• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN

KERANGKA PEMIKIRAN

Tinjauan Pustaka

Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan

Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

Tanaman jagung dikenal di Indonesia sejak 400 tahun yang lalu, didatangkan oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentra produsen jagung paling luas di Indonesia, antara lain adalah provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Lampung dan Jawa Barat. Areal pertanaman jagung sekarang sudah terdapat di seluruh provinsi di Indonesia (Rukmana, 2008).

Menurut Purwono dan Hartono (2011) secara umum klasifikasi dan sistematika tanaman jagung sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup) Kelas : Monocotyledone (berkeping satu) Ordo : Graminae (rumput-rumputan) Famili : Graminaceae

Genus : Zea

(2)

Tanaman jagung termasuk jenis tanaman semusim (annual). Susunan tubuh (morfologi) tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga, dan buah. Perakaran tanaman jagung terdiri atas empat macam akar , yaitu akar utama, akar cabang, akar lateral, dan akar rambut (Rukmana, 2008).

Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang akan berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60-300cm (Purwono dan Hartono, 2011).

Struktur daun jagung terdiri atas tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Jumlah daun tiap tanaman pohon bervariasi antara 8-48 helai. Ukuran daun berbeda-beda, yaitu panjang antara 30cm-150cm dan lebar mencapai 15cm (Rukmana, 2008).

Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda. Bunga jantan terdapat di ujung batang. Adapun bunga betina terdapat di ketiak daun ke-6 dan ke-8 dari bunga jantan (Purwono dan Hartono, 2011).

Biji jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji, endosperm, dan embrio (Rukmana, 2008).

(3)

keasaman tanah yang paling baik untuk tanaman jagung adalah pH 6,8 (Rukmana, 2008).

Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung yaitu daerah beriklim sedang hingga beriklim subtropis/tropis basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 50°LU-40°LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200mm/ bulan selama masa perumbuhan. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk pertumbuhan terbaiknya antara 27-32°C. Pada Proses perkecambahan benih, jagung memerlukan suhu sekitar 30°C (Purwono dan Hartono, 2011).

Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1.000-1800mdpl. Daerah dengan ketinggian antara 0-600mdpl merupakan ketinggian yang optimum bagi pertumbuhan tanaman jagung (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

(4)

Manfaat penggunaan benih unggul jagung bersertifikat adalah menghemat jumlah pemakaian benih persatuan luas areal, pertumbuhan tanaman relatif seragam, tingkat kemasukan merata sehingga dapat mengurangi besarnya kehilangan atau susut hasil, menjamin peningkatan hasil secara optimal, dan meningkatkan pendapatan usahatani (Rukmana, 2008).

Agar hasil panen maksimal, diperlukan teknik pengolahan lahan sebelum ditanami. Pengolahan lahan diawali dengan pembersihan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya, kegiatan dilanjutkan dengan persiapan lahan yang diantaranya pembajakan agar diperoleh tanah yang gembur, untuk tanah yang keras perlu dibajak sedalam 30cm sedangkan tanah yang lunak cukup 15-20cm. Setelah diolah, setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran sekitar 25-30cm dengan kedalaman 30cm. Pada lahan dengan pH kurang dari 5, harus diberi kapur, jumlah kapur yang diberikan berkisar antara 1-3 ton per-hektar (Purwono dan Hartono, 2011).

(5)

teratur atau jarak tanam yang teratur dalam alur sehingga memungkinkan penyiangan mekanis dua arah (Tim Karya Tani Mandii, 2010).

Pemeliharaan tanaman jagung di lapangan meliputi kegiatan pokok seperti, penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam dengan cara mengganti benih yang tidak tumbuh atau tumbuh abnormal. Selain penyulaman ada pengairan yang biasanya dilakukan 1-2 kali seminggu atau tergantung pada keadaan air tanah. Penjarangan tanaman dengan mencabut tanaman yang tumbuh kurang baik, untuk disisakan 1-2 tanaman paling baik perlubang tanam, waktu penjarangan dilakukan 2-3 minggu setelah tanam atau bersama-sama saat penyiangan. Penyiangan dilakukan pada tanaman jagung yang berumur ± 15 hari setelah tanaman atau pertumbuhan tanaman mencapai setinggi lutut (Rukmana, 2008).

Selama pertumbuhan, tanaman jagung membutuhkan ketersediaan unsur hara yang memadai. Untuk memenuhinya dilakukan pemupukan, jenis dan dosis pupuk harus mengacu pada hasil analisis tanah ataupun tanaman di labratorium (Rukmana, 2008).

Banyak macam hama yang dapat menggagalkan panen jagung. Bagian-bagian tanaman yang sering diserang pun sangat bervariasi. Ada hama yang menyukai daun yang masih muda, pucuk daun, pangkal batang, dan akar tanaman. Hampir semua bagian tanaman jagung dapat menjadi sasaran serangan hama. Jadi, mencegah ataupun memberantasnya merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam membudidayakan tanaman jagung (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

(6)

juga dapat dibedakan dalam empat tingkat : masak susu, masak lunak, masak tua, dan masak kering/masak mati. Ciri jagung yang siap di panen adalah : umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam, jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga, biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas (Tim Karya Tani Mandiri, 2011).

Landasan Teori

Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efesian bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input) (Soekartawi, 2003).

Produksi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Dengan demikian, kegiatan produksi tersebut adalah mengkombinasikan berbagai masukan untuk menghasilkan keluaran (Anonimus, 2010).

(7)

TP Y (Produksi)

MP Max

konstan, produk akan meningkat di atas suatu titik tertentu, tetapi peningkatan output tersebut cenderung mengecil. Hal ini dapat di lihat dari gambar berikut:

I II III

Increasing Rasional Decrasing

X (Input Produksi)

Gambar1. Kurva Law Diminishing Return

Berdasarkan gambar di atas dapat ditemukan tahapan (stages) produksi , I, II dan III. Tahap I merupakan tahapan yg tidak rasional, karena setiap penambahan input menaikan produksi lebih besar dari penambahan input itu sendiri yang masih memungkinkan peningkatan total produksi dengan menaikan variabel input. Tahap ini berada di antara titik 0 sampai perpotongan antara marginal product dengan average product yang sering di sebut tahap increasing. Tahap II menunjukan penambahan input meningkatkan total produksi. Tahap ini berada dari titik MP = AP sampai pada maksimum total product. Pada tahap ini akan dicapai keuntungan maksimum, daerah ini disebut daerah yang paling rasional. Tahap III merupakan tahapan dimana penambahan variabel input justru menurunkan total produksi. Tahap ini dimulai dari total product yang menurun dan marginal product yang negative (Bilas, 1994).

(8)

Secara produktivitas dapat dinyatakan sebagai rasio antara keluaran terhadap sumber daya yang dipakai. Bila dalam rasio tersebut masukan yang dipakai untuk menghasilkan keluaran dihitung seluruhnya, disebut sebagai produktivitas total, tetapi bila yang dihitung sebagai masukan hanya faktor tertentu saja disebut sebagai produktivitas parsial yang dapat dituliskan dalam bentuk tabulasi sederhana yaitu :

Produktivitas = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 (𝒕𝒐𝒏)

𝑳𝒖𝒂𝒔𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏 (𝒉𝒂)

(Hernanto, 1996).

Produksi hasil komoditas pertanian sering disebut korbanan produksi karena faktor produksi tersebut dikorbankan untuk mengasilkan komoditas pertanian, untuk menghasilkan suatu produk diperlukan hubungan antara faktor produksi dan komoditas, hubungan antara input dan output disebut dengan factor relationship (FR). Secara Sistematik dapat ditulis dengan analisis fungsi Coob-Douglas. Fungsi Coob-Douglas adalah salah satu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel (variabel bebas dan variabel tidak bebas) misalnya faktor produksi antara lain, luas lahan (𝒙𝟏), bibit (𝒙𝟐), jumlah pupuk (𝒙𝟑), obat-obatan (𝒙𝟒), tenaga kerja(𝒙𝟓), secara matematis, pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :

Y =

𝜷

𝟎.

.

𝑿

𝟏𝜷𝟏

.

𝑿

𝟐𝜷𝟐

.

𝑿

𝟑𝜷𝟑

.

𝑿

𝟒𝜷𝟒

.

𝑿

𝟓𝜷𝟓

(9)

linear) yang kemudian dianalisis dengan metode kuadrat kecil (ordinnary least square) dengan bentuk matematis :

Y = Ln𝜷𝟎+ 𝑿𝟏𝑳𝒏𝜷𝟏+ 𝑿𝟐𝑳𝒏𝜷𝟐+𝑿𝟑𝑳𝒏𝜷𝟑+ 𝑿𝟒𝑳𝒏𝜷𝟒+𝑿𝟓𝑳𝒏𝜷𝟓+𝒆

Dimana :

Y = Produksi

𝜷𝟎 = Konstanta

𝜷𝟏…𝜷𝟓 = Koefisien regresi terhadap X

𝑿𝟏 = Lahan Pertanian

𝑿𝟐 = Pupuk

𝑿𝟑 = Obat-Obatan

𝑿𝟒 = Bibit

𝑿𝟓 = Tenaga Kerja

Berdasarkan persamaan maka dapat dilihat bahwa besar kecilnya produksi sangat tergantung dari peranan 𝑿𝟏 sampai dengan 𝑿𝟓 dan faktor-faktor lain yang tidak ada dalam persamaan (Daniel, 2002).

Fungsi Biaya banyak digunakan dalam mengukur apakah varietas baru yang terbukti telah mampu meningkatkan produksi, juga disebabkan oleh biaya produksi yanng tinggi atau tidak. Jadi problemnya terletak pada bagaimana biaya kecil, produksi tetap diperoleh dalam jumlah yang tinggi (Soekartawi, 2003).

(10)

besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi komoditas pertanian yang diperoleh, untuk menghitung total biaya dapat dirumuskan sebagai berikut:

TC = FC + VC Keterangan :

TC = Total Cost

FC = Fixed Cost VC = Varible Cost (Rohim dan Hastuti,2007).

Analisis pendapatan terhadap usahatani penting dalam kaitannya dengan tujuan yang hendak akan dicapai oleh setiap usahatani dengan berbagai pertimbangan dan motivasinya. Analisis pendapatan pada dasarnya memerlukan dua keterangan pokok yaitu : (a) Keadaan Penerimaan dan (b) keadaan pengeluaran (biaya produksi) selama jangka waktu tertentu (Hernanto, 1996).

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya (pengeluaran). Dimana pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :

Y = TR TC

Keterangan : Y = Income

(11)

Fungsi Pendapatan Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara input dan output serta mengukur pengaruh dari berbagai perubahan harga dari input terhadap produksi. Fungsi Keuntungan Regresi Linier Berganda merupakan cara yang banyak peminatnya karena dianggap bahwa petani atau pengusaha mempunyai sifat memaksimumkan keuntungan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Secara matematis Fungsi Pendapatan Regresi Linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut

Y = 𝜷𝟎+ 𝑿𝟏𝜷𝟏+ 𝑿𝟐𝜷𝟐+𝑿𝟑𝜷𝟑+ 𝑿𝟒𝜷𝟒+𝑿𝟓𝜷𝟓+𝒆

Dimana :

Y = Pendapatan

𝜷𝟎 = Konstanta

𝜷𝟏…𝜷𝟓 = Koefisien regresi terhadap X

𝑿𝟏 = Biaya Lahan Pertanian

𝑿𝟐 = Biaya Pupuk

𝑿𝟑 = Biaya Obat-Obatan

𝑿𝟒 = Biaya Bibit

𝑿𝟓 = Biaya Tenaga Kerja

(Rahim dan Hastuti, 2007).

(12)

disertai dengan kenaikan penawaran yang sebanding tidak akan menyebabkan perubahan harga, tetapi hanya akan menyebabkan perubahan jumlah barang. Kenaikan permintaan disertai dengan dengan penurunan penawaran yang sebanding, tidak akan menyebabkan perubahan kuantitas keseimbangan, tetapi hanya akan menyebabkan perubahan harga (Joesron dan Fathorrozii, 2002).

Untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan, jumlah tenaga kerja, penduduk, harga dll) dilakukan dengan analisa data berkala untuk memungkinkan mengetahui perkembanganya. Salah satu model yang digunakan untuk mengetahui perkembangan harga dengan menggunakan regresi Model Trend Linier (metode kuadrat kecil) dengan persamaan sebagai berikut :

Y = a + bX Dimana :

Y = Data berkala (time series data) X = Waktu (triwulan)

a = Konstanta

b = Koefisien

(Supranto, 1990).

(13)

Pemasaran komoditas pertanian merupakan kegiatan atau proses pengaliran komoditas pertanian dari produsen sampai ke konsumen atau pedagang perantara berdasarkan pendekatan sistem pemasaran, kegunaan pemasaran, dan fungsi-fungsi pemasaran (Rahim dan Hastuti, 2007).

Semakin panjang saluran pemasaran maka sistem pemasaran semakin tidak efisien. Tidak efisienya pemasaran akan berdampak buruk kepada petani karena berpengaruh terhadap pendapatan petani dimana harga yang diterima petani akan berbeda jauh dengan harga yang diberikan oleh konsumen. Harga yang diberikan konsumen semakin tinggi mengakibatkan permintaan semakin menurun. Harga dari petani juga menurun sehingga pendapatan petani menurun. Sistem tata niaga dianggap efisien apabila memenuhi dua syarat (1) mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya (2) Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan tata niaga barang-barang itu (Mubyarto, 1994).

Penentuan efisiensi dapat juga dilihat dengan membandingkan antara besarnya keuntungan (profit) petani produsen dan seluruh middleman yang terlibat dengan seluruh ongkos tata niaga yang dikeluarkan oleh middleman dan biaya produksi serta ongkos pemasaran yang dikeluarkan oleh petani produsen. Metode ini di dekati dengan model :

E =

𝑱𝒍+𝑱𝒑

(14)

Keterangan : E = Efisiensi

Jl = Keuntungan Lembaga Tata Niaga Jp = Keuntungan Produsen

Ot = Ongkos Tata Niaga

Op = Ongkos Produksi dan Pemasaran yang Dikeluarkan oleh Petani Produsen Dimana jika :

E > 1 = efisien E <1 = tidak efisien (Sihombing, 2010).

Besarnya biaya pemasaran berbeda satu sama lainnya tergantung pada hal berikut: 1. Macam komoditas yang dipasarkan

2. Lokasi atau daerah pemasaran 3. Macam dan peranan lembaga niaga.

Secara teoritis dapat dikatakan bahwa semakin pendek rantai tata niaga maka biaya tata niaga semakin rendah, margin tata niaga semakin rendah, harga yang dibayarkan konsumen semakin rendah, harga yang diterima produsen semakin tinggi (Daniel, 2002).

Kerangka Pemikiran

(15)

murah dari pada jagung lokal yang mengakibatkan kerugian pada petani jagung lokal.

Dari adanya usahatani jagung maka dihasilkan produksi jagung, produksi jagung di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas lahan, bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja. Hasil produksi jagung dijual kepada pedagang pengumpul. Harga penjualan dikali dengan hasil produksi disebut penerimaan petani.

Penggunaan input produksi menimbulkan biaya, biaya-biaya inilah yang disebut dengan biaya produksi yang terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya produksi dipengaruhi oleh harga dari faktor produksi seperti biaya lahan, biaya obat-obatan, biaya pupuk, biaya tenaga kerja, dan biaya bibit. Pendapatan petani dihasilkan dari seluruh penerimaan dikurang biaya produksi.

(16)

Faktor-Faktor yang

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan dengan skema kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan : : Menyatakan ada hubungan

(17)

Hipotesis Penelitian

1. Produktivitas jagung di daerah penelitian tergolong tinggi dan faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat produksi jagung adalah tenaga kerja, bibit, pupuk dan obat-obatan.

2. Struktur biaya produksi usahatani jagung di daerah penelitian didominasi oleh komponen biaya saprodi tanaman (biaya pupuk, biaya bibit, biaya pestisida).

3. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan usahatani jagung adalah biaya lahan, biaya bibit, biaya obat-obatan, dan biaya pupuk.

Gambar

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Unjuk kerja dari ATS &amp; AMF Berbasis PLC Omron Sysmac Cpm2a sebagai alat back up daya apabila ada PLN padam adalah dengan relai-relai detektor yang dipasang disetiap phase

Penambahan kalsium laktat terhadap sereal sarapan beras hitam pisang kepok merah berpengaruh nyata terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik sereal sarapan

Kendala langkah- langkah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran IPA Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti laksanakan, dalam langkah- langkah

Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa rasionalitas penggunaan antibiotik sesudah pelatihan meningkat dibandingkan sebelum pelatihan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak

Kelebihan atau keunggulan yang dimaksud yakni aplikasi ini bersifat mobile sehingga penggunaannya lebih portable karena bisa digunakan pada smartphone Android, serta

a) Nyala (flame)adalah proses pembakaran yang digambarkan sebagai suatu proses terbakarnya gas yang terurai dipermukaan. Proses dekomposisi thermal yang terjadi pada komposit

Kesimpulan penelitian ini adalah: 1 Implementasi pendidikan agama Islam PAI berwawasan multikultural di SMAN 8 Malang, dilakukan melalui 2 tahap, yaitu: a Kegiatan pembelajaran