Faktor-Faktor yang
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Mempengaruhi
Epidemi Penyakit
Epidemi Penyakit
Tumbuhan
Tumbuhan
Faktor – faktor yang mempengaruhi
perkembangan epidemi penyakit
tumbuhan yaitu :
1. Tanaman inang
2. Lingkungan
Tanaman Inang
Tanaman Inang
Beberapa faktor internal dan eksternal tanaman inang
tertentu memainkan peranan penting dalam
perkembangan epidemi yang menyangkut inang tersebut.
1. Tingkat Ketahanan Genetik atau Kerentanan Inang 2. Derajat Keseragaman Genetik Tanaman Inang
1
1. Tingkat Ketahanan Genetik atau . Tingkat Ketahanan Genetik atau Kerentanan Inang
Kerentanan Inang
Ketahananan Vertikal/Kualitatif/Spesifik Ras
Istilah yang dicetuskan oleh Vanderplank pada tahun
1950-an
Dikendalikan oleh beberapa gen ketahanan “major” dan
termasuk kuat.
Hampir selalu dipengaruhi oleh gen tunggal (single
genes)
Setiap gen tahan selalu memberi ketahanan kepada 1
ras patogen
Mudah dikenali dan ditapis bagi pemulia tanaman (plant
breeder)
Gen-gen tunggal ini hampir selalu diatasi oleh ras baru
Ketahananan Horizontal/Kuantitatif/Awet
Istilah yang dicetuskan oleh Vanderplank pada
tahun1950-an
Dikendalikan oleh beberapa gen ketahanan “minor” dan
lebih lemah dari ketahanan vertikal.
Selalu disusun oleh gen yang lebih dari satu (multiple
genes)
Memberi suatu level ketahanan kepada semua ras
patogen
Merupakan proses “pengurangan angka” untuk:
1
1. Tingkat Ketahanan Genetik atau . Tingkat Ketahanan Genetik atau Kerentanan Inang
Kerentanan Inang
Tanaman inang yang mempunyai ketahanan vertikal tidak
memungkinkan patogen menjadi berkembang pada tanaman tersebut, kecuali jika patogen mempunyai ras baru yang
virulen.
Tanaman inang yang mempunyai ketahanan horizontal
mungkin akan terinfeksi, namun laju penyakit dan epideminya akan berkembang tergantung pada tingkat ketahanan dan
kondisi lingkungannya.
Tanaman inang yang rentan yang tidak mempunyai gen
ketahanan, tanaman menjadi penyedia substrat yang ideal untuk terjadi dan berkembangnya infeksi. Untuk itu, adanya patogen yang virulen dan lingkungan yang mendukung,
2. Derajat Keseragaman Genetik
2. Derajat Keseragaman Genetik
Tanaman Inang
Tanaman Inang
Monokultur
Bila tanaman inang seragam secara genetik, terutama bila gen tersebut berkaitan dengan ketahanannya terhadap
penyakit, ditanam di areal yang luas, sangat mungkin terjadi bahwa ras patogen baru akan nampak yang dapat
menyerang genom tanaman tersebut dan menimbulkan epidemi.
Contoh, hawar Helminthosporium maydis pada oat Victoria dan pada ‘southern corn leaf blight’ pada jagung yang
Laju tertinggi perkembangan epidemi umumnya terjadi
pada tanaman budidaya yang diperbanyak secara vegetatif, kemudian pada tanaman yang menyerbuk sendiri, dan yang menyerbuk silang.
Hal-hal ini menjelaskan kenapa kebanyakan epidemi berkembang sangat lambat pada kondisi alami.
2. Derajat Keseragaman Genetik
2. Derajat Keseragaman Genetik
3. Tipe Tanaman Budidaya
3. Tipe Tanaman Budidaya
Pada tanaman semusim dan penyakit pada daun
4. Umur Tanaman Inang
4. Umur Tanaman Inang
Tanaman akan berubah kerentanannya terhadap
penyakit sejalan dengan umur tanaman tersebut.
Perubahan ketahanan dengan umur dikenal
dengan “Ketahanan Ontogenik”. Contoh:
Penyakit yang disebabkan oleh Botrytis,
Penicillium, Monilia dan Glomerella, bagian
tanaman menjadi tahan selama pertumbuhan dan pada saat periode awal dewasa tetapi menjadi
rentan setelah mendekati masak.
Hawar daun pada kentang (Phytophthora
infestans), stadia kerentanan saat muda selama
periode pertumbuhan kemudian diikuti oleh
Perubahan kerentanan bagian tanaman sejalan dengan umur tanaman:
Pattern I: tanaman hanya rentan pada tahap pertumbuhan vegetatif maksimum (1a) atau tahap awal pertumbuhan (1b).
Pattern II: tanaman hanya rentan setelah mencapai kematangan, kerentanan meningkat dengan umur tanaman yang makin tua.
Pattern III: tanaman rentan ketika sangat muda dan akan retan kembali setelah mencapai tingkat kematangan.
Pythium damping off and root rots, downy mildews, peach leaf curl, systemic smuts, rusts, bacterial blights, and viral infections, the hosts (or their parts) are susceptible only during the the growth period and become resistant during the adult period (adult resistance)
Change of susceptibility of plant parts with age
With several diseases,such as rusts and viralinfections plant parts are actually quite resistant ti infection while very young, become susceptible later in their growth,and then become resitant again before they re fully expanded.
Patogen
Patogen
1. Tingkat Virulensi
Patogen yang virulen dapat
menginfeksi secara cepat pada inang
dan menyebabkan produksi inokulum
lebih cepat dalam jumlah yang lebih
besar, dan menyebabkan penyakit lebih
cepat dibandingkan dengan patogen
2. Jumlah Inokulum Dekat Inang
Propagul patogen yang lebih banyak (bakteri, spora jamur dan sklerotia, telur nematoda,
tanaman yang terinfeksi virus, dan seterusnya) dalam tanaman inang atau di lahan yang
berdekatan, akan menyebabkan lebih banyak inokulum yang akan sampai pada inang pada saat yang lebih awal, sehingga dengan cara
3. Jenis Reproduksi Patogen
Seksual (oospora, ascospora) Aseksual (konidia, zoospora)
Semua jenis patogen akan
menghasilkan keturunan dalam satu
daur reproduksi (waktu generasi),
tetapi beberapa diantaranya dapat
menghasilkan keturunan yang jauh
lebih banyak dibandingkan jenis
4. Ekologi Patogen
Ektoparasit Endoparasit
Patogen-patogen tertentu membentuk
5. Cara Penyebaran patogen
Active
Passive dispersal
Cara penyebaran patogen menentukan
cepat-lambat terjadinya epidemi.
Seperti : patogen tular benih (
seedborne
pathogens)
, patogen tular tanah (
soilborne
pathogens)
, patogen terbawa udara
Lingkungan
Lingkungan
1
1. Kelembaban. Kelembaban
Kelembaban yang berlebihan, berlangsung lama atau
terjadi berulangkali, merupakan faktor yang sangat membantu perkembangan epidemi penyakit.
Penyakit yang disebabkan oleh patogen tular tanah
seperti Fusarium dan Streptomyces lebih merusak di daerah kering dibanding di daerah lembab
Epidemi yang disebabkan virus dan molicutes
dipengarungi secara tidak langsung oleh kelembaban.
Kelembaban yang sangat tinggi akan meningkatkan
Effect of foliage density on development of
Phytophthora infestans
during a period of partly favorable weather (May–June) and
of very favorable weather (November– December).
Rotem and Ben-Joseph (1970). Plant Dis.
2. Suhu
Epidemi penyakit tanaman lebih berkembang
karena pengaruh suhu yang lebih rendah atau lebih tinggi dibanding dengan kisaran suhu optimum bagi tanaman inang.
Kisaran suhu tertentu dapat menurunkan tingkat
ketahanan horizontal dan pada tingkat tertentu
3)
3) Monitoring Unsur Lingkungan Monitoring Unsur Lingkungan
Banyak kesulitan yang kita jumpai untuk
memonitoring faktor-faktor lingkungan selama berlangsungnya epidemi penyakit. Hal tersebut
terjadi karena proses monitoring harus kita lakukan secara terus menerus terhadap beberapa faktor
yang berbeda pada tempat-tempat yang berbeda. Misalnya dengan cara mengukur besaran suhu,
M
M
anusia
anusia
Banyak aktivitas manusia yang berpengaruh
langsung maupun tidak langsung terhadap
epidemi penyakit tanaman.
Pengaruhnya dapat meningkatkan maupun
M
M
anusia
anusia
Persiapan dan seleksi lahan
Seleksi bahan perbanyakan tanaman Cara bercocok tanam
1.
1.
Persiapan dan seleksi lahan
Persiapan dan seleksi lahan
Lahan yang terletak rendah dengan aerasi
dan drainase jelek akan lebih memberi
2
2
. Seleksi bahan perbanyakan tanaman
. Seleksi bahan perbanyakan tanaman
Penggunaan benih atau bahan perbanyakan lain yang membawa berbagai macam patogen akan dapat meningkatkan inokulum awal pada tanaman dan memberi peluang yang lebih besar untuk
3. Cara bercocok tanam
Penanaman satu varietas tanaman secara
monokultur dalam areal yang luas dan terus menerus atau dari musim kemusim berikutnya dengan tingkat pemupukan nitrogen tinggi,
pengolahan tanpa pengerjaan tanah, irigasi dari atas, kerusakan akibat aplikasi pestisida dan
sanitasi yang jelek, semuanya akan dapat
4. Cara pengendalian penyakit tanaman
Tindakan pengendalian, misalnya : penggunaan bahan kimia, sanitasi, rotasi, dll dapat menurunkan bahkan menghilangkan terjadinya epidemi penyakit tertentu.
Namun perlu diperhatikan bahwa tindakan pengendalian, terutama penggunaan bahan kimia dan penanaman
varietas tahan dapat mendorong terjadinya seleksi strain-strain virulen yang tahan terhadap bahan kimia atau
mampu menyerang varietas tahan, sehingga akhirnya terjadi epidemi.
5. Introduksi patogen baru
Mobilitas manusia dari satu daerah ke daerah lain sampai pada tingkatan antar negara sangatlah
tinggi. Disamping mobilitas manusia yang tinggi juga alat transportasi yang digunakan sudah