Penerapan Jurnalisme Lingkungan oleh Media Online (Studi pada
Pemberitaan Bencana Asap di Riau dan Palembang di www.detik.com edisi
2 s.d. 30 Oktober 2015)
DISUSUN OLEH :
DAWAI WADUDA
201510040311335
SOPHIA MEGA SABILA
201510040311072
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Makalah :
2. Kelompok Bidang Penelitian : Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora 3. Bidang Ilmu : Sosial Politik
4. Ketua Tim Penelitian :
Nama Lengkap : Dawai Waduda
NIM : 201510040311335
Jurusan/ Kelas : Ilmu Komunikasi F E-mail : wadudawai@gmail.com
Asal Universitas : Universitas Muhammadiyah Malang
Alamat Universitas : Jalan Raya Tlogomas No. 246 Malang 65144 Tlp/faks : (0341) 464318-19
Menyatakan bahwa substansi ini, yang berjudul “Penerapan Jurnalisme Lingkungan oleh Media Online (Studi pada Pemberitaan Bencana Asap di Riau dan Palembang di www.detik.com edisi 2 s.d. 30 Oktober 2015)” belum pernah disertakan dalam lomba apapun, dan dikerjakan dengan melibatkan anggota peneliti sebanyak 1 orang, pembimbing sebanyak 1 orang, dengan rincian sebagai berikut:
Angota Peneliti
1. Anggota 1
Nama Lengkap : Sophia Mega Sabila
NIM : 201510040311072
Jurusan/ Kelas : Ilmu Komunikasi B
Pembimbing
Nama Lengkap : Widiya Yutanti, MA
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama Lengkap : Dawai Waduda NIM : 201510040311335 Jurusan/ Kelas : Ilmu Komunikasi F
Universitas : Universitas Muhammadiyah Malang
Alamat Universitas : Jalan Raya Tlogomas No. 246 Malang 65144 Telepon/faks sekolah : (0341) 464318-19
Alamat Rumah : Jalan Bango No. 22 Blimbing Bunulrejo Malang Telepon/HP : 08121747921
Menyatakan bahwa makalah ini, yang berjudul “Penerapan Jurnalisme Lingkungan oleh Media Online (Studi pada Pemberitaan Bencana Asap di Riau dan Palembang di
www.detik.com edisi 2 s.d. 30 Oktober 2015)” adalah
1) Sepenuhnya ditulis oleh tim peneliti yang beranggotakan sebanyak 1 orang dengan rincian sebagai berikut
Angota Peneliti
2. Anggota 1
Nama Lengkap : Sophia Mega Sabila
NIS : 201510040311072
Kelas : Ilmu Komunikasi B
2) Dikerjakan di bawah pembimbing,
Nama Lengkap : Widiya Yutanti, MA
NIP : 103.0309.0396
3) Orisinal karya tim peneliti ini, tanpa ada unsur plagiarisme baik dalam aspek substansi maupun penulisan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Bila dikemudian hari ditemukan kekeliruan, maka kami bersedia menanggung semua risiko atas perbuatan yang kami lakukan sesuai dengan aturan yang berlaku.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan bimbingan-Nya sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.
Karya tulis ilmiah dengan judul “Penerapan Jurnalisme Lingkungan oleh Media Online (Studi pada Pemberitaan Bencana Asap di Riau dan Palembang di www.detik.com edisi 2 s.d. 30 Oktober 2015)” merupakan penelitian yang ditujukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dalam rangka Student Day Universitas Muhammadiyah Malang 2015.
Penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Widiya Yutanti, MA sebagai dosen pembimbing yang telah membina kami dengan sabar selama masa penelitian
2. Keluarga yang telah memberi doa dan dukungan.
3. Serta semua pihak yang telah membantu kami selama penelitian.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi masyarakat Indonesia secara umum, terutama masyarakat Malang dan sekitarnya.
F. Objek Penelitian...8
BAB IV...9
PEMBAHASAN...9
A. Hasil Penelitian...9
BAB VI...11
PENUTUP...11
A. Kesimpulan...11
B. Saran...11
DAFTAR PUSTAKA...13
LAMPIRAN...1
ABSTRAKSI
Media massa memiliki pengaruh yang cukup besar dalam penyebarluasan informasi, akan tetapi saat ini media massa mulai disalahgunakan fungsinya untuk kepentingan beberapa pihak. Sehingga yang seharusnya memberitakan inti informasi bencana asap di Riau dan Palembang sesuai prinsip-prinsip jurnalisme lingkungan menjadi lebih mengangkat berita yang diinginkan pemerintah untuk pencitraan. Oleh karena itu, dengan penelitian ini peneliti berharap untuk mengetahui penerapan jurnalisme lingkungan oleh media online (www.detik.com edisi 2- 30 Oktober 2015).
Dalam jurnalisme lingkungan, tujuan berita tidak hanya menyampaikan berita saja. Akan tetapi praktisi media massa memiliki tanggung jawab untuk memberikan unsur edukasi dalam berita tersebut. Ada tiga kesalahan yang sering muncul dalam pemberitaan lingkungan hidup; seperti: tiadanya informasi yang relevan dengan latar belakang pemberitaan, judul berita yang sering menyesatkan dan tiadanya keinginan memikirkan dalam risiko pemberitaan.
Analisis isi secara kualitatif menjadi metode dalam penelitian ini dengan dokumen-dokumen dari www.detik.com sebagai objek penelitian. Dari objek penelitian ditemukan beberapa berita yang lebih menyorot ke pencitraan pemerintah dibandingkan dengan berita bencana asap itu sendiri.
Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa media online www.detik.com lebih banyak menyajikan berita yang mengarah pada pencitraan pemerintah dalam pemberitaan bencana asap yang tidak sesuai dengan jurnalisme lingkungan. Peneliti menyarankan agar media massa terutama media online www.detik.com lebih memperhatikan prinsip-prinsip jurnalisme lingkungan.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada era modern seperti saat ini sangat mudah mendapatkan informasi, baik informasi berupa berita, perkembangan ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Dari sekian banyak sarana yang ada, media massa adalah salah satunya.
Media massa memiliki pengaruh yang cukup besar dalam penyebarluasan informasi. Dengan media massa memudahkan orang yang sebelumnya tidak tahu tentang informasi yang jauh dari tempatnya berada menjadi tahu dan hal itu didukung dengan cepat tersebarnya informasi serta mudahnya masyarakat percaya baik informasi tersebut benar atau salah.
Akan tetapi, saat ini media massa mulai disalahgunakan fungsinya untuk kepentingan beberapa pihak. Salah satunya pada pemberitaan bencana asap di Riau dan Palembang yang menjadi perhatian banyak pihak, sehingga tema berita tersebut dimanfaatkan oleh beberapa oknum. Misalnya untuk kepentingan pencitraan pemerintah. Sehingga fokus yang seharusnya memberitakan inti informasi bencana asap di Riau dan Palembang menjadi lebih mengangkat berita yang diinginkan pemerintah untuk kepentingannya.
Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “Penerapan Jurnalisme Lingkungan oleh Media Online (Studi pada Pemberitaan Bencana Asap di Riau dan Palembang di www.detik.com edisi 2 s.d. 30 Oktober 2015)” yang lebih banyak membahas tentang tindakan positif dari pemerintah yang disajikan media sehingga terlihat sebagai pencitraan. Penelitian ini penting agar dapat dilakukan tindak lanjut dan pemanfaatan yang lebih baik dalam menjaga pemberitaan di media massa.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan jurnalisme bencana oleh media online (studi pada pemberitaan bencana asap di Riau dan Palembang di www.detik.com edisi 2 s.d. 30 oktober 2015)?
C.
Tujuan Penelitian
D.
Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat, penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi tentang penerapan jurnalisme lingkungan dalam pemberitaan media massa.
2. Bagi praktisi media massa, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan masukan dalam menyajikan informasi terkait bencana alam yang seharusnya sesuai dengan prinsip-prinsip jurnalisme lingkungan yang benar.
3. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pemahaman akan pentingnya menghargai independensi media.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Media Massa
1. Pengertian Media Massa
Istilah “media massa” memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dalam berbagi skala, mulai dari skala terbatas, hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja dalam masyarakat dalam skala yang sangat luas. Istilah media massa mengacu kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu tetap digunakan sampai saat ini seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi dan internet.1
2. Jenis dan Karakteristik Media Massa
Berdasarkan bentuknya, jenis-jenis media massa saat ini dibagi tiga: a. Media Cetak (Printed Media): surat kabar, tabloid, majalah. b. Media Elektronik (Electronic Media): radio, televisi, film/video c. Media Siber (Cyber Media): website, portal berita, blog, media sosial. Namun tidak semuanya dapat disebut media massa, karena media massa memiliki karakteristik tersendiri, antara lain:
1. Publisitas: Disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang banyak. 2. Universalitas: Pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan
dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak (masyarakat umum).
3. Periodisitas: Tetap atau berkala, misalnya harian atau mingguan, atau siaran sekian jam per hari.
4. Kontinuitas: Berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan priode mengudara atau jadwal terbit.
5. Aktualitas: Berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik.2
1 Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa (2013, halaman 479).
2 http://www.romelteamedia.com/2014/04/media-massa-pengertian-dan-jenis.html diakses pada tanggal 30
B. Isu Lingkungan
Isu Lingkungan akhir-akhir ini menjadi topik pembicaraan yang hangat dan perhatian dalam lingkup dunia internasional, pemerintah, aktifis lingkungan, media, dan masyarakat. Sehingga isu lingkungan mulai menjadi isu penting dalam pemberitaan. Apalagi masalah lingkungan yang juga menyentuh soal kemanusiaan.
Isu yang berkembang dalam konteks lingkungan di antaranya: a. Bencana Alam
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Adapun yang dimaksud kekeringan di bidang pertanian adalah kekeringan yang terjadi di lahan pertanian yang ada tanaman (padi, jagung, kedelai dan lain-lain) yang sedang dibudidayakan.
Kebakaran adalah situasi dimana bangunan pada suatu tempat seperti rumah/pemukiman, pabrik, pasar, gedung dan lain-lain dilanda api yang menimbulkan korban dan/atau kerugian.
Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu keadaan di mana hutan dan lahan dilanda api, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan yang menimbulkan kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan. Kebakaran hutan dan lahan seringkali menyebabkan bencana asap yang dapat mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat sekitar.
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipicu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi.3
b. Go Green
3 http://www.bnpb.go.id/pengetahuan-bencana/definisi-dan-jenis-bencana diakses pada tanggal 30 Oktober 2015
Secara sederhana, Go Green merupakan propaganda yang biasa digunakan dalam kampanye peduli lingkungan, atau bisa juga dikatakan sebagai gerakan 'back to basic' kesadaran lingkungan. Meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan menjadi salah satu tujuan dari gerakan ini.
Gerakan ini bukan sekadar membangun kesadaran terhadap lingkungan, tetapi lebih jauh merupakan strategi guna mengantisipasi perubahan iklim di masa sekarang dan yang akan datang. Menjadi langkah awal untuk era pembaruan pikiran dan perbuatan konkrit yang taktis untuk mengintegrasikan kehidupan.4
C. Jurnalisme Lingkungan
1. Pengertian Jurnalisme Lingkungan
Jurnalisme lingkungan adalah cara-cara jurnalistik yang mengedepankan masalah lingkungan hidup yang berpihak kepada kesinambungan lingkungan hidup. Artinya, penulisan berita diorientasikan kepada pemeliharaan lingkungan hidup sekarang agar bisa diwariskan kepada generasi berikutnya dalam keadaan yang sama.5
2. Prinsip Jurnalisme Lingkungan
Pada prinsipnya jurnalisme lingkungan hidup sama format jurnalisme yang lain. Namun, yang menjadi perbedaan adalah isu sentral dalam pemberitaan, jurnalisme lingkungan hidup menitiberatkan peliputan dan produksi teks berita pada realitas lingkungan hidup seperti; kerusakan lingkungan akibat olah tangan manusia (pencemaran, banjir, tanah longsor, penggundulan hutan), kearifan lokal, konservasi, limbah, penggunaaan sumber daya
Sebagian besar masyarakat mengetahui kerusakan lingkungan hidup seperti penggundulan hutan, pencemaran sampah dan industri serta efek rumah kaca melalui surat kabar dan televisi. Tetapi sebagian besar ahli lingkungan hidup tidak puas dengan pemberitaan lingkungan hidup di surat kabar maupun di televisi. Mereka menyebutkan tiga kesalahan yang sering muncul dalam pemberitaan lingkungan hidup; seperti: tiadanya informasi yang relevan dengan latar belakang pemberitaan, judul berita yang sering menyesatkan dan tiadanya keinginan memikirkan dalam risiko pemberitaan. (Abrar, 1993:59-60). Bahasan utama dalam tulisan ini, mengajak kritis mengenai konsep jurnalisme lingkungan yang “betul-betul” sadar lingkungan. Jurnalisme lingkungan bukan sekadar memberitakan
4 http://www.ksdasulsel.org/konservasi/176-go-green diakses pada tanggal 30 Oktober 2015 pukul 22.17 WIB.
bencana alam namun memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi pembaca untuk sadar lingkungan.
D. Pencitraan dan Berita.
Bill Canton (S.Soemirat & Adrianto. E 2007:111) memberikan definisi atau pengertian sebagai kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi.6
Sedangkan berita menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. 7 Berita berperan penting
dalam kehidupan masyarakat, sehingga berita harus bersifat objektif, bukan subyektif karena diperuntukkan orang banyak
E. KERANGKA BERPIKIR
Gambar 1.
Menurut gambar 1. Kerangka berpikir dari penelitian ini adalah salah satu media massa yaitu media online berupa www.detik.com yang menyajikan berita bencana asap yang memiliki dua tujuan sekaligus yaitu kepada masyarakat sebagai pemberi informasi dan pemerintah sebagai ajang pencitraan.
6 http://www.kompasiana.com/bisnis/apa-itu-pencitraan_54f7204da33311096f8b456d diakses
pada tanggal 31 Oktober pukul 06.55 WIB
7 http://kbbi.web.id/berita diakses pada tanggal 31 Oktober pukul 07.00 WIB
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu penelitian dengan mengumpulkan data berupa literatur.
Penelitian kualitatif harus mempertimbangkan metodologi kualitatif itu sendiri. Metodologi kualitatif merupakan prosedur yan menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat bahasa (Djajasudarma, 2006: 11).
B. Agenda
PenelitianNO WAKTU KEGIATAN TEMPAT
1 28 Oktober 2015
Penyusunan desain penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) 2 28, 30 dan 31
Oktober 2015
Pembinaan dan penyusunan proposal penelitian
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
C. Metode Pengambilan Data
Dokumen-dokumen berita yang ada di www.detik.com.
Metode ini adalah memanfaatkan dokumen berupa berita-berita yang ada di media online yang terkait dengan penelitian ini sebagai referensi untuk membuat analisis data.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis isi adalah sebuah teknik yang digunakan untuk menganalisis dan memahami teks secara kualitatif terhadap data yang telah didapat yang berupa dokumen-dokumen berita yang ada di www.detik.com.
E. Objek Penelitian
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pengamatan dilakukan dengan membandingkan antara berita bencana asap di www.detik.com dengan prinsip jurnalisme lingkungan.
Berita pertama.
Judul : “5 Pimpinan DPR Menyumbang RP 50 Juta untuk Korban Asap”
Tanggal publikasi : 30 Oktober 2015 Waktu publikasi : 14.59 WIB
URL : http://news.detik.com/berita/3057918/5-pimpinan-dpr-sumbang-rp-50-juta-untuk-korban-asap
Pembahasan :
Berdasarkan prinsip-prinsip jurnalisme lingkungan berita ini tidak mengedukasi pembaca dalam hal pemberitaan bencana alam. Berita ini seolah-olah ingin menunjukkan bahwa pemerintah ikut “berperan besar” (menyumbang) dalam bencana kabut asap. Padahal tidak hanya anggota DPR yang ikut menyumbang namun tidak terekspos atau dibesar-besarkan. Seolah-olah berita ini dibuat demi kepentingan pencitraan pemerintah.
Berita kedua.
Judul : “Keluarga 4 Balita Korban Asap Dapat Santunan Rp 15 Juta dari Jokowi”
Tanggal publikasi : 29 Oktober 2015 Waktu publikasi : 19.52 WIB
URL :http://news.detik.com/berita/3057245/keluarga-4-balita-korban-asap-dapat-santunan-rp-15-juta-dari-jokowi Pembahasan :
santunan pada korban bencana asap. Sehingga berita ini terkesan hanya dibuat untuk pencitraan baik pemerintah pada masyarakat.
Berita ketiga.
Judul : “Jokowi Berkantor di OKI Palembang Pantau Asap, Begini Suasananya”
Tanggal publikasi : 29 Oktober 2015 Waktu publikasi : 14.14 WIB
URL :http://news.detik.com/berita/3056776/jokowi- berkantor-di-oki-palembang-pantau-asap-begini-suasananya
Pembahasan :
Berdasarkan prinsip-prinsip jurnalisme lingkungan berita ini tidak mengedukasi pembaca dalam hal pemberitaan bencana alam. Terlalu berlebihan untuk pemakaian kata dalam berita ini, seperti ‘kursi kayu’ yang digunakan oleh Jokowi. Sangat terlihat bahwa dalam berita ini ingin memperlihatkan bahwa Jokowi juga ikut merasakan kesusahan yang sama seperti korban, padahal berita tersebut bukan bagian dari pemberitaan yang seharusnya ada dalam bencana kabut asap.
Berita keempat.
Judul : “Ketua DPR ‘Todong’ 3 Menteri Bicara Lewat Telepon dengan Korban Kabut Asap”
Tanggal publikasi : 15 Oktober 2015 Waktu publikasi : 10.19 WIB
URL :http://news.detik.com/berita/3045386/ketua-dpr- todong-3-menteri-bicara-lewat-telepon-dengan-korban-kabut-asap
Pembahasan :
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa media online www.detik.com lebih banyak menyajikan berita yang mengarah pada pencitraan pemerintah dalam pemberitaan bencana asap yang tidak sesuai dengan jurnalisme lingkungan seharusnya yang mana dalam jurnalisme lingkungan berita disebutkan bahwa berita tidak sekadar memberitakan bencana asap melainkan juga harus memberikan unsur edukasi di dalamnya.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ana Nadya Abrar. loc.cit. Hal 9
Morrissan. 2013. “Teori Komunikasi Individu Hingga Massa”. Jakarta, Kencana. http://www.romelteamedia.com/2014/04/media-massa-pengertian-dan-jenis.html diakses pada tanggal 30 Oktober 2015 pukul 21.51 WIB.
http://www.bnpb.go.id/pengetahuan-bencana/definisi-dan-jenis-bencana diakses pada tanggal 30 Oktober 2015 pukul 22.11 WIB.
http://www.ksdasulsel.org/konservasi/176-go-green diakses pada tanggal 30 Oktober 2015 pukul 22.17 WIB.
http://www.kompasiana.com/bisnis/apa-itu-pencitraan_54f7204da33311096f8b456d
diakses pada tanggal 31 Oktober pukul 06.55 WIB
BIODATA PENELITI
1. Nama : Dawai Waduda Jurusan/ Kelas : Ilmu Komunikasi/ F NIM : 201510040311335
TTL : Muara Bulian, 21 Maret 1997
Alamat Rumah : Jalan Bango No. 22 Malang, Jawa Timur E-mail : wadudawai@gmail.com
No. HP : 08121747921
2. Nama : Sophia Mega Sabila Jurusan/Kelas : Ilmu Komunikasi/ B NIM : 201510040311072 TTL : Malang, 1 Juli 1997
Alamat Rumah : Perumahan Bukit Cemara Tujuh Blok H-6 E-mail : sophiamega97@gmail.com