HOTEL BISNIS TEMBAKAU DELI
( GREEN ARCHITECTURE )
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010/2011
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh : BERLIANTO
060406002
DEPARTEMEN ARSIT EKTUR
FAKULT AS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A
HOTEL BISNIS TEMBAKAU DELI
( GREEN ARCHITECTURE )
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010/2011
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh : BERLIANTO
06 0406 002
DEPARTEMEN ARSIT EKTUR
FAKULT AS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A
HOTEL BISNIS TEMBAKAU DELI
( GREEN ARCHITECTURE )
Oleh : BERLIANTO
06 0406 002
Medan, 22 Desember 2010 Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR
( SHP2A )
Nama : Berlianto NIM : 060406002
Judul Proyek Akhir : Hotel Bisnis Tembakau Deli Tema Proyek Akhir : Green Architecture
Rekapitulasi Nilai :
Nilai A B+ B C+ C D E
Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :
No Status
W aktu Pengumpulan Laporan Paraf Pembimbing I Paraf Pembimbing II Koordinator TGA - 490
1 LULUS
LANGSUNG
2 LULUS
MELENGKAPI
3 PERBAIKAN
TANPA SIDANG
4
PERBAIKAN DENGAN
SIDANG
5 TIDAK LULUS
Medan , 22 Desember 2010
Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TGA – 490
_
NIP. 132 206 820 NIP. 132 206 820
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tersusun tepat pada waktunya. Laporan ini berisikan penjelasan mengenai proyek Tugas Akhir dari penulis yang berjudul “ Hotel Bisnis Tembakau Deli “. Pada tahapan ini terdapat latar belakang , deskripsi proyek , elaborasi tema , analisa dan konsep dari perancangan bangunan “ Hotel Bisnis Tembakau Deli “ ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
• Ibu Benny O.Y. Marpaung , ST , MT , Ph.D selaku dosen pembimbing I atas kesabaran dan perhatiannya dalam proses asistensi , dan masukan yang diberikan kepada penulis , dan juga sebagai seorang “ Mario Teguh “ yang memotivasi penulis untuk bergerak lebih maju lagi
• Ibu Ir. Basaria Talarosha , MT selaku dosen pembimbing II atas kesabaran dan perhatiannya dalam proses asistensi , masukan-masukan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis.
• Bapak Ir. Rudolf Sitorus , MLA selaku ketua sidang dan dosen penguji , Ibu Salmina Wati Ginting , ST , MT selaku dosen penguji yang banyak memberikan kritikan-kritikan dan masukan-masukan yang berguna dalam pengembangan rancangan bangunan ini
• Bapak Imam Faisal Pane ST , MT ,Bapak Devin Defriza ST.MT, Ibu Wahyuni Zahra ST, Msi , Ibu Lisa Suryani ST, MT , Bapak M. Dolok Lubis ST , MSc. selaku dosen yang ikut memberi perhatian kepada penulis
• Bapak Ali Aman , Staff Bidang Perhotelan Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Medan atas wawancara secara langsungnya
• Keluarga saya terutama ibunda Mikia Widjaja yang banyak memberikan semangat dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini .
• Saudara saya , Agus Thamrin , dan Meifrida Thamrin yang memberi dukungan penuh dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini
• Teman – teman arsitektur USU terdekat saya Putrisia , Juandi , Dian , Suwanti , Firman , Denny Lie , Sugi , dan Taufik yang memberikan dukungan pendapat , waktu , dan bantuan kepada penulis selama proses pegerjaan TA ini.
• Teman – teman stambuk 06 dan seperjuangan TA terutama Hendro , Wilona , Mariani , Elbi , Laura , Hasbi , Elsha , Sari , Michi , Agus , Meli , Dini , Surya , Isfan , Reza , Thila , Andrey , Junardi , Fitri , Sahat , Annisa ( We are always Together !!! )
• Seluruh staff M.I.S. ( Medan Interior School ) terutama Suwardi
• Junior - junior ‘07 ( Shelly , Jessica , Catherine , Claudia , Yohana , Anggrelany , Hendra , Wilcen )
• Junior – junior ’08 ( JK , Maria , HH , Widiana , Merry , Jansen , Jingga , Pucat , Seni , VR )
• Simple Printing ( Masdi dan Vivi ) yang bersedia memplotkan gambar – gambar walaupun di hari libur
Penulis percaya laporan yang disusun tidak sempurna namun inilah hasil yang telah di rangkum untuk laporan penulis, berisi berbagai pembahasan yang diperlukan untuk rancangan bangunan yang akan dibuat .Semoga dengan adanya laporan ini dapat memberikan informasi dan gambaran yang cukup jelas mengenai proyek dan tema yang dipilih. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini berguna bagi pihak yang membutuhkan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
\
Medan, 22 Desember 2010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……… i
DAFTAR ISI……….. iii
DAFTAR GAMBAR………. iv
DAFTAR TABEL……….. viii
DAFTAR DIAGRAM……… ix
BAB I PENDAHULUAN……….. 1
I.1 Latar Belakang... 1
I.2 Maksud dan Tujuan... 5
I.3 Masalah Perancangan... 6
I.4 Pendekatan Masalah Perancangan... 6
I.5 Lingkup / Batasan Masalah... 6
I.6 Asumsi – Asumsi... 7
I.7 Kerangka Berpikir... 8
I.8 Sistematika Penulisan Laporan... 9
BAB II TINJAUAN UMUM……….. 10
II.1 Kondisi Geografis Kota Medan ... 10
II.2 Kondisi Demografis Kota Medan... 10
II.3 Kondisi Kehidupan Sosial Kota Medan... 12
II.4 Tinjauan Hotel... 13
II.4.1 Sejarah Perkembangan Hotel Di Eropa dan Amerika... 15
II.4.2 Sejarah Perkembangan Hotel Di Indonesia... 16
II.4.3 Perkembangan Hotel di Medan... 17
II.4.4 Klasifikasi Hotel……….. 19
II.5 Tinjauan Hotel Bisnis... 25
II.5.1 Perkembangan Hotel Bisnis... 27
II.5.2 Karakteristik Hotel Bisnis... 28
II.5.3 Karakteristik Tamu Hotel Bisnis... 29
II.5.4 Organisasi Ruang ... 30
II.5.5 Kriteria Fasilitas Hotel Bintang Tiga... 33
II.5.6 Jenis dan Fasilitas Standar Kamar Tamu... 35
BAB III TINJAUAN KHUSUS……….. 38
III.1 Terminologi Judul... 38
III.2 Lokasi Proyek... 41
III.2.1 Data Umum Lokasi Proyek... 41
III.2.2 Kriteria Pemilihan Lokasi... 42
III.2.3 Lokasi Site... 44
III.3 Sirkulasi... 47
III.3.1 Sirkulasi skala Makro... 47
III.3.2 Sirkulasi skala Mikro... 47
III.4 Arsitektur Kota... 47
III.4.1 Data Bangunan Bersejarah... 47
III.4.2 Gaya Bangunan... 48
III.5 Studi Banding Proyek Sejenis... 48
III.5.1 Hyatt Regency Dubai... 48
III.5.2 Crowne Plaza Hotel Dubai... 55
III.5.3 Colorado Center... 60
III.5.4 Riverchase Galleria ( Wynfrey Hotel )... 64
BAB IV ELABORASI TEMA……….. 68
IV.2 Defenisi... 69
IV.3 Kriteria Green Architecture... 73
IV.4 Penerapan Tema dalam Rancangan... 75
IV.5 Keterkaitan Tema dengan Judul... 79
IV.6 Studi Banding Tema Sejenis... 80
IV.6.1 The Chonqing Tower... 80
IV.6.2 EDITT Tower... 84
IV.6.3 Tokyo Nara Tower... 88
BAB V ANALISA……….. 91
V.1 Analisa Fisik... 91
V.1.1 Analisa Lokasi... 91
V.1.2 Analisa Tata Guna Lahan... 92
V.1.3 Analisa Intensitas Bangunan... 103
V.1.4 Analisa Sirkulasi... 105
V.1.5 Analisa Pencapaian... 109
V.1.6 Analisa Arsitektur Kota... 111
V.1.7 Analisa Street Furniture... 114
V.1.8 Analisa Vegetasi... 118
V.1.9 Analisa Support Activity... 120
V.1.10 Analisa Utilitas... 122
V.1.11 Analisa View... 124
V.1.12 Analisa Kebisingan... 126
V.1.13 Analisa Matahari... 127
V.2 Analisa Non Fisik... 128
V.2.1 Analisa Pola Kegiatan... 128
V.2.2 Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Jenis Kegiatan... 129
V.2.3 Hubungan Antar Ruang... 131
V.2.4 Analisa Fungsional... 131
V.2.5 Program Ruang………... 133
BAB VI KONSEP PERANCANGAN..………. 138
VI.1 Konsep Perancangan Tapak……… 138
VI.1.1 Konsep Penerima……… 138
VI.1.2 Konsep Zoning……… 138
VI.1.3 Konsep Warna………. 140
VI.1.4 Konsep Pedestrian………. 141
VI.2 Konsep Struktur……… 141
VI.3 Konsep Utilitas………. 142
VI.3.1 Konsep sistem elektrikal……… 142
VI.3.2 Konsep sistem sanitasi……….. 142
VI.4 Green Feature……… 144
VI.4.1 Efisiensi Air……….. 144
VI.4.2 Solar Cell……….. 144
VI.4.3 Roof Garden dan Green Wall………. 145
BAB VII GAMBAR PERANCANGAN..………... 144
VII.1 Gambar Perancangan………. 148
VII.2 Maket………... 173
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pertumbuhan Hotel Berbintang di Medan... 2
Gambar 1.2. Diagram Kerangka Berpikir... 5
Gambar 2.1 Peta Kota Medan……….... 10
Gambar 2.2 Berbagai Tipikal Bentuk dan besaran kamar tamu hotel ... 30
Gambar 2.3 Tipe – tipe dan layout kamar hotel ... 35
Gambar 2.4 Pola Kamar tamu 1... 36
Gambar 2.5 Pola Kamar tamu 2... 37
Gambar 3.1 Peta Sumatera Utara , Kota Medan ,dan Kawasan Deli... 41
Gambar 3.2. Peta Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan... 43
Gambar 3.3 Tampak udara kondisi sekitar site 1... 45
Gambar 3.4 Tampak udara kondisi sekitar site 2... 46
Gambar 3.5 Grand Hyatt Dubai... 48
Gambar 3.6 Kamar Gulf View King dan Twin... 49
Gambar 3.7 Kamar Club Twin dan King... 49
Gambar 3.8 Kamar Regency Suite King... 49
Gambar 3.9 Kamar Regency Executive Suite ... 50
Gambar 3.10 Kamar Emiri Suite... 50
Gambar 3.11 Kamar Royal Suite... 50
Gambar 3.12 Lobby... 51
Gambar 3.13 Al Dawaar Revolving Restaurant... 51
Gambar 3.14 Foccacia Italian Restaurant... 51
Gambar 3.14 Miyako Japanese Restaurant... 52
Gambar 3.15 Shahrzad Iranian Restaurant... 52
Gambar 3.16 Kolam Renang Grand Hyatt Dubai... 52
Gambar 3.17 Lounge dan Bar... 52
Gambar 3.18 Denah Ruang Pertemuan Grand Hyatt Dubai 1... 53
Gambar 3.19 Denah Ruang Pertemuan Grand Hyatt Dubai 2... 53
Gambar 3.20 Crowne Plaza Hotel Dubai... 55
Gambar 3.21 Kamar Guest Room... 56
Gambar 3.22 Kamar Executive Club Room... 56
Gambar 3.23 Kamar Suites... 56
Gambar 3.24 Lobby Crowne Plaza Hotel Dubai... 57
Gambar 3.25 Restoran – restoran Crowne Plaza Hotel Dubai... 57
Gambar 3.26 Kolam Renang Crowne Plaza Hotel Dubai... 57
Gambar 3.27 Denah Ruang Pertemuan Crowne Plaza Hotel Dubai... 59
Gambar 3.28 Colorado Center... 60
Gambar 3.29 Denah Colorado Center... 61
Gambar 3.30 Denah Lantai 1 Colorado Center... 62
Gambar 3.31 Denah Lantai 2 Colorado Center... 62
Gambar 3.32 Denah Lantai 3 Colorado Center... 63
Gambar 3.33 Denah Basement Colorado Center... 63
Gambar 3.34 Tampak Udara Riverchase Galleria... 64
Gambar 3.35 Kamar – kamar Wynfrey Hotel... 65
Gambar 3.36 Denah Ruang Pertemuan Wynfrey Hotel Lantai 1... 65
Gambar 3.37 Denah Ruang Pertemuan Wynfrey Hotel Lantai 2... 66
Gambar 4.1 Green Roof... 76
Gambar 4.2 Skylight... 77
Gambar 4.3 Photovoltaic Panel... 77
Gambar 4.5 Site Plan Chonqing Tower... 80
Gambar 4.6 Chonqing Tower... 81
Gambar 4.7 Potongan Chonqing Tower... 81
Gambar 4.8 Aksonometri Chonqing Tower... 82
Gambar 4.9 Eco Cells... 83
Gambar 4.10 Penanaman vegetasi pada fasade... 84
Gambar 4.11 EDITT Tower... 85
Gambar 4.12 Sistem Pengairan EDITT Tower... 85
Gambar 4.13 Sistem Pembuangan Sampah dan Vegetasi EDITT Tower... 87
Gambar 4.14 Water Collector... 88
Gambar 4.15 Tokyo Nara Tower... 89
Gambar 4.16 Site Plan Tokyo Nara Tower... 90
Gambar 4.17 Detail Rangka Tokyo Nara Tower... 90
Gambar 5.1 Lahan kosong dan Sungai Deli... 91
Gambar 5.2 Gedung PTP dan pemukiman sekitar... 91
Gambar 5.3 Analisa Tata Guna Lahan... 92
Gambar 5.4 Analisa Tata Guna Lahan (pemukiman)... 93
Gambar 5.5 Pemukiman yang terdapat di Jl Pisang dan Sei Deli... 94
Gambar 5.6 Pemukiman yang terdapat di Jl Tembakau Deli... 94
Gambar 5.7 Analisa Tata Guna Lahan ( ruko komersil )... 95
Gambar 5.8 Ruko komersil yang terdapat di Jl Guru Patimpus... 95
Gambar 5.9 Ruko komersil yang terdapat di Jl Gatot Subroto... 95
Gambar 5.10 Ruko komersil yang terdapat di Jl Raden Saleh... 96
Gambar 5.11 Analisa Tata Guna Lahan ( perdagangan dan jasa )... 96
Gambar 5.12 Harian Analisa... 96
Gambar 5.13 SPBU Pertamina... 96
Gambar 5.14 Plasa Telkom... 97
Gambar 5.15 Showroom... 97
Gambar 5.16 Analisa Tata Guna Lahan ( perbankan )... 97
Gambar 5.17 Bank BRI... 97
Gambar 5.18 Bank Danamon... 97
Gambar 5.19 Bank Indonesia... 98
Gambar 5.20 Bank Mandiri... 98
Gambar 5.21 Bank Mutiara... 98
Gambar 5.22 Bank Mega... 98
Gambar 5.23 Bank BNI... 98
Gambar 5.24 Analisa Tata Guna Lahan ( perhotelan )... 98
Gambar 5.25 JW Marriot... 99
Gambar 5.26 Grand Aston... 99
Gambar 5.27 Dharma Deli... 99
Gambar 5.28 Arya Duta... 99
Gambar 5.29 Grand Deli City... 99
Gambar 5.30 Analisa Tata Guna Lahan ( pusat perbelanjaan )... 99
Gambar 5.31 Deli Plaza... 100
Gambar 5.32 Paladium... 100
Gambar 5.33 Analisa Tata Guna Lahan ( perkantoran )... 100
Gambar 5.34 Kantor Dinas Perdagangan... 100
Gambar 5.35 Stasiun TVRI... 100
Gambar 5.36 Kantor Telkom... 101
Gambar 5.37 Gedung PTP... 101
Gambar 5.39 Gedung DPRD... 101
Gambar 5.40 Capital Building... 101
Gambar 5.41 Dept. Hukum & HAM... 101
Gambar 5.42 Kantor Pos... 101
Gambar 5.43 Analisa Tata Guna Lahan ( sarana pendukung )... 102
Gambar 5.44 SD Negeri... 102
Gambar 5.45 Kampus IBBI... 102
Gambar 5.46 Merdeka Walk... 102
Gambar 5.47 Perkuburan Jl Guru Patimpus... 102
Gambar 5.48 Perkuburan Jl Sei Deli... 103
Gambar 5.49 Lapangan Benteng... 103
Gambar 5.50 Analisa Intensitas Bangunan... 103
Gambar 5.51 Skyline dari Selatan ( Jl. Raden Saleh ) (Potongan A-A)... 103
Gambar 5.52 Skyline dari Timur ( Jl. Balai Kota ) ( Potongan B-B )... 104
Gambar 5.53 Skyline dari Utara ( Jl. Guru Patimpus) (Potongan C-C)... 104
Gambar 5.54 Aksonometri Kawasan... 104
Gambar 5.55 Konsep Skyline dari Utara ( Jl. Guru Patimpus) ... 105
Gambar 5.56 Analisa Sirkulasi... 105
Gambar 5.57 Analisa Pencapaian... 109
Gambar 5.58 Konsep visualisasi Jl. Tembakau Deli... 109
Gambar 5.59 Konsep skematik Jl. Tembakau Deli... 110
Gambar 5.60 Konsep sirkulasi Jl. Tembakau Deli... 111
Gambar 5.61 Analisa Arsitektur Kota... 111
Gambar 5.62 Konsep Street Furniture... 117
Gambar 5.63 Analisa Vegetasi... 118
Gambar 5.64 Konsep Vegetasi... 120
Gambar 5.65 Analisa Support Activity... 121
Gambar 5.66 Utilitas sekitar site... 122
Gambar 5.67 Konsep utilitas sekitar site... 123
Gambar 5.68 Analisa View ke luar... 124
Gambar 5.69 Analisa View ke dalam... 125
Gambar 5.70 Analisa Kebisingan... 126
Gambar 5.71 Analisa Matahari... 127
Gambar 6.1 Konsep Penerima………... 138
Gambar 6.2 Konsep Zoning B1 dan B2... 138
Gambar 6.3 Konsep Zoning lt 1………... 139
Gambar 6.4 Konsep Zoning lt 2.…... 139
Gambar 6.5 Konsep Zoning denah tipikal... 140
Gambar 6.6 Konsep Warna……….. 140
Gambar 6.7 Konsep Pedestrian……….. 141
Gambar 6.8 Pondasi Tiang Pancang………. 141
Gambar 6.9 Balok Gerber……….. 142
Gambar 6.10 Green Roof……… 145
Gambar 7.1 Site Plan... 148
Gambar 7.2 Ground Plan... 149
Gambar 7.3 Denah Lt 2... 150
Gambar 7.4 Denah B1 , B2 dan rooftop... 151
Gambar 7.5 Denah Tipikal...……… 152
Gambar 7.6 Tampak A dan B... 153
Gambar 7.7 Tampak C dan D... 154
Gambar 7.9 Rencana Pondasi... 156
Gambar 7.10 Rencana Pembalokan Lt 1... 157
Gambar 7.11 Rencana Pembalokan Lt 2………... 158
Gambar 7.12 Rencana Pembalokan Denah Tipikal Tower dan Basement………... 159
Gambar 7.13 Rencana Sistem Sanitasi... 160
Gambar 7.14 Rencana Sistem Elektrikal... 161
Gambar 7.15 Rencana Sistem Tata Udara... 162
Gambar 7.16 Rencana Sistem Kebakaran... 163
Gambar 7.17 Detail 1... 164
Gambar 7.18 Detail 2... 165
Gambar 7.19 Detail A………. 166
Gambar 7.20 Detail B………. 166
Gambar 7.21 Detail C………. 166
Gambar 7.22 Detail D………. 166
Gambar 7.23 Detail E………. 166
Gambar 7.24 Detail F………. 167
Gambar 7.25 Detail G………. 167
Gambar 7.26 Detail H………. 167
Gambar 7.27 Detail I……….. 167
Gambar 7.28 Detail J………. 168
Gambar 7.29 Detail K………. 168
Gambar 7.30 Suasana Eksterior A……….………. 168
Gambar 7.31 Suasana Eksterior B……….………. 169
Gambar 7.32 Suasana Pedestrian.……….………. 169
Gambar 7.33 Suasana Kolam Renang.……….………. 169
Gambar 7.34 Suasana Kamar Standar..……….………. 170
Gambar 7.35 Suasana Kamar Deluxe....……….………. 171
Gambar 7.36 Suasana Kamar Suite..……..……….………. 171
Gambar 7.37 Sketsa Kamar Tidur……...……….………. 172
Gambar 7.38 Sketsa Restaurant……….……….………. 172
Gambar 7.39 Sketsa Koridor Hotel…....……….………. 172
Gambar 7.40 Maket A..……….………... 173
Gambar 7.41 Maket B..……….……….. 173
Gambar 7.42 Maket C..……….……….. 174
Gambar 7.43 Maket D..……….………. 174
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Wisman yang datang ke kota Medan 2005 - 2009 ... 2
Tabel 1.2 Perbandingan tingkat penghunian kamar dari tahun 2005 hingga 2010 (%)... 2
Tabel 1.3 Data jumlah hotel , kamar hotel , dan tempat tidur 2005-2008... 3
Tabel 1.4 Rata – rata Lama Menginap Tamu ( Mancanegara + Nusantara ) Pada Hotel / Akomodasi Lainnya Menurut Tahun dan Kelas Hotel di Kota Medan tahun 2005 – 2008 ( Hari )……… 3
Tabel 1.5 Tabel Jumlah Wisatawan Mancanegara Yang Datang Menurut Kebangsaan dan Pintu Masuk ke Kota Medan tahun 2008... 4
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk di Kota Medan tahun 2001 - 2009... 11
Tabel 2.2 Perbandingan Etnis di Kota Medan pada Tahun 1930, 1980, 2000... 12
Tabel 2.3 Komposisi Etnis Berdasarkan Okupasi Profesional... 12
Tabel 2.4 Nama , alamat , dan bintang hotel – hotel di kota Medan... 18
Tabel 2.5 Klasifikasi hotel , jumlah kamar , dan persyaratan... 23
Tabel 2.6 Hal – hal penting bagi Business Traveler... 29
Tabel 3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi... 42
Tabel 3.2 Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan... 43
Tabel 3.3 Data Ruang Pertemuan Grand Hyatt Dubai... 54
Tabel 3.4 Data Ruang Pertemuan Crowne Plaza Hotel Dubai... 58
Tabel 3.5 Data Ruang Pertemuan Wynfrey Hotel... 66
Tabel 5.1 Jalan dengan sirkulasi kepadatan tinggi... 106
Tabel 5.2 Jalan dengan sirkulasi kepadatan menengah………. 106
Tabel 5.3 Jalan dengan sirkulasi kepadatan rendah... 106
Tabel 5.4 Arsitektur Kota sekitar …... 112
Tabel 5.5 Street Furniture sekitar…... 114
Tabel 5.6 Vegetasi sekitar……… 118
Tabel 5.7 Support Activity sekitar…... 121
Tabel 5.8 View ke luar site……… 124
Tabel 5.9 Kebutuhan ruang berdasarkan jenis kegiatan………. 129
Tabel 5.10 Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Sumatera Utara... 132
Tabel 5.11 Prediksi Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Medan 2009-2020... 132
Tabel 5.12 Program Ruang... 133
Tabel 6.1 Vegetasi pada lansekap……… 146
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1.1 Kerangka Berpikir... 8
Diagram 5.1 Analisa Tata Guna Lahan…... 93
Diagram 5.2 Analisa Intensitas Bangunan... 104
Diagram 5.3 Analisa Sirkulasi……… 105
Diagram 5.4 Analisa Arsitektur Kota…... 111
Diagram 5.5 Analisa Street Furniture…... 114
Diagram 5.6 Analisa Vegetasi……… 118
Diagram 5.7 Analisa Support Activity……….. 120
Diagram 5.8 Analisa Utilitas……… 122
Diagram 5.9 Kegiatan Pengunjung……… 128
Diagram 5.10 Kegiatan Tamu Hotel……….. 128
Diagram 5.11 Kegiatan Karyawan Hotel……….. 128
Diagram 5.12 Kegiatan Servis……… 128
Diagram 5.13 Hubungan Antar Ruang………. 131
Diagram 6.1 Sistem elektrikal………. 142
Diagram 6.2 Sistem Air kotor berat……… 142
Diagram 6.3 Sistem Air kotor ringan……… 143
Diagram 6.4 Sistem Air bersih……… 143
Diagram 6.5 Sistem Air Sungai……….. 143
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kota Medan ( ibukota propinsi Sumatera Utara ) berkembang menjadi kota metropolis ditandai dengan berdirinya gedung – gedung tinggi dan mengesankan beberapa tahun terakhir ini . Perkembangan ini menyebabkan jumlah kepadatan penduduk di kota Medan akan semakin meningkat dan jumlah wisatawan dan investor akan semakin meningkat dari tahun ke tahun .
Beberapa faktor yang cukup mendukung Medan menjadi destinasi utama wisatawan adalah :
• Keterlibatan Indonesia dalam hubungan kerjasama multilateral , yaitu o Asean Free Trade Area
o Asia Pasific Economic Coorperation
o Indonesia – Malaysia – Thailand Growth Triangle . o Asean – China Free Trade Agreement (ACFTA )
Dengan hubungan kerjasama di atas , kota Medan yang menjadi kota ketiga terbesar di Indonesia diyakini akan menjadi salah satu tujuan wisatawan mancanegara , terutama investor asing untuk menginvestasikan usaha di kota Medan .
• BKPM mencatat realisasi investasi triwulan I-2010 mencapai Rp 42,1 triliun atau mengalami kenaikan 24,6% dari realisasi periode yang sama pada tahun 2009 yang hanya Rp 33,8 triliun . Realisasi investasi itu mencakup 574 proyek yang terdiri dari investasi PMDN (dalam negeri) Rp 6,7 triliun sebanyak 150 proyek dan investasi PMA (asing) sebesar Rp 35,4 triliun atau US$ 3,8 miliar untuk 424 proyek . BKPM menargetkan realisasi investasi tahun 2010 bisa tumbuh diatas 15%, yaitu dari realisasi investasi tahun 2009 sebesar Rp 135 triliun ditargetkan bisa mencapai Rp 161,5 triliun
Peningkatan nilai investasi oleh modal asing menunjukkan sebuah bukti bahwa pertumbuhan perekonomian akan semakin membaik .
Gambar 1.1 Pertumbuhan Hotel Berbintang di Medan
Tabel 1.1 Jumlah wisman yang datang ke kota Medan 2005 - 2009 Tahun 2009 2008 2007 2006 2005 Rata-rata Wisman 162.985 152.294 134.130 121.846 115.264 137.303 Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara, “ Medan Dalam Angka 2009 “
Dengan potensi – potensi di atas , kota Medan sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia diyakini akan menjadi salah satu kota yang mendapat akibat dari lonjakan pertumbuhan investasi tersebut dimana akan menarik investor – investor ke kota Medan .
Menurut Harian Bisnis Indonesia , 19 Januari 2010 (gambar 1.1), kota Medan membutuhkan penambahan kamar setidaknya 2.000 unit lagi untuk memfasilitasi seluruh turis yang datang ke Sumut. Jumlah turis yang berkunjung ke Sumut memang masih terhitung dibawah standar. Namun kenyataannya sebagian turis mengaku kehabisan kamar ketika melancong ke Sumut .
Berdasarkan data BPS dari Medan Dalam Angka 2009 , perbandingan tingkat penghunian kamar dari tahun 2005 hingga 2010 (%) dapat dilihat pada tabel 1.2 di bawah sebagai berikut :
Tabel 1.2 Perbandingan tingkat penghunian kamar dari tahun 2005 hingga 2010 (%)
Tahun Juli 2010 2008 2007 2006 2005
* 28,20 33.8 46.2 50.5 54.6
** 48.10 43.8 47.2 45.5 48.3
*** 66,68 60.39 57.07 60.61 50.79
**** 59.48 56.19 60.65 63.34 48.54
***** 60.11 62.1 50.6 46.1 62.7
Tabel 1.3 Jumlah hotel, kamar dan tempat tidur dari tahun 2005 hingga 2008 TAHUN / JENIS JUMLAH
HOTEL KAMAR TEMPAT TIDUR
2005 147 5073 7438
2006 160 5654 8297
2007 165 5813 9121
2008 167 6277 10121
BINTANG * 12 529 766
BINTANG ** 1 67 144
BINTANG *** 9 890 1465
BINTANG **** 7 1196 2035
BINTANG ***** 3 700 2032
NON-CLASSIFIED 135 2895 3679
Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara, “ Medan Dalam Angka 2008 “
Minat terhadap hotel berbintang 3 lebih tinggi dibanding hotel bintang lainnya , tetapi jumlah kamarnya tidak mencukupi sehingga terjadi kasus overloaded seperti yang terjadi pada salah satu hotel bintang 3 seperti Hotel Madani walaupun memiliki 174 kamar masih belum mampu memenuhi pasar permintaan menurut pengelola hotel .
Menurut Kepala Bagian Perhotelan Pemko Medan , Bapak Ali Aman ketika diwawancarai secara langsung menyatakan bahwa para pengunjung kota Medan pada umumnya lebih memilih hotel berbintang tiga atau empat , sedangkan bintang lima biasanya lebih banyak dikunjungi oleh para pengunjung yang berasal dari luar negeri . Kota Medan saat ini para pengunjung dengan tujuan bisnis sudah mencapai 50 -60%.
Adapun rata – rata lama menginap tamu pada hotel / akomodasi lainnya menurut tahun dan kelas hotel / akomodasi lainnya di kota Medan tahun 2005 – 2008 terdapat pada tabel 1.4 dan tabel tentang jumlah wisatawan mancanegara yang datang menurut kebangsaan dan pintu masuk ke kota Medan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 1.5 di bawah ini :
Tabel 1.4 Rata – rata Lama Menginap Tamu ( Mancanegara + Nusantara ) Pada Hotel / Akomodasi Lainnya Menurut Tahun dan Kelas Hotel di Kota Medan tahun 2005 – 2008 ( Hari )
Bulan 1 2 3 4 5 rata
2004 1.07 0.72 1.58 1.42 2.30 1.32 1.39
2005 1.23 0.92 1.7 1.59 2.23 1.14 1.43
2006 1.21 1.30 1.74 1.99 1.23 1.28 1.50
2007 1.13 1.40 1.37 1.88 1.25 1.17 1.38
2008 1.07 1.7 1.56 1.96 1.72 1.23 1.54
Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara , " Medan Dalam Angka 2008 "
Tabel 1.5 Jumlah Wisatawan Mancanegara Yang Datang Menurut Kebangsaan dan Pintu Masuk ke Kota Medan tahun 2008
Kebangsaan Bandar Udara Polonia
Pelabuhan Laut Belawan
Jumlah
ASEAN 88743 3366 92109
Brunei 79 0 79
Malaysia 76148 3142 79290
Philipina 935 52 987
Singapura 9919 19 9938
Thailand 1286 148 1434
Vietnam 122 2 124
Myanmar 118 2 120
Asean lainnya 136 1 137
Asia 13235 150 13385
Hongkong 1124 0 1124
India 1470 61 1531
Jepang 1754 28 1782
Korea Selatan 1253 36 1289
Pakistan 174 0 174
Bangladesh 122 0 122
Srilangka 74 3 77
Taiwan 2227 1 2228
RRC 4738 13 4751
Saudi Arabia 83 8 91
Bahrain 1 0 1
Lainnya 215 0 215
Austria 146 33 179
Belgia 362 43 405
Denmark 237 15 252
Perancis 1256 151 1407
Jerman 2390 195 2585
Italia 266 50 316
Belanda 6757 159 6916
Spanyol 409 28 437
Portugal 62 1 63
Swedia 177 48 225
Swiss 529 57 586
Inggris 2039 354 2393
Finlandia 122 63 185
Norwegia 223 11 234
Eropa barat lainnya 429 4 433
Rusia 180 23 203
Eropa timur lainnya 441 43 484
Amerika 3820 264 4084
Amerika Serikat 2880 149 3029
Kanada 651 94 745
Amerika Tengah 163 2 165
Amerika Selatan 126 19 145
Oceania 3137 147 3284
Australia 2791 122 2913
Selandia Baru 330 25 355
Lainnya 16 0 16
Afrika 619 23 642
Afrika Selatan 146 4 150
Mesir 76 19 95
Lainnya 397 1685 2082
Stateless 0 0 0
Jumlah 125579 7011 132590
Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara , " Medan Dalam Angka 2008 " I.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari perancangan proyek “ Hotel Bisnis Tembakau Deli “ ini adalah
• Memanfaatkan lahan terutama di pusat kota sebaik mungkin
• Menyediakan akomodasi bagi para pelaku kegiatan bisnis yang melakukan kegiatan bisnis
• Memenuhi pasar permintaan kurangnya kamar hotel
• Menyediakan fasilitas dan pelayanan yang baik dan nyaman bagi pengguna
• Menyediakan efektivitas bagi masyarakat melalui kemudahan pencapaian dalam melakukan aktivitas dalam satu lokasi
• Memanfaatkan potensi yang ada untuk meningkatkan kualitas dan karakter visual kota baik secara tatanan fisik maupun fungsional
I.3 Masalah Perancangan
Beberapa masalah perancangan dari kasus perencanaan proyek “ Hotel Bisnis Tembakau Deli “ antara lain :
• Bagaimana memahami dan menerapkan tema yang digunakan dan mewujudkannya dalam bangunan melalui tahapan perancangan.
• Bagaimana memanfaatkan lahan yang terbatas pada pusat kota
• Bagaimana merencanakan pencapaian/aksesibilitas yang mudah (easy accessibility).
• Bagaimana menciptakan ruang luar dan dalam yang nyaman untuk menunjang interaksi manusia dengan lingkungan di sekitarnya
I.4 Pendekatan Masalah Perancangan
Pendekatan yang dilakukan pada proyek “ Hotel Bisnis Tembakau Deli “ ini adalah :
• Studi pustaka untuk yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang diangkat untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur yang sesuai dengan materi yang berhubungan dengan perhotelan , referensi standarisasi , dan syarat yang dibutuhkan dalam perancangan
• Studi lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus proyek .
I.5 Lingkup / Batasan Masalah
Lingkup / Batasan dalam perencanaan dan perancangan proyek “ Hotel Bisnis Tembakau Deli “ meliputi :
• Perancangan hotel bisnis mall dengan memperhatikan potensi yang terdapat pada kawasan tersebut .
• Perancangan memperhatikan aspek fisik dan non fisik , seperti perancangan tapak , massa bangunan , estetika , pemakai , pengunjung , struktur , kebutuhan ruang , sirkulasi dalam , dan luar , fungsi bangunan di sekitar gaya bangunan , intensitas pembangunan di sekitarnya , dll.
• Batasan yang dirancang hanya berupa hotel , fasilitas yang ada di dalam site dan jalan di sekitarnya
I.6 Asumsi – Asumsi
Asumsi – asumsi dalam perancangan proyek “ Hotel Bisnis Tembakau Deli “ meliputi :
• Di asumsikan bahwa kondisi lahan dalam keadaan kosong / layak bangun
• Diasumsikan kepemilikan oleh pihak swasta
• Diasumsikan bahwa harga tidak menjadi masalah
• Diasumsikan bahwa keberadaan sosial budaya masyarakat setempat tidak menjadi suatu permasalahan yang dapat menghambat keberadaan dari proyek ini
I.7
KerangkaBerpikir
Adapun kerangka berpikir dalam perencanaan dan perencangan proyek “ Hotel Bisnis Tembakau Deli “ dapat dilihat pada diagram 1.1 di bawah ini
Latar Belakang
• Keterlibatan Indonesia dalam hubungan kerjasama multilateral • Peningkatan nilai investasi menurut BKPM
• Jumlah kunjungan wisatawan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun • Kurangnya jumlah kamar hotel di Medan
• Minat wisman terhadap hotel bintang 3 sangat tinggi
Maksud dan Tujuan
• Memanfaatkan lahan terutama di pusat kota sebaik mungkin
• Menyediakan akomodasi bagi para pelaku kegiatan bisnis yang melakukan kegiatan bisnis • Memenuhi pasar permintaan kurangnya kamar hotel
• Menyediakan fasilitas dan pelayanan yang baik dan nyaman bagi pengguna
• Menyediakan efektivitas bagi masyarakat melalui kemudahan pencapaian dalam melakukan aktivitas dalam satu lokasi
• Memanfaatkan potensi yang ada untuk meningkatkan kualitas dan karakter visual kota baik secara tatanan fisik maupun fungsional
Judul dan Tema Perancangan
• Judul Perancangan : “ Hotel Bisnis di Tembakau Deli“ • Tema Perancangan : Green Architecture
Perumusan Masalah
• Bagaimana memahami dan menerapkan tema yang digunakan dan mewujudkannya dalam bangunan melalui tahapan perancangan.
• Bagaimana memanfaatkan lahan yang terbatas pada pusat kota
• Bagaimana merencanakan pencapaian/aksesibilitas yang mudah (easy accessibility).
• Bagaimana menciptakan ruang luar dan dalam yang nyaman untuk menunjang interaksi manusia dengan lingkungan di sekitarnya
Analisa
Konsep Perancangan
I.8
Sistematika Penulisan Laporan
Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan, berisi kajian tentang latar belakang pembangunan pabrik daur ulang kertas, maksud dan tujuan, masalah perancangan, lingkup dan batasan, dan metode pendekatan.
Bab 2 Tinjauan Umum, berisi tentang pembahasan mengenai pengertian , kriteria hotel , perkembangan hotel secara umum di dunia , di kota Medan
Bab 3 Tinjauan Khusus , berisi tentang penjelasan proyek , potensi daerah , dan studi banding proyek sejenis .
Bab 4 Elaborasi Tema, menjelaskan tentang latar belakang tema , pengertian tema yang diambil, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis. Bab 5 Analisa, menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema, serta kesimpulan.
Bab 6 Konsep Perancangan, menjelaskan tentang berbagai konsep, entrance , zoning , fitur - fitur yang digunakan
BAB II
TINJAUAN UMUM
I.9 Kondisi Geografis Kota Medan Secara geografis , kota Medan sebagai ibukota propinsi Sumatera Utara yang memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.
Secara geografis , batas wilayah Medan (gambar 2.1) adalah berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah Utara , berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah Selatan , Timur , dan
Barat . Sebagian besar wilayah kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting , yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli .
Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdaganga n domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.
I.10 Kondisi Demografis Kota Medan
Secara demografis , data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Pada tahun 2009 , jumlah penduduk
di Medan mencapai 2.121.053 jiwa .Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk di Kota Medan tahun 2001 - 2009
Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2007 2008 2009
Penduduk 1.926.052 1.963.086 1.993.060 2.006.014 2.036.018 2.083.156 2.102.105 2.121.053
Di siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa dengan dihitungnya jumlah kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk).
Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.
Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami peningkatan—tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah 0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kapadatan penduduk mengalami peningkatan dari 7.183 jiwa per km² pada tahun 2004. Jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan Penduduk tertinggi ada di kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan Timur. Pada tahun harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun.
Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah rumah ibadah Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul Arifin dikenal sebagai
Secara historis, pada tahun jumlah tersebut, 409 orang berketurunan berketurunan Tionghoa, dan 139 lainnya berasal dari ras Timur lainnya.
Mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah
keturunan populasi orang Tionghoa cukup banyak dapat dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini
Tabel 2.2 Perbandingan Etnis di Kota Medan pada Tahun 1930, 1980, 2000
Etnis Tahun 1930 Tahun 1980 Tahun 2000
24,9% 29,41% 33,03%
10,7% 14,11% -- (lihat Catatan)
35,63% 12,8% 10,65%
6,43% 11,91% 9,36%
7,3% 10,93% 8,6%
7,06% 8,57% 6,59%
0,19% 3,99% 4,10%
-- 2,19% 2,78%
1,58% 1,90% --
Lain-lain 16,62% 4,13% 3,95%
Sumber: 1930 dan 19
Catatan: Data BPS Sumut tidak menyenaraikan "Batak" sebagai salah satu suku bangsa, namun total Simalungun (0,69%), Tapanuli/Toba (19,21%), Pakpak, (0,34%), dan Nias (0,69%) adalah 20,93%
sedangkan jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 adalah 148.100 jiwa .
I.11 Kondisi Kehidupan Sosial Kota Medan
Sebagai kota terbesar di Pulau Sumatra dan di Selat Malaka, penduduk Medan banyak yang berprofesi di bidang perdagangan. Biasanya pengusaha Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan. Setelah kemerdekaan, sektor perdagangan secara konsisten didominasi oleh etnis Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik, dikuasai oleh orang-orang Mandailing. Sedangkan profesi yang memerlukan keahlian dan pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris, dan wartawan, mayoritas digeluti oleh orang Minangkabau dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini
Tabel 2.3 Komposisi Etnis Berdasarkan Okupasi Profesional
36,8% 20,6% 29,7% 37,7%
23,6% 14,1% 14,8% 18,3%
13,2% 15,9% 18,5% 8,5%
5,3% 15,9% 11,1% 10,4%
5,3% 10% 7,4% 0,6%
5,3% 5,9% 3,7% 17,7%
-- 14,7% 7,4% 1,2%
2,6% 3,9% -- 3,7%
-- -- 3,7% 10,4%
Perluasan kota Medan telah mendorong perubahan pola pemukiman kelompok-kelompok etnis. Etnis Melayu yang merupakan penduduk asli kota, banyak yang tinggal di pinggiran kota. Etnis Tionghoa dan Minangkabau yang sebagian besar hidup di bidang perdagangan, 75% dari mereka tinggal di sekitar pusat-pusat perbelanjaan. Pemukiman orang Tionghoa dan Minangkabau sejalan dengan arah pemekaran dan perluasan fasilitas pusat perbelanjaan. Orang Mandailing juga memilih tinggal di pinggiran kota yang lebih nyaman, oleh karena itu terdapat kecenderungan di kalangan masyarakat Mandailing untuk menjual rumah dan tanah mereka di tengah kota, seperti di Kampung Mesjid, Kota Maksum, dan Sungai Mati.
Medan memiliki jumlah universitas dan sekolah yang lumayan banyak. 827 72
I.12 Tinjauan Hotel
Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM (bahasa Latin), artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion
House (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut
hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi Hotel seperti apa yang kita kenal sekarang.
Menurut beberapa pengertian, Hotel didefinisikan sebagai berikut :
• Menurut Dirjen Pariwisata – Depparpostel
Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh
bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial.
• Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW – 301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977
Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan
bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum.
• Menurut SK Menparpostel No.KM 34/HK 103/MPPT-87
Hotel merupakan suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan pemerintah.
• Menurut Webster
Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar
untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum.
• Menurut Hotel Proprietors Act , 1956
Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan , minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang – orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus , maksudnya perjanjian seperti membeli barang yang disertai dengan perundingan – perundingan sebelumnya.
• Menurut Grolier Electronic Publishing Inc. ( 1995 ) ,
Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap , makanan dan pelayanan – pelayanan lain untuk umum.
Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. Maknanya kira-kira, "tempat penampungan buat pendatang" atau bisa juga "bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum". Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni masyarakat.
Tak aneh kalau di mirip pegawai negeri alias abdi masyarakat. Tapi, seiring perkembangan zaman dan bertambahnya pemakai jasa, layanan inap-makan ini mulai meninggalkan misi sosialnya. Tamu pun dipungut bayaran. Sementara bangunan dan kamar-kamarnya mulai ditata sedemikian rupa agar membuat tamu betah. Meskipun demikian, bertahun-tahun standar layanan hotel tak banyak berubah.
Sampai pada tahu fashionable. Sebab, dasar pembangunannya tak hanya mementingkan letak yang strategis. Tapi juga pemikiran bahwa hotel juga tempat istirahat yang mumpuni. Jadi, tak ada salahnya didirikan di pinggir kota.
Hotel – hotel jaman dahulu , baik di Eropa maupun di Amerika , pintu kamar tidur tanpa dilengkapi dengan kunci , tidak mempunyai ruang lobby , dan tidak mempunyai khusus pintu masuk ke ruang hotel. Kemudian pada tahun 1829 hotel Tremont House di Boston , Amerika untuk yang pertama kali melengkapi hotelnya dengan ruang lobby , menyediakan kamar privat dengan pintu kamar – kamarnya dipasang kunci pengaman, serta disetiap kamar dilengkapi dengan system drainase.
Setelah itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti yang selama puluhan tahun dianggap sebagai salah satu tempat paling top di beristirahat. Saat pembangunan jaringa tiap perhentian (stasiun) ada hotel.
kehadira kendaraan bermotor.
Kejayaan motel tak berlangsung lama. Seiring makin pesatnya perkembangan kota, berakhir pula era motel. Terutama karena letaknya yang agak di pinggir kota dan fasilitasnya yang kalah bagus dengan hotel di pusat kota. Walaupun terpaksa bermalam di kawasan pinggiran, motel harus bersaing dengan hotel resort, yang banyak tumbuh di tempat-tempat peristirahatan.
Pada periode awal tahun 1900-an , pelayanan hotel secara professional mulai dikembangkan oleh Ellsworth M.Statler seorang operator hotel Amerika , membuka usaha hotelnya yang dilengkapi dengan beberapa keistimewaan – keistimewaan yaitu , setiap kamar dilengkapi dengan kamar mandi privat dan kaca rias yang lebar. Kemudian pada pertengahan tahun 1900-an beberapa hotel di Amerika dimiliki oleh individu ataupun suatu perusahaan memiliki beberapa hotel , dan pada saat itulah melalui berkembangnya hotel – hotel yang dikelola oleh suatu mata rantai pengelola usaha hotel ( hotel chains ).
II.4.2 Sejarah Perkembangan Hotel Di Indonesia
Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia sulit untuk dipastikan kapan dimulai , tetapi Indonesia telah dikenal di dunia pariwisata sejak sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah wisatawan yang berkunjung masih terbilang ribuan. Seiring dengan perkembangan kedatangan wisatawan asing ke indonesia yang lebih memerlukan sarana akomodasi pariwisata bersifat memadai, maka semasa penjajahan kolonial Belanda, mulai berkembanglah hotel-hotel di Indonesia , seperti :
1. Hotel Savoy Homan , Bandung dibangun pada tahun 1888 , kemudian direnovasi pada tahun 1937 dan selesai 1939.
2. Hotel Preanger dibangun pada tahun 1897 dan pada waktu itu masih menyatu dengan took, kemudian dibangun kembali sebagai suatu hotel yang lebih terkonsep pada tahun 1928.
4. Hotel lama yaitu Grand Hotel de Djokya berlokasi di jalan Malioboro ,Yogyakarta , didirikan tahun 1908 dan beroperasi pada tahun 1911. Setelah mengalami beberapa kali proses renovasi , saat ini hotel tersebut berganti nama menjadi hotel Garuda. Dengan adanya usaha – usaha renovasi bangunan hotel pada waktu itu , hal ini menunjukkan suatu keinginan untuk memperbaiki fasilitas hotel yang lebih baik. 5. Jakarta, berdiri
6. Surabaya, berdiri Hotel Sarkies da 7. Semarang, berdiri
8. Malang, 9. Solo,
10. Bandung,
11. Bogor,
12. Makasar
Kebanyakan hotel-hotel itu sampai sekarang masih ada, ada yang menjadi Herritage, ada yang sudah direnovasi menjadi lebih baik dan ada juga yang telah diredevelopment total sehingga tidak ada lagi bentuk aslinya, seperti perkembangannya pernah menjadi Hotel Duta Indonesia, kini pertokoan Duta Merlin. Setelah periode pemerintahan Orde Baru, pembangunan dan kehadiran hotel di Indonesia jauh dan sangat berkembang pesat. Terutama setelah masuknya beberapa chains ‘management’ hotel international yang banyak merambah ke kota-kota besar di Indonesia. Sejalan dengan berkembangnya hotel di indonesia ,waja Indonesia pun sangat berkembang dan inovatif
II.4.3 Perkembangan Hotel di Medan
Hotel di kota Medan sudah ada sejak zaman Belanda ditandai dengan Hotel Mij de Boer yang dibangun oleh Aeint Herman de Boer , orang Belanda , pada tahun 1898. . Hotel Mij De Boer merupakan hotel yang paling megah di Medan pada saat itu yang diperuntukkan bagi penguasa perkebunan dan para pejabat pemerintah Belanda yang datang ke Sumatera Utara .
• Menurut Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia , maraknya pertumbuhan hotel berbintang di Kota Medan itu disebabkan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi dan membaiknya investasi kota sehingga membuat banyak investor dari luar negeri berdatangan ke Medan dan menuntut munculnya hotel - hotel
• Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan , Hj. Ir. Nurlisa Ginting saat diwawancari ANTARA ,"Kota Medan amat menarik bagi wisatawan dan investor, jika aman, kepastian izin dan pelayanan semua serba cepat tidak dipersulit," Dalam percakapan khusus itu, Hj. Ir. Nurlisa Ginting yang juga praktisi pariwisata dan pengusaha , mengatakan Kota Medan akan menjadi destinasi utama wisatawan dan investor karena kian berkembangnya daerah itu.
[image:32.595.81.522.362.732.2]Berikut hotel – hotel berbintang di kota Medan itu dikumpulkan dalam tabel 2.4 sebagai berikut :
Tabel 2.4 Nama , alamat dan bintang hotel – hotel di kota Medan
Nama Hotel Alamat Hotel Kualitas ( Bintang )
Hotel Ananta Boga Jl. Jamin Ginting Km.14
Hotel Dhaksina Jl. Sisingamangaraja
Hotel Elbruba Jl. Perintis Kemerdekaan No.19
Hotel Garuda Citra Jl. Sisingamangaraja No.27
Hotel Ibunda Jl. Sisingamangaraja
Hotel Labana Inn Jl. Abdullah Lubis No.67
Hotel Petisah Jl. Nibung II No.22-38
Hotel Sri Deli Jl. Sisingamangaraja
Hotel Sumatra Jl. Sisingamangaraja No.35
Hotel Waiyat Jl. Asia No.44
Hotel Royal Perintis Jl. Perintis Kemerdekaan No.19
Natour Dharma Deli Hotel Jl. Balai Kota No.2
Hotel Garuda Plaza Jl. Sisingamangaraja No.18
Hotel Grand Antares Jl. Sisingamangaraja
Hotel Madani Jl. Sisingamangaraja
Hotel Pardede Intl. Jl. Ir.H.Juanda No.14
Hotel Sahid Jl. Sisingamangaraja
Hotel Semarak Jl. Sisingamangaraja No.50
Hotel Asean International Jl. H.Adam Malik No.5
Hotel Danau Toba Intl. Jl. Imam Bonjol No.17
Hotel Emerald Garden Jl. K.L. Yos Sudarso No.1
Hotel Novotel Soechi Jl.Cirebon No.76 A
Hotel Polonia Jl. Jend.Sudirman No.14
Hotel Quality Suites Jl. Listrik No.15
Hotel Traveler Suites Jl. Listrik
Hotel Tiara Medan Jl. Cut Mutia
Hotel Arya Duta Jl. Kapt. Maulana Lubis
Hotel Citi International Jl. Sun Yat Sen
Hotel Grand Angkasa Jl. Sutomo No.1
Hotel Grand Aston Jl. Balai Kota
Hotel Grand Swiss-Bel Jl. S.Parman
Hotel J.W. Marriot Jl. Putri Hijau
II.4.4 Klasifikasi Hotel
Beberapa faktor dalam menentukan klasifikasi hotel sebagai berikut
• Transient Hotel , adalah hotel yang letak / lokasinya di tengah kota dengan jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis.
• Residential Hotel , adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah – rumah berbentuk apartemen dengan kamar – kamarnya , dan disewakan secara bulanan atau tahunan. Residential Hotel juga menyediakan kemudahan – kemudahan seperti layaknya hotel , seperti restoran , pelayanan makanan yang diantar ke kamar , dan pelayanan kebersihan kamar
• Resort Hotel , adalah hotel yang pada umumnya berlokasi di tempat – tempat wisata , dan menyediakan tempat – tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi untuk tamu – tamunya.
2. Menurut Tipe Tamu Hotel
• Hotel Bisnis: Seperti hotel yang dicirikan oleh masyarakat menangani mengunjungi sebuah tempat untuk bekerja atau bisnis, ada banyak hotel rantai yang berspesialisasi dalam menangani jenis tamu, yang sangat spesifik membutuhkan layanan di hotel seperti: Internet umum daerah dan kamar, Business Center, Room Service, Express Check In Check Out (istilah yang digunakan untuk menentukan penginapan ketika merekam output dan tuan rumah, masing-masing), Bell Boy dan parkir valet.
• Keluarga hotel: Mereka kecil segi yang ditandai dengan keluarga yang memberikan layanan katering perjalanan dan akomodasi.
• Hostel: Juga dikenal sebagai atau Hostel Inn adalah tempat yang menyediakan tempat untuk wisatawan atau Backpackers, terutama mendorong kegiatan di luar ruangan dan pertukaran budaya antara pemuda dari berbagai negara.
• Motel ( Motorist Hotel ) : Hotel yang mayoritas tamunya adalah wanita pengendara sepeda motor . Biasanya terdapat lapangan parkir yang luas. Motel banyak terdapat di Amerika Serikat
• Woman Hotel : Hotel yang mayoritas tamunya adalah wanita
• Cure Hotel : Hotel yang mayoritas tamunya adalah orang tua yang ingin istirahat 3. Menurut hari – hari operasinya
• Year around operating days hotel , hotel yang beroperasi sepanjang tahun.
• Seasonal Hotel: Juga disebut musiman hotel. Struktur hotel yang musiman yang beroperasi pada musim – musim tertentu . Sebuah contoh yang khas beberapa hotel di gunung, resor ski, dan bahkan di pantai.
4. Menurut ukuran hotel
• Hotel rata – rata kecil sedang ( small average size hotel ) : jumlah kamar 26 – 99 kamar tamu
• Hotel rata – rata sedang menengah ( medium average size hotel ) : jumlah kamar 100 – 299 kamar tamu
• Hotel besar ( large hotel ) : jumlah kamar 300 – 3000 kamar tamu
5. Menurut sistem bintang
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. PM.10/PW. 301/Pdb – 77 tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada :
• Jumlah Kamar yang tersedia
• Fasilitas yang tersedia
• Peralatan yang digunakan
• Mutu Pelayanan ( yang dimiliki )
Berdasarkan penilaian tersebut, hotel-hotel di Indonesia kemudian digolongkan ke dalam 5 (lima) kelas hotel, yaitu :
• Hotel Bintang 1 (*)
• Hotel Bintang 2 (**)
• Hotel Bintang 3 (***)
• Hotel Bintang 4 (****)
• Hotel Bintang 5 (*****)
Hotel-hotel yang tidak bisa memenuhi standar kelima kelas tersebut, ataupun yang berada di bawah standar minimum yang ditentukan oleh Menteri Perhubungan disebut Hotel Non Bintang.
6. Menurut sistem penentuan tarifnya yaitu :
• European Plan ( EP ) : sistem penentuan tarif yang dicantumkan hanya harga sewa kamarnya tidak termasuk makan – minum dan lainnya
• American Plan ( AP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar ala Amerika dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 3 kali makan
• Full American Plan ( FAP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 3 kali makan + 3 extras
• Bermuda Plan atau Dual Plan ( BP / DP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 1 breakfast
• Continental Plan ( CP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 1 breakfast ala continental
7. Menurut Lokasi
• City Hotel : Hotel biasanya terletak di kota-kota bersejarah di pusat, perbelanjaan dan bisnis. Mereka menawarkan berbagai macam dan akan diarahkan ke pariwisata sebanyak akomodasi dalam perjalanan bisnis. Umumnya mereka fungsional dan berorientasi bisnis, seringkali dengan fasilitas seperti ruang pertemuan dan Business Center. Hotel di kota yang ditujukan terutama bagi wisatawan yang akan untuk waktu singkat, wisatawan ini sebagian besar orang di perjalanan bisnis.
• Resort Hotel : Biasanya berada di sekitar kawasan alam yang menarik seperti taman, cagar alam dan kawasan lindung. biasanya untuk menginap beberapa hari.
• Bandara hotel : Berada di dekat bandar udara utama, terutama ketika mereka jauh dari pusat perkotaan untuk melayani. Para pelanggan utama penumpang transit masuk atau keluar tanpa waktu yang cukup untuk pindah ke kota. Menjadi populer karena kedekatannya dengan bandara dan menyesuaikan layanan mereka kepada pelanggan, khususnya eksekutif.
• Hotel Monument : Hotel yang terletak di sekitar bangunan budaya. Contoh dari jenis ini adalah hotel-hotel di istana, monasteries, gereja dan istana .
• Rustic hotel : Terletak di daerah pedesaan atau lahan pertanian. Bangunan tradisional yang sering dan kadang-kadang mencakup rehabilitasi atau dekat dengan peternakan.
8. Menurut Aktivitas
• Spa hotel : Akomodasi di dalam spa fasilitas publik yang didedikasikan untuk mandi atau tanaman obat. Mereka mempunyai nilai rata-rata berkisar dari beberapa hari dan minggu.
• Hotel kasino : Yang dicirikan dengan menawarkan permainan mereka sendiri. Mereka cenderung tinggi kelas segi.
• Hotel olahraga : Yang dicirikan oleh orientasi mereka ke praktik olahraga tertentu baik Anda atau sekitar mereka. Contoh dari hotel-hotel berdedikasi untuk scuba diving dan surfing di laut, nelayan di sepanjang waterways golf dan kompleks
• Love Hotel : Biasanya hotel jenis ini tanpa harus mengharapkan klien tinggal mereka lebih dari beberapa jam, terutama yang didorong untuk menemukan seksual . Istilah yang digunakan tanpa memperhitungkan arsitektur lokal, karena mungkin akan membangun sebuah hotel atau motel sejarah mandi untuk parkir mobil dan lalu lintas.
• Hotel klub : Fasilitas akomodasi yang mencakup satu atau lebih yang signifikan klub malam di mana orang-orang tari dan minuman dan tempat musicals sering tersedia.
9. Lainnya
• Butik hotel : Hotel-hotel yang berbeda dari rantai besar menawarkan tingkat akomodasi, dan fasilitas luar biasa yang dipersonalisasi. Biasanya mereka dihiasi dengan tema tertentu atau gaya. Mereka biasanya lebih kecil daripada konvensional hotel, mengambil 3-100 kamar. Banyak memiliki fasilitas restoran, bar dan kamar yang dapat terbuka untuk masyarakat umum. Segmen dihasilkan merupakan sumber penghasilan untuk hotel-hotel bisnis adalah wisatawan, tempat yang sangat penting tentang privasi, pelayanan, perawatan dan mewah. Ini segmen pasar yang kuat daya beli, bukan musiman, sangat elastis dan berulang.
• Hotel rantai : Rantai hotel semua usaha yang dikelompokkan dalam bentuk konsentrasi horisontal, dengan berbagai bentuk kepemilikan dan pengelolaan yang bertujuan untuk memperoleh laba yang lebih tinggi, situasi kekuasaan, dan prestasi di pasar domestik dan internasional. Dikelola hotel rantai berbasis waralaba.
Berikut adalah jumlah kamar minimal dan persyaratan yang dibutuhkan untuk menentukan klasifikasi hotel ( bintang ) dapat dilihat pada tabel 2.5 di bawah ini
Tabel 2.5 Klasifikasi hotel , jumlah kamar , dan persyaratan No KLASIFIKASI
HOTEL
JUMLAH KAMAR MINIMAL
SYARAT PERATURAN
1 * • 15 kamar
standard
• Kamar mandi didalam
• Luas kamar
• Lokasi &Lingkungan
• Taman
• Tempat parkir
• Olah raga
standar
minimum 20 m2
• Bangunan
• Kamar tamu
• Ruang makan
• Bar
• Lobby
• Telepon
• Toilet umum
• Koridor
• Ruang disewakan
• Dapur
• Area Administrasi
• Front office
• Kantor pengelola hotel
• Area tata graha
• Ruang binatu
• Gudang
• Ruang Karyawan
• Operasional Managemen
• Food and beverage
• Keamanan
• Olahraga rekreasi
• Pelayanan
2 ** • 20 kamar
standard
• 1 kamar suite
• Kamar mandi didalam
• Luas kamar standar
minimum 22 m2
• Luas kamar suite minimum 44 m2
Sama dengan fasilitas hotel Bintang satu (*)
Kep Dirjen Pariwisata no 14 /U/II/88 tgl 25 februari 1988
3 *** • 30 kamar
standard
• 2 kamar suite
• Kamar mandi didalam
• Luas kamar standar
minimum 24 m2
• Luas kamar
Sama dengan fasilitas hotel Bintang satu (*) plus:
2 buah restoran /lebih parkir luas
2 kolam renang /lebih Fasilitas penunjang
Tennis Fitness Spa & sauna
suite minimum 48 m2
4 **** • 50 kamar
standard
• 3 kamar suite
• Kamar mandi didalam
• Luas kamar standar
minimum 24 m2
• Luas kamar suite minimum 48 m2
Sama dengan fasilitas hotel Bintang tiga (***)
Kep Dirjen Pariwisata no 14 /U/II/88 tgl 25 februari 1988
5 ***** • 100 kamar standard
• 4 kamar suite
• Kamar mandi didalam
• Luas kamar standar
minimum 26 m2
• Luas kamar suite minimum 52 m2
Sama dengan fasilitas hotel Bintang tiga (***)
Kep Dirjen Pariwisata no 14 /U/II/88 tgl 25 februari 1988
6 ***** plus • 100 kamar standard
• 4 kamar suite
• Luas kamar standar
minimum 26 m2
• Luas kamar suite minimum 52 m2
Sama dengan fasilitas Bintang dua (**)
Pasar malam Galeri
Ruang Konferensi
Kep Dirjen Pariwisata no 14 /U/II/88 tgl 25 februari 1988
Sumber: Direktorat Jenderal Pariwisata I.13 Tinjauan Hotel Bisnis
Oleh karena pemilihan lokasi direncanakan berada di pusat kota , maka hotel yang dipilih berupa hotel bisnis.
dilakukan satu orang atau lebih , individu atau kelompok dengan menawarkan barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan/laba. Bisnis merupakan sebuah usaha, dimana setiap pengusaha harus siap untung & siap rugi. bisnis tidak hanya tergantung dengan modal uang. reputasi, keahlian, ilmu, sahabat & kerabat dapat menjadi modal bisnis . Dalam ilmu ekonomi , bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan laba . Beberapa pengertian bisnis menurut para ahli :
• Menurut Steinford (1979)
“Business is an institution which produces goods and services demanded by people.”
Artinya bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun
akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil
memperoleh laba.
• Menurut Griffin dan Ebert (1996)
“Business is all those activities involved in providing the goods and services needed
or desired by people”. Dalam pengertian ini bisnis sebagai aktifitas yang menyediakan
barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan oleh
organisasi perusahaan yang memilki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan
usaha, maupun perorangan yang tidak memilki badan hukum maupun badan usaha
seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
dan Surat Izin Tempat Usaha (SIUP) serta usaha informal lainnya.
• Menurut Hughes dan Kapoor
“Business is an organization that provides goods or services in order toearn provit”.
Sejalan dengan definisi tersebut, aktifitas bisnis melalui penyediaan barang dan jasa
bertujuan untuk menghasilkan profit (laba). Suatu perusahaan dikatakan menghasilkan
laba apabila total penerimaan pada suatu periode (Total Revenues) lebih besar dari total
biaya (Total Costs) pada periode yang sama. Laba merupakan daya tarik utama untuk
melakukan kegiatan bisnis, sehingga melalui laba pelaku bisnis dapat mengembangkan
skala usahanya untuk meningkatkan laba yang lebih besar.
• Menurut Allan Afuah (2004)
“Business is the organized effort of individuals to produce and sell for a provit, the
such efforts within a society or within an industry. Maksudnya Bisnis ialah suatu kegiatan
usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna
mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan ada dalam
industri. Orang yang mengusahakan uang dan waktunya dengan menanggung resiko
dalam menjalankan kegiatan bisnis disebut Entrepreneur.
• Menurut Glos , Steade , dan Lowry (1996)
Bisnis merupakan sekumpulan aktifitas yang dilakukan untuk menciptakan dengan
cara mengembangkan dan mentransformasikan berbagai sember daya menjadi barang
atau jasa yang diinginkan konsumen.
• Menurut Musselman dan Jackson (1992)
Bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan yang diorganisir oleh orang-orang yang
berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry yang menyediakan barang dan jasa
untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standard serta kualitas hidup
mereka.
Dari pengertian – pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi atau menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen . Penggunaan kata bisnis yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu , misalnya bisnis perhotelan .
Dengan pengertian hotel dan bisnis di atas , dapat disimpulkan bahwa hotel bisnis didefinisikan sebagai suatu hotel yang timbul akibat kebutuhan konsumen golongan-golongan tertentu , biasanya usahawan , pejabat dinas , dan para pelaku bisnis lainnya ,dan memiliki fasilitas – fasilitas untuk mendukung kegiatan mereka dalam yang berhubungan dengan bisnis . Biasanya hotel bisnis terletak dekat dengan daerah komersial dalam hal ini biasanya pusat kota .
Beberapa pertimbangan konsumen dalam memilih sebuah hotel bisnis untuk dijadikan tempat menginap , pertemuan atau rapat , yaitu :
• Budget
Menentukan biaya yang akan diperlukan untuk menyewa ruang di hotel
• Fasilitas
Mengetahui kelengkapan fasilitas yang disediakan oleh pihak hotel
• Kapasitas
• Lokasi
Mempertimbangkan kemudahan akses dan pencapaian II.5.1 Perkembangan Hotel Bisnis
Medan,ibukota propinsi Sumatera Utara merupakan daerah yang subur dalam berbisnis . Peningkatan jumlah kamar untuk setiap hotel menjadi salah satu acuan dalam berbisnis .
Pertumbuhan hotel bisnis yang pesat mengakibatkan tingkat persaingan antar hotel menjadi tinggi . Namun , itu bukan menjadi halangan bagi para pengusaha hotel . Hotel – hotel bisnis ini malahan berlomba memberikan fasilitas dan layanan khusus kepada para tamunya untuk memenangkan hati para tamunya .
Sejumlah hotel yang terlihat saling berkompetisi adalah hotel – hotel yang terletak di sepanjang koridor Jl. Sisingamaraja , yaitu Hotel Grand Antares (***), Hotel Madani (***), Hotel Garuda Citra (*), Hotel Dhaksina (*), Hotel Ibunda (*), Hotel Sri Deli (*),Hotel Garuda Plaza (***), Hotel Sumatra (*), dan Hotel Sahid (*). Walaupun hotel – hotel di atas memilik fasilitas yang berbeda dan secara sistem bintang bervariasi ( bintang satu sampai bintang tiga ) , para pengusaha hotel tidak takut untuk mengahadapinya , karena banyaknya pertimbangan konsumen , yaitu budget , fasilitas , kapasitas , dan lokasi .
Pada Hotel Madani yang berbintang tiga dan memiliki 174 kamar masih belum mampu memenuhi pasar permintaan menurut pengelola hotel . Kasus yang serupa , pada hotel bintang lima seperti Citi Int , memiliki 141 kamar dan pada hari biasa 60% dari jumlah tersebut dipenuhi tetapi pada akhir pekan kamar – kamar tersebut penuh dan pasar permintaan tidak dapat dipenuhi . Hal ini menunjukkan sekalipun berbeda dalam hal bintang , dan fasilitas , pasar permintaan akan hotel bisnis masih sangat dibutuhkan . ditambah lagi dengan pernyataan dari Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan , Hj. Ir. Nurlisa Ginting saat diwawancari ANTARA ,"Kota Medan amat menarik bagi wisatawan dan investor, jika aman, kepastian izin dan pelayanan semua serba cepat tidak dipersulit," Dalam percakapan khusus itu, Hj. Ir. Nurlisa Ginting yang juga praktisi pariwisata dan pengusaha , mengatakan Kota Medan akan menjadi destinasi utama wisatawan dan investor karena kian berkembangnya daerah itu.
II.5.2 Karakteristik Hotel Bisnis
Hotel bisnis memiliki beberapa karakteristik utama , di antaranya :
• Memiliki fasilitas yang mendukung kegiatan bisnis seperti ballroom dan banquet hall
• Berdekatan dengan pusat bisnis
• Berada dekat pusat perbelanjaan
• Keberadaannya dapat menaikkan prestis dan citra kota II.5.3 Karakteristik Tamu Hotel Bisnis
Usaha di bidang perhotelan mempunyai sasaran pelayanan jasa akomodasi bagi para pebisnis baik dari dalam maupun luar kota Medan , yang terdiri dari :
• Pedagang
• Pengusaha
• Peserta konvensi
• Pejabat yang melakukan dinas ( swasta , pemerintah )
• Dan lain – lain
Tamu hotel bisnis ini terdiri dari berbagai tingkatan golongan status sosial ekonominya . Karakteristik tamu hotel bisnis :
• Berpergian seorang diri , berdua , atau lebih
• Menginap dalam waktu relatif singkat
• Ingin cepat menyelesaikan tugasnya , sehingga pertimbangan jarak pencapaian ke objek tujuan sependek mungkin
• Pertimbangan ekonomis dalam pengeluaran biaya merupakan hal yang utama
• Rekreasi bukan menjadi prioritas utama
Adapun hal – hal yang penting bagi seorang business traveler dapat dilihat pada tabel 2.6 di bawah ini
Beberapa fasilitas yang juga mendukung kegiatan bisnis dapat dilakukan sambil makan , minum kopi , olahraga , dan kegiatan santai lainnya . Untuk itu hotel bisnis perlu didukung dengan fasilitas olahraga (gym , fitness center ) , makan dan minum ( café ) , bersantai ( lobby , lounge ) .
II.5.4 Organisasi Ruang
Hotel dibagi menjadi 4 area , sebagai berikut :
• Public Area : area yang dimana boleh dimasuki oleh semua orang , yaitu karyawan dan tamu , seperti lobby
• Semi Public Area : area yang dimana hanya boleh dimasuki oleh orang – orang yang berkepentingan saja , yaitu karyawan pada area administrasi , dan tamu rapat , konferensi pada ruang pertemuan .
• Private Area: area yang dimana digunakan sebagai tujuan utama pengunjung ,
seperti kamar pada hotel
• Service Area: area yang dimana hanya khusu untuk karyawan disini segala macam pelayanan disiapkan untuk kebutuhan pengunjung
Secara fungsional , hotel mempunyai 2 bagian utama , sebagai berikut :
• Front of the house
Terdiri dari private area dan public area . Kemudian ruang-ruang yang t