• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Tentang Kenakalan Remaja Nama (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Tentang Kenakalan Remaja Nama (1)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Tentang Kenakalan Remaja

Nama

: Tobroni

Kelas

: XII IPS 2

Pelajaran

: Pendidikan

Kewarganegaraan

(2)

Makalah Kenakalan Remaja

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat , karunia dan hidayahnya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman. Adapun judul karya tulis ini yakni “Kenakalan Remaja”.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan... 1.2 Tujuan Penulisan... 1.3 Sumber Data... 1.4 Rumusan Masalah...

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kenakalan Remaja... 2.2 Landasan Teori... 2.3 Masa Remaja...

BAB III KENAKALAN REMAJA

A. Pengertian Kenakalan Remaja...

B. Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja...

BAB IV MASALAH-MASALAH REMAJA

A. Penyalahgunaan Obat Bius dan Alkohol...

B. Kehamilan...

C. Masalah Pergaulan Bebas Pria-Wanita...

I. Arti Pergaulan Bebas...

II. Pacaran...

D. Kecanduan Narkotika Pada Remaja...

E. Pornografi...

F. Mencontek...

G. Merokok...

Hal-Hal yang Bisa di Lakukan untuk Mengatasi Kenakalan Remaja... Gambar-Gambar Kenakalan Remaja yang Tidak Patut di Contoh... BAB V PENUTUP

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Tumbuh kembang remaja pada zaman sekarang sudah tidak bisa lagi dibanggakan. Perilaku kenakalan remaja saat ini sulit diatasi. Baru-baru ini sering kita dengar berita ditelevisi maupun radio yang disebabkan oleh kenakalan remaja diantaranya tawuran, pemerkosaan yang dilakukan oleh pelajar, pemakaian narkoba, dan lain-lain.

Kehidupan remaja pada masa kini mulai memprihatinkan. Remaja yang seharusnya menjadi kader-kader penerus bangsa kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan Bangsa dan Negara. Bahkan perilaku mereka cenderung merosot.

Sungguh sangat di sayangkan para remaja saat ini dengan mudah melakukan perubahan social dan budaya dengan mengadopsi budaya luar tanpa adanya filter. Meningkatnya kenakalan remaja saat ini merupakan salah satu dampak dari media informasi yaitu program siaran televisi yang dinilai kurang memberikan nilai edukatif bagi remaja ketimbang nilai amoralnya. Hal ini disebabkan karena industri perfilman kurang memberikan pesan-pesan moral terhadap siaran yang ditampilkan. Dapat diperhatikan dalam berbagai program televisi seperti pada sinetron-sinetron maupun reality show yang banyak menayangkan tentang pergaulan bebas remaja bersifat pornografis, kekerasan, hedonisme dan sebagainya untuk selalu ditampilkan dilayar kaca. Oleh karena program tersebut banyak diminati publik, khususnya remaja. Sehingga dapat memberikan suatu peluang bisnis bagi pihak stasiun TV yaitu misalnya berupa banyaknya iklan yang masuk.Berbagai acara yang menayangkan tentang pergaulan bebas remaja di kota besar yang sarat akan dunia gemerlap (dugem). Seperti tayangan remaja dalam mengonsumsi obat-obatan terlarang, cara berpakaian yang terlalu minim alias kurang bahan / sexy, goyang-goyangan yang sensual para penyanyi dangdut, kisah percintaan remaja hingga menimbulkan seks bebas, ucapan-ucapan kasar dengan memaki-maki atau menghina dan sebagainya. Inilah yang seringkali menjadi contoh tidak baik yang sering mempengaruhi remaja-remaja yang berada di kota maupun di daerah untuk mengikuti perilaku tersebut.

(5)

1. Memahami pengertian kenakalan remaja

2. Mengetahui penyebab kenakalan remaja dan gejala-gejala yang dapat memperlihatkan hal-hal

yang mengarah pada kenakalan remaja serta untuk memahami hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menanggulangi kenakalan remaja.

1.3 Sumber Data

Tinjauan pustaka tentang kenakalan remaja melalui web internet

1.4 Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : “terjadinya pergeseran kepribadian dan kebudayaan di kalangan remaja”

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Konsep Kenakalan Remaja

Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya. Kartini Kartono (1988 : 93) mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut “kenakalan”. Dalam Bakolak inpres no: 6 / 1977 buku pedoman 8, dikatakan bahwa kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku / tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.

Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum ; (2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa. Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan ; (1) kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit (2) kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin (3) kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian.

(7)

yaitu perilaku nakal/jahat yaitu perilaku yang disengaja meninggalkan keresahan pada masyarakat.

1. Keberfungsian sosial

Istilah keberfungsian sosial mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh individu akan kolektivitas seperti keluarga dalam bertingkah laku agar dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupannya serta dapat memenuhi kebutuhannya. Juga dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dianggap penting dan pokok bagi penampilan beberapa peranan sosial tertentu yang harus dilaksanakan oleh setiap individu sebagai konsekuensi dari keanggotaannya dalam masyarakat. Penampilan dianggap efektif diantarannya jika suatu keluarga mampu melaksanakan tugas-tugasnya, menurut (Achlis, 1992) keberfungsian sosial adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas dan peranannya selama berinteraksi dalam situasi social tertentu berupa adanya rintangan dan hambatan dalam mewujudkan nilai dirinnya mencapai kebutuhan hidupnya.

Keberfungsian sosial kelurga mengandung pengertian pertukaran dan kesinambungan, serta adaptasi resprokal antara keluarga dengan anggotannya, dengan lingkungannya, dan dengan tetangganya dll. Kemampuan berfungsi social secara positif dan adaptif bagi sebuah keluarga salah satunnya jika berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan, peranan dan fungsinya terutama dalam sosialisasi terhadap anggota keluarganya.

2.2. Landasan Teori

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.Cultural determinism:

Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri (Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski )

(8)

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, juga segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Sifat hakikat kebudayaan sebagai berikut :

- Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia

- Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan

- Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya

- Kebudayaan mencangkup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan-tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan-tindakan-tindakan yang diizinkan

Kepribadian dan Kebudayaan

Pengertian masyarakat menunjuk pada sejumlah manusia, sedangkan pengertian kebudayaan menunjuk pada pola-pola perilaku yang khas dari masyarakat tersebut. Masyarakat dan kebudayaan sebenarnya merupakan perwujudan atau abstraksi perilaku manusia. Kepribadian menunjukan perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu. Kekuatan kepribadian bukanlah terletak pada jawaban atau tanggapan manusia terhadap suatu keadaan, akan tetapi justru pada kesiapannya di dalam memberikan jawab dan tanggapan.

Menurut Theodore M. Newcomb, yaitu bahwa kepribadian merupakan organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.

2.3. Masa Remaja

(9)

tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut

· Dimensi Biologis

Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu:

1. Follicle-Stimulating Hormone (FSH);

2. Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormone tersebut merangsang

pertumbuhan estrogen dan progesterone dua jenis hormone kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.

· Dimensi Kognitif

(10)

menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri.

· Dimensi Moral

Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanyamengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalahmasalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya “kenyataan” lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya

· Dimensi Psikologis

(11)
(12)

BAB III

KENAKALAN REMAJA

A. Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja (juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan yang melanggar

norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa.

Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH adalah :

1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.

2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.

3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.

B. Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja

Perilaku nakal remaja biasa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun dari luar (eksternal)

1. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang datangnya dari dalam tubuh remaja sendiri. Faktor intern ini jika mendapatkan contoh-contoh yang kurang mendidik dari tayangan televisi akan menimbulkan niat remaja untuk meniru adegan-adegan yang disaksikan pada isi program televisi tersebut. Khususnya menyangkut masalah pergaulan remaja di zaman sekarang yang makin berani mengedepankan nilai-nilai budaya luar yang tidak sesuai dengan adat budaya bangsa. Akhirnya keinginan meniru tersebut dilakukan hanya sekedar rasa iseng untuk mencari sensasi dalam lingkungan pergaulan dimana mereka bergaul tanpa batas dan norma agar dipandang oleh teman-temannya dan masyarakat sebagai remaja yang gaul dan tidak ketinggalan zaman. Timbulnya minat atau kesenangan remaja yang memang gemar menonton acara televisi tersebut dikarenakan kondisi remaja yang masih dalam tahap pubertas. Sehingga rasa ingin tahu untuk mencontoh berbagai tayangan tersebutyang dinilai kurang memberikan nilai moral bagi perkembangan remaja membuat mereka tertarik. Dan keinginan untuk mencari sensasipun timbul dengan meniru tayangan-tayangan tesebut, akibat dari kurangnya pengontrolan diri yang dikarenakan emosi jiwa remaja yang masih labil.

2. Faktor Ekstern

(13)

televisi saat ini yang banyak menampilkan edegan-adegan yang bersifat pornografi, kekerasan, hedonisme dan hal-hal yang menyimpang dari nilai moral dan etika bangsa saat ini. sepertinya media televisi telah memaksa remaja untuk larut dalam cerita-cerita yang mereka tampilkan seolah-olah memang begitulah pergaulan remaja seharusnya saat ini. Yang telah banyak teradopsi oleh nilai-nilai budaya luar yang kurang dapat mereka seleksi mana yang layak dan yang tidak layak untuk ditiru.

3. Kurangnya perhatian dari orang tua dan lingkungan yang memang menyediakan pergaulan

buruk. Maka memberikan dampak buruk pula bagi remaja untuk mudah larut dalam hal-hal negatif. Baik dari tayangan televisi maupun dari pergaulan teman-temannya. Kurangnya perhatian orang tua banyak para remaja mencari perhatian didunia luar. Mereka cenderung melakukan atau mencari kesenangan di lingkungan pergaulannya. Ikut-ikutan dan tak lagi dapat membedakan yang mana baik dan buruk. Rasa takut hilang karena menganggap banyak temannya yang melakukan hal keliru tersebut. Hingga akhirnya ketergantungan dan mereka terus melakukannya berulang kali seperti halnya biasa dan membentuk sebuah budaya yang tak bisa lepas dari hidup mereka. Seperti mengkonsumsi minuman keras, narkoba dan kegiatan lain yang dinilai dapat memberikan kesenangan sesaat. Dan dampak dari kegiatan tersebut akan menciptakan orang-orang yang hedonis.

BAB IV

MASALAH-MASALAH REMAJA

(14)

Pengalaman di rumah dan di sekolah sebelum remaja, berperan penting dalam menentukan remaja sebagai individu. Demikian juga pengalaman di SMP dan SMA berperan penting dalam membantu siswa-siswa melalui masa-masa sulit untuk sebagian besar mereka.

Hampir sebagian besar anak remaja mengalami suatu konflik emosi (Blos, 1989). Untuk sebagian besar remaja, kekacauan emosi dapat ditangani dengan sukses, tetapi untuk beberapa remaja lari pada obat bius atau bunuh diri.

Kenakalan Remaja

Satu dari masalah yang paling serius dari remaja adalah remaja nakal atau

delinquent, dan kebanyakan laki-laki. Remaja nakal biasanya berprestasi rendah. Biasanya mereka didukung oleh kelompoknya. Sebab-sebab terjadinya anak nakal atau juvenile delinquency pada umumnya adalah sebab yang kompleks, yang berarti suatu sebab dapat menimbulkan sebab yang lain. Para peneliti melihat banyak kemungkinan penyebab kenakalan remaja. Sedangkan para ahli sosiologi berpendapat bahwa kenakalan remaja adalah suatu penyesuaian diri, yaitu respons yang dipelajari terhadap situasi lingkungan yang tidak cocok atau lingkungan yang memusuhinya. Hasil penelitian Robbin (1986) berpendapat, kenakalan remaja akibat adanya masalah neurobiological, sehingga menimbulkan genetik yang tidak normal. Ahli lain berpendapat kenakalan remaja merupakan produk dari konstitusi defektif mental dan emosi-emosi mental. Mental dan emosi anak remaja belum matang, masih labil, dan rusak akibat proses condition sering lingkungan yang buruk.

A. Penyalahgunaan Obat Bius dan Alkohol

Penyalahgunaan obat bius dan alkohol bertambah secara dramatis akhir-akhir tahun ini. Beberapa dari siswa-siswa SMA, terutama di kota-kota besar, menggunakan mariyuana dan minum-minuman keras (bahkan sudah merambat ke desa-desa). Obat bius yang juga disebut sebagai drugs. Drugs terdiri dari hard drugs dan soft drugs. Obat keras (hard drugs) bisa mempengaruhi saraf dan jiwa si penderita secara cepat.

(15)

Banyak remaja yang memakai narkoba karena mula-mula iseng, rasa ingin tahu, atau sekadar ikut-ikutan teman. Ada juga remaja yang menggunakan narkoba karena didorong oleh nafsu mendapatkan status sosial yang tinggi, ingin pengakuan atas egonya, serta untuk menjaga gengsi. Beberapa kelompok anak remaja lain menggunakan narkoba karena ingin lari dan kesulitan hidup dan konflik-konflik batin. Anak remaja merasa menjadi “orang super” jika bisa merokok dan diberi ganja dan diselingi minuman keras atau minum Wie Seng, semacam arak keras yang berkadar alkohol yang sangat tinggi. Segala kesulitan hidup, kesulitan di sekolah, di rumah bisa hilang lenyap diganti dengan rasa nikmat (teler) walaupun sesaat.

Usaha sekolah atau guru untuk menolong remaja yang terlibat dalam narkoba ini adalah mula-mula mencari sumber penyebab remaja menggunakan narkoba, sehingga guru dapat menanggulangi dan sumber tersebut. Usaha lain adalah melakukan tindakan preventif yang lebih praktis dan segera dapat dilakukan. Langkah-langkah yang dapat diambil misalnya melalui lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

B. Kehamilan

Kehamilan dan melahirkan anak bertambah di antara beberapa kelompok gadis remaja, terutama pada masyarakat yang kurang mampu. Jika laki-laki remaja sering bertingkah laku sebagai anak nakal untuk mencoba membuktikan kemandirian mereka dan kontrol orang dewasa, demikian juga bagi gadis remaja. Mereka membuktikannya dalam bentuk seks dan di banyak kasus dengan mempunyai anak, sehingga memaksa dunia melihat mereka sebagai orang dewasa. Sejak melahirkan anak, gadis remaja menjadi sulit untuk melanjutkan sekolah atau mencari pekerjaan. Oleh karena itu, peranan sekolah dalam membantu gadis yang mengalami “kecelakaan” sangat dibutuhkan. Sebaiknya, sekolah tidak mengeluarkan remaja yang hamil di luar nikah. Biarlah mereka tetap diperbolehkan meneruskan sekolah mereka sampai lulus sehingga memudahkan dia mencari pekerjaan.

C. Masalah Pergaulan Bebas Pria-Wanita I. Arti pergaulan bebas

(16)

Mereka baru berkenalan sesudah lamaran diterima. Belum dipersoalkan pihak manakah yang melamar, pihak pangerankah atau pihak puterikah. Pernikahan merupakan suatu hasil perundingan antara negara dan keluarga raja yang bersangkutan.

Hal yang sama juga terlihat di benua belahan Timur. Contoh-contoh yang tak terhingga banyaknya dapat kita ambil dari sejarah negeri kita sendiri. Bahkan bila ingatan orangtua masih dapat meraih jauh ke riwayat nenek moyang mereka, pastilah hal yang sama akan ditemukan pula, yakni pria dan wanita belum saling mengenal sebelum pernikahan atau persetujuan keluarga tercapai dan mereka memasuki hidup pernikahan.

Memang, dari macam-macam contoh dan perbandingan zaman tadi dapatlah dikatakan bahwa “lain dulu lain sekarang”. Karena perbedaan yang terdapat antara zaman ke zaman, maka persoalan yang dihadapi juga lain.

Dahulu tidak ada psikolog di sekolah, yang harus menyelesaikan persoalan pribadi murid-murid sekolah rendah, menengah dan atas atau di Perguruan Tinggi. Bahkan sekolah-sekolah hanya menerima murid pria. Kesempatan bersekolah bagi anak wanita belum banyak dinikmati di beberapa negara di Asia.

Syukurlah Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang telah menjadi pelopor agar kesempatan memperoleh pendidikan dan kepandaian di sekolah terbuka bagi anak wanita dan anak pria.

Berkat tokoh emansipasi wanita R.A. Kartini dan para ibu lainnya yang telah memperjuangkan nasib wanita, pria dan wanita memperoleh kesempatan pendidikan yang sama. Dengan diperolehnya hak atas kesempatan pendidikan dan bersekolah yang sama antara pria dan wanita, tentunya mudah terjalin pergaulan bebas antara pria dan wanita. Kaum wanita tidak lagi dipingit, tidak lagi memperoleh pelajaran dan pengajaran yang terbatas di rumah sendiri. Kaum wanita tua dan muda dapat meninggalkan rumali untuk menuntut ilmu di sekolali dilain kota bahkan di luar negeri tanpa pengawasan langsung orangtua yang bersangkutan.

Dengan adanya kesempatan bersekolah yang sama, maka pria dan wanita dapat bertemu muka dengan bebas. Mereka dapat berdiskusi, membicarakan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah. Persoalan-persoalan yang dibicarakan tentunya tidak selalu hanya berkisar mengenai pelajaran dan pendidikan di sekolah. Hidup seseorang juga meliputi segi-segi lain di samping pendidikan. Segi-segi kellidupan lainnya sering Pula menyebabkan timbulnya persoalan-persoalan yang lalu dibicarakan bersama.

(17)

kesempatan bermain mereka akan berkumpul dan bergaul dengan teman-teman yang selalu sama. Sewaktu mereka masih kecil tidak terlihat perbedaan yang jelas antara anak pria dan wanita. Mereka berkumpul dengan teman yang cocok tanpa mempedulikan jenis, pria atau wanita.

Pada suatu saat terlihat selanjutnya bahwa pengelompokkan lebih banyak terjadi antar anak-anak sejenis. Anak wanita lebih senang bergaul dan menceritakan isi hatinya pada teman wanita, dan sebayanya anak pria mulai kesal bermain dengan anak wanita, karena mereka lebih senang bermain yang kasar. Mereka tidak senang kelembutan dan kehalusan anak wanita. Apalagi anak wanita sulit membendung mengalirnya air mata sehingga sering dicemooh oleh teman pria.

Meskipun saat itu pergaulan antar pria dan wanita diperbolehkan akan tetapi mereka sendiri membatasi teman-teman sepergaulannya dengan yang sejenis saja. Pergaulan dengan jenis yang berlawanan menimbulkan perasaan tidak senang, tidak tenteram dan canggung. Sebaliknya teman-teman sejenis mem-berikan rasa senang yang justru dicarinya dan hanya dapat di-peroleh dari teman-teman yang sama, pria atau wanita.

Baru pada masa berikutnya timbul keinginan bergaul secara lebih bebas, bergaul dengan teman-teman pria maupun teman wanita. Rasa ingin tahu muda-mudi juga terarah pada rasa ingin tahu akan teman-teman dari jenis yang lain. Ingin tahu ini tertampung dalam pergaulan bebas. Dalam pergaulan bebas, kaum muda-mudi dapat saling cari tahu mengenai sifat dan kepribadian teman-temannya. Dari keanekaan teman yang diperolehnya melalui pergaulan bebas ia mendapatkan pengetahuan yang luas mengenai sifat-sifat khusus wanita dan pria maupun ciri-ciri khas maing-masing. Apakah pergaulan yang bebas dapat diartikan pergaulan yang bebas dari segala-galanya. Pergaulan yang bebas tanpa memperhatikan nilai-nilai moral dan sosial ? Manusia adalah makhluk sosial yang bertanggung jawab. Manusia sebagai makhluk sosial yang bertanggung jawab tidak mungkin hidup bebas dari segala-galanya. Manusia memang bisa hidup bebas dari belenggu penindasan, bebas dari ketakutan, bebas dari pengejaran, bebas dari penderitaan fisik maupun psikis. Akan tetapi manusia tidak bisa hidup terlepas dari hubungannya, baik langsung maupun tidak langsung, dari individu-individu lainnya. Manusia tidak bisa hidup wajar tanpa tanggung jawab.

Manusia dapat bergaul bebas akan tetapi dalam suatu ke-terikatan sosial. Manusia hidup dalam keterikatan tanggung-jawab atas kesejahteraan sosial. Juga pemuda-pemudi dapat bergaul dengan bebas, tetapi tidak boleh mengabaikan tanggungjawab sosial.

(18)

1) Tanggung jawab atas kesejahteraan sesama manusia. 2) Menghormati hak-hak dan harga diri wanita dan pria.

3) Berpegang teguh pada norma sosial, nilai-nilai moral dan tata susila, dan norma hukum. Pergaulan bebas antara pria dan wanita dapat menjadi pergaulan yang tidak bebas lagi. Pada suatu saat pergaulannya menyempit dan hanya meliputi dua orang saja, seorang pemuda dan seorang pemudi. Pergaulan bebas berarti pergaulan yang luas antara banyak pemuda dan pemudi. Tidak terlalu menekankan pengelompokkan yang kompak antara dua orang saja, akan tetapi antara banyak muda-mudi. Pergaulan yang sudah terbatas antara dua muda-mudi akan berarti adanya suatu kekhususan, sehingga orang mengatakan bahwa kedua muda mudi ini berpacaran.

Mengenali Gejolak Remaja.

Menasihati remaja tidak semudah menasihati anak-anak. Mereka bukan lagi anak TK atau SD yang bisa duduk manis ketika orang tua berbicara. Usia remaja, yang dimulai sekitar 14 tahun, adalah usia di mana manusia mengalami begitu banvak perubahan baik pada organ tubuhnva maupun pada aspek psikologisnya. Mereka yang awalnva anak-anak, kemudian masuk periode puber, disusul ke periode sclanjutnya, di mana hormon sangat memengaruhi fisik dan psikisnya, cenderung mengalami beragam gejolak temperamen.

Kenakalan Remaja

Ada yang saat anak-anak pendiam, mendadak menjadi cerewet dan pandai bergaul ketika remaja. Atau kebalikannya, berubah jadi pendiam dan pemalu, padahal waktu anak-anak dulu is sangat pandai bergaul. Kenapa bisa begitu? Sebab memang scjak usia puber, seorang anak akan terus mengalami perubahan karakter. Kondisi ini memhuat orang tua agak kehingungan menghadapinva sebab sifat mereka berubah-ubah sesuai mood.

Mencoba menasihati mereka artinya mesti pandai-pandai membaca “medan perang”, mengatur strategi agar tidak terjadi kesalahpahaman. Sebab, kalau sudah salah paham, bukannva komunikasi yang baik yang terjalin melainkan pertengkaran. Lebih baik kita tnengenali dulu seperti apa perilaku anak remaja yang berusia serba nanggung ini: dibilang anak-anak, sudah tidak pantas, dibilang dewasa pun belum.

Remaja awal ini biasanya akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

(19)

Akibat gejolak hormon, mereka semakin merasakan rangsangan nafsu seks. Ada dua jenis respon, yaitu menjadi sangat reaktif, atau justru malu, dan menyembunyikannya. Baru mendengar cerita sedikit menyerempet ke arah seks saja, sudah heboh dan penasaran sekali. Sebagian remaja justru sudah sangat male sekali ketika bertatapan dengan lawan jenis.Tiap anak memiliki respon berbeda-beda, juga berubah-ubah. Di usia ini, libido mereka juga bergejolak, mudah terangsang oleh sedikit saja hal-hal berbau seks. Inilah mengapa orang tua perk memberi dasar moral, etika, dan agama, sebab tanpa dasar itu anak cenderung mudah tergoda. Orientasi seks mulai terbentuk. Jika tak diarahkan dengan benar oleh orang tua, dapat terjadi kasus di mana anak menjadi gay atau lesbian, bahkan biseks.

Mempermasalahkan penampilan

Akibat perubahan fisik itu, remaja belia ini jadi posing dengan penampilannya. Ada yang berusaha menutupi perubahan-perubahan tadi, ada juga yang justru ingin me-nonjolkannya karena bangga dan merasa berbeda dengan teman lain yang belum mengalami. Maka jangan heran kalau mereka jadi sangat peduli pada penampilan, berlama-lama di depan cermin, mengunci diri di kamar, rajin ke salon, dan berbelanja baju-baju modis.

II. Pacaran

Bila kita melihat pertumbuhan fisik muda-mudi, maka kita mendapat kesan bahwa mereka mengalami pertumbuhan tinggi badan yang hebat. Muda-mudi, tidak hanya menyamai tinggi badan orangtua mereka, bahkan melebihinya. Kaum remaja secara badani sudah kelihatan dewasa dan ingin menyamai per-buatan-perbuatan orang dewasa. Juga pengaruh bacaan, maja-lah, buku roman dan film menyebabkan muda-mudi meniru cara-cara tingkah laku dan komunikasi yang dapat mereka tiru dengan mudah. Yang paling mudah ditiru justru “permainan cinta” yang banyak di ambil sebagai inti daripada film. Puncak peniruan ini terlihat dalam pergaulan antar muda-mudi yakni pacaran.

Sering timbul pertanyaan, bail: pada orangtua maupun pada putera-puterinya, apakah pacaran itu dapat dibenarkan atau tidak. Pertanyaan ini memang sulit dijawab. Dalam menjawab pertanyaan ini selalu harus dipertimbangkan beberapa faktor :

a) Umur Para muda-mudi yang terlibat dalam pacaran. b) Sifat pacaran.

c) Tingkat derajat pacaran.

a. Umur

(20)

mempertimbangkan dengan baik sifat dan tingkat pacaran dalam hubungannya dengan batas-batas kesopanan. Makin muda usianya, makin sulit mempertimbangkan batas-batas-batas-batas kesopanan dan pembagian waktu. Sering terlihat murid-murid S.M.P. sudah mulai bergaul terlalu rapat dengan seorang kawan lain jenis. Ia juga bergaul terlalu dekat dengan teman sejenis. Pergaulan yang terlalu dekat dengan lawan jenisnya dan pertemuan yang terlalu sering dengan teman sejenisnya, mengobrol dan bermain musik tanpa batas waktu, akhirnya menye-babkan prestasi di sekolah menurun. Rapor dengan angka-angka merah menyebabkan “pergaulan anak” atau “pacaran” yang disalahkan.

Dari contoh ini jelaslah bahwa umur. yang terlalu muda menyebabkan para muda-mudi kurang mampu dalam membatasi kesenangan diri, kurang dapat membatasi diri dalam pembagian waktu belajar dan rekreasi. Mereka lebih mengutamakan rekreasi dan berkumpul dengan kawan-kawannya, akhirnya tugas belajar terdesak dan kurang mendapat perhatian. Pemuda-pemudi yang sudah lebih dewasa dan masih belum belajar membatasi diri dengan pembagian waktu yang ketat akan mengalami kegagalan di sekolah. Dengan demikian umur yang memberi kematangan untuk bisa mempertimbangkan sesuatu, harus disertai pendisiplinan diri dalam hal waktu belajar, bekerja dan rekreasi serta dalam pembagian yang tepat antara tugas dan pergaulan.

c. Tingkat pacaran

Bila selanjutnya perasaan yang mulai timbul dengan pacaran diumpamakan dengan muatan listrik, maka jarak antara kedua individu yang sedang mengalaminya akan menentukan tingkat pacaran itu. Makin dekat, makin besar kemungkinan persentuhan yang dapat menimbulkan “kortsluiting” ataupun aliran listrik yang memberi percikan bunga-api cinta.

Sama halnya dengan “kortsluiting” pada listrik, maka aliran tersebut bisa bermanfaat dan memberi daya kekuatan akan tetapi dapat juga membawa bahaya kebakaran yang merusak, bila tidak dipersiapkan dan disalurkan dengan baik.

(21)

pacaran kewaspadaan harus diperketat dan iman harus diperkuat demi menjauhkan diri dari godaan dan gangguan yang mudah timbul dan demi tercapainya cita-cita yang mulia.

D. Kecanduan Narkotika Pada Remaja

Bukan sebuah rahasia jika kecanduan narkotika adalah penyakit yang mengerikan, apalagi ketika remaja telah kecanduan narkotika, maka ini merupakan hal yang lebih serius. Narkotika mempengaruhi tubuh remaja dengan cara yang berbeda-beda. Jika remaja telah kecanduan narkotika, maka akan lebih susah untuk mempertahankan gaya hidup bersih dan sadar saat mereka bertambah tua.

Anak-anak telah tersentuh narkotika dalam usia yang semakin dini. Penelitian menunjukkan bahwa saat anak-anak memasuki kelas 8, hampir 35 persen telah mencoba narkotika. Jumlah para remaja yang kecanduan narkotika adalah 20 persen dan itu adalah jumlah yang terlalu besar !

Para remaja lebih rentan kecanduan narkotika karena kondisi hidup mereka. Banyak remaja kewalahan menghadapi masalah hidupnya sehari-hari. Banyak remaja memiliki rasa percaya diri yang rendah, merasa cemas, ketidakmampuan untuk mengungkapkan perasaan, dan kurang dapat mengendalikan hidup mereka. Semua hal itu sangat berkonstribusi terhadap penggunaan narkotika dan akhirnya membuat mereka kecanduan narkotika.

Narkotika membunuh rasa sakit kehidupan duniawi. Narkotika menghilangkan sakit fisik dan emosional dengan merubah persepsi pecandu terhadap kenyataan. Narkotika membuat pecandu kebal terhadap rasa sakit, keputus-asaan atau kesepian yang mereka rasakan di kehidupan.

Berikut ini adalah tanda-tanda umum remaja anda kecanduan narkotika:

· Perubahan dramatis terhadap sikap dan perilaku

· Muram, mata berkaca-kaca

· Sering merasa kelelahan

· Kegagalan di sekolah

· Berbohong atau mencuri

· Mengisolasi diri atau kehilangan minat untuk beraktivitas

(22)

dan katakan terus terang tentang kekhawatiran anda. Coba berpikiran terbuka tentang apa yang mereka katakan pada anda dan bersimpati terhadap pendapat mereka tentang masalahnya.

Katakan pada remaja anda tentang apa yang anda rasakan tentang ketergantungan obat mereka. Anda mungkin khawatir, takut, dan menjadi takut tentang apa yang bakal terjadi pada mereka. Cobalah untuk tidak menghakimi dan marah: karena hal ini akan membuat mereka menutup diri. Anda juga bisa berbicara tentang pengamatan atau pengalaman yang anda miliki tentang narkotika. Saat anda mungkin merasa ragu melakukan hal ini, ini akan membuat anda lebih manusiawi di mata remaja anda.

Seringkali orang-orang terdekat dengan anak remaja anda (dalam hal ini adalah anda) lebih mudah mengingkari bahwa anak remaja mereka mempunyai masalah dengan narkotika. Namun ketika hal ini menyangkut tentang ketergantungan narkotika pada anak remaja, anda tidak dapat melakukan ini. Sangatlah penting untuk menolong mereka secepat mungkin. Jangan menyerah dan berkecil hati jika usaha awal anda gagal. Pada akhirnya anda akan dapat melaluinya dan kemudian anda dan anak remaja anda bisa berusaha memulai untuk melawan ketergantungan obat bersama-sama.

E. PORNOGRAFI

Rasa ingin tahu ditambah besarnya gairah syahwat pada masa remaja membuat banyak remaja (terutama laki-laki) terperosok ke maksiat satu ini. Banyak media yang memuat pornografi. Mulai dari poster, majalah, buku, sampai VCD. Bahkan majalah Playboy yang udah masyhur kepornoannya pun udah masuk ke Indonesia setelah majalah porno lainnya eksis di negeri ini.

Menahan pandangan dari lawan jenis termasuk juga nggak liat hal-hal yang porno semacam ini. Pornografi juga memancing kejahatan seperti pelecehan seksual dan pemerkosaan. Berapa banyak kasus perkosaan berawal dari nonton VCD porno.

Alhamdulillah, nilai-nilai syariat Islam udah mulai ditegakkan di negeri kita. Setelah Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi disahkan, kita nggak aman dari tuntutan hukum dunia dalam masalah ini. Kalo ketauan liat atau bawa barang-barang berbau porno, kamu bisa dipenjara atau kena denda. Selain itu, kamu masih harus menghadapi tuntutan hukum akherat kalo nggak tobat.

F. MENCONTEK

(23)

Hasil yang kamu peroleh mungkin memang seperti yang kamu harapkan. Tapi betulkah demikian kemampuanmu? Ingatlah, pertanggungjawaban nggak cuma didepan guru saja. Di akherat nanti, penipuan yang kamu lakukan tersebut juga harus kamu pertanggungjawabkan.

G. MEROKOK

“Nggak jantan kalo nggak merokok!” Remaja pria kalo udah diberi cap seperti ini biasanya keder juga. Lalu, ikut-ikutan lah ia merokok. Padahal, yang jantan adalah yang nggak merokok; sendirian tanpa rokok aja udah berani menghadapi masalah hidup. Kenyataannya, rokok memang bisa menjadi pelarian orang-orang pengecut yang nggak berani menghadapi hidup.

Rokok seluruhnya mengandung racun. Bisa jadi ia malah lebih berbahaya daripada khamr. Alloh melarang kita membinasakan diri kita sendiri. Kalo begitu, menghisap rokok juga diharamkan.

Rokok juga merupakan pintu untuk merasakan hal-hal haram lainnya. Pecandu rokok bisa-bisa tertarik untuk mencampurkan ganja di rokoknya. Ganja mempunyai efek memabukkan, jadi tentu saja ganja adalah barang haram. Kalo udah kenal rokok-dan ganja-nggak lama kemudian para remaja akan mencoba obat-obat penenang. Nggak ketinggalan juga miras. Seringkali pecandu semua itu berawal dari merokok.

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja.

1. Kegagalan yang mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi

dengan prinsip keteladana.

2. Adanya motifasi dari keluarga , guru , teman sebaya untuk melakukan point pertama.

3. Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang

harmonis , komunikatif , dan nyaman bagi remaja.

4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua member arahan

dengan siapa dan dikomunitas mana remaja harus bergaul.

5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau

(24)

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

a. Pada dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari

norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya.

b. Kenakalan remaja pada zaman sekarang ini disebabkan oleh beberapa factor. Perilaku nakal

remaja disebabkan oleh factor remaja itu sendiri (internal) maupun factor dari luar (eksternal).

c. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah

melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.

d. Adanya motivasi dari keluarga , guru , teman sebaya merupakan hal-hal yang bisa dilakukan

untuk mengatasi kenakalan remaja.

e. Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya anak tersebut menyendiri. Anak yang

demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi.

B. SARAN

a. Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di

Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

http://helda.info/2009/06/kenakalan-remaja/

http://pusatremaja.com/2008/01/15/kenakalan-remaja/

http://yoyooh.com/original-post/yo-ori-remaja/90-kenakalan-remaja.html http://www.scribd.com/doc/12007831/KENAKALAN-REMAJA

http://www.anneahira.com/narkoba/index.htm http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?

option=com_content&view=article&id=60:pkni4209-kriminologi-dan-kenakalan-remaja&catid=30:fkip&Itemid=75

http://zonaclassic.blogspot.com/2008/04/dampak-siaran-tv-terhadap-kenakalan.html http://psikonseling.blogspot.com/2010/02/pengertian-kenakalan-remaja.html

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASHa7c5.dir/doc.pdf http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=12915

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengakomodir rasa ingin tahu anak yang tinggi, e-book dilengkapi dengan fitur interaktif yang akan membawa anak memperoleh pemahaman atas konsep keselamatan

Oleh karena itu, mudah timbul rasa takut di kalangan orangtua dan guru, bahwa pendidikan yang menyentuh isu perkembangan organ reproduksi dan fungsinya justru

Latar belakang: Remaja yang mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan pengetahuan yang minim membuat remaja tidak bisa memilah-milih informasi mana yang baik dan mana yang