• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengangguran jenis dan Pengentasan Pengangguran Terdidik Yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengangguran jenis dan Pengentasan Pengangguran Terdidik Yang"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Dari tahun ke tahun penggangguran semakin bertambah, dikarenakan jumlah lulusan baik itu dari SMA, atau perguruan tinggi makin banyak. Namun kesempatan pekerjaan atau jumlah pekerjaannya tidak bertambah.

Adapun macam dari pengangguran, antara lain:

1. Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

2. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

3. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Tentu saja orang mengganggur itu ada penyebabnya, maka adapun macam pengangguran menurut penyebabnya, yaitu:

 Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.

 Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti : Akibat permintaan berkurang, Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi, Akibat kebijakan pemerintah

 Pengangguran friksional (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.

 Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.

 Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin

 Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand).

(2)

pribadi dari kita harus bisa menciptakan peluang usaha, agar kita bisa bekerja dan mempekerjakan orang lain.

Pengangguran

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam

perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat

akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial

lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan

menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Daftar isi

 1 Jenis & macam pengangguran

o 1.1 Berdasarkan jam kerja

o 1.2 Berdasarkan penyebab terjadinya

(3)

 3 Akibat pengangguran

o 3.1 Bagi perekonomian negara

o 3.2 Bagi masyarakat

 4 Peringkat negara berdasar tingkat pengangguran

 5 Kebijakan-Kebijakan Pengangguran

o 5.1 Cara Mengatasi Pengangguran Struktural

o 5.2 Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

o 5.3 Cara Mengatasi Pengangguran Musiman

o 5.4 Cara Mengatasi Pengangguran Siklis

Jenis & macam pengangguran

Berdasarkan jam kerja

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:

Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Berdasarkan penyebab terjadinya

Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:  Pengangguran friksional (frictional unemployment)

(4)

maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)

Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.

Pengangguran struktural (structural unemployment)

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:

1. Akibat permintaan berkurang

2. Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi 3. Akibat kebijakan pemerintah

Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.

Pengangguran siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

Pengangguran teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.

Pengangguran siklus

Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan

perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).

(5)

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan

pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan

masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan

keluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.

Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Akibat pengangguran

Bagi perekonomian negara

1. Penurunan pendapatan perkapita.

2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak. 3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.

Bagi masyarakat

1. Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.

2. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.

3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Peringkat negara berdasar tingkat pengangguran

(6)

anking berdasarkan

entitas

Entitas Tingkat

pengangguran (%)

Sumber / tanggal dari informasi

1 Andorra 0.00 perkiraan 1996.

2 Monako 0.00 2005

3 Pulau Norfolk (Australia) 0.00

4 Guernsey (Britania Raya) 0.90 Maret 2006 est.

5 Azerbaijan 1.20 perkiraan 2006 .

6 Islandia 1.30 perkiraan 2006 .

7 Liechtenstein 1.30 September 2002

8 Pulau Man (Britania Raya) 1.50 perkiraan Desember 2006

9 Belarus 1.60 2005

10 Vanuatu 1.70 1999

11 Kuba 1.90 perkiraan 2006 .

12 Gibraltar (Britania Raya) 2.00 perkiraan 2001 .

13 Kiribati 2.00 perkiraan 1992.

14 Vietnam 2.00 perkiraan 2006.

15 Papua Nugini 2.00 2004

16 Bermuda 2.10 perkiraan 2004.

17 Thailand 2.10 perkiraan 2006.

18 Kepulauan Faroe (Denmark) 2.10 2006

19 Jersey (Britania Raya) 2.20 perkiraan 2006.

20 Kuwait 2.20 perkiraan 2004.

21 Uni Emirat Arab 2.40 2001

22 Laos 2.40 perkiraan 2005.

23 Bangladesh 2.50 perkiraan 2006.

24 Bhutan 2.50 2004

(7)

26 Singapura 2.70 perkiraan 2006.

27 Ukraina 2.70 2006

28 Britania Raya 2.90 perkiraan 2006.

29 Uzbekistan 3.00 2006

30 Guatemala 3.20 perkiraan 2005.

31 Qatar 3.20 perkiraan 2006.

32 Meksiko 3.20 perkiraan 2006.

33 Korea Selatan 3.30 perkiraan Desember 2006 .

34 Mongolia 3.30 2005

35 Swiss 3.30 perkiraan 2006.

36 Malaysia 3.50 perkiraan 2006.

37 Norwegia 3.50 perkiraan 2006.

38 Kepulauan Virgin Britania Raya

(Britania Raya) 3.60 1997

39 Lithuania 3.70 perkiraan 2006.

40 Denmark 3.80 perkiraan 2006.

41 Nikaragua 3.80 perkiraan 2006.

42 Selandia Baru 3.80 perkiraan 2006.

43 San Marino 3.80 2004

44 (Amerika SerikatKepulauan Mariana Utara) 3.90 2001

45 Taiwan 3.90 perkiraan 2006.

53 Kepulauan Cayman (Britania Raya)4.40 2004

54 Estonia 4.50 2006

55 Saint Kitts dan Nevis 4.50 1997

56 Amerika Serikat 4.80 perkiraan 2006.

57 Australia 4.90 perkiraan 2006.

58 Austria 4.90 perkiraan 2006.

59 Hong Kong (RRC) 4.90 perkiraan 2006.

(8)

61 Siprus 5.50

62 Belanda 5.50 perkiraan 2006.

63 Siprus 5.60

64 Swedia 5.60 perkiraan 2006.

65 Nigeria 5.80 perkiraan 2006.

66 El Salvador 6.00 perkiraan 2006.

67 Montserrat (Britania Raya) 6.00 perkiraan 1998.

68 Romania 6.10 perkiraan 2006.

69 Kepulauan Virgin (Amerika Serikat)6.20 2004

70 Kanada 6.40 perkiraan 2006.

71 Latvia 6.50 perkiraan Desember 2006.

72 Pakistan 6.50 perkiraan 2006.

73 Kosta Rika 6.60 perkiraan 2006.

74 Rusia 6.60 perkiraan 2006.

75 Italia 6.80 perkiraan 2006.

76 Malta 6.80 perkiraan 2005.

77 Aruba (Belanda) 6.90 perkiraan 2005 .

78 Finlandia 7.00 perkiraan 2006.

79 Trinidad dan Tobago 7.00 perkiraan 2006.

80 Jerman 7.10 perkiraan 2006.

81 Peru 7.20 perkiraan 2006.

82 Moldova 7.30 perkiraan 2005.

83 Armenia 7.40 perkiraan November

2006.

84 Kazakhstan 7.40 perkiraan 2006.

85 Hungaria 7.40 perkiraan 2006 .

86 Sri Lanka 7.60 perkiraan 2006.

87 Portugal 7.60 perkiraan 2006

88 Israel 7.60 perkiraan Januari 2007.

89 Fiji 7.60 1999

90 Maroko 7.70 perkiraan 2006 .

91 Bolivia 7.80 perkiraan 2006 .

92 India 7.80 perkiraan 2006 .

93 Chili 7.80 2006

94 Filipina 7.90 perkiraan 2006.

95 Anguilla (Britania Raya) 8.00 2002

96 Republik Afrika Tengah 8.00 perkiraan 2001 .

(9)

98 Spanyol 8.10 perkiraan Oktober 2006.

99 Ceko 8.40 perkiraan 2006 .

Uni Eropa 8.50 perkiraan 2006 .

100 Perancis 8.70 perkiraan Desember 2006 .

101 Panama 8.80 perkiraan 2006.

102 Venezuela 8.90 perkiraan October 2006 .

103 Yunani 9.20 perkiraan 2006 .

104 Greenland (Denmark) 9.30 perkiraan 2005 .

105 Belize 9.40 2006

106 Paraguay 9.40 perkiraan 2005.

107 Mauritius 9.40 perkiraan 2006 .

108 Suriname 9.50 2004

109 Brasil 9.60 perkiraan 2006 .

110 Bulgaria 9.60 perkiraan 2006 .

111 Slovenia 9.60 perkiraan 2006 .

112 Kepulauan Turks dan Caicos

(Britania Raya) 10.00 perkiraan 1997.

113 Argentina 10.20 perkiraan kuarter ke 3, 2006 .

114 Turki 10.20 perkiraan 2006.

115 Slovakia 10.20 perkiraan 2006.

116 Myanmar 10.20 perkiraan 2006.

117 Bahama 10.20 perkiraan 2005 .

118 Mesir 10.30 perkiraan 2006.

119 Saint Pierre dan Miquelon

(Perancis) 10.30 1999

120 Ekuador 10.60 perkiraan 2006.

121 Barbados 10.70 perkiraan 2003 .

122 Uruguay 10.80 perkiraan 2006.

123 Antigua dan Barbuda 11.00 perkiraan 2001 .

124 Kolombia 11.10 perkiraan 2006.

125 Jamaika 11.30 perkiraan 2006 .

126 Guam (Amerika Serikat) 11.40 perkiraan 2002 . 127 Polinesia Perancis (Perancis) 11.70 2005

128 Niue (Selandia Baru) 12.00 2001

129 Tajikistan 12.00 perkiraan 2004.

(10)

131 Grenada 12.50 2000

132 Suriah 12.50 perkiraan 2005 .

133 Indonesia 12.50 perkiraan 2006 .

134 Georgia 12.60 perkiraan 2004.

135 Pantai Gading 13.00 1998

136 Arab Saudi 13.00 perkiraan 2004 .

137 Tonga 13.00 perkiraan Tahun anggaran

03/04 . 138 Kepulauan Cook (Selandia Baru) 13.10 2005

139 Albania 13.80 perkiraan September 2006.

140 Tunisia 13.90 perkiraan 2006 .

141 Saint Helena (Britania Raya) 14.00 perkiraan 1998.

142 Mali 14.60 perkiraan 2001.

143 Polandia 14.90 perkiraan November 2006.

144 Bahrain 15.00 perkiraan 2005 .

145 Oman 15.00 perkiraan 2004 .

146 Iran 15.00 perkiraan 2007 .

147 Saint Vincent dan Grenadines 15.00 perkiraan 2001. 148 Wallis and Futuna (Perancis) 15.20 2003

149 Yordania 15.40 perkiraan 2006 .

150 Aljazair 15.70 perkiraan 2006.

151 Republik Dominika 16.00 perkiraan 2006. 152 Antillen Belanda (Belanda) 17.00 perkiraan 2002. 153 Kaledonia Baru (Perancis) 17.10 2004

154 Kroasia 17.20 perkiraan 2006 .

155 Kirgizstan 18.00 perkiraan 2004.

156 Sudan 18.70 perkiraan 2002 .

157 Komoro 20.00 perkiraan 1996 .

158 Ghana 20.00 perkiraan 1997.

159 Lebanon 20.00 perkiraan 2006.

160 Saint Lucia 20.00 perkiraan 2003.

161 Mauritania 20.00 perkiraan 2004.

162 Jalur Gaza 20.30 2005

163 Tepi Barat (Israel) 20.30 2005

164 Tanjung Verde 21.00 perkiraan 2000.

165 Gabon 21.00 perkiraan 1997.

(11)

167 Mikronesia 22.00 perkiraan 2000.

168 Dominika 23.00 perkiraan 2000

169 Botswana 23.80 2004

170 Irak 25.00 perkiraan 2005 .

171 Mayotte (Perancis) 25.40 2005

172 Afrika Selatan 25.50 perkiraan 2006.

173 Montenegro 27.70 2005

174 Honduras 27.90 perkiraan 2006.

175 Samoa Amerika (Amerika Serikat) 29.80 2005

176 Kamerun 30.00 perkiraan 2001.

177 Guinea Khatulistiwa 30.00 perkiraan 1998 .

178 Libya 30.00 perkiraan 2004 .

Bumi 30.00 perkiraan 2006.

179 Kepulauan Marshall 30.90 perkiraan 2000.

180 Serbia 31.60 perkiraan 2005 .

181 Yaman 35.00 perkiraan 2003.

182 Makedonia 36.00 perkiraan September 2006.

183 Afganistan 40.00 perkiraan 2005 .

184 Swaziland 40.00 perkiraan 2006.

185 Kenya 40.00 perkiraan 2001.

186 Nepal 42.00 perkiraan 2004 .

187 Lesotho 45.00 2002

188 Bosnia and Herzegovina 45.50 perkiraan 31 Desember 2004 .

189 Senegal 48.00 perkiraan 2001 .

190 Djibouti 50.00 perkiraan 2004 .

191 Zambia 50.00 perkiraan 2000.

192 Timor Leste 50.00 perkiraan 2001

193 Kepulauan Cocos (Keeling)

(Australia) 60.00 perkiraan 2000

194 Turkmenistan 60.00 perkiraan 2004

195 Zimbabwe 80.00 perkiraan 2005

196 Liberia 85.00 perkiraan 2003

197 Nauru 90.00 perkiraan 2004

(12)

Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut.

Cara Mengatasi Pengangguran Struktural

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :  Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.

 Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.

 Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan

 Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut.

 Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.

 Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.

 Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.

 Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya.

 Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan

raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

Cara Mengatasi Pengangguran Musiman

Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut.

 Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan

 Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.

(13)

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut.  Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan

 Meningkatkan daya beli masyarakat.

BAB II

ISI

1.

Definisi Pengangguran

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam

perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat

akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial

lainnya.

Selain definisi di atas masih banyak istilah arti definisi pengangguran menurut para tokoh, diantaranya:

- Definisi pengangguran menurut Sadono Sukirno

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

- Definisi pengangguran menurut Payman J. Simanjuntak

Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.

- Definisi pengangguran menurut Menakertrans

Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.

(14)

menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Jenis & macam pengangguran

Berdasarkan jam kerja

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:

Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment). Pengangguran terselubung terjadi jika tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena sesuatu alas an tertentu. Misalnya, untuk mengerjakan suatu pekerjaan sebenarnya cukup untuk dilakukan oleh lima orang, tetapi dilakukan oleh tujuh orang. Oleh karena itu, yang dua orang sebenarnya adalah penganggur, hanya saja tidak kentara.

Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

Pengangguran Terbuka (Open Unemployment. Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Penyebabnya antara lain: tidak tersedianya lapangan kerja, tidak sesuai antara lapangan kerja denagn latar belakang pencari kerja, dan tidak berusaha mencari pekerjaan secara keras karena memang malas.

Berdasarkan penyebab terjadinya

(15)

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

Pengangguran konjungtur (cycle unemployment)

Pengangguran konjungtur adalah pengangguran yang diakibatkan oleh adanya siklus konjungtur (perubahan kegiatan perekonomian). Perekonomian suatu Negara sering menghadapi perubahan. Bila permintaan terhadap barang dan jasa turun terjadilah penurunan permintaan missal terhadap tenaga kerja.

Pengangguran struktural (structural unemployment)

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:

1. Akibat permintaan berkurang

2. Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi

3. Akibat kebijakan pemerintah

Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.

Pengangguran siklikal

(16)

Pengangguran teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.

Pengangguran siklus

Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).

2.

Masalah Pengangguran di Indonesia

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah- masalah sosial lainnya.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.

Tingkat kemakmuran sebuah negara dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi penduduk Negara tersebut. Semakin tinggi pendapatan perekonomian Negara perkapita, dapat disimpulkan bahwa kehidupan rakyatnya semakin sejahtera. Tingkat perekonomian dapat dilihat dari tingkat pendapatan masyarakatnya.

(17)

disebut masih banyak yang menggantungkan hidupnya pada orang lain alias menjadi pengangguran. Tingkat pengangguran di Indonesia sangat tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari minimnya masyarakat yang lulus dari perguruan tinggi untuk membuka peluang usahannya sendiri.

Pengangguran di Indonesia meningkat pula dengan semakin berkurangnya lapangan pekerjaan bagi mereka yang hanya mendapat pendidikan sampai jenjang sekolah lanjut atas. Perkembangan zaman yang semakin membutuhkan tenaga ahli diberbagai bidang sesuai spesifikasi keilmuan, menyebabkan para lulusan sekolah lanjut atas hanya bisa menjadi pegawai toko, buruh pabrik, atau tenaga kebersihan disebuah perusahaan.

Dan juga pengangguran bukanlah suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan dimana semua orang sama pekanya terhadap kemungkinan itu tidak peduli apapun jenis kelaminnya, umur, kebangsaan, dan jenis jabatannya dalam masyarakat. Cateris paribus, tingkat pengangguran adalah lebih tinggi bagi kaum wanita daripada kaum pria, untuk pekerja kasar daripada pekerja kantoran, bagi kaum remaja daripada pekerja yang dewasa usianya, dan bagi orang berkulit hitam daripada kaum berkulit putih.

(18)

dalam latihan kerja dapat mengalami kemerosotan mencolok, permintaan akan tenaga kerja terlatih hanya menurun sedikit atau tidak ada sama sekali.

Dalam kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota harus merupakan satu kesatuan yang saling mendukung untuk penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.

Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP), Mengingat 70 persen penganggur didominasi oleh kaum muda, maka diperlukan penanganan khusus secara terpadu program aksi penciptaan dan perluasan kesempatan kerja khusus bagi kaum muda oleh semua pihak.

Berdasarkan kondisi diatas perlu dilakukan Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP) dengan mengerahkan semua unsur- unsur dan potensi di tingkat nasional dan daerah untuk menyusun kebijakan dan strategi serta melaksanakan program penanggulangan pengangguran. Salah satu tolok ukur kebijakan nasional dan regional haruslah keberhasilan dalam perluasan kesempatan kerja atau penurunan pengangguran dan setengah pengangguran.

Menurut para deklarator tersebut, bahwa GNPP ini dimaksudkan untuk membangun kepekaan dan kepedulian seluruh aparatur dari pusat ke daerah, serta masyarakat seluruhnya untuk berupaya mengatasi pengangguran

Dalam deklarasi itu ditegaskan, bahwa untuk itu, sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sebaiknya segera dibentuk Badan Koordinasi Perluasan Kesempatan Kerja.

Menyadari bahwa upaya penciptaan kesempatan kerja itu bukan semata fungsi dan tanggung jawab Depatemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, akan tetapi merupakan tanggung jawab kita semua, pihak pemerintah baik pusat maupun daerah, dunia usaha, maupun dunia pendidikan. Oleh karena itu, dalam penyusunan kebijakan dan program masing-masing pihak, baik pemerintah maupun swasta harus dikaitkan dengan penciptaan kesempatan kerja yang seluas-luasnya.

(19)

Angka pengangguran di Indonesia masih sangat mencengangkan. Menurut data Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, jumlah penganggur terbuka di Indonesia mencapai 8,32 juta orang atau 7,14 persen dari 116,53 juta orang angkatan kerja.

Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2008 mencapai 111,48 juta orang, bertambah 1,54 juta orang dibanding jumlah angkatan kerja Agustus 2007 sebesar 109,94 juta orang atau bertambah 3,35 juta orang dibanding Februari 2007 sebesar 108,13 juta orang.

Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2008 mencapai 102,05 juta orang, bertambah 2,12 juta orang jika dibandingkan dengan keadaan pada Agustus 2007 sebesar 99,93 juta orang, atau bertambah 4,47 juta orang jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2007 sebesar 97,58 juta orang.

Jumlah penganggur pada Februari 2008 mengalami penurunan sebesar 584 ribu orang dibandingkan dengan keadaan Agustus 2007 yaitu dari 10,01 juta orang pada Agustus 2007 menjadi 9,43 juta orang pada Februari 2008, dan mengalami penurunan sebesar 1,12 juta orang jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2007 sebesar 10,55 juta orang.

Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2008 mencapai 8,46 persen, mengalami penurunan dibandingkan keadaan Agustus 2007 yang besarnya 9,11 persen, demikian juga terhadap keadaan Februari 2007 yang besarnya 9,75 persen.

Situasi ketenagakerjaan pada bulan Februari 2008, hampir di seluruh sektor mengalami peningkatan jumlah pekerja jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2007. Sektor yang mengalami peningkatan jumlah pekerja tertinggi berturut-turut yaitu: sektor jasa kemasyarakatan naik 1,82 juta orang serta sektor perdagangan naik 1,26 juta orang.

Dari sisi gender, partisipasi perempuan dalam lapangan kerja meningkat signifikan. Selama Februari 2007-Februari 2008, jumlah pekerja perempuan bertambah 3,26 juta orang dan laki-laki hanya bertambah 1,21 juta orang. Kenaikan pekerja perempuan terbesar terjadi di sektor perdagangan yaitu 1,51 juta orang dan sektor pertanian sebesar 740 ribu orang.

BPS melakukan survei setiap Februari dan Agustus per tahun, dari hasil survei diketahui sumber pengangguran dari lulusan SMK sebesar 17,26 persen, lulusan SMA 14,31 persen, lulusan Universitas 12,59 persen, lulusan Diploma 11,21 persen, lulusan SMP 9,39 persen, lulusan SD dan tidak sekolah 35,24 persen.

(20)

1. Angka Pengangguran Terbuka di Indonesia

Salah satu jenis pengangguran yang bisa diukur dengan data Sakernas adalah pengangguran terbuka dan setengah pengangguran. Pengangguran terbuka artinya orang yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan, sedang mempersiapkan usaha, sudah punya pekerjaan tapi belum dimulai, dan orang yang merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan.

2. Angka Pengangguran Menurut Umur

Pengangguran di Indonesia sudah mencapai 11 juta (usia 15 tahun keatas) dan 8,5 juta-nya penduduk usia 15-29 tahun. Pengangguran terbuka banyak terjadi di usia remaja 15 sampai 29 tahun (23%). Di usia tersebut banyak sekali lulusan sekolah yang ingin mendapatkan pekerjaan, dari yang baru lulus SMP, SMU maupun perguruan tinggi termasuk yang tidak sekolah.

Sedangkan untuk usia 30-49 tahun, jumlah penganggurannya tidak terlalu tinggi (hanya 4%). 3. Angka Pengangguran Menurut Perkotaan atau Pedesaan

Kita semua sudah tahu bahwa sebagian besar pekerjaan tersedia lebih banyak di perkotaan, sekaligus pekerjaan di perkotaan menjajikan lebih banyak pendapatan. Inilah yang menyebabkan pencari kerja berbondong- bondong ke perkotaan yang berakibat angka pengangguran terbuka di kota lebih besar (13,3%) dibandingkan pedesaan (8,4%).

Selain itu yang menarik lagi perempuan penganggur usia 15 tahun lebih di pedesaan hampir sama dengan penganggur laki-laki di kota. Ini yang mungkin patut dicermati oleh pemerintah yang ingin mengurangi pengangguran. Penciptaan lapangan pekerjaan tidak hanya dilakukan di perkotaan, pedesaan-pun butuh kegiatan-kegiatan yang mendatangkan pendapatan. Terutama lapangan pekerjaan yang bisa memperdayakan perempuan yang ingin bekerja dan penghapusan deskriminasi gender di bidang pekerjaan.

4. Pengaruh pengangguran terhadap tingkat kemiskinan

(21)

tsunami, lumpur panas Lapindo, dan kebakaran hutan yang diikuti kabut asap. Kantung-kantung kemiskinan di negeri ini kian hari kian menyebar bak virus ganas, mulai dari lapis masyarakat pedesaan, kaum urban perkotaan, penganggur, hingga ke kampung-kampung nelayan.

Lepas dari perdebatan indikator yang digunakan, data kemiskinan di negeri ini terus menunjukkan trend memburuk. Jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 17 persen dari populasi penduduk yang kini telah mencapai angka 220 juta jiwa. Menurut data resmi Susenas (BPS, 2006), jumlah penduduk miskin meningkat dari 35,10 juta jiwa (15,97 persen) menjadi 29,05 juta jiwa (17,75 persen). Sementara jumlah penganggur menurut data Sakernas (BPS, 2006) juga terus meningkat dari 10,9 juta jiwa (10,3 persen) pada Februari 2005 menjadi 11,1 juta jiwa (10,4 persen) pada Februari 2006.

Padahal, perang melawan kemiskinan sudah ditabuh sejak lama di negeri ini. Di era Orde Baru, misalnya, pemerintah menggalang berbagai sarana dan cara untuk mengatasi kemiskinan. Pembangunan fisik digenjot di berbagai bidang, pertumbuhan ekonomi menjadi fokus perhatian, investasi asing digalakkan, berbagai jenis skema kredit investasi kecil dan kredit modal kerja digelar, bahkan utang luar negeri pun ditempuh sebagai alternatif untuk menopang idea of progress bernama pembangunan. Akan tetapi, seluruh angka-angka keberhasilan pembangunan yang digarap secara intens selama 30 tahun itu, rontok tersapu krisis ekonomi dan gejolak politik tahun 1998.

Meski pemerintahan terus berganti, kemiskinan tetap saja menjadi virus endemis yang terus mendera rakyat. Secara empirik, data pemerintah menunjukkan, 70 persen rakyat kita

menggantungkan sumber penghidupannya dari sektor ekonomi mikro berbasis sumber daya alam terbarukan. Di sektor pertanian, petani kita telah sejak lama mengembangkan tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, dan peternakan. Di sektor kelautan dan perikanan, nelayan kita sanggup mengembangkan perikanan budi daya, perikanan tangkap, industri bioteknologi

kelautan, dan non-conventional ocean resources. Sementara di sektor kehutanan, masyarakat kita mampu mengoptimalkan pengelolaan hutan alam, hutan tanaman industri, dan agroforestry.

Pada level teknis, data tahun 2006 menunjukkan bahwa hanya 23 persen anggaran

(22)

Indonesia (SBI). Dana “menganggur” ini semestinya bisa digunakan untuk membantu percepatan pertumbuhan sektor riil agar mampu menyerap tenaga kerja dan mengentaskan kemiskinan.

5. Faktor penyebab pengangguran di Indonesia

Usaha mengatasi pengangguran bukanlah kewajiban pemerintah semata. Seluruh penduduk Indonesia diharapkan partisipasinya untuk mengatasi masalah ini. Walau, bukan hal mudah, pengangguran pasti bisa ditangani bila pemerintah dan masyarakat saling bekerja sama.

Faktor penyebab pengangguran sendiri seringdiciptakan oleh dirinya masing-masing. Penyebabnya pun bisa secara disengaja ataupun tidak. Faktor apa saja yang sering atau mungkin muncul dari diri kita yang menyebabkan terciptanya pengangguran dan tidak adanya lapangan kerja. Sebenarnya kesulitan lapangan kerja disebabkan oleh 2 faktor utama: faktor Pribadi dan faktor sosial ekonomi.

Pertama: Faktor Pribadi

Dalam hal ini penyebab pengangguran bisa disebabkan oleh kemalasan, cacat/udzur dan rendahnya pendidikan dan ketrampilan. Penjelasannya sebagai berikut :

1. Rasa malas dan ketergantungan diri pada orang lain.

Misalnya ada seorang lulusan sarjana yang kemudian tidak mau bekerja dan lebih suka

menggantungakan hidup pada orang tua atau pada pasangannya bila sudah menikah. Ia termasuk menjadi pengangguran, selain itu ia melewatkan peluang untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan bagi orang lain. Bila banyak lulusan sekolah seperti itu, tingkat pengangguran tentu akan sangat tinggi.

2. Cacat

Dalam sistem kapitalis hukum yang diterapkan adalah ‘hukum rimba’. Karena itu, tidak ada tempat bagi mereka yang cacat/uzur untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

3. Pendidikan Rendah

(23)

4. Kurang keterampilan

Banyak orang yang walau lulusan SMP atau SMA, tetap sukses dibidang tertentu karena memiliki suatu keterampilan. Keterampilan yang dimaksud tentu bermacam-macam. 5. Tidak mau berwirausaha

Bila banyak lulusan sekolah tidak terlalu focus dalam melamar kerja tapi menciptakan pekerjaan bagi diri sendiri atau membuat lapangan kerja yang berguna bagi orang lain, pastilah angka pengangguran di Indonesia bisa ditekan bahkan bisa jadi tidak ada lagi yang menganggur. 6. Faktor Kemiskinan.

Banyaknya jumlah pengangguran itu dari kalangan masyarakat miskin. Karena untuk

mendapatkan pekerjaan itu membutuhkan biaya yang sangat besar. Contohnya: Di suatu pabrik, untuk menjadi seorang karyawan di suatu pabrik tersebut, harus ”ada orang dalam” yang

membantunya dan menjamin pekerjaan dapat diraih selain itu juga orang yang ingin masuk pabrik tersebut harus memakai jasa seorang calo dengan memberikan ”uang jerih payah”. Dan nominal uang tersebut tidak sedikit. Kesimpulannya, orang yang tidak mempunyai uang, dia tidak bisa kerja.

7. Faktor Keahlian

Untuk zaman sekarang, diperlukan manusia yang kreatif dan inovatif. Meskipun hanya lulusan SLTA, jika seseorang itu mempunyai keahlian dan keterampilan, maka orang tersebut bisa menciptakan lapangan kerja sendiri. Contohnya: Membuat kue, membuat prakarya, dan lain-lain. Tetapi, masyarakat Indonesia pada umumnya malas untuk bekerja keras, bekerja dari nol, maka karena itu pula pengangguran tercipta.

8. Faktor Budaya

Telah disebutkan bahwa sindrom pengangguran tidak hanya terjadi di kalangan bawah saja. Namun, kalangan atas pun ada. Ini dikarenakan faktor budaya. Orang yang senantiasa hidup berkecukupan, ingin memperoleh pekerjaan yang layak. Sedangkan segala sesatu itu harus mengalami proses yang jelas. Kebanyakan dari orang tersebut menginginkan kerja enak saja tanpa melakukan proses.

9. Faktor Pasaran

(24)

Kerja) dikarenakan krisis ekonomi yang melanda negri ini, juga rendahnya kualitas SDM yang kurang memenuhi standar di lapangan kerja tersebut.

10. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan menerapkan sistem pegawai kontrak (outsourcing).

Perusahaan-perusahaan saat ini lebih sering menerapkan sistem tersebut karena dinilai lebih menguntungkan mereka. Apabila mempunyai pegawai tetap, mereka akan dibebankan pada biaya tunjangan ataupun dana pension kelak ketika pegawai sudah tidak lagi bekerja. Namun dengan sistem pegawai kontrak ini, mereka bisa seenaknya mengambil pegawainya ketika butuh atau sedang ada proyek besar dan kemudian membuangnya lagi setelah proyek tersebut sudah berakhir. Dan tentunya hal ini akan membuat perusahaan tidak perlu membuang biaya besar. Namun sistem ini membuat munculnya pengangguran

11. Penyediaan dan pemanfaat tenaga kerja antar daerah tidak seimbang.

Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.

Kedua:faktor sistem sosial dan ekonomi

Faktor ini merupakan penyebab utama meningkatnya pengangguran di Indonesia, di antaranya: 1. Ketimpangan antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan

Tahun depan diperkiraan akan muncul pencari tenaga kerja baru sekitar 1,8 juta orang, sedangkan yang bisa ditampung saat ini dalam sektor formal hanya 29%. Sisanya di sektor informal atau menjadi pengangguran.

2. Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat

Banyak kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat dan menimbulkan pengangguran baru, Menurut Menakertrans, kenaikan BBM kemarin telah menambah pengangguran sekitar 1 juta orang.

(25)

tanpa memperhatikan dampak lingkungan telah mengakibatkan pencemaran dan mematikan lapangan kerja yang sudah ada.

3. Pengembangan sektor ekonomi non-real

Dalam sistem ekonomi kapitalis muncul transaksi yang menjadikan uang sebagai komoditas yang di sebut sektor non-real, seperti bursa efek dan saham perbankan sistem ribawi maupun asuransi. Sektor ini tumbuh pesat. Nilai transaksinya bahkan bisa mencapai 10 kali lipat daripada sektor real. Peningkatan sektor non-real juga mengakibatkan harta beredar hanya di sekelompok orang tertentu dan tidak memilki konstribusi dalam penyediaan lapangan pekerjaan.

4. Banyaknya tenaga kerja wanita

Jumlah wanita pekerja pada tahun 1998 ada sekitar 39,2 juta.Jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan jumlah tenaga kerja wanita ini mengakibatkan persaingan pencari kerja antara wanita dan laki-laki. Akan tetapi, dalam sistem kapitalis, untuk efesiensi biaya biasanya yang diutamakan adalah wanita karena mereka mudah diatur dan tidak banyak menuntut, termasuk dalam masalah gaji. Kondisi ini mengakibatkan banyaknya pengangguran di pihak laki-laki.

6. Dampak pengangguran di Indonesia

Ada beberapa hal yang terjadi sebagai akibat dari dampak pengangguran di Indonesia. Dampak tersebut tidak hanya berpengaruh pada orang bersangkutan, namun juga memberikan pengaruh yang bersifat negative. Diantaranya adalah: Timbulnya kemiskinan. Dengan menganggur, tentunya seseorang tidak akan bisa memperoleh penghasilan. Bagaimana mungkin ia bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Seseorang dikatakan miskin apabila pendapatan perharinya dibawah Rp 7.500 perharinya (berdasarkan standar Indonesia) sementar berdasarkan standar kemiskinan PBB yaitu pendapatan perharinya di bawah $2 (sekitar Rp 17.400 apabila $1=Rp 8.700).

 Makin beragamnya tindak pidana kriminal.

(26)

melakukan tindakan criminal seperti mencuri, mencopet, jambret atau bahkan sampai membunuh demi mendapat sesuap nasi.

 Bertambahnya jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen perdagangan anak dan sebagainya.

Selain maraknya tindak pidana krimanal, akan bertambah pula para pengamen atau pengemis yang kadang kelakuannya mulai meresahkan warga. Karena mereka tak segan-segan mengancam para korban atau bisa melukai apabila tidak diberi uang.

 Terjadinya kekacauan sosial dan politik seperti terjadinya demonstrasi dan perebutan

kekuasaan.

 Terganggunya kondisi psikis seseorang.

Misalnya, terjadi pembunuhan akibat masalah ekonomi, terjadi pencurian dan perampokan akibat masalah ekonomi, rendahnya tingkat kesehatan dan gizi masyarakat, kasus anak-anak terkena busung lapar.

 Masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya.

Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional rill (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah dapipada pendapatan potensial (yang seharusnya) oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.

 Pendapatan nasional dari sector pajak berkurang.

Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian pajak yang harus diterima dari masyarakat pun akan menurun.Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintaha pun akan berkutang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.

(27)

7. Cara mengatasi pengangguran di Indonesia

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai solusi mengatasi pengangguran di Indonesia. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral.

Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang lowong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industry (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran structural.

2. Pengelolaan Permintaan Masyarakat.

Pemerintah dapat mengurangi pengangguran siklikal melalui manajemen yang mengarahkan permintaan-permintaan masyarakat ke barang atau jasa yang tersedia dalam jumlah yang melimpah.

3. Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja.

Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat

mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja. Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan system informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. System seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bias juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.

4. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi baik digunakan untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam situasi normal, pengangguran friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya sementara.

Tingginya tingkat perpindahan kerja justru menggerakan perusahaan untuk meningkatkan diri (karir dan gaji) tanpa harus berpindah ke perusahaan lain.

(28)

menganggur dengan mendapatkan santunan penganggur. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja.

Pengangguran tidak disengaja, sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada upah yang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Dalam jangka panjang masalah tersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.

5. Mendirikan tempat-tempat pelatihan keterampilan,

misalnya kursus menjahit, pelatihan membuat kerajinan tangan, atau BLK (Balai Latihan Kerja) yang didirikan di banyak daerah. Hal ini juga termasuk cara mengatasi pengangguran,

sehingga orang yang tidak berpendidikan tinggi pun bisa bekerja dengan modal keterampilan yang sudah mereka miliki.

6. Sebagai antisipasi, pelajar perlu diberi pendidikan non formal.

Pendidikan non formal bisa berupa keterampilan khusus, kemampuan berkomunikasi atau peningkatan EQ, serta diarahkan untuk menjadi lulusan sekolah yang mempu menciptakan suatu lapangan pekerjaan. Bukan semata-mata sebagai lulusan sekolah yang hanya bisa melamar pekerjaan.

7. Mendorong majunya pendidikan

Biar bagaimanapun, pendidikan merupakan faktor utama seseorang dalam memilih dan mendapatkan pekerjaan. Walaupun masih banyak para sarjana yang menjadi pengangguran, namun biasanya apabila seseorang mau bekerja dalam suatu prusahaan, pendidikan adalah salah satu hal yang dipersyaratkan.

8. Program pelatihan kerja

Pengangguran kebanyakan disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Selain berpendidikan, perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Program ini dapat berjalan dengan baik apabila ada saling kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

9. Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan

(29)

berpeluang besar dalam mengurangi pengangguran dalam masyarakat, karena dalam berwiraswasta tidak menuntut pendidikan yang tinggi. Namun biasanya yang dibutuhkan hanya sedikit modal dan keuletan dalam menjalankan usahanya.

10. Meningkatkan program transmigasi

Tingkat pengangguran yang dialami masyarakat terutama yang berada di Pulau Jawa dapat sedikit teratasi apabila masyarakat bersedia untuk ikut program transmigrasi. Apalagi kalau kita melihat masyarakat yang tinggal di daerah kumuh di kota-kota besar. Daerah di luar Pulau Jawa lebih banyak menyediakan lapangan pekerjaan. Baik peluang berwiraswasta maupun pekerjaan di perusahaan lebih terbuka lebar. Apalagi bagi Anda yang mempunyai pendidikan tinggi, tidaklah terlalu sulit untuk mencari pekerjaan dengan gaji yang besar. 11. Mengintensifkan program keluarga berencana

Seperti yang telah kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk terbanyak di dunia. Jadi apabila masalah keluarga berencana ini tidak dijalankan secara efektif, dapat dipastikan pengangguran di Indonesia akan semakin bertambah.

12. Mengikuti bisnis online

Apabila dijalankan dengan serius, sebenarnya cara ini cukup berhasil dalam mengurangi pengangguran bahkan mengatasi kemiskinan di suatu negara. Dalam menjalankan bisnis online sangatlah mudah dapat dijalankan semua orang, karena tidak diperlukan modal yang besar (minimal untuk sewa warnet), tidak usah memikirkan tempat usaha, dan tidak memerlukan pendidikan yang tinggi. Dengan penghasilan yang tidak kalah dengan pekerjaan di dunia nyata.

13. Dibukanya lapangan pekerjaan baru yang dapat menerima para pengangguran di wilayahnya. Seperti: memberi fasilitas dan mempermudah pengusaha dalam negeri untuk membuka lapangan

kerja baru, memajukan produksi kerajinan tangan, memberi kepercayaan pada hasil produksi dalam negeri,digalakan penjualan produksi usaha dalam negeri agar usaha dalam negeri dapat membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas.

(30)

BAB III

PENUTUP Kesimpulan:

1. Pertumbuhan ekonomi memberikan peluang kesempatan kerja baru ataupun memberikan

kesempatan industri untuk meningkatkan output yang berdampak pada peningkatan penggunaan factor produksi, salah satunya yaitu tenaga kerja, sehingga mengurangi jumlah pengangguran.

2. Krisis ekonomi tidak berpengaruh terhadap tingkat pengangguran dapat diterima. Sektor

agrikultur dan sector informal di perkotaan diduga mampu menyerap angkatan kerja yang mendapat tekanan dari rasionalisasi pekerja akibat kontraksi perekonomian, khususnya di sector agrikultur.

3. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat

menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah yang terus menunjukkan peningkatan, maka itu menggambarkan bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik. Namun tentunya dengan jumlah pengangguran yang terus membengkak akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Dan hal ini tentunya tidak bisa didiamkan terus menerus, pemerintah harus tanggap dalam menghadapi masalah perekonomian yang paling kronis ini.

SUMBER:

www.wikipedia.com www.mediacpns.com www.anneahira.com www.kompas.com

Badan Pusat Statistik. Tingkat Pengangguran. www.bps.go.id www.beritadaerah.com

www.tempointeraktif.com

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Erlangga, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Kesalahan dalam mengontrol sifat fisik lumpur akan menyebabkan kegagalan dari fungsi lumpur yang pada gilirannya dapat menimbulkan hambatan pemboran dan akhirnya

Peningkatan intensitas cahaya dalam ruangan juga dapat dilakukan dengan mengoptimalkan pencahayaan alami yang berasal dari matahari. Pencahayaan alami dapat lebih

Berdasarkan pembahasan secara teoritis maupun empiris dari data hasil penelitian tentang perbedaan hasil belajar matematika antara model pembelajaran Numbered Heads Togeher

The surface effect phenomena of the Flying Boat remote control model was simulated by using CFx Computational Fluid Dynamics software, AnSys with the airspeed, V = 35.0

Dalam proses idolisasi ini, informan juga mendapatkan hambatan dari luar, yaitu mendapatkan perilaku bullying dikarenakan menyukai jenis musik k-pop yang bernuansa feminitas

Stadium of Light, Sunderland Liga Primer Veltins-Arena, Gelsenkirchen Bundesliga Estadio vicente Calderon, Madrid Divisi Primera Estadio Nuevo Los Cármenes, Granada Divisi Primera

Interaksi adalah juga ruang untuk melakukan sosialisasi dalam mengenal pola-pola pewarisan tradisi kitab kuning dan proses belajar untuk mengembangkan intelektual

Pada tahun 1996 hingga sekarang ini, Makmur Jaya telah mengalami kemajuan yang dapat memproduksi segala macam permesinan dan sparepart mesin dengan harga yang