• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEGITIGA EMAS 2016 KARYA TULIS ILMIAH UH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEGITIGA EMAS 2016 KARYA TULIS ILMIAH UH"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

SEGITIGA EMAS

2016

POTENSI LAMUN (Enhalus acoroides) SEBAGAI BAHAN DASAR HIDROGEL UNTUK MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA

Disusun Oleh :

AFRIDA WIAN MAYKUSVITA 2014.04.3.0003 HERA INSANI CAHAYAPUTRI 2014.04.3.0023 HERONIMA NATALIA SUNUR 2015.04.3.0041

LIA TRINANDA 2015.04.3.0048

UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA

(2)

POTENSI LAMUN (Enhalus acoroides) SEBAGAI BAHAN DASAR HIDROGEL UNTUK MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA

Disusun Oleh :

AFRIDA WIAN MAYKUSVITA 2014.04.3.0003 HERA INSANI CAHAYAPUTRI 2014.04.3.0023 HERONIMA NATALIA SUNUR 2015.04.3.0041

LIA TRINANDA 2015.04.3.0048

UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA

2016

(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis mempu menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah dengan judul “Potensi Lamun (Enhalus acoroides) sebagai Bahan Dasar Hidrogel untuk Penyembuhan Luka”. Penulis menyadari bahwa dalam

usaha menyusun karya tulis ilmiah ini banyak menemukan hambatan tapi

penulis berusaha untuk menyelesaikan dengan baik dan tepat pada waktu yang

sudah ditentukan.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah

membantu dan membimbing dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini:

1. Ibu Giftania Wardani S.Farm.,Apt.,M.Farm sebagai dosen pembimbing

2. Teman - teman mahasiswa yang sudah memberikan kontribusi baik

langsung maupun tidak langsung

3. Orang tua yang senantiasa memberi dukungan

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Potensi Lamun (Enhalus acoroides) sebagai Bahan Dasar Hidrogel untuk

Mempercepat Penyembuhan Luka” ini masih jauh dari kesempurnaan, ini

dikarenakan penulis adalah manusia yang tidak luput dari kesalahan dan masih

banyak keterbatasan baik dalam isi maupun sistematika penyusunanya. Oleh

sebab itu sangat diperlukan kritik dan saran untuk menyempurnakan karya

tulis ilmiah ini. Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah

dengan judul “ Potensi Lamun (Enhalus acroides) sebagai Bahan Dasar

Hidrogel untuk Mempercepat Penyembuhan Luka” ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan pembaca pada umumnya.

Surabaya, 20 Mei 2016

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN KARYA ... ii

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv 2.1Tinjauan Umum Tentang Lamun ... 4

2.2Kandungan Senyawa Kimia Pada Lamun ... 4

2.2.1 Serat Kasar ( Crude Fiber) ... 5

2.2.2 Selulosa ... 6

2.2.3 Tannin ... 6

2.2.4 Triterpenoid ... 7

2.3 Jenis-jenis Lamun ... 7

2.3Penjelasan Tentang Hidrogel ... 10

2.5 Penjelasan Tentang Macam-macam Luka ... 12

2.5.1 Luka nonpenetrating ... 12

2.5.2 Luka tembus ... 12

2.5.3 Luka Miscellaneous ... 12

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber dan Jenis Data ... 13

3.2 Analisis Data ... 14

3.3 Penarikan Kesimpulan ... 14

BAB IV PEMBAHASAN ... 15

4.1 Potensi Lamun sebagai Bahan Hidrogel ………... 15

4.2 Mekanisme Bahan Aktif Hidrogel ……… 16

(7)

4.3 Cara Memperoleh Bahan Aktif pada Lamun ……….. 17

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan dan saran ... 19

5.2 Daftar Pustaka ... 20

5.3 Daftar Riwayat Hidup Peserta ... 21

(8)

POTENSI LAMUN (Enhalus acoroides) SEBAGAI BAHAN DASAR HIDROGEL UNTUK MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA

ABSTRAK

Padang lamun merupakan kekayaan sumberdaya laut dan salah satu ekosistem yang banyak terdapat di wilayah pesisir Indonesia.Lamun diketahui memiliki kandungan seperti lignin dalam serat kasar (crude fiber), selulosa, alkaloid, saponin, flavonoid.Telah dilaporkan lamun mempunyai khasiat sebagai antibakteri dan antioksidan. Bahanaktif yang terkandung pada lamun mempunyai khasiat antibakteri dan antioksidan maka, tanaman lamun ini perlu dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuat hidrogel ramah lingkungan yang juga dapat digunakan untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Spesies lamun yang digunakan adalah Enhalus acoroides. Pembuatan hidrogel dilakukan dengan metode freezing dan thawing cycles untuk membentuk ikatan silang dengan penambahan PVP 1% dan pengambilan bahan aktif dari lamun Enhalus acoroides dengan cara isolasi selulosa dan isolasi metabolit sekunder dengan maserasi dan difraksinasi dengan kromatografi. Hidrogel dengan bahan baku lamun dapat menyerap eksudat/cairan luka dan partikel-partikel yang ada di dalamnya, misalnya bakteri dan dapat memacu pertumbuhan fibroblast sehingga dapat digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka

Kata Kunci: Enhalus acoroides, hidrogel , penyembuhan luka

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Hidrogel adalah jaringan polimer tiga dimensi dengan ikatan silang

(crosslinked) pada polimer hidrofilik, yang mampu swelling atau menyimpan

air dan larutan fisiologis sampai dengan ribuan kali dari berat keringnya, serta

tidak mudah larut. Hidrogel banyak diaplikasikan di bidang pangan maupun

nonpangan, seperti sebagai disposable diapers, hygienic napkins, membran

pervaporasi, dan media tanaman pengganti tanah. Di dunia kedokteran,

hidrogel dimanfaatkan sebagai matrik media penyimpan-pengontrol pelepasan

bahan aktif seperti obat dan sel, serta di bidang “tissue engineering” hidrogel

digunakan sebagai matrik untuk memperbaiki dan meregenerasi berbagai

macam jaringan dan organ tubuh manusia (Hoffman, 2002).

Hidrogel dapat disintesis dari polimer sintetik atau polimer alam. Polimer

sintetik, seperti poly (hydroxyethyl methacrylate) (pHEMA), polyacrylamide,

dan polivinil alkohol, merupakan turunan minyak bumi yang jumlahnya

semakin terbatas dan hidrogel yang dihasilkannya cenderung sulit terurai di

alam. Saat ini, konsumsi dunia akan hidrogel dari polimer sintetik lebih dari

satu juta ton per tahun (Abd El-Mohdy et al., 2009). Tentu saja hal ini akan

menyebabkan masalah kerusakan lingkungan yang serius. Selain itu, cadangan

minyak bumi yang semakin menipis menyebabkan harga minyak bumi dan

polimer turunannya akan semakin melambung tinggi. Hidrogel banyak

dimanfaatkan di bidang kesehatan dan obat-obatan, harga hidrogel

diprediksikan semakin tidak terjangkau, dan tentu saja hal ini dapat

menimbulkan dampak negatif di sektor kesehatan masyarakat. Melihat

fakta-fakta itu, maka upaya pengurangan penggunaan hidrogel berbasis polimer

sintetik harus segera dilakukan.

Indonesia adalah negara yang memiliki wilayah kelautan yang sangat luas

dan kaya akan biota laut sehingga Indonesia disebut sebagai negara maritim.

Terdapat banyak spesies lamun yang tersebar di Indonesia. Lamun merupakan

(10)

pantai. Hamparan lamun yang luas pada perairan pantai digunakan sebagai

tempat huni berbagai jenis biota laut, seperti bintang laut, teripang, ganggang

laut, dan berbagai jenis ikan (Rinta. K, 2008), tetapi hal ini membuat para

nelayan kesulitan dalam mencari ikan dilaut, hal itu mebuat para nelayan

banyak membuang lamun-lamun yang ada di hamparan pantai atau laut.

dengan adanya hal tersebut kami mencoba melakukan penelitian dengan

tinjauan pustaka mengenai potensi lamun sebagai bahan hidrogel untuk

mempercepat proses penyembuhan luka.

Lamun yang terdapat di perairan beriklim tropis, tumbuh subur di daerah

timur Indonesia mempunyai kandungan yang berpotensi untuk dimanfaatkan

sebagai bahan baku hidrogel ramah lingkungan . Kandungan yang terdapat

dalam lamun yang berpotensi sebagai bahan baku hidrogel adalah serat kasar

(crude fiber) yang berupa lignin yang memiliki fungsi sebagai perekat seperti

fenol formaldehida dan sebagai penahan air karena lignin kedap air (Brooker

R.J et al, 2008), selulosa memiliki daya absorpsi air yang tinggi (Riana et al,

2008) hal itu dibutuhkan sebagai salah satu syarat hidrogel untuk pembalut

luka yang berfungsi menyerap eksudat atau cairan plasma yang keluar dari

luka. Selain itu, terdapat kandungan metabolit sekunder yang memiliki

antibakterial yaitu tanin dan triterpenoid (Erlisa, N. S., 2010, Wiwik, S. R.,

2010). Indonesia adalah negara yang memiliki wilayah kelautan yang sangat

luas dan kaya akan biota laut sehingga Indonesia disebut sebagai negara

maritim. Terdapat banyak spesies lamun yang tersebar di Indonesia. Lamun

merupakan kelompok tanaman dengan daun memanjang yang tumbuh didasar

perairan pantai. Hamparan lamun yang luas pada perairan pantai digunakan

sebagai tempat huni berbagai jenis biota laut, seperti bintang laut, teripang,

ganggang laut, dan berbagai jenis ikan (Rinta. K, 2008), tetapi hal ini membuat

para nelayan kesulitan dalam mencari ikan dilaut, hal itu membuat para

nelayan banyak membuang lamun-lamun yang ada di hamparan pantai atau

laut, dengan adanya hal tersebut kami mencoba melakukan penelitian dengan

tinjauan pustaka mengenai potensi lamun sebagai bahan hidrogel untuk

mempercepat proses penyembuhan luka.

(11)

1.2Rumusan Masalah

1. Apa saja bahan aktif dari lamun yang dapat berpotensi sebagai bahan

baku hidrogel untuk mempercepat proses penyembuhan luka?

2. Bagaimana mekanisma bahan aktif lamun bekerja sebagai bahan baku

hidrogel untuk mempercepat proses penyembuhan luka?

3. Bagaimana cara memperoleh bahan aktif pada lamun yang digunakan

sebagai hidrogel?

1.3Tujuan

1. Mengetahui potensi pemanfaatan bahan aktif lamun sebagai bahan

hidrogel.

2. Mengetahui mekanisme bahan aktif lamun yang bekerja sebagai bahan

baku hidrogel untuk memprcepat proses penyembuhan luka.

3. Mengetahui cara memperoleh bahan aktif yang digunakan sebagai

hidrogel.

1.4Manfaat

1. Mampu menentukan pengkajian lebih lanjut dari pengolahan

kandungan kimiawi tanaman lamun sebagai bahan hidrogel.

2. Menginformasikan potensi lamun dalam bidang kesehatan

3. Menunjukkan aktifitas antibakteri dari hidrogel yang berasal dari

lamun

(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang Lamun

Perairan pesisir merupakan lingkungan yang memperoleh sinar matahari

cukup yang dapat menembus sampai ke dasar perairan. Diperairan juga kaya

akan nutrien karena mendapat pasokan dari dua tempat yaitu darat dan lautan

sehingga merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya. Karena

lingkungan yang sangat mendukung di perairan pesisir maka tumbuhan lamun

dapat hidup dan berkembang secara optimal. Lamun adalah tumbuhan

berbunga (angiospermae) yang tumbuh dan berkembang baik di lingkungan

perairan pesisir mulai dari daerah pasang surut sampai pada kedalaman 40 m

(Den Hartog, 1970; Mc. Roy dan Helfferich, 1977; Phillips dan Mc. Roy,

1980). Dari 20 jenis lamun yang dijumpai di perairan asia Tenggara, 12 jenis

terdapat di perairan Indonesia (Den Hartog, 1970; Fortes, 1989).

Komunitas lamun terdapat pada daerah mid-intertidal sampai kedalaman

50 -60 meter, namun biasanya sangat melimpah di daerah sub litoral. Jumlah

spesiesnya lebih banyak terdapat di daerah tropik daripada di daerah ugahari.

Hidup pada berbagai jenis substrat mulai dari lumpur encer sampai

batu-batuan, tetapi lamun yang paling luas dijumpai pada substrat yang lunak

(Nybakken, 1992). Adapun beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi

siklus pertumbuhan tanaman lamun adalah sebagai berikut suhu, arus,

kedalaman, kecerahan, salinitas, derajat keasaman (pH) dan substrat.

2.2 Kandungan Senyawa Kimia Pada Lamun

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa pada lamun ditemukan

beberapa senyawa aktif yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai

bahan dasar hidrogel untuk pembalut luka, kandungan serat kasar (crude

fiber), protein (Rinta, K., 2008) dan selulosa (Sundjoto, et al, 2015) yang

berfungsi sebagai bahan dasar pembuatan hidrogel, serta terdapat metabolit

sekunder yang berfungsi sebagai antibakterial adalah tanin dan triterpenoid .

Berikut merupakan kandungan lamun yang befungsi sebagai hidrogel :

(13)

2.2.1Serat Kasar ( Crude Fiber)

Serat adalah bagian dari tanaman yang tidak dapat diserap oleh tubuh.

Namun istilah serat mengalami perkembangan dengan pengertian yang lebih

tepat sehubungan dengan perannya didalam tubuh (Clara, M. K., 2006). Dalam

kepustakaan terakhir, The American Association of Cereal Chemis

menyatakan bahwa serat makanan sebagai bagian tanaman yang dapat

dimakan atau analog dengan karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis oleh

enzim-enzim pencernaan usus manusia yang disebut sebagai non carbohydrate

(lignin) atau serat kasar (crude fiber). Serat kasar (crude fiber) tidak dapat

dihidrolisis oleh senyawa organic (Clara, M. K., 2006). Lignin yang

merupakan serat kasar (crude fiber) bersifat tahan hidrolisa yang disebabkan

oleh adanya ikatan alkil dan ikatan eter. Lignin disusun oleh unit-unit fenil

propane.

Unit-unit penyusun lignin :

(1)p-koumaril alkohol, (2) koniferil alkohol, (3) sinapil alcohol

Sesuai dengan strukturnya sebagai polifenol, lignin memiliki sifat perekat

seperti fenol formaldehida dan kedap air (Brooker R.J et al, 2008). Lignin

merupakan komponen kimia yang menentukan morfologi spesifik dari jaringan

tumbuhan tingkat tinggi. Tanaman primitif tanpa jaringan sel yang

berdiferensiasi seperti fungi dan alga tidak mengandung lignin, karena

kumpulan sel mereka tidak membutuhkan perlindungan (protective) dan

kekuatan (supportive) yang diberikan oleh lignin. Lignin hanya dihasilkan oleh

tanaman vaskular, yang mengembangkan jaringan yang mempunyai fungsi

khusus sebagai transportasi cairan dan kekuatan mekanik (Rahmawati, 1999).

Kemampuan lignin untuk meredam kekuatan mekanis memungkinkan usaha

pemanfaatan lignin sebagai bahan perekat (adhesive) dan bahan pengikat

(14)

(binder) atau ketahanan terhadap perlakuan biokimia (fisiologis) dan perlakuan

kimia melalui mekanisme enzimatik dan reaksi redoks memungkinkan lignin

untuk diolah menjadi zat antioksidan (Rudatin, 1989).

2.2.2 Selulosa

Hampir 50% karbohidrat yang berasal dari tumbuhan adalah selulosa,

karena selulosa merupakan bagian yang terpenting dari dinding sel tumbuhan.

Selulosa tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia, oleh karena tidak ada enzim

untuk memecah selulosa. Selulosa memiliki fungsi sebagai sumber serat

(Halomoan, H., 2006). Selulosa memiliki daya absorpsi air yang tinggi (Riana

et al, 2008).

Selulosa

Berdasarkan penelitian pendahuluan mengenai screening microorganisme

laut endofit peghasil enzim selulase, diketahui bahwa isolasi dari lamun

Enhalus sp. memiliki indeks selulolitik tertinggi dibandingkan dengan endofit

lainnya yang diisolasi dari rumput laut, daun mangrove, dan spons. Untuk

itulah dilakukan penelitian ini yang difokuskan pada aktivitas enzim selulase

dari isolat lamun. Penelitan ini bertujuan mengoptimasi waktu inkubasi dan

konsentrasi sumber karbon yang tepat dalam memproduksi enzim selulase dan

mengkarakterisasi enzim selulase yang dihasilkan oleh lamun.

(15)

Tanin mengandung 65-76% asam tannic. Asam tanat memiliki kemampuan

untuk membentuk kompleks khelat dengan ion logam. Asam tanat digunakan

sebagai antimikroba tetapi tidak aktif terhadap spektrum yang luas dari jamur

dan bakteri(Ismarani, 2012), tanin memiliki senyawa adstringent yang berguna

menginduksi pembentukan senyawa kompleks ikatan terhadap enzim atau

substrat mikroba, dan dapat mengerutkan dinding sel atau membrane sel

sehinga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri (Erlisa, N. S., 2010)

2.2.4 Triterpenoid

Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam

satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik,

yaitu skualena. Triterpenoid dapat dibagi menjadi empat kelompok senyawa

yaitu triterpen sebenarnya, steroid, saponin dan glikosida jantung (Harborne,

1987).

Berdasarkan penelitian triterpenoid dapat menghambat pertumbuhan bakteri

yang memiliki daya hambat yang cukup baik (Wiwik, S. R., 2010).

2.3 Jenis-Jenis Lamun

Berikut klasifikasi lamun menurut Fauziyah, (2004)

No Klasifikasi Lamun Gambar

1. Kingdom : Plantae

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Sub Kelas : Monocotyledoneae

(16)

Tempat tumbuh : Terdapat didaerah

intertidal, umumnya dijumpai didekat hutan

mangrove

Kandungan : senyawa golongan alkaloid,

tannin, flavonoid, kuinon, manoterpen,

steroid, dan senyawa polifenolat (El Hady et

al., 2007).

2. Kingdom : Plantae

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Sub Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Helobiae

Sub Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Helobiae

Familia :Potamogetonaceae

Genus : Halodule

Spesies : Halodule pinifolia

Tempat tumbuh: Membentuk padang lamun

jenis tunggal pada rataan terumbu karang

yang sudah rusak

Sumber : Seagrass

Indonesia, LIPI.

(17)

4. Kingdom : Plantae

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Sub Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Helobiae

Familia :Potamogetonaceae

Genus : Thalassodendron

Spesies : Thalassodendron ciliatum

Tempat tumbuh : Sering mendominasi daerah

subtidal dan berasosiasi dengan terumbu

karang

Sumber : Seagrass

Indonesia, LIPI.

5. Kingdom : Plantae

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Sub Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Helobiae

Familia : Hydrocharitaceae

Genus : Enhalus

Spesies : Enhalus acoroides

Tempat tumbuh : Tumbuh pada substrat

berlumpur dan perairan keruh, dapat

membentuk jenis tunggal atau bahkan

mendominasi komunitas padng lamun

Kandungan : senyawa golongan triterpenoid,

steroid, tannin, dan flavonoid dan kandungan

selulosa tinggi

Sumber : Seagrass

Indonesia, LIPI.

(18)

6. Kingdom : Plantae

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Sub Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Helobiae

Sub Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Helobiae

Hidrogel merupakan jaringan polimer secara luas mengembang dengan

adanya air sehingga memiliki sifat hidrofilik. Hidrogel adalah jaringan dari

rantai polimer yang terkadang ditemukan sebagai gel koloid yang mana ada

fase air yang terdispersi. Hidrogel merupakan cross linked jaringan polimer

(19)

yang diproduksi oleh reaksi sederhana dari satu atau lebih monomer (Ahmed et

al, 2013).

Hidrogel memiliki tingkat fleksibilitas yang sangat mirip dengan jaringan

alam karena kadar air yang besar sehingga memiliki kemampuan menyerap air

yang melekat pada punggung polimer. Hidrogel harus memiliki sifat stabil dan

kuat.

Menurut Kaihara Sachiko et al, 2008, klasifikasi produk hidrogel menurut

komposisi polimer, metode persiapan dapat dicontohkan sebagai berikut:

1. Hidrogel homopolimer disebut jaringan polimer berasal dari satu

sekumpulan monomer yang memiliki struktur silang skeletal yang

tergantung pada sifat monomer dan teknik polimerisasi

2. Hidrogel kopolimer terdiri dari dua atau lebih monomer yang berbeda

yang bersifat hidrofilik, diatur dengan acak, atau konfigurasi sepanjang

rantai dari jaringan polimer.

3 Multipolimer Interpenetrating Polymeric Hydrogel (IPH), merupakan

kelas penting dari hidrogel terbuat dari dua independen silang sintetis

dan atau komponen polimer alami yang terkandung dalam bentuk

jaringan.

Hidrogel telah banyak dimanfaatkan terutama dalam bidang kefarmasian

dan teknologi hidrogel dapat diterapkan untuk produk-produk berikut ini,

system penghantar obat, zat aditif makanan, aplikasi biomedis, teknik jaringan

dan obat-obat regeneratif, diagnostik, pemisah biomolekul atau sel, biosensor

serta pembalut luka. Produk hidrogel dapat digunakan sebagai produk higinis

didasarkan pada asam akrilik dan garam akrilik.

2.5Penjelasan Tentang Macam-macam Luka

Tergantung pada waktu penyembuhan luka, dapat diklasifikasikan

menjadi luka akut dan kronis. Luka akut adalah luka yang sembuh tanpa

komplikasi (uneventfully) dalam waktu beberapa hari, sedangkan luka kronis

adalah memerlukan waktu lebih lama dalam penyembuhan dan dikarenakan

beberapa komplikasi. Klasifikasi luka yang lain adalah luka bersih dan luka

terkontaminasi. Luka bersih tidak mengandung bahan asing atau kotoran

didalamnya, sedangkan luka yang terkontaminasi atau disebut juga luka

(20)

terinfeksi memiliki kotoran, fragmen dari agen penyebab luka, bakteri atau

benda asing lainnya (Encino, et al, 2015).

Menurut Wounds Care Centers of America (2015) Asal luka dapat berupa

internal atau eksternal. Luka internal yang dihasilkan dari fungsi sistem

kekebalan tubuh dan gangguan saraf dan atau penurunan supplai darah,

oksigen atau nutrisi ke daerah tersebut, seperti dalam kasus-kasus penyakit

kronis medis (diabetes, aterosklerosis, deep vein thrombosis). luka luar

biasanya disebabkan oleh benda tajam atau non-trauma, dan penyebab lain-lain

sebagai berikut:

2.5.1 Luka nonpenetrating

Luka nonpenetrating adalah luka hasil dari trauma karena benda tumpul

atau gesekan dengan permukaan lainnya, luka tidak menembus lapisan dalam

kulit, dan yang termasuk luka ini adalah lecet (goresan pada lapisan kulit luar),

laserasi (luka sobek), memar (bengkak memar akibat akumulasi darah dan

sel-sel mati di bawah kulit), gegar otak (kerusakan pada organ yang mendasari dan

jaringan di kepala tanpa luka eksternal yang signifikan).

2.5.2 Luka tembus

Luka tembus merupakan hasil dari trauma yang menerobos ketebalan

kulit; mencapai ke jaringan yang mendasari organ, dan yang termasuk luka ini

adalah luka tusuk (trauma dari benda tajam, seperti pisau), luka bedah (luka

pada kulit pasca melakukan prosedur bedah), luka tembak (luka akibat senjata

api).

2.5.3 Luka Miscellaneous

Berikut adalah yang termasuk luka miscellaneous,

1 Luka termal, disebabkan suhu ekstrim, baik panas atau dingin, dapat

mengakibatkan cedera termal (seperti luka bakar, sunburns dan

frostbite).

2 Luka kimia adalah luka hasil dari kontak dengan atau inhalasi bahan

kimia yang menyebabkan kulit atau paru-paru kerusakan.

3 Gigitan dan Sengatan: gigitan bisa dari manusia, anjing, kelelawar,

tikus, ular, kalajengking, laba-laba dan kutu.

(21)

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Sumber dan Jenis Data

Data-data yang dipergunakan dalam penyusunan karya tulis ini berasal

dari berbagai literatur kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang

telah dibahas. Referensi yang telah digunakan adalah referensi primer berupa

jurnal-jurnal penelitian serta artikel ilmiah dan referensi tersier berupa

textbook dan ebook yang sesuai dengan hal-hal yang telah dibahas. Jenis data

yang diperoleh adalah bersifat data kualitatif.

3.2Metode Analisis

Analisis yang telah dilakukan adalah analisis cara pembuatan hidrogel,

mekanisme kerja bahan aktif lamun Enhalus acoroides sebagai bahan hidrogel.

Cara pembuatan hidrogel dengan menggunakan metode freezing and thawing

cycles.( Amila Gadri et al, 2014)

1. Memasukkan CaCl2 menjadi beberapa variasi konsentrasi didalam cawan

petri

2. Menambahkan PVP 1%, propilenglikol 1% dan Iota-karagenan 2%

sebagai basis hidrogel.

3. Menambahkan PEG 400 1% dan gliserin 1%

4. Memasukkan cawan kedalam freezer pada suhu -20̊ C selama 18 jam.

5. Melakukan thawing larutan yang beku pada suhu ruang selama 6 jam.

6. Mengulangi prosedur 1-5 sebanyak 3-5 kali untuk mendapatkan siklus

yang paling baik dalam pembentukan hidrogel.

Mekanisme kerja bahan aktif lamun Enhalus acoroides adalah sebagai

berikut sebagai bakterisidal yang mudah mendegradasi bakteri yang terdapat

pada luka, antibakteri tersebut didapatkan dari metabolit sekunder yang

terdapat dalam lamun Enhalus acoroides tersebut yaitu triterpenoid (Wiwik, S.

R., 2010) dan tanin (Ismarani, 2012), selain itu tanin memiliki fungsi sebagai

adstringen yang berguna untuk mengkerutkan dinding dan membran sel paska

mengalami luka sehingga luka mudah tertutup (Erlisa, N. S., 2010).

(22)

3.3 Analisis Data

Data yang terkumpul diseleksi dan diurutkan sesuai dengan topik kajian.

Kemudian dilakukan penyusunan karya tulis berdasarkan data yang telah

dipersiapkan secara logis dan sistematis. Tenik analisis data bersifat deskriptif

dan argumentatif.

3.4 Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan didapatkan setelah merujuk kembali pada rumusan masalah,

tujuan penulisan serta pembahasan. Kesimpulan yang ditarik

mempresentasikan pokok bahasan karya tulis, serta didukung dengan saran

praktis sebagai rekomendasi selanjutnya.

(23)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Potensi Lamun sebagai Bahan Hidrogel

Lamun merupakan kelompok tanaman dengan daun memanjang yang

tumbuh didasar perairan pantai. Masyarakat luas pada umumnya

memanfaatkan lamun sebagai bahan pembuatan pupuk. Berbagai pustaka yang

telah kami pelajari menjelaskan bahwa kandungan umum lamun memiliki

kandungan serat kasar (crude fiber), protein (Rinta, K., 2008) dan selulosa

(Sundjoto, et al, 2015). Dari kandungan tersebut, kami memiliki inovasi untuk

membuat pemanfaatan lamun menjadi bahan dasar hidrogel untuk pembalut

luka.

Keunggulan lamun dapat dijadikan bahan hidrogel untuk pembalut luka

adalah hanya dengan sedikit penambahan bahan aktif lain, bersifat ramah

lingkungan, membutuhkan sedikit biaya dalam produksinya karena lamun

telah banyak ditemukan diberbagai hamparan pantai bahkan banyak dibuang

oleh nelayan serta lamun juga merupakan tanaman yang mudah untuk dicari.

Spesies lamun yang akan kami gunakan sebagai bahan dasar hidrogel adalah

Enhalus acoroides, jenis lamun ini dipilih karena memiliki bentuk yang besar

dengan pertumbuhan yang cepat, dapat tumbuh diberbagai substrat, memiliki

kandungan selulosa tinggi, hal itu penting dalam pembuatan hidrogel karena

sesuai dengan persyaratan hidrogel yang harus memiliki daya serap yang baik

dan dapat menghilangkan kelebihan eksudat atau cairan plasma yang keluar

karena luka, maka Enhalus acoroides memenuhi syarat tersebut karena

memiliki selulosa tinggi yang merupakan serat yang memiliki daya absorpsi air

yang tinggi dan memiliki fungsi utama agen dispersi, thicktener serta agen

gelling (Riana et al, 2008).

(24)

4.2 Mekanisme Bahan Aktif Hidrogel

Pemanfaatan lamun Enhalus acoroides sebagai bahan dasar hidrogel

untuk pembalut luka harus memiliki antibakteri yang berguna sebagai

bakterisidal yang mudah mendegradasi bakteri yang terdapat pada luka,

antibakteri tersebut didapatkan dari metabolit sekunder yang terdapat dalam

lamun Enhalus acoroides tersebut yaitu triterpenoid (Wiwik, S. R., 2010) dan

tanin (Ismarani, 2012), selain itu tanin memiliki fungsi sebagai adstringen yang

berguna untuk mengkerutkan dinding dan membran sel paska mengalami luka

sehingga luka mudah tertutup (Erlisa, N. S., 2010).

Pembalut luka harus memiliki sifat ketahanan air yang baik serta memiliki

daya rekat yang baik, dalam pemanfaatan lamun Enhalus acoroides sebagai

bahan hidrogel untuk pembalut luka dapat digunakan kandungan lignin yang

merupakan serat kasar (crude fiber) dalam lamun tersebut karena lignin

memiliki karakteristik tidak dapat dihidrolisis oleh asam dan basa, karena

adanya ikatan alkil dan ikatan eter (Clara, M. K., 2006), lignin disusun oleh

unit-unit fenil propane. Sesuai dengan strukturnya sebagai polifenol sehingga

lignin memiliki sifat perekat dan ketahanan seperti golongan fenol

formaldehida (Hatakka, A., 2001).

Hidrogel sebenarnya memiliki manfaat yang banyak diantaranya sebagai

sistem penghantar obat, zat aditif makanan, aplikasi biomedis, teknik jaringan

dan obat-obat regenerative, diagnostik, pemisah biomolekul atau sel, biosensor

serta pembalut luka, namun dalam karya ilmiah ini kami terfokus manfaat

hidrogel yang sebagai pembalut luka. Hidrogel dapat digunakan sebagai

pembalut luka yang mengelupas dan nekrosis, luka granulasi, tetapi tidak

dianjurkan pada penggunaan pada luka dengan drainase berat karena daya

serapnya kurang baik untuk luka tersebut, dan tidak dianjurkan luka eschars

pada ekstrimitas bawah karena dapat luka tersebut untuk lebih terbuka (Jude

EB, et al, 2007)

(25)

4.3 Cara Memperoleh Bahan Aktif pada Lamun

Pengambilan selulosa dilakukan dengan isolasi selulosa. Isolasi selulosa

dari lamun Enhalus sp. memiliki indeks selulolitik tertinggi dibandingkan

dengan endofit lainnya yang diisolasi dari rumput laut, daun mangrove, dan

spons. Untuk itulah menurut Oktavia Yulia, dkk.2014, isolasi difokuskan pada

aktivitas enzim selulase dari isolate lamun. Optimasi sumber karbon dan

aktivitas selulase ditentukan dengan karakterisasi enzim kasar selulase dari

lamun untuk mengukur aktivitas enzim endoglukanase, β-glukosidase dan

selulase total. Da silva et al. (2005) menyatakan bahwa sistem pemecahan

selulosa menjadi glukosa terdiri dari tiga jenis enzim selulase yaitu endo-β

-1,4-glukanase, ekso-β-1,4-glukanase, dan β-glukosidase. Enzim β-glukosidase

menunjukkan aktivitas pemecahan yang menghasilkan glukosa sedangkan

selulase total diukur untuk melihat kerja sinergis beberapa enzim penyusun

selulase dalam menghasilkan glukosa (Deswal et al., 2011).

Pengambilan lignin dari lamun menurut Vincen A. Klap et al, 2000

dilakukan dengan isolasi lignin. Isolasi lignin dilakukan dengan cara diekstrak

dengan asam, lignin dihidrolisa dan lignin diubah dalam bentuk turunannya

(lignosulfonat, lignin kraft, lignin alkali dan lignin etanol) yang larut. Lignin

lignosulfonat dihasilkan dengan cara mereaksikan lamun dengan larutan yang

mengandung SO₂ dan ion hidrogen sulfit pada suhu tinggi. Lignin kraft dan

lignin alkali dihasilkan dengan cara direaksikan dengan NaOH atau campuran

NaOH dengan Na₂S pada suhu 120⁰. Lignin etanol dihasilkan dengan

mereaksikan tanaman dengan etanol pada suhu 80⁰.

Dalam isolasi metabolit sekunder yang kita butuhkan dari dalam lamun

kami menggunakan metode maserasi karena menurut Riniatsih,Ita.2013

merupakan metode yang paling tepat dan efektif dalam mengekstraksi senyawa

metabolit sekunder dari tanaman. Proses yang dilakukan dalam maserasi,

kemudian dari ekstrak tersebut dilakukan proses fraksinasi untuk memperoleh

fraksi-fraksi dari tiap jenis senyawa dengan menggunakan metode

kromatografi (Darwis D., 2011)

(26)

Cara pembuatan hidrogel secara singkat adalah sebagai berikut, hidrogel

merupakan jaringan tiga dimensi rantai polimer dengan ikatan silang yang

memiliki kemampuan mengembang dengan cara menyerap air atau cairan

biologis. Salah satu metode pembuatan hidrogel yaitu dengan metode freezing

dan thawing cycles, keuntungan metode ini adalah tidak membutuhkan banyak

bahan tambahan kimia sebagai bahan pembentuk ikatan silang. Dalam

penelitian, pembentukan ikatan silang tersebut untuk mendapatkan

iota-karagenan dengan penambahan PVP 1% setelah itu dilakukan evaluasi

meliputi uji organoleptik, rasio swelling dan fraksi gel.( Amila Gadri et al,

2014).

(27)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan dan Saran

Lamun Enhalus acoroides dapat dijadikan bahan hidrogel untuk

pembalut luka adalah hanya dengan sedikit penambahan bahan aktif lain,

bersifat ramah lingkungan, membutuhkan sedikit biaya dalam produksinya.

Mekanisme bahan aktif lamun sebagai bahan dasar hidrogel adalah sebagai

anti bakterial dengan bekerja mendegradasi dinding sel bakteri pada luka.

Pengambilan bahan aktif dari lamun dengan isolasi dan fraksinasi dengan

kromatografi.

Pembudidayaan ekosistem lamun agar ditingkatkan karena dengan

memperhatikan fungsi lamun yang sangat penting dalam habitat laut dan

pemanfaatannya dalam berbagai bidang. Hidrogel dari lamun dapat digunakan

sebagai pembalut luka yang mengelupas dan nekrosis, luka granulasi.

(28)

5.2 Daftar Pustaka

Ahmed, Enas M. 2015. Hydrogel: Preparation , Characterization and Application: A review. Journal of Advanced Research. 6: 105-121

Brooker R. J., et al. 2008. Biology. McGraw Hill. New York

Calabria, L, M. 2008. The isolation and Characterization of Triterpene Saponine. ProQuest

Den Hartog, C., 1970. The seagrassesof the world. North Holland Amsterdam : 275 pp.

El-Hady, H.H.A et al. 2007. Nutritie and Antimicrobial Profiles of Some Seagrass from Bardawil Lake. Egyptian J. Aq. Research 33:103-110

Encino et al. 2015. Different Types of Wounds. Article. Retrieved www.woundcarecenters.org/article/woud-basic/different-types-of-wouds.

Erlisa, N. S, Susanah R. Wiwik. 2010. Isolasi, Identifikasi, dan Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa Golongan Triterpenoid. Bukit Jimbaran: FMIPA Universitas Udayana. 4 (1): 20-26

Fortes, M.D., 1989. Seagrasses : aresources unkown in the ASEANregion. ICLARM Education Series 5 : 46 pp.

Gadri, Amila et al. 2014. Formulasi Pembalut Luka Hidrogel Berbasis I-Karagenan dengan Metode Freezing and Thawing Cycle. Jurnal MIPA Farmasi. Bandung. ISSN 2089-3582. EISSN 2303-2480

Hatakka, A. 2001. Biodegradation of Lignin. [ed] Biopolymers. 1: Lignin, Humic Substance and Coal . Germany: Wiley VCH. 129-180

Hemminga, M. A. dan C. M. Duarte. 2000. Seagrass ecology. Cambridge University Press. U.K

Hikino & Kiso . 1998. Plant Secondary Metabolism. Springer Science & Business Media

Mc. Roy, C.P. and C. Helfferich, 1977.Seagrass ecosystem : A scientificprospective. Marcel Dekker, Inc.New York : 314 pp.

Hutagalung, dr. Halomoan. 2006. Karbohidrat. Medan : Digitalized by FK USU Library

Indo, J., Chem. 2008. The Effect Hydrogel Dressing Copolymer Polivinylpirrolidone (PVP)-K- Carrageenan Prepared By Radiation and Healing Times On The Radius Reductions Burn Injuried of Wistar White Rat. Jakarta. 2: 271-278. Ismarani. 2012. Potensi Senyawa Tannin Dalam Menunjang Produksi Ramah

Lingkungan. Jurnal Agrobisnis dan Pengembangan Wilayah. 3: 2

Jayakumar, R., et al. 2011. Biomaterials based on chitin andchitosan in wound dressingapplications. Doi: 10.1016/j.biotechadv.2011.01.005.

Khusarto, Clara M. 2006. Dietary Fiber and its Role for Health. Jurnal Gizi dan Makanan. 1(2): 45-54

Kusumawati, Rinta. 2008. Jenis dan Kandungan Kimiawi Lamun dan Potensi Pemanfaatannya di Indonesia. Jawa Tengah: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas DiponogoroMagdalena Karamac, A. K. 2007. Extraction and Chromatographic Separation of Tannin Fractions From. 57: 471-474 Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. Cetakan ke-2. PT.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Phillips, R.C and C.P. Mc. Roy, 1980. Handbook of seagrass biology Anecosystem perspective. Garland STPM Press, New York : 353 pp.

Phillips, C.R dan E.G. Menez. 1988. Seagrass in: Smithsonian Contribution to The Marine Science No 34. Smithsonian Institution Press, Washington D.C.

Versita, Riana et al. 2008. Sintesis Pembalut Luka Hidrogel Selulosa Bakterial dan karakterisasi Setelah Disterilkan dengan Sinar Gamma. Jakarta: FFUP. 1: 11-17

(29)

5.3 Daftar Riwayat Hidup Peserta

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Afrida Wian Maykusvita

Tempat/ Tanggal Lahir : Sidoarjo, 19 Mei 1996

Fakultas/ Prodi Universitas : Kedokteran Prodi Farmasi Universitas

Hang Tuah Surabaya

Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : 1. Pemanfaatan Buah Pepino untuk

Mencegah Hipertensi

2. Penelitian secara Kuantitatif Dampak

Penggunaan Tetrasiklin Jangka Panjang

Bagi Anak

Peghargaan Ilmiah : -

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Hera Insani Cahayaputri

Tempat/ Tanggal Lahir : Nganjuk, 22 Maret 1996

Fakultas/ Prodi Universitas : Kedokteran Prodi Farmasi Universitas

Hang Tuah Surabaya

Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat :

-Peghargaan Ilmiah : -

(30)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Lia Trinanda

Tempat/ Tanggal Lahir : Sidoarjo, 18 Desember 1994

Fakultas/ Prodi Universitas : Kedokteran Prodi Farmasi Universitas

Hang Tuah Surabaya

Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : Pemanfaatan Lamun untuk Indonesia

Peghargaan Ilmiah : -

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Heronima Natalia Sunur

Tempat/ Tanggal Lahir : Balauring, 9 Desember 1997

Fakultas/ Prodi Universitas : Kedokteran Prodi Farmasi Universitas

Hang Tuah Surabaya

Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : Pemanfaatan Biji Kelor sebagai Alternatif

Penjernihan Air Kotor

Peghargaan Ilmiah : -

Gambar

No Klasifikasi Lamun Gambar 1. Kingdom  : Plantae

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen laboratorium jenis kuantitatif menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang dibagi dalam 7 kelompok, yaitu 5

0,05 yang berarti bahwa data yang dipakai dalam penelitian ini adalah.

Pengembangan bahan ajar tentang perubahan materi dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik, dalam ini adalah mahasiswa, jika (1) dalam pembuatannya didasarkan

Status gizi atau pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan, apabila kebutuhan nutrisi tidak atau kurang terpenuhi maka dapat

Membuat resume buku- yang terkait dengan situasi dan kondisi Arab sebelum Islam, serta tatanan masyarakat baru yang terbentuk dari masa Nabi hingga Abd.. Diskusi

Berdasarkan beberapa pandangan mengenai Program Pengenalan Lingkungan, dapat dipahami bahwa Program Pengenalan Lingkungan merupakan kegiatan Belajar mengajar di luar

Epididymitis dan orchitis merupakan inflamasi dari epididimis dan testis, dengan atau tanpa disertai infeksi. Kelainan ini bisa diklasifikasikan menjadi akut, subakut,

5 Maklumat berikut berkaitan dengan kerajaan awal di Asia Tenggara... 9 Setelah rombongan orang Islam dari Madinah disekat di Hudaibiyah pada tahun 628