• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN SELF CONFIDENCE DAN PRESTASI BE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN SELF CONFIDENCE DAN PRESTASI BE"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN SELF CONFIDENCE DAN

PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA

SANTO THOMAS 1 MEDAN

Oleh :

FRANISA MEDILITA KETAREN

161301060

KELAS C

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan proposal ini tepat pada waktunya dengan judul “Hubungan antara Self Confidence dengan Prestasi Belajar Siswa SMA Santo Thomas 1 Medan”

Proposal ini berisikan informasi tentang hubungan antara self confidence dengan prestasi belajar siswa. Dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif oleh Dosen Pengampu. Dan diharapkan proposal ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang hubungan antara self confidence dengan prestasi belajar siswa.

Saya menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya menerima kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun proposal ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan proposal ini dari awal sampai akhir.

Medan, 8 Desember 2017

(3)

DAFTAR ISI

(4)

3.3.1. Populasi Penelitian...21

3.3.2. Sampel Penelitian...21

3.4. Metode Pengumpulan Data...22

3.5. Validitas dan Reliabilitas...22

3.5.1. Validitas...22

3.5.2 Reliabilitas...23

3.6 Teknik Analisis Data...23

3.7. Prosedur Pelaksanaan Penelitian...23

DAFTAR PUSTAKA...25

(5)

PENDAHULUAN

2.2. Latar Belakang

Remaja merupakan masa dimana proses transisi terjadi yang menjembatani masa kanak kanak menuju masa dewasa. Sebagian masa remaja saat ini bukanlah pada diri mereka sendiri. Apa yang dibutuhkan oleh remaja adalah akses terhadap berbagai kesempatan dan dukungan jangka panjang dari orang dewasa yang mengasihi mereka. Masa pertumbuhan seorang anak menjadi dewasa ditandai dengan adanya perubahan secara fisik, psikologis, mental dan emosional, sering di sebut dengan masa remaja.

Berdasarkan beberapa pendapat pada pembahasan terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami perubahan atau perkembangan memasuki masa dewasa yang diantaranya mengalami perubahan kematangan mental, emosional, sosial, fisik, dan ditandai dengan adanya rasa senang bergaul dan lebih mudah menyesuaikan diri dengan teman sebaya yang mereka anggap sebagai lingkungan yang unik dan nyaman untuk mengaktualisasikan diri dan mencari identitas bagi dirinya.

Fase usia remaja merupakan salah satu periode dalam rentang kehidupan seseorang. Menurut Yusuf (2009: 10) fase remaja meliputi remaja awal (usia 2-15 tahun), remaja madya (usia 15-18 tahun), dan remaja akhir (usia 19-22 tahun). Sekolah Menengah Atas) merupakan jenjang pendidikan yang di tempuh oleh remaja pada umumnya. Usia rata-rata remaja yang duduk di bangku SMA adalah remaja yang berkisar antara 15-18 tahun. Pada penelitian ini yang digunakan sebagai subjek penelitian adalah siswa SMA Santo Thomas 1 Medan.

Perkembangan dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek yang kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk perubahan dalam intelektual yang khas dari cara berpikir memungkinkan remaja untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa dan merupakan ciri khas dari periode perkembangan remaja.

(6)

psikolog dan peniliti dari Stanford University, kepercayaan diri adalah “rasa percaya terhadap kemampuan diri dalam menyatakan dan menggerakkan (istilah Bandura : memobilisasikan) motivasi dan semua sumber daya yang dibutuhkan dan memunculkannya dalam tindakan yang sesuai dengan apa yang harus diselesaikan, atau sesuai tuntutan tugas”. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi juga merupakan hal yang sangat bermanfaat bagi perkembangan kepribadian individu (khususnya remaja). Adanya rasa percaya diri yang tinggi akan membuat individu mersa optimis, dan dari rasa optimis ini akan mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan kepribadian dan kehidupan yang dijalaninya.

Prestasi belajar sangat penting untuk dapat mengetahui keberhasilan seorang siswa dalam menempuh pendidikan. Oleh karena itu individu harus menyadari potensi yang ada dalam dirinya dan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya tersebut ke arah yang positif. Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, karena prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dari proses belajar. Prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan yang dimiliki oleh peserta didik dalam hal menerima, menolak dan menilai informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya. Prestasi belajar seorang peserta didik dapat diketahui setelah guru mengadakan evaluasi, hasil dari evaluasi tersebut dapat memperlihatkan tinggi atau rendahnya prestasi yang dicapai.

Mencapai prestasi belajar yang baik tidaklah mudah bagi mereka yang tidak mau berusaha, tapi bagi peserta didik yang mau berusaha pasti akan ada balasan yang setimpal akan usaha yang sudah dilakukan. Dalam hal berusaha untuk mencapai prestasi belajar yang baik, seseorang memerlukan banyak faktor didalamnya, antara lain faktor internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi minat belajar, kepercayaan diri (self confidence) dan efikasi diri (self efficacy), dan lain lain. Sedangkan faktor eksternal meliputi pengaruh dari keluarga ataupun lingkungan. Dan yang menjadi kajian dalam bahasan ini yaitu self confidence atau kepercayaan diri.

(7)

yang ia geluti. Banyak studi pendidikan yang mengungkapkan bahwa tingkat kepercayaan diri seseorang terkait dengan bagaimana dia menangkap pengetahuan atau mengatasi kesulitan belajar. Kepercayaan diri merupakan modal dasar yang paling utama dalam diri seseorang untuk bisa mengaktualisasikan diri. Percaya diri merupakan salah satu hasil karya dari aktualisasi diri yang positif, dengan memiliki kepercayaan diri siswa mampu mengembangkan bakat, minat dan potensi yang ada di dalam dirinya sehingga bisa berkembang menjadi sebuah kesuksesan atau yang di sebut dengan prestasi. Sikap percaya diri memiliki kontribusi yang besar terhadap motivasi siswa. Seperti dalam melaksanakan kewajiban siswa sebagai pelajar, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan dalam perencanakan karir, siswa perlu mengenali potensi diri, membuat target yang akan ditempuh dan mampu berkembang serta bersaing baik dalam dunia akademik maupun dunia karir siswa.

Prestasi belajar adalah salah satu tolak ukur kesuksesan bagi seorang siswa. Siswa yang berprestasi rata-rata memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan sikap, kesigapan, dan kesiapan siwa sebagai modeling

atau siswa percontohan di kelasnya.

Pada kenyataan, tidak semua individu memilki rasa percaya diri yang tinggi, dan kurangnya rasa percaya diri yang tinggi juga merupakan gejala khas yang banyak menimpa para remaja, apalagi dalam masa remaja emosi masih labil. Jadi dapat dikatakan bahwa orang yang mempunyai konsep diri yang positif terhadap dirinya maka dia memelihara kemampauannya dengan perasaan yang positif terhadap dirinya, terhadap keraguan akan kemampuannya. Sebaliknya jika orang yang kepercayaan dirinya rendah, maka pada dirinya terdapat keraguan, kehampaan dan keputusan dari individu dalam menghadapi tuntutan dan tantangan hidupnya, serta menghasilkan penilaian yang rendah atas dirinya dalam kaitannya dengan orang lain. Sebuah penelitian yang menggunakan observasi tingkah laku untuk mengukur rasa percaya diri menunjukkan bahwa beberapa tingkah laku positif dan juga negatif dapat memberi petunjuk tentang rasa percaya diri remaja.

(8)

sesuai dengan salah satu tugas perkembangan yang harus di capai oleh siswa SMP yaitu memiliki wawasan persiapan karir. Pekerjaan merupakan salah satu proses perkembangan kehidupan manusia, berbicara mengenai pekerjaan ternyata tidak hanya sekedar bekerja saja melainkan banyak hal yang berada di dalamnya. Dengan bekerja, seseorang merasa lebih diakui, lebih percaya diri, merupakan bagian dari prestasi dan media bagi aktualisasi diri. Oleh sebab itu, mempersiapkan diri untuk menghadapi keputusan karir menjadi hal yang paling penting terutama bagi usia SMA dimana akan dihadapkan pilihan untuk masuk ke perguruan tinggi ataupun langsung bekerja. Mengkaji dari tugas perkembangan tersebut, seharusnya siswa memiliki wawasan persiapan karir, mampu memilih sekolah lanjutannya sebagai bentuk wujud dari perencanaan karir, mampu mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan perkembangan pasar global, serta mampu membuktikan bahwa Indonesia mampu dan layak bersaing dalam mempersiapkan pasar global yang di sebut dengan MEA.

2.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut, apakah terdapat hubungan antara self confidence (kepercayaan diri) dengan prestasi belajas siswa SMA di Kota Medan?

2.4. Tujuan Penelitian

Berdasarakan latas belakang masalah diatas yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self confidence (kepercayaan diri) dengan prestasi belajar remaja (khususnya siswa SMA di kota Medan).

2.5. Manfaat Penelitian 2.5.1. Manfaat Teoritis

(9)

2.5.2. Manfaat Praktis

Yang menjadi manfaat praktis penelitian ini yaitu diharapkan agar pembaca dapat mengetahui konsep tentang kepercayaan diri yang dapat mempengaruhi tingkat prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, diharapkan agar orangtua dapat mengarahkan anaknya agar lebih meningkatkan kepercayaan diri anak. Sehingga dapat mempengaruhi proses pengambilan informasi yang mereka dapat baik di lingkungan masyarakan maupun sekolah. Sehingga nantinya dapat menyukseskan mereka dalam proses pembelajaran.

2.6. Sistematika Penulisan

Proposal penelitian ini disajikan dalam beberapa bab, dengan sistematika penulisan berikut ini :

BAB I mengenai pendahuluan. Pada bagian ini berisikan uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II mengenai landasan teori. Pada bagian ini berisi uraian teori yang menjadi acuan dalam pembahasan masalah. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori remaja, kepercayaan diri (self confidence) dan prestasi belajar.

BAB III mengenai metode-metode penelitian. Pada bagian ini berisi uraian yang menjelaskan mengenai pertanyaan penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi, sampel dan metode pengambilan sampel, teknik pengambilan sampel, alat ukur penelitian, validitas dan reabilitas alat ukur, prosedur pelaksanaan penelitian dan metode analisis data.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Remaja

(10)

Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu "Presesatie" yang kemudian Bahasa Indonesia menjadi presentasi yang berarti usaha. Sementara dalam kamus Ilmiah Populer, prestasi adalah hasil yang telah dicapai Pada umumnya prestasi ini digunakan untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan atau bukti suatu keberhasilan. Dan juga ada yang mengartikan belajar adalah menyerap pengetahuan. Ini berarti orang mesti menyimpulkan fakta sebanyak-banyaknya jika konsep ini tidak diakui orang maka opini tersebut perlu dipertanyakan apakah dengan belajar semacam itu orang menjadi tumbuh dan berkembang.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar bukanlah hasil tingkah laku yang nampak tetapi terutama adalah proses terjadinya, secara internal didalam diri sendiri dan dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan bar. Dan untuk mencapai hasil yang maksimal maka diperlukan proses belajar mengajar yang dinamis, seimbang dan terarah.

Prestasi belajar menjadi salah satu parameter keberhasilan belajar siswa di sekolah. Menurut Syah (2008: 91) prestasi belajar adalah taraf keberhasilan seorang murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Menurut Syah (2010: 149) prestasi belajar merupakan hasil belajar atau hasil penilaian secara menyeluruh. Diperkuat oleh pendapatnya Sudjana (2010: 22) bahwa prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajar. Mengkaji dari beberapa pendapat mengenai pengertian prestasi belajar, peneliti mengambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari sebuah proses belajar yang baik, ditandai dengan adanya kemampuan pengausaan materi tentang pelajaran terkait dan merupakan hasil penilaian secara menyeluruh.

(11)

individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan kedalam faktor intern yaitu kecerdasan atau intelegensi, minat, bakat, dan motivasi. Adapun faktor-faktor ekstern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya diluar diri siswa yaitu: keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

2.2.1.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bersikap conserving terhadap pengetahuan atau bermotif ekstrinsik (faktor ekstemal umpamanya, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berinteligensi tinggi (faktor interna) dan dapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor eksterna mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Jadi karena pengaruh faktor-faktor tersebut di ataslah, muncul siswa-siswa yang high-achievers (berprestasi tinggi) dan under-high-achievers (berprestasi rendah) atau gagal sama sekali. Ketiga faktor di atas akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Faktor Internal Siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni: l) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah); 2) aspek psikologis (yang bersifat 29 rohaniah).

a. Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan ntensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalag jika disertai pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan tonus jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa dianjurkan memilih pola makan-minum dan istirahat akan menimbulkan reaksi tonus yang negatif dan merugikan semangat mental si itu sendiri.

(12)

Intelegensi pada umunya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan itelegensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ lainnya, lantaran otak merupakan "menara pengontrol" hampir seluruh aktifitas manusia.

c. Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif atau negatif. Sikap siswa yang positif, terutama kepada guru dan mata pelajaran yang guru sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa tehadap guru dan mata pelajaran guru, apalagi jika diiringi kebencian kepada guru dan mata pelajaran guru dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut atau dapat mempengaruhi prestasi belajarnya.

d. Bakat Siswa

Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara globat bakat itu mirip dengan intelegensi.

e. Minat Siswa

Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairaan ang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bdang studi tertentu. Misalnya, seorang siswa yang menaruh minat yang besar terhadap matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak ketimbang siswa yang lainya

f. Motivasi siswa

(13)

mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.

2. Faktor Eksternal Siswa

Seperti faktor internal siswa, faktor internal siswa juga terdiri dari dua macam, yakni: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial.

a. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.

b. Lingkungan Non-sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya. Alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

2.3.Self Confidence (Kepercayaan Diri) 2.3.1. Pengertian Percaya Diri

(14)

Pengertian secara sederhana dapat dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap gejala aspek kelebihan yang dimiliki oleh individu dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan hidupnya Adler menyatakan bahwa kebutuhan manusia yang paling penting adalah kebutuhan akan rasa percaya diri dan rasa superioritas. Rasa percaya diri juga dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki setiap orang dalam kehidupan serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara utuh. dengan mengacu pada konsep dirinya.

Maslow juga mengatakan bahwasannya kepercayaan diri itu diawali oleh konsep diri. Menurut Centi konsep diri adalah gagasan seseorang tentang dirinya sendiri, yang memberikan gambaran kepada seseorang mengenai kepada dirinya sendiri. Sullivan mengatakan bahwa ada dua macam konsep diri, konsep diri Positif dan konsep diri Negatif. Konsep diri yang positif terbentuk karena seseorang secara terus menerus sejak lama menerima umpan balik yang positif berupa pujian dan penghargaan. Sedangkan konsep diri yang negatif dikaitkan dengan umpan balik negatif seperti ejekan dan perendahan.

2.3.2. Karakteristik Percaya diri

Gael Lindenfield menjelaskan bahwa ada dua jenis rasa percaya diri yaitu: 1. Percaya Diri Lahir

Percaya diri lahir adalah percaya diri yang memberi kepada kita perasaan dan anggapan bahwa kita dalam keadaan baik. Jenis percaya diri lahir memungkinkan individu untuk tampil dan berperilaku dengan cara menunjukkan kepada Dunia luar bahwa kita yakin akan diri kita. Lebih lanjut Lindenfield mengemukakan empat utama seseorang yang memiliki percaya diri batin yang sehat, ke Empat ciri itu adalah:

a. Cinta Diri

(15)

b. Pemahaman Diri

orang yang percaya diri batin sangat sadar diri. Mereka selalu intropeksi diri agar setiap tindakan yang dilakukan tidak merugikan orang lain

c. Tujuan yang Positif

orang yang percaya diri selalu tahu tujuan hidupnya. Ini disebabkan karena mereka punya alasan dan pemikiran yang jelas dari tindakan yang mereka lakukan serta hasil apa yang bisa mereka dapatkan.

d. Pemikiran yang Positif

orang yang percaya diri biasanya merupakan teman yang menyenangkan. Salah satu penyebabnya karena mereka terbiasa melihat kehidupan dari sisi yang cerah dan mereka mengharap serta mencari pengalaman dan hasil yang bagus

2. Percaya Diri Batin

Percaya diri batin membuat individu harus bisa memberikan kesan pada Dunia luar bahwa ia yakin akan dirinya sendiri (percaya diri lahir), melalui pengembangan ketrampilan dalam empat bidang sebagai berikut:

a. Komunikasi.

Ketrampilan komunikasi menjadi dasar yang baik bagi pembentukan sikap percaya diri. Menghargai pembicaraan orang lain, berani berbicara di depan umum, tahu kapan harus berganti topik pembicaraan, dan mahir dalam berdiskusi adalah bagian dari ketrampilan komunikasi yang bisa di lakukan jika individu tersebut memiliki rasa percaya diri

b. Ketegasan.

Sikap tegas dalam melakukan suatu tindakan juga di perlukan, agar kita terbiasa untuk menyampaikan aspirasi dan keinginan serta membela hak kita, dan menghindari terbentuknya perilaku agresif dan positif dalam diri.

c. Penampilan Diri

Seorang individu yang percaya diri selalu memperhatikan penampilan dirinya, baik dari gaya pakaian, aksesoris dan gaya hidupnya tanpa terbatas pada keinginan untuk selalu ingin menyenangkan orang lain.

(16)

Pengendalian perasaan juga di perlukan dalam kehidupan kita sehari-hari, dengan kita mengelola perasaan kita dengan baik akan membentuk suatu kekuatan besar yang pastinya menguntungkan individu tersebut.

2.3.3. Proses Terbentuknya Rasa Percaya Diri

Gilmer menyatakan bahwa kepercayaan diri berkembang memelalui self understanding dan berhubungan dengan bagaimana individu belajar menyelesaikan tugas disekitarnya, terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru dan suka terhadap tantangan.

Proses terbentuknya rasa percaya diri menurut Hakim secara garis besar sebagai berikut:

a. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu

b. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihannya.

c. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan diri

d. Pengalaman didalam menjalani berbagai aspek kehihdupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.

Kekurangan pada salah satu proses tersebut, kemungkinan besar akan mengakibatkan seseorang mengalami hambatan untuk memperoleh rasa percaya diri. Proses terbentuknya rasa percaya diri menurut Kartono, kepercayaan seseorang pada diri maupun yang didapat dari orang lain sangatlah bermanfaat bagi perkembangan kepribadiannya. Seseorang yang mempunyai kepercayaan diri dapat bertindak dengan tegas dan tidak ragu-ragu. Orang yang punya rasa percaya diri tidak dipandang sebagai suatu pengalaman yang sangat bermanfaat bagi masa depannya, selain itu kepercayaan pada diri sendiri menyebabkan orang yang bersangkutan mempunyai sikap yang optimis, kreatif dan memiliki harga diri.

(17)

sesuai dengan proses perkembangannya, pemahaman terhadap kelebihan-kelebihan serta kelemahan-kelemahan yang dimiliki untuk dapat menimbulkan reaksi yang positif dan menggunakan segala kelebihan yang ada dalam diri individu agar menimbulkan rasa percaya diri, karena rasa percaya diri merupakan sumber kekuatan diri kita untuk dapat bergaul dengan lingkungan sosial. Orang yang memiliki rasa percaya diri akan bertindak dengan tegas dan memiliki sikap yang optimis, kreatif dan memiliki harga diri

2.3.4. Faktor-Faktor Pembentuk Percaya Diri

Para ahli berkeyakinan bahwa kepercayaan diri bukanlah diperoleh secara instan, melainkan melalui proses yang berlangsung sejak dini, dalam kehidupan bersama orang tua. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan kepercayaan diri pada diri seseorang, yaitu: pola asuh, sekolah , teman sebaya, masyarakat serta pengalaman.

2.4.Hubungan antara Self Confidence dengan Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan secara sadar atau sengaja berupa penambahan pengetahuan maupun keterampilan yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku manusia secara langgeng atau terus menerus baik secara fisik maupun psikis yang ditunjukkan dengan nilai tes, yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

(18)

Percaya diri sebagai suatu keyakinan seseorang dengan sukses mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk mengakibatkan hasil yang diharapkan dari definisi ini dapat kita lihat bahwa optimisme adalah faktor atau unsur penting yang harus dimiliki oleh individu yang memiliki kepercayaan diri, sedangkan hal tersebut merupakan pemicu utama dalam pencapaian prestasi atau hasil yang diharapkan. Rasa percaya diri akan timbul apabila ada pemenuhan kebutuhan yang dihargai dan menghargai. Karena dengan hal ini akan meumbuhkan kekuatan, kemapuan, perasaan berguna yang dibutuhkan orang lain. Jika kebutuhan itu tidak terpenuhi maka akan muncul perasaan rendah diri, tidak berdaya dan putus asa. Oleh karena itulah rasa percaya diri sangatlah dibutuhkan siswa sebagai modal individu dalam lingkungannya guna untuk mencapai prestasi yang di harapkan. Faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa adalah rasa percaya diri hal ini adalah berupa pemahaman, sikap yang tegas tidak ragu-ragu, pemahaman diri, pemikiran yang positif, komunikatif, optimis, kreatif dan dapat mengendalikan diri, dapat membantu siswa dalam belajar dan akan dapat memberikn pengaruh terhadap prestasi belajarnya dalam hal kognitif, afektif dan psikonotor dan kedisiplinan belajar.

Orang yang memiliki percaya diri adalah orang yang memiliki kemerdekaan psikologis, yaitu kebebasan mengarahkan pilihan dan mengarahkan tenaga berdasarkan keyakinan pada kemampuan dirinya, untuk melakukan hal-hal yang produktif dan poitif 5. oleh karena itu, biasanya orang yang memiliki percaya diri menyukai pengalaman yang baru, suka bertanggung jawab. Artinya bahwa dalam proses belajar mengajar siswa akan menyukai pelajaran-pelajaran baru dan melaksanakan jenjang pendidikannya. Di lingkungan lainnya individu yang memiliki percaya diri yang baik akan menghasilkan prestai yang baik pula.

(19)

sehingga dapat mencapai tujuan prestasi yaang diinginkan. Maka pengaruh rasa percaya diri terhadap prestasi belajar siswa menguatkan keyakinan akan kemampuan yang ada dalam diri individu seorang siswa sehingga diharapkan akan melakukan aktivitas belajarnya dengan baik serta memperoleh prestasi belajar yang baik.

2.5.Hipotesa Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan tersebut, maka peneliti mengajukan hipotesa penelitian sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang dikemukakan, yaitu “Ada hubungan antara self confidence (kepercayaan diri) dengan prestasi siswa SMA di kota Medan”.

BAB III

METODE PENELITIAN

(20)

Penelitian mengenai hubungan antara harga diri dan penerimaan diri pada orang tua yang memiliki anak retardasi mental menggunakan metode pendekatan kuantitatif dan metode penelitian korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang melihat hubungan antara satu atau beberapa ubahan dengan satu atau beberapa ubahan yang lain (Yusuf, 2014).

3.1. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel yang terlibat di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Variabel bebas : Self Confidence

b. Variabel terikat : Prestasi Belajar

3.2. Definisi Operasional Penelitian 3.2.1. Self Confidence

Menurut Afiatin dan Andayani (dalam Ghufron dan Rini, 2010: 34) kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian yang berisi keyakinan tentang kekuatan, kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri biasanya menganggap bahwa dirinya mampu melakukan segala sesuatu yang dihadapinya dengan kemampuan yang dimilikinya. Sesuai dengan pendapat Kumara (dalam Ghufron dan Rini, 2010:34) kepercayaan diri merupakan ciri kepribadian yang mengandung arti keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri. Adapun Willis (dalam Ghufron dan Rini, 2010:34) menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan bahwa seseorang mampu menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik dan dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai kepercayaan diri, peneliti menyimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah karakteristik pribadi seseorang yang di dalamnya terdapat keyakinan akan kemampuan diri dan mampu mengembangkan serta mengolah dirinya sebagai pribadi yang mampu menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik.

(21)

Dapat disimpulkan bahwa belajar bukanlah hasil tingkah laku yang nampak tetapi terutama adalah proses terjadinya, secara internal didalam diri sendiri dan dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan bar. Dan untuk mencapai hasil yang maksimal maka diperlukan proses belajar mengajar yang dinamis, seimbang dan terarah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil 26 yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar menjadi salah satu parameter keberhasilan belajar siswa di sekolah. Menurut Syah (2008: 91) prestasi belajar adalah taraf keberhasilan seorang murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Menurut Syah (2010: 149) prestasi belajar merupakan hasil belajar atau hasil penilaian secara menyeluruh. Diperkuat oleh pendapatnya Sudjana (2010: 22) bahwa prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajar. Mengkaji dari beberapa pendapat mengenai pengertian prestasi belajar, peneliti mengambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari sebuah proses belajar yang baik, ditandai dengan adanya kemampuan pengausaan materi tentang pelajaran terkait dan merupakan hasil penilaian secara menyeluruh.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi Penelitian

Yang menjadi populasi subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Santo Thomas 1 Medan.

3.3.2. Sampel Penelitian

(22)

Arikunto mengatakan bahwa pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Metode Angket

Angket adalah daftar pertanyaan tentang suatu hal yang diteliti. Metode angket pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meminta responden untuk memilih salah satu jawaban alternative yang telah disediakan oleh peneliti. Metode angket digunakan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang relevan guna memperoleh validitas dan reliabilitas setinggi mungkin. Pengambilan data menggunakan skala yang terdiri dari sepuluh item yang terdiri atas empat item yang menggambarkan diri secara positif dan lima item yang menggambarkan diri secara negatif, dengan rentang jawaban berkisar antara 1 (sangat tidak setuju) sampai 4 (sangat setuju). 2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu metode penelitian yang bersumber pada tulisan atau barang barang tertulis. Dalam melaksanakan metode ini, peneliti menyelidiki benda-benda dokumentasi tentang lembaga dan siswa. Data yang diperoleh adalah tentang jumlah siswa tahun ajaran 2017/2018 mulai kelas X, XI, dan XII; jumlah ketenagaan dalam lembaga serta struktur organisasi di SMA Santo Thomas 1 Medan.

3.5. Validitas dan Reliabilitas 3.5.1. Validitas

(23)

3.5.2 Reliabilitas

Reliabilitas diterjemahkan dari kata Reliability, yang artinya pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Hasil ukur dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, kalau aspek yang diukur subjek memang belum berubah (Azwar, 2003). Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Koefisien reliabilitas yang semakin mendekati angka 1 menandakan semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas yang dimiliki.

3.6 Teknik Analisis Data

Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis korelasional. Penentuan subjek penelitian dengan menggunakan teknik random sampling. Subjek penelitian ini sebanyak 200 siswa, yang merupakan 20% dari total populasi sebanyak 1000 siswa (responden) di SMA Santo Thomas 1 Medan. Instrumen yang digunakan yaitu berupa angket. Metode analisis data menggunakan analisis korelasi linear berganda. Metode yang dipakai untuk analisis data adalah metode statistik. Teknik statistik untuk menguji hipotesis ini adalah menggunakan teknik Corelational Product Moment dari Karl Pearson untuk menguji hubungan antara harga diri dengan penerimaan diri dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 22.0 for windows version.

3.7. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti membuat prosedur penelitian yang terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu :

(24)

Pada tahap ini peneliti membuat rancangan penelitian dengan membuat proposal dan mempersiapkan skala pengukuran yang akan digunakan dalam penelitian ini.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini peneliti mencari populasi dan sampel yang akan digunakan untuk penelitian serta menentukan lokasi penelitian yang akan digunakan. Dan pada tahap ini juga peneliti membagikan dan menyebarkan kuisioner kepada responden yang telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah peneliti mendapatkan hasil data dari pengukuran yang diperlukan, data tersebut akan dihitung dan dianalisis dengan menggunakan Corelational Product Moment dari Karl Pearson untuk menguji hubungan antara harga diri dengan penerimaan diri dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 22.0 for windowsversion.

(25)

AN. Ubaedy. (2011). Total Confidence (9 Langkah Mendongkrak Pede). Jakarta: Bee Media Pustaka.

Azwar, Saifuddin. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Alfiani. “Pengaruh Percaya Diri Pada Remaja”.Diakses 23 mei 2013. http://www Glorianet.org/berita/b3394.htm1

Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. PT. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fieldman, R. 2012. Pengantar Psikologi. Jakarta: Salemba Humanika

Harlock, Elizabeth. (2002). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Hadi, S. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset

Azwar. Saifuddin. 2000. Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Maslow, Abraham. 1971. The Third Forces The Psychology Abraham Maslow.

Nazir, Muhammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Suryabrata, S. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Santrock, JW. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga

Santrock, J W. 2015. Life-Span Development 15th Edition. New York: McGraw

International Edition

(26)

http://etheses.uin-malang.ac.id/4134/1/03160015.pdf

http://download.portalgaruda.org/article.php?

article=452156&val=7242&title=Hubungan%20antara%20Kepercayaan %20Diri%20dengan%20Prestasi%20Belajar%20dan%20Perencanaan %20Karir%20Siswa%20SMP

Referensi

Dokumen terkait

menunjukan respon pertumbuhan yang terbaik dengan pertimbangan tinggi tanaman, tinggi tandan pertama, diameter batang tanaman, jumlah bunga per tandan, dan jumlah

Geografska imena: Zbornik radova s Prvoga nacionalnog znanstvenog savjetovanja o geografskim imenima, Zadar, 2011, 11–16.. U radu se problematiziraju i sistematiziraju

pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) sebagai pelaksana RPJMD dalam upaya pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Berkaitan pengendalian dan evaluasi terhadap

This paper discuss about tritrophic interaction among host plant-herbivore-parasitoid Nilavarpata lugens involves chemical cues which used a tritrophic interaction model

Bagi Anda yang ingin menggunakan video card dengan dua monitor seka- ligus, maka satu syarat yang paling utama adalah pada video card tersebut terdapat dua buah konketor video card

Find the largest possible value

SILINDER TAHUN BUAT / PEROLEHAN KONDISI. Matara ,

dengan baik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu SD Islam. Al