• Tidak ada hasil yang ditemukan

Appendix Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Bidan Praktek Mandiri (BPM) Dalam Menerapkan 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Appendix Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Bidan Praktek Mandiri (BPM) Dalam Menerapkan 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA BIDAN YANG MEMILIKI PRAKTEK

MANDIRI/ CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb/ Salam Sejahtera

Dengan Hormat,

Nama Saya Dwi Annisa Purba, sedang menjalani pendidikan di Program

D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian

yang berjudul ” Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Bidan Praktek Mandiri (Bpm)

Dalam Menerapkan 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (Apn) Di Wilayah

Kerjapuskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014.”

Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang

telah di tentukan dalam tujuan pembangunan millennium yaitu tujuan ke 5 yaitu

meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015

adalah mengurangi ¾ resiko jumlah kematian ibu (Bappenas, 2009, hal 1).

Asuhan persalinan normal adalah dengan menerapkan asuhan persalinan yang

bersih, aman, tepat waktu dan alamiah serta melakukan bounding attachment (

Depkes 2010).Untuk itu di upayakan program pelatihan para bidan dan ibu- ibu

hamil. jika bidan kompeten di bidangnya, sedikitnya 50 persen perdarahan akibat

persalinan bisa di cegah. Pelatihan ini dengan adanya Asuhan Persalinan Normal

(APN) bagi para bidan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang

mempengaruhi bidan praktek mandiri (bpm) dalam menerapkan 58 langah asuhan

(2)

Parisipasi responden dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan.

Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan di rahasiakan dan digunakan untuk

kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini responden tidak akan dikenakan biaya

apapun. Bila responden membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya:

Nama

: Dwi Annisa Purba

Alamat

: Jln.Dr.Mansyur No.80A Medan

No.Hp

: 082365807955

Terimakasih saya ucapkan kepada responden yang telah berpartisipasi dalam

penelitian ini.

Medan, 2014

Peneliti

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

:

Umur

:

Alamat

:

Telp/HP

:

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang peneliti “Faktor- Faktor Yang

Mempengaruhi Bidan Praktek Mandiri (BPM) Dalam Menerapkan 58 Langkah

Asuhan Persalinan Normal Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat

Tahun 2014”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan

bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Pematangsiantar, 2013

(4)

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Bidan Praktek Mandiri (Bpm) Dalam

Menerapkan 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (Apn) Di Wilayah

Kerjapuskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014.”

No. responden: ………..( Di isi oleh peneliti)

A.Petunjuk Pengisian:

1.

Berikut adalah pertanyaan tentang pengetahuan bidan

2.

Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih pernyataan yang benar menurut

saudari. Berilah tanda “

” pada salah satu kolom dibawah ini

3. Apabila saudari mempunyai alternative pilihan pada kolom lain maka berikan

tanda “

” yang baru dan berikan tanda “#” pada kolom yang salah.

No

Pertanyaan

Benar

salah

Skor

1

Pengisian partograf dimulai pada

saat fase laten pembukaan 1 cm

2

Nyeri pinggang dan mules terus

menerus adalah tanda dan gejala

inpartu

3

Lima benang merah dalam asuhan

persalinan sangat perlu dilakukan

kepada klien yang ingin bersalin

4

Pemeriksaan dalam pada ibu

mau bersalin dilakukan setiap 3

jam sekali

5

Usaha yang paling efektif dalam

menolong persalinan adalah

mencuci tangan di air mengalir dan

mempersiapkan semua peralatan

yang telah disterilisasi

6

Penggunaan alat pelindung diri

adalah salah satu pencegahan

infeksi

7

Keluarnya lendir dan darah

(5)

8

Indikasi dilakukan amniotomi jika

pembukaan lengkap, kepala didasar

panggul dan tidak teraba bagian

terkecil janin

9

Penahanan perineum kurang kuat

dapat menyebabkan perineum

robek

10

Tarikan ringan pada kedua sisi

kepala bayi ke arah atas adalah

untuk melahirkan bahu posterior

11

Apabila terjadi gawat janin maka

episotomi tidak boleh dilakukan

12

Persalinan pada primigravida perlu

dirujuk jika tetap tidak lahir dalam

120 menit

13

Yang harus segera terjadi pada kala

III persalinan adalah pelepasan

plasenta

14

Mempalpasi abdomen dilakukan

pada kala III

persalinan guna memastikan bahwa

tidak adanya bayi kedua

15

Suntikan oksitosin diberikan untuk

merangsang kontraksi rahim

16

Plasenta yang terlepas dari dinding

uterus karena ibu meneran

17

Saat uterus berkontraksi, tali pusat

ditarik dengan tangan kanan

sementara tangan kiri menekan

uterus kearah dorsokranial

18

Pada saat PTT, tali pusat terlihat

memendek dan tidak terasa adanya

pelepasan plasenta, ibu tidak perlu

meneran untuk melahirkan plasenta

19

Jika plasenta tidak lepas setelah

melakukan peregangan tali pusat

selama 15 menit, yang dilakukan

adalah menyuntikkan oksitosin ke 2

20

Uterus lembek bukanlah gejala

(6)

B. Petunjuk Pengisian:

1.

Berikut adalah kuesioner tentang sikap bidan

2.

Jawablah pertanyaan dengan memilih pernyataan sesuai dengan sikap yang

saudari miliki berkaitan dengan 58 langkah asuhan persalinan normal. Berilah

tanda “

”pada kolom dibawah ini. Keterangan:

a.

S

= Sangat Setuju

b.

KS

= Kurang Setuju

c.

TS

= Tidak Setuju

3.

Apabila anda mempunyai alternative pilihan pada kolom yang lain maka berikan

tanda “

” yang baru dan berikan tanda “#” pada kolom yang salah

No

Pertanyaan

S

KS

TS

1

Bagi saya, penerapan 58 langkah

APN secara menyeluruh dan

berurutan pada saat menolong

persalinan adalah pekerjaan terlalu

mudah untuk diterapkan

2

Anda akan memberikan pertolongan

persalinan sesuai standar APN jika

imbalan sesuai

3

Menolong persalinan sesuai dengan

protab APN tidak akan mencegah

AKI dan AKB

4

Bagi saya, pemeriksaan dalam selalu

dilakukan setiap 4 jam sekali

5

Bagi saya, tidak perlu mengajarkan

cara mengedan dan melakukan

komunikasi setiap melakukan

tindakan

6

Bagi saya memisahkan sampah

kering dan basah dalam pencegahan

infeksi sangat perlu dilakukan

7

Bagi saya, jika pembukaan serviks

sudah lengkap tetapi ketuban belum

pecah sebaiknya ditunggu sampai

ketuban Pecah

8

Bagi saya, dilakukannya episiotomi

karena adanya gawat janin

9

Bagi saya, jika dikatakan bahwa

(7)

perineum

10

Bagi saya, saat menolong persalinan

bidan selalu menggunakan alat yang

steril (direbus selama 20 menit)

11

Bagi saya, memandikan bayi segera

setelah lahir tidak akan

mengakibatkan hipotermi pada bayi

12

Bagi saya, setelah bayi lahir segera

dilakukan pengeringan pada seluruh

tubuh kecuali kedua tangan

13

Bagi saya, inisiasi dini melalui skin

to skin dilakukan minimal

30 menit segera setelah bayi lahir

14

Bagi saya, tetes/salep mata selalu

diberikan kepada bayi setelah 1 jam

kelahiran

(8)

C. Petunjuk Pengisian

1. Berikut adalah kuesioner tentang motivasi bidan

2. Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih pernyataan yang benar menurut

saudari. Berilah salah satu tanda “

” pada kolom dibawah ini.

3. Apabila saudari mempunyai alternative pilihan pada kolom yang lain maka

berikan tanda “

” yang baru dan berikan tanda “#” pada kolom yang salah

No

Pertanyaan

Benar

Salah

Skor

1

Melakukan asuhan persalinan sesuai

dengan protab APN merupakan tanggung

jawab seorang bidan

2

Menolong persalinan sesuai dengan protab

APN tidak akan mencegah AKI dan AKB

3

Anda akan memberikan pertolongan

persalinan sesuai standar APN jika imbalan

sesuai

4

Menjadi seorang bidan merupakan suatu

kebanggaan karena menolong 2 orang

nyawa oleh karena itu anda lebih disiplin

melaksanakan asuhan persalinan sesuai

dengan protab APN

5

Masyarakat lebih mengindahkan cara

persalinan dahulu daripada secara APN

6

Apabila masyarakat senang terhadap cara

kerja anda maka anda akan lebih

meningkatkan pelayanan sesuai dengan

standar APN

7

Fasilitas APN sangat susah dan mahal

untuk diperoleh dan tidak ada barang

substitusi yang sesuai

8

Pelayanan sesuai protab APN saya terapkan

apabila masyarakat telah mampu untuk

menerimanya setelah saya beri penjelasan

9

Pekerjaan sebagai bidan tidak dapat

membina hubungan baik dengan

masyarakat jika terus menerus cara

pelayanan mengikuti penemuan-penemuan

terbaru

(9)

D. Format 58 Langkah pada Pertolongan Persalinan Normal Berdasarkan

Standar Asuhan Persalinan Normal

Kriteria Penilaian:

Nilai 2 : Jika setiap langkah dikerjakan dengan benar dan tepat dan tanpa ragu-ragu

sesuai dengan urutan

Nilai 1 : Jika setiap langkah dikerjakan tetapi tidak sesuai dengan urutan

Nilai 0 : Jika setiap langkah tidak dikerjakan

No Kegiatan

Skor

1 I. Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua

Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua • Ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran

• Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vaginanya

• Perineum menonjol

• Vulva dan sfingter ani membuka 2 II. Menyiapkan Pertolongan Persalinan

Memastikan kelengkapan alat dan obat-obatan esensial untuk persalinan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.

3 Memakai celemek plastik

4 Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci kedua tangan denga sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.

5 Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.

6 Menyedot oksitosin ke dalam tabung suntuk (dengan memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali dipartus set/wadah DTT atau steril tanpa mengontaminasi tabung suntik.

7 III. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik

Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT, jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, bersihkan dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar ke dalam larutan dekontaminasi)

8 Dengan menggunakan teknik aseptik, untuk melakukan pemeriksaan dalam guna memastikan pembukaan serviks sudah lengkap.

• Bila pembukaan sudah lengkap sedangkan ketuban belum pecah lakukan amniotomi.

9 Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti di atas).

10 Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan DJJ dalam batas normal (120-160x/menit).

• Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

(10)

11 IV. Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses Pimpinan Meneran

Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman dan sesuai keinginannya.

• Menunggu ibu hingga ada keinginan untuk meneran

• Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyaman ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan

• Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberikan semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.

12 Meminta keluarga untuk membantu ibu dalam menyiapkan posisi untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia nyaman)

13 Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran :

• Membimbing ibu untuk meneran saat ibu ada keinginan utuk meneran

• Mendukung dan member semangat atas usaha ibu untuk meneran • Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai

keinginannya (tidak meninta ibu untuk berbaring terlentang) • Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi

• Menganjurkan keluarga untuk memberikan dukungan dan semangat pada ibu

• Mengajurkan asupan cairan per oral • Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai

• Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi meneran dalam 120 menit (2 jam) untuk primipara atau 60 menit (1 jam) untuk multipara maka segera rujuk

14 V. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi

Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi 15 Meletakkan kain segi tiga dibawah bokong ibu

16 Membuka tutup partus set

17 Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan 18 VI. Menolong Kelahiran Bayi

Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain, letakkan tangan lain dikepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat kepala bayi. Membiarkan kepala lahir dengan perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas pendek-pendek.

• Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung bayi dengan penghisap Dee Lee steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih

19 Dengan lembut menyeka mulut, muka dan hidung bayi dengan kasa atau kain bersih

20 Memeriksa ada lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi:

• Jika tali pusat melilit janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi

• Jika tali pusat melilit janin dengan erat, mengklemnya du dua tempat dan memotongnya

21 Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan 22 Setelah kepala bayi melakukan putar paksi luar, tempatkan kedua

tangan secara biparietal pada kepala bayi. Mengajurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dank e arah luar sehingga bahu anterior muncul dibawah arcus pubis dan kemudian menarik lembut ke arah atas dan keluar untuk melahirkan bahu posterior.

(11)

yang berada dibagian bawah kearah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.

24 Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang adadi atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung bayi dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dan dengan hati-hati membantu kelahiran kaki bayi.

25 VII. Penanganan Bayi Baru Lahir

Menilai bayi dengan cepat, dengan menjawab 3 pertanyaan. Sambil melakukan penilaian bayi diletakkan diatas perut ibu

• Apakah bayi menangis kuat?

• Apakah bayi bernafas tanpa kesulitan? • Apakah bayi bergerak aktif?

26 Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering dan membiarkan bayi diatas perut ibu.

27 Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi kedua dalam uterus.

28 Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi dengan baik

29 VIII. Penatalaksanaan Manajemen Aktif Kala III

Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM (intra muscular) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin.

30 Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali perut distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm dari klem pertama.

31 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakkan pengguntingan tali pusat di antara dua klem tersebut.

32 Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.

33 Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi dikepala bayi.

34 IX. Peregangan Tali Pusat Terkendali

Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva 35 Meletakan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas

tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.

36 Saat uterus berkontraksi, regangkan tali pusat dengan tangan kanan. Sementara tangan kiri menekan uterus dengan berhati-hati secara dorsokranial. Jikan plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik hentikan PTT dan tunggu hingga kontraksi berikutnya.

• Jika uterus tidak berkontraksi meminta keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu

37 Melakukan peregangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kea rah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial)

• Jika tali pusat bertambah panjang pindahkan klem sejauh 10 dari vulva

• Jika plasenta tidak keluar setelah melakukan PTT selama 15 menit

- Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM - Mengosongkan kandung kemih

(12)

38 Jika plasenta terlihat pada introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan kedua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta searah jarum jam hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.

• Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan DTT dan memeriksa vagian dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau prosef steril untuk melepaskan selaput ketuban yang tertinggal

39 Setelah plasenta dan selaput ketuban lahir lakukan masase. Meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan melingkar denga lembut hingga uterus berkontraksi

40 Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel pada ibu maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa kotiledon, selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di kantong plastik atau ditempat khusus

• Jika uterus tidak berkontraksi setelah dilakukan masase selama 15 detik segera lakukan tindakan yang sesuai

41 Mengevaluasi adanya laserasi vagina dan perineum yang menyebabkan perdarahan aktif dan segera menjahitnya

42 X. Melakukan Prosedur Pasca Persalinan

Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak tejadi perdarahan

43 Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam

44 Setelah 1 jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi. Beri tetes mata antibiotika profilaksis dan vitamin K1 1 mg intramuscular dipaha kiri anterolateral

45 Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan Hepatitis B dipaha kanan anterolateral

46 Melanjutkan pemantauan kontraksi dan pencegahan perdarahan pervaginam

47 Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi

48 Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

49 Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua pasca persalinan

50 Memeriksa kembali untuk memastikan bayi bernafas bayi bernafas dengan baik

51 Menempatkan semua peralatan bekas pakai kedalam larutan klorin ,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi.

52 Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai

53 Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lender dan darah. Bantu ibu mmakai pakaian bersih dan kering.

54 Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum

55 Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan 0,5%

56 Membersihkan sarung tangan didalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalikdan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

Lampiran 7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama

: Dwi Annisa Purba

Tempat dan Tanggal Lahir : Serbalawan, 19 juni 1991

Agama / Suku

: Islam / Batak Simalungun

Nama Ayah

: Alm.Hamdan Purba

Nama ibu

: Aslina Tarigan

Status

: Belum Menikah

Alamat

: Huta Bandar Selamat Kecamatan Dolok Batu

Nanggar Kabupaten Simalungun

Tahun 2013 – 2014

: Tamat Dari Pendidikan D IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Pendidikan Formal

Tahun 2009 – 2012

: Tamat Dari D III Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Medan Program Study Kebidanan

Pematangsiantar

Tahun 2006 – 2009

: Tamat Dari SMA Negeri 1 Dolok Batu Nanggar

Tahun 2003 – 2006

: Tamat Dari SMP Negeri 1 Dolok Batu Nanggar

Tahun 1997 – 2003

: Tamat Dari SD Negeri No. 091590 Dolok Batu

Nanggar

Referensi

Dokumen terkait

penelitian dengan judul “ PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA FKIP TENTANG KESEJAHTERAAN GURU TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU” dengan studi kasus pada mahasiswa FKIP

kemajuan pembangunan akan mengungkap masalah-masalah dan mengungkapkan kelalaian yang mungkin tidak lain yang dapat terdeteksi sampai nanti dalam proses desain.

Provinsi Jawa Tengah menghasilkan estimasi return untuk wanita lebih besar dalam periode waktu tahun 1997, 2000, 2007, dan 2014, sementara pada tahun 1993 memberi hasil estimasi

Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para

Berdasarkan hasil uji dan dibuatnya purwarupa sistem peringatan dini bencana alam angin putting beliung dengan mengukur kecepatan angin menggunakan anemometer

Wawancara mendalam merupakan suatu prosedur pengumpulan data primer yang dilakukan dengan cara mengadakan wawancara tatap muka dengan yang teliti dengan menggunakan

Quantification results of the flow cytometric (FCM) of the effects of mucoxin application on the proliferation of T47D cells of each exposure hour group are presented in Table 1..

Surat kabar jenis ini beredar pada sebuah kota yang jumlah penduduknya lebih dari..