42
3.1.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. “Penelitian eksperimen (experimental research) adalah metode penelitian yang dilaksanakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap objek penelitian dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2014:72)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur mengukur perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode discovery learning dengan pembelajaran konvensional terhadap pencapaian hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
3.1.2.Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang pada kelas Va semester II tahun pelajaran 2014/2015. Pertimbangan pemilihan sekolah ini berdasarkan pada kemudahan akses bagi penulis untuk mengadakan penelitian.
3.2. Desain eksperimen
Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-posttest desain. Dalam desain ini, sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel diberi pretest (tes awal) dan di akhir pembelajaran sampel diberi posttest (tes akhir). Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran discovery learning.
Tabel 3.2.
Desain penelitian One Grup Pretest-Posttest Desain
Pretest Treatment Postest
O1 X O2
Keterangan:
O1: tes awal (pretes) sebelum perlakuan diberikan. O2: tes akhir (postes) setelah perlakuan diberikan.
X : perlakuan terhadap kelompok eksperimen yaitu dengan menerapkan metode discovery learning dalam pembelajaran.
3.3. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2014:117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Dalam penelitian ini populasi yang dapat diambil adalah keseluruhan subyek penelitian atau siswa kelas SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang. Sedangkan Menurut Sugiyono (2014:118) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang. Jumlah siswa terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Dimana dalam penelitian ini sampel terlebih dahulu diberikan pretest (sebelum diberikan perlakuan) dan posstest (setelah diberikan perlakuan menggunakan metode discovery learning)
3.4. Prosedur Penelitian
Penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap akhir.
1. Tahap Persiapan
a. Menentukan subjek penelitian b. Membuat kisi-kisi instrumen soal tes
c. Membuat instrumen pretest-posstest pada sekolah yang telah dipilih yaitu kelas Va SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang.
e. Menganalisis data hasil instrumen pretest-posttest pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas butir soal dan reliabilitas soal beserta tingkat kesukarannya.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melaksanakan pretest terlebih dahulu sebelum diberi perlakuan (treatment), hal ini untuk mengetahui hasil belajar sesuai dengan metode yang diterapkan oleh guru.
b. Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapakan metode discovery learning pada pembelajaran IPA.
c. Memberikan tes akhir (postest) untuk mengukur hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan.
3. Tahap akhir
a. Menganalisis hasil pretest-posttest yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode discovery learning.
b. Menyusun hasil penelitian.
c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data. d. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian.
3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel Penelitian
mempengaruhi hasil belajar IPA. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA.
3.5.2.Definisi Operasional
a. Variabel X (discovery learning)
Variabel X ini sering disebut variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang diteliti pengaruhnya atau variabel yang diduga memberikan suatu pengaruh. Dalam penelitian ini yang dimaksud variabel X yaitu penerapan metode discovery learning. Penelitian ini bertujuan untuk megukur pengaruh metode discovery learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD. Metode discovery learning adalah proses pengalaman dimana siswa dihadapkan ke dalam persoalan dan mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertannyaan di dalam suatu prosedur, sehingga siswa meemperoleh pengalaman baru dimana dalam pembelajaran siswa diarahkan untuk mencari data-data ataupun prinsip-prinsip baru melalui pengalaman terhadap percobaan yang telah dilakukan.
Saat pembelajaran nantinya variabel X atau metode discovery learning ini berlaku sebagai tindakan atau treatmen yang akan dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran IPA pokok bahasan jenis-jenis tanah. Metode discovery learning dalam penelitian ini akan diterapkan sesuai langkah-langkah atau sintak pembelajaran yang menggunakan metode discovery learning dalam pembelajaran IPA. Berikut uraian sintak pembelajaran dengan menggunakan metode discovery learning.
1. Tahap Persiapan
a) Menentukan KD dan mengembangkannya ke dalam tujuan pembelajaran beserta indikator-indikatornya;
b) Melakukan identifikasi masalah yang layak ditemukan jawabannya oleh para siswa;
2. Tahap Pelaksanaan
a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Guru menuntun siswa ke arah materi pembelajaran, untuk membangkitkan rasa ingin tau siswa, antusiasme, dan kesediaan belajar siswa.
b) Problem stetment (identifikasi masalah)
Memfokuskan perhatian siswa agar mengenali masalah yang akan dibahas. c) Data collection (pengumpulan data)
Pengumpulan data berdasarkan pendapat siswa melalui pengalaman atau pengamatan terhadap percobaan yang telah dilakukan, sehingga dapat menberikan hipotesis dari permasalahan yang diberikan.
d) Data processing (pengolahan data)
Siswa mengumpulkan iformasi atau data melalui percobaan yang telah dilakukan.
e) Verification (pembuktian)
Siswa membuktikan bahwa dengan percobaan dapat menemukan suatu konsep, dan pemahaman melalui pengamatan yang telah dilakukan.
f) Generalization (menarik kesimpulan)
Menyimpulkan konsep sesuai dengan informasi yang telah diperoleh melalui percobaan.
B.Variabel Y (Hasil Belajar IPA)
3.6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.6.1. Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan suatu bukti tertulis yang diperlukan untuk dianalisis guna mendapatkan suatu kesimpulan. Dengan teknik pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan kondisi yang alami. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data disertai instrumennya. Teknik yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan teknik tes. Sedangkan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi, dan butir soal tes dengan bentuk pilihan ganda.
a) Variabel X (Discovery learning)
Data variabel X dalam penelitian ini adalah penerapan metode discovery learning. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang pencapaian pengajar dalam pemberian treatment di kelas. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran discovery learning. Guru sebagai pengamat melakukan pengamatan secara langsung kemudian mengisi lembar observasi berdasarkan kondisi atau fakta yang alami yang terjadi saat proses belajar mengajar berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui tindakan guru dalam penerapan metode pembelajaran discovery learning dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan prosedur atau tidak, data yang diperoleh digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode discovery learning.
b. Variabel Y (Hasil Belajar IPA)
berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal. Metode tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA berdasarkan aspek kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pengajaran pada siswa kelas Va SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang.
3.6.2. Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data diperlukan penyusunan instrumen dalam bentuk observasi dan tes. Instrumen dalam penelitian ini diuraiakan pada variabel yang telah ditentukan.
a. Variabel X (discovery learning)
Insrumen yang digunakan dalam variabel X adalah lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur aktivitas guru dalam penggunaan metode discovery learning dalam pembelajarandari kegiatan awal sampai akhir. Observasi merupakan instrumen yang sering dijumpai dalam penelitian pendidikan. Instrument observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Sebaliknya, instrumen observasi mempunyai keterbatasan dalam menggali informasi berupa pendapat atau persepsi dari subjek yang diteliti. Dalam penelitian ini kisi-kisi atau instrumen tindakan mengacu pada langkah-langkah pembelajaran discovery learning pada mata pelajaran IPA. Kisi-kisi instrumen lembar pengamatan tindakan dapat dilihat pada Tabel 3.6.2.1.
Tabel 3.6.2.1.
Kisi-Kisi Instrumen Observasi Penerapan Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran
No Indikator Aspek yang diamati
1 Kegiatan Awal
1. Memeriksa kehadiran dan kesiapan siswa 2. Mengkondisikan siswa untuk belajar 3. Memberikan apersepsi dan motivasi 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2.
Kegiatan Inti
EKSPLORASI Stimulasi
6. Siswa mengamati gambar yang diperlihatkan oleh guru
7. Melakukan tanya jawab dengan siswa terkait dengan materi yang dipelajari
8. Meminta siswa untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang terdapat pada benda yang telah diamati
Problem Stetment
9. Meminta siswa untuk mengidentifikasi ciri-ciri benda yang telah diamati
ELABORASI
Data collection
10.Membagi siswa mmenjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa
11.Membagikan alat dan bahan untuk melakukan percobaan sesuai dengan materi yang dipelajari 12.Meminta kelompok untuk melakukan percobaan
sesuai dengan materi yang dipelajari
13.Mengarahkan siswa untuk mengamati percobaan berkaitan dengan materi
Data processing
14.Meminta setiap kelompok untuk mencatat data atau informasi terhadap hasil percobaan yang dilakukan
Verifikasi data
15.Meminta siswa melakukan pencermatan terhadap data atau informasi yang diperoleh dalam percobaan yang dilakukan
Generalisasi
16.Meminta siswa untuk menyimpulkan data atau infomasi yang diperoleh dalam percobaan
17.Meminta siswa untuk melakukan presentasi terhadap data atau informasi yang diperoleh
KONFIRMASI 18.Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas
19.Memberikan umpan balik dan penguatan terhadap siswa
Kegiatan Penutup
21. Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk membuat rangkuman atau kesimpulan materi yang telah dipelari
22. Melakukan evaluasi sesuai dengan materi yang dipelajari
23. Menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
b. Variabel Y (hasil belajar IPA)
Untuk menjamin bahwa instrumen berupa tes pilihan ganda yang akan digunakan merupakan instrumen yang baik, maka tes disusun mengikuti langkah-langkah penyusunan soal. Langkah yang dimaksud adalah: (1) penyusunan kisi-kisi; (2) uji coba instrumen; (3) uji validitas dan reliabilitas serta uji tingkat kesukaran soal. Tes dalam bentuk soal yang dibuat disesuaikan dengan indikator.
Kisi-kisi disusun berdasarkan SK dan KD yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini disusun dua kisi-kisi tes formatif dengan jawaban pilihan berganda yaitu kisi-kisi instrumen tes untuk mengukur hasil belajar sebelum perlakuan diberikan (pretest) dan kisi-kisi dan kisi-kisi instrumen tes untuk mengukur hasil belajar sesudah perlakuan diberikan (postest).
Kisi-kisi instrumen pretest untuk mengukur hasil belajar IPA sebelum diberi perlakuan disusun berdasarkan SK: 7. memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan enggunaan sumber daya alam dan KD 7.2. mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Kisi-kisi instrumen pretest (sebelum perlakuan diberikan) untuk mengukur hasil belajar IPA dapat dilihat pada tabel 3.6.2.2.
Tabel 3.6.2.2. Kisi-kisi Instrumen Pretest
Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam Kompetensi Dasar : 7.1. Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena
pelapukan
No Indikator Indikator Soal Jumlah
Soal
1. Menjelaskan pelapukan batuan 1, 2, 27 3
2. Menggolongkan jenis-jenis
batuan 3, 4, ,5, 6, 8, 10, 11,17 8
3. Mendeskripsikan proses
pembentukan batuan 7, 28, 30, 32, 36 5
4. Menjelaskan pelapukan fisika 12,16, 19, 22,24, 31, 34 8 6. Menjelaskan pelapukan biologi 21,25,26,29, 33,35 6 7. Menjelaskan pelapukan kimia 20,23, 37,38, 39, 40 6 8. Manfaat batuan dalam
Kisi-kisi instrumen posttest untuk mengukur hasil belajar IPA setelah diberi perlakuan disusun berdasarkan SK: 7. memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam dan KD 7.2. mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Kisi-kisi instrumen posttest (setelah perlakuan diberikan) untuk mengukur hasil belajar IPA dapat dilihat pada Tabel 3.6.2.3.
Tabel 3.6.2.3. Kisi-kisi Instrumen Posttest
Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam Kompetensi Dasar : 7.2. Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
No Indikator Indikator Soal Jumlah
Soal
3.7. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan Uji Tingkat Kesukaran
Untuk menjamin bahwa instrumen tes berupa soal pilihan ganda yang akan digunakan merupakan instrumen yang baik maka dialakukan uji validitas dan uji reliabilitas dan uji tingkat kesukaran. Instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat yaitu valid dan reliabel kemudian diuji tingkat kesukaran instrumen untuk mengetahui adanya keseimbangan dari tingkat kesukaran instrumen yang digunakan. Uji validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran soal dilakukan di kelas uji coba yaitu Vb SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang.
3.7.1. Uji Validitas Soal
juga dikatakan bahwa jika data yang dihasilkan dari sebuah instrumen valid, maka instrumen itu juga valid. Dalam penelitian ini uji validitas ditunjukkan untuk menguji instrumen dari variabel Y yang berupa tes yang telah diuji cobakan pada kelas uji coba. “Suatu instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki batasan corrected item to total correlation ≥ 0,374 dengan N=28 (Sugiyono, 2013:455)”. Hal ini dapat dilihat pada tabel taraf signifikasi validitas di bawah ini.
Tabel 3.7.1.1.
Rancangan instrumen pretest yang telah jadi kemudian diujicobakan pada siswa kelas Vb SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang. Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 22.0 For Windows. Dari hasil validitas berdasarkan taraf signifikansi validitas ≥ 0,374 menunjukkan bahwa dari 40 soal yang diuji cobakan ada 5 soal yang tidak valid yaitu soal no 5, 16, 30, 34, dan 36. Namun setelah dilakukan perbaikan dengan mengurangi 5 soal yang tidak valid maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.7.1.2.
soal12 20,3214 109,634 ,479 ,957
soal13 20,5000 107,593 ,559 ,957
soal14 20,2857 109,175 ,617 ,957
soal15 20,9286 106,439 ,737 ,956
soal17 20,8214 104,745 ,836 ,955
soal18 20,9286 106,069 ,779 ,956
soal19 20,2500 110,491 ,504 ,957
soal20 20,9286 106,069 ,779 ,956
soal21 20,2857 109,175 ,617 ,957
soal22 20,8929 106,247 ,725 ,956
soal23 20,2857 109,175 ,617 ,957
soal24 20,8571 105,238 ,807 ,955
soal25 20,8214 104,745 ,836 ,955
soal26 20,9286 106,513 ,728 ,956
soal27 20,6429 107,942 ,487 ,957
soal28 20,8214 104,745 ,836 ,955
soal29 20,8214 104,745 ,836 ,955
soal31 20,2857 109,175 ,617 ,957
soal32 20,8214 104,745 ,836 ,955
soal33 20,5000 108,259 ,490 ,957
soal35 20,5000 109,222 ,391 ,958
soal37 20,5000 109,222 ,391 ,958
soal38 20,2857 111,619 ,243 ,958
soal39 20,8214 104,745 ,836 ,955
soal40 20,9286 107,772 ,587 ,957
Tabel 3.7.1.2. menunjukkan validitas instrumen setelah mengurangi 5 item soal yang tidak valid yaitu pada butir soal 5, 16, 30, 34, dan 36 maka diperoleh hasil bahwa hanya ada 35 item soal yang valid yang kesemuanya memiliki koefisian valid atau tafaf signifikansi ≥ 0,374 dengan N=28. Berdasarkan penjelasan di atas maka ada 35 item soal yang bisa digunakan dalam penelitian (soal pretest).
B.Uji Validitas Soal Postest
40 soal yang diuji cobakan ada 8 soal yang tidak valid yaitu soal no 7, 10, 17, 20, 32, 34, 36, dan 37. Namun setelah dilakukan perbaikan dengan mengurangi 8 soal yang tidak valid maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.7.1.3.
Tabel 3.7.1.3. menunjukkan validitas instrumen setelah mengurangi 8 item soal yang tidak valid yaitu pada butir soal 7, 10, 17, 20, 32, 34, 36, dan 37 maka diperoleh hasil bahwa hanya ada 32 item soal yang valid yang kesemuanya memiliki koefisian valid atau tafaf signifikansi ≥ 0,374 dengan N=28. Berdasarkan penjelasan di atas maka ada 31 item soal yang bisa digunakan dalam penelitian (soal posttest)
Tabel 3.7.1.2. dan tabel 3.7.1.3. menunjukan validitas instrumen pada pretest menunjukkan 5 butir soal tidak valid dari 40 butir soal pretest pada butir
soal 5, 16, 30, 34, dan 36 maka diperoleh hasil hanya 33 soal yang valid sedangkan pada insrumen soal posttest menunjukkan 8 butir soal tidak valid dari 40 butir soal postest yaitu pada butir soal 7, 10, 17, 20, 32, 34, 36, dan 37 maka diperoleh hasil hanya 32 soal yang valid.
Validitas suatu soal dapat dihitung menggunakan bantuan softwere SPSS 22.0 For Windows dengan langkah-langkah sebagai berikut: Analyze-Scale-Reliability Analyze. kemudian untuk melihat hasilnya apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil perhitungan, apabila nilai koefisien kurang dari 0,374 dengan N=28 maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan.
3.7.2. Uji Reliabilitas Soal
Reliabilitas suatu soal adalah taraf sampai dimana suatu soal mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukuranya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Menurut Priyanto (2010:97) “uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur dapat digunakan, dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukurannya diulang. Sedangkan Widiyoko (2014:188) menyatakan bahwa “instrumen tes dikatakan dapat dipercaya (reliabel) jika memberikan hasil yang tetap atau ajek (konsisten) apa bila diteskan berkali-kali.
reliabilitas soal menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Woolfolk (Widoyoko, 2014:193) yang didasarkan pada nilai koefisien Cronbach’s Alpha (α) dapat dilihat pada tabel 3.7.2.1.
Tabel 3.7.2.1. Taraf Koefisien Reliabilitas
Koefisien Reabilitas Kategori
0,90 – 1,00 Sangat Reliabel
0,80 Reliabel
≤ 0,80 Kurang Reliabel
Tabel 3.7.2.1. menunjukkan tiga kategori taraf koefisien reliabilitas yaitu koefisien reliabilitas 0,09 -1,00 dikategorikan sangat reliabel, koefisien reliabilitas 0,80 dikategorikan reliabel dan ≤ 0,80 kurang reliabel. Maka dalam penelitian ini instrumen dinyatakan reliabel apabila koefisien reliabilitas ≥ 0,80.
A.Uji Reliabilitas Soal Pretest
Rancangan instrumen pretest yang telah jadi kemudian diujicobakan pada siswa kelas Vb SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang sebagai kelas uji coba. Berdasarkan hasil uji coba 40 item soal diperoleh Cronbach Alpha 0,958, berdasarkan taraf koefisien reliabilitas di atas maka dapat dinyatakan bahwa item soal sangat reliabel dan dapat diterima. Setelah dikurangi item soal yang tidak valid dan reliabel maka diperoleh hasil reliabilitas soal pretest pada tabel 3.6.2.2.
Tabel 3.7.2.2. Reliabilitas pretest
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,965 35
B.Uji Reliabilitas Soal Posttest
Rancangan instrumen posttest yang telah jadi kemudian diujicobakan pada siswa kelas Vb SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang sebagai kelas uji coba. Berdasarkan hasil uji coba 40 item soal diperoleh Cronbach Alpha 0,948 berdasarkan taraf koefisien reliabilitas di atas maka dapat dinyatakan bahwa item soal sangat reliabel dan dapat diterima. Setelah dikurangi item soal yang tidak valid dan reliabel maka diperoleh hasil reliabilitas soal posttest pada tabel 3.7.2.3.
Tabel 3.7.2.3. Reliabilitas posttest
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,955 32
Tabel 3.7.2.3. menunjukkan reliabilitas instrumen setelah dikurangi item soal yang tidak valid dan reliabel maka diperoleh Cronbach’s alpha 0,955 dari 32 item yang valid dan reliabel. Berdasarkan kategori taraf koefisien reliabilitas di atas, maka dapat dikatakan bahwa instrumen pretest yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel sangat bagus dengan koefisien reliabilitas 0,955 ≥ 0,80.
Tabel 3.7.2.2. dan tabel 3.7.2.3. menunjukan bahwa kedua butir soal pretest dan posttest yang akan digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel dengan
cronbanch’s alpha 0,965 dan cronbanch’s alpha 0,955. Reliabilitas suatu
instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan software SPSS 22.0 for windows yaitu dengan cara Analyze - Scala - Reliabillity Analyze kemudian untuk melihat hasilnya apakah instrumen reliabel atau tidak, dapat dilihat pada output hasil perhitungan, apabila nilai alpha kurang dari 0,80 maka instrumen tersebut tidak reliabel.
3.7.3. Uji Tingkat Kesukaran
proporsional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal.
Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus (Nana Sudjana, 2014:137) sebagai berikut:
Keterangan:
I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal N = jumlah siswa
Kriteria indeks kesulitan soal sebagai berikut: 0 - 0,30 = soal kategori sukar
0,31- 0,70 = soal kategori sedang 0,71- 1.00 = soal kategori mudah
A.Uji Tingkat Kesukaran Soal Pretest
Pengujian tingkat kesukaran soal pretest dilakukan setelah soal sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Dari 40 instrumen soal pretest yang telah diujicobakan pada siswa kelas Vb SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang terdapat 35 soal yang dinyatakan valid dan reliabel, maka dalam penelitian ini digunakan 30 soal untuk pretest. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan microsoft excel 2013 diperoleh hasil kesukaran soal pretest pada tabel 3.7.3.1.
Tabel 3.7.3.1.
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Pretest
Rentang Kriteria Indikator Soal Jumlah
0,0 – 0,30 Soal Kategori Sukar 8, 9, 11, 15, 16, 18, 20,
22, 26, 40 10
0,31 – 0,70 Soal Kategori Sedang 13, 17, 24, 25, 29, 32,
33, 35, 37, 39 10
0,71 – 100 Soal Kategori Mudah 1, 4, 6, 7, 12, 14, 19,
21, 23, 31 10
Total 30
Tabel 3.7.3.1. menunjukkan terdapat 10 soal berkategori sukar dengan rentang 0.0 – 0.30, 10 soal berkategori sedang dengan rentang 0,31 – 0,70, dan 10 soal berkategori mudah dengan rentang 0,71 – 100. Dengan demikian instrumen soal pretest yang digunakan dinyatakan seimbang dengan adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar.
B.Uji Tingkat K esukaran Soal Postest
Pengujian tingkat kesukaran soal posttest dilakukan setelah soal sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Dari 40 instrumen soal pretest yang telah diujicobakan pada siswa kelas Vb SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang terdapat 32 soal yang dinyatakan valid dan reliabel, maka dalam penelitian ini digunakan 30 soal untuk pretest. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan microsoft excel 2013 diperoleh hasil kesukaran soal pretest pada tabel 3.6.3.2.
Tabel 3.7.3.2.
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Posttest
Rentang Kriteria Indikator Soal Jumlah
0,0 – 0,30 Soal Kategori Sukar 21, 23, 25, 26, 28,
29, 33, 35, 40 9
0,31 – 0,70 Soal Kategori Sedang 1, 3, 6, 11, 13, 15,
22, 24 ,27,30, 37 11 0,71 – 100 Soal Kategori Mudah 5, 7, 9, 12, 14, 16,
17, 20, 31, 39 10
Total 30
Tabel 3.7.3.2. menunjukkan terdapat 9 soal berkategori sukar dengan rentang 0.0 – 0.30, 10 soal berkategori sedang dengan rentang 0,31 – 0,70, dan 11 soal berkategori mudah dengan rentang 0,71 – 100. Dengan demikian instrumen soal posttest yang digunakan dinyatakan seimbang dengan adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar.
3.8. Analisis Data
deskriptif dan analisis parametrik. Analisis deskriptif yaitu ringkasan tetang data-data penelitian. Untuk analisis deskriptif data-data menggunakan deskriptif statistik dan analisis parametrik yaitu pendugaan dan uji hipotesis dari para meter varian didasarkan pada anggapan bahwa skor-skor ditarik dalam suatu varian dengan distribusi tertentu. Untuk analisis parametrik data yang digunakan adalah Uji T-test. Analisis data penelitian ini menggunakan SPSS 22 for windows.
Sebelum melakukan uji T-test sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini yang digunakan uji Lilieferon dengan melihat skor pada kolmogorow-Smirnov dengan menggunakan bantuan SPSS 22.0 for window. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Kriteria berdasarkan signifikansi adalah jika signifikan > 0,05 maka ditolak dan diterima.
Hipotesisnya sebagai berikut:
= Nilai rata-rata Pretest = Nilai rata-rata Posttest
Artinya, Tidak ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode discovery learning dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang.
= Nilai rata-rata Posttest > Nilai rata-rata Pretest
Artinya, Terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode discovery learning dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang. Nilai Posttest (menggunakan metode discovery learning) lebih tinggi dibandingkan nilai Pretest (pembelajaran konvensional).