• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUPERVISI DAN EVALUASI PROGRAM. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SUPERVISI DAN EVALUASI PROGRAM. docx"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI SUPERVISI DAN PROGRAM

Evaluasi membutuhkan perhatian di dalam dunia pendidikan. Dari pemerintahan ke atas hingga ke bawah, semua menemukan meningkatnya permintaan untuk evaluasi. Kebanyakan tekanan dari evaluasi muncul dari keinginan untuk menemukan apa yang salah tentang sekolah itu, mengapa hasil belajar menurun, mengapa sekolah terlihat tidak efektif dan lain-lain. Proses supervisi apakah dilakukan oleh supervisor atau kepala sekolah, tak terhindar melibatkan evaluasi. Di dalam pelaksanaan pencapaian tujuan dengan tepat, bagaimanapun beberapa perbedaan dibutuhkan.

Level/tingkat

an Contoh Tipe Evaluasi Tujuan

Federal Head Start Norma statistik tes

rujukan Laporan kepada kongres dan pegawai federal Negara Pendidikan

lapangan pekerjaan

Pengamat statistik Laporan kepada legislatif Negara dan pegawai

kelompok pengontrol Pengukuran efek-efek program

Agen

criteria tes rujukan. Untuk menilai keefektifanprogram mereka dibandingkan dengan sistem sekolah lain yang menggunakan

(2)

respon-Gambar 1. Evaluasi program menurut skala

Proses supervisoran bisa dilatih pada level manapun pada supervisor dengan latihan terbaik. Ketika proses supervisoran sebaiknya dipisahkan dari evaluasi supervisor oleh seorang evaluation expert, ini bukan berarti supervisor tidak mengevaluasi. Pengevaluasian mereka tidak sebagai orang luar tapi sebagai orang dalam yang bekerja dengan memberikan instruksi/programnya.

Peran administrator, supervisor, dan evaluation experts dalam evaluasi program

Who Administrator Supervisor Evaluation Experts

Doe

 Membantu pelaksana-pelaksana program menilai berbagai efek

program pada

penerima (siswa)

 Menjelajahi bentuk-bentuk alternatif dari pelaksanaan program.

 Kumpulkan data pada program  Menjelaskan secara

objektif  Penempatan

pendekatan-pendekatan alternative

(3)

Mencari keefektifan

maksimal untuk meningkatkan belajar siswa

materi sumber belajar, aktivitas guru dan belajar siswa.

Untuk memperbaiki keefektifan program, keefektifan guru dan belajar siswa

 Untuk membuat hubungan antara program dan hasil  Untuk menyediakan

landasan untuk member keterangan keputusan-keputusan terkait program

Gambar 2 Peran administrator, supervisor, dan evaluation experts dalam evaluasi program

Aktivitas evaluasi supervisory dilatih dengan dan untuk guru-guru, untuk tujuan program dan perbaikan instruksional dan untuk tambahan belajar siswa; itu lebih dilatih dengan soft technology daripada hard technology. Siapa, untuk siapa, bagaimana dan mengapa, perbedaan ini dibuat untuk mengklarifkasi dengan lebih tepat bagaimana supervisi dapat melibatkan evaluasi program dan untuk membedakan supervisi dari aspek formal evaluasi program dengan yang bukan anggota supervisor.

AKTIVITAS EVALUASI

Bloom dan asosiasi-asosiasi membagi evaluasi dalam tiga tipe: Evaluasi diagnostik, evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi diagnostik adalah erat kaitannya dengan evaluasi formatif dan sumatif, tapi dibedakan tujuan-tujuannya. Evaluasi ini digunakan untuk menempatkan siswa yang tepat. Dilevel instruksi yang terbaik yang sesuai dengan tingkah laku dan keahlian-keahlian untuk memutuskan sebab-sebab atau keadaan-keadaan dibalik keadaan yang biasa. Evaluasi diagnostik biasanya menggunakan beberapa test yang distandarisasi dan dikenal atau tes-tes yang berisikan kognitif, afektif, fsik, psikologi dan faktor lingkungan siswa. Dengan informasi seperti ini memfokuskan seberapa baik pemuda memfungsikan perkembangan dirinya.

EVALUASI FORMATIF

(4)

untuk particular kegiatan siswa, kegiatan lain dari guru dan penggunaan formatif pengujian untuk keduanya. Tergantung pada situasi, supervisor mungkin pada tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan evaluasi, tapi mereka pasti akan diharapkan untuk memantau dalam beberapa mode efektiftas kegiatan evaluasi ini.

Supervisor dan Evaluasi Formatif

Dari penjelasan diatas, peran supervisor adalah bahwa pemantauan jenis dan efektivitas kegiatan evaluasi formatif yang terjadi dikelas paling penting menjaga dalam pikiran bahwa jenis evaluasi dimaksudkan untuk meningkatkan pembelajaran siswa, serta efektivitas pembelajaran guru dan program kurikulum, supervisor dapat membantu guru dan siswa. Tinggal pada target dalam upaya evaluasi mereka.

Selanjutnya, supervisor harus memiliki cukup waktu untuk kegiatan evaluasi itu sendiri untuk memahami nilai-nilai yang dibawa kedalam pembelajaran oleh jenis dan gaya dari prosedur evaluasi yang digunakan guru. Dikatakan, evaluasi adalah proses untuk menempatkan nilai dan makna pada tindakan, hal-hal, jawaban, atau pertanyaan. Di balik setiap kegiatan evaluasi ada berbagai macam asumsi yang memiliki konten nilai. Asumsi ini biasanya belum teruji atau masih dipertanyakan.

Kunkei dan Tucker mengusulkan ada lima kriteria supervisor dan evaluator yang mungkin dapat mengevaluasi kualitas kegiatan evaluasi mereka. Kriteria ini dikembangkan sebagai bagian dari model berbasis persepsi evaluasi, bahkan tanpa dasar model yang mendukung teori pengetahuan yang diatasnya, kami yakin kriteria ini dapat diterapkan untuk evaluasi mutu dalam skema evaluasi. Kualitas 1 : Holisme. evaluasi harus menghindari distorsi dari total realitas yang

sedang dievaluasi oleh penekanan berlebihan pada kuantifkasi atau hanya beberapa variabel. Akhirya kedua bentuk statistik dan eksistensi inferensi harus digunakan.

Kualitas 2 :Bermanfaat terhadap program perbaikan . Ini merupakan kunci untuk evaluasi formatif, dan apa yang membedakannya dari evaluasi sumatif, yaitu terdapat pada tujuan utamanya dari evaluasi formatif adalah untuk pertumbuhan, perbaikan,peningkatan efektivitas, bukan untuk peringkat, menilai, mengkategorikan, dan mengkritik.

(5)

positivisme atau redukonisme mekanistik). Realitas yang dievaluasi harus dijelaskan oleh kedua metodelogi empiris dan intuitif, kualitas dari fenomena serta sifat kuantitatif layak mendapatkan perhatian. Kualitas 4 : Kritikan Evaluasi, proses evaluasi memerlukan dialog antara

evaluator dengan orang yang akan dievaluasi di mana teori dan metodologi evaluator adalah terbuka untuk dipertanyakan. Dari asumsi postur elitis, evaluator harus memasukkan tempat dengan mengevaluasi persepsi, dibahas dan disimpulkan. Evaluator harus mudah menerima kritikan sebagai evaluasi.

Kualitas 5 :Visi masa depan. Karena tujuan evaluasi adalah peningkatan program perilaku yang sedang dievaluasi, evaluator harus mampu dan bersedia untuk mengungkapkan pandangannya tentang konteks masa depan dimana program atau perilaku ditingkatkan, hal itu akan berfungsi lebih baik, dengan cara ini evaluasi dipandang sebagai dinamis, kreatif, dan terbuka untuk masa depan. Karena pada kenyataannya bahwa kegiatan penting yang membuat sistem tindakan dalam proses pembaharuan diri.

Kriteria ini dijelaskan dalam penerapan supervisi klinis. Pada saat ini supervisor mempunyai kesadaraan atas perlunya menghargai akan nilai-nilai yang tertanam dalam skema evaluasi. Dalam proses evaluasi formatif kemungkinan untuk mencapai penilaian holistik guru, belajar siswa dan program. Ketika salah satu berubah ke evaluasi sumatif, bagaimanapun supervisor-supervisor akan menghadapi kesulitan untuk mencegah penggunaan nilai khusus.

EVALUASI SUMATIF

(6)

Ketika siswa melaksanakan evaluasi sumatif, maka supervisor dapat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, pembelajaran guru yang terjadi melalui evaluasi sumatif misalnya mendorong siswa untuk melibatkan diri dalam evaluasi sumatif, dan bertujuan untuk meninjau siswa dalam hal-hal signifkan apa saja yang telah siswa pelajari di kursus. Beberapa guru akan menetapkan tugas akhir siswa, bahkan dalam tinjauan kelas, kursus lebih terstruktur. Sebelum ujian akhir dilaksanakan para siswa dapat memperdalam banyak hal dari apa yang telah mereka pelajari. Sering diberikan kesempatan untuk meninjau kembali sintesis baru dari pembelajaran, didiskusikan dalam evaluasi sumatif tentang hasil tes yang digunakan dalam evaluasi sumatif. Guru berkesempaan untuk menjelaskan evaluasi formatif sebelum siswa melanjutkannya.

Ketika mempertimbangkan laporan hasil evaluasi sumatif, diharapkan dapat menerapkan lima kriteria yang telah dijelaskan. Sebelumnya ada banyak alasan mengapa evaluasi sumatif jauh lebih lengkap daripada lima kriteria di atas. Tujuan utama melaporkan hasil dari evaluasi sumatif, pada kesimpulan dari program atau rentang waktu tertentu. Orang yang membaca laporan evaluasi sumatif diantaranya pembimbing, kepala sekolah, orang tua, petugas administrasi perguruan tinggi, karyawan, pejabat perizinan negara, dan sebagainya. Pada umumnya dalam pencarian laporan singkat menggunakan simbol yang diketahui dari sebuah hasil yang terukur, pada hakikatnya perluasan laporan yang diperhitungkan mencapai lima kriteria diatas. Pertama, guru mendapatkan beban berat untuk menyiapkan portofolio yang luas untuk setiap siswa-siswa mereka. Lembaga-lembaga penerima hasil harus menambah ekstra karyawan mereka untuk membaca laporan-laporan kode mereka. Iklim politik dan hukum disekitar sistem informasi dan penggunaannya. Hasil yang lebih luas dari prestasi siswa akan membuka sebuah masalah kotak pandora. Hasil evaluasi sumatif holistik akan diinginkan untuk variasi yang dimaksud, perkembangan pada arena ini tidak praktis dan berbelit-belit.

(7)

Baru-baru ini, sekolah dimintai pertanggungjawaban oleh dinas, negara, badan-badan pemerintah pusat, guru, supervisor, kepala sekolah dam supervisor yang berada dibawah tingkat. Tekanan untuk bertanggung jawab kepada diri sendiri dan kepada supervisor. Ada anggapan apabila siswa mendapat nilai yang rendah, jatuh dalam bidang pelajaran maka kesalahan dialamatkan kepada pihak sekolah.

Bahkan jika sebagian besar sekolah yang disalahkan maka tanpa bukti yang jelas yang dipermasalahkan adalah metodelogi pelaporan dan evaluasi yang digunakan tidak memiliki akuntabilitas. Pertama, masalah akuntabilitas akan menjadi masalah yang besar. Akan muncul anggapan bahwa evaluasi, interpretasi dan laporan sekolah tidak sesuai dengan kedaan sebenarnya.

Kedua, akuntabilitas nilai pembelajaran cenderung berdasarkan pada perhitungan kuantitatif yang mengacu pada teori belajar behavioristik. Supervisor harus memiliki kompetensi dan menguasai sistem dari suatu sekolah. Mereka hendaknya menggunakan kewenangan dan keahliannya bersama dengan supervisor lainnya dan guru untuk menghasilkan perencanaan yang bagus untuk mencapai akuntabilitas yang ditinjau dari dimensi belajar dan pengajaran. Jika supervisor dan guru memenuhi akuntabilitas tersebut maka akan meningkatkan kualitas sekolah, program sekolah yang baik, dan adanya keleluasan dalam pembelajaran di kelas antara siswa dan guru.

Terakhir, supervisor dan guru (mungkin juga melibatkan siswa) akan bekerjasama dalam kegiatan evaluasi sumatif pada akhir pembelajaran. Mereka tidak hanya mengevaluasi belajar siswa tetapi juga mengevaluasi keseluruhan hasil belajar siswa selama belajar melalui evaluasi formatif. Selama evaluasi sumatif berlangsung kita dapat melihat manfaat dari lima kriteria evaluasi yang baik.

Evaluasi Supervisi dan Program

Jenis evaluasi

Berdasarkan fungsi :

(8)

2. Formatif : umpan balik kepada siswa dan guru pada siswa maju melalui penempatan. Lokasi kesalahan dalam hal struktur penempatan dapat dirumuskan.

3. Summative : umpan balik kepada siswa dan guru pada siswa maju melalui penempatan. Lokasi kesalahan dalam hal struktur penempatan dapat dirumuskan.

Berdasarkan waktu

1. Diagnostic : untuk penempatan pada awal penempatan, semester atau tahun kerja selama diperlukan.

2. Formatif : selama pembelajaran

3. Summative : pada akhir unit, semester atau tahun kerjasama Berdasarkan penekanan dalam evaluasi

1. Diagnostic : kognitif, afektif, psikomotorik perilaku, fsik, psikologis dan faktor lingkungan

2. Formatif : perilaku kognitif

3. Summative : perilaku kognitif umumnya tergantung pada materi pelajaran, kadang-kadang psikomotorik, perilku kadang-kadang afektif.

Berdasarkan jenis instrumentasi

1. Diagnostic : formatif instrument dan summative untuk hadir, tes prestasi standar, tes diagnostic standar, membuat instrument guru observasi dan check list

2. Formatif : dirancang khusus instrument formatif 3. Summative : ujian akhir atau summative

Guru format evaluasi kegiatan : evaluasi kurikulum yang diajarkan

(9)

mencoba dengan seluruh kelas, dan mencari celah dan ruang kosong, sehingga siswa dapat bergerak maju dari satu hal ke hal lainnya. Setelah guru memperoleh rasa percaya diri, maka ia akan jauh lebih mungkin untuk melaksanakan kegiatan mengoreksi diri sendiri seperti mandiri.

Dalam hal ini, penggunaan pengujian formatif dapat menjadi sumber data utama umpan balik yang akan membuka masalah yang dialami para guru dan siswa. Lebih sering diadakan kuis dan tes, mengulas materi. Apabila tes dan kuis dilaksanakan secara rutin, dapat merubah proses belajar menjadi sangat efektif. Ada ketertarikan tinggi karena siswa yang ada dikelas semua terlibat, ditinjau dari kuis atau tes, siswa memiliki kesempatan membuat kesalahan dalam mengerjakan tes, guru memberikan petunjuk jawaban kepada siswa yang gagal mencapai hasil baik. Akan ada masalah jika jawaban siswa tidak diperbaiki dengan diadakan remedial akan lebih tepat untuk memberikan informasi lain dan mencetaknya seperti inti dari materi pelajaran.

Dan supervisor dapat membantu guru mendapatkan jauh lebih baik jarak tempuh instruksional dari tes dan kuis mereka. Alih-alih menjadi sesuatu yang diluar instruksi, jenis evaluasi formatif dapat menjadi alat reguler intruksi. Hanya dengan cara ini dapat penguji kembali ke tempat yang tepat sebagai bantuan untuk instruksi daripada menjadi momok mendominasi baik untuk instruksi dan motivasi siswa.

(10)

Gambar

Gambar 2 Peran administrator, supervisor, dan evaluation experts dalam

Referensi

Dokumen terkait