BAB III PEMBAHASAN
A. Matriks Penggunaan Media Pembelajaran Berdasarkan Tahap Perkembangan oleh Piaget Tahap-tahap
Perkembangan
Keterangan Tahap Perkembangan Media yang Cocok Digunakan Tahap Sensorimotor
(umur 0-2 tahun)
Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak reflex, bahasa awal, dan ruang waktu sekarang saja
Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu
ingin merubah tempatnya
Gambar fotografik berwarna yang sederhana, seperti gambar manusia, binatang.
Media grafis sederhana berupa simbol-simbol, sketsa,
Media audio sederhana seperti suara binatang Media model sederhana seperti boneka
binatang Media nyata Tahap preoperasional
(umur 2-7/8 tahun)
Tahap ini dibagi menjadi 2: Tahap preoperasional
Anak telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsepnya, walaupun masih sangat sederhana.
Kemampuan bahasa mulai berkembang, pemikiran masih statis, belum dapat berpikir abstrak, dan kemampuan persepsi waktu dan ruang masih terbatas.
Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan mencolok
Mampu mengumpulkan barang-barang menurut
Gambar fotografik yang lebih kompleks,
yang dapat digunakan untuk
pengelompokkan, seperti fotonovela (sekumpulan gambar fotografik yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya) Sketsa, gambar, dan poster dengan
tulisan/symbol yang tidak terlalu kompleks Kartun yang gambarnya berbentuk seri dan
berwarna
Program kaset atau radio pendidikan Program televise/video pendidikan
kriteria, termasuk kriteria yang benar
Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat menjelaskan perbedaan antara deretan
Tahap intuitif
Anak telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstrak.
Anak dapat membentuk kelas-kelas atau kategori objek, tetapi kurang disadarinya
Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal yang lebih kompleks
Media model seperti sandiwara boneka, permainan lego, puzzle sederhana
Media realita, seperti benda-benda sesungguhnya, widya wisata
Tahap operasional konkret
(umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)
Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret.
Untuk menghindari keterbatasan berpikir anak perlu diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu menelaah persoalan.
Pada masa ini, anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat, dan membagi.
Media visual yang diproyeksikan berupa gambar bergerak yang sifatnya konkret. Media grafis berupa simbol-simbol,
huruf,dan angka
Grafik dan bagan sederhana
Gambar, poster, dan kartun yang sudah disertai tulisan
Peta datar sederhana
Kaset dan Radio pendidikan
Program televise/video pendidikan dan slide suara
banyak gambar)
Media model yang sifatnya konkret Media realita
Media specimen berupa awetan, akuarium, kebun binatang, dan insectarium.
Tahap operasional formal
(umur 11/12-18 tahun)
Anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan Anak sudah mulai memiliki kemampuan menarik
kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa.
Kondisi berpikir anak sudah bekerja secara efektif dan sistematis, menganalisis secara kombinasi, berpikir secara proposional
Sudah dapat berpikir secara deduktif, induktif, menganalisis, mensintesis, mampu berpikir secara abstrak dan secara reflektif, serta mampu memecahkan berbagai masalah.
Media visual seperti media visual yang diproyeksikan dan media visual yang tidak diproyeksikan
Media grafis seperti sketsa, gambar, grafik, bagan, poster, peta datar yang lebih kompleks
Media audio Media audiovisual
Media cetak seperti buku pelajaran, suat kabar, majalah, ensiklopedi, buku suplemen, pengajaran berprogram
Pembelajaran fisika diajarkan kepada peserta didik pada tahap operasional formal, yaitu pada tingkat 5 dan tingkat 6 (menurut Permendikbud No 59 tahun 2014). Oleh karena itu, pada tahap operasional formal ini, peserta didik dapat menggunakan jenis media pembelajaran fisika dalam proses pembelajarannya. Berikut ini jenis media dalam pembelajaran fisika
Gambar 3. Klasifikasi Media dalam Pembelajaran.
Dari sekian jenis media pembelajaran pada Gambar 3, pada dasarnya jenis media “Alat Bantu” hampir tidak mempunyai perbedaan untuk semua mata pelajaran. Namun untuk jenis media “Alat Peraga” dan “Alat Ukur” mempunyai karakter yang berbeda untuk setiap mata pelajaran. Berikut disajikan contoh media “Alat Peraga” dan “Alat Ukur” untuk mata pelajaran Fisika.
a. Benda Asli
yang terjadi pada pembangkit listrik tenaga air. Contoh lain benda asli sebagai alat peraga fisika adalah berbagai jenis logam yang terdapat pada set kubus materi dalam KIT Mekanika. Adakalanya dalam mengobservasi benda asli, menjumpai kendala berupa tidak terdapatnya obyek tersebut di sekitar lingkungan sekolah, atau benda tersebut terlalu kecil, terlalu besar, dan terlalu jauh untuk diamati langsung. Untuk itu guru perlu menyiapkan alat peraga lain sebagai tiruan dan pemodelan dari benda asli tersebut.
b. Benda Tiruan
Untuk mempermudah peserta didik dalam mempelajari obyek dan fenomena fisika, guru dapat menggunakan alat yang biasanya sudah tersedia secara terpadu dalam KIT Fisika. KIT Fisika yang tersedia di laboratorium sekolah biasanya terdiri dari KIT mekanika, listrik magnet, optik, dan hidrostatika & panas. Komponen atau alat-alat dalam KIT tersebut dapat digunakan untuk kegiatan praktikum peserta didik. Misalnya tiruan katrol untuk praktikum pesawat sederhana terdapat pada KIT mekanika. tiruan transformator (trafo) terdapat pada KIT listrik magnet.
c. Model
No Nama Alat Gambar Deskripsi Model
Teori kinetic
Model iniberupa Tabung transparan, panjang kira-kira 300 mm dan
diameter 50 mm, didudukkan vertikal pada penyangga. Sebuah pengisap di ujung bawah lubang digerakkan naik turun oleh motor listrik tegangan rendah (1,5 - 6,0 V d.c). Di atas pengisap itu, jadi di bagian lain tabung, ada pengisap lain yang ringan dan bertangkai. Tangkai dapat
bergerak bebas melalui lubang di tutup tabung. Lengkap dengan 100 butir peluru kecil sekali dan 5 lingkaran beban tipis (diameter sekitar 25 mm). Digunakan untuk simulasi kelakuan gas jika molekul-molekulnya memperoleh energi.
2 Model
Mesin Uap Model mesin dengan ketel uap dari tembaga atau kuningan. Terpasang katup pengaman, keran pengosongan dan roda gila dengan katrol penggerak diameter 24 mm. Alas dari logam, lengkap dengan pembakar spiritus.
3 Model Bel
Listrik Bekerja dengan tegangan 3-6 Volt, dalam kotak plastik yang kuat dengan tutup yang dapat dilepas supaya kelihatan kerjanya.
4 Model
Tata Surya
Model surya dan planet-planet. Semua planet dapat beredar lancar
mengelilingi surya. Berbagai planet mudah dikenal, memberi pengertian tentang ukuran, jarak dan lajunya planet mengelilingi surya.
a. Alat Ukur
B. Matriks Perbandingan Teori Belajar dan Medianya Faktor
Pembeda
Kognitivisme-Konstruktivisme
Behavioristik Sibernetik Informatik
Belajar Belajar merupakan usaha pemberian makna oleh peserta didik kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya.
Belajar adalah perubahan tingkah laku, yang merupakan hasil dari stimulus-respon. Aliran ini menganggap. Seseorang telah belajar jika ia telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Untuk membuat seseorang belajar, perlu adanya stimulus yang diberikan oleh pendidik. Penguatan merupakan faktor penting dalam belajar, karena dapat memperkuat timbulnya respon berupa hasil belajar.
Belajar adalah pengolahan informasi.
Perubahan proses
informasi dari
lingkungan menjadi struktur kognitif.
Pembelajaran 1. Kurikulum disajikan mulai dari keseluruhan menuju ke bagian-bagian, dan lebih mendekatkan pada konsep-konsep yang luas
2. Pembelajaran lebih menghargai pada pemunculan pertanyaan dan ide-ide peserta didik
1. Kurikulum disajikan dari bagian-bagian menuju ke seluruhan dengan menekankan pada keterampilan-keterampilan dasar 2. Pembelajaran sangat
taat pada kurikulum yang telah ditetapkan 3. Kegiatan kurikuler lebih
banyak mengandalkan
Pembelajaran berlangsung sejalan dengan sistem informasi, tidak ada satupun cara belajar ideal untuk segala situasi
Lebih mengarah pada pemprosesan informasi, mulai dari mengumpulkan
dan menghadirkan
informasi, menyimpan,
serta mendapatkan
3. Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada sumber-sumber data primer dan memanupulasi bahan
pada buku teks dan buku kerja
Evaluasi Evaluasi proses dan hasil belajar peserta didik terjalin di dalam kesatuan kegiatan pembelajaran, dengan cara guru mengamati hal-hal yang sedang dilakukan peserta didik, serta melalui tugas-tugas pekerjaan.
Evaluasi belajar dipandang sebagai bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. Menekankan evaluasi pada kemampuan peserta didik secara individual. Evaluasi dilakukan diakhir pembelajaran dengan cara testing.
Lebih menekankan bagaimana peserta didik mengembangkan cara untuk memecahkan masalah. Menggunakan berbagai cara untuk mengontrol proses belajar/ berfikir
Penilaian atau evaluasi belajar siswa pada teori informatik diukur dengan mengamati cara siswa mengolah
informasi yang
diberikan kepadanya,
hingga pada
penampilan kembali informasi yang telah diolah tersebut dengan cara yang bervariasi.
Peserta didik Peserta didik banyak belajar dan bekerja di dalam group proses.
Peserta didik biasanya bekerja sendiri-sendiri, tanpa ada group proses dalam belajar.
Peserta didik bisa belajar dan bekerja sendiri atau dalam kelompok untuk memproses informasi yang ada dalam materi. Sangat dituntut keaktivan peserta didik dalam memproses informasi yang diberikan. Aktivitas yang dilakukan bebas selama informasi bisa diproses dan menjadi pengetahuan/ memori jangka panjangnya.
Pendidik Guru tidak mendominasi kegiatan pembelajaran. Guru-guru konstruktivistik mengakui dan menghargai dorongan diri manusia/ peserta didik untuk mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk terjadinya aktivitas konstruksi pengetahuan oleh peserta didik secara optimal. Tugas guru dalam proses pembelajaran adalah;
1. menentukan tujuan 2. menentukan materi
pelajaran
3. menentukan topic-topik secara aktif oleh peserta didik dengan bimbingan minim dari guru
4. menentukan dan merancang kegiatan belajar yang cocok untuk topic yang akan dipelajari peserta didik.
5. menyiapkan
Pendidik adalah orang yang mendominasi kegiatan pembelajaran. Tugasnya memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar, dengan cara memberikan stimulus, penghargaan atau hukuman
dalam kegiatan
pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang baik. Guru menyampaikan materi pelajaran melalui ceramah, dan banyak tergantung pada buku teks. Tugas guru dalam proses pembelajaran adalah;
1. menentukan tujuan 2. menentukan
matreri pelajaran 3. mengkaji materi
pelajaran
4. menyusun sesuai dengan system informasi
5. menyajikan materi dan membimbing peserta didik dengan pola sesuai materi pelajaran
Tugas guru dalam proses pembelajaran adalah;
1. menetapkan tujuan 2. menentukan materi
pelajaran
3. mengkaji system informasi (materi) 4. menyusun system
informasi
5. mengkaji materi dan membimbing peserta didik dengan pola sesuai materi pelajaran.
Sebagai motivator siswa dalam mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat atau mengkode
informasi yang
diterimanya.
Guru sebagai fasilitator harus mampu menciptakan kondisi yang mendukung yaitu empati, penghargaan dan umpan balik positif. Tugas guru dalam proses pembelajaran adalah;
1. menentukan tujuan 2. menentukan materi
pelajaran
3. mengidentikfikasi entri behavior peserta didik 4. mengidentifikasi topic 5. mendisain wahana
yang akan digunakan untuk belajar
6. membimbing peserta didik secara aktif 7. membimbing peserta
didik memahami hakekat makna dan pengalaman belajar 8. membimbing peserta
pertanyaan yang akan memacu kreativitas peserta didik untuk berdiskusi atau bertanya.
6. mengevaluasi proses dan hasil belajar
konseptaulisasi pengalaman terdekat 9. membimbing peserta
didik sampai mampu mengaplikasikan konsep baru ke situasi baru
10. mengevaluasi proses dan hasil belajar. Lingkungan
Belajar
Menekankan kepada aktivitas peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Jadi segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut. Peserta didik diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu yang dihadapinya.
Kegiatan belajar lebih bayak dalam kelas karena aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan
mengungkapkan kembali isi buku tersebut. Guru
lebih banyak
menyampaikan materi dengan cara ceramah, maka lingkungan belajar dibuat sesuai metoda yang pakai oleh guru supaya stimulus yang diberikan menghasilkan respon yang maksimal.
Belajar bisa di dalam kelas ataupun di luar kelas. Yang terpenting informasi yang terkandung dalam materi pelajarn bisa diproses dengan berbagai cara oleh peserta didik.
Media
Pembelajaran
Segala jenis media yang dapat mendukung aktivitas peserta didik dalam mengkonstruksi
pengetahuannya
Contohnya: grafik, bagan, media pembelajaran berupa games, model susun, gambar fotografik yang berseri (fotonovela), peta , program televisi pendidikan, bahan ajar berupa LKS (agar bisa
belajar secara
berkelompok),
Segala jenis media pembelajaran yang mendukung aktivitas di dalam kelas dan belajar secara individual/tidak berkelompok.
Contohnya: buku teks dan modul yang disediakan oleh guru mata pelajaran, media visual yang diproyeksikan
Segala jenis media yang mengandung informasi di dalamnya.
Contohnya :
Media nyata berupa widya wisata agar peserta didik bisa mendapatkan informasi secara langsung dari kunjungannya ke tempat-tempat yang mengandung informasi pengetahuan, bahan ajar berupa LKS agar peserta didik dapat mencari informasi secara berkelompok, media berbasis ICT, program televisi pendidikan, surat kabar, majalah.
Segala jenis media yang dapat membantu peserta didik mengeksplorasi bidang-bidang pelajaran, topik-topik, ketrampilan-ketrampilan atau minat-minat tertentu.
Contohnya: multimedia, media pembelajaran berbasis
ICT, LKS untuk
mengembangkan