• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMBANGUN STRATEGI PENGEMBANGAN DAN SOSIALISASI PERBANKAN SYARIAH. Kemunculan bank-bank dan lembaga keuangan Islam sebagai organisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEMBANGUN STRATEGI PENGEMBANGAN DAN SOSIALISASI PERBANKAN SYARIAH. Kemunculan bank-bank dan lembaga keuangan Islam sebagai organisasi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MEMBANGUN STRATEGI PENGEMBANGAN DAN SOSIALISASI PERBANKAN SYARIAH

Oleh : Naili Rahmawati, M. Ag*1

Pendahuluan

Kemunculan bank-bank dan lembaga keuangan Islam sebagai organisasi yang relatif baru menimbulkan tantangan besar. Para pakar syariah Islam harus mencari dasar bagi penerapan dan pengembangan standar investasi yang berbeda dengan standar investasi bank dan lembaga keuangan konvensional seperti telah dikenal selama ini.

Standar investasi tersebut menjadi kunci sukses bank Islam dalam melayani masyarakat di sekitarnya sehingga, seperti lazimnya, harus dapat menyajikan informasi yang cukup, dapat dipercaya, dan relevan bagi para penggunanya, namun tetap dalam konteks syariah Islam.

Eksistensi perbankan syariah sebagai salah satu industri keuangan yang berkompeten terhadap masalah-masalah perekonomian sampai saat ini masih perlu diadakan perubahan-perubahan, baik secara eksternal maupun internal.

Karena dengan kedua perubahan tersebut maka suatu institusi dapat survive

dalam lingkungan sekitar yang selalu dinamis.

Hal tersebut di atas perlu dilakukan mengingat fenomena perekonomian dunia telah berubah dari waktu ke waktu. Globalisasi ekonomi yang diwarnai dengan bebasnya arus barang modal dan jasa, serta perdagangan antar negara

1 Penulis adalah Staf Pengajar pada Fakultas Syari’ah IAIN Mataram

(2)

telah mengubah suasana kehidupan menjadi individualistis dan persaingan yang amat ketat dan membawa dampak di berbagai sektor kehidupan.

Ketidak seimbangan ekonomi global, dan krisis ekonomi yang melanda tersebut, adalah suatu bukti yang salah terhadap asumsi penggunaan sistem ekonomi kapitalis yang dianggap sebagai sistem yang cocok diterapkan di negara

ini. Adanya kenyataan sejumlah bank besar ditutup, di-take-over, dan sebagian

lainnya harus direkapitulasi dengan biaya ratusan triliun rupiah dari uang negara, maka rasanya amatlah disayangkan jika kita tidak melakukan perubahan dan melakukan sesuatu untuk memperbaikinya.

Untuk itu Islam menawarkan model alternatif perbankan yang telah ada,

yang disesuaikan dengan syariah Islam. Prinsip bagi hasil (profit sharing)

merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank Islam secara keseluruhan. Karena dengan filosofi utama kemitraan dan kebersamaan (sharing) dalam profit dan risk dapat mewujudkan kegiatan ekonomi yang lebih adil dan transparan.

Investasi merupakan dasar aktivitas ekonomi pada suatu masyarakat. Tetapi tidak setiap individu mampu menginvestasikan tabungannya secara langsung. Karenanya, bank Islam memainkan peran penting dengan bertindak sebagai sarana untuk menarik tabungan para individu dan menginvestasikan tabungan-tabungan ini untuk kepentingan individu dan masyarakat.

Tantangan yang dihadapi Perbankan Islam

Berdirinya IDB (Islamic Development Banking) yang mempunyai tujuan

(3)

negara-negara anggota dan masyarakat muslim pada umumnya, telah memotifasi banyak negara Islam untuk mendirikan lembaga keuangan syariah. Namun demikian tantangan untuk mengoptimalkan sistem perbankan Islam di dalam era ekonomi dunia baru saat ini perlu dilakukan terus menerus. Indonesia sebagai sebuah negara yang mayoritas penduduk beragama Islam tergolong negara yang terlambat dalam menerapkan konsep bank syariah bila dibandingkan dengan negara seperti Malaysia, Pakistan, Sudan atau Bangladesh, sehingga pengalaman dalam mengintegrasikan sistem dan mekanisme yang dapat bersaing dengan sistem perbankan modern belum dimiliki.

Oleh karena itu dalam makalah ini penulis mencoba bersikap kritis untuk menggali akariyah permasalahan yang dihadapi oleh gerak laju perbankan Islam. Hal mendasar dari keberadaan perbankan syariah ini adalah bagaimana upaya pengembangan dan sosialisasinya dalam kancah dunia perekonomian yang penuh dengan tantangan ?

Di dalam kehidupan modern ini, keberadaan bank ternyata sudah menjadi kebutuhan yang penting bagi masyarakat luas. Mulai dari yang menabung, yang meminjam uang dan sampai kepada yang menggunakan jasanya untuk mentransfer uang dari satu kota atau negara ke kota atau negara lain.

Sebenarnya Islam memiliki sistem ekonomi yang mengungguli sistem ekonomi lainnya yang hanya merupakan 'buah tangan' manusia. Sistem ekonomi Islam adalah sebuah sistem yang berlandasan ajaran Illahi, yang kesesuaiannya dengan umat dapat dipastikan. Hanya ekonomi Islamlah yang dapat membantu umat mencapai kesejahteraannya.

(4)

Islam, perlu disadari bahwa individu-individu itu harus terlebih dahulu percaya bahwa bank Islam mampu merealisasikan tujuan-tujuan investasinya. Ketiadaan kepercayaan pada kemampuan bank Islam untuk berinvestasi secara efisien dan penuh kepatuhan kepada syariah Islam, menyebabkan banyak individu yang menahan diri untuk berinvestasi melalui bank Islam.

Salah satu prasyarat pengembangan kepercayaan itu adalah ketersediaan informasi yang meyakinkan nasabah terhadap kemampuan bank Islam dalam mencapai tujuannya. Di antara sumber-sumber informasi yang penting adalah laporan keuangan dari bank Islam yang disiapkan sesuai dengan standar yang dapat diterapkan pada bank Islam.

Untuk mengembangkan standar tersebut tidak ada salahnya untuk mulai mengembangkannya dari standar akuntansi keuangan bank yang ada, tentu saja dengan berbagai perubahan dan modifikasi. Syaratnya, standar yang telah ada tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah Islam.

Sebuah Dilema

Islam tidak ingin membangun sistem ekonominya di atas landasan egoistik dan kedengkian sosial. Dunia ekonomi Islam saat ini memang sedang mengalami dilema, ketika sistem ekonomi syariah dipandang sebagai pilihan setelah kegagalan sistem kapitalis, namun dalam proses pengembangannya sistem syariah masih dilanda berbagai macam kendala.

Menurut hasil survei yang dilakukan BI (Bank Indonesia) berupa jajak pendapat di enam provinsi, hanya 11 % dari responden yang memahami dan memanfaatkan produk syariah. Padahal yang mengatakan bunga bank

(5)

bertentangan dengan agama ada 42 %. Terjadi kesenjangan antara kebutuhan dan pengetahuan masyarakat terhadap jenis-jenis produk syariah. Akibatnya, permintaan masyarakat rendah. Bank pun kesulitan memasarkan produk syariahnya.

Sungguh ironis, kenyataan di atas membuktikan bahwa minat dan pengetahuan masyarakat luas pada umumnya, tentang keberadaan produk-produk syariah masih minim. Padahal dengan keunggulan-keunggulan dalam produk syariah yang ditawarkan, sangat menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan gotong royong. Tidak ada salah satu pihak yang mengalami kerugian. Apalagi dengan sistem bebas bunga, yang secara otomatis sistem syariah tak akan terkena dampak kenaikan suku bunga.

Memang kebangkitan Islam membutuhkan waktu yang panjang, meskipun demikian penerapan sistem keuangan dan perbankan Islam tidak perlu menunggu hingga terwujudnya kesadaran moral masyarakat Islam yang ideal. Hal ini disebabkan oleh persamaan sebagai sistem dasar yang Islami tidak memerlukan lingkungan yang seluruhnya Islam, dan bahkan kita dapat menyerap hal-hal yang positif dari negara-negara non muslim. Terwujudnya kesadaran moral dan orientasi keadilan dalam lingkungan yang Islami dapat memperkuat dan memperkaya sistem. Jadi dibutuhkan strategi yang bertahap.

Prinsip dan Tujuan Pengembangan Bank Syariah

Bank-bank Islam dikembangkan berdasarkan prinsip yang tidak membolehkan pemisahan antara hal yang temporal (keduniaan) dan keagamaan. Prinsip ini mengharuskan kepatuhan kepada syariah sebagai dasar dari semua

(6)

aspek kehidupan. Kepatuhan ini tidak hanya dalam hal ibadah ritual, tetapi transaksi bisnis pun harus sesuai dengan ajaran syariah. Sebagai contoh dalam hal ini adalah aspek yang paling terkemuka dari ajaran Islam mengenai muamalah, yaitu pelarangan riba dan persepsi uang sebagai alat tukar dan alat melepaskan kewajiban. Uang bukanlah komoditas, dengan demikian, uang tidak memiliki nilai waktu, kecuali nilai barang yang ditukar melalui penggunaan uang sesuai dengan syariah.

Sebagai konsekuensi dari prinsip ini maka bank Islam dioperasikan atas dasar konsep bagi untung dan bagi risiko yang sesuai dengan salah satu kaidah Islam, yaitu "keuntungan adalah bagi pihak yang menanggung risiko." Bank Islam menolak bunga sebagai biaya untuk penggunaan uang dan pinjaman sebagai alat investasi, dan hal ini inheren dengan apa yang dikatakan oleh M. Faruq an-Nabaha :

Riba diharamkan al-Quran dengan sangat jelas, sekira tiada alasan untuk ragu dan tiada alasan untuk memperdebatkannya lagi. Riba haram yang dimaksud adalah melangitkan harga akibat tempo yang diberikan. Dengan praktik ini, jelas terlihat pengambilan keuntungan oleh yang kuat dari si lemah yang membutuhkan hutang atau tempo pembayaran. Sebab itu, alasan haramnya riba jelas, meyelamatkan si lemah dari hegemoni biadab si kuat.

Pada umumnya bunga diartikan sebagai biaya yang dikenakan kepada peminjam uang atau imbalan yang diberikan kepada penyimpan yang besarnya telah ditentukan di muka dalam bentuk persentase. Bunga akan terus dikenakan selama masih ada simpanan atau pinjaman, tidak terbatas jangka waktunya. Dengan demikian pemilik uang berhak atas pengembalian hutang ditambah

(7)

atau malah rugi dari pinjaman itu.

Alasan mendasar mengapa al-Quran menetapkan ancaman yang begitu keras terhadap bunga adalah bahwa Islam hendak menegakkan suatu sistem ekonomi di mana semua bentuk eksploitasi dihapuskan, terutama ketidakadilan dalam bentuk bahwa penyedia dana dijamin dengan suatu keuntungan positif tanpa bekerja apapun atau menanggung risiko, sedangkan pelaku bisnis, meskipun sudah mengelola dan bekerja keras, tidak dijamin dengan keuntungan positif demikian. Islam hendak menegakkan keadilan antara penyedia dana dan pelaku bisnis.

Adanya perbedaan dan karakteristik produk bank konvensional dengan bank syariah telah menimbulkan adanya keengganan bagi pengguna jasa perbankan. Keengganan tersebut antara lain disebabkan oleh hilangnya kesempatan mendapatkan penghasilan tetap berupa bunga dari simpanan. Oleh karena itu, secara umum perlu diinformasikan bahwa penempatan dana pada bank syariah juga dapat memberikan keuntungan finansial yang kompetitif. Di samping itu, salah satu karakteristik khusus dari hubungan bank dengan nasabah

dalam sistem perbankan syariah adalah adanya moral force dan tuntutan terhadap

etika usaha yang tinggi dari semua pihak. Hal ini selanjutnya akan mendukung prinsip kehati-hatian dalam usaha bank maupun nasabah.

Langkah yang seharusnya diambil oleh pemerintah untuk membangun kembali sistem perbankan yang sehat dalam rangka mendukung program pemulihan dan pemberdayaan ekonomi nasional, selain restrukturisasi perbankan, adalah dengan pengembangan sistem perbankan syariah. Sebagai konsekuensi dari fungsi bank syariah maka tujuan pengembangan perbankan syariah adalah

(8)

untuk memenuhi hal-hal berikut :

1. Kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak dapat menerima

konsep bunga

2. Peluang pembiayaan bagi pengembangan usaha berdasarkan prinsip

kemitraan

3. Kebutuhan akan produk dan jasa perbankan unggulan

Jawaban yang Signifikan

Dalam pengembangan bank syariah dibutuhkan strategi yang mengarah pada peningkatan kompetensi usaha yang dilakukan secara komprehensif dengan mengacu pada analisis kekuatan dan kelemahan perbankan syariah di Indonesia. Karena secara nyata perkembangan bank syariah menghadapi tiga kendala, kendala obyektif, kendala sosialisasi dan kendala operasional.

Kendala obyektif menyangkut lemahnya pengetahuan masyarakat Indonesia terhadap syariah pada umumnya, pengetahuan tentang bank syariah dan anggapan mereka terhadap bunga. Sedang kendala sosialisasi dikarenakan produknya yang unik serta kurang akomodatifnya pemerintah. Dan dalam operasionalnya, bank syariah mengalami kendala dalam perangkat pengaturan baik itu manajemen, sistem serta kurangnya SDM.

Dalam hal SDM ini penting, karena SDM memegang peranan penting dalam proses operasionalnya. Dalam manajemen SDM, diperlukan adanya analisis kerja. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui hubungan pekerjaannya, syarat-syarat yang harus dipenuhi, dan untuk mengetahui rincian pekerjaan. Untuk itu dibutuhkan pula program pelatihan dan pengembangan SDM, karena kemajuan

(9)

teknologi yang meningkat, produktivitas yang meningkat serta persaingan yang ketat.

Menurut Ahmad Muflih Saefuddin, perlunya sosialisasi dan

institusionalisasi ekonomi Islam, secara global, adalah melalui pendidikan Islam untuk disiplin ilmu ekonomi (IDI-Ekonomi). Hal tersebut dilaksanakan dalam

rangka syiar Islam terutama dalam bidang muamalah. Agama Islam, sebagaimana

kita pahami secara makro menjamah seluruh kehidupan. Secara mikro, khususnya dalam IDI, Islam ditegaskan wawasannya, ketrampilan kerjanya, dan fungsinya dalam ilmu tersebut, sehingga kita dapat menempatkan dan memanfaatkannya dalam konteks budaya.

Karena sistem keuangan dan perbankan bukan merupakan bagian terpisah dari perekonomian, reorganisasinya juga harus menjadi bagian yang penting dari keseluruhan perubahan, termasuk trnasformasi moral, regenerasi sosio-ekonomi dan pembaharuan politik. Peranan negara tidak dapat diabaikan. Ini harus diapresiasi bahwa sementara tujuan-tujuan Islam, di satu pihak, tidak dapat direalisasikan tanpa memungkinkan sistem keuangan dan perbankan untuk memainkan peranannya yang memadai sesuai dengan ajaran Islam, di lain pihak, tujuan-tujuan tersebut juga tidak dapat direalisasikan hanya dengan mereorganisasikan sistem keuangan dan perbankan.

Motifasi masyarakat muslim untuk terlibat dalam aktivitas bank syariah harus terus ditingkatkan. Tingkat efektivitas keterlibatan masyarakat muslim dalam bank syariah tergantung pada sikap dan pola pikir masyarakat muslim itu sendiri. Dan untuk mengubah sikap dan pola pikir masyarakat ini diperlukan waktu yang panjang disertai upaya-upaya yang lebih terstruktur dan berkesinambungan.

(10)

Penutup

Agama Islam yang universal dan komprehensif dimaksudkan untuk mengatur umat manusia agar ia dapat berjalan menurut fitrahnya secara adil, teratur, proporsional dan menyeluruh sehingga tercapai kesejahteraan umat yang senantiasa mengabdi kepada-Nya. Universalitas dan komprehensifitas Islam memberikan peluang bagaimana Islam dapat diterima dan dapat diterapkan pada semua dimensi ruang dan waktu.

Ketika mensyariatkan hukum-hukum ekonomi kepada manusia, Islam telah mensyariatkan hukum-hukum tersebut kepada pribadi. Sedangkan pada saat mengupayakan terjamin-tidaknya hak hidup serta tercapai-tidaknya suatu kemakmuran, Islam telah menjadikan semuanya harus direalisasikan dalam sebuah masyarakat yang memiliki gaya hidup tertentu. Karena itu, Islam memperhatikan hal-hal yang menjadi tuntutan masyarakat, pada saat melihat

terjamin-tidaknya kehidupan serta mungkin-tidaknya tercapainya suatu

kemakmuran. Islam, bahkan, telah menjadikan pandangannya kepada apa yang dituntut oleh masyarakat sebagai asas dalam memandang kehidupan dan kemakmuran.

Penyelesaian atas krisis ekonomi yang kini terjadi sesungguhnya berada dipundak komponen semua bangsa, sehingga pelibatan unsur dinamik yang punya potensi untuk membangun kembali ekonomi bangsa kita mutlak diperlukan.

Salah satu misi penting didirikannya bank syariah adalah untuk mengentaskan kemiskinan. Ini berarti bank harus menjaring nasabah sebesar-besarnya terutama dari pedesaan yang notabene berpenghasilan kurang.

(11)

Dengan keunggulan sistem syariah, Islam telah mengatur jaminan-jaminan hak secara pribadi serta memberikan kesempatan seseorang untuk mencapai kemakmurannya. Sementara, pada saat yang sama Islam membatasi perolehan harta, yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder dan tersier, untuk kemudian diimplementasikan dalam fungsi sosial yang

interaktif. Wallahu ’alam bissawab.

DAFTAR BUKU

Ali Djoefri Chozin Soen’an, dkk., Indonesia Menapak Abad 21 Kajian Ekonomi

Politik, Jakarta: Millennium Publisher, 2000

Chapra, M. Umer, Al-Quran Menuju Sistem Moneter yang Adil, Yogyakarta: Dana

Bhakti Prima Yasa, 1997

_______________, Sistem Moneter Islam, Jakarta: Gema Insani Press & Tazkia

Cendekia, 2000

Gatra, No. 22 Tahun IX, 19 April 2003

M. Rusli Karim (ed.), Berbagai Aspek Ekonomi Islam, Yogyakarta: P3EI FE UII &

Tiara Wacana, 1992

Moh. Agus Tulus, Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku panduan mahasiswa,

Pustaka Utama, Jakarta, 1992

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Jakarta: Gema

Insani Press & Tazkia Cendekia, 2002

Nabaha, M. Faruq an-, Sistem Ekonomi Islam Pilihan Setelah Kegagalan Sistem

Kapitalis dan Sosialis, Yogyakarta; UII Press, 2000

Nabhani, Taqyuddin an-, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif; Perspektif Islam,

Surabaya: Rusalah gusti, 1996

Yusuf Qordhawi, Peran Nilai dan Moral Dalam Perekonomian Islam, Jakarta:

Referensi

Dokumen terkait

Menurut sebagian ulama tanpa memandang pelakunya, baik dilakukan oleh orang yang belum menikah atau orang yang telah menikah, selama persetubuhan tersebut berada diluar

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel sumber daya manusia, politik penganggaran, perencanaan, informasi pendukung tidak berpengaruh signifikan terhadap sinkronisasi dokumen

chemical and power), all of which were major sources of pollutants and held back the growth of light industry. Furthermore, the service industries, which tend to have the

Bahan kimia yang terkandung dalam pestisida nabati melarutkan lemak atau lapisan lilin pada kutikula sehingga menyebabkan bahan aktif yang terkandung dalam pestisda

Pemenuhan personal hygiene pada lansia di Panti Wredha Santo Yoseph Kediri didapatkan mayoritas terpenuhi dengan baik yaitu sebanyak 27 responden (100%). Hasil uji

Hasil dari penelitian ini adalah, 1) suara gamelan secara konsisus dirasa tidak mengganggu. 2) Suara gamelan dianggap lazim, sebagai kampus seni, dan dirasa bukan menjadi

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Berdasarkan hasil observasi di kelas V sekolah dasar negeri Cijati yang berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki di temukan