• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAK DAN UPAH JAWAB NEGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HAK DAN UPAH JAWAB NEGA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HAK

HAK DAN UPAH

Di Susun

Oleh

Kelompok VII :

Mirdali Aswinda

Zikri Hidayatullah

Muji Julfrinal

Dosen Pengampu :

Farid Fathony Ashal, Lc, MA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

BANDA ACEH

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur milik ALLAH SWT atas limpahan rahmat taufiq serta hidayah-NYA,Penulis di berikan kekuatan dan ketabahan untuk menyelesaikan makalah yang berjudulkan “HAK –HAK DAN UPAH”.

Sholawat serta salam senantiasa kita panjatkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang mana berkat jerih payah beliau yang telah membawa kita merasakan kehidupan yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.

Dan kami tak lupa pula untuk mengucapkan kta penghormatan kami kepada Bapak Dosen Mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Islam,yang mana berkat bimbingan beliau kami telah dapat dengan tepat waktu menyelesaikan makalah kami ini.dan juga kami taklupa untuk memohon beribu-ribu maaf kepeda pembaca yang mana didalam penulisan makalah kami ini masih sangat banyak kekurangan baik itu dari segi penulisan maupun dari segi tutur kata dan bahasa kami,juga kami mohon maaf.

Banda Aceh, 9 Desember 2014

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam berusaha keras melalui ajaran moral untuk mempengaruhi para majikan agar membayar upah yang sesuai kepada para pekerja dan menyediakan fasilitas –fasilitas lain dalam pekerjaan mereka. Jika ada majikan yang membayar mereka dengan upah yang kurang atau membebani mereka dengan pekerjaan yang sangat berat atau mempekerjakan mereka diluar batas waktu tanpa ganti rugi yang sesuai atau mempekerjakan mereka dalam kondisi yang tidak sehat maka Negara Islam berhak untuk ikut campur tangan demi menyelamatkan Hak –Hak kaum buruh.

1.2 Rumusan Masalah

Apa yang menjadi hak kaum pekerja? Apa yang dimaksud dengan Upah? Apa yang menjadi jaminan kerja? 1.3 Tujuan

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hak – Hak Kaum Pekerja

Abu hurairah meriwayatkan bahwa rasulullah s.a.w bersabda : “Allah akan memusuhi tiga golongan manusia dihari pembalasan dan dari ketiga

golongan ini salah satu diantaranya adalah orang yang mempekerjakan

seorang buruh dan mempekerjakannya secara penuh tapi tidaak

membayar upahnya”.1

Rasulullah telah melarang memperkerjakan buruh tanpa menetapkan upahnya terlebih dahulu. Selanjutnya Islam berusaha keras melalui ajaran moral untuk mempengaruhi para majikan agar membayar upah yang sesuai kepada para pekerja dan menyediakan fasilitas –fasilitas lain dalam pekerjaan mereka. Jika ada majikan yang membayar mereka dengan upah yang kurang atau membebani mereka dengan pekerjaan yang sangat berat atau mempekerjakan mereka diluar batas waktu tanpa ganti rugi yang sesuai atau mempekerjakan mereka dalam kondisi yang tidak sehat maka Negara Islam berhak untuk ikut campur tangan demi menyelamatkan Hak

–Hak kaum buruh.

Dengan itu dapat disimpulkan Hak – Hak pokok buruh adalah sebagai berikut :

1. Pekerja berhak menerima upah yang memungkinkan baginya menikmati kehidupan yang layak.

2. Dia tidak boleh diberi pekerjaan yang melebihi kemampuan fisiknya, dan jika suatu waktu, dia dipercayakan menangani pekerjaan yang sangat berat maka dia harus diberi bantuan dalam bentuk beras atau modal yang lebih banyak, atau kedua duanya.

(5)

4. Penentuan yang layak harus dibuat untuk pembayaran pensiunan bagi pekerja. Majikan dan pegawai bias dimintai sumbangan untuk dana itu, tapi sebagian besar akan disumbang oleh negara Islam dan dana zakat., 5. Para majikan harus didorong untuk mengeluarkan sodaqohnya (sumbangan sukarela) terhadap pekerja mereka dan anak anak mereka. 6. Mereka harus dibayar dari keuntungan asuransi pengangguran pada

musim pengangguran yang berasal dari dana zakat. Hal itu akan memperkuat kekuatan perjanjian mereka dan akan membantu dalam menstabilkan tingkat upah pada suatu tingkatan yang wajar dalam negeri.

7. Mereka harus dibayar dengan ganti rugi yang sesuai atas kecelakaan yang terjadi dalam pekerjaan.

8. Barang – barang yang dibuat dalam pabrik tempat mereka bekerja harus diberikan kepada mereka secara gratis atau menjual kepada mereka dengan biaya yang lebih murah.

9. Mereka harus diperlukan dengan baik dan sopan dan dimaafkan jika mereka melakukan keselahan selama bekerja.

10.Mereka harus disediakan akomoddasi yang layak agar kesehatan dan efisiensi kerja mereka tidak terganggu.

2.2 Upah Dan Kesejahteraan

(6)

Setiap pihak memperoleh bagian yang sah dari hasil kerja sama mereka tanpa adanya ketidak adilan terhadap pihak lain. Prinsip pemerataan terhadap semua makhluk tercantum dalam surat Al – Baqarah :

Artinya : …. Kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya… (Al

Baqarah : 279). 1. Pentingnya Upah

Karena Islam mendorong setiap orang untuk bekerja, maka penawaran tenaga kerja muslim yang akan berusaha secara agrergat adalah inelastis sempurna. Hal ini membawa implikasi pada tenaga kerja muslim yang akan selalu berusaha untuk selalu bekerja, berapapun tingkat upah pasar yang berlaku.

Masalah upah itu sangat penting dan dampaknya sangat luas. Jika para pekerja tidak menerima upah yang adil dan pantas, itu tidak hanya mempengaruhi daya beli yang akhirnya mempengaruhi standar penghidupan para pekerja beserta keluarga mereka, melainkan akan langsung mempengaruhi seluruh masyarakat karena mereka mengkonsumsi sejumlah besar produksi negara. Jatuhnya daya beli dalam waktu panjang sangat merugikan industri – industri yang menyediakan barang – barang konsumsi bagi kelas pekerja.

2. Tingkatan Upah

Berdasarkan prinsip keadilan, upah dalam masyarakat Islam akan ditetapkan melalui negosiasi antara pekerja, majikan negara. Dalam mengambil keputusan tentang upah maka kepentingan pencari nafkah dan majikan akan dipertimbangkan secara adil.

(7)

rendah sehingga tidak mencukupi biaya kebutuhan pokok para pekerja juga tidak terlalu tinggi sehingga majikan kehilangan bagianya yang sesungguhnya dari hasil kerjasama itu. Tingkatan upah dibagi menjadi 2 yaitu :

 Tingkatan upah minimum  Tingkatan upah maksimum

2.3 Hak jaminan kerja

1. Jaminan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan Kerja maupun penyakit akibat kerja maerupakan resiko yang dihadapi oleh tenaga kerja yang melakukan pekerjaan. Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilannya yang diakibatkan oleh kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka perlu adanya jaminan kecelakaan kerja.

2. Jaminan Kematian

Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja akan mengakibatkan terputusnya penghasilan, dan sangat berpengaruh pada kehidupan sosial ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu, diperlukan jaminan kematian dalam upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang.

3. Jaminan hari Tua

(8)

bagi tenaga kerja dan mempengaruhi ketenaga kerjaan sewaktu masih bekerja, teruma bagi mereka yang penghasilannya rendah. Jaminan hari tua memberikan kepastian penerimaan yang dibayarkan sekaligus dan atau berkala pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 ( lima puluh lima ) tahun atau memnuhi persyaratan tersebut.

4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan unutk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksankan rugas sebaik-baiknya dan merupakan upaya kesehatan dibidang penyembuhan ( kuratif ).

Oleh karena, upaya penyembuhan memerlukan dana yang tidak sedikit dan memberatkan jika dibebankan kepada perorangan, maka sudah selayaknya diupayakan penggulangan kemampuan masyarakat melalui program jaminan sosial tenaga kerja.

Disamping itu pengusaha tetap berkewajiban mengadakan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yang meliputi upaya peningkatan (promotif), pencegahan (oreventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif).

2.4 Hak Berserikat

(9)

Dengan UU. No. 21 tahun 2000 memungkinkan serikat pekerja/buruh yang berdiri tidak harus mencerminkan sektor usaha, tetapi suatu jenis pekerjaan seperti supir, tukang las, tukang ketik, sekretaris dan lain-lain. Fungsi utama serikat pekerja/buruh adalah merundingkan pembuatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

Dalam kondisi seperti itu, maka manajemen dapat mengalami kesulitan dalam menghadapi serikat pekerja/buruh, bukan hanya dalam perundingan PKB tetapi juga dalam rangka konsultasi berbagai masalah ketenagakerjaan yang lain, termasuk penyediaan fasilitas. Dengan diundangkannya UU. No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan maka telah ada arahan mengenai hal

yang berkaitan dengan hubungan industrial.

Dalam keadaan apapun, kunci keberhasilan manajemen sumber daya manusia di perusahaan antara lain :

a. Adanya serikat pekerja/buruh yang dipimpin oleh pimpinan yang professional.

(10)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Upah adalah harga yang dibayarkan kepada pekerja atas jasanya dalam produksi kekayaan seperti faktor produksi lainnya, tenaga kerja diberikan imbalan atas jasanya yang disebut upah. Dengan kata lain, upah adalah harga dari tenaga kerja yang dibayar atas jasanya dalam produksi.

Hak jaminan kerja :

Jaminan Kecelakaan Kerja Jaminan Kematian

Jaminan hari Tua

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

Kebebasan berserikat adalah merupakan hak pekerja/buruh yang tidak dapat ditawar-tawar, perkembangan yang terjadi pada beberapa tahun terakhir tumbuhnya serikat pekerja/buruh yang berada di tingkat nasional, sementara itu serikat pekerja/buruh ditingkat perusahaan relative lambat.

3.2 Kritik dan Saran

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Rahman, Afzalur.1995. Doktrin Ekonomi Islam. Jilid 2. Yogyakarta : PT DANA BHAKTI WAKAF

(12)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….……i

DAFTAR ISI ……….……….ii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ………1

1.2 Rumusan Masalah ………...1

1.3 Tujuan………..1

BAB II PEMBAHASAN………2

2.1 Hak – hak kaum pekerja.………..2

2.2 Upah dan kesejahteraan.………...………3

2.3 Hak jaminan kerja …………..,………4

2.4 Hak berserikat ……….6

BAB III PENUTUP……… 8

3.1 Kesimpulan ……….8

3.2 Saran ………...………8

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian didasarkan pada hasil uji dengan menggunakan Crosstabs (tabel silang) serta melihat hasil uji Pearson Chi- Square yang dibandingkan dengan nilai

Berdasarkan rumusan masalah tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan mengkaji; (1) tingkat kelayakan isi Buku Sekolah Elektronik (BSE) Penjasorkes SD Kelas 4 yang

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Hasil pengamatan aktivitas enzim esterase pada populasi nyamuk dari ketiga desa menunjukkan bahwa persentase nyamuk yang mengalami peningkatan aktivitas enzim esterase yang

Pada proses penjualan dibutuhkan daftar barang, daftar jenis barang dan daftar diskon, data pelanggan atau data member sehingga dapat menghasilkan nota

pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik jenis mesin, exhaust type, jenis bahan bakar, distribusi umur kendaraan, jarak tempuh kendaraan (VKT),

Agenda Clustering Requirement untuk clustering Tipe data dalam cluster analysis Interval-scale variable Binary variable Nominal variable Ordinal variable Ratio-scaled