah B 12,28 g/dl 13,72 g/dl 13 g/dl Normal 8 Darah B 12,66 g/dl 13,30 g/dl 12,98 g/dl Normal 9 Darah B 12,89 g/dl 13,24 g/dl 13,065 g/dl Normal 10 Darah B 9,77 g/dl 12,04 g/dl 10,90 g/dl Normal 11 Darah B 13 g/dl 13,83 g/dl 13,41 g/dl Normal

3. Pengamatan HCT

No Perlakuan Pengamatan

1 Mengisi tabung mikrokapiler dengan darah sampai ¾ bagian

Darah berwarna merah

2 Menutup salah satu ujung tabung dengan vitrex

Tabung mikrokapiler tersumbat dan darah tidak bisa keluar dari tabung

3 Dicentrifuge dengan kecepatan 1500 rpm (10 – 15 )

Sel – sel darah mengendap

4 Membaca hasil dengan hematokrit 1. Nilai HCT = 40 % 2. Nilai HCT = 42 %

 Hasil penentuan kadar Hb metode fotometrik

(7)

12 Darah B 32 % 35 % 33,5 % Normal

VII. Pembahasan

Dari percobaan diatas dapat diketahuai bahwa hemoglobin berdasarkan perhitungan dengan metode sahli dari berbagai kelompok menunjukkan sampel darah yang diamati ada yang normal dan ada yang tidak normal, untuk kategori normal yaitu: kelompok 5, 7, 8, 9, 10, dan 11.Sedangkan kategori yang tidak normal yaitu : kelompok 1, 2, 3, 4,dan 6. Dapat dipengaruhi dari berbagai faktor eksternal ,seperti kebersihan alat, atau reagen yang tercampur dengan senyawa atau sampel lain, meskipun hanya sedikit. ( Kurniawan, 2010 )

Pengukuran Hb dengan metode sahli paling banyak dipakai di Indonesia dengan kesalahan ± 10%. Walaupun cara ini tidak dapat 100% akan tetapi masih dianggap cukup baik untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan Hb darah. Kelemahan metode ini dalah kenyataan bahwa kaorimetri visual tidak teliti bahwa kematian asam itu bukan merupakan larutan sejati dan bahwa alat itu tidak bisa ditandaskan. ( Kurniawan, 2010 )

Metode yang digunakan berikutnya dengan menggunakan fotometrik. Didapatkan kadar Hb lebih teliti dari pada cara visual ( sahli ). Kesalahannya sekitar 2%.

Metode ini mempunyai banyak cara, yaitu : 1. Sianmethemoglobin

2. Oxihemoglobin 3. Alkali hematin

Dari berbagai cara diatas,metode yang paling tepat adalah Sianmethemoglobin. (Bimantoro, 2011 )

(8)

walaupun sempelnya sama namun proses kerja dalam menentukan tujuan akan berbeda dari tiap - tiap kelompok.

VIII. Kesimpulan

Pengukuran kadar Hb dengan metode sahli menunjukkan hasil normal 12,8 g/dl, sedangkan pengukuran kadar Hb dengan metode fotometrik menunjukkan hasil normal 13,065 g/dl, dan untuk pengukuran hematokrit menunjukkan nilai normal, yaitu 41 %.

IX. Daftar Pustaka

Bimantoro, Yoga. 2011. Hemoglobin dan Metode Analisnya.http: //indter.com, diakses tanggal 27 Maret 2013

Dwi, Meisya. 2011. Hemoglobin. http: //digilib.unimus.ac.id, diakses tanggal 27 Maret 2013

Kurniawan, Sodikin. 2010. Pemeriksaan HCT. http: //www.sodi-yckawn.web.id , diakses tanggal 27 Maret 2013

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah menganalisa debit puncak rencana akibat intensitas curah hujan pada DAS Air Lelangi dalam menganalisis hidrologi dengan menggunakan

Balai Penelitian Tanaman Buah telah melakukan koleksi dan observasi terhadap 88 aksesi pepaya di Kebun Percobaan Sumani pada tahun 2001-2002. Hasil karakterisasi menunjuk-

Akan tetapi, sampai saat ini, penerapan sistem manajemen K3 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas X belum dapat dilakukan dikarenakan beberapa kendala dalam

disebabkan karena waiting waste , yakni material WIP yang sudah dikeringkan harus menuggu untuk diproses pada mesin penepung.. Maka, dengan mengurangi waiting waste ,

1) Usia dan tahap daur hidup, orang membeli suatu barang dan jasa yang berubah-ubah selama hidupnya. Selera orang dalam makanan,.. pakaian, perabot dan rekreasi

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses melalui model STAD. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi

Kenaikan ekspor yang lebih cepat dari impor tersebut membuat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$50 juta sehingga diharapkan mampu mengurangi beban

Dalam perkembangan budaya masyarakat Bulukumba jika dilihat dalam perspektif kebudayaan tentulah berangkat dari dimensi historis, karena dipahami bahwa sebelum Islam