• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MENGELOLA SUMBER DAYA KELUARGA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH MENGELOLA SUMBER DAYA KELUARGA (1)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pengembangan Sumber Daya Keluarga

Disusun Oleh :

Nurul Warits Marinsa Putri (5545153561)

Ranita Sari (5545152322)

Rizka Amalia Ramadhana (5545152288)

Zara Chairany (5545154146)

Dosen Pengampu :

Dr. Uswatun Hasanah, M.Si

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

(2)

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul @Mengelola Pengembangan Sumber Daya Manusia” guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Sumber daya Keluarga ini tepat pada waktunya. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak juga kepada teman-teman Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang telah membantu dan memotivasi kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah kami ini dapat menjadi acuan atau referensi yang digunakan dalam proses pembelajaran. Kami juga mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna menjadi evaluasi kedepannya dalam membuat makalah.

Jakarta, November 2017

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...1

DAFTAR ISI...2

BAB I...3

PENDAHULUAN...3

1.1 Latar Belakang...3

1.2 Rumusan Masalah...4

1.3 Tujuan Penulisan Makalah...4

BAB II...5

PEMBAHASAN...5

2.1 Sumber Daya Manusia...6

2.2 Pergeseran Populasi: Mengukur Sumber Daya Manusia...6

2.3 Rumah Tangga Dan Keluarga...10

2.4 Perubahan Alami Keluarga...10

2.5 Keluarga Dengan Dua Sumber Pendapatan Dan Karir...13

2.6 Anak-anak dan Perawatan Anak...15

2.6 Lanjut Usia dan Perawatan Lanjut Usia...19

2.7 Tuna Wisma...22

2.8 Individu dengan Keterbatasan...25

BAB III...29

KESIMPULAN DAN SARAN...29

3.1 Kesimpulan...29

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

DSDASDAADSASA

Pada saat ini banyak keluarga yang mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan yang layak akibat krisi dan kenaikan harga bahan bakar, sehingga pembentukan sumber adya manusia berkualitas menjadi tidak optimal. Program pemberdayaan merupakan salah satu bentuk intervensi yang dilakukan berbagai pihak untuk menanggulangi permasalahan yang dihadapi keluarga. Menurut Sumadiningrat (1999), inti pemberdayaan adalah pengembangan, memperkuat potennsi atau daya, dan terciptanya kemandirian. Chamber (1995) menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat yang bersifat people centred, participatory, empowering, dan sustainable. Dalam pelaksanaannya program pemberdayaan tidak cukup hanya memberi bantuan materi saja. Menurut Chamber (1995), salah satu upaya yang penting dalam strategi pemberdayaan adalah proses pendidikan, baik yang bersifat formal maupun nonformal. Berkaitan dengan pendapat tersebut maka penyuluhan sebagai suatu proses pendidikan nonformal merupakan hal penting dalam strategi pemberdayaa. Aktivitas pemberdayaan tidak terlepas dari fungsi-fungsi penyuluhan (Satria, 2009). Asngari (2001) menyatakan bahwa penyuluhan adalah pendidikan nonformal untuk mengubah perilaku, dan membangunkan orang untuk mengetahui ada peluang baru yang lebih baik untuk kehidupan yang lebih baik.

(5)

sdsd

sdsadasdaddc

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana keadaan populasi dan sumber daya manusia ? 2. Bagaimana perubahan natural yang terjadi dalam keluarga ?

3. Bagaimana keluarga memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat ? 4. Bagaimana keluarga menyikapi kondisi memiliki anggota keluarga dengan

disabilitas, orang tua tunggal dan keluarga campuran, serta kemiskinan serta berpenghasilan rendah?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

1. Mengetahui keadaan populasi dan sumber daya manusia 2. Mengetahui perubahan natural yang terjadi dalam keluarga

3. Mengetahui cara keluarga memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

Apakah anda tahu bahwa :

- Satu dari empat anak di Amerika Serikat hidup dalam kemiskinan.

- Pada tahun 2000, satu dari tiga orang di Amerika Serikat akan menjadi anggota kelompok minoritas.

2.1 Sumber Daya Manusia

Seratus tahun yang lalu, 1,5 juta orang menghuni bumi dan sebagian besar kota terbesar berada di eropa barat. Populasi dunia telah berkembang menjadi 5,5 miliar, dan Asia telah menjadi pusat konsentrasi masyarakat terbesar. Populasi dunia berkembang dengan sangat cepat sehingga setiap tiga tahun planet ini harus mengakomodasi peningkatan lebih pasti berarti lebih sedikit sumber daya - lebih sedikit air murni, kayu, minyak batubara, udara bersih, dan ruang terbuka untuk setiap individu dan keluarga. peningkatan populasi menjadi perhatian utama dalam studi pengelolaan sumber daya.

SDM secara makro adalah jumlah penduduk usia produktif yang ada di sebuah negara baik yang belum bekerja maupun yang sudah bekerja.

Tiga kategori utama sumber daya manusia : 1. Kognitif: pengetahuan, kecerdasan, dan penalaran 2. Afektif: emosi dan perasaan.

(7)

2.2 Pergeseran Populasi: Mengukur Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia tertentu seperti kepercayaan, cinta, dan perhatian tidak dapat diukur, namun jumlah orang dan pergeseran populasi dapat menjadi Sumber utama data kependudukan adalah sensus nasional, yang diambil setiap 10 tahun oleh Biro dari lembaga Sensus. Sensus tersebut mencoba menghitung setiap orang yang tinggal di negara ini dan mengumpulkan informasi penting tentang ukuran keluarga dan kondisi masyarakat dan perumahan. Berdasarkan informasi ini, pemerintah dapat mengubah dan merumuskan kebijakan. Sensus pertama diambil pada 1790 saat George Washington menjadi presiden. Saat itu, 3,9 juta orang dihitung. Pada tahun 2000, A.S. diprediksi mencapai 268,3 juta. Tingkat pertumbuhan diperkirakan hanya di bawah 1 persen per tahun.

Mengukur Tingkat Populasi

 Demografi sebagai studi tentang karakteristik populasi manusia, yaitu ukuran, pergerakan rata-rata, dan statistik vital lainnya.

 Demografi adalah data untuk menggambarkan populasi atau subkelompok. Angka populasi dibedakan oleh tiga faktor utama:

1. Kelahiran/Fertilisasi 2. Kematian

3. Migrasi

1. Kelahiran/Fertilisasi

(8)

Kelahiran yang dimaksud disini hanya mencakup kelahiran hidup, jadi bayi yang dilahirkan menunjukan tanda-tanda hidup meskipun hanya sebentar dan terlepas dari lamanya bayi itu dikandung.

Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seseorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Fekunditas, sebaliknya, merupakan potensi fisik untuk melahirkan anak. Jadi merupakan lawan arti kata sterilitas. Natalitas mempunyai arti sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.

Istilah fertilitias sering disebut dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang wanita dengan adanya tanda-tanda kehidupan, seperti bernapas, berteriak, bergerak, jantung berdenyut dan lain sebagainya.

Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas (kematian) karena seorang wanita hanya meninggal sekali, tetapi dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Kompleksnya pengukuran fertilitas ini karena kelahiran melibatkan dua orang (suami dan istri), sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja (orang yang meninggal). Seseorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya, seorang wanita yang telah melahirkan seorang anak, tidak berarti resiko melahirkan dari wanita tersebut menurun.

2. Kematian/ Mortalitas

(9)

3. Migrasi

Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.

Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.

Tingkat kesuburan adalah jumlah kelahiran setiap 1.000 per 1.000 wanita usia subur. Istilah teknis kematian adalah kematian. Imigrasi mengacu pada jumlah orang yang masuk dan tinggal di daerah dimana mereka bukan penduduk asli. Tanpa perkiraan peningkatan imigrasi dan kelahiran, dapat stagnan atau menurun Meskipun ada ledakan populasi di seluruh dunia, beberapa negara, negara bagian, dan daerah mengalami penurunan populasi.

Pada Abad ke-20, selama dua ratus tahun terakhir, penduduk Amerika Serikat telah meningkat sebesar 50 persen, dari lonjakan pertumbuhan. Antara 1880 dan 1900, populasi didorong oleh imigran dari Eropa. Pada tahun 1900, gelombang pertumbuhan mulai mengalami penurunan karena migrasi mulai agak melambat, namun tingkat depresi pada tahun 1930an masih cukup tinggi. Pertumbuhan berlanjut dan mengalami perlambatan. Pertumbuhan yang lambat ketika tingkat kesuburan menurun dan upaya imigrasi berlanjut melalui Perang Dunia II karena pria dan wanita ikut turun di medan perang.

(10)

Tiga faktor utama yang berkontribusi pada tingkat kesuburan menjadi lebih rendah di negara ini (Wilkie, 1986) :

 Peningkatan akses terhadap metode pengendalian kelahiran

 Meningkatnya biaya untuk membesarkan keluarga

 Mengubah peran wanita.

Pada Abad ke-20 di ujung lain dari siklus hidup, sekitar dua juta orang meninggal setiap tahunnya. Namun secara keseluruhan, tingkat kematian telah menurun karena beberapa alasan,yaitu dengan adanya upaya pemerintah terhadap :

 Perbaikan tingkat kematian bayi.

 Meningkatnya harapan hidup lebih baik nutrisi dan kebugaran dan kurang merokok. Perbaikan dalam perawatan kesehatan preventif.

2.3 Rumah Tangga Dan Keluarga

Jumlah rumah tangga meningkat di Amerika Serikat, namun jumlah orang per rumah tangga menurun. Ini berarti ada jutaan rumah tangga yang terdiri hanya dari satu orang atau dua orang per rumah tangga. Hampir tiga dari lima rumah tangga tidak memiliki anak, dan kecenderungan keluarga kecil ini diperkirakan akan terus berlanjut. Salah satu alasan penurunan ukuran rumah tangga adalah rendahnya kesuburan. Alasan lain adalah pertumbuhan jumlah orang lanjut usia.Rumah tangga yang dikepalai oleh pria diharapkan menjadi tipe rumah tangga dengan pertumbuhan tercepat sampai tahun 2000. Prediksi lain adalah bahwa rumah tangga dengan orang tua tunggal akan mewakili 25 persen dari semua keluarga-keluarga pada tahun 2000. Rumah tangga non keluarga, terdiri dari dua atau lebih orang yang tidak terkait yang tinggal bersama, juga sedang meningkat (Unit Way Strategic Institute, 1989).

Status Perkawinan

(11)

untuk pria dan 24,5 tahun untuk wanita. (Holmes, 1994). Angka-angka ini mewakili usia pernikahan rata-rata tertinggi untuk pria dan wanita sejak 1890 (Holmes, 1994).

2.4 Perubahan Alami Keluarga

Perubahan Dalam Keluarga

Individu dan keluarga pasti akan mengalami perubahan dalam kehidupannya. Perubahan cuaca, musim, dan politik misalnya. Perubahan ini tidak dapat dihindari dan menyebabkan perbedaan, perubahan, atau transformasi. Dengan begitu individu dan keluarga harus dapat mengantisipasi dan mengatasi perubahan agar salah satu tujuan pengelolaan sumber daya dapat terpenuhi. Kemampuan untuk mengatasi perubahan disebut kemampuan beradaptasi. Kemampuan beradaptasi adalah contoh sumber daya manusia yang dimiliki setiap orang, namun beberapa orang lebih mudah beradaptasi atau fleksibel daripada yang lain.

Ada banyak jenis perubahan, dan manusia bereaksi berbeda terhadap mereka. Perubahan dikatagorikan menjadi dua tipe umum internal dan ekstemal. Perubahan internal berasal dari anggota keluarga. Kelahiran, perkawinan, perceraian dan kematian adalah contoh perubahan internal. Sebaliknya, perubahan eksternal dipupuk oleh masyarakat atau lingkungan luar. Tornado dan resesi adalah contoh perubahan eksternal. Individu atau keluarga mungkin mengalami perubahan internal dan ekstemal pada saat bersamaan. Selain itu, perubahan ekstemal seperti pengangguran dapat menyebabkan perubahan internal seperti penurunan konsumsi dan ketegangan perkawinan.

Mobilitas

(12)

Pindah rumah ini memberikan beberapa dampak bagi individu dan keluarga. Pertama, mempengaruhi keuangan. Ketika pindah rumah, mereka menghabiskan uang untuk membeli perabotan rumah tangga, mobil, dan uang jaminan. Kedua, pindah rumah bisa menjadi penyebab stress. Banyak fasilitas, bentuk, ruang, alokasi dari rumah yang diubah dan ditata ulang seperti merelokasi telepon, listrik, air, layanan surat, mendaftarkan anak disekolah baru dan orangtua yang mengganti pekerjaan. Ketiga, pindah rumah dapat mempengaruhi moral individu atau keluarga. Pindah rumah membuat kebiasaan dirumah yang lama berubah.

Menurut penelitian yang diadakan oleh Cornell University, Amerika Serikat, sering berpindah rumah dapat memberikan efek negatif bagi anak. Jika keluarga telah berpindah tempat tinggal lebih dari tiga kali, anak pun memiliki kemungkinan untuk mengalami gangguan perilaku. Selain itu, anak bisa mengalami cemas dan rasa tidak aman. Penelitian dalam jurnal Epidemiology and Community Health menjelaskan, seringnya berpindah rumah sebelum berusia 18 tahun dapat berpengaruh pada masalah kesehatan, psikologi, bahkan memicu pula kemungkinan konsumsi narkoba. Para ahli mengatakan, orang yang pindah rumah setidaknya satu kali berpengeluang pula mengalami masalah kesehatan. Ini juga berlaku untuk anak-anak yang pindah sekolah. Mereka yang pindah lebih dari tiga kali punya peluang dua kali lipat mengonsumsi narkoba. Bahkan, tiga kali punya potensi untuk bunuh diri ketimbang anak-anak yang terus tinggal dalam rumah yang sama. Dengan keadaan ini orangtua diharapkan mampu menyiasati hal-hal yang dapat membantu anak agar tidak mengalami gangguan perilaku dengan cara memberikan gambaran tentang keadaan lingkungan tempat barunya, jaga kebiasan lama dalam keluarga misalnya membaca dongeng sbelum tidur, ajak anak berkeliling lingkungan barunya, ajak anak bercerita pengalamannya dari lingkungannya, dan berikan rasa aman.

Mengelola Perubahan

(13)

tindakan untuk menerapkan keputusan. Kesadaran akan pertimbangan yang terjadi sebelum keputusan tentang bagaimana menggunakan sumber daya dan pelaksanaan keputusan yang terkendali untuk mencapai tujuan yang bernilai akan membedakan manajemen dengan tanggapan lain. Kebutuhan akan pemecahan masalah secara sadar dan pengambilan keputusan tercipta karena adanya perubahan yang diinginkan oleh individu dan keluarga (manajemen proaktif) atau karena perubahan internal dan / atau lingkungan terjadi yang memerlukan tanggapan yang berbeda (manajemen reaktif) (1993, hal 191 )

Terdapat empat faktor yang mempengaruhi mengelola / manajemen sumber daya keluarga yaitu:

1. Kompleksitas kehidupan keluarga. Kehidupan keluarga yang sangat kompleks memerlukan gaya manajemen yang berbeda daripada keluarga yang memiliki masalah tidak terlalu kompleks.

2. Stabilitas/ketidakstabilan keluarga. Keluarga yang stabil cenderung dapat melakukan manajemen sumber daya keluarga dengan lebih baik karena semua anggota keluarga dapat difokuskan untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan.

3. Peran dan Perubahan Keluarga. Manajemen sumber daya keluarga juga dipengaruhi oleh peran masing-masing anggota keluarga di masyarakat dan juga oleh perubahan dalam keluarga, misalnya adanya keluarga yang meninggal atau baru lahir.

4. Teknologi. Dengan teknologi yang sudah semakin canggih, keluarga dapat melakukan manajemen sumber dayanya dengan lebih terarah.

(14)

begitu fungsi dan peran ibu terhadap anak terpenuhi meskipun membutuhkan waktu, usaha, dan perencanaan yang cukup matang. Karena semakin banyak orang, layanan, dan lingkungan yang terlibat membuat waktu menjadi semakin ketat dan penyelesaian masalah serta penerapan keputusan yang kompleks perlu dilakukan.

2.5 Keluarga Dengan Dua Sumber Pendapatan Dan Karir

Masuknya perempuan ke dunia kerja telah mengubah cara keluarga tinggal, produk yang dibeli, dan cara mereka mengkonsumsi atau menghabiskannya. Rata-rata rumah tangga berpendapatan ganda memiliki uang lebih banyak daripada rumah tangga yang berpendapatan tunggal. Namun, penting untuk ditunjukkan bahwa banyak keluarga berpendapatan ganda membutuhkan pendapatan untuk mempertahankan standar hidup minimum. Gagasan bahwa keluarga dual pendapatan makmur dan menggunakan uang ekstra untuk kemewahan dan liburan. Jauh dari kenyataan bahwa banyak keluarga ini berpenghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan.

Terjunnya perempuan untuk ikut berpenghasilan dikarenakan beberapa faktor, antara lain :

1. Menambah pendapatan keluarga (family income) terutama jika pendapatan suami relative kecil,

2. Memanfaatkan berbagai keunggulan (pendidikan, keterampilan) yang dimilikinya yang diharapkan oleh keluarganya,

3. Menunjukkan eksistensi sebagai manusia (aktualisasi diri) bahwa ia mampu berprestasi dalam kehidupan masyarakat,

(15)

keluarga pencari nafkah ganda (Gilbert, 1993). Tahira Hira (1987) menemukan bahwa keluarga berpenghasilan ganda yang puas versus keluarga dengan pencari nafkah ganda yang tidak puas, memiliki lebih banyak uang di rekening tabungan mereka, menghemat proporsi pendapatan tahunan mereka yang lebih besar, dan memiliki pembayaran hutang bulanan yang lebih kecil. Keluarga tersebut juga cenderung memiliki saldo pinjaman otomatis pada kartu kredit mereka. Memiliki dua pendapatan juga mengurangi ketakutan akan pengangguran karena keluarga tersebut akan memiliki satu pendapatan lainnya. Manajemen Keluarga dengan penghasilan ganda juga lebih terdidik, lebih mobile, pembelanja yang lebih baik, dan lebih mungkin untuk memiliki rumah sendiri. Namun generasi ganda juga melaporkan bahwa mereka kurang waktu senggang dan sedikit waktu untuk anak-anak dan teman. Kecepatan hidup mereka lebih cepat. Pekerjaan yang membutuhkan transfer perjalanan dan transfer yang ekstensif akan meningkatkan stres bagi keluarga, terutama mereka yang memiliki pasangan kecil dapat masuk ke hubungan komuter jarak jauh, tinggal di tengah antara dua kota, atau pindah untuk jangka waktu yang singkat untuk memanfaatkan kesempatan karir (Gilbert, 1993). Komunikasi terbuka dan berurusan dengan perubahan sebelum kejadian menjadi luar biasa akan membantu keluarga berpendapatan ganda bertahan dari beban kerja mereka. Lucia Gilbert mengatakan dewasa muda yang ingin menikah dan bekerja untuk merencanakan kehidupan kedepan, diharapkan mampu "memikirkan harapan untuk diri Anda dan pasangan masa depan dan mengkomunikasikannya sejak awal dalam hubungan serius" (1993, hal 75).

2.6

Anak-anak dan Perawatan Anak

Pada perawatan anak merupakan masalah yang luas dengan berbagai konsekuensi bagi keluarga tertentu dan masyarakat pada umumnya. Dalam menyediakan fasilitas keuangan untuk anak-anak merupakan salah satu bentuk penunjang perawatan anak. Perawatan meliputi perawatan fisik dan emosional. Saat jedua orangtua semakin banyak yang bekerja di luar rumah, perawatan anak menjadi isu yang lebih penting bagi banyak keluarga. Dalam lingkup keluarga, mengelola perawatan ada beberapa cara :

(16)

 Adanya rumah penitipan anak yang terdapat di sekitar masyarakat atau di lokasi pekerjaan orangtua, merupakan pilihan lain.

Jika anak-anak memasuki usia sekolah, orangtua dapat mendaftarkan anak mereka atau sebelum memasuki usia sekolah, orang tua dapat mendaftarkan anak ke penitipan anak, taman kanak-kanak, atau kemah musim panas yang telah di terapkan di luar negeri.

Keluarga muda yang mempunyai anak sering mengalami permasalahan dalam pengelolaan keluarga dibeberapa aspek seperti tuntutan terhadap pendapatan dan waktu mereka yang tinggi, namun sumber daya dari kedua aspek ini terbatas. Studi waktu menurut Walker Woods (1970) menunjukkan berulang kali bahwa keluarga yang mempunyai anak memiliki masalah dalam manajemen waktu. Karena anak-anak membutuhkan begitu banyak jam fisik seperti belajar dan aktivitas di sekolah serta pemeliharaan dan perawatan. Masalah-masalah ini dapat diperburuk dalam keluarga muda apabila orang tua sedang menempuh pendidikan mereka atau sedang meluncurkan karier mereka pada saat yang sama mereka juga memiliki anak. Mereka akan mencoba untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri secara pribadi, profesional dan kebutuhan anak-anak mereka di saat yang sama-sama sulit. Pihak penguasaha, menyadari bahwa orang tua yang berkerja membutuhkan dukungan, pihak penguasaha biasanya menawarkan berbagai macam pilihan perawatan anak termasuk layanan sumber daya dan rujukan perawatan anak di tempat. Pentingnya pilihan perawatan anak saat bekerja dilansir dalam survei karyawan yang dilakukan di Perusahaan Weyehaeuser di Federal Way, Washington. Survei ini mengungkapkan bahwa karyawan di setiap tingkat mengatakan, mereka bersedia untuk menyerahkan berbagai fasilitas seperti asuransi gigi, liburan, dan klub olahraga untuk menerima dukungan perawatan anak (Haupt, 1993).

(17)

menjadi anggota keluarga yang berpenghasilan tinggi, dan memiliki pekerjaan yang profesional (Langer, 1985). Karir mereka berjalan dengan baik sebelum mereka miliki anak pertama mereka. Selanjutnya, dalam keluarga memerlukan banyak pengelolaan keuangan dan tugas-tugas rumah tangga yang telah dipenuhi sebelum anak mereka hadir. Ketika anak mereka mulai hadir, pembagian kerja harus disusun dari awal, namun kerangka pengelolaan awal telah ditetapkan.

Salah satu aspek yang kontroversial dari perawatan anak dan sumber daya manusia yaitu jumlah kecil waktu anak-anak masyarakat Amerika menghabiskan waktu di sekolah dibandingkan dengan anak-anak di negara lain.

(18)

untuk anak-anak dan pendidikan mereka diberikan kepada masyarakat global saat ini dan menjad tuntutan tenaga kerja di masa depan.

Orang tua tidak hanya tertarik dalam jumlah waktu yang mereka habiskan dengan anak-anak mereka, tetapi juga dalam kualitas waktu yang mereka miliki. Seperti menikmati setip tahap perkembangan, hadir untuk pertunjukan dan kegiatan sekolah, dan mendorong anak-anak untuk menuju kehidupan yang mandiri dan mencapai tujuan orang tua. Mantan Ibu Negara yaitu Barbara Bush berbicara pada saat berdirinya Wellesley College pada tahun 1990, beliau mengatakan pada para lulusan.

Selama beberapa tahun, Anda sudah terkesan pada pentinya karir Anda yang berdedikasi dan bekerja keras. Hal ini tentu benar, tetapi sama pentingnya dengan kewajiban Anda sebagai dokter, pengacara atau pemimpin bisnis, Anda merupakan manusia yang berkoneksi dengan manusia lainnya, seperti dengan pasangan, dengan anak-anak Anda kelak, dengan teman-teman Anda. Hal itu merupakan investasi yang paling penting yang pernah Anda miliki. Pada akhir hidup Anda, Anda tidak akan menyesal tidak lulus satu tes, tidak untung dalam membuat kesepakatan bisnis. Namun Anda akan menyesal bila waktu Anda tidak dihabiskan dengan orang tua Anda, pasangan Anda, anak-anak Anda, keluarga Anda, dan teman-teman Anda, karena mereka harus menjadi yang utama. Anda harus membacakan cerita kepada anak Anda, Anda harus memeluk anak Anda, Anda harus mencintai anak-anak Anda. Karena keberhasilan Anda dimulai dari sebuah keluarga, keberhasilan kami sebagai masyarakat ... tidak tergantung pada apa yang terjadi di Gedung Putih.”

(19)

proses interpretatif maladatif, termasuk harapan yang tidak realistis dari anak-anak, pemecahan masalah kemiskinan dan interprestasi negatif dari perilaku anak. Aspek ini dipengaruhi dari : lemahnya strategi pengasuhan orang tua, lemahnya pengelolaan implus, lemahnya dalam mengatasi stress, lemahnya keterampilan sosial.

Kekerasan terhadap anak tidak terbatas hanya pada anak-anak. Para penelirit memperkirakan bahwa 22-47% kasus penyimpangan sosial melibatkan remaja yang disalahgunakan (Pagelow, 1989). Hal ini perlu dicatat bahwa stress orang tua dapat terjadinya pelecehan anak (Azar & Siegal, 1990). Stres dapat menyebabkan masalah lain. Seperti orang tua lekas marah apabila bayi menangis dan hal ini dikaitkan dengan perasaan tingkat depresi orang tua, yang tak berdaya, marah, dan kelelahan serta adanya ketegangan perkawinan (Wilkie & Amer, 1986).

Mengembangkan keterampilan manajemen yang lebih baik dapat membantu orang tua menghadapi sters. Keterampilan manajemen dikembangkan dari penguasaan perasaan yang terkendali. Orang tua yang telah mengembangkan keterampilan ini akan lebih mudah untuk membentuk strategi, memecahkan masalah dana menyesuaikan diri dengan perubahan.

Tren yang menarik terkait dengan perawatan anak adalah meningkatnya jumlah usia dari 18 sampai 24 tahun yang masih tinggal dengan orang tua. Pengasuhan aktif berawal dari saat lahir, hingga akhir yang kurang jelas saat menjadi masa menjadi orang tua aktif berakhir. Dewasa mua lebih hidup dengan orang tua mereka sekarang dari pada sejak terjadi Great Depressions di tahun 1930 (Richie, 1990).

(20)

berkepanjangan, dan ketidaknyamanan dalam pasar kerja. Menurut Richi (1990) kembalinya anak-anak dewasa ke rumah orang tua mereka bisa disebut bumerang; hal itu dianggap sebagai respon rasional untuk perubahan dalam masyarakat dan ekonomi.

2.6 Lanjut Usia dan Perawatan Lanjut Usia

Banyak masyarakat Amerika yang berusia pada tahapan dewasa tengah, di usia 45 hingga 64 (disebut sebagai generasi sandwich), karena merawat anak-anak mereka dan juga orang tua mereka. Sementara kebutuhan untuk perawatan anak telah dipublikasikan secara luas, namun kebutuhan perawatan lanjut usia kurang dikenal. Jumlah pengasuh yang tersedia semakin berkurang karena banyak wanita dewasa yang berada dalam angkatan kerja dan jumlah anak dalam keluarga mengalami penurunan. Sekita tahun 1900, ada 13,6% orang dewasa berusia 18 hingga 64 untuk setiap orang yang berusia 65 tahun ke atas, saat ini hanya ada sekita 4,8% (Schewe & Balazs, 1990). Mayoritas dalam pengasuhan anak, istri, dan pihak wanita lainnya.

Peran pengasuh dapat membawa hal itu dengan campuran sukacita, rasa bersalah, tuntutan laynan, dan beban emosional keuangan. Kesulitan peran tergantung pada banyak faktor :

 Kesehatan orang lanjut usia tergantung dari individu tersebut

 Kepribadian antara orang lanjut usia dengan pengasuh

 Sumber daya bersama mereka

 Dukungan sosial yang mereka terima dari kerabat dan kelompok masyarakat,

(21)

Dari perspektif manajemen, pengasuhan lanjut usia bergantung pada pengalokasian sumber daya. Seperti waktu, tenaga dan uang semua dapat krisis dalam situasi pengasuhan. Selain itu, pengasuh harus menjaga rasa humor dan peka terhadap keinginan orang lanjut usia. Peracikan kebutuhan ini adalah sulitnya orang tua lajut usia yang memiliki anak untuk bertanggung jawab. Anak dewasa juga mungkin merasa canggung dalam mengelolanya atau urusan orang tuanya dan menghindari tugas ini sampai kesehatan dan keamanan orang tua yang diperlukan.

Memahami proses penuaan dan kebutuhan orang lanjut usia dapat membantu pengasuh melakukan peran mereka secara lebih efektif. Proses penuaan ini memiliki tugas aspek fisik yaitu, biologi, sosial, dan psikologis. Sampai saat ini, sebagian besar penelitian gerontological (genrontologi adalah studi ilmiah dari proses penuaan) telah di fokuskan pada aspek fisik, namun aspek yang lain juga sama pentingnya, penuaan melibatkan penurunan pertumbuhan dan perkembangan (Cavanaugh, 1990). Kebanyakan orang lanjut usia yang mandiri dan memerlukan sedikit atau tidak adanya pengasuhan. Banyak yang mempertahankan diri secara aktif, dan hidup mandiri dengan baik ke usia 90 tahun mereka. Kesehatan, kekayaan, dan sikap memiliki banyak hubungannya dengan tingkat kemandirian mereka dapat dipertahankan. Gagasan bahwa orang lanjut usia sering tertekan adalah sebuah mitos; pada kenyataannya, bukti menunjukkan bahwa depresi menurun di usia tua (Cavanaugh, 1990). Banyak lagi mitos tentang penuaan akan terjadi, banyak ilmuwan yang mempelajari lebih lanjut tentang proses penuaan.

(22)

Banyak perusahaan, departemen personalia membantu karyawan yang lebih tua di masa transisi untuk pensiun dan bantuan pekerja paru baya menemukan perawatan kesehatan rumah untuk lanjut usia berusia mereka. Menurut sebuah artikel di Demografi Amerika:

Rumah perawatan kesehatan menjadi perhatian penting dari pekerja paruh baya. Kebanyakan penyediaan bantuan lansia menjaga independensi mereka. Pembantu biasanya perempuuan, tetapi ada pembantu laki-laki yang melakukan perbelanjaan dan membayar tagihan. Secara cash atau rekening pengeluaran tersebut untuk satu pertiga dari industri $21 miliar, dan pengasuh juga menghadapi krisis waktu. Sebagai penduduk lansia, majikan akan menawarkan fasilitas perawatan lansia untuk mempertahankan pekerja yang baik (Braus, 1994, p .38)

Selain itu beberapa perusahaan menawarkan program perencanaan pensiun; memungkinkan karyawan untuk bekerja paruh waktu utuk mempersiapkan diri ke pensiun. Banyak pensiunan memilih untuk melakukan pekerjaan sukarela. Lainnya perjalanan atau kembali ke sekolah untuk menyelesaikan program pendidikan atau mengambil kembali program pendidikan yang berkelanjutan.

Seperti dengan semua kelompok lansia, lansia memiliki berbagai gaya hidup, oleh karena itu mereka memiliki kebutuhan dan manajemen berbeda. Waktu yang sedikit serta terlalu banyak waktu akan menjadi masalah bagi lansia. Sumber daya lain yang mungkin akan terpengaruh dalam tahun kemudian meliputi emosional, kesehatan, energi manusia, dan sumber daya keuangan untuk pengasuh dan tanggungan hari tua. Uang adalah masalah khusus bagi banyak lansia karena pedapatan tidak mengimbangi inflasi dan kenaikan biaya perawatan kesehatan. Lansia kemungkinan besar menjadi miskin dan mereka hanya mengandalkan jaminan sosial untuk pendapatan mereka. Sekitar 26% dari populasi lansia termasuk dalam kategori ini, mayoritas dari mereka adalah perempuan (United Way Strategic Institute, 1989).

(23)

kenyamanan dari pada kecepatan dan penampilan. Karena lebih banyak penduduk kita jatuh ke dalam kategori lansia, bisnis dan penyedia layanan harus menyesuaikan pendekatan mereka untuk lebih memnuhhi kebutuhan lansia.

2.7 Tuna Wisma

Meskipun dari liputan media yang akan menganggap tunawisma adalah masalah sosial baru. Ada orang tunawisma di Amerika Serikat sejak zaman kolonial. Apa yang baru adalah bahwa mereka lebih banyak dari sebelumnya dan lebih terlihat (Baum & Burnes, 1993). Para peneliti memprediksi bahwa pada tahun 2003, populasi tunawisma AS akan mencapai 18 juta (United Way Strategic Institue, 1989). Perkiraan saat ini jumlah kisaran tunawisma dari 350.000 sampai 3 juta jiwa. Mayoritas tunawisma adalah anak tunggal laki-laki, meskipun jumlah tunaswisma perempuan dan anak-anak juga bertambah (United Way Institue, 1989). Keluarga merupakan 23% hingga 30% dari populasi tunawisma (Martin, 1991; Burt & Cohen 1989). Jumlah tunawisma bervariasi karena tunawisma dapat berkisar dari situasi sementara beberapa hari ke situasi kronis beberapa tahun. Tunawisma kronis sangat terikat dengan kemiskinan (Martin,1991). Namun, penting untuk membedakan antara tunawisma dan orang miskin. Menurut Baum dan Burnes (1993) :

Tunawisma lebih daripada menjadi miskin dan tanpa rumah ; tunawisma adalah kondisi pelepasan dari masyarakat biasa, dari keluarga, teman, lingkungan. Mungkin yang paling penting, hal itu merupakan kerugian diri. Seorang pria tunawisma mengatakan kepada kami, “Pertama kali, saya merasa bukan seperti diri saya. Saya merasa kurang dari seorang pria.” Tunawisma berarti terputus dari segala fasilitas hidup yang biasanya memberikan bantuan pada saat krisis lalu berubah menjadi tak berstruktur dan sebatang kara. (23p).

(24)

(Lines, 1992). Penelitian ini merekomendasikan bahwa penghubungan terbetntuk antara sekolah dan keluarga tunawisma sehingga masalah gabungan dari alkoholisme dan skizofrenia atau demensia pada laki-laki tunawisma di Denmark (Nordentoft, Knudsen, & Schulsinger, 1992). Dilema umum untuk para tunawisma di kedua negara industri dan berkembang adalah tidak memadainya tempat tinggal dan lemahnya sifat (Glasser, 1994).

Tingkat pertumbuhan kemiskinan, menurunnya pasokan perumahan yang berpenghasilan rendah dan peningkatan kecanduan narkoba dan alkohol memiliki pengaruh besar terhadap kenaikan tunawisma (Rubin, Wright, & Devine, 1992; Bauer & Burnes, 1993). Diperkirakan 65 sampai 85% dari seluruh orang dewasa tunawisma di Amerika Serikat menderita satu atau lebih kondisi menonaktifkan alkoholisme, kecanduan obat, dan penyakit mental, dan menjadi masalah medis yang serius (Baum & Burnes, 1993). Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kenaikan jumlah tunawisma di Amerika Serikat termasuk pemotongan di perumahan publik, kesehatan mental, dan program-program sosial.

Keluarga menjadi tunawisma untuk berbagai alasan termasuk kebakaran penggusuran karena kegagalan untuk membayar sewa, penggusuran karena perumahan yang tidak laya, pemotogan program bantuan federal, kelangkaan perumahan berpenghasilan rendah dan pengangguran (Martin, 1991). Tunawisma dapat sangat berpengaruh bagi anak-anak yang menderita keamanan dan kerugian pendidikan. Tentu, lamanya waktu yang dihabiskan dalam kondisi tunawisma akan mempengaruhi tingkat keparahan efek ini. Anak-anak dalam keluarga tunawisma cenderung memiliki interaksi rekan yang sukses, faktor yang juga dapat menyebabkan sikap miskin terhadap sekolah (Winbrone & Murray, 1992). Sikap kurangnya pendidikan biasanya berpengaruh dan berkaitan dari siklus kemiskinan.

(25)

inovatif untuk menyediakan perumahan berpenghasilan rendah. Pada tahun 1992 laporan dari layanan federal yaitu : penilaian kebutuhan, diagnosis, dan manjemen obat, 24 jam layanan respon krisis, habilitasi, dan pelatihan keterampilan sosial, dan meningkatkan prosedur debit rumah sakit. Seperti telah ditunjukkan, masalah tunawisma tidak dapat dipisahkan dari masalah lain termasuk kemiskinan, pengangguran, dan penyakit mental. Setiap masalah perlu di kaitkan jika jumlah tunawisma harus dikurangi. Sebuah studi yang dialporkan dalam American Journal of Psychiarty menemukan bahwa tingkat tinggi tekanan mental yang terlalu umum semua orang tunawisma dan menyarankan bahwa fokus pengobatan harus pada pemberdayaan, konsumerisme, intervensi hak, tingkat masyarakat, dan aliansi lebih dekat dengan pendukung lainnya untuk tunawisma (Cohen & Thompson ,1992). Menurut studi lain, penyebab utama keluarga tunawisma adalah ketidakmampuan relatif kepala keluarga yang kehilangan tempat tinggal (Flickson, 1990).

Beberapa upaya yang dilakukan untuk membantu keluarga kehilangan tempat tinggal. Sebagai contoh, federal Stewart B. McKinney UU Bantuan Tunawisma jaminan sosial anak-anak tunawisma untuk hak akses pendidikan (Eddowes & Hranits, 1989). Selain undang-undang, masyarakat, rumah sakit, dan susbtansi pusat perawatan penyalahgunaan kerja sama untuk menemukan cara-cara sukses untuk membantu para tunawisma. Karena tidak semua oarng tunawisma meiliki masalah yang sama, sedang upaya yang dilakukan untuk program alternatif bagi individu dan keluarga.

2.8

Individu dengan Keterbatasan

Berdasarkan data yang dimiliki oleh World Health Organization (WHO), individu dengan berkebutuhan khusus terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :

a) Impairment

Merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami kehilangan atau abnormalitas psikologis, fisiologis, atau fungsi struktur anatomis secara umum pada tingkat organ tubuh. Contoh, seseorang yang mengalami amputasi satu kakinya, maka dia mengalami kecacatan kaki.

(26)

Merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami kekurangmampuan yang dimungkinkan karena adanya impairment seperti kecacatan pada organ tubuh. Contoh, pada orang yang cacat pada kakinya, maka dia akan merasakan berkurangnya fungsi kaki untuk melakukan mobilitas.

c) Handiccaped

Merupakan ketidakberuntungan individu yang dihasilkan dari impairment atau

disability yang membatasi atau menghambat pemenuhan pera yang normal pada individu. Handicapped juga bisa diartikan suatu keadaan dimana individu mengalami ketidakmampuan dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Hal ini dimungkinkan karena adanya fungsi organ individu. Contoh, orang yang mengalami amputasi kaki sehingga untuk aktivitas mobilitas atau berinteraksi dengan lingkungannya dia memerlukan kursi roda.

Hambatan atau dampak negatif yang berkaitan dengan performa atau kegiatan rumah tangga disebut sebagai batasan fungsional. Wright (1980) menawarkan beberapa contoh keterbatasan fungsional yang dapat mempengaruhi kinerja tugas: 1) Pembatasan aktivitas karena bahaya atas yang tidak terduga

2) Ketidakmampuan untuk mengikuti perubahan cepat atau cekat dalam melaksanakan perintah dikarenakan lamban.

3) Pembatasan mobilitas akibat gangguan neuromuskular.

4) Kesulitan dalam hubungan interpersonal berhubungan dengan perilaku yang aneh. 5) Perlunya menghindari infeksi saluran pernafasan atau kondisi berdebu akibat reaksi

hipersensitivitas.

Kehadiran penyandang disabilitas dalam keluarga tidak jarang menimbulkan beberapa pertanyaan kritis. Beberapa diantaranya adalah :

1) Apakah kondisi seperti lengan patah bersifat sementara atau lama?

2) Apakah anggota keluarga sanggup menangani penyandang disabilitas tersebut? 3) Apakah ada asuransi yang cukup untuk menutupi biaya medis dan rehabilitasi?

(27)

Sebuah Penelitian

Dalam artikel penelitian yang berjudul “Hak Konstitusi Orang dengan Keterbatasan” (judul asli “Constitutional Rights of Persons with Disabilities”) yang melakukan penelitian serta menyerukan persamaan hak bagi penyandang disabilitas, menemukan bahwa penyandang disabilitas memiliki pengalaman marginalisasi dalam bekerja, termasuk dalam perekrutan, remunerasi, dan akses kesetaraan kesempatan.

Pun demikian dengan akses pelayanan kesehatan bagi penyandang disabilitas, terutama pelayanan kesehatan mental dan pelayanan terkoordinasi yang dibutuhkan individu tersebut. sama halnya dengan dunia industri dan akses kesehatan, penyandang disabilitas pun mendapatkan ketidaksetaraan pelayanan edukasi seperti orang normal pada umumnya.

Ketidaksetaraan hak dalam memperoleh edukasi, kesehatan, pekerjaan inilah yang membuat penyandang disabilitas beserta keluarga mengalami isolasi dalam bergaul dengan masyarakat, diantaranya pelarangan untuk memilih (pemilu), menikah atau mendapatkan keturunan.

Orang Tua Tunggal dan Keluarga Campuran

Salah satu dari dua perubahan struktur terbesar keluarga di Amerika, ialah orang tua tunggal. Persentase orang yang menikah menurun, sedangkan keluarga orang tua tunggal meningkat.

Sager, dkk (dalam Duvall & Miller, 1985) menyatakan bahwa orang single parent adalah orang tua yang secara sendirian membesarkan anak – anaknya tanpa kehadiran, dukungan, dan tanggung jawab pasangannya. Sedangkan, menurut Hurlock (1999:190) menyatakan bahwa orang tua tunggal (single parent) adalah orang tua yang telah menduda atau menjanda entah bapak atau ibu, mengasumsikan tanggung jawab untuk memelihara anak – anak setelah kematian pasangannya, perceraian atau kelahiran anak di luar nikah.

(28)

Kimmel (1980) dan Walsh (2003) menyatakan beberapa permasalahan yang sering timbul di dalam keluarga dengan orang tunggal baik wanita maupun pria yakni merasa kesepian, perasaan terjebak dengan tanggung jawab mengasuh anak dan mencari sumber pendapatan, kekurangan waktu untuk mengurus diri dan kehidupan seksualnya, kelelahan menanggung tanggung jawab untuk mendukung dan membesarkan anak sendirian, mengatasi hilangnya hubungan dengan partner spesial, memiliki jam kerja yang lebih panjang, lebih banyak masalah ekonomi yang muncul, menghadapi perubahan hidup yang lebih menekan, lebih rentan terkena depresi, kurangnya dukungan sosial dalam melakukan perannya sebagai orang tua dan memiliki fisik yang rentan terhadap penyakit.

Perubahan lain dalam struktur keluarga di Amerika, ialah keluarga campuran atau yang akrab disebut keluarga tiri. Keluarga tiri atau campuran ialah keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.

Keluarga tiri dapat berhasil apabila mereka memiliki pemahaman yang jernih dari setiap perasaan dan kebutuhan anggota keluarga. Keterbukaan dalam berkomunikasi menjadi salah satu kunci kesukesaan dalam keluarga tiru atau campuran. Peran ayah maupun ibu tiri menjadi penting untuk proses perkembangan anak yang dibawa dari pasangan sebelumnya.

Kemiskinan dan Keluarga Berpenghasilan Rendah

Kemiskinan ialah ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar secara konsisten. Jumlah kemiskinan beragam di setiap bangsa. Menurut Greg Duncan (1994), rata – rata tingkat kemiskinan selama pertengahan 1980 sekitar 20% di Amerika, 17% di Kanada, 11% di Irlandia, 8% di Jerman Barat, dan 3 atau 4% di Swedia, Finlandia, Belanda, Perancis, dan Luxemborg.

Pemerintahan federal membantu keluarga berpenghasilan rendah melalui berbagai macam program. Salah satunya ialah melalui pembayaran transfer stempel pangan, Aid to Families with Dependent Children, dan Supplementary Security Income, tidak terbatas pada usia, tunanetra, dan/atau disabilitas.

(29)

keluarganya juga memiliki peran dalam menghamburkan uang demi menikmati gaya hidup mewah.

Kurangnya uang menyebabkan masalah dalam membangun kredit, menemukan perumahan yang layak, dan mengenyam pendidikan.Akibatnya, kelurga berpenghasilan rendah pesimis terhadap masa depan mereka dan merasa bahwa mereka hanya memiliki sedikit kendali atas hidup mereka. Ini dinamakan fatal, artinya bahwa semua kejadian disebabkan oleh takdir. Keyakinan akan fatalisme dapat menyebabkan rendahnya harapan. Mengenali eksistensi kemungkinan dan pengaruh terhadap fenomena ini membantu dalam merancang bantuan yang tepat dan efektif bagi keluarga berpenghasilan rendah.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1

Kesimpulan

Seratus tahun yang lalu, 1,5 juta orang menghuni bumi dan sebagian besar kota terbesar berada di eropa barat. Populasi dunia telah berkembang menjadi 5,5 miliar, dan Asia telah menjadi pusat konsentrasi masyarakat terbesar. Populasi dunia berkembang dengan sangat cepat sehingga setiap tiga tahun planet ini harus mengakomodasi peningkatan lebih pasti berarti lebih sedikit sumber daya - lebih sedikit air murni, kayu, minyak batubara, udara bersih, dan ruang terbuka untuk setiap individu dan keluarga. peningkatan populasi menjadi perhatian utama dalam studi pengelolaan sumber daya.

(30)

manusia yang dimiliki setiap orang, namun beberapa orang lebih mudah beradaptasi atau fleksibel daripada yang lain.

Pada perawatan anak merupakan masalah yang luas dengan berbagai konsekuensi bagi keluarga tertentu dan masyarakat pada umumnya. Dalam menyediakan fasilitas keuangan untuk anak-anak merupakan salah satu bentuk penunjang perawatan anak. Perawatan meliputi perawatan fisik dan emosional. Saat jedua orangtua semakin banyak yang bekerja di luar rumah, perawatan anak menjadi isu yang lebih penting bagi banyak keluarga. Dalam lingkup keluarga, mengelola perawatan ada beberapa cara :

 Salah satu orangtuanya tinggal di rumah, atau kerabat, tetanggan, teman-teman, pengasuh yang dapat memberikan perawatan

 Adanya rumah penitipan anak yang terdapat di sekitar masyarakat atau di lokasi pekerjaan orangtua, merupakan pilihan lain.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh World Health Organization (WHO), individu dengan berkebutuhan khusus terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :

a) Impairment b) Disability c) Handicapped

Problematika orang tua tunggal yakni merasa kesepian, perasaan terjebak dengan tanggung jawab mengasuh anak dan mencari sumber pendapatan, kekurangan waktu untuk mengurus diri dan kehidupan seksualnya, kelelahan menanggung tanggung jawab untuk mendukung dan membesarkan anak sendirian, mengatasi hilangnya hubungan dengan partner spesial, memiliki jam kerja yang lebih panjang, lebih banyak masalah ekonomi yang muncul, menghadapi perubahan hidup yang lebih menekan, lebih rentan terkena depresi, kurangnya dukungan sosial dalam melakukan perannya sebagai orang tua dan memiliki fisik yang rentan terhadap penyakit

3.2 Saran

(31)

DAFTAR PUSTAKA

http://keluargakokoh.com/read/2017/09/26/956/

Arrazi Syah dan Achmad Hidir, jurnal Peranan Ibu Bekerja dalam Peningkatan Pendapatan Keluarga (Studi pada HomeIndustri di Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru)

https://www.researchgate.net/publication/

265194235_MANAJEMEN_SUMBER_DAYA_KELUARGA

Referensi

Dokumen terkait