• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Maritim Negara Indonesia adalah (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Maritim Negara Indonesia adalah (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Sejarah Maritim

Negara Indonesia adalah negara yang terdiri dari belasan ribu pulau bisa juga disebut sebagai negara kepulauan atau Archipelagic State. Kata Archipelago sering diartikan sebagai “Kepulauan” yang sebenarnya ada perbedaan pengertian secara fundamental antara kepulauan dan archipelago. Kata kepulauan sendiri berarti kumpulan pulau-pulau, sedangkan istilah Archipelago berasal dari bahasa latin, yaitu Archipelagus yang terdiri dari dua kata yaitu Archi yang berarti laut dan pelagus yang berarti utama sehingga arti sesungguhnya adalah Laut Utama. Sebagai negara bahari Indonesia tidak hanya memiliki satu laut utama, namun tiga yang dimana pada abad XIV dan XV merupakan zona komersial di Asia Tenggara yaitu Laut Banda, Laut Jawa dan Laut Flores[1],dimana ketiganya merupakan zona perairan paling menjanjikan.

Sejak Zaman Awal Kerajaan di Indonesia, kehidupan kelautan di Indonesia sudah sangan fundamental. Karena daerah Indonesia yang merupakan daerah kepulauan yang membutuhkan lautan untuk mengakses daerah antar daerah. Armada laut yang dimiliki oleh Kerajaan seperti Sriwijaya, Majapahit, hingga Demak pun tak bisa dipandang sebelah mata, sebagai kerajaan maritim, mereka sangat berperan dalam perdagangan yang mencakup daerah Indonesia, bahkan mancanegara dan sangat disegani yang tertera dalam catatan para pedagang dan utusan dari China ataupun dari Arab.

Sejarah maritim memiliki korelasi yang relatif banyak dengan sejarah nusantara. Sebab wilayah nusantara berkembang dari sektor kemaritiman. Mayoritas kerajaan di Nusantara yang bercorak maritim menunjukkan bahwa kehidupan leluhur kita amat tergantung pada sektor bahari. Baik dalam hal pelayaran antar pulau, pemanfaatan sumber daya alam laut, hingga perdagangan melalui jalur laut dengan pedagang dari daerah lain maupun pedagang dari maca negara.

A. Peran Perairan Indonesia

(2)

Mediterranean Sea bagi Indonesia, bahkan bagi Asia Tenggara.

Sebagai “Laut Tengah”-nya Indonesia dan bahkan Asia Tenggara, Laut Jawa menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai komunitas yang berada disekitarnya baik dalam kegiatan budaya, politik, maupun ekonomi. Dengan dekimian Laut Jawa tentu memiliki fungsi yang mengintegrasikan berbagai elemen kehidupan masyarakat yang melingkunginya. Dalam konteks itu bisa dipahami jika sejak awal abad masehi bangsa Indonesia sudah terlibat secara aktif dalam pelayaran dan perdagangan internasional antara dunia Barat (Eropa) dengan dinia Timur (Cina) yang melewati selat Malaka. Dalam hal ini bangsa Indonesia bukan menjadi objekaktivitas perdagangan itu, tetapi telah mampu menjadi subjek yang menentukan. Suatu hal yang bukan kebetulan jika berbagai daerah di Nusantara memproduksi berbagai komoditi dagang yang khas agar bisa ambil bagian aktif dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan itu. Bahkan pada jaman kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit Selat Malaka sebagai pintu gerbang pelayaran dan perdagangan dunia dapat dikuasai oleh bangsa Indonesia.[5]

Pada jaman kerajaan Islam, jalur perdagangan antar pulau di Indonesia (antara Sumatera-Jawa, Jawa-Kalimantan, Jawa-Maluku, Jawa- Sulawesi,Sulawesi-Maluku, Sulawesi-Nusa Tenggara dan sebagainya) menjadi bagian yang inheren dalam konteks perdagangan internasional. Bahkan Indonesia sempat menjadi tujuan utama perdagangan internasional, bukan negeri Cina.Keadaan ini lebih berkembang ketika orang Eropa mulai datang ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah. Indonesia mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi pedagang dari penjuru dunia. Sebagai konsekuensi logis, jalur perdagangan dunia menuju Indonesia berubah (Route tradisional melalui selat Malaka menjadi route alternatif karena ada route baru yaitu dengan mengelilingi benua Afrika,kemudian menyeberangi Samudera Hindia, langsung menuju Indonesia. BangsaSpanyol juga berusaha mencapai Indonesia dengan menyeberangi Atlantik dan Pasifik.[6]

(3)

Pelayaran dan perdagangan Laut Jawa juga mencakup kota di kawasan lain seperti Belawan Deli, Tanjung Pinang (Riau), Malaka, Singapura,

Ternate,Ambon, dan kawasan Indonesia Timur lainnya. Singkat kata, dalam sejarah Indonesia, pelayaran dan perdagangan Laut Jawa mencakup pelayaran dan perdagangan di seluruh Nusantara. Ini berarti Laut Jawa merupakan inti atau core dari aktivitas pelayaran dan perdagangan di Nusantara. Jadi, berbicara tentang pelayaran dan perdagangan di Nusantara, berarti bicara tentang peranan yang dimainkan oleh laut Jawa.Dalam konteks ini Laut Jawa berperan sebagai jembatan dan katalisator jaringan pelayaran dan perdagangan di seluruh Nusantara, jangkauannya mencakup pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusatenggara, bahkan kepulauan Maluku, Irian dan pulau kecil lainnya.

B. Kerajaan Maritim di Indonesia

Sejarah Maritim di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak zaman Manusia Purba dimana nenek moyang bangsa ini datang menyeberangi laut untuk menetap ke kepulauan-kepulauan di Indonesia. Namun disini lingkup bahasannya kami persempit di masa kerajaan-kerajaan.

1. Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya pada dasarnya merupakan suatu kerajaan-pantai, sebuah negara perniagaan dan negara yang berkuasa dilaut.Kekuasaannya lebihdisebabkan oleh perdagangan internasional melalui Selat Malaka. Dengan demikian berhubungan dengan jalur perdagangan internasional dari Asia Timur keAsia Barat dan Eropa yang sejak paling sedikit lima belas abad lamanya, mempunyai arti penting dalam sejarah.Sriwijaya memang

merupakan pusat perdagangan penting yang pertama pada jalan ini Kemudian diganti oleh tempat-tempat atau kota-kota yang lain dan yang terakhir oleh kota Batavia (sekarangJakarta) dan Singapura.

Menurut berita Cina, kita dapat menyimpulkan bahwa Sriwijaya adalah salah satu pusat perdagangan antara Asia Tenggara dengan Cina yang terpenting. [7] Sriwijaya adalah kerajaan maritim yang pernah tumbuh menjadi suatu kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara.

(4)

Dari I-Tsing ini dapat kita ketahui bahwa Sriwijaya disamping sebagai pusat perdagangan dan pelayaran juga menjadi pusat kegiatan ilmiah agama Budha. Seorang guru terkenal yang bernama Sakyakirti, pendeta yang hendak ke India dianjurkan untuk lebih dahulu belajar ke Sriwijaya sekitar satu duatahun.[9] MenurutCoedes, dia memandang bahwa ada hubungannya antara perkembangan kerajaan Sriwijaya dengan ekspansi agama Islam dalam periode permulaan. Sebagai akibat dari penaklukan oleh bangsa Arab di Timur-Tengah seperti negeri Arab, Suriah, Mesir dan Mesopotamia, maka jalan laut melalui Asia Selatan menjadi jalan perdagangan biasa yang menggantikan jalan darat.Kerajaan-kerajaan ini menjadi pendorong kemajuan lalu-lintas laut di AsiaTenggara yang maha-besar. Kondisi kemajuan lalu lintas laut ini membuat kerajaan Sriwijaya memperoleh keuntungan cukup besar.

2. Kerajaan Melayu di Sumatera

Dari kitab sejarah dinasti Tang kita menjumpai untuk pertama kalinya pemberitaan tentang datangnya utusan dari daerah Mo-lo-yeu di Cina pada tahun 644 dan 645. Nama Mo-lo-yeu ini mungkin dapat dihubungkan dengan kerajaan Melayu, yang letaknya di Pantai Timur Sumatra dengan pusatnya di sekitar Jambi. Sekitar tahun 672 Masehi I-tsing seorang pendeta Budha dari Cina, dalam perjalanannya dari Kanton menuju India, singgah di She-li-fo-she (Sriwijaya) selama enam bulan untuk belajar tata bahasa Sansekerta. Dari She-li-fo-she It-sing berlayar ke Melayu dengan menggunakan kapal raja.Ia tinggal di Melayu selama dua bulan. Selanjutnya ia berlayar ke Kedah selama lima belas hari. Pada bulan ke-12 ia meninggalkan Kedah menuju ke Nalanda, ia berlayar selama dua bulan. Ketika kembali dari Nalanda pada tahun 685, It-sing singgah lagi di Kedah. Kemudian pada musim dingin ia berlayar ke Mo-la-cu yang sekarang telah menjadi Fo-she-to dan tinggal di sini selama pertengahan musim panas, lalu ia berlayar selama satu bulan menuju Kanton. Dari keterangan tadi dapat disimpulkan bahwa sekitar tahun 685 kerajaan Sriwijaya telah mengembangkan kekuasaannya , dan salah satu negara yang berhasil ditaklukkannya adalah Melayu.

Dari studi tentang pelayaran menyusuri pantai Champa dan Annam menunjukkan adanya beberapa toponim pada pantai-pantai itu yang berasal dari bahasa Melayu.Pendapat ini memperkuat dugaan kita bahwa pelayaran ke negeri Tiongkok dilakukan oleh kapal-kapal dari pelaut-pelaut Melayu. I-Tsing dalam salah satu bukunya yang ia selesaikan antara tahun 690 ada keterangan yang menyatakan bahwa sementara itu Melayu telah menjadi kerajaan Sriwijaya. Sementara itu perdagangan berpindah tempat.

(5)

1275 Raja Kertanagera mengirimkan tentaranya ke Melayu.Pengiriman pasukan ini dikenal dengan sebutan Pamalayu. Letak Malayu yang sangat strategis di pantai Timur Sumatera dekat Selat Malaka, memegang peranan penting dalam dunia pelayaran dan perdagangan melalui Selat Malaka yaitu antara India dan Cina dengan beberapadaerah di Indonesia bagian Timur.

3. Kerajaan Samudera Pasai

Penulis Arab yang terkenal yaitu Ibnu Battuta yang antara tahun 1345-1346 menjadi utusan Sultan Delhi Muhammad Tughlak untuk menghadap kaisar Tiongkok. Dalam perjalanannya ke Tiongkok, begitu pula ketika kembalinya, ia singgah di kerajaan Samudra di Sumatra. Kalau kita ikuti catatan dari sumber Arab ini akan dapat diketahui bahwa sejak kira-kira abad ke-8, pedagang Arab sudah mulai mengenal Indonesia, sekurang-kurangnya Indonesia bagian barat seperti Lamuri, Samudra, Badrus, Kedah, dan Sriwijaya.

Di antara para pedagang Arab itu tentunya adayang menetap di kota tersebut. Apabila di Kanton di tempat yang begitu jauh dan asing, mereka bisa menetap dan membangun masyarakatnya.Tidak mustahilmerekapunada yang menetap di kota-kota pelabuhan di Indonesia. Mereka dapat diketahui berada di Tiongkok berkat adanya kebiasaan orang-orang Tionghoa mencatat secara teliti segala kejadian yang mereka lihat.Kebiasaan semacam itu tidak dimiliki oleh bangasa Indonesia, sehingga tidak ada satupun kemungkinan itu yang dapat kita ketahui.Sebagai akibat dari merosotnya kekuasaan Sriwijaya, di Sumatra Utara muncul beberapa kerajaan maritim kecil. Kerajaan-kerajaan yang terdapat kira-kira tahun 1300 adalah Samudra, Perlak, Paseh dan Lamuri (yang kemudian menjadi Aceh).

Kerajaan-kerajaan pelabuhan ini kesemuanya mengambil keuntungan dari perdagangan di Selat Malaka. Saudagar yang beragama islam dari India mendatangkan agama Islam, dan Sumatra Utara menjadi daerah islam yang pertama di Indonesia. Berbagai keluarga raja Indonesia satu demi satu masuk agama islam. Prosesnya dipercepat melalui hubungan kekeluargaan dengan saudagar islam tersebut. Di beberapa kerajaan Sumatra Utara agama islam lalu berkuasa. Bukti yang menunjukkan itu adalah adanyanisan Sultan Al Malik as Saleh yang meninggal dalam bulan Ramadhan tahun 1297 Masehi. Ini berarti, bahwa segera sesudah kunjungan Marco Polo, Samudra telah diislamkan, sedangkan yang memerintah adalah orang yang bergelar sultan.

(6)

Istana raja Samudra disusun dan diatur secara India, sedangkan diantara para pembesarnya terdapat pula orang- orang Persia.Adapun Patihnya mempunyai gelar Amir.Sampai tahun berapa Malikal-Thahir ini memerintah, tidak diketahui dengan pasti. Pun penggantinya, Sultan Zain al-Abidin, yang juga bergelar Malik al-Thahir, tidak ada keterangannya. Kita hanya dapat mengetahui namanya sajadari batu nisan yang tersurat di Samudra, yang menghias jirat, kuburan anak perempuannya yang meninggal dalam tahun 1389

4. Kerajaan Majapahit

Menurut Krom, kerajaan Majapahit ini berdasar pada kekuasaan di laut. Laut-laut dan pantai yang terpenting di Indonesia dikuasainya. Jika suatu kerajaan yang kecil menjadi daerah takluk Majapahit, maka pada umumnya

pemerintahMajapahit tidak mencampuri keadaan dalam negeri tersebut. Negeri yang takluk ini cukup mengirimkan utusan pada waktu tertentu sebagai tanda takluk serta mengambil sikap yang sesuai dengan kehendak pemerintah Majapahit terhadap negeri Indonesia lainnya.

Bagian dari kerajaan besar ini yang jauh letaknya cukup dijadikan daerah pengaruh saja. Segala pengaruh asing dalam kerajaan ditolak. Daerah taklukannya diwajibkan menyampaikan upeti atau uang takluk.Jadi, selain sebagai negara agraris, pada waktu yang sama Majapahit jugamerupakan suatu kerajaan perdagangan. Negara ini memiliki angkatan laut yangbesar dan kuat. Pada tahun 1377 mengirim suatu ekspedisi untuk menghukum Raja Palembang dan Sumatra.

Majapahit juga mempunyai hubungan denganCampa, Kampuchea, Siam Birma bagian Selatan dan Vietnam serta mengirimdutanya ke Cina. Kenang-kenangan tentang kejayaan Majapahit itu masih tetaphidup di Indonesia, dan hal itu dianggap sebagai suatu preseden bagi perbatasanpolitik Republik Indonesia dewasa ini.

Menurut berita Cina dalam buknya Tao-I chih-lueh yang ditulis sekitar tahun 1349M menyebutkan Majapahit yang dikenal dengan nama She-po (Jawa) sangat padat penduduknya, tanahnya subur dan banyak menghasilkan padi, lada, garam, kain dan burung kakak tua yang semuanya merupakan barang eksport utama. Dari luar She-po mendatangkan mutiara, emas, perak, sutra, barangkeramik dan barang dari besi. Banyak daerah yang mengakui kedaulatan She-poantara lain beberapa daerah di Malaysia, Sumatra, Kalimantan Timur dan beberapa daerah di Indonesia bagian Timur.

(7)

Nusantara yang tunduk padakerajaan Majapahit. Dari pemberitaan tersebut, sekurang-kurangnya kita dapatmenjelaskan bahwa pelayaran sebagai sarana perhubungan antar pulau padawaktu itu sudah dikenal. Ini membuktikan bahwa Majapahit juga merupakan kerajaan Maritim yang cukup kuat dan disegani di Nusantara.

5. Perkembangan Maritim Kerajaan Demak

Secara geografis, Demak memiliki letak yang sangat menguntungkan baik untuk perdagangan maupun pertanian. Pada waktu itu Kerajaan Demak merupakan kerajaan maritim yaitu sebuah kerajaan yang perekonomiannya lebih didasarkan atas sektor perdagangan dan pelayaran. Berdsarkan geo-morfologi bahwa pada abad XV kota Demak berada di tepi pantai dan memiliki pelabuhan yang dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai negara. Menurut cerita babad dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, pengganti Raden Patah adalah Pangeran Sabrang Lor. Nama itu ternyata berasal dari daerah tempat tinggalnya di seberang utara, yaitu Jepara sebuah daerah yang pada waktu itu masih terpisah oleh sebuah selat dengan Demak. Sementera itu menurut Tome Pires penguasa kedua di Demak adalah Pate Rodim Sr. Dia mempunyai armada laut yang terdiri dari 40 kapal jung.

Kekuatan Demak terpenting adalah kota pelabuhan Jepara, yang merupakan kekuatan laut terbesar di laut Jawa dan sekaligus juga pemasok beras yang utama ke Malaka. Pada masa Pati Unus atau Pangeran Sabrang Lor, tepatnya tahun 1512 dan 1513, Demak menyerang Malaka yang pada waktu itu dikuasai oleh Portugis dengan menggunakan gabungan seluruh angkatan laut bandar-bandar Jawa, dan Sumatra namun berakhir dengan hancurnya angkatan laut dari Jawa.

Sejalan dengan perpindahan pusat kekuasaan dari kota Demak ke Pajang dan proses perubahan ekologi di ‘Selat Muria’ yang menempatkan Demak tidak lagi sebagai kota pelabuhan, maka kehidupan maritim Demak menjadi mundur. Fungsi Demak digantikan oleh Jepara hingga VOC mengalihkan kegiatan dagang dari Jepara ke Semarang pada abad XVII. Akibat dari situasi ini, maka pelabuhan laut kota Demak menjadi kurang berarti pada akhir abad ke-16. Namun sebagai produsen beras dan hasil pertanian lain daerah Demak masih lama mempunyai kedudukan penting dalam perekonomian kerajaan Mataram.

6. . Perkembangan Maritim Kerajaan Banten

(8)

komoditi-komoditi yang diperdagangkan oleh para pedagang Islam. Tome Pires juga pernah datang ke Banten antara tahun 1512-1513.

Dalam catatannya, Tome Pires menggambarkan Banten sebagai suatu pelabuhan yang ramai. Banyak perahu jung Cina yang berlabuh di tempat tersebut. Disebutkannya komoditi yang diperdagangkan di Banten adalah beras, bahan makanan dan lada. Hubungan antara Banten dengan Demak memang sangat erat. Proses Islamisasi yang dilakukan oleh Sunan Gunung Jati dan putranya dapat berhasil secara baik karena dibantu oleh kekuatan militer dari Demak. Dalam pertengahan abad ke-16 dapat dikatakan bahwa Demak telah dapat menggalang kekuasaan politik yang membentang di sepanjang pantai Jawa bagian Barat yaitu dari Cirebon, Sunda Kelapa hingga ke Banten.

Perdagangan lada membuat Banten menjadi kota pelabuhan yang penting. Kapal-kapal dagang Cina, India dan Eropa singgah dan berdagang di Banten. Dalam melaksanakan perdagangan, Banten menerapkan sistem

perdagangan terbuka. Artinya semua pedagang dari berbagai bangsa dibebaskan untuk berdagang di Banten. Masa kejayaan Banten sebagai pelabuhan pusat perdagangan di bagian Barat Nusantara berlangsung dari pertengahan abad ke-16 hingga menjelang akhir abad ke-17. Puncak kurun niaga yang disebut oleh sejarawan Anthony Reid berlangsung antara tahun 1570 hingga 1630 rupanya bertepatan dengan masa kejayaan Banten sebagai kota palabuhan.

Selain Banten, salah satu pelabuhan yang ramai aktivitasnya di pulau jawa adalah Cirebon. Perkembangan pelabuhan Cirebon pada masa Islam didorong oleh beberapa faktor antara lain: pertama, Cirebon bertindak sebagai penyedia barang kebutuhan bekal perjalanan kapal. Di samping itu Cirebon juga mengekspor beras ke Malaka sebelum jatuh ke tangan Portugis. Kedua, Cirebon telah menjadi tempat bermukimnya para pedagang besar. Setelah Portugis menguasai Malaka, beberapa pedagang mulai berpindah ke pelabuhan Islam lainnya termasuk Cirebon.

(9)

7. Perkembangan Maritim Makasar dan Ternate Tidore

Makasar melakukan pelabuhan utama di Sulawesi Selatan. Letak geografis Makasar yang berada di jalur Maluku Jawa dan jalur masuk kepulauan Nusantara dari utara membuat makasar ramai dikunjungi. Komoditas dagang yang banyak berada di Maluku membuat arus perdagangan laut dari Maluku ke Jawa ramai. Terlebih dengan mulai masuknya pedagang dari Eropa. Lambat laun Makasar menjadi pelabuhan transit yang cukup berkembang kehidupan maritimnya.

Makasar juga dikenal sebagai masyarakat pelaut yang handal. Suku Bugis merupakan suku pelaut yang mampu berlayar hingga ke Madagascar. Pelayaran menggunakan perahu phinisi mampu melewati lautan luas bahkan mampu melewati samudera. Kemampuan ini didukung oleh kemampuan navigasi dari masyarakat bugis yang sudah canggih dengan menggunakan alam sebagai kompas dalam menentukan arah, serta pengetahuan akan musim dan angin yang baik.

Ternate Tidore merupakan kerajaan yang ada di kepulauan Maluku. Kerajaan ini merupakan persekutuan dari kerajaan kerajaan kecil yang membentuk semacam persekutuan dengan Ternate dan Tidore sebagai pemimpinnya. Letak kerajaan satu dengan lainnya yang dipisahkan laut menjadikan kerajaan ini bertumpu pada sektor maritim. Tidak hanya hubungan dagang, mobilisasi penduduk juga dilakukan lewat jalur pelayaran.

Saat kerajaan Ternate dan Tidore diserang oleh Portugis pada tahun 1570, pecah pertempuran antara Portugis dan kerajaan Ternate. Melihat ancaman dari luar, kerajaan Ternate dan Tidore akhirnya bergabung menjadi satu. Bersatunya kerajaan ini membuat kekuatan kerajaan ini semakin besar dalam mempertahankan diri dari serangan bangsa asing.

Kehidupan maritim di Indonesia mulai surut sejak rezim VOC berkuasa di beberapa daerah di Indonesia. Pembatasan ruang gerak kapal dan monopoli perdagangan membuat banyak kapal-kapal saudagar asing yang sulit untuk berdagang dengan pekaut pribumi. Bahkan akhirnya kehidupan kemaritiman di Nusantara sudah tidak seramai dulu saat masih dalam era kerajaan.

3. Perkembangan Maritim Indonesia Modern

(10)

Dalam mengatasi tantangan tersebut, seluruh komponen bangsa harus segera membangkitkan maritime domain awareness, atau kesadaran lingkungan maritim. Hal itu dibutuhkan karena bangsa Indonesia sekarang tidak lagi memiliki budaya bahari. Sehingga, perlu dibangun kembali upaya penyadaran. Upaya ini harus sampai pada penyadaran efektif terhadap segala sesuatu yang menyangkut lingkungan maritim merupakan hal vital bagi keamanan, keselamatan, ekonomi dan lingkungan hidup bangsa Indonesia, serta menunjang upaya menegakkan harga diri bangsa.

Menyadarkan bahwa laut adalah aspek alamiah yang paling mempengaruhi kehidupan poleksosbudhankam nasional merupakan isu yang paling utama dan menarik perhatian. Di sini pemerintah harus menjadi ujung tombak, dan untuk itu pemerintah Indonesia perlu segera menetapkan sebuah National Maritime Policy dalam rangka pemanfaatan laut bagi kemakmuran bangsa, sekaligus untuk mengembangkan kembali budaya bahari bangsa, yang tujuan akhirnya penguasaan laut nasional yang dapat menegakkan harga diri bangsa.

Pakar hukum laut internasional, Prof Hasjim Djalal, menyatakan sudah sepatutnya Indonesia memiliki konsep negara maritim (maritime policy). Menurut Hasyim, konsep maritim yang dimaksud adalah negara mampu memanfaatkan dan menjaga laut untuk mensejahterakan rakyatnya. “Tapi, sayang kita sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, negara belum mampu memanfaatkan potensi sumberdaya laut,” kata Hasjim.

Maritim Di Nusantara Sebelum Kedatangan Bangsa Barat.

Sebelum masuknya pedagang Eropa ke Nusantara, kemaritiman di Nusantara berkembang dengan adanya kota-kota pelabuhan yang dijadikan tempat transaksi perdagangan. Dengan jalur Selat Malaka merupakan jalur pelayaran terpenting pada saat itu. Banten, Demak, Malaka, Samudra Pasai, merupakan kerajaan-kerajaan yang memiliki pelabuhan-pelabuhan dagang yang cukup berkembang. Dan menjadi tolak ukur perkembangan kemaritiman di nusantara pada masa itu.

Maritim Di Nusantara Masa Portugis dan Spanyol

Sebelum kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol, di nusantara telah timbul kota-kota dagang (Emporium) yang satu sama lainnya saling berhubungan dan menjalin hubungan perdagangan. Baik di wilayah Jawa, Sumatera atau bahkan Nusantara Bagian Timur (Spice Island). Yang pada umumnya melakukan pelayaran di wilayah Pantai Timur Sumatera (Sumatera), Pantai Utara Jawa (Jawa).

(11)

pelayaran dan jalur perdagangan utama, beralih menjadi ke Pantai Barat Sumatera. Maka dengan hal itu, pelabuhan / kota-kota dagang yang ada di wilayah Pantai Barat Sumatera mengalami kemunduran.

Sejak akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 tiba gilirannya orang-orang Belanda, Inggris, Denmark dan Perancis datang ke nusantara. Motif kedatangan bangsa Belanda ini adalah motif ekonomi dan petualangan. Belanda mendarat di Banten di bawah Cornelis de Houtman pada tahun 1596. Di daerah Jawa, Belanda tidak terlalu di terima dengan baik. Tetapi setelah Belanda sampai di Maluku, merupakan hal penting bagi

perkembangan kemaritiman di nusantara.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengungkap kasus perdagangan orang di daerah Jawa Tengah tidak terlalu sulit untuk diungkap karena faktor lokasi daerah Jawa Tengah yang tidak sebesar

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan diatas maka penulis tertarik untuk membuat penelitian tentang “Peranan Kelompok Tani Melati 1 Terhadap

Asia Tenggara terletak di wilayah yang strategis, berada di jalur lalu lintas perdagangan dunia. Hal ini membuat Asia Tenggara memiliki daya tarik luar biasa sebagai

Kejaksaan adalah Lembaga Pemerintah yang melaksanakan kekuasaan Negara dibidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan Undang-Undang oleh karena itu penulis

5 STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA PERSERO REGIONAL 1 CABANG DUMAI Gambar 1.3 : Struktur Organisasi PT Pelabuhan Indonesia Persero Regional 1 CabangDumai Sumber : PT