• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA SMK NEGERI 2 BUNGORO KAB. PANGKEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA SMK NEGERI 2 BUNGORO KAB. PANGKEP"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

622

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN MEROKOK

PADA SISWA SMK NEGERI 2 BUNGORO KAB. PANGKEP

Muammar Qadafi

1

,

Andi Fajriansi

2

, Darwis

3 1STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3STIKES Nani Hasanuddin Makassar

ABSTRAK

Rokok merupakan salah satu zat adiktif, yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat. Siswa Sekolah Menengah Kejuruan merupakan individu yang digolongkan remaja yang berada dalam proses perkembangan dan terkadang suka mencoba sesuatu misalnya merokok Tujuan penelitian ini diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan merokok pada siswa SMK Negeri 2 Bungoro Kab. Pangkep. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional (Correlasional Study) dengan rancangan “Cross Sectional Study”, populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa laki-laki kelas 1 dan kelas 2 SMK Negeri 2 Bungoro Kab. Pangkep sebanyak 630 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa laki-laki kelas 1 dan kelas 2 yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 86 responden. Pengumpulan data dengan meggunakan kuesioner. Hasil diolah menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa pengetahuan (p=0,247), sikap (p=0,548), lingkungan (p=0,016) sehingga tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan kebiasaan merokok, dan ada hubungan antara lingkungan dengan kebiasaan merokok pada siswa SMK Negeri 2 Bungoro Kab. Pangkep. Diharapkan pada pihak SMK Negeri 2 Bungoro agar memberikan penyuluhan tentang rokok kepada para siswa secara berkala. Untuk siswa SMK Negeri 2 Bungoro agar tidak mencoba untuk menghisap rokok dan untuk yang terbiasa merokok agar berusaha menghentikan kebiasaannya.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Lingkungan, Kebiasaan Merokok.

PENDAHULUAN

Kebiasaan merokok dimulai saat adanya rokok pertama, merokok pertama kali biasanya dimulai saat usia remaja. Remaja adalah masa-masa yang kritis dan rentang sekali untuk mengalami masalah serta berprilaku resiko tinggi salah satunya merokok. Perilaku merokok pada remaja semakin lama akan semakin meningkat sesuai dengan tahap perkembangannya yang di tandai dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok, dan sering mengakibatkan mereka ketergantungan nikotin (Nurudin, 2012)

Hasil penelitian di kota Medan pada tahun 2007 menunjukkan responden yang teman dekatnya merokok 35,21% memiliki kebiasaan merokok, sedangkan responden yang teman dekatnya tidak merokok persentase kebiasaan merokok lebih rendah yaitu 23,59%. Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengaruh teman merokok dengan kebiasaan merokok responden (p=0,012) (Mayasari, 2009).

Hasil sebuah survei yang dirilis pada tahun 2012, menemukan bahwa 67 persen dari seluruh pria di Indonesia yang berusia di

atas 15 tahun telah menjadi pecandu rokok. Dengan fakta tersebut, negara kepulauan ini berdiri kokoh di peringkat pertama sebagai negara dengan pria perokok terbanyak, mengalahkan Rusia yang menduduki peringkat dua yang memiliki persentase sekitar 35 persen. Dikutip dari surat kabar NY Daily News, survei tersebut dilakukan tahun 2011 dan melibatkan lebih dari 8.000 responden. Survei itu sendiri merupakan bagian dari survei global yang didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) US Centers for Disease Control dan Prevention di 15 negara yang diketahui memiliki tingkat perokok paling berat seperti Bangladesh, Brazil, China, Mesir, India, Mexico, Filipina, Poland, Russia, Thailand, Turki, Ukraina, Uruguay dan Vietnam (Bodhonk, 2012)

(2)

Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

623

menunjukkan hampir semua anak (99,7

persen) melihat iklan rokok di televisi dan 68,2 persen memiliki kesan positif terhadap iklan rokok, serta 50 persen remaja perokok lebih percaya diri seperti dicitrakan iklan rokok (Ayyoub, 2012)

Berikut ini peringkat provinsi dengan perokok anak-anak berdasarkan usia mulai merokok (5 tahun) menurut Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar 2010): Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, NAD, Lampung, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Riau, Bengkulu, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Irian Jaya Barat, Papua. Untuk Sulawesi Selatan sendiri berada pada peringkat ke sepuluh (Anonim, 2012, http://pelajartanparokok.org diakses 27 maret 2013).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 prevalensi penduduk Sulawesi Selatan yang merokok pada kelompok umur 45-54 tahun sebesar 32,2%. Sedangkan pada penduduk laki-laki umur 15 tahun ke atas sebanyak 54,1% adalah perokok. Prevalensi tertinggi pertama kali merokok pada umur 15-19 tahun (43,3%) dan sebesar 1,7% penduduk mulai merokok pertama kali pada umur 5-9 tahun (Antos, 2011, http://antoswarka.blogspot.com/Depkes, 2010 diakses 27 maret 2013).

Data sementara yang diperoleh di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Bungoro Kab. Pangkep, dimana jumlah siswa pada bulan Februari tahun 2013 dari kelas 1 sampai kelas 3 sebanyak 1021 orang, laki-laki 826 orang dan perempuan 195 orang. Dari hasil wawancara singkat dengan beberapa guru disekolah, banyak dari siswanya memiliki kebiasaan merokok baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan (Profil SMK Negeri 1 Bungoro Kab. Pangkep Tahun 2013).

Berdasarkan hal tersebut di atas, mendorong penulis untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan merokok pada siswa SMK Negeri 2 Bungoro Kab. Pangkep.

BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel

Penelitian ini menggunakan metode

Korelasional (Correlasional Study) dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional, dengan maksud untuk mengetahui hubungan antara Pengetahuan, Sikap da Lingkungan dengan Kebiasaan Merokok.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Bungoro Kab. Pangkep Propinsi

Sulawesi Selatan. Populasi adalah subjek yang memenuhi kategori yang sudah ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa laki-laki kelas 1 dan kelas 2 SMK Negeri 2 Bungoro Kab. Pangkep yang jumlahnya sebanyak 630 orang.

Sampel merupakan bagian populasi yang diteliti atau sebagaian jumlah dari karateristik yang dimiliki oleh populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling yakni pengambilan sampel dari anggota populasi, dimana peneliti yang menentukan kriteria sampel yang akan diambil. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 86 orang yang didapat dengan menggunakan rumus Issac dan Michael.

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a. Kriteria inklusi :

1) Siswa yang bersekolah di SMK Negeri 2 Bungoro Kab. Pangkep

2) Siswa laki-laki kelas 1 dan 2 Negeri 2 Bungoro Kab. Pangkep 2) Siswa perempuan kelas 1 dan kelas 2 3) Siswa yang tidak bersedia untuk

dijadikan sampel penelitian

4) Siswa yang tidak hadir saat di lakukan penelitian.

Pengumpulan data dan pengolahan data

Data primer pada penelitian ini diperoleh dari hasil pengisian kuesioner sedangkan data sekunder juga digunakan sebagai data pelengkap untuk data primer yang berhubungan dengan masalah yang diteliti seperti jumlah keseluruhan siswa-siswi masing-masing jurusan SMK Negeri 2 Bungoro Kab. Pangkep. Data ini diperoleh dari instansi yang terkait yaitu SMK Negeri 2 Bungoro Kab. Pangkep.

Pengelolaan data dilakukan secara elektronik dengan menggunakan komputer melalui bantuan SPSS sedangkan penyajian datanya dilakukan dalam bentuk tabel dan presentase disertai penjelasan.:

a. Editing

(3)

Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

624

b. Koding

Adalah mengklasifikasikan jawaban – jawaban dari para responden ke dalam kategori. Dilakukan untuk memudahakan pengelolahan data yaitu memberikan simbol – simbol dari setiap jawaban responden.

c. Tabulasi dan Narasi

Data dikelompokkan dalam bentuk tabel menurut sifat yang dimiliki.

Analisis Data

Analisis data yang dimaksud untuk menilai presentase masing –masing variabel, serta analisis hubungan variabel sebagai berikut :

a. Analisis Univariat

Dilakukan untuk mendapatkan

gambaran umum dengan cara

mendiskripsikan tiap variabel yang digunakan dalam penelitian dengan melihat distribusi frekuensi, mean, median dan modus.

b. Analisis Bivariat

Dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel bebas secara sendiri sendiri dengan variabel terikat dengan menggunakan uji statistik Chi-Square, SPSS 16,

00.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Siswa Laki-laki SMK Negeri 2 Bungoro.

Umur n (%)

15 12 14,0

16 33 38,4

17 34 39,5

18 7 8,1

Total 86 100

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 86 responden sebagian kecil berumur 18 tahun yaitu sebanyak 7 orang (8,1%), kemudian 15 tahun sebanyak 12 orang (14%), 16 tahun sebanyak 33 orang (3,4%), dan sebagian besar responden berumur 17 tahun yaitu sebanyak 34 orang (39,5%). Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas Siswa SMK Negeri 2 Bungoro.

Kelas n %

1 43 50,0

2 43 50,0

Total 86 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 86 responden jumlah siswa kelas 1 dan 2 sama yaitu sebanyak 43 orang (50%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Siswa SMK Negeri 2 Bungoro.

Pengetahuan n %

Kurang 28 32,6

Baik 58 67,4

Total 86 100

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian kecil responden memiliki pengetahuan yang kurang baik yaitu sebanyak 28 orang (32,6%), dan kebanyakan memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 58 orang (67,4%).

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Siswa SMK Negeri 2 Bungoro.

Sikap n %

Kurang 7 8,1

Baik 79 91,9

Total 86 100

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian kecil responden memiliki sikap yang kurang baik yaitu sebanyak 7 orang (8,1%), dan kebanyakan memiliki sikap yang baik sebanyak 79 orang (71,9%).

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lingkungan Siswa SMK Negeri 2 Bungoro.

Lingkungan n %

Kurang 52 60,5

Baik 34 39,5

Total 86 100

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian kecil responden berada pada lingkungan yang baik yaitu sebanyak 34 orang (39,5%), dan kebanyakan berada pada lingkungan yang kurang baik sebanyak 52 orang (60,5%).

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok SMK Negeri 2 Bungoro.

Kebiasaan Merokok n %

Biasa merokok 65 75,6

Tidak biasa merokok 21 24,4

Total 86 100

(4)

Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

625

Tabel 7. Hubungan antara pengetahuan

dengan kebiasaan merokok pada siswa di SMK Negeri 2 Bungoro

Notoatmodjo (2010) dalam bukunya “Ilmu Perilaku Kesehatan”, menyebutkan bahwa pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia yang sebagian besar diperoleh melalui indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata).

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda, hal ini dapat kita temukan pada penelitian yang dilaksanakan di SMK Negeri 2 Bungoro.

Hasil analisis menggunakan statistik mencari hubungan pengetahuan responden dengan kebiasaan merokok diperoleh nilai probabilitas 0,247>0,05, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kebiasaan merokok. Tabel 8. Hubungan antara sikap dengan kebiasaan merokok pada siswa di SMK Negeri 2 Bungoro

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat seperti setuju atau tidak setuju. Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkatan-tingkatan berdasarkan intensitasnya yaitu menerima, menanggapi, menghargai dan bertanggung jawab.

Hasil analisis menggunakan statistik untuk mencari hubungan sikap responden dengan kebiasaan merokok diperoleh nilai probabilitas 0,548>0,05, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap dengan kebiasaan merokok.

Tabel 9. Hubungan antara lingkungan dengan kebiasaan merokok pada siswa di SMK Negeri 2 Bungoro

Aliran naturalisme berpendapat bahwa manusia pada hakikatnya lahir dalam keadaan baik, tetapi menjadi tidak baik karena lingkungannya. Hal ini bisa kita lihat pada realitas kehidupan sehari-hari, tidak sedikit orang yang telah mengetahui dan meyakini dampak buruk yang diakibatkan oleh rokok namun tetap saja memiliki kebiasaan merokok.

Faktor lingkungan merupakan faktor penting yang pertama kali memperkenalkan remaja terhadap rokok, terutama yang ada di lingkungan keluarga (orangtua atau saudara kandung yang merokok), dan teman sebaya.\

Hasil analisis menggunakan statistik mencari hubungan antara lingkungan responden dengan kebiasaan merokok diperoleh nilai probabilitas 0,016>0,05, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara lingkungan dengan kebiasaan merokok.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan merokok pada siswa SMK Negeri 2 Bungoro Kab. Pangkep yang dilaksanakan pada tanggal 29 Juni sampai 29 Juli 2013 dengan total sampel sebanyak 86 orang, sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Tidak ada hubungan antara pengetahuan

dengan kebiasaan merokok pada siswa SMK Negeri 2 Bungoro Kab. Pangkep. 2. Tidak ada hubungan antara sikap dengan

kebiasaan merokok pada siswa SMK Negeri 2 Bungoro Kab. Pangkep.

3. Ada hubungan antara lingkungan dengan kebiasaan merokok pada siswa SMK Negeri 2 Bungoro Kab. Pangkep.

SARAN

(5)

Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

626

2. Bagi tempat penelitian atau masyarakat. Diharapkan kepada bapak dan ibu guru selaku orangtua siswa di sekolah untuk memberikan pengetahuan tentang rokok dan tidak mencontohkan kepada siswa perilaku merokok. Selain itu, diharapkan pula kepada siswa agar tidak lagi membiasakan diri untuk merokok karena dampak buruknya begitu banyak. Dan yang tidak kalah pentingnya sangat diharapkan peran orangtua siswa itu

sendiri untuk mendidik dan menjadi tauladan bagi anak-anaknya.

3. Bagi peneliti selanjutnya. Diharapkan agar melakukan penelitian pada jumlah sampel yang lebih besar lagi agar hasil analisis yang didapat bisa lebih akurat. Dan diharapkan juga agar melakukan penelitian pada faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi siswa mempunyai kebiasaan merokok.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul hidayat, A. aziz . 2012, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta. salemba medika.

Antos dkk, 2011, Perilaku Remaja (online), (http://antoswarka.blogspot.com/, diakses pada tanggal 28 maret 2013)

Ayyuob, 2012, Miris, Jumlah Perokok Anak dan Remaja Terus Meningkat (online), (http://forum.viva.co.id/2012/06/berita-dalam-negeri/398243-miris-jumlah-perokok-anak-dan-remaja-terus-meningkat.html, diakses pada tanggal 26 maret 2013)

Bodhonk, 2012, Indonesia peringkat 1 di dunia pecandu rokok terbanyak (online), (http://arpan02.blogspot.com/2012/09/indonesia-peringkat-1-di-dunia-pecandu.html, diakses pada tanggal 26 maret 2013)

Ellizabet aula, Lisa. 2010, Stop Merokok. Yogyakarta: Garailmu

Husaini, Aiman. 2006. Tobat merokok. Jakarta: Garailmu

Jaya, Muhammad. 2009. Pembunuh berbahaya itu bernama rokok. Yogyakarta: Riz’ma

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nova Seni Hardalena. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Merokok pada Remaja Putri di Kelurahan Jati Kota Padang Tahun 2010. Skripsi tidak diterbitkan. Padang: Fakultas Kedokteran-Universitas Padang

Nurudin, 2012, Hubungan Tingkat Stres, Teman Sebaya dengan Perilaku Merokok pada Siwa Laki-laki Kelas X di SMA Negeri 3 Lamongan Tahun 2012 (online), (http://ocnikkinco.blogspot.com/2012/12/hubungan-tingkat-stress-teman-sebaya.html, diakses pada tanggal 27 maret 2013)

Rifa’i rif’an, Ahmad. 2010. Merokok haram. Jakarta: Republika

Rika Mayasari Alamsyah. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok dan Hubungannya dengan Status Penyakit Periodontal Remaja di Kota Medan Tahun 2007. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Sekolah Pascasarjana-Universitas Sumatera Utara

Soetjiningsih, 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto

Gambar

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lingkungan Siswa SMK Negeri 2 Bungoro
Tabel 7. Hubungan antara pengetahuan dengan kebiasaan merokok pada siswa di SMK Negeri 2 Bungoro

Referensi

Dokumen terkait

Data dikumpulkan dengan metode penangkapan nyamuk yang hinggap, pembedahan ovarium, dan pemeriksaan ELISA dan PCR untuk menentukan kepadatan nyamuk (Man-biting

Variabel pertumbuhan dan hasil kacang tanah yang memberikan hasil lebih tinggi meliputi bobot kering brangkasan atas, bobot kering brangkasan bawah, jumlah polong total,

Untuk menegakkan Peraturan Daerah dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat tersebut maka dibentuklah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Perda Kota Padang

Banyak pemimpin besar meraih keberhasilan dalam pekerjaan dan kehidupannya melalui seperangkat hukum kepemimpinan yang mendetail. Sedangkan manajer "biasa",

Hasil wawancara dengan para informan tentang implementasi kebijakan pemberdayaan lembaga kemasyarakatan dalam pengelolaan pembangunan desa/kampung di distrik

Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan analisis terhadap market share yang lebih luas untuk menganalisis potensi Use-oriented Service, seperti konsumen

Tahap ini adalah tahap pengukuran penguasaan materi oleh siswa. Pengukuran ini diberikan dengan pemberian tes II, pada kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan

Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OLS Nomc.r 111) diubah sebagai berikut:.. Ketentuan Pasal 3 diubah