• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Sastra BAB I BABIII Raissa Putri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Seminar Sastra BAB I BABIII Raissa Putri"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SEMINAR SASTRA

Disusun oleh : Raissa Putri

Program Studi Sastra Perancis

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Padjadjaran

(2)

Konflik Antara Remaja dengan Seorang Ibu Dalam Novel Comment Je Me Suis Débarrassé De Ma Mère Karya Gilles Abier

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Masa remaja merupakan fase dimana setiap orang akan dan pernah mengalaminya yang

dimulai sejak usia 10-14 tahun. Seorang remaja akan mengalami masa pubertas baik laki-laki

maupun perempuan. Masa pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami

perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Pada masa ini seorang laki-laki akan

mengalami perubahan fisik seperti suara membesar,dada tampak lebih bidang,mulai mengalami

mimpi basah,dan tumbuhnya jakun. Sedangkan pada remaja perempuan akan ditandai dengan

terjadinya menstruasi,pembesaran payudara,pinggul mulai membesar dan melebar. Serta akan

terjadinya hasrat seksualitas pada remaja yang mengalami pubertas.

Selain itu masa remaja juga akan mengalami gejolak emosional yang tinggi. Emosi mereka

akan cenderung labil (tidak beraturan),terutama emosi terhadap orangtua pada masa awal remaja.

Terdapat rasa ingin diperhatikan,didengar dan tidak suka dengan aturan. Terlebih saat mereka

dibanding-bandingkan dengan orang lain ataupun ada keinginan yang tidak sesuai dengan

harapan,mereka akan sangat marah dan meledak-ledak bahkan tidak mau bicara atau berbicara

dengan suara keras mengkritik orang-orang yang menyebabkan marah. Masalah-masalah lainnya

yang menyebabkan konflik antara remaja dengan orangtua terutama konflik antara seorang anak

dengan ibunya,karena seorang ibu berada di rumah dan mempunyai peran penting dalam

(3)

Konflik yang terjadi antara seorang remaja dengan orangtua berawal dari permasalahan yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari seperti merapikan kamar tidur,jam pulang

sekolah,keingintahuan orangtua terhadap teman-teman sebayanya dan apa saja yang

dilakukannya diluar rumah. Hal ini dapat menimbulkan kemarahan seorang remaja terhadap

ibunya.

Hal-hal lain yang menimbulkan marah para remaja adalah perlakuan-perlakuan dari orang

tua, sifat-sifat dan kebiasaan orang tua (Scott,1940). Di tingkatan akademik, kritik yang tidak

bijaksana dari orang tua, diperlakukan seperti anak kecil, pertentangan pendapat dengan orang

tua, bentrok dengan saudara-saudara sebagai hal yang menimbulkan marah pada mereka

(Williams,1950).

Perselisihan pendapat antara remaja dan orangtua sering terjadi. Hal ini sangatlah wajar

karena seorang remaja sedang mengalami proses pencarian jati diri,mereka cenderung memiliki

rasa ingin tahu yang sangat besar, mereka akan melawan dan memberontak apabila pendapatnya

tidak sama dengan orangtuanya,mereka sangat menghargai lingkungan dan teman-temannya

dibandingkan orangtuanya. Beberapa remaja juga mengeluhkan cara-cara orang tua

memperlakukan mereka yang otoriter, atau sikap-sikap orang tua yang terlalu kaku atau tidak

memahami kepentingan remaja. Mayoritas konflik yang terjadi adalah antara seorang remaja

dengan ibunya terutama anak perempuan.

Remaja pada umunya tidak suka apabila seorang ibu ikut campur dalam kehidupan

mereka,seorang ibu yang posesif dan ingin tahu segala hal yang dilakukan anaknya terkadang

membuat mereka merasa hal itu sangat mengganggu dan membuat mereka sangat membenci

(4)

kini,sangat kuno dan ketinggalan jaman. Padahal,sangat wajar seorang ibu posesif karena

khawatir anaknya terjerumus ke dalam pergaulan dan lingkungan yang tidak baik.

Dalam novel ini diceritakan 4 remaja yang mempunyai konflik batin dengan ibunya yang

tidak teruduga,oleh karena itu hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk membahasnya.

Berkenaan dengan novel tersebut, maka dilakukan analisis karya sastra yang berjudul “Konflik

Antara Remaja dengan Seorang Ibu Dalam Novel Comment Je Me Suis Débarrasé De Ma Mère

Karya Gilles Abier”

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam novel Comment Je Me Suis Débarrasé De Ma Mère, cerita singkat 4 remaja yang

mempunyai konflik dengan ibunya. Mereka menceritakan apa yang terjadi dengan ibunya

dalam hidupnya. Mereka membenci setiap apa yang dilakukan ibunya dan ingin

menyingkirkannya dari hidupnya. Oleh karena itu masalah yang akan dibahas adalah :

I. Faktor apa saja yang menyebabkan remaja sangat membenci ibunya II. Apa akibat dari konflik yang terjadi antara remaja dan seorang ibu

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang akan diangkat, maka tujuan penelitian penulis dalam hal

ini adalah:

I. Menjabarkan secara rinci penyebab konflik antara seorang remaja dengan ibunya

(5)

II. Menjelaskan apa yang dilakukan remaja terhadap ibunya.

III. Mencari solusi bagaimana mengatasi konflik antara remaja dengan seorang ibu.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari penelitian terhadap novel Comment Je Me Suis Débarrassé De Ma Mère Karya Gilles Abier ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

I. Pembaca diharapkan mendapat nilai moral dari novel tersebut.

II. Sebagai remaja diharapkan tidak seharusnya membenci seorang ibu dan bisa

berkomunikasi dengan baik dengan seorang ibu bagaimana mengungkapkan

pendapat secara halus.

III. Mendapatkan solusi bagaimana caranya agar seorang remaja dapat mengatur

emosinya dan adanya saling mengerti satu sama lain antara seorang ibu dan anak

usia remaja.

IV. Memberikan informasi kepada pembaca yang masih remaja bahwa pentingnya

seorang ibu dalam kehidupan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Analisis dilakukan setelah membaca novel yang berjudul Comment Je Me Suis Débarrassé De Ma Mère karya Gilles Abier, diceritakan bahwa kehidupan seorang remaja yang penuh dengan gejolak emosi yang labil (tidak beraturan) menyebabkan

konflik dengan seorang ibu yang khawatir pada anaknya yang sedang mengalami masa

pubertas. Seorang ibu yang memperlakukan anaknya seperti anak kecil,seorang ibu yang

posesif,dan seorang anak remaja menganggap bahwa dia anak yang diadopsi karena

ibunya tidak mirip dengannya, seorang remaja yang tidak bisa menerima keadaan bahwa

(6)

dianggap ikut campur dalam kehidupannya. Hal tersebut dilakukan oleh remaja yang

emosinya semakin memuncak dan diceritakan dalam novel ini.

Dalam analisis novel ini, akan menggunakan teori strukturalisme genetik untuk

menjelaskan keadaan sosiologi seorang remaja secara spesifik dan meneliti fakta konkret

remaja yang mengalami konflik dengan seorang ibu. Untuk mengungkapkan upaya

konflik remaja digunakan teori psikologi sastra.

1.6 Metode Penelitian

Pada setiap penelitian pasti membutuhkan metode penelitian untuk melakukan analisis

terhadap objek yang diteliti dengan terarah dan akurat yang dilakukan dengan sengaja,sistematis

dan menggunakan teori dan metode formal. Kegiatan ini meliputi pengumpulan

data,menganalisis data serta mengkaji,memahami dan menginterpretasi novel yang dikaji.

Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yaitu metode yang memiliki tujuan

untuk menggambarkan dan menjelaskan secara tepat dan sistematis mengenai masalah yang akan

diteliti, kemudian dianalisis untuk mendapat kejelasan mengenai persoalan yang akan diangkat.

Teknik yang digunakan adalah studi kepustakaan mealui novel dan referensi yang berkaitan

dengan masalah yang menjadi tujuan penelitian ini.

Untuk mempermudah dalam menganalisis setelah membaca novel Comment Je Me Suis

Débarrassé De Ma Mère secara keseluruhan, dapat diambil beberapa langkah, diantaranya :

1. Membaca sumber data yang akan dianalisis

2. Menemukan masalah yang akan diangkat dari sumber data yang telah dibaca. 3. Menentukan metode analisis yang tepat

4. Mengumpulkan dasar-dasar teori yang dapat digunakan dalam melakukan penelitian

terutama buku-buku dan situs internet yang mendukung analisis sastra.

5. Menganalisis unsur-unsur dalam karya sastra dengan metode yang telah ditentukan serta

(7)

6. Menarik simpulan dari analisis yang telah disimpulkan.

1.7 Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini adalah sebuah novel karya sastra yang terdir dari

cerita-cerita pendek karya Gilles Abier yang berjudul Comment Je Me Suis Débarrassé De Ma Mère. Novel ini merupakan novel remaja diterbitkan pada mei 2015 yang berisi 128 halaman. Novel ini didedikasikan Gilles Abier untuk para remaja bahwa kehidupan

tidaklah selalu sama dengan apa yang diharapkan. Belajar menerima kenyataan dan lebih

menghormati juga mencintai seorang ibu seburuk apapun kondisinya. Karena

bagaimanapun peran seorang ibu sangatlah pentin,tidak ada manusia di dunia ini yang

sangat mencintai kita lebih dari apapun dan berani berkorban untuk diri kita selain ibu.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra menurut marxis merupakan salah satu pendekatan sosiologi sastra

yang mendasarkan pada teori marxis (marxisme). Menurut Marx dan Engels, dalam

masyarakat terdapat dua buah struktur: infrastruktur dan superstruktur. Dalam

masyarakat superstruktur memiliki fungsi esensial untuk melegitimasi kekuatan

kelas sosial yang memiliki alat produksi ekonomi, sehingga ide-ide dominan dalam

masyarakat adalah ide-ide kelas penguasanya (Eagleton,2006). Produksi ide, konsep,

dan kesadaran pertama kalinya secara langsung tidak dapat

(8)

Pemahaman, pemikiran, hubungan spiritual antarmanusia muncul sebagai rembesan

langsung terhadap perilaku material manusia. Perilaku material tersebut

dinamakan infrastruktur, sementara ide, konsep, dan kesadaran merupakan superstruktur.

Marxisme menegaskan bahwa, bukan kesadaran yang menentukan kehidupan,

tetapi kehidupanlah yang menentukan kesadaran. Hubungan sosial antarmanusia

diikat dengan cara mereka memproduksi kehidupan materialnya. Perkembangan

masyarakat tidak dapat dipisahkan dari kekuatan-kekuatan produktif. Menurut Marx

(via Faruk, 2003:6-7) sejarah manusia berkembang dalam kaitannya dengan proses

produksi yang ditandai dengan adanya konflik antarkelas. Masyarakat komunal

primitif membuka jalan bagi masyarakat perbudakan, yang pada gilirannya

berkembang menjadi feodalisme yang membuka jalan bagi munculnya kapitalisme.

Dalam perkembangan masyarakat tersebut Marx (via Faruk, 2003:6-7) menguraikan

bahwa setiap zaman dicirikan dan distrukturkan oleh tipe-tipe produksi dan pemikiran

yang berhubungan dengannya.

Dalam novel ini kaitannya dengan sosiologi sastra adalah hubungan sosial antara

anak dengan ibunya dan konflik yang terjadi antara anak dan ibunya. Menjelaskan

tentang bagaimana hubungan sosial remaja dengan ibunya pada zaman sekarang dan

perbedaannya dengan jaman dulu.

II.1.1 Teori Stukturalisme Genetik

Teori strukturalisme genetic adalah analisis struktur dengan memberikan

perhatian terhadap asal usul karya (Chalima, 1994). Strukturalisme genetic

ditemukan oleh Lucien Goldman, seorang filsuf dan sosiolog Rumania-Perancis.

Teori tersebut dikemukakan dalam bukunya yang berjudul The Hidden God: a

(9)

1994). Strukturalisme genitik adalah sebuah pendekatan di dalam penelitian sastra

yang lahir sebagai reaksi pendekatan strukturalisme murni yang anti historis dan

kausal. Pendekatan strukturalisme juga dinamakan sebagai pendekatan objektif.

(Juhl dalam Arif, 2007).

II.2 Psikologi Sastra

Perkembangan kajian sastra yang bersifat interdisipliner telah mempertemukan

ilmu sastra dengan berbagai ilmu lain, seperti psikologi, sosiologi, antropologi,

gender, dan sejarah. Pertemuan tersebut telah melahirkan berbagai macam pendekatan

dalam kajian sastra, antara lain psikologi sastra, sosiologi sastra, antropologi sastra,

kritik sastra feminis, dan new hystoricism. Di samping itu, juga melahirkan berbagai

kerangka teori yang dikembangkan dari hubungan antara sastra dengan berbagai

disiplin tersebut, seperti psikoanalisis/psikologi sastra, psikologi pengarang, psikologi

pembaca, sosiologi pengarang, sosiologi pembaca, sosiologi karya sastra, juga

strukturalisme genetik, sosiologi sastra marxisme. Dari uraian awal tersebut tampak

bahwa psikologi sastra lahir sebagai salah satu jenis kajian sastra yang digunakan

untuk membaca dan menginterpretasikan karya sastra, pengarang karya sastra dan

pembacanya dengan menggunakan berbagai konsep dan kerangka teori yang ada

dalam psikologi.

Dalam novel ini penulis akan membahas mengenai psikologi seorang remaja yang

mengalami konflik dengan ibunya. II.2.1 Psikologi humanistik

Psikologi humanistik mengemukakan bahwa manusia adalah makhluk

yang kreatif, yang dikendalikan bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran

melainkan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri. Melalui Motivation and

(10)

kebutuhan (hierarchy of needs). Menurutnya, kebutuhan dibedakan menjadi

empat tahap, yaitu (1) kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan akan rasa aman, (3)

kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki, (4) kebutuhan akan penghargaan. Seperti

dikemukakan Walgito (2004:80) psikologi humanistik mempunyai empat ciri,

yaitu (1) memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya

berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.

(2) Menekankan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas,

aktualisasi diri, sebagai lawan dari pemikiran tentang manusia yang mekanis dan

reduksionistis. (3) Menyandarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih

masalah yang akan dipelajari dan perosedur penelitian yang akan digunakan. (4)

Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan

dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren

(11)

BAB III

OBJEK PENELITIAN

III.1 Riwayat Hidup Pengarang

Gilles Abier berkebangsaan Perancis. Lahir di Paris tahun 1970. Pada usia 17

tahun ia telah mendapatkan gelar sarjana muda lulusan Sastra Perancis di Universitas

Grenoble. Lalu, Gilles melakukan pekerjaan sambilan di biro komunikasi di Paris. Pada usia 22 tahun, setelah satu minggu liburan di London, ia memutuskan untuk

tinggal enam bulan di Inggris selama tujuh tahun. Untuk meningkatkan bahasa

Inggris, ia belajar teater dan bergabung dengan Manchester Konservatorium. Gilles

untuk menulis novel pertamanya dan diterbitkan pada Agustus 2000 novel

pertamanya Actes Sud yang berjudul "Fausses compagnies". Dia sebelumnya telah menulis cerita pendek hanya untuk menyalurkan bakat dan hobinya. Tidak pernah

berpikir suatu hari akan dipublikasikan.

Ketika novel pertama ini akan segera diterbitkan di Perancis, Gilles kembali ke

Paris, ia tinggal dekat Parc des Buttes Chaumont. Suatu hari seorang editor

menyarankan ia menulis cerita tentang anak muda yang ditujukan untuk remaja. Ia

setuju dan sangat antusias untuk terus menulis. Saat ini Gilles tinggal di Saint-Denis,

dia bekerja paruh waktu di Centre Pompidou, dan terus menciptakan cerita untuk

(12)

III.2 Ringkasan Cerita

Novel Ini menceritakan tentang kehidupan remaja yang penuh dengan kebencian

terhadap ibunya,para remaja yang ingin hidup bebas tanpa kehadiran seorang ibu

yang mengganggu dan meresahkan membuat mereka marah,kesal,emosi,dan sangat

membenci ibunya. Dalam novel ini Gille Abier membagi menjadi empat bagian yang

menceritakan 4 orang remaja, mereka menceritakan kisah hidupnya dengan ibunya.

Masing-masing dari mereka memiliki alasan mengapa mereka membenci ibunya dan

ingin menyingkirkannya dari kehidupan mereka.

Pada bagian pertama menceritakan seorang remaja berusia 20 tahun,bernama

Etienne. Ia sangat membenci ibunya karena sang ibu memperlakukannya seperti anak

kecil,seringkali ibunya menciumnya dan memeluknya seperti pelukan kepada anak

kecil yang manja. Belum lagi sikap ibunya yang sangat posesif . Etienne memiliki

seorang kekasih bernama Lydie,ia sering datang ke rumah Etienne untuk sekedar

mendengarkan lagu-lagu band music ternama Saintoyant di kamar Etienne. Ibunya

merasa terganggu karena seringkali mereka mendengarkan music dengan volume

yang keras. Ibunya tidak menerima bahwa Etienne berpacaran dengan Lydie tanpa

alasan yang jelas. Terkadang ibunya merasa cemburu ketika Etienne dan Lydie

sedang memadu kasih. Oleh karena itu ibunya sangat tidak suka dengan Lydie dan

selalu menganggap bahwa Etienne masih anak-anak,ia harus dijaga dan tidak boleh

pergi kemana-mana. Padahal ia sudah dewasa. Hal ini sangat wajar karena ayah dan

ibu Etienne bercerai dan ayahnya meninggalkan rumah sejak Etienne berusia 10

(13)

untuk mengungkapkan segala isi hatinya termasuk mencurahkan kasih sayang

sepenuhnya hanya untuk Etienne,anak semata wayangnya.

Lalu, pada bagian kedua dalam novel ini. Menceritakan tentang seorang gadis

berusia 15 tahun bernama Jessie. Ia merupakan atlet tenis yang sudah menjuarai

beberapa pertandingan internasional di prancis bersama dengan teman-teman satu

clubnya di sekolah. Kemenangan dan prestasi Jessie tidak terlepas dari kegigihan

seorang ibu yang menjadi pelatihnya selama ini. Jessie merasa bersyukur dan sangat

mengapresiasi ibunya karena tela melatihnya menjadi atlet tenis yang hebat. Berbeda

dengan remaja lainnya, Jessie tidak selalu membenci ibunya,ia bahkan sangat dekat

dengan ibunya. Ia mulai mengenal olahraga tenis sejak usia 3 tahun,pertama kalinya

ia memegang rsket yang diberikan oleh ibunya. Dan sejak saat itu Jessie menyukai

tenis. Namun, suatu hari Jessie lelah dengan dunia olahraga yang ditekuninya selama

beberapa tahun ini, ia mulai menyadari bahwa hidupnya tidak seperti remaja lainnya

yang bebas dan bisa melakukan banyak hal termasuk pergi belanja,mendengarkan

musik,pergi ke konser, atau pergi ke kafe bersama teman-temanya. Selama ini ibunya

terus memaksa Jessie agar terus berlatih tenis dan mengikuti kejuaraan dunia. Seperti

seorang manajer yang mengatur seluruh hidup Jessie kemanapun dan apapun kegiatan

yang dilakukan oleh Jessie semua telat diatur ibunya. Jessie merasa

terganggu,lelah,dan ingin berhenti bermain tenis,namun ibunya tidak mengizinkan.

Jessie marah,kesal dan menganggap ibunya jahat karena telah memaksanya untuk

menjadi atlet tenis. Hal ini lah yang membuat Jessie membenci sang ibu seperti

remaja lainnya yang memberontak dan mengalami konflik dengan sang ibu.

Pada bagian ketiga dalam novel ini menceritakan kehidupan Alexis yang tragis.

(14)

karena memiliki paras yang jelek. Ia menggambarkan sosok sang ibu yang memiliki

rambut sangat kasar dan kaku,giginya tidak beraturan,kulitnya gelap,lehernya pendek

dan tubuhnya tidak terlalu tinggi. Sedangkan Alexis merupakan seorang anak

laki-laki yang tampan,berotot,rambutnya pirang dan tubuhnya tinggi. Perbedaan fisik

tersebut membuat Alexis merasa curiga,ia sangat yakin kalau dia bukan anak

kandung,melainkan anak yang di adopsi. Ia merasa malu dan tidak bisa menerima

keadaan bahwa ibunya buruk rupa,sama sekali tidak mirip dengan dirinya. Alasan

yang kedua yaitu,tidak hanya jelek ibunya juga bodoh. Ibunya memang bisa

melakukan pekerjan rumah tangga seperti memasak,berkebun,mencuci pakaian,dan

pekerjaan lainnya. Namun, tidak dengan pengetahuan tentang perkembangan dunia

saat ini,politik,ekonomi dan lainnya. Pernah suatu ketika Alexis berdiskusi dengan

ibunya tentang politik di Perancis,namun ibunya tidak tahu apa apa. Bahkan saat

Alexis masih sekolah dasar,ketika gurunya memberikan tugas pelajaran matematika

di sekolah dan Alexis merasa kesulitan untuk mengerjakannya. Ibunya tidak bisa

membantunya karena bodoh dalam hal ini. Sangat bodoh dan Alexis benci itu. Lalu,

alasan yang ketiga yaitu karena ibunya miskin. Ia tidak bisa menerima baha hidupnya

harus serba kekurangan dan tinggal di sebuah apartemen kecil. Sangat tidak layak dan

miskin untuk hidup di kota paris. Saat Alexis masih kecil, ayahnya meninggal karena

kecelakaan mobil. Hal ini yang membuat ibunya menjadi miskin karena tidak

mempunyai penghasilan tetap, makan sehari-hari pun mereka ambil dari hasil kebun.

Mereka harus berhemat, dan setiap hari ibunya harus mengecek buku tabungan yang

(15)

lusuh, penampilannya sangat buruk, tidak elegan, pakaiannya robek dan terlihat kuno.

Alexis merasa malu karena memiliki ibu yang jelek,bodoh,dan miskin.

Pada bagian ke empat , menceritakan seorang gadis berusia 17 tahun bernama

Solène. Ia memberitahukan kepada teman-temannya baha jangan pernah berteman

dengan ibu di media sosial manapun,karena itu akan mengganggu dan membuat sang

ibu ikut campur dalam kehidupan pribadinya. Hal ini lah yang membuat Solène

membenci ibunya. Ia sangat menyesal karena telah menerima ibunya sebagai teman

di media sosial Facebook. Sehingga ibunya akan mengetahui semua yang diunggah

olehnya. Termasuk memasang status, dan ibunya mengetahui dengan siapa saja

Solène berteman. Sebagai seorang remaja ia ingin bebas tidak mau diatur apalagi

diketahui semua urusannya oleh ibunya sendiri. Ia tidak suka ibunya selalu mengirim

komentar di Facebook ketika Solène berteman dengan teman baru atau memasang

status di Facebook.

Pada bagian terakhir. Inilah puncak permasalahan antara remaja dan seorang

ibunya. Saat keempat remaja tersebut Etienne, Jessie, Alexis, dan Solène akan pergi

ke Bordeaux untuk menonton konser Sintoyant. Disana mereka bertemu dan saling

berkenalan juga banyak teman baru yang tentu saja masih usia remaja seperti mereka.

Salah satu remaja yang mereka temui adalah Mathis,dia masih berusia 14 tahun. Dia

tinggal di Tolouse bersama ibunya. Saat konser telah berlalu, mereka menjadi teman

dan tinggal satu hotel. Suatu hari saat mereka akan melakukan perjalanan

mengelilingi kota Bordeaux, Jessie baru mengetahui bahwa Alexis adalah seorang

gay dan yang paling membuat Jessie terkejut adalah bahwa adiknya Ralph menyukai

Alexis. Artinya bahwa adik Jessie juga gay. Banyak tragedi yang terjadi saat Etienne,

(16)

membunuh ibunya di hotel dan langsung kabur dari hotel. Namun, saat diselidiki

tidak ada tanda-tanda adanya pembunuhan dan mayat yang tertinggal di kamar hotel

Mathis. Setelah diselidiki ternyata saat itu ibu Mathis terbentur tembok dan

meninggalkan jejak darah di tembok kamar mandi lalu pergi meninggalkan kamar

hotel. Etienne, Alexis, Jessie, dan Solène tidak menyangka akan kejadian ini. Lalu

berpikir apakah ini adalah salah satu cara Mathis untuk menyingkirkan ibunya?

sekejam itukah Mathis sampai-sampai mengaku bahwa ibunya sudah mati karena

dibunuh olehnya. Sejak saat itu 4 remaja tersebut sangat menyesal telah membenci

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga, pemecahan masalah yang ditempuh guru yaitu: (1) lebih memfokuskan perhatian siswa pada pembelajaran, (2) menggunakan pendekatan personal, (3) menambah variasi mengajar,

diri. Hasil dari pengembangan Terapi Seni Islami Dengan Tekhnik Doodle Art ini dijelaskan dalam skema perubahan diri konseli melalui tolak ukut cara dia berperilalku,

Menurut syaiful bahri Djamaroh, sarana prasarana mempunyai arti penting dalam pendidikan, terutama sistem full day school karena apabila suatu sekolah tidak

Pola Pemanfaatan Media dalam situasi kelas, yaitu pemanfaatan media dalam situasi kelas adalah penggunaannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi

KELOMPOK TANI CIKEBO MUKTI Alamat : RT.03 RW.04 Kelurahan Talagasari Kecamatan Kawalu.. Kota Tasikmalaya Jawa Barat

Kesimpulan dari penelitian ini adalah teknik self regulated learning efektif untuk mengurangi kejenuhan belajar peserta didik kelas XI SMA Negeri 8 Surakarta.. Kata

Demikian halnya, pernikahan poligami sirri antara Pemohon I dan Pemohon II telah dilakukan menurut ketentuan hukum Islam, dan telah mendapatkan ijin dan

downloaded from http://giri-widodo.blogspot.com... downloaded