BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tingginya angka kriminal pada saat sekarang ini membuat masyarakat
merasa resah dan takut berada di tempat-tempat umum.Salah satu tempat umum
yang sangat banyak dikunjungi oleh masyarakat adalah pusat perbelanjaan.Pada
saat berada di dalam pusat perbelanjaan, para pengunjung sangat mengharapkan
adanya pengamanan agar merasa nyaman dan terlindungi selama berada di
dalamnya.Orang yang ditugaskan sebagai penjaga keamanan ini biasa kita sebut
satpam (satuan pengamanan) atau security.Satuan Pengamanan (Satpam) atau
security adalah satuan atau kelompok petugas yang dibentuk oleh instansi/badan
usaha untuk melaksanakan pengamanan dalam rangka menyelenggarakan
keamanan swakarsa di lingkungan kerjanya (Peraturan Kapolri Nomor 24 Tahun
2007 Pasal 1 ayat 6).
Sebagai petugas keamanan, satpam atau security memiliki tugas pokok
yaitu menyelenggarakan keamanan dan ketertiban di lingkungan/tempat kerjanya
yang meliputi aspek pengamanan fisik, personel, informasi dan pengamanan
teknis lainnya. Selanjutnya fungsi satpam atau security adalah melindungi dan
mengayomi lingkungan/tempat kerjanya dari setiap gangguan keamanan, serta
menegakkan peraturan dan tata tertib yang berlaku di lingkungan kerjanya
(Peraturan Kapolri Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 6 ayat 1 dan 2).
Dalam tugasnya untuk melakukan pengamanan dan perlindungan di
itu dibentuklah sistem shift kerja. Shift kerja adalah praktek kerja bagi perusahaan
untuk memberikan jasa atau mempertahankan hasil produksi dalam waktu 24 jam
sehari yang biasanya hari kerja di bagi menjadi ‘shift’ yang ditetapkan pada
periode waktu siang atau malam di berbagai kelompok pekerja sesuai dengan
tugas mereka (Parkes dalam Begani et.al. 2013).
Pada pengaturan waktu kerja, ada ketentuan tersendiri yaitu 7 jam 1 hari
dan 40 jam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu atau 8 jam 1 hari dan 40
jam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. Ketentuan waktu kerja
sebagaimana dimaksud tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu
(Undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 77 ayat 2 dan 3).
Dengan berlakunya sistem shift kerja pada security ini maka keamanan
dapat dijamin selama 24 jam. Tetapi dibalik keamanan yang telah ditegakkan,
pekerja shift memiliki prevalensi lebih tinggi terhadap terjadinya kelelahan
(Mohren et.al. dalam Ummul et.al. 2012).
Gejala fisik dari tahap awal kelelahan umum tampak sebagai perasaan
lelah yang berlebihan, lemah, dan tidak memiliki daya kerja. Tanda-tanda non
spesifik lain biasanya dalam bentuk penglihatan yang kabur, rasa pusing, vertigo,
tangan tremor, nyeri otot, nafas terasa berat, nyeri dada, sesak napas, dan
gangguan tidur seperti sulit bangun tidur, bangun tidur terlalu dini yang disertasi
dengan mimpi buruk, hilangnya daya konsentrasi dan koordinasi (Harrianto,
2008).
Dalam studi penelitian yang dilakukan Askerstedt dikutip oleh Archer
pekerjaan mereka setelah waktu yang relatif singkat karena kelelahan kronis, 20%
dari pekerja dapat menerima efek dari shift kerja dan terus bekerja meskipun efek
samping masih dirasakan, sedangkan sisanya 10% dari pekerja tidak mengalami
masalah dengan shift kerja.
Penelitian lainnya yang di lakukan oleh Villa (2013) pada perawat di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung menunjukkan bahwa kelelahan
kerja yang dialami perawat yaitu sangat lelah 8,5%, lelah 75,8%, dan kurang lelah
15,7% serta ada hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja pada perawat.
Selanjutnya, penelitian yang di lakukan oleh Begani et.al. (2013)
menerangkan bahwa efek kesehatan yang terjadi akibat shift kerja pada security di
Kota Madang adalah gangguan tidur (52%), kelelahan (22%), stress (15%), dan
gangguan makan (11%) sehingga di dapatkan kesimpulan bahwa salah satu akibat
dari shift kerja adalah kelelahan.
Banyaknya pusat perbelanjaan di berbagai kota besar di Indonesia,
menandakan bahwa semakin banyak pula kebutuhan akan petugas keamanan
seperti satpam atau security. Salah satu kota besar yang memilki banyak pusat
perbelanjaan adalah kota Medan. Kota Medan merupakan ibukota Sumatera Utara
yang menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia. Pusat perbelanjaan masih menjadi
daya tarik yang besar di kalangan masyarakat.Pusat perbelanjaan yang ada terdiri
dari pusat perbelanjaan tradisional dan pusat perbelanjaan metropolitan.Seperti
yang kita ketahui, ramainya pengunjung di pusat perbelanjaan membuat tingginya
peluang terjadinya tindakan kriminal.Hal ini membuat pengunjung merasa takut
perbelanjaan yang sangat membutuhkan adanya security adalah pusat
perbelanjaan metropolitan atau yang biasa kita sebut plaza dan mall.Alasannya
karena pada pusat perbelanjaan metropolitan ini, barang yang di jual memiliki
harga yang tinggi dan pengunjung yang datang lebih banyak masyarakat kalangan
atas sehingga untuk terjadinya perilaku kriminal sangat tinggi.
Salah satu pusat perbelanjaan metropolitan yang terletak di kota Medan
adalah SUN Plaza. SUN Plaza termasuk kedalam kategori mall terbesar di kota
Medan yang terletak di pusat kota sehingga mudah di jangkau oleh masyarakat.
SUN Plaza didirikan pada tanggal 1 Januari 2003 dan di buka pada tanggal 1
Januari 2004 yang di rancang dengan konsep mall keluarga.Sejak awal dibuka,
SUN Plaza menjadi daya tarik warga Kota Medan.
Berbagai hal yang menyangkut tentang kenyamanan dan keamanan
pengunjung menjadi tanggung jawab pihak pengelola SUN Plaza.Maka dari itu,
manajemen SUN Plaza bekerjasama dengan perusahaan jasa security agar dapat
melindungi pengunjung selama berada di SUN Plaza.Manajemen SUN Plaza
bekerja sama dengan PT Trisa Surya Mandiri cabang Medan sejak tanggal 30
November 2014. Keseluruhan anggota security berjumlah 113 orang dengan
pembagian tugas yang berbeda.Adapun bagian yang dibentuk adalah Staf (Chief,
Assistant Chief, Administrasi, Panwas, dan Pantub), Regu (Regu 1, Regu 2, dan
Regu 3), Middle (Middle A, Middle B, dan Middle C), dan PKD (Patroli
Keamanan Dalam).
Adapun pembagian tugas dan waktu kerjanya yaitu Staff memiliki waktu
18.00-19.00 WIB. Sistem kerja yaitu 4 hari kerja dan 2 hari libur. Bagian Staff
terdiri dari Chief bertugas sebagai komandan security, Assistent Chief bertugas
sebagai wakil komandan security, Administrasi bertugas sebagai pengurus surat
menyurat, Panwas (Pengawasan) bertugas sebagai komandan pengawasan di luar
gedung, dan Pantup (Pengamanan Tertutup) bertugas sebagai komandan
pengamanan di dalam gedung.
Bagian Regu yang terdiri dari Regu 1, Regu 2, dan Regu 3 memiliki 2 shift
yaitu shift pagi (08.00-20.00 WIB) dan shift malam (20.00-08.00 WIB) dengan
sistem 2 hari shift pagi, 2 hari shift malam dan 2 hari libur. Pada saat shift pagi,
bagian Regu bertugas menjaga pintu masuk di setiap lantai dalam posisi berdiri,
menjaga pos-pos, dan berkeliling atau patroli. Pada saat shift pagi diberikan waktu
istirahat yaitu pukul 12.00-13.00 WIB dan 18.00-19.00 WIB. Pada saat shift
malam bagian Regu bertugas menjaga pintu masuk di setiap lantai dalam posisi
berdiri, menjaga pos-pos, dan berkeliling atau patroli pada pukul 20.00-22.00
WIB, sedangkan pukul 22.00-08.00 WIB memiliki tugas mengawasi
barang-barang yang masuk ke dalam SUN Plaza, menjaga pos kantor, dan patroli di
dalam gedung. Tugas menjaga pos kantor diserahkan kepada security wanita
karena mereka tidak diizinkan untuk keluar kantor jika sudah di atas pukul 22.00
WIB. Pembagian tugas pada setiap orang berbeda karena ditentukan oleh
Komandan Regu masing-masing.
Bagian Middle terdiri dari Middle A, Middle B, dan Middle C yang
memiliki tugas mengawasi pada saat waktu operasional SUN Plaza buka dan
10.00-22.00 WIB dengan waktu isitirahat pukul 12.00-13.00 WIB dan
18.00-19.00 WIB serta pembagian sistem kerja yaitu 4 hari kerja dan 2 hari libur.
Selanjutnya bagian PKD (Patroli Keamanan Dalam) bertugas melakukan
pengamanan, pengawasan, dan patroli di area sekitar gedung SUN Plaza.Waktu
kerja dari pukul 10.00-22.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 12.00-13.00 WIB
dan 18.00-19.00 WIB, serta sistem kerja yaitu 4 hari kerja dan 2 hari libur.
Dari hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti, bagian Regu bekerja
di luar dan di dalam gedung SUN Plaza. Peneliti melihat ada 1 orang security
yang menjaga pintu masuk dan 2 orang security sedang patroli yang matanya
merah, yang diakui salah satu anggota security Regu 2 yang sedang bertugas
menjaga pintu masuk di lantai 1 disebabkan karena mengantuk. Selain itu keluhan
lainnya adalah pegal dari betis kaki sampai telapak kaki karena terlalu lama
berdiri. Selanjutnya peneliti menemui salah satu anggota security Regu 2 yang
sedang bertugas menjaga pos bagian luar lantai 1, security tersebut mengaku
merasa bosan dan mengantuk karena pekerjaan yang monoton selama menjaga
pos. Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh para anggota security ini termasuk ke
dalam gejala kelelahan secara umum. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti
ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan shift kerja dengan
terjadinya kelelahan pada security SUN Plaza Medan Tahun 2015.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang
diteliti adalah apakah ada hubungan shift kerja dengan terjadinya kelelahan pada
1.3Tujuan Penelitian
1.3.1Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan shift kerja dengan terjadinya kelelahan pada
security SUN Plaza Medan.
1.3.2Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui jenis shift kerja pada security SUN Plaza Medan.
2. Untuk mengetahui terjadinya kelelahan pada security SUN Plaza Medan.
1.4 Hipotesis Penelitian
Ada hubungan antara shift kerja dengan terjadinya kelelahan pada security
SUN Plaza Medan tahun 2015.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan untuk pekerja security dalam mengetahui hubungan shift
kerja dengan terjadinya kelelahan.
2. Sebagai masukan untuk pihak perusahaan dalam mencegah terjadinya
kelelahan pada pekerja security.
3. Sebagai tambahan wawasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam
menerapkan ilmu kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
4. Sebagai bahan referensi untuk penulis lain yang ingin meneliti tentang