Hasil Diskusi / Tanya Jawab
SESI NARASUMBER
Peran Lembaga Litbang Pemerintah dalam Mendukung Pengembangan Industri Komponen Otomotif Berbasis Polimer di Indonesia
olehD.A. Winarto
1. Makalahnya lebih ke promosi BPPT, apa yang sudah dikerjakan Balai Teknologi Polimer untuk
penelitian yang bisa diaplikasikan untuk menunjang komponen otomotif berbasis polimer?
Jawab
Terkait penelitian yang telah dilakukan, riset tentang komposit berbasis serat yang ada di Indonesia dikaitkan dengan bagian yang mempunyai nilai tambah tinggi. Hal ini sudah dilakukan tetapi masih skala laboratorium. Akan tetapi ada penelitian yang sudah menggandeng industri, seperti retreat ban pesawat. Semua harus dilakukan secara paralel. Rubber air bag adalah bantalan peluncur kapal laut, seharusnya langsung ke galangan, tetapi dengan adanya balon peluncur dapat langsung diluncurkan. Penelitian ini sudah berkolaborasi dengan perusahaan di Jawa Barat. Informasi bisa dilihat di ptn.bppt.go.id untuk lebih detailnya.
2. Riset yang dilakukan bisa dijual kemana? Definisi inovasi adalah invensi dan aplikasi komersial.
Jika sudah riset belum menjadi inovasi jika belum diaplikasikan. Hal ini sesuai dengan program hilirisasi riset. MSA merupakan contoh inovasi. Maka, definisinya perlu disepakati, sehingga dari awal riset sudah melibatkan industri (komersialisasi). TRL yang susah adalah how to enter the market.
Jawab
Dengan interaksi dengan produsen otomotif di Indonesia, diketahui standard yang digunakan untuk produksi massal, sehingga harus bersiap dengan komersialisasinya.
3. Plastik otomotif target 120 kg/mobil. Data yang ditampilkan adalah data tahun 2010, perlu
diperbarui.
Jawab
Masukan diterima.
SESI 1 KULIT
Pencangkokan Gelatin dan Akrilamida Menggunakan Microwave untuk Aplikasi Penjernihan Air Limbah Industri Penyamakan Kulit
oleh Noor Maryam Setyadewi
1. Jika dengan FT-IR, bagaimna caranya dan data apa yang meyakinkan bahwa pencangkokan
gelatin dan acrylamida telah terjadi? Jawab
pencangkokan).Pada pencangkokan, setelah dipanaskan viskositas lebih tinggi. Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa proses grafting berhasil.
2. Apakah crosslinkung agent MBA dikarakterisasi?
Jawab
Metilen Based Acrylamide tidak dikarakterisasi karena menggunakan bahan komersial dari sigma aldrich.
3. Bagaimana meminimalkan zat yang tidak ikut tergrafting?
Jawab
Menjadi masukan untuk perbaikan penelitian ini bahwa seharusnya dimurnikan terlebih dahulu.
4. Kedua penelitian belum aplikatif. Bagimana rencana selanjutnya, apakah akan dibuat aplikatif?
Kira-kira berapa TRL-nya?
Jawab
Sudah dilakukan uji pada air limbah kulit namun hasilnya Polieketrolit (PAM) lebih baik. Hasil penelitian belum optimum karena belum dilakukan formulasi yang optimum. Perkiraan TRL 4 - 5. Industri penyamakan kulit di Yogya banyak dan mengeluhkan tentang limbah. Karena penelitian masih skala laboratorium akan mahal. Jika formula optimum sudah didapatkan, kemudian dicobakan langsung dengan bekerjasama dengan industri kemungkinan range nilai TRLnya dapat melonjak lebih tinggi.
Pengaruh Perlakuan Penyamakan Kombinasi Krom-Gambir dan Krom Mimosa Terhadap Krom pada Air Limbah Penyamakan Kulit
oleh Ardinal
1. Apakah bisa penyamakan pakai tanin?
Jawab
Kombinasi krom-gambir dan krom-mimosa sudah pernah dilakukan. Penyamakan biasa dilakukan pakai krom. Sehingga dilakukan samak kombinasi dengan nabati untuk mengurangi penggunaan krom. Mimosa adalah barang impor dan sulit di dapatkan di Sumatera Barat.
Terjadi ikatan kovalen koordinasi dan ikatan hidrogen. Gugus –OH bereaksi pada kulit. Gugus
karbon dalam krom dimasukkan tanin, terjadi pelepasan H, bereaksi dengan tanin (-OH). H
bereaksi dengan N pada NH3. Sifatnya hampir sama dengan mimosa.
2. Apa yang dimaksud derajat penyamakan?
Derajat penyamakan adalah tingkat kemasakan pada kulit tersamak dengan kadar zat penyamak terikat dibagai kadar zat kulit mentah dikalikan 100%.
3. Gambir apa yang digunakan? Perlakuan apa yang dilakukan pada gambir sebelum
penyamakan? Jawab
Gambir yang dipakai adalah gambir asalan (gambir langsung dari petani). Gambir asalan dihaluskan lalu diayak, kemudian dilarutkan dalam air.
4. Apakah dilakukan uji suhu kerut dan berapa?
Jawab
Uji suhu kerut dilakukan, rata-rata suhu kerut adalah 90 °C.
5. Krom yang terkandung pada limbah pada penyamkan tahap II adalah 22,2 ppm. Jika dilakukan
kontinyu, jumlahnya akan bertambah terus seiring dilakukan penyamakan. Apakah ada pemikiran untuk mengikat krom, jika ada seperti apa?
Jawab
Dalam penelitian ini yang bisa dilakukan adalah mengurangi penggunaan krom dengan menggantinya dengan bahan penyamak nabati. Penelitian ini dibatasi sampai mengurangi belum sampai pengolahan limbah. Penelitian pengurangan krom pada air limbah sudah banyak dilakukan.
5. Kedua penelitian belum aplikatif. Bagaimana rencana selanjutnya, apakah akan dibuat
aplikatif? Kira-kira berapa TRL-nya?
Jawab
Karena masih skala laboratorium TRL-nya adalah 6.
SESI 1 KARET DAN PLASTIK
Aplikasi Polimer Sintetik untuk Alas Kaki
oleh Dwi Wahini Nurhajati
1. Pada proses pembuatan sol, diperlukan riset untuk produk seperti apa sehingga tahu apa yang
diminati pasar? Jawab
2. Rumus riset yang bekerja sama dengan industri: komoditi dan intellectual property. Dengan demikian, terbuka peluang bagi industri untuk berkembang sehingga dapat menciptakan lapangan kerja. Semua pihak dapat memperoleh manfaat, termasuk penelitinya.
Jawab
Masukan diterima
3. PVC jangan disarankan karena saat dibakar mengeluarkan klorin yang tidak ramah lingkungan.
Jawab
Masukan diterima
4. LDPE untuk penggunaan dalam negeri tidak ada, setahu saya adanya LLDPE.
Jawab
Masukan diterima
5. Riset diharapkan dapat di-moneytize. Peneliti harus berpikir bagaimana hasil riset dapat
menjadi industri.
Jawab
Masukan diterima
6. Apa saja metode yang digunakan dalam pembuatan alas kaki?
Jawab
Metode yang dilakukan dengan injection moulding (untuk bahan PP, PVC, TPE) dan pouring (untuk bahan PU).
7. Mengapa pemanfaatan PVC sebagai kulit sintetis menyebabkan bahan sulit terbakar?
Jawab
PVC bersifat flame retardant, namun jika dibakar terus dapat melepaskan klorin yang mencemari lingkungan.
Minat Konsumen Terhadap Desain Produk Tas dari Limbah Ban Dalam di Yogyakarta
OlehEdi Eskak
1. Apakah ada warna lain untuk produk tas yang dihasilkan darilimbah ban dalam ?
Jawab
Warna produk tas hanya berwarna hitam karena warna bahan dasar limbah ban dalam adalah warna hitam, dan tidakdilakukan pewarnaan/pengecatan karena memang inginmenunjukkan keaslian bahan bakunya yang mempunyai keunikantersendiri. Bila ada variasi warna lain, sifatnya hanyaaksentuasi dari bahan tambahan misalnya bahan tali tas,benang jahit, dan aksesoris lainnya.
2. Apakah sudah diproduksi secara masal?
Tas dari limbah ban dalam sudah diproduksi dengankapasitas Pengrajin Kecil (UMKM) yang terbatas modal danjumlah karyawannya, bila perusahaan semakin maju dan besartentu akan mampu memproduksi secara massal
3. Apakah yang dipakai hanya ban mobil tidakmenggunakan ban motor?
Jawab
Limbah ban dalam roda mobil dipakai dengan kelebihanukurannya lebih besar dan lebar, sehingga mudah dibentukuntuk berbagai desain tas dengan ukuran yang besar maupunkecil. Limbah ban dalam roda motor juga dimanfaatkan, namunkarena ukurannya yang relatif kecil dan lebih tipis,penggunaannya terbatas untuk desain produk tas yang lebihkecil tentunya. Jadi Limbah ban dalam baik roda mobil maupunmotor dapat digunakan untuk pembuatan tas.
4. Potensi riset bagus untuk dikembangkan, jangan menyerah. Memasuki pasar memang tidak
mudah namun peluang terbuka. Tambahkan brand untuk meningkatkan daya tarik. Jawab
Terima kasih masukan dan motivasinya.
5. Bagaimana harga jualnya?
Jawab:
Harga dipengaruhi oleh kurangnya tenaga terampil saat menjahit ban. Harga dapat bersaing jika kendala sudah teratasi.
SESI 2 KULIT
Pengaruh Buang Bulu Cara Painting Terhadap Sifat Fisis dan Morphologi Kulit Jaket
oleh Dona Rahmawati
1. Penggunaan Na2S 304% memberi dampak limbah besar pada lingkungan, bagaimana jika 6%?
Na2S dapat menimbulkan H2S
Jawab:
Na2S memang bahan kimia berbahaya namun tetap digunakan. Digunakan 6% Na2S untuk
memastikan agar bulu dapat rontok dan tidak larut dalam air sehingga dapat meminimalisir bau yang dihasilkan.
2. Dengan painting, dilakukan manual tidak ramah pada manusia walau ramah pada lingkungan
Jawab
Review: Prospek Zat Warna Alam dari Ektrak Kayu Sebagai Bahan untuk Pewarnaan Kulit
Oleh Emiliana Kasmudjiastuti
1. Review yang ditulis tahun berapa?
Jawab
Review dilakukan tahun 2017.
2. Apa yang mendasari review ini?
Jawab
Penelitian telah dilakukan terlebih dahulu, namun masih dangkal. Pengujian dilakukan dari ketahanan gosok dan penetrasi zat warna alam. Untuk produk batik, zat warna alam sangat berkembang namun tidak pada industri kulit. Standard warna untuk zat warna alam masih susah karena geografis dsb. Penggunaan zat warna alam bukan untuk produksi massal, tetapi untuk niece market. Penelitian sudah dilakukan sejak 1999 dengan aplikasi langsung ke kulit. Mahoni dan nangka yang dipakai bisa diperoleh dari limbah penggergajian.
3. Bagaimana menilai penetrasi masuknya zat warna alam pada kulit? Apakah ada syarat ketebalan
kulit? Jawab
Penetrasi masuknya zat wana bisa dilihat melalui pengguntingan untuk mengetahui masuknya zat warna. Pada review telah dilakukan pada kulit yang tipis (ikan), pada kulit suede juga.
4. Apakah ada persentase tertentu yang dibutuhkan agar zat warna alam dapat diaplikasikan?
Jawab
Zat warna alam lebih baik digunakan pada kulit nonkonvensional dan kulit yang tanpa perlakuan cat tutup. Percobaan dalam bentuk larutan. Perebusan tiga tahap, kental, sedang, dan encer.
5. Apakah ada perbedaan reaksi samak mineral dan nabati? Termasuk zat warna anionik atau
kationik? Jawab
Dari kulit sama krom maupun syntan, zat warna dapat terpenetrasi dengan baik ke dalam kulit. Zat warna alam dikategorikan sebagai zat warna asam.
6. Apakah ada standard normal aplikasi zat wana alam seperti penggunaan dyestuff?
Jawab
Standard operasional proses pewarnaan zat warna alam sama, hanya mordant diberikan sebelum atau sesudah pewarnaan kemudian dapat dilanjutkan ke peminyakan dan fiksasi.
7. Disebutkan bahwa zat warna alam mempunyai efek menyamak, padahal mewarnai sekaligus
Menurut literatur, efek menyamak (tanin) pada zat warna alam tidak begitu besar, tetapi tidak semata-mata dapat langsung menyamak. Yang telah dilakukan adalah penyamakan syntan, bukan penyamakan nabati agar tidak mengganggu proses penyamakan. Kombinasi syntan-krom menghasilkan warna yang berbeda walaupun dari zat warna alam yang sama.
SESI 2 KARET DAN PLASTIK
Penerapan Sistem Supply Chain Bahan Baku Resiprene 35 untuk Mengatasi Fluktuasi Harga Karet Alam pada PT Industri Karet Nusantara
oleh Mindya Eral
1. Seberapa efektif sistem supply chain terhadap harga resiprene?
Jawab:
Sistem supply chain cukup efektif.
2. Mengapa market resiprene kebanyakan dari luar negeri?
Jawab
Pasar resiprene kebanyakan dari luar negeri karena di Indonesia bahan ini belum umum digunakan. Di pasar eropa digunakan sebagai adhesif dengan sifat spesifik.
POSTER
Proses Ekstraksi dan Aplikasi Gambir Kering Berkadar Tanin Tinggi (>60%) untuk Penyamakan Kulit, Pewarna Tekstil dan Pewarna Kayu
oleh Anwar Kasim
-
Study of Rubber Adhesive Compounds for Tire Retreading: Drying Rate and Adhesion Strength
oleh Ike Setyorini
-
Pengaruh Beberapa Kompatibiliser pada Karakteristik Kompon dan Sifat Mekanik Komposit NBR/EPDM
oleh Noor Maryam Setyadewi
1. Dari ketiga kompon dengan variasi kompatibiliser manakah yang aplikatif untuk industri?
Jawab
Yang paling aplikatif adalah MBS, karena tidak memerlukan energi yang terlalu tinggi saat proses produksi, namun tetap memiliki properti mekanik yang cukup baik.
Biofiltrasi Menggunakan Kultur Saccharomyces cerevisiaeATCC 9763 dan Ragi Kering Instan Dengan Media Komposit KarbonAktif dan Onggok Untuk Mengurangi Gas Amonia pada
Industri Karet
oleh Winda Marthalia
1. Apakah penelitian ini bisa di aplikasikan pada industri lain yang hasil aktivitas industrinya menghailkan cemaran ammonia ?.
Jawab:
BisaSejauh aktivitas industri menghasilkan limbah/gas ammonia maka bisa di aplikasikan, dengan mempertimbangkan sacharomysec dengan konsentrasi/jumlah limbah/gas ammonia itu sendiri ( dalam bentuk gas atau padatan).
2. Apakah/bagaimanacara mengaplikasikan penelitian inijika sumber ammonia (misalnya karet
padat) di dalam ruangan terbuka ?. Jawab
Biakan Sacharomyses cerevisiae di campurkan dalam subsrat (onggok) dengan konsentrasi
tertentu , kemudian dibungkus dengan kertas filter/kain kasa lalu di tempelkan di dinding 2 x ruangan atau hanya sub strat saja lalu di bungkus pada kertas filter/kain kasa, kemudian setiapbeberapa hari sekali substrat disemprot dengan biakan sacharomyses.
Pengaruh Perlakuan Serbuk Cangkang Kelapa Sawit Diawal dan Diakhir dari Penggilingan/Pencampuran Terhadap Sifat Mekanis Vulkanisat Karet
oleh Zainal Abidin Nasution
-
Biofiltrasi Gas Amonia Menggunakan Nitrosomonas sp dan Nitrobacter sp
untuk Industri Karet
oleh Devi Oktinani
1. Apakah memungkinkan untuk di aplikasikan paada limbah cair industri karet?
Jawab:
Memungkinkan diaplikasikan pada limbah cair, namun perlu dihitung /dianalisis komposisi biofilter yang sesuai
2. Saat ini sudah ada zat kimia yang menggantikan ammonia dalam proses lateks.
Jawab:
Informasi bahwa sudah ada zat kimia yang menggantikan ammonia dalam proses produksi lateks. Namun di negara kita sebagian besar masih menggunakan ammonia, sehingga pengurangan ammonia di lingkungan masih di perlukan.
3. Aplikasi penelitian ini di industri bagaimana?
Jawab:
Rekayasa Alat Pengering Semprot untuk Membuat Serbuk Lateks Karet Alam
Oleh Muhammad Sholeh
-
Pengaruh Minyak Pada Pembuatan Kulit Lemas samak Nabati yang Menggunakan Quebracho Sebagai Bahan Penyamak dengan Sistem C-RFP
oleh Sri Sutiyasmi
1. Suhu kerut berapa?
Jawab: Suhu kerut 86
2. Fungsi dari TSN?
Jawab:
Fungsi TSN, agar bahan penyamak cepat masuk ke dalam kulit
3. Uji sifat fisis tidak ada, data keduanya sama?
Jawab:
Uji sifat fisis ada, namun dalam poster tabel 1 dan 2 sama yaitu uji organoleptis
4. Apa tidak di publikasi di majalah KKP?
Jawab:
Yang dipublikasikan dalam majalah adalah bahan penyamak mimosa dan gambir dengan judul yang berbeda.
Perbandingan Metode Deproteinasi Lateks Karet Alam Secara Enzimatik Dan Non Enzimatik
oleh Fathia Rahman
-
Deproteinasi Lateks Karet Alam Menggunakan Agen Deproteinasi Basa
oleh Febby Fitrianti
-
Isolasi Nanoseulosa Dari Pelepah Pohon Salak Sebagai Filler pada Film Berbasis Polivinil Alkohol (Pva)