• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN MARKET ORIENTATION DE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN MARKET ORIENTATION DE"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL PENELITIAN

MODEL PEMBELAJARAN MARKET ORIENTATION DENGAN

BANGUNAN NETWORKING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

KREATIVITAS MAHASISWA SENDRATASIK FBS UNESA

Oleh: Warih Handayaningrum

Dosen Sendratasik FBS Unesa Email : warihsendratasik@yahoo.com

Kemampuan mahasiswa dalam menghadapi kehidupan dimasyarakat nanti mengharuskan adanya suatu kekinian yang terkait dengan pemberian materi pembelajaran yang tertuang dalam struktur kurikulum program studi dan model pembelajaran yang harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar/stakeholder sehingga mahasiswa ketika lulus tidak hanya mampu menjadi pencari kerja (job seeker) saja tetapi juga mampu menjadi pencipta lapangan kerja (job creator).

Selama ini lulusan Sendratasik 60 % menjadi guru seni di sekolah-sekolah. Mata pelajaran seni di sekolah sampai saat ini alokasi waktu yang tersedia sangat sedikit, sehingga daya tampung untuk para lulusan Sendratasik sangat terbatas. Sebetulnya para lulusan Sendratsik bisa menjadi guru plus event organiser, intertainer, wirausaha. Namun peluang itu hanya terisi 40 % dari lulusan Sendratsik, hal ini disebabkan belum dibangunnya kemitraan yang optimal. Sehingga model ini secara riil diharapkan akan mampu mengatasi masalah pengangguran tak kentara (disguest unemployement) dari lulusan perguruan tinggi.

Penelitian ini secara umum bertujuan mendeskripsikan proses pengembangan model perkuliahan market orientation untuk meningkatkan kreativitas dan daya saing lulusan Secara khusus penelitian ini bertujuan: menghasilkan model market orientation (makor). Subjek penelitian ádalah mahasiswa Sendratasik. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yakni untuk pengembangkan model pembelajaran (market orientation) sehingga para lulusan nantinya mampu terserap sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Sebagai bahan untuk pengembangan model Market Orientation tahap yang dilalui adalah: mengidentifikasi profile mahasiswa Sendratasik FBS Unesa, kurikulum, observasi perkuliahan, mengidentifikasi peluang kerja, dan pengembangan model. Implementasi model Market Orientation adalah dilaksanakannya proses pembelajaran kolaborasi dosen internal dengan expert dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dinas Pariwisata daerah, pekerja seni/event organizer, perias manten/salon. Selain itu juga terciptanya MOU untuk melaksanakan praktek lapangan dengan para ahli. Hasilnya mahasiswa menyambut dengan senang karena mendapatkan informasi yang akurat tentang perkembangan dunia kerja seni pertunjukan di lapangan.

(2)

RESEARCH ARTICLE

MARKET ORIENTATION LEARNING MODEL WITH NETWORK BUILDING

TO INCREASE ART AND MUSIC STUDENT’S CREACTIVITY OF FBS

UNESA

BY : Warih Handayaningrum

Art and music lecturer of FBS Unesa Email :

warihsendratasik@yahoo.com

Student’s ability to face the life in society later has to be modern by giving

learning material which attach in study of program curriculum structure and

learning model must be suitable the demand of stakeholder. So the student

when passing not only able to become job seeker but also can create job creater.

During art and music graduate on 60 % become art teacher in schools. Up to

now, art lesson in school has only a little time, so the chance for art and music

graduate is very limited. Actually some art and music graduates can be a teacher

plus event organizer, intertainer, entrepreneur. Nevertheles the chance for art

and music graduate can be filled 40 % from art and music graduate, in this case

has not been built optimal partnership. So this a model as real can be hoped and

able to overcome disguest unemployement from University graduate.

In researching commonly purposed to describe market orientation lecturing

model development process to increase creactivity and competitive graduate

especially in researching purposes: in resulting market orientation model

(makor). Researched subcject is art and music graduate. Researching design is

used development researching namely market orientation so some art and music

graduates are able to be accepted in society demand.

(3)

Keyword : market orientation, creactivity and competitiveness.

I. PENDAHULUAN

Jumlah pengangguran terdidik di tanah air belum juga beranjak turun. Salah satu faktor pemicunya adalah, pertumbuhan lulusan Universitas tak diimbangi tersedianya lapangan pekerjaan dan kurangnya kesadaran lulusan menciptakan lapangan pekerjaan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jatim, jumlah pengangguran terdidik lulusan Universitas pada tahun 2014 sejumlah 434. 700. Kondisi ini menjadi ancaman serius menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun ini. Lebih jauh menurut Harian Nasional perguruan tinggi harus disesuaikan kebutuhan dunia kerja. (Nugroho,.m.harnas.co 2015/02/06).

Lembaga pendidikan tinggi termasuk Unesa dituntut untuk mampu menghasilkan lulusan yang memiliki standar kualifikasi tertentu dan memiliki daya saing yang tinggi untuk memperebutkan pasaran kerja. Untuk menjawab tantangan itu dibutuhkan desain manajemen pendidikan yang fleksibel dan proaktif. Salah satu komponen pendidikan yang perlu dibenahi untuk mencapai maksud dan tujuan di atas adalah dimensi proses pendidikannya, khususnya pada kegiatan pembelajaran/perkuliahan (Suyanto dan Setyowati, 2003).

(4)

Berdasarkan pertemuan rutin alumni tahun 2015 di dapat data bahwa jumlah lulusan Sendratsik sejak tahun 1982 ( yang saat itu masih diploma) hingga sekarang sudah mencapai kurang lebih 2200 lulusan (dok Jurusan Sendratasik, 2015) Dari lulusan Sendratasik sejumlah itu yang menjadi guru/tenaga pendidik 60%, yang menjadi Event Organiser 15 %, Intertaintner 15 % yang menjadi wirausaha 5 %, bekerja di dinas pemerintah 5 %, lain-lain (suplayer,pedagang,lain-lain-lain-lain )

Ada beberapa mata kuliah di Sendratasik yang berhubungan dengan pihak luar yaitu : ( 1) mata kuliah Kewirausahaan, (2) Kepariwisataan (3) Manajemen Pementasan, (4) Tata Rias Busana, (5) Praktek lapangan. Berdasarkan observasi, selama ini pembelajaran mata kuliah Kewirausahaan masih berkisar pada pencapaian pemahaman teori enterpreneur dan praktek wirausaha sederhana, yang pada akhirnya belum sesuai dengan harapan. Mata kuliah Manajemen Pementasan sudah berusaha bermitra dengan stakeholder namun sebatas pada dukungan sponsor penyelenggaraan pementasan. Mata kuliah Tata Rias dan Busana selama ini memberikan pelatihan keterampilan merias dengan macam-macam karakter, serta tata upacara, belum mampu bermitra dengan pihak luar misalnya dengan salon, perias manten dan sebagainya. Mata kuliah Kepariwisataan pembelajaran sampai saat ini masih berkisar pada pemahan wilayah-wilayah wisata hingga kunjungan ke wisata-wisata tertentu, namun juga belum membangun kemitraan yang optimal. Mata kuliah Praktek Kerja Lapangan, pembelajaran hingga saat ini masih pada tataran menempatkan mahasiswa pada sanggar tertentu untuk mendapatkan pengalaman bagaimana mengelola sebuah sanggar serta materi seni daerah. Pembelajaran yang demikian belum berorientasi pada pasar, hal ini disebabkan karena tenaga pengajar tidak mempunyai kompeten untuk membangun jejaring dengan mitra, oleh sebab itu perlu diberdayakan lewat penelitian lintas fakultas yaitu berkolaborasi dengan dosen yang mempunyai kompeten membangun jejaring.

(5)

seminar, workshop, pelatihan dan pendidikan, atau dengan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran secara profesional lewat penelitian tindakan yang terkendali, namun hasilnya belum secara optimal digunakan sebagai umpan balik (feedback) dalam memperbaiki kinerja proses pembelajaran. Disamping itu kekinian dalam kurikulum perlu didukung adanya bangunan pola jejaring kemitraan (net working) dalam mendukung link and match antara perguruan tinggi dengan para pengguna lulusannya, yang selama ini sangat terbatas dalam implementasinya sehingga wajar seorang dosen belum mampu memberikan pengalaman secara utuh dan bermakna terhadap mahasiswa.

Konsep orientasi pasar merupakan operasionalisasi dari konsep pemasaran (Jaworski dan Kohli, 1990). Ada tiga perspektif dalam melihat konsep orientasi pasar, yaitu 1) kognisi atau pengetahuan organisasi, 2) perilaku organisasi, dan 3) kombinasi keduanya. Menurut perspektif kognisi, orientasi pasar dipandang sebagai filosofi bisnis, pengetahuan dan ketrampilan yang mampu mendorong perilaku organisasi. Perilaku atau aktivitas dalam orientasi pasar menurut pandangan ini merupakan konsekuensi dari kognisi organisasi. Menurut perspektif perilaku, orientasi pasar merupakan refleksi dari perilaku atau aktivitas, meliputi market intelligence (Jaworski dan Kohli, 1993; Kohli dan Jaworski, 1990), atau proses dan aktivitas antar fungsi organisasi yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan konsumen melalui pengamatan atas kebutuhan konsumen secara kontinyu (Deshpandé dan Farley, 1993). Kedua perspektif di atas, telah mendapat banyak kritik dengan argumentasi bahwa tidak mungkin memisahkan antara kognisi dengan perilaku organisasi. Oleh karena itu, perspektif ketiga mengintegrasikan kedua perspektif tersebut bahwa orientasi pasar merupakan kombinasi keduanya, yaitu kognisi dan perilaku (Avlonitis dan Gounaris, 1997).

(6)

melalui ciptaannya. Dengan demikian penciptaan lulusan yang berdaya saing akan meningkatkan citra lembaga (corporate image) yang semakin positif seperti pendapat dari Supanggah (1999), yang menegaskan kredibilitas suatu lembaga pendidikan tinggi kesenian salah satunya ditentukan oleh Out putnya, baik berwujud produk kekaryaan (seni dan keilmuan secara individu maupun kelembagaan) serta profil produk lulusannya yang tolok ukurnya meliputi produktivitas, kualitas serta relevansinya dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan jamannya. Sehingga model ini secara riil diharapkan akan mampu mengatasi masalah pengangguran tak kentara (disguest unemployement) .

II. METODE PENELITIAN

Menurut Borg dan Gall (1989) dan Puslitjaknov (2008) untuk menghasilkan produk, sebagai berikut: (1) melakukan analisis kebutuhan.(2) mengembangkan produk awal. (3) validasi ahli dan revisi. (4) uji coba. Subjek penelitian adalah : Dosen Sendratasik, utamanya yang mengajar mata kuliah Kepariwisataan, Kewirausahaan, Manajemen pementasan, Praktek kerja lapangan, dan Tata rias busana. Mahasiswa Sendratasik, utamanya yang menempuh mata kuliah Kepariwisataan, Kewirausahaan, Manajemen pementasan, Praktek kerja lapangan, dan Tata rias busama, stakeholder, para seniman, pemilik sanggar Event Organiser, dinas pariwisata, serta masyarakat pengguna lulusan lainnya

Instrumen penelitian, menggunakan insstrumen validasi ahli materi pedoman wawancara, pedoman observasi. Analisis data: 1. Merangkum data dari hasil pelaksanaan pembelajaran bersama expert/pakar seni, dosen pengampu mata kuliah dan mahasiswa, reduksi data yang terkait dengan tujuan penelitian, Melakukan trianggulasi data dengan expert/pakar seni, Melakukan justifikasi secara general

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kegiatan penelitian terutama diarahkan pada kegiatan pokok yaitu pengembangan prototipe model pembelajaran market orientation dan validasi prototipe. Tahap pengembangan prototipe model pembelajaran market orientation, ini melalui beberapa kegiatan sebagai berikut :

(7)

Melalui anggket yang dibagikan pada mahasiswa Sendratasik yang menempuh mata kuliah Manajemen Pementasan dan juga menempuh Kewirausahaan, Tata rias busana, PKL dapat diketahui secara umum mahasiswa berasal dari daerah urban di Jawa Timur yaitu Madura, Gresik, Lamongan, Tuban, Mojokerto, Kediri, Madiun dan Bojonegoro. Sebagian besar dari mereka (80%) ketika memilih kuliah di jurusan ini adalah untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang guru sedang yang 20% ingin menjadi pekerja seni. Bakat mereka di bidang seni terwadahi dalam masing-masing konsentrasi yaitu seni tari, seni musik dan seni drama. Dengan bekal keterampilan yang didapat selama kuliah dapat tercermin dari ketrampilan mereka dalam bermusik, dalam berolah gerak/mencipta tari serta bermain drama dan menulis naskah.

Pengembangan ketrampilan yang dimilki mahasiswa ketika mereka kuliah di jurusan ini belum secara optimal hal ini tergantung dari motivasi dan ketangguhan /daya juang mereka. Pemahaman mahasiswa tentang seni dan peluang kerjanya masih sangat terbatas sehingga ide kreatif dari mahasiswa untuk menyikapi peluang kerja saat ini masih rendah hal ini banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya : (a) latar belakang keluarga (pns dan petani), (b) asal daerah, (c) lingkungan sosial, (d) sarana prasarana (e) wacana kerjasama /networking dan (e) rasa percaya diri. Sehingga wajar dari sebagian mahasiswa di jurusan Sendartasik ini kurang responsif dan masih rendahnya selfawarness dalam menyikapi perubahan dinamika lingkungan yang saat ini perlu disikapi oleh mahasiswa dalam melakukan proses pembelajaran di perguruan tinggi. Karakteristik mahasiswa di jurusan ini belum sepenuhnya bisa mandiri dalam mengembangkan ide kreatifnya. Sarana prasarana pendukung mata kuliah yang dirasakan mahasiswa masih kurang namun hal ini dapat terpecahkan jika adanya kerjasama secara kelembagaan yang sudah terintegrasi sehingga mempengaruhi suasana pembelajaran mahasiswa. Kemampuan lembaga menyelenggarakan event belum optimal dalam memunculkan ide kreatif sebagai wujud unjuk ketrampilan dan kemampuan mahasiswa di jurusan Sendaratasik hal ini akan berpengaruh pada motivasi dan rasa percaya diri mahasiswa untuk berkreasi.

2. Mengidentifikasi kurikulum Sendratasik

(8)

yang tidak hanya memiliki kemampuan sebagai tenaga pendidikan/guru saja tetapi memiliki ketrampilan untuk bekerja mandiri sebagai pekerja seni maupun pelaku bisnis yang terkait dengan entertainment. Komposisi muatan kurikulumnya sebagai berikut : yaitu Mata kuliah Umum inti, Mata kuliah Umum Institusional, Mata kuliah dasar keahlian, mata kuliah praktek, kompetensi pendukung dan kompetensi lain secara keseluruhan berjumlah kurang lebih 156

– 160 SKS. Pilihan Jumlah SKS kurikulum yang ada di jurusan sendratasik sbb :

Jurusan Pendidikan Sendratasik mempunyai 3 (tiga) kosentrasi yaitu konsentrasi Seni Drama, Konsentrasi Seni Tari dan konsentrasi Seni Musik. Beberapa kompetensi utama yaitu Mata kuliah Umum inti (MKU 6 Sks), Mata kuliah Institusional (29 SKS), mata kuliah Keahlian wajib (22 Sks) semua mata kuliah umum inti, institusional dan keahlian wajib dilaksanakan dalam perkuliahan tatap muka bersama ke tiga konsentrasi yaitu Drama, tari dan Musik. Sedangkan Mata kuliah dasar Keahlian (79 SKs) dan kompetensi lain (6 Sks) dilaksanakan tatap muka oleh masing-masing konsentrasi yang seni drama menempuh keahlian drama, demikian juga seni tari dan seni musik. Sedang mata kuliah keahlian Pendukung (12 SKS) untuk membekali konsentrasi di luar bidangnya juga ditempuh bersama-sama. Pada tahun 2015 Jurusan Sendratasik sudah menggunakan KKNI yang dikembangkan oleh Tim

(9)

3. Observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran: Kepariwisataan,

Manajemen Pementasan, Tata rias busana, PKL, kewirausahaan

Baik GBRP maupun silabus yang dibuat, setelah dicermati belum ada rencana kemitraan dengan pihak pihak terkait. Materi masih diberikan oleh dosen internal, belum mendatangkan ahlinya yang sukses di lapangan

a. Sarana Prasarana Pembelajaran

Gambar 1 Dosen sedang memberi kuliah

Gambar 2 Mahasiswa sedang mengikuti kuliah teori

(10)

swadaya sendiri namun masih jauh dari cukup. Sedang untuk konsentrasi mahasiswa drama prasarana dan sarana dirasakan cukup karena bisa bergantian dengan mahasiswa seni tari. Untuk konsentrasi ke tiga-tiganya disediakan prasarana pementasan yaitu sebuah gedung yang megah untuk mereka berekspresi. Juga tersedianya ruang komputer walaupun kurang ideal. Namun sarana pendukung lainnya seperti ruang berkaca, kostum pementasan, masih dirasakan kurang. Jumlah rasio ruangan dengan mahasiswa kurang berimbang kemudian diperparah dengan ruangan yang ditutup sementara AC yang tersedia kurang, hal ini memperburuk iklim di perkuliahan.

b. Strategi Pembelajaran

Untuk mata kuliah teori maupun praktek sebagian besar dosen sudah melaksanakan pembelajaran yang mengaktifkan mahasiswa. Hasil dari mereka mengikuti pelatihan-pelatihan PBM sudah dicoba untuk diaplikasikan. Diakui bersama dukungan untuk memberdayakan dosen dari lembaga sangat bagus. Namun sayang strategi yang mereka laksanakan masih belum 100 % memberdayakan mahasiswa. Materi sebatas pada pembekalan materi perkuliahan belum menyentuh materi-materi yang berkembang di dunia kerja.

c. Kompetensi Dosen

Dosen Sendratasik semua berjumlah 28 orang, 18 dosen seni tari, 6 dosen seni musik (tetap dan dosen luar biasa) dan 4 dosen seni drama. Dari 28 orang dosen, 5 orang telah menempuh S3 sedang 3 orang dosen sedang studi S3, 20 dosen lainnya telah lulus S2. Selain itu juga dibantu oleh dosen luar biasa sejumlah 6 orang. Masing-masing dosen Sendratasik mengajar sesuai bidang keahliannya. Jumlah mahasiswa Sendratasik FBS Unesa keseluruhan adalah 435 orang. Berdasarkan data yang ada untuk konsentrasi seni musik maka jumlah dosen dan mahasiswa kurang berimbang terlalu banyak mahasiswa sementara dosenya masih sedikit bila dirasionalkan 1 : 45. Sedang konsentrasi tari 1 : 5 sudah cukup baik sedangkan drama 1 : 10.

(11)

kerja dosen yang demikian meyebabkan dosen merupakan pekerjaan yang tidak pernah mendapatkan umpan balik. Tanpa umpan balik maka sulit bagi dosen meningkatkan kulaitas profesinya. Untuk itu dosen perlu dilengkapi dengan kemampuan melakukan self reflectiaon , lewat action research untuk mengevaluasi apa yang telah dilaksanakan dan bagaimana hasilnya (Zamroni, 2003) Konsekuensinya diperlukan dosen-dosen yang mempunyai daya adaptasi tinggi. Program peningkatan kemampuan dosen harus menyentuh tiga aspek yaitu aspek kemampuan, aspek semangat dan dedikasi, aspek kesejahteraan.

Pendidik dituntut mengembangkan kemampuan tertentu pada diri anak didik antara lain: a) kemampuan untuk mendekati permasalahan secara global dengan pendekatan multidisipliner,b) kemampuan untuk menyeleksi arus informasi yang sedemikian deras untuk kemudian digunakan dalam kehidupan sehari-hari, c) kemampuan untuk menghubungkan peristiwa satu dengan yang lain secara kreatif, d) meningkatkan kemandirian karena tingkat otonomi keluarga sangat tinggi, e) menekankan pembelajaran learning to learn, dari pada lrearning some thing..

4. Mengidentifikasi peluang-peluang kerja

(12)

Dari dasar data di atas maka langkah selanjutnya adalah: (a) Pengembangan model market orientation, (b) Menentukan pola pembelajaran kemitraan melalui kuliah klas dan magang , (c) Pembuataan MOU dengan kelompok mitra yaitu Disparda, expert/pakar dunia seni, event oragiser dan broadcasting, (d) Pembuatan RPS materi perkuliahan dan setting jadwal kuliah klas (8 x pert) : magang (6 x pert) : evaluasi dan refleksi (2 x pert) (e) Workshop dan sosialisasi pola pembelajaran kemitraan dengan dosen internal (f) Evaluasi oleh ahli pembelajaran dan ahli materi.

5. Pengembangan model market orientation

Model pembelajaran market orientataion yang dapat dikembangkan pada mahasiswa jurusan Sendratasik FBS Unesa bertujuan agar pola pembelajaran yang ada dapat mengakomodir beberapa peluang pasar tenaga kerja sehingga mahasiswa dapat terproses sesuai dengan harapan pengguna lulusan jurusan Sendratasik dengan mengacu model pembelajaran yang baru sebagai berikut :

PBM :

PEMBELAJARAN INTERNAL

MEDIA/KLAS

METODE Mata kuliah :

1. Kewirausahaan

2. Kepariwisataan

3. Manajemen Pementasan

4. Tata rias

5. PKL

OUTPUT LULUSAN

Guru (60%)

Intertaintner (15%)

Pekerja tidak tetap (5%)

(13)

PBM : POLA KEMITRAAN

KULIAH MATERI KLAS

• DOSEN Sendratasik dan Ekonomi UNESA • EXPERT/PAKAR

DUNIA SENI • DISPARDA • BROADCASTING

KULIAH MAGANG

EO, TRAVEL, PERHOTELAN

OUTPUT LULUSAN :

Guru PLUS (30%)

Entertaint/Pekerja seni (25%)

Event organiser 25 %

Dinas pemerintah 10%

Pekerja TIDAK TETAP (10%)

PBM BARU BERORIENTASI PADA

PASAR ( MARKET ORIENTATION)

Mata kuliah :

1. Kewirausahaan

2. Kepariwisataan

3. Manajemen Pementasan

4. Tata rias

(14)

Pola pembelajaran kemitraan melalui kuliah kelas dan magang dapat diimplementasikan dalam jurusan Sendratasik dapat digambarkan sebagai berikut

MAHASISWA

PBM

Review

Kurikulum

Dosen

Identitas

Profesi Diri

(Profile)

Strategi

Belajar

Mengajar

Perangkat Pembelajaran

Pelatihan

Markor

Model

PROSES

EO

Disparda

Perusahaan

Sharing

Link and

Match

Kompetensi

Lulusan

Berkualitas

(15)

Dari gambar di atas terlihat bahwa model pembelajaran market orientation dapat dilakukan jika ada bangunan pola kemitraan yang harus dilakukan lembaga dengan beberapa pihak (disparda, EO, Expert, Dunia seni, Broadcasting dll) baik dalam proses pembelajaranya maupun pola pemagangan bagi mahasiswa. Dengan demikian sumber informasi belajar tidak hanya berasal dari internal saja (dosen Sendratasik) tetapi juga melibatkan pihak lain yang berkompeten, disamping itu dalam kegiatan restrukturisasi kurikulum secara berkala maka pihak tersebut harus selalu dilibatkan sehingga ada link and match antara dunia akademis dan para pengguna lulusan yang ada.

6. Tahap-tahap implementasi model pembelajaran market orientation :

Dimulai dari persiapan terhadap tiga komponen yaitu PBM, perangkat pembelajaran serta kompetensi dosen pengajar mata kuliah Kewirausahaan Manajemen pementasan, Keperiwisataan, Tata Rias dan Busana dan Praktek kerja lapangan

a. Proses Belajar Mengajar.

Dalam upaya menghasilkan lulusan yang berkualitas, proses belajar mengajar di kampus harus menggunakan strategi belajar mengajar yang efisien dan mampu membuat mahasiswa menyerap materi yang disampaikan secara maksimal. Selain itu strategi yang diterapkan mampu meningkatkan keaktifan, kreatifitas serta motivasi mahasiswa dalam mengembangkan dan mengaplikasikan materi tersebut menjadi lebih luas. Oleh karena itu dosen berkolaborasi dengan pakar dari eksternal menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dosen sebagai pentransfer nilai dan pengetahuan kepada mahasiswa harus mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang senantiasa berkembang sesuai dengan tuntutan perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

(16)

mampu berinovasi dalam memberikan pembelajaran kepada mahasiswa dengan pola pembelajaran yang mengarah pada peningkatan skill dan kompetensi lulusan yang dihasilkan agar dapat terserap dalam pasar tenaga kerja secara optimal.

b. Perangkat Pembelajaran (kurikulum, materi perkuliahan, silabus, hand out) Dosen mengembangkan beberapa mata kuliah yaitu manajemen Pementasan, Tata Rias dan busana, PKL, Pariwisata, Kwirausahaan dengan membuat perangkat yang berorientasi pada kebutuhan pasar yang dapat mendukung jiwa kemandirian mahasiswa. Setelah dibuat silabus, para dosen dapat membuat rangkuman materi kuliah dalam bentuk hand out materi agar mempermudah mahasiswa mempelajari pokok-pokok materi yang sedang diajarkan. Materi yang ditetapkan dapat diterapkan dalam buku ajar setelah sebelumnya disharingkan dulu dengan EO, Disparda, Perusahaan selaku pihak yang lebih mengetahui tentang kebutuhan pasar tenaga kerja sehingga silabus yang ditetapkan benar-benar sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar tenaga kerja yang pada akhirnya bertujuan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan dapat bersaing . Model perkuliahan yang ada tidak hanya dalam bentuk in class

saja tetapi juga out class sehingga pengalaman belajar yang dirasakan mahasiswa akan mengarah pada pola ketercapaian lifeskill. Dengan membelajarakan mahasiswa terlibat dalam pola analisis dan implemnetasi teori di lapangan maka akan mempermudah melakukan evaluasi dan refleksi dalam upaya meningkatkan kinerja pembelajaran yang ada.

c. Pembuataan MOU dengan kelompok mitra

(17)

Gambar 3 Mahasiswa kuliah praktek tata rias bersama Sari Ayu

Gambar 4 Kuliah dengan pihak eksternal (Perias Manten ) di Ruang kelas b

(18)

jurusan. Adapun tujuan dari pertemuan ini yaitu : 1) Sosialisasi model, 2) Penataan pola pembelajaran, 3) Rancangan kemitraan, 4) Rancangan model pelatihan dan pendampingan. Tujuan tersebut sebagai salah satu upaya dalam memediasi pencapaian lulusan sendratasik yang berkulaitas yang harus didukukung dari PBM, perangkat pembelajaranya dan strategi pembelajrananya.

d. Evaluasi oleh ahli pembelajaran dan ahli materi

Salah satu upaya yang harus dilakukan agar model pembelajaran market orientation yang telah dirancang dapat berhasil dengan baik dan optimal sesuai dengan tujuan yang ada maka model markor harus divalidasi dengan ahli pembelajaran dan substansi materi dari market orientation yang dalam hal ini dilakukan oleh Prof. Dr. Mustaji, M.Pd dan Dr. Purwohandoko MM. Secara umum dari kedua pakar tersebut menyatakan bahwa : (a) instrumen dan perangkat yang telah disiapkan dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran secara optimal jika ada bangunan komitmen dari para dosen pembina mata kuliah tersebut akan makna suatu perubahan dan peningkatan kulaitas lulusan, (b) ketepatan jadwal pelaksanaan (c) hubungan yang baik dengan para mitra yang sudah diikat dalam perjanjian kerja sama (d) diperlukan adanya alat evaluasi yang terukur .

IV. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : Implementasikan model perkulian market orientation (markor) memang sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan karena organisasi pendidikan tidak akan terlepas dari pengaruh lingkungan ekternal. Pengembangan Orientasi pasar yang menghasilkan keunggulan bersaing dari para lulusanya perlu dikembangkan melalui kegiatan kemitraan atau

(19)

B. Saran

Untuk mewujudkan lulusan yang berkualitas dan kreatif memang perlu kerja keras dan komitmen semua pihak baik dosen, mahasiswa dan pejabat struktural. Dosen harus merencanakan matang dengan mitra dan expert tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Mahasiswa harus siap kuliah di luar kelas untuk mendapatkan pengalaman lapangan. Sedang pejabat jurusan harus mendukung dengan membantu segala sesuatu yang berkenaan dengan pendanaan, dan dukungan lain

IV. Daftar Pustaka

Akmad, 1999. ”Pendidikan Seni di Lembaga pendidikan Tinggi Seni” makalah

dalam rangka seminar nasional festifal Kesenian Indonesia I, di Yogyakarta tanggal 8 Maret 1999.

Avlonitis dan Gounaris, 1997. Estimating non Respons Bias and Mailing Survey. Journal of Marketing Research 14(8)396-402.

Bandem, Made, 1999. “Lembaga Pendidikan Tinggi Kesenian, Pembangunan nasional dan Globalisasi”. Makalah dalam rangka seminar nasional festival

Kesenian indonesia i, Di Yogyakarta tanggal 8 Maret 1999.

Borg dan Gall .1989.Education Research an Introduction. Newyork: longman.Inc

Dakir,H, 2004, Perencanaan dan Pengembangan kurikulum. Jakarta : Rineka Cipta

Deshpandé dan Farley, 1993. Executive Insight Corporate Culcuture and Market Orientation Comparing Indian and Javaneve. Journal of International Marketing 7(4)111-26

Ibrahim, Muslimin, dkk, 2005. Pembelajaran Kooperatif.Surabaya: UNESA University Press

Kardi, Suparman dan Mohamad Nor,2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: Upress UNESA

Jalal, Fasli, 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks otonomi

(20)

Jaworski dan Kohli, 1990. Market Orientation: Antecedent and Consequence. Journal of Marketing, 57 July.53-70.

Mustaji dan Sugiarso, 2005. Pembelajaran Berbasis Konstruktivistik.Surabaya Puslitjaknov .2008. Metode Penelitian Pengembangan. Pusat Penelitian

Kebijakan. Bandung: Alfabeta.

Suderajad, 2003. Implikasi KBK. Bandung ; Cipta Cekal Grafika Sukmadinata, 2001.

Supanggah, Rahayu.1999. ”Peran Lembaga Pendidikan Tinggi Kesenian di Indonesia. Makalah dalam seminar nasional festifal Kesenian Indonesia I. Di Yogyarta tanggal 8 Maret 1999.

Undang Undang Republik Indonesia No:20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.

Tilaar,2002. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: rineka Cipta

Gambar

Gambar 2 Mahasiswa sedang mengikuti kuliah teori
Gambar 3 Mahasiswa kuliah praktek tata rias bersama Sari Ayu

Referensi

Dokumen terkait

a) Persepsi, merupakan hasil pengamatan unsur lingkungan yang dikaitkan dengan proses pemaknaan. Individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan

[r]

• Ajang memperbanyak teman, Dapat menambah teman baru maupun relasi bisnis dengan mudah • Sebagai media komunikasi, Mempermudah komunikasi kita dengan orang-orang, baik dalam

Maka interaksi yang intim adalah di mana sebuah pasangan saling. mengajak satu sama lain untuk memperlihatkan aspek-aspek pribadi

teacher present science concepts using English if (s)he does not

Jika dikerjakan maka desa itu akan menjadi desa emas," kata dia dalam Webinar Seri 2 dengan tajuk "Menciptakan Desa Sebagai Pusat Pertumbuhan dan Ekosistem Baru

Ini harus diapresiasi bahwa sementara tujuan-tujuan Islam, di satu pihak, tidak dapat direalisasikan tanpa memungkinkan sistem keuangan dan perbankan untuk