• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH RANGKUMAN ILMU BUDAYA DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH RANGKUMAN ILMU BUDAYA DASAR"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

RANGKUMAN ILMU BUDAYA DASAR

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

“Ilmu Budaya Dasar”

Dosen Pengajar

Dra.Hj Yuyun Yuningsih, M.si,

Disusun Oleh :

Muhammad wahyu purnama

( 132020008)

ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

(2)

“KATA PENGANTAR”

Puja dan puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan karunia-nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Rangkuman ilmu budaya dasar.

Makalah ini di susun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah ilmu budaya

dasar.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa banyak kekurangan –

kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan

kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun

dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan

makalah ini.

Disadari bahwa dalam makalah ini telah melibatkan banyak pihak yang

membantu baik dalam segi formil maupun materil. Oleh karena itu p

enulis mengucapkan terima kasih atas segala waktu,masukan dan koreksi yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga amal baik semua pihak yang telah membantu penulis dalam kelancaran pembuatan makalah ini mendapat pahala serta ridho dari Allah S.W.T.Amiin.

Bandung, Desember 2013

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...1

1.3 Tujuan... 1

1.4 Metode penulisan...2

1.5 Sistematika penulisan...2

BAB II PEMBAHASAN... 2.1 Latar belakang dan tujuan ruang lingkup IBD...3

2.2 Manusia dan keindahan...4

2.3 Manusia dan kebudayaan. ...4

2.4 Manusia dan cinta serta cinta kasih...5

2.5 Manusia dan penderitaan ...7

2.6 Manusia dan pandangan hidup ...9

BAB III PENUTUP... 2.7 Kesimpulan...12

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah.

Dalam hal ini saya melakukan perangkuman buku Ilmu Budaya Dasar dalam rangka mempermudah dalam menemukan inti materi mengenai isi buku Ilmu Budaya Dasar itu sendiri agar dapat lebih cepat pada materi nya tanpa harus bertele-tele dengan pembahasan lain dan lebih objektif serta lebih ringkas untuk di baca serta di mengerti dalam kata-katanya karena langsung pada inti pembahasan.

1.2 Rumusan masalah.

Dari latar belakang diatas maka dapat disusun rumsan masalah seperti berikut :

1. Latar belakang dan tujuan ruang lingkup IBD 2. Manusia dan keindahan

3. Manusia dan kebudayaan.

4. Manusia dan cinta serta cinta kasih 5. Manusia dan penderitaan serta keadilan 6. Manusia dan pandangan hidup

1.3 Tujuan.

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk adanya pengetahuan yang dapat dikatakan lebih mendalam mengenai IBD secara lebih objektif dan mendasar terhadap IBD itu sendiri seperti, Latar belakang dan ruang lingkup IBD

Manusia dan keindahan,Manusia dan kebudayaan,Manusia dan cinta serta cinta kasih,Manusia dan penderitaan serta keadilan,Manusia dan pandangan hidup.

(5)

1.4 Metode Penulisan.

Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan. Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah :

a. Studi Pustaka

Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.

1.5 Sistematika Penulisan.

Makalah ini disusun dengan menggunakan kaidah penulisan makalah secara umum yaitu: KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Rumusan Masalah I.3 Tujuan

I.4 Metode dan Prosedur I.5 Sistematika Penulisan BAB II PEMBAHASAN II.1 Definisi

II.2 II.3

(6)

BAB II

2.1 Latar Belakang dan Ruang lingkup IBD

Hal yang melatar belakangi Ilmu budaya dasar

bagi kalangan mahasiswa khususnya ternyata di adakan dalam suatu rangka pemikiran agar mahasiswa memiliki beberapa sikap serta pemikiran setelah mempelajari konsep-konsep ilmu budaya dasar dan diharap pula memiliki tiga kemampuan setelah mempelajari ilmu budaya dasar itu sendiri dan tiga kemampuan itu

adalah : 1. Kemampuan personal.

Yaitu kemampuan untuk menunjukan sikap, tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan,kemasyarakatan dan kenegaraan ,serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat indonesia

2. Kemampuan akademis.

Kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah,baik lisan maupun tulisan ,menguasai peralatan analisis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan alternatif pemecahan. 3. Kemampuan profesional.

Kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan .para ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam profesi nya.

Ruang lingkup dan tujuan Ilmu Budaya Dasar

Dalam hal ini tujuan dari Ibd adalah mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran khususnya berkenaan dengan budaya kebudayaan agar daya tangkap ,persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya bagi mahasiswa khususnya dapat menjadi halus.

Untuk tujuan hal tersebut, maka diharapkan ibd pun memiliki ruang lingkup dengan sebagai berikut:

I. Mengusahakan penajaman kepekaan terhadap lingkungan.

II. Memberikan kesempatan pandangan yang luas dan kritis terhadap persoalan yang ada.

III. Memeprluas pola pikir dalam berkehidupan tanpa hanya terikat oleh disiplin ilmu yang dimilikinya.

(7)

2.2 Manusia dan keindahan Keindahan

Keindahan, sering dikaaitkan dengan situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. sesuatu yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah.

Keindahan bersifat universal, artinya keindahan yang tak terikat oleh selera perorangan, waktu, tempat atau daerah tertentu, bersifat menyeluruh. Segala sesuatu yang mempunyai sifat indah antara lain segala hasil seni, pemandangan alam, manusia dengan segala anggota tubuhnya dan lain sebagainya. Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata“bellum” Akar katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”.

Dalam arti luas meliputi keindahan hasil seni, alam, moral dan intelektual. Dan dalam arti estetik keindahan mencakup pengalaman estetik seseorang dalam hubunganya dengan hubunganya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedangkan dalam arti terbatas keindahan sangat berkaitan dengan keindahan bentuk dan warna.

Ada 2 nilai yang penting dalam Keindahan :

1. Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.

2. Nilai intrinsik yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik tersebut.

Hubungan Manusia dan Keindahan

Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.

Keindahan identik dengan kebenaran. .

(8)

bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Jadi keindahan penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati.

Ada beberapa alasan mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai berikut: 1) Tata nilai yang telah usang

2) Kemerosotan Zaman 3) Penderitaan Manusia 4) Keagungan Tuhan

2.3 Manusia dan kebudayaan

Budaya bersal dari sansekerta Budhi artinya akal juga atau suatu bagian dari kata hati manusia yang berupa panduan akal serta perasaan yang mampu membedakan baik dan buruk.Dengan akal dan budi inilah manusia mampu menciptakan bebagai hal dan kebudayaan adalah pemikiran dan benda dibuat atau diciptakan manusia dalam perkembangan sejarahnya.

Dan para ahli sepakat bahwa kebudayaan adalah perilaku dan penyesuaian diri manusia berdasarkan hal-halyang dipelajari.

Selanjutnya apabila menilik lebih mendalam mengenai budaya rupanya ada tujuh unsur kebudayaan menurut Koentjaraningrat dengan mengacu pada C Kluchohn 1953 , berpendapat bahwakebudayaan terbagi pada tujuh unsur, dan tujuh unsur itu adalah

 Bahasa

 Sistem pengetahuan

 Organisasi sosial

 Sistem peralatan hidup dan tekhnologi

 Sistem mata pencaharian hidup

 Sistem religi

(9)

Dan dalam hakikat nya kebudayaan adalah salah satu atau gabungan dari beberapa usaha dalam beberapa aktifitas yang terkai dengan, segala sesuatu

yang bersifat :- Menciptakan

 Kreasi

 Memperlakukan

 Memperbaruhi

 Memperbaiki

 Mengembangkan dan Meningkatkan sesuatu

Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:

1) penganut kebudayaan 2) pembawa kebudayaan 3) manipulator kebudayaan, dan 4) pencipta kebudayaan

2.4 Manusia dan cinta kasih

Dr. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsure, yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi

sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.

(10)

Macam-macam Cinta

Menurut Erich Fromm (1983 : 54) dalam bukunya Seni Mencintai mengemukakan tentang adanya empat macam syarat untuk mewujudkan cinta kasih,yaitu :

 Knowledge (pengenalan)

 Responsbility (tanggung jawab)

 Care (perhatian)

 Respect (saling menghormati)

Dan menurut nya juga ada berbagai macam-cinta yang dapat di uraikan sebagai berikut :

 Cinta Diri Sendiri

 Cinta Sesama Manusia / Persaudaraan

 Cinta Erotis

 Cinta Keibuaan

 Cinta terhadap Allah

 Cinta terhadap Rasul

Dan terdiri dari beberapa unsur cinta, yaitu :

 Afeksi (menghargai orang lain )

 reciprocation

 Ikatan

 Alturisme (perhatian non egois)

 Reciprocation(cinta saling menguntungkan)

 Comitment(keinginan mengabadikan cinta)

 Keintiman emosional

 Kinship (ikatan keluarga)

 Passion (nafsu seksual)

 Psychal intimacy (berbaagi kehidupan)

 Self-interest (cinta mengharapkan imbalan pribadi)

 Service (keinginan ingin memantu)

2.5 Manusia dan penderitaan

(11)

Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.

Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas

penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu Juga menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belurn tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan. Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup.

SIKSAAN

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.

iksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.

1. Kebimbangan

Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah

berpikirnya, masalah kebimbangan Akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan.

2. Kesepian

Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalarn lingkungan orang ramai,

Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi.

(12)

penderitaan batin. 3. Ketakutan

Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh

pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, mislanya anti kawain atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan lain-lain.

2.6 Manusia dan pandangan hidup

Pandangan hidup adalah sebuah pandangan manusia mengenai kehidupan atau bagaimana manusia mengenai kehidupan atau bagaimana manusia memiliki konsep tentang kehidupan dan Pada dasarnya, pandangan hidup mempunyai empat unsur yang saling terkait satu sama lain yang tidak dapat terpisahkan, yaitu :

 cita-cita, kebijakan,

 usaha

(13)

 kepercayaan.

Yang dimaksud dengan cita-cita adalah apa yang ingin dicapai dengan usaha atau perjuangan yang akan ditempuh untuk mendapatkannya. Tujuan yang ingin dicapai adalah kebajikan. Kebajikan adalah segala sesuatu hal yang baik yang dapat manusia itu bahagia, makmur dan tentram. Usaha atau perjuangan yaitu kerja keras yang dilandasi oleh kepercayaan dan keyakinan. Keyakinan atau kepercayaan itu dapat diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.

Pandangan hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi berikut adalah klasifkasi berdasarkan asalnya, antara lain:

 Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.

 Pandangan hidup yang berupa ideologi, yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut.

 Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.

Orang yang memiliki pandangan hidup pasti memiliki tujuan, dan tujuan ini biasa disebut cita-cita. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang ingin dicapai seseorang pada masa mendatang. Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.

Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor berikut:

 Faktor manusia ;

 Faktor kondisi ; dan

 Faktor tingginya cita-cita

(14)

 Pertama, kita harus mengubah belief system (keyakinan dan tujuan) kita.

 Kedua, kita harus mengubah cara berpikir kita dan emosi kita.

 Ketiga, mengubah segala keputusan kita yang dapat menghambat cita-cita kita.

 Keempat, kita harus mengubah segala tindakan-tindakan buruk kita. Dari semua itu kita akan mendapatkan hasil yang menjadi keyakinan dan tujuan kita dari awal.

Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk menghayal yang tidak-tidak.

Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik

Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup apapun dan bagaimanapun itu untuk dapat mencapai dan berhasil dalam kehidupan yang diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah memiliki pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik pula. Adapun langkah-langkah berpandangan hidup yang baik yakni:

 Mengenal

Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke dunia.

 Mengerti

(15)

bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga bagi yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.

 Menghayati

Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.

Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.

 Meyakini

Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.

 Mengabdi

(16)

perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat

BAB III 2.7 Penutup

Alhamdulillah penulisan mengenai ringkasan Ilmu Budaya Dasar berdasarkan buku Yang dirujukan dapat ditulis dan dikerjakan dengan se maksimal mungkin dan diharapkan dengan telah ditulisnya makalah ini penulis dan pembaca dapat mendapatkan manfaat nya, namun

(17)

Wasalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Daftar pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Tugas Akhir yang berjudul Tanaman Anggrek Cattleya Sebagai Inspirasi Penciptaan Motif Batik Tulis dalam Kain Panjang, di dalam pengerjaannya tidak lepas dari bantuan

There are two variables: (1) contribution and effectivity of cigarrette advertisement tax (2) government regulation number 109 in estimate year 2012. The data used

Bahwa para Teradu dalam Putusan Nomor 1/TSM/BWSL.SULTENG/1/2017 tersebut telah dengan nyata menjustifikasi Pengadu I dan II telah melakukan “pelanggaran tindak

Pada penelitian ke II dibutuhkan hewan coba sapi perah betina 20 ekor penderita hypofungsi ovarium yang telah diberi terapi pakan dengan BSC (Body Score Condition) 2

Tokoh Sains dan Matematika Yohannes Surya (Choto,, 2011 ) mengatakan, harus ada reformasi terhadap pola pembelajaran Matematika. Ia beranggapan perlu ada modifikasi dalam

Prestasi/Kemampuan yang Diunggulkan a. 2) Kompetisi tingkat internasional adalah kompetisi yang diselenggarakan oleh lembaga atau asosiasi tingkat internasional, atau kompetisi

Dua tahun sebelumnya Oersted telah menemukan bahwa jarum magnit kompas biasa dapat beringsut jika arus listrik dialirkan dalam kawat yang tidak berjauhan.. Ini

Latar belakang : Pada kematian yang sudah lama, perkiraan lokasi kematian menjadi sulit. Salah satu alternatif yaitu dengan pemeriksaan organisme yang berkembang biak pada mayat