• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES KERJA SUATU proses PROJEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROSES KERJA SUATU proses PROJEK"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

B-02

[ PROSES KERJA

SUATU PROJEK ]

Proses kerja suatu projek penting untuk dijelaskan di depan, karena semua model pembangunan mengacu pada proses ini. Secara sederhana proses kerja suatu projek dapat diurutkankan di bawah ini :

1. Mendesain.

2. Mengurus perijinan.

3. Melakukan pekerjaan konstruksi. 4. Serah terima pekerjaan.

Berikut adalah paparan setiap langkah pekerjaan di dalam mengerjakan suatu projek.

1. Mendesain

Berbagai hal yang termasuk di dalam lingkup kerja mendesain adalah :

a. Melakukan survey lapangan.

b. Melakukan survey ke Dinas Tata Kota, apakah peruntukan lahan yang akan digunakan sesuai atau tidak dengan fungsi bangunan yang akan didirikan, termasuk bagaimana statusnya.

c. Membuat konsep.

d. Membuat desain awal (preliminary design).

e. Melakukan pengembangan desain (design development).

f. Membuat gambar kerja (shop drawing).

g. M e m b u a t d o k u m e n k o n s t r u k s i l e n g k a p (construction document). Bila diperlukan, dibuat pula dokumen untuk tender (bid document).

2. Mengurus perijinan

Berbagai hal yang termasuk di dalam lingkup kerja mengurus perijinan adalah :

(2)

gambar-B-03 B-04 gambar yang dibutuhkan, kepada Instansi

Pemerintah terkait, untuk projek-projek sederhana dapat mengurusnya di tingkat Kecamatan (pada saat ini pada Dinas P2B, Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan). Untuk kasus tertentu dibutuhkan ijin tertulis dari Rukun Tetangga atau Rukun Warga di mana lokasi projek terdapat. b. Melakukan proses administratif.

c. Melakukan revisi, bila diperlukan. d. Menerima hasil perijinan.

3. Melakukan pekerjaan konstruksi

Berbagai hal yang termasuk di dalam lingkup kerja melakukan pekerjaan konstruksi adalah :

a. Memasang papan projek. Hal ini untuk memberikan informasi projek beserta nomor Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang telah diterima b. Membangun bedeng kerja (biasanya tidak

diperlukan untuk pekerjaan renovasi dengan atap bangunan yang masih utuh).

c. Memperbaiki kontur lahan.

d. Memasang bowplank, yang berfungsi sebagai acuan dimensi ruang.

e. Membangun pondasi dan sloof.

f. Menyiapkan saluran-saluran bawah permukaan tanah (plumbing).

g. Menyiapkan septic-tank dan sumur resapan. h. Memasang kolom-kolom.

i. Memasang dinding.

j. Memasang ring-balk, semacam balok atas untuk menopang struktur atap.

k. Memasang kuda-kuda atap dan penutup atap. l. Memasang kosen, beserta daun-daun pintu dan

jendela.

m. Memasang instalasi listrik. n. Memasang plafond. o. Memasang lantai.

p. Memasang armatur lampu dan stop kontak. q. Memasang perlengkapan pintu dan jendela.

r. Memasang perlengkapan sanitasi (kloset, wastafel dan sebagainya).

s. Melakukan pekerjaan finishing (meni, cat, poles dan sebagainya).

t. Membersihkan lokasi projek dari puing-puing dan sampah kerja.

4. Serah terima pekerjaan

Berbagai hal yang termasuk di dalam lingkup kerja serah terima pekerjaan adalah :

a. Pengecekan hasil pekerjaan sesuai dengan persetujuan bersama atau dengan acuan Rencana Kerja dan Syarat (RKS).

Referensi

Dokumen terkait

mendamaikan kedua belah pihak dengan cara mempertemukan para pihak untuk mediasi. Ketua Pengadilan Agama Rengat Bapak Drs. Muhdi Kholil, SH., M.A., M.M juga menyampaikan

pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa peran Agama dalam Antropologi sebagai panduan untuk membimbing manusia untuk memiliki moral dan perilaku sesuai dengan

Menurut Manuaba (2008; h.389) disebutkan perdarahan terjadi karena gangguan hormon, gangguan kehamilan, gangguan KB, penyakit kandungan dan keganasan genetalia. 55)

Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas

Aturan-aturan telah menjadi landasan bagi KJRI Davao City dalam mengeluarkan kebijakan dan upaya-upaya untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat keturunan Indonesia di

Dalam kedudukannya sebagai pengelola barang, dan dihubungkan dengan amanat pasal 6 ayat (2) Undang-undang nomor 17 tahun 2003, Gubernur juga berwenang mengajukan usul untuk

Dalam Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2011 Kota Bandung menyatakan bahwa yang tidak termasuk objek Pajak Reklame adalah penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio,