• Tidak ada hasil yang ditemukan

sistem pemipaan pada sebuah bangunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "sistem pemipaan pada sebuah bangunan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

sistem pemipaan pada sebuah bangunan

SISTEM PERPIPAAN DALAM SEBUAH BANGUN

Pekerjaan pemasangan perpipaan dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu :  Di atas tanah,

 Di bawah tanah,  Di bawah air.

Untuk pemasangan sistem perpipaan di ketiga tempat ini baik pipa proses, pipa utility, mempuyai perhitungan dan permasalan tersendiri, di sini hanya akan dibicarakan butir satu dan dua.

PEMASANGAN PIPA DIATAS TANAH

Pemasangan pipa diatas tanah dapat dilakukan pada rak pipa (pipa rack), diatas penyangga-penyangga pipa, diatas dudukan pipa (sleeper).

Pemasangan pipa diatas tanah ini dapat pula dimasukkan pipa equipment yaitu : 1. Pipa kolom dan vessel.

2. Pipa exchanger. 3. Pipa pompa dan turbin. 4. Pipa kompresor. 5. Pipa utilitas.

Dimana masing-masing pemasangan pipa pada equipment ini mempunyai batasan-batasan khusus sebagai berikut :

1. Pipa Kolom dan Vessel

Pipa yang akan dipasang pada kolom dan vessel harus ditempatkan secara radial disekitar kolom dibagian jalur pipa jalan orang platform dibagian accsess.

Untuk pipa 18” ke atas bisa langsung dilas ke veseel, kecuali pertimbangan pemeliharaan dan akan digunakan sambungan flens. Pengguaan vent atmosferis berkatup dan bertudung harus disediakan pada tempat lokasi titik tertinggi dari veseel, sedangkan drain dipasang pada lokasi rendah yang akan ditentukan olej P dan ID.

Katup pelepas tekanan yang membuang ke dalam sistem blowdown tertutup harus ditinggikan guna memungkinkan bagian pengeluaran pengaliran sendiri kedalam blowndown.

Katup pelepas tekanan yang membuang uap ke udara bebas harus dilengkapi dengan pipa paling sedikit tiga meter di atas setiap platform radius 7,5 meter juga disediakan lubang pembuangan yang besarnya 6mm atau seperempat inch dibawah guna mencegah akumulasi cairan.

2. Pipa Exchanger

Pada pemasangan pipa exchanger tidak boleh boleh dipasang diatas daerah-daerah kanal, tutup shell dan fasilitas –fasilitas lain yang telah terpasang pada exchanger atau handling yang suka digunakan. Ruang-ruang bebas untuk pemasangan flens exchanger harus disediakan. Spool dipasang diluar nozzle kapal guna memungkinkan pemindahan bundel pipa exchanger.

3. Pipa Pompa & Turbin

Pada sunction atau pipa yang mengalirkan aliran disebut juga pipa hisap harus diatur sedemikian rupa guna mencegah penurunan tekanan dan kantung uap yang dapat pula menimbulkan kavitasi pada impeler. Apabila perubahan ukuran diperlukan untuk mempercepat atau memperlambat aliran, maka reducer eksentris harus dipakai bilamana kantung tanpa vent tak dapat dihindari.

Pemasangan pipa pada pompa dan turbin harus diatur sedemikian rupa, Sehingga mudah untuk perawatan dan perbaikan. Hal ini penting untuk mencegah pembongkaran besar yang tak perlu pada pemeliharaan dan perbaikan pipa. Saringan permanen dan sementara harus pada inlet pompa dan turbin.

Sedangkan untuk aliran panas dan dingin harus diperhatikan fleksibilitas, begitu pula kedudukan-kedudukan penyangga haruslah baik dan dapat mengatasi getaran-getaran yang diakibatkan motor pipa serta aliran.

4. Pipa Kompresor

(2)

Sambungan pipa dengan menggunakan flens lebih diutamakan demi memperlancar jalannya perbaikan dan pemeliharaan. Pipa hisap (suction) dan buang (discharge) harus benar-benar diperhatikan eksibitasnya, terutama untuk temperatur rendah atau tinggi dan tekanan tinggi. Masalah getaran termasuk bagian terpenting pada pipa kompresor ini, akibat adanya beban dinamis yang berhubungan dengan kompresor ini karena itu masalah penyangga, guide dan anchor juga harus menjadi perhatian perencana dan divisi teknik.

5. Pipa Utilitas

Pemasangan pipa utilitas ini harus benar-benar dierencanakan sehingga kebutuhan utilitas di proyek dapat terjangkau penggunaannya. Pipa utilitas seperti pipa yang lain haruslah direncanakan beroperasi dengan temperatur dan tekanan berapa.

Perencana atau subheader haruslah dapat memenuhi daerah equipment proses atau kelompok peralatan lainnya yang memerlukan jalur utilitas. Sambungan cabang haruslah dibuat dari atas header. Apabila aliran utilitas berupa uap, jangan lupa membuat kantung-kantung uap pada setiap titik-titik terendah dimana aliran akan mendaki dan diperhitungkan tidak lebih dari 40% tekanannya dalam jarak yang dihitung dalam ft.

Penggunaan katup-katup blok untuk pipa cabang perlu diadakan, sehingga distribusi aliran dapat diatur dengan baik ketempat tempat yang membutuhkan. dengan katup blok yang dipasang padanozzle vessel diikuti dengan katup check. Katup blowdown diperlukan pada titik rendah antara katup check dan katup-katup header uap.

Selain itu, digunakan pula pipa 1 inch yang dipasang dengan plug untuk pengeluaran uap dengan katup blok yang dan dilayani oleh selang yang panjangnya antara 15 sampai dengan 20 meter.

PEMASANGAN PIPA DIBAWAH TANAH

Pipa dibawah tanah dapat dibagi dalam 2 bagian : 1) Pipa proses

2) Pipa utilitas

Untuk pipa proses dibawah tanah sedapat mungkin harus dihindarkan, sedangkan pipa utilitas dibawah tanah dapat di klasifikasi menjadi 2 bagian yaitu :

1) Pipa dengan sistem aliran gravitasi. 2) Pipa dengan sistem aliran bertekanan. Pipa dengan Sistem Aliran Gravitasi

Pipa dengan aliran gravitasi, tergantung pada pusat gravitasi, karena itu jalur-jalur perpipaan harus mempunyai selop (slope). Disarankan perbandingan selopnya 1:100 untuk pipa 4 inch dan keatas, sedangkan untuk piapa 3 inch dan kebawah perbandingan yang disarankan adalah 1:50 untuk setiap jalur dibawah tanah.

Perpipaan dengan aliran gravitasi dapat dilihat sebagai berikut :

I. Air jernih termasuk air hujan, air pembersih, air pemadam kebakaran yang biasa digunakan, dikumpulkan serta dipisahkan dari minyak yang mungkin terdapat dalam sistem tersebut atau yang akan menuju ke sistem tersebut (kali atau kolam).

II. Proses pembuangan, baik pembuangan air, minyak, termasuk pembuangan dari uap dan pembuangan dari pompa, vessel dan sambungan sampel serta kotoran pembuangan. Pada sistem ini rute menuju ke bagian pemisahan dan hidrokarbonnya biasanya dinetralkan.

III. Kombinasi pembuangan adalah pengumpulan dari seluruh pembuangan dengan (utilitas) sistem perpipaan. Ini harus dialirkan menuju ke tempat pemisahan yang besar untuk membawa dan mengkombinasikan aliran dalam pemisahan hidrokarbon dari air.

IV. Pembuangan kotoran manusia akan dialirkan kesuatu tempat khusus (septic tank) yang berada didaerah itu.

(3)

setiap unit aliran tersebut akan dikumpulkan pada suatu jalur pipa utama dan dialirkan kekolam pembuangan khusus. Setelah itu dari kolam ini akan dipompakan menuju suatu tempat untuk dinetralisasi. Larutan yang telah dinetralkan dan masih dapat digunakan akan dipompakan ke suatu tempat penyimpanan.

Dalam sistem yang begitu luas, penggunaan material untuk konstruksi akan berbeda-beda. Didalam pemilihan bahan harus diperhatikan aliran apa yang akan melalui pipa tersebut.

Didalam pelaksanaan konstruksi perlu juga dapat dicantumkan jarak elevasi dari permukaan tanah ke dalam jalur perpipaan bawah tanah. Begitu juga ketebalan pipa harus diperhatikan, serta perlu tidaknya menggunkan lapisan anti karat, isolasi, selubung atau perlindungan pipa lainnya.

Perhitungan dimensi dari pipa atau elevasi pipa diukur dari dasar pipa bawah tanah. Aliran dari cairan ditentukan oleh banyak/ sedikitnya slope suatu sistem gravitasi dan hubungan ini timbal balik. Para designer dalam perencanaan harus mempertimbangkan elevasi dari permukaan masuknya pipa.

Untuk membicarakan masalah sistem pembuangan, para designer harus mengetahui sistem dibawah ini :

i. Yang paling penting adalah pengumpulan dari pembuangan satu atau dua lateral biasanya ditempatkan pada suatu jalan pipa dengan memasang jalan masuk orang untuk melindungi dari kebakaran dan meluapnya gas.

ii. Lateral adalah jalur pengumpul pembuangan dari satu dua sublateral dan dialirkan kebagian jalur utama melalui man holes yang tertutup.

iii. Sublateral adalah jalur pengumpul pembuangan dari cabang dan dikumpulkan pada suatu penampung lateral.

iv. Cabang-cabang hendaknya dikumpulkan dari berbagai cerobong-cerobong pembuangan atau kolam penampung yang diteruskan ke sublateral.

v. Cerobong-cerobong merupakan tempat titik pengumpulan yang biasanya berjarak dua inch dari permukaan yang telah dikerjakan, untuk pipa baja karbon, penggunaan concentric swage reducer 6”x4” adalah yang bisa digunakan. Ukuran cerobong minimal 4”.

vi. Kolom penampung digunakan untuk pengumpulan pembuangan dari suatu permukaan. Kolam penampung ini biasanya berukuran 2 ft2dengan kedalam satu sampai satu setengah ft ditutup dengan kisi.

vii. Jarak masuk orang adalah merupakan pusat boks pengumpulan dimana orang dapat masuk kedalamnya untuk membersihkan lateral. Jalur aliran yang datang kembali ditutup untuk mencegah kebakaran dan aliran balik dari gas.

Pemilihan Material yang digunakan

Pemilihan material pipa untuk saluran pembuangan tergantung dari tekanan, temperatur, ketahan serta harga material serta onkos pemasangannya terhadap cairan yang akan dialirkan. Baja karbon yang dilapisi anti karat banyak digunakan pada jalur-jalur pembuangan ini, walau pada dasarnya cukup sulit untuk menspesifikasi penggunaan material yang benar-benar efektif, tapi dari pengalaman pemilihan material merupakan suatu pertimbangan yang cukup penting sebelum mengambil keputusan akhir. Faktor-faktor yang terpenting harus diperhitungkan juga adalah faktor korosi tanah proyek itu sendiri. Jenis-jenis material yang umum disunakan antara lain :

I. Pipa yang terbuat dari tanah liar (vertified clay), banyak digunakan untuk aliran pembuangan dengan sistem pengankutan berdasarkan gaya berat, misalnya untuk kotoran-kotoran manusia dan pembuangan kotoran lainnya dengan aliran bertekanan dan temperatur rendah. Juga digunakan jenis ini dibawah bangunan atau concrete yang cukup tebal.

II. Besi tuang untuk dalam tanah (cast iron soil pipe). Pipa ini kemampuan kekuatannya diatas pipa tanah liat dan boleh dipasang dibawah bangunan serta concrete yang tebal. Pipa ini dapat pula mengalirkan cairan yang cukup panas.

III. Pipa baja karbon (carbon steel piping). Pipa ini banyak digunakan biasanya dilapis dengan bahan anti karat. Bahan anti karat ini lebih baik menggunakan pelapis plastik seperti scoth kote atau plicoflex, karena lebih tahan lama dari plastik pelapis aspal residu.

IV. Besi tulang pipa digunakan untuk pembuangan air dengan tekan tertentu.

V. Pipa beton digunakan untuk pembuangan kotoran air dengan ukuran 24 inch atau lebih.

VI. Pipa baja dilapis semen. Untuk pembuangan kotoran cairan yang korosif serta mempunyai kemampuan diatas pipa besi tuang.

(4)

Pedoman Pemasangan

Manholes harus ditempatkan pada daerah-daerah pusat sambungan cabang dan akan siap dialirkan kejalur utama. Untuk jalur pembuangan berukuran 24 inch dan lebih, manholes harus dibuat untuk setiap jarak 300 inch dan disediakan setiap jarak 500 inch untuk pembersihan sistem.

Untuk pemasangan jalur pembuangan bawah tanah haru dipelajari dan di cek : 1) Lokasi kabel listrik dan fasilitas bawah tanah, ukuran dan elevasinya.

2) Jalur masuk dan keluar bangunan (jalur pembuangan) yang dapat diminta dari arsitek atau sipil bangunan tersebut.

3) Lokasi dan elevasi.

4) Lokasi dan elevasi jalur kabel telepon.

5) Gardu listrik, telepon, tonggak-tonggak penghalang dan lain-lain seandainya ada. Sistem Aliran Bertekanan

Pemindahan aliran air pemadam kebakaran (fire water), air pendingin (cooling water) dan pembuangan proses yang tertutup dan dipompakan keluar dari sistem, dialirkan dengan tekanan, khususnya untuk air pemadam kebakaran dimana tekanan yang diberikan cukup besar. Penggunaan jalur pipa bawah tanah dengan aliran bertekanan ini bahannya harus dipilih teliti. Pemasangan pipa jalur bawah tanah dengan aliran bertekanan mempunyai sambungan atau hubungan dengan jalur pipa diatas tanah untuk aliran yang sama. Sehingga dalam perencanaan sitem perpiapaannya perlu diperhatikan pada daerah atau bagian mana pipa harus ditanam.

Sehubungan dengan aliran yang beda, temperatur, tekanan, serta kapasitas yang berbeda-beda pemilihan ukuran pipa setiap jalur dapat ditentukan berdasarkan kebutuhan begitu pula untuk bahan dan schedulenya. Peralatan pelengkap fitting, flens, katup dan instrumentasi disesuaikan dengan kebutuhannya.

Pipa Proses

Pipa yang digunakan tergantung dari temperatur tekanan, tingkat korosi suatu aliran proses. Biasanya digunakan :

beratus-ratus besi metal banyak digunakan untuk pipa. PIPA FLARE

Sistem Pembakaran Gas keatas

Sistem ini adalah merupakan sistem pembakaran gas, yang dibuang dengan cara pembakaran. Pembakaran gas keatas ini dibakar diujung flare keudara dengan sistem pengapian.

Pada daerah dingin atau bahkan bersalju dapat dipasang pipa-pipa pemanas uap. Apabila pipa-pipa atau tube pemanas uap dipasang, perlu pula dipasang kantung-kantung perangkap air dan katup buang airnya.

LOADING ARM

Adalah merupakan suatu alat yang umumnya digunakan untuk memasukkan aliran cair yang akan dikapalkan atau dipindahkan dengan sistem kerja.

PIPA POTONG PADA KATUP RELIEF

Apabila pembuangan udara atau gas dari katup relief tidak dibuang kesuatu jalur perpipaan untuk dibakar atau bahkan digunakan, maka dapat pula dibuang langsung ke udara.

Pembuangan gas ke udara dari katup relief ini perlu pula diperhatikan lokasi dan elevasi katup relief serta aliran gas apa. Sehingga pemasangan pipa jalur buang dari katup relief dapat dipasang seefektif mungkin.

(5)

Pipa Air

Untuk mengatasi tidak lancarnya air pada pagi dan sore hari, apalagi pada saat musim kemarau , dan sambil menunggu upaya yang dilakukan PDAM sebenarnya para pelanggan dapat melakukan sendiri dengan jalan menyempurnakan / merehab instalasi pipa air dalam rumah.

Cara Kerja :

1. Pada saat malam /siang hari dimana tekanan air PDAM bisa naik setinggi 3 meter,ball valve dibuka sehingga toren akan terisi air.

2. Pada saat toren sudah terisi penuh/tumpah,ball valve ditutup.

3. Pada saat pagi/sore hari dimana tekanan air PDAM kecil/aliran mati, ball valve dibuka sehingga air dari toren akan mengalir kebawah menuju kran kamar mandi,kran dapur dan kran lainnya.

4. Check valve berfungsi untuk menahan aliran air dari toren agar tidak kembali kejaringan pipa induk PDAM.

5. Toren isi 500 liter untuk pelanggan yang kebutuhannya kurang dari 50 m3 /bulan dan toren isi 1000 liter untuk pelanggan yang kebutuhannya lebih dari 50 m3/bulan.

6. Ball Valve (stop kran), Check valve (tusen klip) dan toren (tangki air) dapat dibeli ditoko bahan bangunan.

7. Pemasangan/penyempurnaan instalasi pipa air dalam rumah bisa dikerja pelanggan sendiri atau menghubungi pihak tenisi/instalatur PDAM setempat.

Beberapa keuntungan yang diperoleh yaitu : - Dengan mengeluarkan biaya tidak terlalu besar

1. Pelanggan bisa memperoleh air dengan lancar pada setiap saat.

2. Pelanggan tidak perlu lagi membuat sumur cadangan atau pasang pompa air, yang biayanya jauh lebih mahal.

1. Kloset

Kloset dapat dibagi dalam beberapa bagian menurut konstruksinya a) Tipe wash out

Tipe ini adalah tipe paling tua dari kloset duduk. Kotoran tidak jatuh ke dalam air yang merupakan sekat, melainkan pada suatu permukaan penampungan yang agak luas dan sedikit berair, sehingga seringkali pada waktu penggelontor tidak bisa bersih betul.akibatnya menimbulkan bau yang tidak sedap.Tipe ini seekarang sudah dilarang pemakaaianya oleh Amerika dan di Indonesia juga.

b) Tipe wash down

Tipe ini mempunyai konstruksi sedemikian hingga kotoran jatuh langsung atau tidak langsung ke dalam air sekat, sehingga bau yang timbul akibat sisa kotoran kurang dibandingkan dengan tipe wash out c) Tipe siphon

Tipe ini mempunyai konstruksi jalannya air buangan lebih rumit daripada tipe wash down, Jumlah air yang ditahan dalam sekat lebih banyak, muka airnya lebih tinggi daripada tipe wash down.bau yang ditimbulkan pun lebih berkurang.

d) Tipe siphon jet

Tipe ini dibuat agar menimbulkan efek siphon yang lebih kuat, dengan memancarkan air dalam sekat melalui suatu lubang kecil searah aliran buangan. Dibandingkan tipe siphon, tipe ini menggunakan air penggelotor lebih banyak.

e) Tipe blow-out

Tipe ini dirancang untuk menggelotor dengan cepat air kotor dalam mangkuk kloset, tetapi membutuhkanair dengan tekanan sampai 1 kg/cm2 dan menimbulkan suara berisik.

Saluran pembuangan harus fleksibel jika peralatan ini di ganjal di atas kayu, sambungan ini bisa fleksibel atau kaku jika alat ini diganjal di atas lantai beton. Sambungan yang fleksibel dapat dibuat dari :

1. Pasta/ dempul yang kental berwarna merah atau putih.

2. Bahan pencampur yang khusus untuk sambungan.

2. Urinoir

(6)

banyak dijual dalam berbagai bentuk dan kualitas.Urinoir dipasang pada dinding tembok degan ketinggian yang disesuaikan dengan keadaan.

SISTEM PEMIPAAN PADA BANGUNAN TINGGI

Instalasi pipa pada bangunan tingkat tinggi digunakan untuk mengalirkan air bersih (panas dan dingin ), air es untuk keperluan tata udara, air untuk keprluan pencegahan dan penangglangan bahaya kebakaran , pembuangan air kotor, air buangan , air hujan, dan air limbah.

SISTEM AIR KOTOR DAN AIR BERSIH OLAHAN

Sistem jaringan air pembuangan air kotor dan air bekas memakai sistem campuran yaitu pembuangan dimana air kotor dan air bekas dikumpulkan lalu dialirkan dalam satu saluran . Sumber tempat pembuangan ini berasal dari toilet (closet, wastafel, urinoir,floordrain, bathtub, kitchent zink dll) sistem pembuangan air ini berdasarkan gravitasi, dimana titik yang paling tinggi ketitik yang paling rendah, sehingga dalam instalasi pipa harus dilakukan pengaturan letak dan kemiringan pipa-pipa pembuangan (standar kemiringan), maka diharapkan dapat menyalurkan air kotor / disebut juga air limbah dengan baik dan tidak mengeluarkan bau.

Untuk menghindari bunyi yang berlebihan maka pipa saluran pada setiap lantai dipasang pipa vent (perangkap gedung dan penyalur udara bersih), phitrap (floordrain), leher angsa (wastafel). Seluruh air kotor dan air bekas jatuh pada riser horizontal pada lantai dasar menuju tempat pengolahan air limbah atau disebut juga Swage Treatment Plant (WTP).

SWAGE TREATMENT PLANT (WTP)

Pengolahan limbah di gunakan untuk memproses bakteri-bakteri pada air kotor , ada banyak jenis sistem pengolahan yang dipakai pada setiap gedung diantaranya menggunakan sistem ROTOR DISK dengan menggunakan Fixed Film Reaktor atau pertumbuhan melekat dengan keunggulan keseluruhan limbah dapat masuk tanpa melalui proses pengolahan awal dan sistem ini tidak menimbulkan bau sistem ini dilakukan secara melalui tahap – tahap sebagai berikut yaitu :

1.Primary Clarifier

Pemisahan padatan, pengendapan dan flotasi. sebagian padatan mengendap dan sebagian padatan mengapung berupa skim .

2.Rotor Disk

Secara bertahap air limbah masuk ke rotor zone untuk di proses pengolahan secara biologis oleh biomas yang tumbuh dimedia piringan / rotor disk , yang masing-masing ada 4 zone secara zig – zag dan mengalami kontak oksigen di udara waktu berada diatas air [ zona 1 , pertumbuhan biomas tebal dan berbentuk filament ] sedangkan [ zona 2 , 3 , 4 biomas tumbuh lebih tipis dan kompak , biasanya biomas berwarna coklat, coklat muda, atau kecoklatan , [ pada zona 4 , sebagian air di recycle ke proses awal / kembali ke primary clarifier dan sebagian menuju proses selanjutnya.

3.Final Clarifier

Merupakan pengendapan padatan tersuspensi dan air sudah memenuhi mutu air baku limbah sehingga bisa dibuang ke saluran kota dengan terlebih dahulu di injeksi desinfektan [ kaporit ] untuk membunuh mikro organisme yang berada dalam bak effluent tersebut. Air bersih olahan yang sudah memenuhi mutu kemudian ditampung di groundtank , dengan terlebih dahulu melalui proses backwash melalui media sand filter dan carbon filter . Air bersih olahan ini didistrubusikan untuk penggunaan air siraman taman , air coolling tower dan pendingin [sistem chiller] dan air siraman water closet [ WC ] .

4.Sistem Sumppit Air Hujan

Berfungsi untuk menampung pembuangan air hujan , air buangan dilantai dasar . Sistem pemipaan air hujan terpisah dari sistem air bersih untuk menghindari aliran-balik yang masuk ke dalam pipa saluran lain [ pipa air bersih ] jika pipa air hujan tersumbat . Air hujan yang ditampung dibak summpit dibuang ke saluran kota dengan menggunakan pompa tanpa sudu [ pompa jenis bawah air ].

SISTEM AIR BERSIH

Sumber air bersih untuk gedung didapat dari 2 sumber yaitu :

1. PDAM

2. Air Tanah

(7)

pemompaan sumur dalam akan mengalami kekeruhan atau kualitas air kurang baik maka di gunakan grountank I [raw water tank] penampungan air dari tanah dan groundtank II [clean water tank].

Setelah air dipompa lalu ditampung digroundtank I dan dikarenakan kualitas air [temperature,warna,bau,rasa dan kekeruhan] kurang baik maka air di salurkan atau di produksi di WTP [water treatment plant] untuk diproses agar memenuhi standar air minum.

Air di Raw Water Tank dipompa ke sistem WTP melalui pompa / tahap pencampuran dengan Clorint, P A C, Polimer kemudian dioleh dibak CLARIFIER dengan menggunakan Mixer [adukan air berupa baling-baling], kemudian hasil pencampuran dapat dilihat dibak BREAK tank dengan warna air keruh atau bening . Setelah produksi sisa-sisa air keruh / limbah hasil dari bak CLARIFIER di buang kesaluran kota. Air dari bak BREAK tank disalurkan ke Groundtank II [clean water tank] dengan melalui tahap-tahap penyaringan terlebih dahulu menggunakan SAND filter dan CARBON filter, air di Groundtank II lalu disalurkan dengan menggunakan pompa transfer ke atas gedung {bak penampungan air / Rooftank jenis FRP] lalu di distrubusikan kesetiap titik-titik outlet yang ada disetiap lantai dengan 2 sistem yaitu :

1. Sistem Tekan yaitu dengan menggunakan pompa booster, pompa booster ini digunakan karena jarak jatuh air tidak bisa mencapai tekanan ideal .

2. Sistem Gravitasi yaitu sistim yang mengandalkan jatuh air / berdasarkan ketinggian dan untuk mencapai tekanan ideal [ 6 kg ] , maka valve – valve disetiap lantai diatur pada besaran valve .

SISTEM SPRINKLER DAN HYDRANT

Sistem distribusi air pemadam kebakaran diambil dari groundtank / reservoir menggunakan pompa Fire Main Pump, Diesel Fire Pump dan Jocky Pump. Sistem instalasi pipa kebakaran ini bisa tersendiri [ main pump hydrant dan main pump sprinkler ] atau bisa menjadi satu dengan melalui pipa header [ fire main pump, diesel fire pump dan jocky pump ] dan instalasi ini terhubung dengan pressure tank , pada pressure tank terpasang pressure swicth yang digunakan untuk mengoperasikan pompa secara otomatis dan di-set sesuai dengan tekanan [ standat instalasi pipa gedung ] kemudian pipa header dibagi menjadi dua instalasi pipa yaitu pipa hydrant [warna merah] dan pipa sprinkler [warna orange].

1.Pipa Sprinkler

Instalasi pipa ini berfungsi untuk mengatasi kebakaran secara otomatis disetiap ruangan melalui head sprinkler , pipa sprinkler dipasang pada setiap lantai [dalam flapon] dengan jarak antara 3 sampai 5 meter , bila terjadi kebakaran pada salah satu lantai maka panas api dari titik kebakaran akan memecahkan head sprinkler .

2.Pipa Hydrant

Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menaggulangi kebakaran secara manual dengan menggunakan hydrant box , hydrant box ini tersedia pada setiap lantai dengan beberapa zone /tempat. Pada hydrant box terdapat fire hose[ selang ] ,nozzle, valve, juga terpasang alat bantu control manual call point, alarm bell serta indicating lamp dan untuk diluar gedung [ area taman / parkir ] terpasang hydrant pillar serta hose reel cabinet.

3.Jocky Fire Pump

Digunakan untuk menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressure tank. 4.Main Fire Pump

Digunakan sebagai pompa utama , bila tekanan / pressure tank turun setelah jocky pump tidak sanggup lagi mengatasi [ jocky pump akan mati sesuai dengan setting pressure tank ] maka main pump akan bekerja.

5.Diesel Fire Pump

Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa mengalami kerusakkan atau gagal operasional [listrik padam] dan pompa main pump serta jocky pump berhenti bekerja mensupply air maka diesel fire pump akan melakukan start secara otomatis berdasarkan pressure swicth . Bekerjanya diesel fire pump secara otomatis menggunakan panel diesel stater, panel ini juga melakukan pengisian accu/me-charger accu dan dapat bekerja secara manual dengan kunci stater pada diesel tersebut . Untuk perawatan pada diesel fire pump ini dilakukan pemanasan setiap minggu [2xpemanasan] ,sebelum dilakukan pemanasan diesel dilakukan pemeriksaan pada accu, pendingin air [air radiator] dan peng-checkkan pada pelumas mesin [oli mesin].

6.Siemense Conection

(8)

pemadam kebakaran/ pompa cadangan lain untuk menggantikan fungsi peralatan yang ada dalam keadaan emergency , siemese conection dipasang pada instalasi pipa sprinkler dan hydrant.

7.Sistem Fire Alarm

Fire alarm adalah merupakan sistem untuk membantu pemilik gedung untuk mengetahui secepatnya suatu sumber kebakaran , sehingga sebelum api menjadi besar pemilik gedung sudah dapat mengambil tindakan pemadaman .

Sistem ini memakai panel kontrol [ MCFA ] yang biasanya dikontrol dari ruang teknik dan panel Annuciator [panel kontrol tambahan] di pasang di ruang posko security agar petugas keamanan juga bisa cepat mengetahui lokasi kebakaran pada setiap lantai

Instalasi Plumbing Sistem Air Bersih.

Sumber air bersih diambil dari PDAM dimasukan ke dalam bak penampung air bersih

(

Clear Water Tank

) atau Ground Water Tank (

GWT

), sedangkan sumber air yang

berasal dari tanah atau sumur dalam (

deep well

) dimasukan kedalam penampung air

baku (

raw water tank

). Air dari Deep Well ini masuk ke tangki penampungan yang

berfungsi juga sebagai tangki pengendap lumpur atau pasir yang terbawa dari sumur.

Air yang berada di raw water tank diolah (

treatment

) di instalasi Water Treatment Plant

dan selanjutnya dialirkan ke clear water tank atau ground water tank, selanjutnya

dialirkan ke tangki air atap (

roof tank

) dengan menggunakan pompa transfer.

Distribusi air bersih pada dua lantai teratas untuk mendapatkan tekanan cukup

umummnya menggunakan pompa pendorong (

booster pump

), sedangkan untuk

lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.

Pada umumnya persediaan air bersih diperhitungkan untuk cadangan satu hari

pemakaian air. Dan kualitas air disesuaikan dg peraturan, UU dan standar yg berlaku di

wilayah yang bersangkutan. Untuk Indonesia: SNI No. 01-0220-1987 tentang air minum

yang boleh dialirkan ke alat plumbing, No.907/PERMENKES/VII/2002 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum, Kep-02/Men KLH/I/1998 tentang Baku Mutu Perairan

Darat, Laut dan Udara, dan sistem plumbing standart nasional indonesia, SNI 03 –

6481 – 2000 Sistem Plumbing.

Sistem Penyediaan Air Bersih terbagi menjadi empat sistem:

·Sistem Sambung Langsung

(9)

·Sistem Tangki Tekan

1.

oSistem Hydrocel

2.

oSistem Diaphragma

·Sistem Tanpa Tangki

1.

oSistem kecepatan putaran pompa konstan

2.

oSistem kecepatan putaran pompa variable

PERALATAN UTAMA & FUNGSI

·Pompa Transfer, berfungsi untuk memompa air bersih dari ground water tank ke

roof tank melalui pipa transfer. Beberapa jenis pompa transfer yang sering dipakai,

antara lain :

1.

oEnd Suction Pump

2.

oHorizontal Split Case Pump

3.

oMulti Stage Pump

4.

oCentrifugal Pump

·Pressure Tank, berfungsi untuk meringankan kerja pompa dari keadaan

start-stop yang terlalu sering. Beberapa jenis pressure tank yang sering dipakai, antara lain :

1.

oDiaphragma Pressure Tank

2.

oNon Diaphragma Pressure Tank atau Well Pressure Tank

·Peralatan pengaturan dan ukur, meliputi :

1.

oCheck Valve, penahan aliran balik air didalam instalasi pipa.

2.

oGate Valve, pengatur buka-tutup aliran air didalam pipa.

3.

oBall Valve, pengatur jumlah aliran air didalam pipa.

4.

oButterfly Valve, pengatur buka-tutup aliran air di dalam pipa.

5.

oFloating Valve, klep pengatur buka-tutup aliran air ke tanki.

6.

oFoot Valve, penahan air balik di bawah pipa isap.

7.

oStrainer, berfungsi sebagai filter air.

8.

oFlexible Joint, penahan getaran dan gerakan.

9.

oPressure Gauge, pengukur tekanan.

10.

oPressure Switch, alat kontak hubung-putus akibat tekanan.

11.

oFlow Switch, alat kontak hubung-putus akibat aliran.

12.

oWater Meter, pengukur debit air.

1.

1.Sistem

Sambung

Langsung

Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama

penyediaan air bersih (PDAM). Karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan

dibatasi ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut, maka sistem ini terutama dapat

diterapkan untuk perumahan dan gedung skala kecil dan rendah.

2.

2.Sistem

Tangki

Atas

(10)

lebih dahulu dalam tangki bawah atau dipasang pada lantai terendah, kemudian

dipompakan ke tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai

tertinggi bangunan. Dari tangki ini air didistribusikan ke seluruh lantai bangunan.

Sistem tangki atap ini seringkali digunakan dengan pertimbangan :

3.

1.

4.

1.Selama air digunakan tidak terjadi perubahan tekanan yang berarti pada alat

plumbing. Perubahan tekanan hanya terjadi karena akibat perubahan level air di dalam

tangki atap sehingga harus diupayakan agar level air tetap konstan.

5.

2.Pada sistem penyedia air tangki atas bekerja secara otomatis karena pada

umumnya dilengkapi swith automatik sehingga kecil kemungkinan timbulnya kesulitan

akibat penurunan tajam pada permukaan level air.

6.

3.Perawatan tangki atas relatif lebih sederhana dibandingkan dengan sistem

tangki tekan.

7.

4.Perlu pompa cadangan untuk bangunan yang besar dan tinggi.

Karena tuntutan alat-alat plumbing, agar dapat bekerja dengan baik maka peletakan

tangki atap menjadi penting. Sebagai contoh katub glontor (

flush valve

) dapat bekerja

dengan baik jika tekanan air pada alat plumbing sebesar 1,00 kg/cm2 atau tinggi tangki

atap lebih besar atau sama dengan 10 meter.

Jika peletakan tangki tidak memungkinkan sehingga tekanan tidak dapat tercapai maka

perlu dipertimbangkan pemasangan pipa sambung langsung ke alat saniter atau alat

plumbing (

fixture

) atau dengan memasang pompa pendorong (

booster pump

) agar

kerugian tekanan berkurang. Memilih alat plambing yang tidak terlalu tinggi tuntutan

tekanan kerjanya, misal kloset dengan katup glontor dengan tekanan kerja 0,6 kg/cm2

atau tinggi tangki 6,00 meter.

1.

3.Sistem

Tangki

Tekan

Prinsip kerja dari sistem tangki tekan (

hidrosfor

) adalah sebagai berikut, air yang telah

ditampung di dalam tangki bawah dipompa ke dalam tangki tertutup yang

mengakibatkan udara didalamnya terkompresi sehingga tersedia air dengan tekanan

awal yang cukup untuk didistribusikan ke peralatan plumbing di seluruh bangunan yang

direncanakan. Pompa bekerja secara otomatis diatur oleh detektor tekanan, yang

membuka dan menutup saklar penghasut motor listrik penggerak pompa. Pompa akan

berhenti bekerja jika tekanan tangki telah mencapai batas maksimum yang ditetapkan

dan mulai bekerja jika batas minimum tekanan yang ditetapkan telah dicapai.

Daerah fluktuasi tekan tergantung pada tinggi bangunan, misalkan untuk bangunan 2 –

3 lantai tekanan air harus mencapai 1 – 1,5 kg/cm

2

atau 0.981 – 1,471 bar atau 10 –

11.5 mka (

muka kolom air

).

Kelebihan-kelebihan sistem tangki tekan adalah lebih menguntungkan dari segi estetika

karena tidak terlalu menyolok dibandingkan dengan tangki atap, mudah perawatannya

karena dapat dipasang dalam ruang mesin bersama pompa-pompa lainnya dan harga

awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang di atas menara.

Disamping itu diperlukan juga kompressor dan keduanya dioperasikan secara

automatis.

(11)

maka setiap beberapa hari sekali harus ditambahkan udara dengan kompresor atau

dengan menguras seluruh air dari dalam tangki tekan.

Rancangan volume udara dalam tangki umumnya sebesar 30% dari volume tangki dan

sisanya berisi air. Seiring dengan berkurangnya udara maka kompressor menjadi

kebutuhan mutlak harus dipasang.

Variasi sistem tangki tekan adalah sebagai berikut:

1.

0.

Sistem Hydrocel:

Sistem tangki tekan hydrocel untuk tangki tekan

menggunakan tabung bahan karet khusus yang dapat mengembang dan menyusut

sesuai dengan tekanan tangki. Penambahan udara pada tangki tekan karet ini perlu

karena tidak kontak langsung. Sistem ini mempunyai kekurangan yaitu air dalam tangki

sedikit.

2.

1.

Sistem Tangki Tekan dengan Diapragma:

Sistem tangki tekan dengan

diafram ini, untuk tangki tekan menggunakan tabung bahan karet khusus sebagai

pemisah air dengan udara.tekanan tangki. Penambahan udara pada tangki tekan karet

ini perlu karena tidak kontak langsung. Sistem ini mempunyai kelebihan yaitu sebagai

penyimpan air dan peredam pukulan. Namun dalam hal ini tidak dapat difungsikan

secara bersama-sama.

Sistem tangki tekan dapat dianggap lebih berfungsi sebagai suatu sistem pengaturan

tekanan dibandingkan dengan fungsinya sebagai penyimpan air, karena bukan sebagai

sistem penyimpan air seperti tangki atap dan karena jumlah volume air yang efektif

tersimpan dalam tangki tekan relatif sedikit, mengakibatkan pompa akan sering bekerja

dan menyebabkan pompa lebih berat kerjanya.

1.

4.Sistem

Tanpa

Tangki

Sistem ini sebenarnya tidak direkomendasi oleh berbagai pihak, Sistem ini tidak

menggunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan ataupun tangki atap. Air

dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa menghisap langsung

dari pipa utama.

2.

0.Sistem kecepatan putaran pompa konstan, Pompa utama selalu bekerja

sedangkan pompa lain akan bekerja secara otomatik yang diatur oleh tekanan.

3.

1.Sistem kecepatan putaran pompa variabel, Sistem ini untuk mengubah

kecepatan atau laju aliran diatur dengan mengubah kecepatan putaran pompa secara

otomatik. Sistem kecepatan putaran pompa variabel mempunyai keuntungan/

kerugiannya antara lain :

4.

0.Mengurangi tingkat pencemaran air karena tidak menggunakan tangki,

5.

1.Mengurangi terjadinya karat karena tidak kontak udara langsung,

6.

2.Beban struktur semakin ringan karena tidak ada tangki atas,

7.

3.Biaya pemakaian daya listrik besar,

8.

4.Penyediaan air bersih tergantung pada sumberdayanya,

9.

5.Investasi awal besar.

Instalasi Plumbing Sistem Air Kotor Dan Air Bekas.

Untuk limbah air kotor yang berasal dari toilet dan bangunan-bangunan penunjang

masuk langsung ke septic tank yang dibuat berdekatan dengan bangunan tersebut, dan

masuk ke dalam tangki resapan serta over flow diarahkan ke saluran terdekat.

(12)

Sistem venting merupakan sistem instalasi plumbing yang dapat mengeluarkan udara

yang terjebak di dalam instalasi pipa air buangan guna menghindari efek siphone.

SISTEM SPRINKLER DAN HYDRANT

Posted by Muhammad Taufan

Sistem distribusi air pemadam kebakaran diambil dari groundtank / reservoir menggunakan pompa Fire Main Pump, Diesel Fire Pump dan Jocky Pump. Sistem instalasi pipa kebakaran ini bisa tersendiri [ main pump hydrant dan main pump sprinkler ] atau bisa menjadi satu dengan melalui pipa header [ fire main pump, diesel fire pump dan jocky pump ] dan instalasi ini terhubung dengan pressure tank , pada pressure tank terpasang pressure swicth yang digunakan untuk mengoperasikan pompa secara otomatis dan di-set sesuai dengan tekanan [ standat instalasi pipa gedung ] kemudian pipa header dibagi menjadi dua instalasi pipa yaitu pipa hydrant [warna merah] dan pipa sprinkler [warna orange].

1.Pipa Sprinkler

Instalasi pipa ini berfungsi untuk mengatasi kebakaran secara otomatis disetiap ruangan melalui head sprinkler , pipa sprinkler dipasang pada setiap lantai [dalam flapon] dengan jarak antara 3 sampai 5 meter , bila terjadi kebakaran pada salah satu lantai maka panas api dari titik kebakaran akan memecahkan head sprinkler .

2.Pipa Hydrant

Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menaggulangi kebakaran secara manual dengan menggunakan hydrant box , hydrant box ini tersedia pada setiap lantai dengan beberapa zone /tempat. Pada hydrant box terdapat fire hose[ selang ] ,nozzle, valve, juga terpasang alat bantu control manual call point, alarm bell serta indicating lamp dan untuk diluar gedung [ area taman / parkir ] terpasang hydrant pillar serta hose reel cabinet.

3.Jocky Fire Pump

Digunakan untuk menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressure tank. 4.Main Fire Pump

Digunakan sebagai pompa utama , bila tekanan / pressure tank turun setelah jocky pump tidak sanggup lagi mengatasi [ jocky pump akan mati sesuai dengan setting pressure tank ] maka main pump akan bekerja.

(13)

Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa mengalami kerusakkan atau gagal operasional [listrik padam] dan pompa main pump serta jocky pump berhenti bekerja mensupply air maka diesel fire pump akan melakukan start secara otomatis berdasarkan pressure swicth . Bekerjanya diesel fire pump secara otomatis menggunakan panel diesel stater, panel ini juga melakukan pengisian accu/me-charger accu dan dapat bekerja secara manual dengan kunci stater pada diesel tersebut . Untuk perawatan pada diesel fire pump ini dilakukan pemanasan setiap minggu [2xpemanasan] ,sebelum dilakukan pemanasan diesel dilakukan pemeriksaan pada accu, pendingin air [air radiator] dan peng-checkkan pada pelumas mesin [oli mesin].

6.Siemense Conection

Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa [diesel fire pump, fire main pump dan jocky pump] tidak bisa di operasional / gagal bekerja pmaka dilakukan pengisian air kedalam jaringan pipa dari mobil pemadam kebakaran/ pompa cadangan lain untuk menggantikan fungsi peralatan yang ada dalam keadaan emergency , siemese conection dipasang pada instalasi pipa sprinkler dan hydrant.

7.Sistem Fire Alarm

Fire alarm adalah merupakan sistem untuk membantu pemilik gedung untuk mengetahui secepatnya suatu sumber kebakaran , sehingga sebelum api menjadi besar pemilik gedung sudah dapat mengambil tindakan pemadaman .

Sistem ini memakai panel kontrol [ MCFA ] yang biasanya dikontrol dari ruang teknik dan panel Annuciator [panel kontrol tambahan] di pasang di ruang posko security agar petugas keamanan juga bisa cepat mengetahui lokasi kebakaran pada setiap lantai

Sistem Instalasi Plumbing

Posted by Ilmu Konstruksi on Wednesday, 10 April 2013

A. Definisi Plumbing

(14)

dalam hal kualitas dan kontinuitas yang memenuhi syarat dan pembuangan air bekas atau kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainya untuk mencapai kondisi higenis dan kenyamanan yang diinginkan.

Plumbing mempunyai fungsi dan tujuan, adapun fungsi dan tujuanya sebagai berikut :

"Menciptakan suatu bangunan yang memenuhi kesehatan dan sanitasi yang baik

dengan suatu sistem pemipaan yang dapat mengalirkan air bersih ketempat tempat yang dituju dan membuang air kotor ke saluran pembuang tanpa mencemari bagian penting lainnya dengan tidak melupakan kenyamanan dan keindahan."

Ada 3 sistem/saluran yang dikenal sebagai sistem plumbing

1. sistem/ saluran air bersih - Saluran Penampungan Air - Saluran Pemadam Kebakaran

2. sistem/ saluran air kotor - Saluran pembuang air hujan - Saluran Kotor WC ke Septictank

3. sistem/ saluran udara atau gas

Bahan yang umum digunakan adalah dari besi/baja dengan lapisan galvanis, plastik, pvc, porselin dan dari beton betulang. Bahan harus memenuhi syarat tidak menyerap air, mudah dibersihkan, tidak berkarat atau mudah aus. Untuk instalasi air bersih maupun air kotor dalam bangunan kecuali instalasi air panas biasa digunakan pipa PVC, pipa ini dapat dibagi (bila tidak ada spesifikasi khusus):

a. Berdasarkan typenya ( ketebalan ) :

1. Type AW

Untuk pipa dengan kawalitas yang paling baik ( tebal ).

Biasanya digunakan untuk saluran air bersih / air minum yang mempunyai kekuatan tekan yang cukup tinggi.

2. Type D

Untuk pipa kwalitas sedang dengan tebal medium.

Biasanya digunakan untuk saluran pembuang, seperti saluran air hujan, saluran pem- buangan bekas cuci / mandi, saluran septictank, dsb.

3. Type C

Untuk pipa dengan kwalitas paling rendah (tipis).

(15)

b. Ukuran diameter penampang pipa.

a. Untuk saluran air bersih digunakan ukuran 1/2", 3/4", 1", 1,5". b. Untuk saluran pembuang digunakan ukuran 1", 1,5" 2", 3", 4", 5".

Merek-merek yang di pasaran contohnya : Wavin, Rucika, Maspion, Pralon, Impralon, Dexlon.

B. Metode pelaksanaan

a. Instalasi Air bersih :

1. Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.

2. Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaanplesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).

3. Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.

4. Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.

5. Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).

6. Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.

7. Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter

8. Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik, simetris dengan luas keramik.

9. Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa : - Untuk pipa Gip maximum 10 Bar

- Untuk pipa PVC maximum 6 Bar

(16)

1. Hal yang perlu diketahui : Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangan.

2. Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.

3. Sambungan harus betul-betul rapat.

4. Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak kontrol) pada tempat-tempat tertentu.

5. Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.

6. Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.

7. Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).

8. Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.

9. Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), di mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet, fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.

10. Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.

11. Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.

c. Saluran Air Hujan.

1. Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.

2. Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan mengguna klem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 ".

3. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol pada pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.

(17)

d. Saluran Pipa Wc ke Septictank

1. Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya, karena

kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor dengan air, kemiringan minimal 2 %.

2. Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D.

Referensi

Dokumen terkait

Cara yang sederhana dalam mencari diameter dalam pipa adalah dengan menggunakan Rumus Hazzen-Williams yang sudah dituangkan ke diagram- diagram pada Gambar 2.23, 2.24 atau