• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENATALAKSANAAN TERAPI PENYAKIT DM DISERTAI HIPERLIPIDEMIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENATALAKSANAAN TERAPI PENYAKIT DM DISERTAI HIPERLIPIDEMIA"

Copied!
186
0
0

Teks penuh

(1)

PENATALAKSANAAN TERAPI

PENYAKIT DM DISERTAI

HIPERLIPIDEMIA

(2)

DIAGNOSIS DIABETES

MELLITUS

(3)
(4)

Penatalaksanaan diabetes mempunyai tujuan akhir untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas DM, yang secara spesifik ditujukan untuk mencapai 2 target utama, yaitu:

1. Menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal

(5)

TARGET PENATALAKSANAAN DM

Parameter Kadar Ideal Yang Diharapkan

Kadar Glukosa Darah Puasa 80–120mg/dl Kadar Glukosa Plasma Puasa 90–130mg/dl Kadar Glukosa Darah Saat Tidur

(Bedtime blood glucose)

100–140mg/dl

Kadar Glukosa Plasma Saat Tidur (Bedtime plasma glucose)

110–150mg/dl

Kadar Insulin <7 %

Kadar HbA1c <7mg/dl

Kadar Kolesterol HDL (pria) >45mg/dl Kadar Kolesterol HDL (wanita) >55mg/dl

Kadar Trigliserida <200mg/dl

(6)

D I A R S . H . S U K A N D I

(7)

TUJUAN

Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah

meningkatkan kualitas hidup penyandang

(8)

JANGKA PENDEK

Menghilangkan keluhan dan tanda DM

Mempertahankan rasa nyaman

Mencapai target pengendalian glukosa darah

(9)

JANGKA PANJANG DAN TUJUAN AKHIR

Jangka panjang: mencegah dan menghambat

progresivitas penyulit mikroangiopati,

makroangiopati, dan neuropati.

Tujuan akhir pengelolaan: turunnya

(10)

Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan

pengendalian glukosa darah, tekanan darah,

berat badan, dan proil lipid, melalui pengelolaan

(11)

LANGKAH-LANGKAH PENATALAKSANAAN PENYANDANG DIABETES DISERTAI KOMPLIKASI

HIPERLIPIDEMIA

1.

Evaluasi medis yang lengkap pada pertemuan

pertama

Riwayat Penyakit

Pemeriksaan Fisik

Evaluasi laboratoris / penunjang lain

Rujukan

(12)
(13)

DEFINISI KEPATUHAN

• Individu rela melakukan pengobatan dengan dukungan dari

• keluarga atau kerabat

• kebijakan petugas kesehatan seperti dokter, ahli gizi maupun ahli medis

(14)

Komponen Kepatuhan

Kesadaran diri

(15)

FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KEPATUHAN

• Karakteristik individu

• Persepsi dan pengharapan pasien

• Komunikasi antara pasien dengan dokter

(16)

CARA MENINGKATKAN KEPATUHAN

Internal

(pasien)

Eksternal

(17)

INTERNAL

• Segi penderita

• meningkatkan kontrol diri • meningkatkan efikasi diri

(18)

EKSTERNAL

• Segi tenaga medis

• Meningkatkan keterampilan komunikasi para dokter

• Memberikan informasi yang jelas kepada pasien tentang penyakitnya dan cara pengobatanya.

(19)

HAL YANG DAPAT DILAKUKAN TENAGA MEDIS AGAR DAPAT MENINGKATKAN KEPATUHAN

PASIEN

• Bersikap hangat dan empatik.

• Memberi detil khusus pada perlakuan.

• Mengajar pasien bagaimana menjalani prosedur yang kompleks.

• Merancang sistem hadiah dan dukungan sosial.

(20)

DEFINISI KETIDAKPATUHAN

• Individu tidak melaksanakan sebuah program

pengobatan yang disarankan oleh tenaga medis.

• Dalam hal ini tekanan sosial baik dari petugas

(21)

DAMPAK KETIDAKPATUHAN

Tingginya angka ketidakpatuhan akan berpengaruh terhadap

• Terjadinya komplikasi yang akut dan kronis

• Lamanya perawatan

• Produktifitas

(22)

• Komplikasi akut dan kronis akan mempengaruhi daya tahan tubuh sehingga mudah terserang penyakit lain

• Pasien sulit melakukan pekerjaan tepat waktu

• Biaya perawatan

• Menyita waktu untuk kontrol ke pelayanan medis

(23)

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT

MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN :

• Kebingungan tentang petunjuk cara minum obat Regimen yang kompleks

• Kurang pengetahuan pasien terhadap penyakitnya

• Kurang keyakinan pasien terhadap terapi/obat

• Biaya pengobatan yang cukup tinggi bagi pasien

• Ada gangguan psikologi terutama depresi

• Ada gangguan kognitif

(24)

CARA MENGURANGI

KETIDAKPATUHAN

• Mengembangkan tujuan dari kepatuhan itu sendiri

• Perilaku sehat

(25)

LANGKAH YANG DAPAT DILAKUKAN

OLEH APOTEKER:

1. Libatkan pasien; ciptakan suasana dimana pasien

menyadari apoteker tertarik dan peduli dan bersedia untuk membantu menangani masalah yang berhubungan

dengan obat.

2. Spesifik; dapatkan rincian spesifik bila pasien mendiskusikan masalah obatnya. Misalnya, bila pasien meloncati jadwal minum obatnya, tanyakan apakah ini terjadi pada waktu tertentu setiap harinya atau untuk obat-obat tertentu saja.

3. Identifikasi hambatan utama yang mempengaruhi kepatuhan pasien dalam meminum obatnya

4. Simpulkan masalah pasien, Apoteker dapat membantu apakah pasien memerlukan perubahan sikap dan

bagaimana melaksanakannya.

(26)

EDUKASI BAGI PASIEN

DIABETES MELLITUS

(27)

PILAR PENATALAKSANAAN

• Edukasi

• Manajemen Nutrisi

• Latihan Jasmani

• Intervensi Farmakologi

(28)

PENDAHULUAN

• Secara langsung, diabetes mellitus bukan jenis penyakit yang mematikan

• Penatalaksanaan terapi yang tidak dikelola

dengan benar dan disiplin dapat menimbulkan

(29)

edukasi dan konseling sangat penting sebagai upaya

(30)
(31)

TUJUAN

• Tujuan penyuluhan diabetes mellitus pada dasarnya adalah supaya meningkatkan

pengetahuan pasien terhadap penyakit yang

dideritanya sehingga pasien dapat mengendalikan penyakitnya dan mengontrol gula darah dalam

(32)

• Edukasi yang cukup akan menghasilkan kontrol diabetes yang baik dan mencegah atau

mengurangi perawatan dirumah sakit.

(33)

• Sebelum memulai penyuluhan, sebaiknya dilakukan analisis mengenai pengetahuan pasien tentang

diabetes mellitus, sikap dan ketrampilannya.

Demikian juga dengan mengetahui latar belakang sosial, asal-usul etnik, keadaan keuangannya, cara hidup, kebiasaan makan,kepercayaan dan tingkat pendidikannya, edukasi akan lebih terarah dan

(34)

EDUKASI DIABETES

• suatu proses berkesinambungan dan perlu dilakukan beberapa pertemuan untuk

(35)

PRINSIP YANG PERLU DIPERHATIKAN

Berikanlah dukungan dan nasihat yang positif dan hindarilah kecemasan

Berikanlah informasi secara bertahap, jangan beberapa hal sekaligus

Mulailah dengan hal yang sederhana baru kemudian yang kompleks

(36)

Lakukanlah pendekatan dengan mengatasi permasalahan dan lakukanlah stimulasi

Perbaikan ketaatan pasien dengan memberikan pengobatan sesederhana mungkin

Lakukanlah kompromi dan negosiasi untuk mencapai tujuan yang dapat diterima pasien, dan jangan

memaksakan tujuan kita pada pasien

(37)

DIABETES MELLITUS

Pasien harus kenal penyakit yang dideritanya, rencana terapi, dan risiko komplikasi di masa

(38)

HAL-HAL PENTING YANG HARUS

TERSAMPAIKAN KEPADA PASIEN

DIABETES

• Definisi diabetes, proses penyakit, dan pilihan pengobatan

• Managemen nutrisi dan diet

• Aktivitas fisik

• Penggunaan obat

• Pemantauan kadar gula darah mandiri

(39)

• Mencegah, mendeteksi, dan mengobati komplikasi-komplikasi akut dan kronis

• Motivasi mencapai hidup sehat

• Penyesuaian rutinitas pengobatan dalam kehidupan sehari-hari

• Penyesuaian psikososial dalam kehidupan sehari-hari

(40)

TAHAP EDUKASI

I

•Segera dilaksanakan setelah diagnosa untuk mengatasi reaksi psikologis yang timbul

•Sasaran: pasien memahami dan menerima hasil diagnosis

II

•Informasi lebih dalam seperti gejala yang telah terlihat, informasi cara mengatasi kegawatdaruratan diabetes, penggunaan dan cara pakai obat yang benar

III

•Edukasi berkelanjutan

(41)

MATERI EDUKASI TINGKAT AWAL

• Perjalanan penyakit DM

• Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM

• Penyulit DM dan risikonya

• Intervensi farmakologis dan non-farmakologis serta target perawatan

• Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat hipoglikemikoral atau insulin serta

(42)

• Cara pemantauan glukosa darah dan

pemahaman hasil glukosa darah atau urin mandiri (hanya jika pemantauan glukosa darah mandiri tidak tersedia)

(43)

• Pentingnya latihan jasmani yang teratur

• Masalah khusus yang dihadapi (contoh: hiperglikemia pada kehamilan)

• Pentingnya perawatan kaki

(44)

MATERI EDUKASI TINGKAT LANJUT

• Mengenal dan mencegah penyulit akut DM

• Pengetahuan mengenai penyulit menahun DM

• Penatalaksanaan DM selama menderita penyakit lain

• Makan di luar rumah

• Rencana untuk kegiatan khusus

• Hasil penelitian dan pengetahuan masa kini dan teknologi mutakhir tentang DM

(45)

ELEMEN KUNCI PERAWATAN KAKI

• Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir dan air

• Periksa kaki setiap hari dan laporkan ke dokter bila ada kulit yang terkelupas, kemerahan, atau luka

• Periksa alas kaki dari benda asing sebelum dipakai

• Selalu menjaga kaki dalam deadaan bersih dan mengoleskan kris pelembab ke kulit yang kering (kecuali di daerah sela-sela jari kaki hanya jika

(46)

YANG PERLU DILAKUKAN

• Managemen diet  pengurangan asupan kolesterol, mengontrol asupan karbohidrat

(47)

BERAT BADAN IDEAL

• Berat badan ideal = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg

• Berat badan ideal =

(TB dalam cm - 100) x 1 kg;

(pria dengan TB <160 cm dan wanita dengan TB <150 cm)

(48)

BODY MASS INDEX

• BMI = BB(kg)/TB(m2)

Klasifikasi BMI Berat badan

Kurang <18,5

Normal 18,5 – 22,9

Lebih

- dengan risiko

(49)

PEMANTAUAN KADAR GULA DALAM

DARAH MANDIRI

• Diukur dengan alat glucometer yang mengandung reagen kering

• Tujuan: pemantauan rutin pencapaian sasaran terapi

• Waktu pemeriksaan: • sebelum makan

• 2 jam setelah makan untuk menilai ekskursi maksimal glukosa • sebelum tidur untuk menilai risiko kejadian hipoglikemia

(50)

PROSEDUR MENGGUNAKAN

GLUCOMETER

• Siapkan glucometer, kapas dan alkohol, jarum tusuk steril, alat penusuk dan test strip

• Pastikan tangan dalam keadaan bersih

• Pasang jarum tusuk steril pada alat penusuk. Jarum ini hanya boleh dipakai sekali. Pasang test strip

(51)

LANJUTAN,

• Pilih ujung jari yang akan ditusuk, usap ujung jari dengan alcohol, kemudian tusuk dengan jarum. Kenakan darah yang keluar pada ujung test strip

• Biarkan alat bekerja. Sambil menunggu, bersihkan luka dengan alkohol.

• Baca konsentrasi gula darah pada alat,

(52)
(53)
(54)

Konseling memiliki peranan penting dalam

(55)

Diperoleh melalui;

Kerjasama pasien dan keluarga dengan tenaga

kesehatan

Kepatuhan pasien dalam program penatalaksanaan

diabetes

Tujuan

(56)

Kepatuhan penderita pada program

penatalaksanaan diabetes bergantung pada

(57)

TUJUAN JANGKA PANJANG

• Pasien memiliki harapan hidup lebih lama dengan

kualitas optimal.

• Membantu pasien untuk sadar dan mampu

merawat dirinya sendiri  minimalisasi komplikasi yang timbul dan menekan jumlah hari sakit

• Pasien dapat berfungsi dan berperan optimal di masyarakat

(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)

• Kombinasi obat yang digunakan dalam terapi DM diantaranya adalah :

• Metformin dengan GLP-1 RA,

• Metformin dengan DPP-4i (American Association Of Clinical Endocrinologists, 2015),

• Glimepirid dengan Metformin,

• golongan Sulfonilurea dengan Insulin Isophane, dan

• Metformin dengan Akarbose (IONI, 2015).

Contoh obat dari GLP-1 RA adalah Eksenatid dan contoh obat golongan DPP-4i adalah Sitagliptin (American Diabetes

Association, 2015). Bahan konseling yang dapat disampaikan kepada pasien ataupun keluarga pasien terkait pengobatan

(64)

Kombinasi Obat Bahan Konseling

Metformin & Eksenatid  Informasikan gejala hipoglikemi dan penanganannya

 Informasikan cara penggunaan injeksi Eksenatid

 Eksenatid diberikan satu jam sebelum makan dan tidak boleh diberikan setelah makan

 Jika ada dosis terlewat maka dilanjutkan sesuai jadwal dosis selanjutnya

 Terapi ini dapat menyebabkan penurunan berat badan lebih dari 1,5 kg per minggu

 Metformin diminum bersama makanan untuk menghindari gangguan pada perut (gastrointestinal upset)

 Hindari konsumsi alkohol

 Saat terapi dengan kombinasi obat ini mungkin pasien akan mengalami mual, muntah, diare, nafsu makan berkurang, sakit kepala, dan pusing yang merupakan efek samping dari obat tersebut

Metformin & Sitagliptin  Informasikan gejala hipoglikemi dan penanganannya

 Obat diminum dua kali sehari bersama makanan (dosis 100 mg sitagliptin dan 2000 mg metformin per hari)

 Kehilangan kontrol glikemik sementara dapat terjadi jika pasien mengalami stress seperti demam, trauma, atau infeksi

 Saat terapi dengan kombinasi obat ini mungkin pasien akan mengalami hipoglikemia, mual, muntah, flatulens, rasa tidak nyaman pada lambung yang merupakan efek samping dari obat tersebut

(65)

Kombinasi Bahan Konseling

Glimepirid & Metformin

 Informasikan gejala hipoglikemi dan penanganannya

 Dosis diberikan satu atau dua kali perhari sebelum atau saat makan (dosis bersifat individual berdasarkan kadar glukosa darah pasien, disaat pengobatan menggunakan kombinasi glimepirid dan metformin sebagai tablet terpisah, maka harus diberikan berdasarkan dosis yang sedang digunakan)

 Hindari konsumsi alkohol

 Untuk konsumsi dalam tablet terpisah, Glimepirid diminum secepatnya sebelum atau suapan pertama makan.

 Metformin diminum bersama makanan untuk menghindari gangguan pada perut (gastrointestinal upset)

 Saat terapi dengan kombinasi obat ini mungkin pasien akan mengalami hipoglikemi, gangguan penglihatan sementara, mual, muntah, diare, nyeri perut, flatulen dan anoreksia yang merupakan efek samping dari obat tersebut

Golongan Sulfonilurea & Insulin Isophane

 Informasikan gejala hipoglikemi dan penanganannya

 Informasikan cara penggunaan injeksi insulin

(66)

Kombinasi Konseling

Metformin & Akarbose

 Akarbose tablet dikunyah bersama satu suapan pertama makanan atau ditelan utuh dengan sedikit air segera sebelum makan. Untuk mengantisipasi kemungkinan efek hipoglikemia, pasien yang mendapat insulin atau suatu sulfonilurea atau akarbosa harus selalu membawa glukosa (bukan sukrosa karena akarbosa mempengaruhi absorpsi sukrosa)

 Lewati satu dosis bila tidak makan

 Saat terapi dengan obat ini mungkin pasien akan mengalami flatulensi, tinja lunak, diare, perut kembung dan nyeri.

 Metformin diminum bersama makanan untuk menghindari gangguan pada perut (gastrointestinal upset)

(67)
(68)

Berpuasa di bulan puasa bagi penderita DM memiliki faktor risiko utama seperti kondisi hipoglikemi, hiperglikemi, diabetes ketoasidosis, dehidrasi, ataupun thrombosis (Al-Arouj, et al., 2010). Oleh sebab itu, diperlukan manajemen khusus bagi penderita DM untuk dapat menjalankan aktivitas

(69)

• Konseling yang dapat diberikan pada penderita DM yang akan berpuasa di bulan puasa, diantaranya adalah (Al-Arouj, et al., 2010) :

• Informasikan kepada penderita DM untuk pergi ke dokter dan melakukan penilaian pra-medis sebelum puasa

• Pemantauan teratur kadar glukosa darah selama berpuasa. Penderita DM

diminta untuk memeriksa kadar glukosa darahnya dalam 2 jam sesudah makan sahur

• Nutrisi tidak boleh berbeda dari kebutuhan nutrisi harian • Olahraga tidak berlebihan

• Anjuran untuk membatalkan puasa, yaitu bila terdapat gejala hipoglikemia

(kadar glukosa darah < 60 mg/dL) atau hiperglikemia (jika kadar glukosa darah < 70 mg/dL).

• Bagi penderita DM tipe I disarankan untuk menggunakan terapi insulin dalam rejimen basal bolus dan rutin memeriksa kadar glukosa darah

(70)

Terapi Bahan Konseling

Pasien dengan diet terkendali (Al-Arouj, et al., 2010)

 Informasikan kemungkinan terjadinya hiperglikemi post-prandial bila penderita mengkonsumsi makanan satu porsi besar

 Informasikan untuk membagi asupan kalori dalam dua hingga tiga porsi lebih kecil

 Kurangi waktu dan intensitas dalam melakukan aktivitas fisik, misalnya olahraga

Metformin 500 mg (Al-Arouj, et al., 2010)

 Dianjurkan mengubah waktu konsumsi obat dengan saran dua pertiga dosis (1000 mg) diberikan saat berbuka dan sepertiga dosis (500 mg) saat sahur

Sulfonilurea

(Al-Arouj, et al., 2010)

 Tidak dianjurkan untuk dikonsumsi selama bulan puasa karena memiliki risiko hipoglikemi yang cukup tinggi

 Jika digunakan, diminum sebelum makan saat berbuka puasa (untuk dosis 1x sehari)

Repaglinid dan Nateglinid (Al-Arouj, et al., 2010)

(71)

Terapi Bahan Konseling

Terapi berbasis Inkretin (Al-Arouj, et al., 2010)

 Kelompok obat ini tidak dikaitkan dengan kejadian hipoglikemi sehingga aman digunakan selama puasa

 Tidak dikombinasikan dengan golongan sulfonilurea karena memiliki risiko hipoglikemi

 Eksenatid dapat dikonsumsi sebelum makan

α-Glukosidase inhibitor (Al-Arouj, et al., 2010)

 Kelompok obat ini tidak dikaitkan dengan kejadian hipoglikemi sehingga aman digunakan selama puasa

 Adanya efek samping flatulen Insulin

(Al-Arouj, et al., 2010)

 Diganti dengan insulin kerja panjang atau kerja menengah untuk sore hari dan insulin kerja singkat atau kerja cepat dengan makanan.

(72)

PERTANYAAN MENGGALI

• Apa yang dikatakan dokter tentang

peruntukan/kegunaan pengobatanAnda?

• Bagaimana yang dikatakan dokter tentang cara pakai obat Anda?

(73)
(74)

PRINSIP KONSELING

Bantu penderita untuk mendapatkan pemeriksaan

yang diperlukan untuk mengetahui tipe diabetes yang diderita

Bantu penderita untuk mendapatkan perawatan

rutin yang diperlukan

Ajarkan penderita untuk dapat mengontrol kondisi

diabetesnya dengan baik

Ajarkan penderita untuk dapat memonitor kadar

gula darah secara rutin dan teratur

Bantu penderita untuk mengatasi masalah atau

(75)

Tingkatkan kepatuhan penderita terhadap terapi yang dijalani dengan memberikan informasi yang jelas tentang terapi yang dijalaninya dan akibat yang dapat timbul jika terapi tidak dijalankan dengan baik

Bantu penderita untuk mengantisipasi dan

mencegah timbulnya masalah kesehatan jangka

(76)

Mintalah penderita untuk segera memberi tahu

anggota keluarga atau orang yang berada di sekitarnya pada saat itu apabila penderita mulai merasakan tanda-tanda awal serangan

(77)

LATIHAN JASMANI

(78)

LATIHAN JASMANI

• Pasien DM tipe II : kurangnya respons reseptor terhadap insulin.

• Olahraga dapat meningkatkan kepekaan reseptor terhadap insulin.

(79)

MANFAAT LATIHAN JASMANI

Penurunan kadar glukosa dalam darah

Penurunan berat badan mencegah kegemukan

Menurunkan tekanan darah

Memperbaiki kadar lemak dalam darah

Meningkatkan fungsi jantung dan paru-paru

(80)

SENAM SEHAT DIABETES

• Gerakan ditekankan pada gerakan ritmik otot, sendi , vaskular, dan saraf dalam bentuk

peregangan dan relaksasi.

• Konsep dari gerakan senam ini merupakan konsep ketahanan jantung paru (endurance) dan

(81)

PROGRAM LATIHAN

CRIPE

Continuous

Rhythmical

Interval Progressive

(82)

PORSI LATIHAN

FITTE

Frekuensi

Intensitas

Time Type

(83)

TAHAPAN LATIHAN

(84)

CATATAN

• Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum memulai program olahraga :

• Berkonsultasilah dengan dokter anda.

• Sesuaikan obat-obatan yang digunakan dengan latihan yang dilakukan.

• Bila menggunakan personal trainer, beritahu bawa anda pasien diabetes.

• Bila perlu tambahkan asupan karbohidrat, guna mencegah hipoglikemia.

(85)
(86)

OLAHRAGA

• Umumnya aerobik yang dilakukan teratur selama 60 menit atau lebih

• Perhatikan : • Usia

• denyut nadi ketika melakukan olahraga • kelainan pada pasien

• Pemanasan sebelum latihan (sekitar 10 menit atau lebih), mempertahankan zona sasaran (65-75% dari neyut nadi

(87)
(88)

• Manajemen Gizi berperan dalam memberikan rekomendasi dan intervensi makanan-makanan yang sebaiknya dikonsumsi atau tidak boleh

dikonsumsi bagi pasien untuk menjaga berat badan dan kadar glukosa darah.

• Beberapa penelitian klinis mengenai menajemen gizi menunjukkan terdapat penurunan HbA1C

(89)

TARGET MANAJEMEN GIZI

• Kadar glukosa darah yang normal atau mendekati normal

• Profil lipid dan lipoprotein yang mengurangi resiko penyakit vaskuler

• Tekanan darah yang normal

• Mencegah atau memperlambat perkembangan komplikasi kronis dari diabetes dengan memodifikasi asupan nutrisi dan gaya hidup

• Mendata kebutuhan nutrisi bagi tiap penderita diabetes mellitus

(90)

FUNGSI MANAJEMEN GIZI

Pencegahan Primer

Pencegahan Sekunder

(91)

KEBUTUHAN ZAT GIZI PENDERITA

DIABETES MELITUS

• Karbohidrat

Kebutuhan karbohidrat penderita diabetes di

(92)

KEBUTUHAN ZAT GIZI PENDERITA

DIABETES MELITUS

• Protein

(93)

KEBUTUHAN ZAT GIZI PENDERITA

DIABETES MELITUS

• Lemak

Kebutuhan kolesterol penderita diabetes di Indonesia yaitu 20%-25%. Kolesterol tetap dibutuhkan namun

(94)

REKOMENDASI DAN INTERVENSI GIZI DIABETES MELLITUS DENGAN HIPERLIPIDEMIA

• Karbohidrat

• Mengurangi konsumsi nasi putih, sebaiknya diganti dengan nasi putih

• Mengkonsumsi makanan dan minuman rendah gula • Mengurangi konsumsi minuman bersoda

• Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat tinggi

(95)

REKOMENDASI DAN INTERVENSI GIZI DIABETES MELLITUS DENGAN HIPERLIPIDEMIA

• Protein

(96)

REKOMENDASI DAN INTERVENSI GIZI DIABETES MELLITUS DENGAN HIPERLIPIDEMIA

• Lemak

• Mengurangi konsumsi lemak jenuh sebanyak 7% dari total kalori

• Konsumsi lemak trans harus diminimalisir • Meningkatkan konsumsi lemak tak jenuh

(97)

REKOMENDASI DAN INTERVENSI GIZI DIABETES MELLITUS DENGAN HIPERLIPIDEMIA

• Serat

• Mengkonsumsi paling sedikit serat sebanyak 25 g/hari • Mengkonsumsi makanan dengan serat tinggi dapat

(98)

REKOMENDASI DAN INTERVENSI GIZI DIABETES MELLITUS DENGAN HIPERLIPIDEMIA

• Menghindari memasak dengan cara menggoreng,

sebaiknya diganti dengan cara dipanggang, direbus atau dikukus.

• Mengupayakan untuk selalu sarapan • Makan teratur

(99)

(TAMBAHAN)

• Apabila pasien merupakan pecandu alkohol, maka anjuran bagi pasien yang tidak dapat

meninggalkan alkohol adalah sebagai berikut:

• Alkohol tidak boleh dikonsumsi apabila: • Kadar glukosa darah belum terkendali

• Kadar trigliserida darah meningkat

• Menggunakan obat diabetes sulfonilurea generasi pertama karena dapat memberikan efek samping

• Menderita penyakit gastritis, pankreatitis, tipe tertentu

penyakit ginjal atau Sjantung. Alkohol memiliki kalori tinggi sehingga tidak baik bagi seseorang yang obesitas

(100)

PILIHAN MAKANAN DAN MINUMAN

Dibatasi/ Tidak dikonsumsi Diganti dengan

Sayuran dengan mentega, krim, atau saus yang di goreng

Sayuran segar tanpa garam (penyedap rasa)

Buah-buahan yang dikemas dengan sirup atau gula

Buah-buahan segar tanpa pemanis,

Keju, roti dengan telur Roti, Nasi merah Pasta dengan mentega, krim, keju, mie,

ramen

Pasta gandum

Soft drink Air mineral Semua produk susu yang memiliki MF

(milk fat) 1% dan keju dengan MF 21%

(101)

PILIHAN MAKANAN DAN MINUMAN

Dibatasi/ Tidak dikonsumsi Diganti dengan

Ikan kaleng Ikan segar

Ayam atau bebek yang digoreng, sayap ayam

Ayam tanpa kulit

Daging iga, sosis, jeroan Daging yang mengandung sedikit lemak/ disisihkan lemaknya

Margarin, butter, keju, minyak kelapa Minyak zaitun, minyak jagung

Gula, selai, sirup, permen, dan produk-produk yang dipanggang

(102)
(103)
(104)

TUJUAN TERAPI DIET HIPERLIPIDEMIA:

• Mengurangi asupan kalori apabila terlalu gemuk

• Mengurangi asupan lemak jenuh (saturated fatty acids) dan menggantikannya dengan lemak tak jenuh (unsaturated fatty acids)

• Mengurangi asupan kolesterol makanan

• Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan serat, serta menurunkan asupan karbohidrat

(105)

PENGATURAN DIET:

• Energi disesuaikan menurut Berat Badan dan

aktivitas fisik. Jumlah energi dibatasi pada pasien yang gemuk

• Protein 10-20 % dari energi total

• Lemak kurang dari 30 % energi total, diutamakan lemak tidak jenuh. Kolesterol 200-300 mg/hari

• Karbohidrat 50-60 % energi total

(106)

PENGATURAN DIET PADA

HIPERLIPIDEMIA

Kolesterol Kolesterol +

Gemuk

Kolesterol +

Trigliserida

Kolesterol + Trigliserida +

Gemuk

Lemak 1. Kurangi lemak sampai <30% kalori total

2. Substitusi lemak jenuh dengan lemak tidak jenuh, naikkan rasio lemak tidak jenuh/lemak jenuh sampai minimal 0,45%

Karbo-hidrat

Biasa Kurangi

karbohidrat, hindari

glukosa

Hindari glukosa Kurangi karbohidrat, hindari glukosa

(107)

SUMBER BAHAN MAKANAN PADA

beras merah, roti gandum, havermout,

makaroni, jagung, kentang, ubi dan

talas, sereal (hidrat arang kompleks

yang banyak mengandung serat).

kue-kue,

ayam/bebek tanpa kulit, ikan segar,

susu non fat.

limpa, ginjal, hati,

ham, sosis, babat,

usus, cumi,

sarden kaleng.

Sumber

protein

nabati

Daging berlemak, otak, limpa, ginjal,

hati, ham, sosis, babat, usus, cumi,

(108)

Bahan

Makanan

Dianjurkan Dibata

si

Dihindari

Sayuran Semua jenis sayuran

Buah Semua jenis buah

Lemak • Yang mengandung lemak tak jenuh dalam

jumlah sesuai kebutuhan : minyak yang berasal

dari tumbuh-tumbuhan; minyak kacang tanah,

minyak kelapa, minyak jagung, minyak kedelai • minyak wijen, minyak biji bunga matahari, minyak zaitun dan margarine.

• Makanan yang tidak berlemak dan

menggunakan santan encer. Gunakan minyak

untuk menumis.

• Makanan yang ditumis lebih dianjurkan dari pada digoreng.

Yang mengandung

lemak jenuh :

Minyak yang

berasal dari

hewan: lemak sapi,

babi, kambing, susu

penuh (full cream),

cream, keju,

mentega.

Lain-lain • Minuman yang

mengandung

alkohol: Arak dan

(109)

CARA MENGATUR DIET:

• Gunakan minyak kedelai, minyak kacang tanah atau minyak jagung dalam jumlah terbatas/tidak berlebihan

• Penggunaan daging tidak berlemak.paling banyak 50 gr tiap kali makan. Makanlah ikan sebagai pengganti daging.

• Batasi penggunaan kuning telor maksimum 2 kali per minggu.

• Makan banyak sayuran dan buah-buahan segar.

• Sebagian dari sayur sebaiknya dimakan mentah atau sebagai lalapan (cuci bersih).

(110)

HAL-HAL YANG PERLU

DIPERHATIKAN:

• Bila disertai dengan darah tinggi diberikan pula diet rendah garam.

• Hati-hati dengan minuman atau suplemen berenergi (lebih baik konsultasi Dokter).

(111)
(112)
(113)

ALLIUM SATIVUM

Allium sativum L biasa digunakan sebagai

antidiabetes karena memiliki efek hipoglikemik, dipokolesterolemia, dan hipolipidemia.

• Senyawa yang memberikan efek antidiabetik yaitu

S-alilsisteinsulfoksida

(114)

INTERAKSI OBAT

Borrelli, F., Capasso, R., Izzo, A.A. 2007. Garlic (Allium sativum L.): Adverse effects and drug interactions in humans. Molecular Nutrition & Food Research: Volume 51, pages 1386– 1397.

AINS (aspirin) Meningkatkan potensi pendarahan

Agarwal KC. 1996. Therapeutic actions of garlic constituents. Med Red Rev 16(!):111-124

Parasetamol Mengubah beberapa

variabel farmakokinetik PCT

Gwilt PR, et al. 1994. The effect of garlic extract on human metabolism of acetaminophen. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev 3(@): 155-160

Antiretroviral (Saquinavir)

Menurunkan efikasi Borrelli, F., Capasso, R., Izzo, A.A. 2007. Garlic (Allium sativum L.): Adverse effects and drug interactions in humans. Molecular Nutrition & Food Research: Volume 51, pages 1386– 1397.

Propanolol Meningkatkan bioavailabilitas Asdaq, SM., Inandar, MN. (2011). Pharmacodynamic and

(115)

• Pengobatan yang disertai dengan penggunaan obat herbal perlu dimonitoring secara berkala

• Hindari penggunaan obat herbal secara bersamaan yang dapat mengakibatkan interaksi obat yang merugikan

• Mengatur interval konsumsi obat herbal

• Interaksi obat herbal dengan obat herbal lainnya atau dengan obat nonherbal yang sinergis perlu pemantauan kadar obat dalam plasma.

(116)

S R I P U J I A

(117)

TUJUAN

Menjaga kondisi psikologis pasien

Memotivasi Pasien untuk tetap teratur mengontrol kadar gula darah, meminum obat, mengatur pola makan serta berprilaku hidup sehat

(118)

PENILAIAN DAN PERAWATAN

PSIKOSOSIAL

Kebahagiaan emosi adalah bagian penting dalam pengobatan dan manajemen diabetes. Depresi dapat mempengaruhi 20–25% orang-orang

(119)

STRES EMOSIONAL PADA

PENYANDANG DM

1. Sikap menyangkal

Cara mengatasi hal ini adalah dengan mengubah rasa ketidakberdayaan dalam menghadapi penyakit dengan rasa percaya diri. Ada 3 faktor penting untuk membangun rasa percaya diri :

- Pengetahuan/pengertian mengenai diabetes yang dialami.

- Keterampilan/kemampuan mengenai diabetes

- Kemampuan untuk mengendalikan emosi

(120)

3. Marah , karena hidupnya terganggu atau tertekan Namun, sebenarnya emosi

dapat dikendalikan dan mencari cara lain sesuai keinginan penderita untuk mengurangi rasa marah 4. Frustasi

5. Takut, seperti takut akan

(121)

6. Depresi

Penyandang diabetes

terutamayang mengalami komplikasi mempunyai risiko depresi tiga kali

lipat.

Cara untuk mengobati depresi diantaranya :

- Membuat daftar kegiatan seperti jadwal untuk minum obat

antidiabetes atau insulin selama tiga hari mendatang agar tepat waktu.

- Aktivitas fisik seperti olahraga dapat menolong/memperbaiki situasi

depresi

(122)

7. Anxietas/kecemasan

Cara untuk mengatas I anxietas antara lain :

- Cobalah mengidentifikasi apa penyebab kecemasan yang anda alami

- Carilah cara jalan keluar untuk mengatasi kecemasan tersebut

8. Gangguan makan

- Anorekasia nervosa

- Bulimia nervosa

Bila menderita gangguan makan, segera minta

pertolongan pada orang yang dipercayai misalnya psikolog atau dokter ahli jiwa yang menangani

(123)
(124)

• Kesehatan emosional (status emosi) merupakan hal yang penting dalam manajemen penatalaksanaan DM.

• Permasalahan terkait psikologis dan sosial dapat merusak

kemampuan penderita DM dalam menjalankan terapi (American Diabetes Association, 2015).

• DM merupakan ‘penyakit keluarga’ karena DM mempengaruhi orang-orang yang mencintai, yang tinggal bersama atapun yang peduli terhadap keadaan penderita.

• Perasaan tidak didukung merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan stres penderita DM.

• Perasaan tidak didukung seringkali berkembang menjadi rasa

dikucilkan/isolasi, frustasi, marah, ataupun rasa bersalah (Snoek & Skinner, 2005).

(125)

Hal yang tepat dilakukan oleh keluarga penderita sebagai

orang terdekat adalah (Snoek & Skinner, 2005) :

Memberikan dukungan dan motivasi bagi penderita

Jika keluarga merasa belum memiliki pengetahuan terkait

DM, maka mencari referensi yang bersumber dari

buku-buku, bertanya pada orang yang memiliki keluarga dengan

kondisi DM ataupun meminta saran kepada tenaga ahli

(126)

PENATALAKSANAAN

(127)

HIPOGLIKEMIA

Kegawatdaruratan akibat hipoglikemia dapat disebabkan beberapa hal diantaranya :

• Memakan makanan terlalu sedikit, melewatkan

makan sementara terus menggunakan obat diabetes atau insulin

• Melakukan olahraga tambahan tanpa memakan makanan tambahan

• Menggunakan insulin terlalu banyak

• Penyakit, seperti muntah-muntah dan diare,

pencernaannya dan penyerapan gula dari usus terganggu dan tidak seimbang, sehingga dapat menyebabkan hipoglikemia.

• Meminum minuman beralkohol saat perut kosong

(128)

Penderita diabetes yang mengalami hipoglikemia mungkin pada mulanya hanya merasa lapar, tapi dapat berlanjut ke keadaan bingung dan akhirnya hilang kesadaran atau tidak sadarkan diri. Hal yang perlu dilakukan pada kondisi hipoglikemia ini

diantaranya :

1. Lakukan pemeriksaan glukosa darah. Jika glukosa

darah rendah,segera makan makanan sumber energi yang cepat (tablet gula, kembang gula, kismis) dan meminum minuman yang mengandung gula (jus jeruk, madu, susu). Perlu menghubungi dokter sebelum

(129)

2 . Jika penderita tidak sadarkan diri, segera bawa ke rumah sakit dan dipasang infus glukosa atau

(130)

HIPERGLIKEMIA

Penyebab terjadinya hiperglikemia diantaranya :

1. Lupa menggunakan insulin atau obat-obatan diabetes lain

2. Memakan terlalu banyak makanan

3. Apabila seseorang sedang mengalami infeksi, tubuh memerlukan lebih banyak insulin

4. Tubuh membutuhkan lebih banyak insulin saat sedang mengalami stres berat.

(131)

KETOASIDOSIS

Penyebab ketoasidosis diantaranya :

1. Kurangnya insulin seperti lupa menyuntikkan insulin atau menggunakan insulin dengan dosis sangat rendah

2. Tidak memakan cukup makanan sehingga memaksa tubuh membakar lemah

3. Awalnya penderita mengalami hipoglikemia lalu tidur => tubuh membakar lemak untuk mendapatkan

energii yang diperlukan

4. Penyakit diabetes yang tidak didiagnosa, dan perawatan diabetes yang dilalaikan

(132)

Jika penderita tidak mengenali gejala dari ketoasidosis itu sendiri maka dapat berkembang hingga keadaan tidak sadarkan diri atau koma.

(133)

KOMA DIABETIKA

Penyebab :

1. Penderita diabetes membiarkan kadar gulanya tak terkendalikan terlalu lama

2. Stres fisik atau mental yang berlebihan, kecelakaan, stroke, sakit berat, atau infeksi yang tak diobati

(134)
(135)

KAKI DIABETES (FOOT

ULCER)

(136)

ETIOLOGI

• 15% penderita DM menderita kaki diabetik

• 12-24% penderita kaki diabetik harus diamputasi

• Kaki diabetik bisa terjadi pada semua pasien DM, terjadi pada kaki bagian bawah atau telapak kaki

(137)

PENYEBAB

• Penyempitan pembuluh arteri  mengurangi aliran darah ke kaki  kaki lemah, mudah luka, sulit untuk sembuh

(138)

• Kaki tertusuk, pemakaian sepatu ketat, luka, lecet dan memar dapat berkembang menjadi kaki

(139)

PENCEGAHAN

• Mencuci kaki dengan sabun dan air hangat

• Gunakan pelembap kaki, gunakan cermin kaki

• Rajin menggunting kuku kaki

• Gunakan alas kaki yang nyaman, baik di luar maupun di dalam rumah

(140)
(141)

PEMANTAUAN KONDISI PASIEN

• Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa

• Pemeriksaan A1C

• Pemantauan glukosa darah mandiri (PGDM)

• Pemeriksaan glukosa urin

(142)

PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA

DARAH

• Untuk mengetahui apakah sasaran terapi sudah tercapai

• Untuk melakukan penyesuaian dosis obat

(143)

PEMERIKSAAN A1C

• cara untuk menilai efek terapi 8-12 minggu sebelumnya

• pemeriksaan ini tidak dapat digunakan untuk menilai hasil pengobatan jangka pendek

(144)

PDGM

• Menggunakan reagen kering, alatnya telah banyak beredar di pasaran

• Hasil analisis dengan PDGM dapat dipercaya

(145)

• Waktu yang dianjurkan untuk pemeriksaan bervariasi tergantung kondisi pasien.

• Pasien dengan kendali buruk atau tidak stabil dilakukan tes setiap hari

• Pasien dengan kendali baik atau stabil dilakukan tes secara rutin.

(146)

PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN

• penilaian tidak langsung karena dipengaruhi fungsi ginjal sehingga pemeriksaan ini tidak dapat

digunakan untuk menilai keberhasilan terapi.

(147)

PEMANTAUAN BENDA KETON

• Pemantauan benda keton dalam darah dan urin perlu dilakukan terutama pada pasien DM yang terkendali buruk (kadar glukosa darah >300 mg/dl) dan pada pasien yang sedang hamil.

(148)

SENAM KAKI DIABETIK

(149)

• Senam kaki diabetes adalah suatu kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki.

(150)
(151)
(152)

INTERVENSI GAYA HIDUP UNTUK MEMPERBAIKI PROFIL LIPID PADA PENDERITA DISLIPIDEMIA

• Pentingnya konseling intervensi gaya hidup terutama pada penderita dislipemia berhubungan dengan perubahan positif terhadap perilaku untuk mengontrol profil lipid. Tujuan

intervensi gaya hidup adalah untuk mengurangi kolesterol

LDL, mengurangi konsentrasi TG, dan meningkatkan kolesterol HDL. Intervensi gaya hidup dilakukan pada semua orang,

dengan atau tanpa tambahan obat penurun lipid, kecuali pada pasien risiko rendah dengan kolesterol LDL awal <100 mg/dL.

• Pasien risiko rendah ini hanya perlu diyakinkan agar tetap dalam keadaan risiko rendah. Usaha yang dapat dilakukan antara lain mengurangi asupan asam lemak jenuh,

meningkatkan asupan serat, mengurangi asupan karbohidrat dan alkohol, meningkatkan aktivitas fisik sehari-hari,

(153)
(154)

DIET

• Diet yang dapat dipakai untuk menurunkan kolesterol LDL adalah diet asam lemak tidak jenuh seperti MUFA dan PUFA karena faktor diet yang paling berpengaruh terhadap peningkatan konsentrasi kolesterol LDL adalah asam lemak jenuh. Penurunan kolesterol LDL yang diakibatkan oleh diet PUFA lebih besar

dibandingkan dengan diet MUFA atau diet rendah karbohidrat. PUFA omega-3 tidak mempunyai efek hipokolesterolemik langsung, tetapi kebiasaan

mengonsumsi ikan (mengandung banyak PUFA omega-3) berhubungan dengan reduksi risiko kardiovaskular independen terhadap efek pada lipid plasma.

Konsumsi PUFA omega-3 pada dosis farmakologis (>2 gram/hari) mempunyai efek netral terhadap konsentrasi kolesterol LDL dan mengurangi konsentrasi TG.

• Data dari penelitian klinis acak, kasus kelola dan kohor menunjukkan bahwa

konsumsi PUFA omega-6 setidaknya 5% hingga 10% daritotal energi mereduksi risiko PJK. Konsumsi PUFA omega-3, PUFA omega-6 dan MUFA berhubungan dengan peningkatan konsentrasi kolesterol HDL sampai 5% dan penurunan TG sebesar 10-15%. Asam lemak trans diproduksi dari minyak nabati dengan cara hidrogenasi, dan dapat ditemukan secara alami di dalam lemak hewani. Asam lemak trans meningkatkan kolesterol LDL dan menurunkan kolesterol HDL. Sumber asam lemak trans di dalam diet biasanya berasal dari produk yang terbuat dari minyak

(155)

• Diet karbohidrat bersifat netral terhadap kolesterol LDL,

sehingga makanan kaya karbohidrat merupakan salah satu pilihan untuk menggantikan diet lemak jenuh. Di lain pihak, diet kaya karbohidrat (>60% kalori total) berhubungan

dengan penurunan konsentrasi kolesterol HDL dan peningkatan konsentrasi TG. Oleh karena itu, asupan karbohidrat dianjurkan kurang dari 60% kalori total.

• Asupan lebih rendah dianjurkan bagi pasien dengan

peningkatan konsentrasi TG dan konsentrasi kolesterol HDL rendah seperti yang ditemukan pada pasien sindrom

metabolik. Diet karbohidrat yang kaya serat dianggap diet optimal pengganti lemak jenuh yang tujuannya

meningkatkan efek diet pada konsentrasi kolesterol LDL dan mengurangi efek yang tidak dikehendaki dari diet kaya

karbohidrat pada lipoprotein lain.56 Diet makanan tinggi serat seperti kacang-kacangan, buah, sayur dan sereal memiliki

(156)

AKTIVITAS FISIK

• Tujuan melakukan aktivitas fisik secara teratur adalah

mencapai berat badan ideal, mengurangi risiko terjadinya sindrom metabolik, dan mengontrol faktor risiko PJK. Pengaruh aktivitas fisik terhadap parameter lipid terutama berupa

penurunan TG dan peningkatan kolesterol HDL. Olahraga aerobik dapat menurunkan konsentrasi TG sampai 20% dan meningkatkan konsentrasi kolesterol HDL sampai 10%.

Sementara itu, olahraga resisten hanya menurunkan TG sebesar 5% tanpa pengaruh terhadap konsentrasi HDL.

• Efek penurunan TG dari aktivitas fisik sangat tergantung pada konsentrasi TG awal, tingkat aktivitas fisik, dan penurunan

berat badan. Tanpa disertai diet dan penurunan berat

badan, aktivitas fisik tidak berpengaruh terhadap kolesterol total dan LDL. Aktivitas fisik yang dianjurkan adalah aktivitas yang terukur seperti jalan cepat 30 menit per hari selama 5 hari per minggu atau aktivitas lain setara dengan 4-7

(157)

• Beberapa jenis latihan fisik lainnya antara lain: • Berjalan cepat (4,8-6,4 km per jam) selama 30-40 menit • Berenang – selama 20 menit

• Bersepeda untuk kesenangan atau transportasi, jarak 8 km dalam 30 menit

• Bermain voli selama 45 menit

• Menyapu halaman selama 30 menit

• Menggunakan mesin pemotong rumput yang didorong selama 30 menit

• Membersihkan rumah (secara besar-besaran) • Bermain basket selama 15 hingga 20 menit

• Bermain golf tanpa caddy (mengangkat peralatan golf sendiri)

(158)

PENURUNAN BERAT BADAN

• Indeks Masa Tubuh dan lingkar pinggang dipakai sebagai ukuran untuk menilai obesitas umum dan obesitas abdominal. Baik obesitas umum maupun obesitas abdominal berhubungan dengan risiko kematian. Konsep obesitas terutama dihubungkan dengan konsepsindrom metabolik. Untuk semua pasien dengan kelebihan berat badan

hendaknya diusahakan untuk mengurangi 10% berat badan. Walaupun ukuran antropometri lain seperti lingkar pinggang atau

• rasio pinggul terhadap pinggang dapat menambah informasi, IMT sendiri adalah prediktor kuat untuk mortalitas secara keseluruhan. Lingkar

pinggang normal untuk Asia adalah <90 cm untuk pria dan <80 cm untuk wanita.35,66 Bertambahnya mortalitas secara progresif akibat

peningkatan IMT terutama berhubungan dengan mortalitas penyakit vaskular. Hubungan antara IMT dengan kematian di Asia menunjukkan perbedaan antar etnis. Indeks Masa Tubuh yang tinggi berhubungan dengan peningkatan mortalitas pada etnis Asia Timur (Cina, Jepang dan Korea), tetapi tidak pada etnis India dan Bangladesh. Kesepakatan

(159)
(160)

• Walau pengaruh penurunan berat badan terhadap kolesterol total dan LDL hanya sedikit, untuk semua pasien dengan kelebihan berat badan direkomendasikan untuk mengurangi 10% berat badan.

Setiap penurunan 10 kg berat badan berhubungan dengan

penurunan kolesterol LDL sebesar 8 mg/dL. Konsentrasi kolesterol HDL justru berkurang saat sedang aktif menurunkan berat badan dan akan meningkat ketika berat badan sudah stabil. Setiap penurunan 1 kg berat badan berhubungan dengan peningkatan kolesterol HDL sebesar 4 mg/dL dan penurunan konsentrasi TG sebesar 1,3 mg/dL. Sebuah studi dengan masa pemantauan maksimum 13,5 tahun menunjukkan bahwa intervensi gaya hidup yang intensif pada penderita DM tipe 2 dengan kelebihan berat badan (overweight) atau obesitas tidak menurunkan kolesterol LDL tetapi menurunkan HbA1C dan semua risiko kardiovaskular. Studi ini menunjukkan

bahwa

• intervensi berupa penurunan berat badan minimal 7%, meningkatan aktivitas fisik, dan mengurangi asupan kalori pada pasien yang

(161)

MENGHENTIKAN KEBIASAAN

MEROKOK

• Menghentikan merokok dapat meningkatkan

konsentrasi kolesterol HDL sebesar 5-10%. Merokok berhubungan dengan peningkatan konsentrasi TG, tetapi menghentikan diragukan menyebabkan

(162)

DIET SUPLEMEN

• Fitosterol

• Fitosterol berkompetisi dengan absorbsi kolesterol di usus sehingga dapat menurunkan konsentrasi kolesterol total. Secara alami,

fitosterol banyak didapat dalam minyak nabati dan, dalam jumlah lebih sedikit, dalam buah segar, kacang kenari, dan kacang polong. Fitosterol sering ditemukan sebagai bahan tambahan pada minyak goreng dan mentega. Konsumsi fitosterol sebagai diet

suplemenmenurunkan kolesterol LDL sampai 15%.Asupan sebesar 2 gram/hari dianggap sebagai pilihan terapi untuk menurunkan

kolesterol LDL. Asupan lebih dari 3 gram per hari tidak menurunkan konsentrasi kolesterol lebih lanjut. Sampai saat ini belum ada bukti penurunan risiko kardiovaskular akibat konsumsi fitosterol. Fitosterol tidak atau sedikit berpengaruh terhadap kolesterol HDL dan TG.

• Protein kedelai

(163)

• Makanan kaya serat

• Diet serat yang larut dalam air seperti kacang polong, sayuran, buah, dan sereal mempunyai efek hipokolesterolemik. Diet serat yang larut dalam air sebanyak 5-10 gram/hari dapat menurunkan kolesterol LDL sebesar 5%.78,79 Anjuran diet serat yang larut dalam air untuk menurunkan kolesterol LDL adalah 5-15 gram/hari.

• PUFA Omega-3

Polyunsaturated fatty acid omega-3 adalah komponen yang ada dalam minyak ikan atau diet mediterania. Asupan PUFA omega-3 yang berasal dari produk laut (seperti minyak ikan) sebesar 4 gram sehari dilaporkan menurunkan konsentrasi TG 25-30%, menurunkan konsentrasi kolesterol LDL 5-10%, dan menaikkan konsentrasi kolesterol HDL sebesar 1-3%.81 Produk laut mengandung banyak PUFA omega-3 rantai panjang seperti EPA dan DHA. Polyunsaturated fatty acid omega-3 yang berasal dari tanaman seperti kedelai dan kenari mengandung asam linolenik alfa (PUFA rantai moderat) yang tidak menurunkan konsentrasi TG secara

konsisten.Dosis farmakologis untuk menurunkan konsentrasi TG adalah >2 gram/ hari. Suplementasi PUFA omega-3 rantai panjang dosis rendah (400 mg/hari)

(164)

LIPODISTROFI

(165)

PENGERTIAN

Lipodistrofi adalah gangguan yang ditandai dengan distribusi abnormal dari lemak tubuh yang dapat

terjadi secara genetik, ataupun diperoleh (acquired).

(166)

GEJALA APL

(167)

• Lipohipertrofi dan lipoatrofi dua komplikasi

(168)

• Lipohipertropi adalah istilah yang mengacu pada benjolan di bawah kulit yang disebabkan oleh

penumpukkan lemak di lokasi penyuntikan insulin secara subkutan.

(169)
(170)

• Prevalensi Lipohipertrofi karena insulin sebesar 25-30% pasien DM 1 dan <5% pada pasien DM 2

dengan pengobatan insulin secara subkutan.

(171)

• Lipohipertrofi dianggap efek anabolik langsung insulin pada kulit lokal yang mengarah ke sintesis lemak dan protein. Komplikasi ini terjadi karena suntikan berulang di tempat yang sama.

Dikarenakan daerah ini relatif tanpa rasa sakit,

pasien cenderung untuk menyuntikkan di daerah yang sama lagi dan lagi daripada pindah ke

daerah lain yang akan menimbulkan rasa sakit

baru. Faktor risiko lain yang mungkin terkait adalah durasi terapi insulin yang lama pada penderita DM 1, tingginya jumlah suntikan insulin, dan

(172)

• Lipoatrofi dianggap respons peradangan yang dimediasi imun. Meskipun lipoatrofi cenderung terjadi karena pemberian insulin sapi dan insulin babi, namun masih tetap merupakan komplikasi dari terapi insulin terlepas dari sumber insulin

(173)

PENANGANAN

• Mengganti tempat injeksi/melakukan rotasi tempat injeksi

• Pasien diedukasi mengenai teknik injeksi yang tepat

• Pasien sebaiknya diajarkan untuk memeriksa sendiri gejala awal lipodistrofi pada kulit dan menghindari area yang dianggap muncul lipodistrofi.

• Mengganti insulin yang digunakan (lipoatrofi)

(174)
(175)

• Pengendalian daibetes yang baik  pengaturan diet, olahraga, menggunakan obat sesuai petunjuk dokter, dan ecaluasi kesehatan secara berkala

diantaranya pemeriksaan kadar Glukosa darah puasa (GDP) dan 2 jam postpondial (setelah

(176)
(177)

PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH

MANDIRI/SELF MONITORING BLOOD

GLUCOSE

• Bersifat praktis dengan menggunakan glukometer.

• Hasil tes glukometer hanya sebatas monitoring agar glukosa darah penderita tetap terkontrol dalam

batas idealnya.

(178)

BEBERAPA HAL YANG

MEMPENGARUHI AKURASI

PENGUKURAN DARAH OLEH

GLUKOMETER

• Faktor kualitas alat glukometer dan

kelengkapannya (tingkat akurasi alat, kualitas strip tes, kemampuan alat untuk menghindari interferensi pembacaan glukosa akibat adanya zat lain dalam darah pasien)

(179)

• ADA (The American Diabetes Association)

merekomendasikan seseorang untuk melakukan pemeriksaan gula darah jika berada pada kondisi seperti :

• Mendapat terapi insulin/obat diabetes

• Sedang menjalani terapi insuin secara intensif • Sedang dalam masa kehamilan

• Mengalami kesulitan mengendalikan kadar glukosa darah • Memiliki tingkat glukosa darah yang sangat rendah atau

muncul keton karena kadar glukosa darah yang tinggi

(180)

• Waktu pemeriksaan bervariasi  tergantung tujuan pemeriksaan yang terkait dengan terapi

• Pemeriksaan glukosa darah  menggambarkan kadar glukosa darah saat diperiksa  tidak

menggambarkan pengendalian jangka panjang

• Namun tetap diperlukan dalam pengelolaan

(181)

PEMERIKSAAN KLINIS

MENGGUNAKAN HBA1C

• Pemantauan pengendalian kadar glukosa darah untuk menilai keberhasilan pengobatan/terapi.

• ADA merekomendasikan pemeriksaan HbA1c • setiap 3 bulan pada pasien yang memiliki kontrol glikemi

rendah ataupun yang mengalami pergantian terapi

(182)

PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN

• Untuk memperkirakan kadar glukosa darah namun tidak selektif.

• Dipengaruhi fungsi ginjal  pemeriksaan ini tidak dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan terapi.

(183)

LIFE STYLE

/ GAYA HIDUP PASIEN

DIABETES MELLITUS

• Disamping obat-obatan, tentunya merubah gaya hidup (lifestyle modification) merupakan hal yang tidak kalah pentingnya untuk dilakukan oleh semua penderita, baik DM tipe 1 maupun DM tipe 2. Perubahan gaya hidup yang harus dilakukan oleh penderita DM adalah :

• Berhenti merokok

• Tidak meminum alkohol

• Berolahraga secara teratur (tidak perlu olahraga yang terlalu berat, yang penting rutin dilakukan)

• Tidur yang cukup (minimal 6 jam/hari)

• Mengonsumsi makanan yang seimbang (karbohidrat 50%, protein 35% dan lemak 15%)

(184)

LIFE STYLE

/ GAYA HIDUP PASIEN

HYPERLIPIDEMIA

• Terapi modifikasi gaya hidup membantu dalam

penanganan pasien hyperlipidemia secara berkala disamping dengan terapi dengan obat-obatan.

Modifikasi gaya hidup diantaranya :

• Mengurangi asupan lemak jenuh dan klesterol

• Meningkatkan asupan serat

• Mengurangu jumlah asupan karbohidrat

• Mengurangi minum alhkohol

• Berhenti merokok

• Pengurangan berat badan

• Meningkatkan aktivitas fisik untuk menurunkan kadar kolesterol LDL dan menurunkan resiko penyakit jantung

(185)

DAFTAR PUSTAKA

• American Diabetes Association. (2011). Standards of Medical Care in Diabetes. USA : Diabetes Care

• Johnson, Marilyn. (1998). Diabetes : Terapi dan

Pencegahannya. Bandung : Indonesia Publishing House

• Perkeni. (2011). Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

• Soegondo, Sidartawan; Pradana Soewondo, dan Imam Subekti. (2011). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

Terpadu Edisi Kedua : Panduan Penatalaksanaan

(186)

• Al-Arouj, et al. (2010). Recommendations for Management of Diabetes During Ramadan. Diabetes Care, 33(8), 1895-1902.

• American Association Of Clinical Endocrinologists. (2015). AACE/ACE Comprehensive Diabetes Management Algorithm. Diunduh dari

https://www.aace.com/files/aace_algorithm.pdf

• American Diabetes Association. (2015). Diabetes Care. The Journal of Clinical and Applied Research and Education, 38 (1). 51-593.

• Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. (2005). Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus.

• IONI. (2015). Diabetes. Diunduh dari http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-6-sistem-endokrin/61-diabetes/612-antidiabetik-oral/6123-antidiabetik-lain

• Snoek, Frank J., & Skinner, T.Chas. (Eds.). (2005). Psychology in Diabetes Care. Chichester, England: John Wiley & Sons. Diunduh dari

Referensi

Dokumen terkait

Lembaga pengusul (Lembaga Litbang atau Lembaga Industri) diperbolehkan mengajukan proposal usulan pelaksanaan kegiatan Diseminasi Produk Teknologi ke Masyarakat

Pengaruh FACR terhadap ROA adalah negatif atau tidak searah dengan ROA. Jika FACR meningkat maka ada peningkatan aktiva tetap dan inventaris dengan persentase

1) Metode penyuluhan: Materi penyuluhan yang dilakukan meliputi a) Cara memproduksi makanan yang baik untuk meningkatkan keamanan, mutu, dan umur simpan produk

Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari satu daerah ke daerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu antara daerah-daerah tersebut

1. Rogatianus Maryatmoko, M.A selaku Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Sri Nurhartanto, SH. L.LM selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya

Penelitian ini diberi judul “Pengaruh Kompetensi Kerja, Peran Audit Internal, dan Pemberdayaan Psikologis (Meaning, Self Determination, dan Impact) terhadap

Hasil analisis Korelasi Rank Spearman menggunakan aplikasi SPSS menunjukkan Hubungan Konsumsi Makanan Jajanan Kaki Lima dengan Kejadian Penyakit Diare di MI Nurul

4.2 Näkemykset metropolimaaseudusta nyt ja tulevaisuuden toiveet 4.2.1 Asuminen ja eläminen metropolimaaseudulla 4.2 Näkemykset metropolimaaseudusta nyt ja tulevaisuuden