• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kekuasaan Nasional dalam Hubungan Intern

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kekuasaan Nasional dalam Hubungan Intern"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Skolastika L. K._071411231051_PIHI_Week 6 (Kelas A)

Kekuasaan Nasional dalam Hubungan Internasional

Pada kesempatan sebelumnya, penulis telah menjelaskan apa pengertian dari kepentingan nasional, apa pentingnya kepentingan nasional, bagaimana dimensi dan sudut pandang kepentingan nasional dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kepentingan nasional. Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas tentang national power atau kekuatan nasional. Sebenarnya, kekuatan nasional masih berkaitan dengan kepentingan nasional. Kenapa? Karena setiap negara pasti punya kepentingan nasional dan ingin tujuan dari kepentingan nasional itu sendiri tercapai. Dan untuk mencapai tujuan dari kepentingan nasional tersebut, tentunya dibutuhkan langkah-langkah atau tindakan yang dilaksanakan oleh para aktor negara sebagai modal negara agar semua tujuan tercapai dan dapat berjalan dengan lancar. Modal utama yang dibutuhkan para aktor negara untuk menjalankan kepentingan nasional adalah national power atau kekuatan nasional.

(2)

Skolastika L. K._071411231051_PIHI_Week 6 (Kelas A)

Sekarang, penulis akan membahas tentang pengertian soft power dan hard power terlebih dahulu. Soft power adalah kemampuan untuk membujuk aktor lain untuk melakukan sesuatu melalui pengaruh. Daya tarik suatu negara ideologi, budaya, pamor, atau keberhasilan dapat menyebabkan negara itu menjadi pemimpin bagi orang lain yang dengan sukarela mengikuti. Amerika Serikat saat ini, misalnya, sebagai juara demokrasi dan kapitalisme, menikmati soft power. Sedangkan, Hard power, adalah kemampuan suatu negara untuk memaksakan kehendaknya terhadap orang lain melalui kekuatan militer atau ekonomi atau kombinasi dari keduanya. Kadang-kadang banyak penulis yang menyebut kekuasaan semacam ini compellence, yang merupakan kemampuan satu aktor untuk membuat yang lain melakukan sesuatu yang kemungkinan tidak lakukan. Misalnya, sanksi ekonomi pada tahun 1990, tidak memaksa Irak untuk menarik diri dari Kuwait, namun serangan militer sengit oleh pasukan koalisi PBB 1991 melaju rumah tentara Irak (Henderson 1998, 100).

Selain hard power dan soft power ternyata ada juga yang namanya smart power. Apa itu smart power? Smart power, Menurut Chester A. Crocker, Fen Osler Hampson, dan Pamela R. Aall, smart power melibatkan penggunaan strategi dalam berdiplomasi, persuasi, pembangunan kapasitas, dan proyeksi kekuasaan dan pengaruh dalam cara yang hemat biaya dan memiliki legitimasi politik dan sosial. Bisa dikatakan, smart power ini merupakan kemampuan untuk mengkolaborasikan hard power dan soft power. Smart power dapat didefinisikan sebagai pendekatan yang menggaris bawahi perlunya militer yang kuat tetapi juga mengedempankan aliansi, kemitraan, dan institusi dari semua tingkatan untuk memperluas pengaruh suatu negara dan membangun legitimasi tindakan suatu negara (Armitage & Nye 2007, 7).

(3)

Skolastika L. K._071411231051_PIHI_Week 6 (Kelas A)

National power tidak muncul dengan sendirinya. Ada beberapa sumber di dalamnya yang juga mempengaruhi national power itu sendiri. Menurut Minix dan Hawley dalam buku Global Politik, sumber-sumber national power ada tiga jenis, yaitu yang pertama, sumber alami seperti geografis, sumber daya alam dan populasi. Yang kedua, sumber sosial-psikologis yang meliputi sumber daya manusia, di dalamnya termasuk stabilitas nasional. Dan yang ketiga, adalah sumber sintetis atau buatan seperti industri dan militer. Jaman dahulu power identik dengan militer yang banyak dan kuat. Sejalan dengan berbagai perubahan mendasar yang sedang melanda dunia, sumber-sumber power dalam hubungan internasional kini telah berpindah dari penekanan pada kekuatan militer menuju spektrum lainnya. Faktor-faktor seperti penguasaaan teknologi, pendidikan, budaya dan pertumbuhan ekonnomi menjadi semakin penting ketimbang geografi. Hal-hal tersebut merupakan sumber-sumber national power yang nyata, karena memang ada dan dapat diketahui secara jelas. Selain sumber-sumber nyata, juga terdapat sumber-sumber tidak nyata yang mempengaruhi kekuasaan nasional. Sumber-sumber tidak nyata national power diantaranya adalah bargaining position dan unsur kebudayaan (Perwita & Yani 2005, 13-14).

(4)

Skolastika L. K._071411231051_PIHI_Week 6 (Kelas A)

Ada beberapa penggolongan tingkatan negara-negara di dunia berdasarkan sumber-sumber power. Yaitu, Super Power, Great Power, Regional Power dan Middle Power. Penggolongan tingkatan negara tersebut berdasarkan berbagai faktor, biasanya berdasarkan sumber-sumber power. Ada beberapa metode dalam menghitung power, dengan cara konvensional, peringkat negara-negara disesuai dengan indikator utama dari setiap sumber dari power (Minix & Hawley 1998, 57). Selain itu metode lain yang sering digunakan adalah metode Cline. Dalam metode Cline ini dirumuskan sebagai berikut, Perceived power = (C + E + M) x (S+W), dimana C=Critical mass (area+populasi), E=Economic capability (kemampuan ekonomi), M=Militery capability (kemapuan militer), S=Strategic purpose (strategi untuk mencapai tujuan), dan W=National will (nama baik negara) (Henderson 1998, 102).

Referensi :

Armitage, Richard L & Nye, Jr, Joseph S. 2007. CSIS Commision on Smart Power: a smarter, more secure America. [Online] Washington, D.C: Center for Strategic and International Studies. Tersedia di:http://csis.org/files/media/csis/pubs/071106 csissmartpowerreport.pdf [Diakses 3 October 2014].

Baldwin, David A. 2002. “Power and International Relations” in Walter Carlsnaes, Thomas Risse ,Beth Simmons [eds.], Handbook of International Relations. SAGE, pp. 177-191.

Bueno de Mesquita, Bruce. 2003. Principles of International Politics, People’s Power, Preference, and Perception. QC Press, pp. 222-286.

Henderson, Conway W. 2002. International Relations, Conflict and Cooperation at the Turn of the 21st Century. McGraw-Hill International Editions, Chapter 4.

Holsti, K. J. 1964. “The Concept of Power in the Study of International Relations”. Background, Vol. 59, No. 1; pp. 39-75.

Minix, Dean dan Hawley, Sandra M. 1998. Global Politics. West/Wadsworth.

Referensi

Dokumen terkait

Respon siswa terhadap model pembelajaran Group Investigation (GI) diperoleh dengan meminta siswa mengisi angket respon menggunakan angket yang meliputi model pembelajaran,

Berkaitan dengan hal tersebut, Komisi VII DPR RI memandang perlu untuk menjadikan Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu objek Kunjungan Kerja Spesifik terkait kesiapan

Budi Utomo merupakan organisasi yang lahir pada tanggal 20 Mei 1908. Sebagian besar anggota Budi Utomo adalah para pemuda Jawa. Meskipun demikian, semangat para pemuda tersebut

Berhasrat ikut serta mengembangkan karya evangelisasi yang selalu diperbaharui dalam kuasa Roh Kudus, baik di antara umat Kristiani yang mempraktikkan imannya dan

Sehubungan dengan rencanfiqnggunaanlkoreksi') Dana ULaMI'4 Subang pada tangg{l 17 f4aret 2015, rnaka bersama nama debitur - debitur seba\LatUerikut :. Cadangan Angsuran

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara ambiguitas peran ( Role Ambiguity

Apabila dalam buku besar terdapat rekening-rekening yang berpengaruh terhadap pembelian, seperti Biaya Angkut Pembelian, Retur dan Potongan Pembelian, dan Potongan

Dalam buku Krisis dan Paradoks Film Indonesia (Nugroho & Herlina, 2015) Yogyakarta muncul sebagai latar perkembangan film nasional yang penting untuk dicatat. Meski