• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (1)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PENGEMBANGAN SISTEM

Kelompok 8

Nama anggota:

Iga Selvi Yani Syah Putri (14059011)

Ilham Maulana (14059012)

Indah Triandini Alwi (14059013)

Muria Wahyuni (14059018)

Inggridas Famella (14059036)

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Data Base Management System ini. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Rahmiati S.E, M.Sc selaku dosen pembimbing mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan paper ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 27 April 2017 Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... ...

DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN...

A. Latar Belakang...

B. Rumusan Masalah...

C. Tujuan...

BAB II PEMBAHASAN... ...

A. Pendekatan Sistem...

B. Siklus Hidup Pengembangan Sistem...

C. SLDC Tradisional...

D. Prototyping...…….

E. Pengembangan aplikasi lebih cepat...………

F. Pengembangan berfase...

G. Desain Ulang Proses Bisnis... H. Manajemen Proyek... I. Mengestimasi biaya proyek...

BAB III PENUTUP

A. Simpulan………...

B. Saran………

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Baik manajer maupun para pengembang sistem dapat menerapkan pendekatan sistem ketika memecahklan masalah. Pendekatan sistem terdiri atas tiga tahapan kerja : pesiapan, definisi, dan solusi. Didalam setiap tahapan terdapat urut-urutan langkah. Ketika diterapkan pada masalah pengembangan sistem, pendekatan sistem ini disebut siklus hidup pengembangan sistem (system development lifa cycle -SDLC). Pendekatan SDLC tradisional terdiri atas lima tahap yang terjadi satu demi satu. Prototyping adalah penyempurnaan dari pendekatan tradisional.

Pendekatan ini menyadari ada nya keuntungan dari meminta permohonan umpan balik dari pengguna berulang kali dan meresponnya dengan perbaikan sistem dan tetap meneruskan siklus sampai sistem memenuhi kebutuhan para pengguna. Satu pendekatan SDLC yang saat ini sangat populer adalah pengembangan berfase ( phase development). Pendekatan ini didasarkan atas pemikiran bahwa suatu proyek akan dibagi menjadi modul-modul, dan analisis, perancang, dan pekerjaan-pekerjaan konstruksi awal yang ditujukan untuk setiap modul.

(5)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pendekatan sistem sebagai kerangka kerja dasar pemecahan masalah?

2. bagaimana cara menenangkan pendekatan sistem untuk memecahkan masalah-masalah sistem?

3. Bagaimana Memahami bahwa siklus hidup pengembangan sistem ( system development life cycle SDLC) merupakan sebuah metodologi suatu cara yang direkomendasikan untuk mengembangkan sistem?

4. bagaimana proyek-proyek pengembangan sistem dikelola dengan cara dari atas kebawah?

5. Apa yang dimaksud dengan proses-proses dasar pengestimasian biaya proyek

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengenal pendekatan sistem sebagai kerangka kerja dasar pemecahan segala jenis masalah.

2. Mengetahui bagaimana cara menenangkan pendekatan sistem untuk memecahkan masalah-masalah sistem.

3. Memahami bahwa siklus hidup pengembangan sistem ( system development life cycle SDLC) merupakan sebuah metodologi suatu cara yang direkomendasikan untuk mengembangkan sistem

4. Memahami bagaimana proyek-proyek pengembangan sistem dikelola dengan cara dari atas kebawah

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENDEKATAN SISTEM

Menurut john dewey (1990) mengidentifikasi tiga rangkaian pertimbangan yang terlibat dalam pemecahan sebuah konversi secara memadai :

1. Mengenali kontroversi

2. Mempertimbangkan klaim-klaim alternatif 3. Membentuk satu pertimbangan

Dewey tidak mempergunakan istilah pendekatan sistem, namun ia menyadari adanya sifat berurutandari pemecahan masalah mengidentifikasi suatu masalah, mempertimbangkan berbagai cara untuk memecahkannya, dan terakhir memilih solusi yang terlihat paling baik.

Ilmuwan manajemen dan spesialis informasi merekomendasikan kerangka kerja dikenal sebagai pendekatan sistem (system approach) yaitu serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa suatu masalah telah dipahami, solusi-solusi alternatif telah dipertimbangkan, dan bahwa solusi yang dipilih berhasil.

1. URUT-URUTAN LANGKAH

Meskipun banyak uraian mengenai pendekatan sistem mengikuti pola dasar yang sama, namun jumlah langkahnya dapat bervariasi. Kita menggunaka 10 langkah, yang dikelompokkan menjadi tiga tahapan yaitu :

· LANGKAH 1 –MELIHAT PERUSAHAAN SEBAGAI SUATU SISTEM Anda harus dapat memandang perusahaan anda sebagai suatu sistem. Hal ini dapat terlaksana dengan mempergunakan model sistem umum.

· LANGKAH 2 –MENGENAL SISTEM LINGKUNGAN

Hubungan perusahaan atau organisasi dengan lingkungannya juga merupakan suatu hal yang penting.

(7)

Subsistem utama perusahaan dapat mengambil beberapa bentuk, bentuk termudah yang dapat dilihat manajer adalah area-area bisnis.Manajer juga dapat melihat tingkat-tingkat manajemen sebagai subsistem.

2. UPAYA DEFINISI

Upaya definisi biasanya dirangsang oleh suatu pemisu masalah(problem tringger) yaitu suatu sinyal yang menandakan bahwa keadaan berjalan lebih baik atau lebih bururk dari yang telah direncanakan.sinyal itu dapat berasal dari dalam perusahaan atau lingkungannya dan akan mengawali suatu proses pemecahan masalah. Gejala (symptom) adalah suatu kondisi yang ditimbulkan oleh masalah dan biasanya lebih jelas dari pada akar masalah tersebut.sebagai contoh, suatu gejala dapat berupa penjualan yang rendah yang tercermin dalam suatu sistem pelaporan penjualan.

Masalah adalah suatu kondisi atau kejadian yang merugikan atau berpotensi merugikan atau menguntungkan bagi perusahaan. Manajer atau seseorang didalam unit manajer mengidentifikasikan masalah atau gejalanya. Setelah masalah teridentifikasi, manajer dapat menghubungi seseorang analisis sistem untuk membantunya dalammemahami masalah. Upaya definisi terdiri dari dua langkah yaitu,

1. Melanjutkan dari satu sistem ketingkat subsistem

2. Menganalisis bagian-bagian sistem dalam suatu urut-urutan tertentu.

· LANGKAH 4 –MELANJUTKAN DARI TINGKAT SISTEM KETINGKAT SUBSISTEM

Ketika manajer mencoba untuk memahami masalah, analisis akan memulai pada sistem yang menjadi tanggung jawab manajer tersebut. Sistem ini dapat berupa perusahaan atau salah satu unitnya.

· LANGKAH 5 –MENGANALISIS BAGIAN-BAGIAN SISTEM DALAM URUT-URUTAN TERTENTU

(8)

UNSUR 1 –MENGEVALUASI STANDAR

Standar kinerja bagi suatu sistem biasanya dinyatakan dalam bentuk rencana, anggaran, dan kuota.

UNSUR 2 –MEMBANDINGKAN OUTPUT SISTEM DENGAN STANDAR Setelah manajer merasa puas dengan standar-standarnya, mereka lalu mengevaluasi output sistem dengan membandingkannya pada standar.

UNSUR 3 –MENGVALUASI MANAJEMEN

Diberikan suatu penilaian kritis atas manajemen dan struktur organisasi sistem.

UNSUR 4 –MENGEVALUASI PROSESOR INFORMASI

Ada kemungkinan terdapat tim manajemen yang baik, namun tim tersebut tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan.jika kasusnya seperti ini , kebutuhan harus diidentifikasi dan sistem informasi yang memadai harus dirancang dan diimplementasikan.

UNSUR 5 –MENGEVALUASI INPUT DAN SUMBER DAYA INPUT

Ketika analisi pada sistem ditingkat ini telah tercapai, sistem konseptual tidak lagi menjadi masalah, dan masalah terdapat sistem fisik.

UNSUR 6 –MENGEVALUASI PROSES TRANSFORMASI

Prosedur-prosedur dan praktik-praktik yang tidak efisien dapat menimbulkan kesulitan dalam mengubah input menjadi output.

UNSUR 7 –MENGVALUASI SUMBER DAYA OUTPUT

(9)

3. UPAYA SOLUSI

Upaya solusi melibatkan suatu pertimbangan atas alternatif-alternatif yang layak, pemilihan alternatif terbaik, dan implementasinya. Jangan lupa untuk menindaklanjuti implementasi untuk memastikan bahwa solusi tersebut efektif.

· LANGAKH 6 –MENGIDENTIFIKASIKAN SOLUSI-SOLUSI ALTERNATIF

Manajer mengidentifikasikan cara-cara yang berbeda untuk memecahkan masalah yang sama. sebagai contoh, asumsikan bahwa masalahnya adalah sebuah komputer yang tidak dapat menangani peningkatan volume aktivitas perusahaan

· LANGKAH 7 –MENGEVALUASI SOLUSI-SOLUSI ALTERNATIF Semua alternatif harus dievaluasi dengan menggunakan kriteria evaluasi yanng sama, yang mengukur seberapa baik satu alternatif akan memecahkan masalah. · LANGKAH 8 –MEMILIH SOLUSI YANG TERBAIK

Setelah mengevaluasi alternatif-alternatif, kita harus memilih alternatif yang terbaik. Henry mintzberg, seorang teoretikus manajemen, mengidentifikasi tiga cara yang dilakukan manajer dalam memilih alternatif yang terbaik.

1) Analisis –suatu evaluasi sistematis ats pilihan-pilihan, dengan mempertimbangkan konsekuensinya pada sasaran organisasi. Contohnya adalah presentasi yang diberikan oleh tim pengembang kepada steering commitee SIM, memberikan keuntungan dan kerugian dari semua pilihan.

2) PERTIMBANGAN –proses mental dari seorang manajer. Contoh, seorang manajer produksi akan menerapkan pengalaman dan intuisinya dalam mengevaluasi tata ruang sebuah pabrik baru yang diusulkan oleh suatu model matematis.

3) TAWAR-MENAWAR -Negoisasi diantara bebrapa manajer. Contoh , tawar-menawar yang terjadi diantara para anggota komite eksekutif sehubungan dengan sistem manajemen basis data mana yang akan digunakan.

(10)

Masalah tidak akan terpecahkan hanya dengan memilih solusi yang terbaik. Kita perlu mengimplementasikan solusi terbaik. Dalam contoh, perlu dilakukan pemasangan peralatan komputasi yang dibutuhkan.

· LANGKAH 10 –MENINDAKLANJUTI UNTUK MEMASTIKAN KEEFEKTIFAN SOLUSI

Manajer dan para pengembang hendaknya tetap mengawasi situasi untuk memastikan bahwa solusi yang dipilih telah mencapai hasil yang direncanakan.

B. SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM

Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah suatu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu, pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam memecahkan segala jenis masalah. Siklus hidup pengembangan sistem (systems development cycle -SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.

C. SDLC TRADISIONAL

Terdapat beberapa tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan dalam urut-urutan tertentu jika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar. Tahapan-tahapan tersebut adalah :

· Perencanaan · Analisis · Desain · Implementasi · Penggunaan

(11)

sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach). Aktivitas ini memiliki aliran satu arah menuju kepenyelesaian proyek.

D. PROTOTYPING

Prototype adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses prototype ini disebut prototyping. Dasar pemikiran adalah membuat prototipe secepat mungkin, bahkan dalam waktu semalam, lalu memperoleh umpan balik dari pengguna yang akan memungkinkan prototipe tersebut diperbaiki kembali dengan sangat cepat.

1. JENIS-JEINIS PROTOTIPE Terdapat dua jenis prototipe yaitu:

· Prototipe evolusioner (evolutionary prototype)

Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Jadi, satu prototipe akan menjadi sistem aktual.

· Prototipe persyaratan (requirements prototype)

Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu menggungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan.

Pengembangan Prototipe Evolusioner menunjukkan ada 4 langkah dalam pembuatan suatu Prototipe Evolusiner :

· Mengindefinisikasi Kebutuhan Pengguna

Pengembangan mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.

· Membuat Satu Prototipe

Pengembangan mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe.

· Menentukan Apakah Prototype Dapat Diterima

Pengembangan mendemonstrasikan prototype kapada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan.

· Menggunakan prototipe

prototipe menjadi sistem produksi.

(12)

· Membuat kode sistem yang baru

Pengembangan menggunakan prototype sebagai dasar untuk pengkodean sistem baru.

· Menguji sistem baru Pengembang menguji system.

· Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima

Penggunaan memberitahukan kepada pengembang apakah sistem dapat diterima. · Membuat sistem baru menjadi sistem produksi

pendekatan ini diikuti prototipe ditujukan hanya untuk memiliki penampilan dari suatu sistem produksi.

2. DAYA TARIK PROTOTYPING

Pengguna maupun pengembang menyukai prototyping karena alasan-alasan di bawah ini:

· Membaiknya komunikasi antara pengembang dari pengguna.

· Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna.

· Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem. · Pengembangan dan pegguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit

dalam pengembangan sistem.

· Implementasikan menjadi jauh lebih mudah terasa pengguna tahu apa yang diharapkan.

3. POTENSI KESULITAN DARI PROTOTYPING

prototyping bukannya tidak memiliki potensi kesulitan. kesulitan tersebut antara lain:

· Terburu-buru dalam menyerahkan prototype dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam definisi masalah, evaluasi alternative dan dokumentasi. Dalam jalan pintas ini akan menciptakan usaha-usaha yang “cepat dan kotor”.

(13)

· Prototype evalusioner bisa jadi tidak terlalu efisien.

· Antarmuka komputer manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik.

E. PENGEMBANGAN APLIKASI LEBIH CEPAT

Satu metedologi yang memiliki tujuan yang sama dengan prototyping, yaitu memberikan respons yang cepat atas kebutuhan pengguna, namun dengan lingkup yang lebih luas adalah R.A.D. Istilah RAD dari rapid application development atau pengembangan aplikasi cepat diperkenalkan oleh konsultan komputer dan penulis James Martin. dan istilah ini pada suatu pengembangan siklus hidup yang dimaksudkan untuk memproduksi sistem dengan cepat tanpa mengorbankan mutunya.

RAD adalah kumpulan strategi, metodologi dan alat terintegrasi yang terdapat di dalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa informasi (information engineering-IE) adalah nama yang diberikan Martin kepada keseluruhan pendekata pengembangan sistemnya, yang ia perlakukan sebagai suatu aktivitas perusahaan secara menyeluruh. istilah perusahaan (enterprise) digunakan untuk menjabarkan keseluruhan perusahaan.

1. UNSUR-UNSUR PENTING RAD

RAD membutuhkan empat unsur penting yaitu:

1. Mananjemen: Khususnya manajemen puncak, Hendaknya menjadi penguji coba (experimenter) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau pengadaptasi awal (early adapter)yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan metodologi-metodologi baru

2. Orang: Dari pada hanya memanfaatkan satu tim untuk malakukan seluruh aktivitas SDLC, RAD menyadari adanya efisiensi yang dicapai melalui penggunaan tim-tim khusus

3. Metodologi: Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD.

4. Alat-alat: Alat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat dan alat-alat rekayasa peranti lunak dengan bantuan komputer (computer-aided software engineering-CASE) yang memfasilitas prototyping dan penciptaan kode.

(14)

Satu metodologi pengembangan sistem yang dewasa ini digunakan oleh banyak perusahaan adalah kombinasi dari SDLC tradisional, prototyping, dan RAD dengan mengambil fitur-fitur yang terbaik dari masing-masing metodologi. SDLC tradisional menyumbangkan urut-urutan tahapan yang logis, prototyping menyumbangkan pengumpulan iterarif dari umpan balik para pengguna , dan RAD menyumbangkan pemikiran bahwa keterlibatan pengguna meliputi partisipasi di dalam pengembangan. Pengembangan berfase (phased development) adalah suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri atas enam tahap-investigasi awal, analisis, desain, konstruksi awal, konstruksi awal, serta pengujian dan pemasangan sistem. tahap-tahap analisis, desain dan konstruksiawal dilaksanakan untuk setiap modul sistem.

1. TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN BERFASE Enam tahap pengembangan berfase yaitu:

1. Investigasi Awal

Menganalisis dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan masalah sistemnya: mendefinisikan tujuan, hambatan , risiko, dan ruang lingkup sistem baru; mengevaluasi proyek maupun kelayakan sistem; melakukan subdivisi sistem menjadi komponen-komponen besar; dan mendapatkan umpan balik pengguna.

2. Analisis

pengembang menganalisis persyaratan fungsional pengguna untuk masing-masing modul sistem dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan informasi dan kemudian mendokumentasikan teman-temannya dalam bentuk model-model proses, data dan objek.

3. Desain

Pengembangan merancang komponen dan antar muka dengan sistem-sistem lain untuk setiap modul sistem yang baru dan kemudian mendokumentasikan desain dengan menggunakan berbagai jenis teknik pemodelan.

4. Konstruksi Awal

(15)

5. Konstruksi Akhir

peranti lunak modul diintegrasikan untuk membentuk sismtem yang lengkap, yang diuji bersama-sama dengan datanya.

6. Pengujian dan Pemasangan Sistem

pengembang merancang dan melaksanakan uji sistem yang tidak hanya mencakup perantik lunak dan data, melainkan juga sumber daya informasi lainnya-peranti keras, fasilitas, personel, dan prosedur.

2. FASE-FASE MODUL

Sistem telah dibagi menjadi tiga modul utama; pembuat laporan, basis data, dan antar muka Web. jumlah modul akan bervariasi untuk masing-masing sistem, mulai dari satu hingga sekitar selusin. anda dapat melihat dalam figur tersebut bahwa analisis, desain, konstruksi awal, dan tinjauan pengguna dilaksanakan secara terpisah untuk masing-masing modul. lebih jauh lagi, ketiga fase ini dapat diulang kembali jika diminta oleh tinjauan pengguna – yang mencerminkan pengaruh dari prototyping.

Jika prototypingpaling sesuai digunakan untuk sistem kecil, metodologi RAD paling sesuai untuk sistem besar, maka pengembangan berfase dapat digunakan untuk pengembangan segala jenis ukuran sistem. Kuncinya adalah cara bagaimana sistem dibagi menjadi modul-modul yang masing-masing akan dianalisis, dirancang dan dibuat secara terpisah.

G. DESAIN ULANG PROSES BISNIS

Teknologi informasi mengalami kemajuan dengan sangat cepat dan organisasi perlu mengambil keuntungan dari kemajuan-kemajuan. Manajemen sering kali menyimpulkan bahwa pendekatan-pendekatan baru hendaknya dilakukan untuk sistem-sistem seperti ini, dengan memanfaatkan secara penuh kemajuan dibidang teknologi komputer modern. Proses pengerjaan ulang sistem disebut dengan istilah rekayasa ulang ( reengineering) atau disebut juga dengan istilah desain ulang proses bisnis (business procces redesign-BPR ). BPR memengaruhi operasi TI perusahaan dalam dua hal yaitu:

(16)

berharga untuk dihapuskan namun menghisap sumber-sumber daya yang dimiliki oleh IS.

2. Ketika sebuah perusahaan menerapkan BPR pada operasi-operasi utamanya, usaha ini akan selalu memberikan efek gelombang yang menyebabkan perancangan ulang system informasi.

1. INISIASI STRATEGIS PROYEK-PROYEK BPR

BPR memiliki potensi pengaruh dramatis pada perusahaan dan operasinya hingga proyek-proyek seperti ini biasanya dicetuskan di tingkat manajemen strategis. IS menciptakan dua teknik dalam menerapkan BPR-rekayasa terbalik dan rekayasa ulang.

a. Rekayasa terbalik

Rekayasa terbalik (reverse engineering) berasal dari intelijen bisnis. Rekayasa terbalik adalah proses menganalisis sisem yang sudah ada untuk mengidentifikasi unsur-unsur dan saling keterhubungan diantara unsur-unsur tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tinkat abstaksi yang lebih tinggi dari pada yang telah ada saat ini.

Titik awal dalam rekayasa terbalik sebuah sistem adalah kode komputernya, yang diubah menjadi dokumentasi. Dokumentasi ini kemudian dapat diubah dalam uraian-uraian yang lebih abstrak, seperti diagram arus data, kasus-kasus penggunaan, dan diagram relasi entitas. Pengubahan ini dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan peranti lunak BPR. Tujuan rekayasa terbalik adalah untuk dapat lebih memahami sebuah sistem agar dapat melakukan perubahan dengan cara-cara lain, seperti rekayasa ulang.

b. Rekayas ulang

Rekayasa ulang (reengineering) adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya dengan tujuan mengubah fungsionalitasnya.

H. MENEMPATKAN SDLC TRADISIONAL, PROTOTYPING, RAD, PENGEMBANGAN BERFASE, DAN BPR DALAM PERSPEKIF

(17)

masalah pengembangan system, dan memiliki seluruh unsur-unsur pendekatan sistem dasar, diawali dari identifikasi masal dan di akhiri dengan penggunaan sistem. Prototyping merupakan bentuk singkatan dari pendekatan sistem yang berfokus pada defenisi dan pemenuhn kebutuhan pengguna. RAD merupakan suatu pendekatan alternatif terhadap fase-fase desain dan implementasi SDLC. 1. ALAT-ALAT PENGEMBANGAN SISTEM

Pendekatan sistem dan berbagai siklus hidup pengembangan system adalah metodologi cara-cara yang direkomendasikan dalam memecahkan masalah-masalah sistem. Metodelogi sama seperti sebuah cetak biru yang digambar oleh arsitek untuk memandu para kontraktor, tukang kayu, tukang pipa, ahli listrik, dan sejenisnya ketika mereka membangun sebuah rumah. Sama halnya seperti metodelogi yang memandu para pengembang system ketika mereka membuat sistem.

2. PENDEKATAN YANG DIPICU OLEH DATA DAN DI PICU OLEH PROSES

Selama tahun-tahun awal penegmbangan sistem komputer, praktis hampir seluruh perhatian diberikan ke proses-proses yang akan dikerjakan oleh komputer, sebagai kebalikan dari data yang akan dipergunakan. Munculnya sistem manajemen basis data ditahun 1970-an menarik perhatian akan pentingnya desain data.

3. PEMODELAN PROSES

Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan menggunakan diagram alur (flowchart). Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui system dan program. Internasional organization for standardization(ISO) menciptakan standar untuk bentuk-bentuk symbol flowchart,memastikan penggunaannya diseluruh dunia. Standar flowchart ISO menentukan spesifikasi penggunaan lebih dari 20 simbol, dan penggunaan symbol ini secara tepat bahkan dirasakan sulit bagi spesialis informasi yang paling ahli sekali pun.

Diagram arus data sangat baik untuk membuat model proses pada tingkat ringkasan. Akan tetapi, diagram arus data kurang baik dalam menangkap detail-detail pemrosesan.

(18)

Suatu diagram arus data (data flow diagram-DFD) adalah penyajian grafis dari sebuah system yang mempergunakan empat bentuk symbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang saling tersambung. Symbol-simbol tersebut mencerminkan

1. Unsur-unsur lingkungan dengan system berinteraksi 2. Proses

3. Arus data dan 4. Penyimpanan data

Unsur-unsur lingkungan, unsur-unsur lingkungan berada diluar batas system. Unsur-unsur ini memberikan input data kepada system dan menerima output data dari system. Proses, proses adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output proses dapat digambarkan dengan sebuah lingkaran, sebuah persegi panjang horizontal, atau sebuah persegi panjang tegak bersudut melingkar. Arus data, arus data terdiri atas sekumpulan unsur-unsur data yang berhubungan secara logis (mulai dari satu unsur data tungal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari satu titik atau proses ke titik atau proses yang lain. Penyimpanan data, ketika kita perlu menyimpan data karena suatu alasan tertentu, maka kita akan menggunakan penyimpanan data. Dalam terminology DFD, penyimpanan data adalah suatu gudang.

Diagram arus data bertingkat (LEVELED DATA FLOW DIAGRAM)

Sebuah diagram yang mendokumentasikan dengan tingkat yang lebih ringkas disebut diagram konteks (conteks diagram). Sebuah diagram yang memberikan lebih banyak detail disebut diagram nomor n ( figure n diagram).

Diagram konteks, diagram konteks (context diagram) menempatkan sistem dalam suatu konteks lingkungan. Diagram ini terdiri atas satu simbol proses tunggal yang melambangkan keseluruhan sistem. Ketika meenggambarkan sebuah diagram konteks, anda:

1. Hanya menggunakan satu symbol proses saja.

2. Memberikan label pada simbol proses untuk mencerminkan keseluruhan system. 3. Jangan memberikan nomor pada sistem proses tunggal.

4. Memasukan seluruh terminator untuk sistem.

(19)

2. KASUS PENGGUNAAN

Kasus penggunaan( use case) adalah suatu uraian naratif dalam bentuk kerangka dari dialog yang terjadi antara sistem primer dan sekunder. Sistem primer adalah program computer dan system sekunder adalah orang yang berinteraksi dengan program komputer.

Kapan Menggunakan Diagram Arus Data dan Kasus Penggunaan

Diagram arus data dan kasus pengunaan sering kali dibuat selama tahap-tahap investigasi awal dan analisis dari metodelogi pengembangan berfase. DFD mengilustrasi kan suatu tinjauan atas pemprosesan, dan kasus penggunaan memberikan detailnya.

I. MANAJEMEN PROYEK

Proyek-proyek pengembangan sistem yang pertama dikelolah oleh manajer unit TI, dengan di bantu oleh manajer dari analisis sistem, pemograman, dan operasi. Melaluai percobaan, tanggung jawab manajemen secara bertahap telah mencapai tingkat manajemen yang lebih tinggi yaitu tingkat strategis dalam kebanyakan kasus.

Ketika sistem memiliki nilai strategis atau pengaruhnya meliputi keseluruhan organisasi, direktur utama atau komite eksekutif perusahaan dapat memutuskan untuk mengawasi sendiri proyek pengembangan tersebut. Banyak perusahaan dapat membentuk satu komite khusus di bawah tingkat komite eksekutif yang menerima tanggung jawab untuk mengawasi seluruh proyek system. Tujuan dibentuknya sebuah komite adalah untuk memberikan panduan, arah, dan kendali secara terus menerus, maka ia disebut sebagai steering committee (komite pengarah)

1. Steering Committee SIM

Ketika sebuah perusahaan membentuk satu steering committee dengan tujuan untuk mengarahkan penggunaan sumber daya komputasi perusahaan, maka nama

(20)

Steering committee SIM adalah bukti yang paling nyata bahwa perusahaan memang berniat untuk menjadikan sumber daya infomasi tersedia bagi seluruh pengguna yang benar benar membutuhkannya.

Steering committee SIM menjalankan tiga fungsi utama:

· Menciptakan kebijakan yang memastikan dukungan computer untuk mencapai sasaran strategis perusahaan

· Melakukan pengendalian fiscal dengan bertindak sebagai yang berwenang dalam memberikan persetujuan untuk seluruh permintaan akan pendanaan yang berhubungan dengan computer.

· Menyelesaikan perselisihan yang terjadi sehubungan dengan prioritas penggunaan computer.

jadi secara tidak langsung tugas steering committee SIM adalah melaksanakan seluruh strategi yang dibuat oleh komite eksekutif maupun rencana strategis untuk sumber daya informasi.

2. Kepemimpinan Proyek

Aktifitas tim akan di arahkan oleh seorang ketua tim atau pimpinan proyek yang memberikan arahan di sepanjang masa proyek. Berbeda dari steering committee SIM, tim proyek tidaklah bersifat terus menerus; biasanya akan di bubarkan ketika implementasi telah selesai di laksanakan.

3. Mekanisme Manajemen Proyek

Dasar dari manajemen proyek adalah rencana proyek, yang dibuat selama tahap investigasi awal ketika metedologi pengembangan berfase diikuti. Setelah tujuan-tujuan proyek, kendala, dan ruang lingkupnya telah selesai didefinisikan , kita akan dapat mendefinisikan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan. Rencana ini pertama tama dirancang dalam bentuk umu dan selanjutnya dibuat menjadi lebih spesifik. Satu format yang popular untuk rencana terinci adalah grafik gantt, yang mengidetnifikasi pekerjaan-pekerjaan, siapa yang akan melaksanakan dan kapan akan dilaksanakan .

Dengan cara ini, komite akan dapat tetap terus mengikuti perkembangan untuk memastikan bahwa proyek akan dapat diselesaikan dengan sukses, dan berada dalam batasan waktu dan anggaran.

(21)

Selain system manajemen proyek babasis peranti lunak seperti Microsoft project, dukungan juga dapat diperoleh dari internet. Sebagai contoh, Logic Software.

J. MENGISTIMASI BIAYA PROYEK

Mengistimasikan waktu dan uang yang dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah system telah lama menjadi satu tugas menantang. Akan tetapi, lambat laun telah diciptakan banyak metode yang dapat digunakan untuk mengistimasi biaya dan jadwal proyek. Semua metode ini kurang lebih mengandalkan pada tiga komponen:

1. Informasi mengenai system tertentu yang sedang di buat dan orang yang akan melakukan pengembangan.

2. Pengalaman historis

3. Pengetahuan mengenai proses pengembangan peranti lunak dan alat-alat serta teknik estimasi

Proses pengistimasi proyek terdiri atas sekumpulan input, alat-alat dan teknik, serta output.

1. INPUT PENGESTIMASIAN BIAYA

Kebutuhan sumber daya (resource requirement) mencantumkan sumber daya tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya. Tarif sumber daya (resource rates) adalah biaya per unit untuk setiap jenis sumber daya. Estimasi durasi aktivitas (activity duration estimates) menyebutkan periode pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas.

2. ALAT-ALAT DAN TEKNIK ESTIMASI BIAYA

Estimasi analogi (analogous estimating) menggunakan biaya actual proyek-proyek serupa yang telah dilakukan di masa lalu sebagai dasar untuk memproyeksikan biaya dari proyek yang sedang dipertimbangkan. Estimasi dari bawah ke atas (botton-up estimating) dimulai dengan detail, seperti aktivitas dalam grafik gant. Semakin banyak detail awal, maka semakin akurat hasil yang diperkirakan.

(22)

Model-model matematis (mathematical models) dapat digunakan untuk menguantifikasi karakteristik proyek dan membuat simulasi dari berbagai macam scenario.

3. OUTPUT PENGISTIMASIAN BIAYA

Estimasi biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang dibebankan ke proyek dan biasanyadinyatakan dalam unit-unit keuangan yang berlaku, Dolar atau Euro. Detail-detail pendukung mendokumentasikan bagaimana estimasi tersebut dihitung dan setiap asumsi yang diambil. Rencana manajemen biaya (cost management plan) menjelaskan bagaimana varians biaya akan dikelolah.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ketika diterapkan pada masalah pengembangan sistem, pendekatan sistem ini disebut siklus hidup pengembangan sistem (system development lifa cycle -SDLC). Pendekatan SDLC tradisional terdiri atas lima tahap yang terjadi satu demi satu. Prototyping adalah penyempurnaan dari pendekatan tradisional.

(23)

pekerjaan-pekerjaan konstruksi awal yang ditujukan untuk setiap modul. Pengembangan sistem saat tinggi biayanya dilihat dari sudut uang maupun waktu. Sebagai akibatnya, proses ini hendaknya dikelola dengan baik.

B. SARAN

Demikianlah makalah ini penulis buat, semoga apa yang disajikan memberi ilmu dan informasi. Selanjutnya kesempurnaan makalah ini penulis mohon saran dan kritik guna memperbaiki kesalah dikemudian hari.

DAFTAR PUSAKA

Mcloed raymond dan george. 2008. Sistem Informasi Manajemen, 10th ed. Jakarta: Salemba Empat

http://ario28wibowo.wordpress.com/2012/06/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengembangan-sistem-informasi/

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4442/Pengembangan%20SI.htm

http://santirianingrum.dosen.narotama.ac.id/bahan-ajar/sistem-informasi/

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau

Keterkaitan Ilmu dengan Bahasa yaitu bila pemikiran konseptual saja tidak dinyatakan dalam bahsa, maka orang lain tidak akan mengetahui pemikiran tersebut, ilmu dan bahasa

Rezim hukum lingkungan klasik berisikan ketentuan-ketentuan yang melindungi kepentingan sektoral, sementara masalah-masalah lingkungan yang timbul semakin kompleks

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas belajar siswa yang menerapkan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB), untuk mengetahui

Sedangkan persentase penduduk miskin di daerah perdesaan mengalami kenaikan, yaitu 8,85 persen pada September 2014 dari 8,56 persen pada Maret 2014.. Kenaikan garis kemiskinan

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Manado Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Manado Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Gorontalo Kantor Pelayanan

Dari beberapa teori mengenai iklim kelas tersebut, maka dapat diambil pengertian bahwa iklim kelas merupakan kondisi psikologis dan hubungan sosial yang terbentuk dari

Menunjukkan bahwa board ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara simultan