• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Pada PT Telkom Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Pada PT Telkom Medan)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era modern sekarang ini perubahan terjadi dengan cepat diberbagai bidang

seperti teknologi, industri, dan komunikasi membuat organisasi juga harus berpacu

dengan waktu untuk dapat mengikuti serta menyesuaikan diri dengan segala perubahan

yang terjadi. Hal ini juga dialami oleh organisasi atau perusahaan milik negara yang

menyediakan pelayanan publik berupa jasa.

Asuransi, telekomunikasi, hiburan televisi, pendidikan dan jasa finansial adalah

sebagian besar jasa yang diberikan oleh pemerintah di dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat. Pelayanan jasa ini sangat memberikan pengaruh yang begitu besar bagi

dunia modern. Dewasa ini setiap konsumen tidak hanya memilih jasa berdasarkan

kebutuhannya saja, tetapi juga segala aspek jasa atau pelayanan yang melekat pada

produk tersebut. Seperti aspek kualitas pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa

tersebut.

Tujuan dari memberikan kualitas pelayanan yang terbaik itu sendiri adalah untuk

memuaskan keinginan masyarakat pada umumnya. Untuk mencapai kepuasan pelanggan

maka harus ada kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

masyarakat atau pelanggan. Kualitas pelayanan ini adalah kesesuaian antara harapan

dengan kenyataan yang diterima oleh seseorang. Penilaian masyarakat atau pelanggan

terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan akan

dinyatakan baik atau tidak tergantung kepada tingkat pelayanan yang dirasakan sesuai

dengan atau melebihi harapannya. Pelayanan publik dimaksudkan untuk memberikan

suatu pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban

(2)

mengakui merasakan adanya kepuasan dari pelayanan yang diberikan oleh aparatur

negara tersebut. Oleh karena itu, kualitas pelayanan masyarakat dewasa ini tidak dapat

diabaikan lagi, bahkan hendaknya sedapat mungkin disesuaikan dengan tuntutan era

globalisasi.

Hubungan antara kualitas pelayanan publik dengan profitabilitas dalam hal ini

cukup jelas, karena dengan memiliki pelanggan setia atau loyal, perusahaan mendapat

jaminan produk atau jasanya akan terus digunakan. Pelanggan setia tidak akan berpindah

hati walaupun diberi iming-iming atau mendapat godaan menggiurkan. Sebab sudah

terbentuk suatu hubungan jangka panjang antara produsen dan konsumen yang akan

terus berlangsung. Loyalitas pada dasarnya merupakan salah satu faktor paling utama

dalam meningkatkan pemasaran serta pendapatan suatu perusahaan penyedia jasa.

Dimana situasi persaingan pada saat ini yang sangat ketat dengan banyaknya pemain

pasar, dalam kondisi ini kepuasan serta kesetiaan pelanggan (customer loyality) menjadi

barang langka karena susah didapatkan.

Menumbuhkan loyalitas pelanggan dalam diri konsumen bukanlah hal yang mudah

dibentuk karena penyedia jasa harus mampu memberikan pelayanan yang bermutu

kepada pelanggan, sebab mutu dapat mendorong pelanggan untuk menjalin hubungan

yang erat dengan perusahaan, dimana hubungan tersebut memungkinkan perusahaan

untuk mengetahui apa kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dengan memahami hal

tersebut, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, yang pada akhirnya akan

menumbuhkan dan meningkatkan loyalitas pelanggan yaitu dengan cara berusaha

memaksimumkan pengalaman yang menyenangkan dan meminimumkan atau bahkan

meniadakan pengalaman yang kurang menyenangkan bagi pelanggan.

Bukan hanya mutu pelayanan saja tetapi juga didukung dengan kualitas jasa

(3)

dapat distandarisasikan dan juga jelas karena dapat diraba, dilihat, dan dirasakan

keberadaanya. Namun berbeda dengan jasa karena jasa adalah setiap tindakan atau

kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

PT. Telkom Medan, sebagai Badan Usaha Milik Negara selaku penyelenggara jasa

telekomunikasi di Indonesia. Sesuai dengan keadaan dunia sekarang yang semakin

mengglobal, PT. Telkom Medan dihadapkan pada suatu era yang semakin terbuka

persaingannya, yang berbeda dengan era monopoli yang pernah dinikmati beberapa

dekade sebelumnya. Dengan berbagai tantangan yang semakin datang silih berganti,

maka hal ini harus dihadapi dengan sikap proaktif.

Telkom Speedy adalah salah satu produk PT. Telkom yang memberikan pelayanan

berupa akses internet. Telkom Speedy mempunyai kecepatan tinggi yang berbasis

teknologi ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line) yang memiliki kemampuan akses

untuk kecepatan upstream sebesar 96 kbps, sedangkan downstream sebesar 3 Mbps, serta

dapat melakukan percakapan telefon secara bersamaan saat melakukan akses internet.

Telkom Speedy ini juga menyiapkan berbagai macam paket berlangganan Speedy yang

dapat dipilih oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhannya masing- masing.

Diluncurkannya Telkom Spedy ini dengan tujuan agar masyarakat dapat

mengakses segala informasi terkini melalui internet. Sesuai dengan kehidupan sekarang

yang semakin mengglobal, membuat orang-orang tidak dapat melepaskan internet

sebagai salah satu sarana untuk mendapatkan informasi yang berharga. Para pelanggan

yang memakai jasa pelayanan Telkom Speedy memiliki alasan pasti mengapa mereka

menggunakan Telkom Speedy. Adapun salah satu alasan para pelanggan tersebut karena

(4)

cepat sehingga memudahkan penggunanya. (Sumber : wawancara dengan salah satu

pelanggan telkom speedy)

Telkom Speedy ini diluncurkan pada tanggal 07 mei 2000 dimana semakin hari

jumlah pelanggan Speedy ini semakin banyak, dan khusus untuk Kota Medan hingga

saat ini jumlah pelanggan Telkom speedy telah berkisar sebanyak 108.500 pelanggan.

Seiring dengan semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat akan infomasi, maka

perusahaan penyedia jasa internet di Medan juga semakin banyak dan juga memberikan

kualitas produk serta jasa yang bagus. Secara tidak langsung hal ini menimbulkan

persaingan yang ketat antara PT. Telkom Medan dengan perusahaan lain seperti Bolt,

First Media, sampai provaider lainnya sebagai penyedia jasa internet. Sehingga membuat

PT. Telkom harus dapat melakukan strategi-strategi pemasaran dan juga berusaha

memberikan pelayanan yang baik sebagai Badan Usaha Milik Negara. Tentunya ini

ditujukan sebagai upaya untuk membuat pelanggan tetap setia menggunakan jasa yang

diberikan oleh PT. Telkom, dan juga dapat mempertahankan pelanggan yang telah ada.

Dengan demikian, kualitas pelayanan PT. Telkom Medan yang menyangkut

berwujud (tangible), keandalan (relialibity), ketanggapan (responsiveness), keyakinan

(assurance), dan empati (emphaty) (Tjiptono, 2006:68) diharapkan secara bertahap dapat

ditingkatkan sesuai dengan misi utamanya, yakni untuk memenuhi keinginan serta

memberikan rasa kepuasan terhadap pelanggannya sehingga menciptakan loyalitas dari

konsumen tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul : “Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik Terhadap Loyalitas

(5)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar bekang yang telah dipaparkan sebelumnya , maka permasalahan

yang menjadi perhatian penulis dalam penelitian ini adalah: “Seberapa Besar Pengaruh

Kualitas Pelayanan Jasa Internet Terhadap loyalitas Pelanggan pada PT. Telkom

Medan”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal

yang di peroleh setelah penelitian selesai. Dengan demikian, pada dasarnya tujuan

penelitian memberikan informasi mengenai apa yang akan di peroleh setelah selesai

melakukan penelitian (Hasan, 2002:44)

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan publik pegawai di Kantor PT.

Telkom Medan

2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat loyalitas masyarakat atas kualitas

pelayanan PT. Telkom Medan

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan terhadap

loyalitas pelanggan pada PT. Telkom Medan

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan usaha untuk menambah dan

meningkatkan cara berpikir positif serta mengembangkan kemampuan

menganalisa permasalahan yang dihadapi di lapangan.

2. Bagi Fisip USU, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai referensi bagi

(6)

3. Bagi pihak Pegawai di Kantor PT. Telkom Medan dapat memberikan masukan

dan saran-saran dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik.

E. Kerangka Teori

Dalam rangka menyusun penelitian ini dan untuk mempermudah penulis didalam

menyelesaikan penelitian ini, maka dibutuhkan suatu landasan berfikir yang dijadikan

pedoman untuk menjelaskan masalah yang sedang disorot. Pedoman tersebut disebut

kerangka teori. Menurut Sugiono (2004 : 55) menyebutkan landasan teori perlu

ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar

perbuatan coba-coba. Dengan demikian yang menjadi kerangka teori dalam penelitian ini

adalah :

a. Kualitas Pelayanan

1. Pengertian Kualitas

Goetsch dan Davis (dalam Tjiptono, 1995 : 51) mendefenisikan kualitas

sebagai: ”Suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,

proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”. Mengamati kedua

defenisi tersebut terlihat bahwa walaupun tedapat perbedaan, namun secara

implicit juga terdapat kesamaan. Kesamaan tersebut terletak pada konsepsi

kualitas sebagai kondisi yang dapat memenuhi apa yang seharusnya. Hanya saja,

oleh Tjiptono apa yang seharusnya tersebut disebut sebagai memenuhi

persyaratan atau spesifikasi tertentu.

Pendapat lain mengenai pengertian konsep kualitas dikemukakan oleh

Triguno (1997 : 76) yang mengatakan bahwa kualitas adalah suatu standart yang

harus dicapai oleh seseorang atau sekelompok atau lembaga atau organisasi

mengenai kualitas sumber daya manusia, kualitas cara kerja, proses dan hasil

(7)

mempunyai arti memuaskan kepada yang dilayani, baik internal maupun

eksternal, dalam arti optimal pemenuhan atas tuntutan atau persyaratan pelanggan

atau masyarakat.

Pengertian yang dikemukakan Triguno menunjukkan bahwa konsep

kualitas berkaitan erat dengan pencapaian standart atau target yang diharapkan

atau tuntutan dari pihak pelanggan yang dilayani. Dalam kaitan ini terlihat bahwa

konsep kualitas terkait erat dengan pelanggan atau masyarakat yang dilayani.

Sebagian ahli membahas konsep kualitas dalam kaitannya dengan pelanggan atau

yang lazim disebut juga dengan istilah konsep kualitas berfokus pada pelanggan

modern.

Pengertian kualitas menurut J. Supranto (2001) adalah sebuah kata yang

bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik.

Keunggulan suatu produk jasa sangat tergantung dari keunikan serta kualitas yang

diperlihatkan oleh jasa tersebut apakah sudah sesuai dengan keinginan dan

harapan pelanggan.

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

harapan. Berkaitan dengan konsep kualitas, yang akan dikemukakan pandangan

Tjiptono (1996 : 21), yang setelah melakukan evaluasi terhadap banyak defenisi

konsep kualitas, kemudian menarik 7 (tujuh) defenisi yang paling sering

dikemukakan tentang konsep kualitas, yaitu:

a. Kesesuaian dengan persyaratan dan tuntutan;

b. Kecocokan untuk pemakaian;

(8)

d. Bebas dari kerusakan atau cacat;

e. Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat

f. Melakukan sesuatu secara benar semenjak awal;

g. Sesuatu yang membahagiakan pelanggan.

Maka berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,

jasa, manusia, proses, lingkungan, yang berkaitan dengan suatu pencapaian target

yang diharapkan dan yang harus dikerjakan dengan baik.

2. Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan publik pada hakekatnya adalah pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat. Pelayanan tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi

untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan

setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi

mencapai tujuan bersama (Rasyid, 1998). Karenanya birokrasi publik

berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan baik dan

professional dan dengan adanya tujuan dari suatu program yang dilaksanakan

maka pencapaian terhadap pelayanan kepada masyarakat dapat terlaksana dengan

baik dan dengan pengawasan dari masyarakat.

Supriatna ( 2000 : 140 ) menjelaskan bahwa pelayanan publik adalah Setiap

kegiatan yang dilakukan oleh pihak lain yang dilakukan guna memenuhi

kepentingan orang banyak. Pihak lain disini merupakan suatu organisasi yang

memiliki kewajiban dalam suatu proses penyelenggaraan kegiatan pelayanan.

(9)

pribadi yang telah disublimasikan dan tidak bertentangan dengan norma

masyarakat serta aturan yang berlaku.

Kemudian Sadu Wasistiono ( 2001 :51 ) menyebutkan bahwa pelayanan

publik dengan sama dengan pelayanan umum. Sehingga Sadu Wasistiono

mengemukakan bahwa pelayanan umum adalah pemberian jasa baik oleh

pemerintah, pihak swasta, atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada

masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan atau

kepentingan masyarakat.

Menurut Mahmudi (2005;229) bahwa pelayanan publik adalah segala

kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayan publik

(aparatur negara) sebagai upaya pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan

peraturan perundang-undangan.

Oleh karena itu, berdasarkan pendapat para ahli di atas maka pengertian

pelayanan publik adalah sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk

barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab

dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah maupun pihak swasta yang di dalam

pelaksanaannya diatur oleh undang-undang.

3. Pengertian Kualitas Pelayanan Publik

Wykcof sebagaimana dikutip Tjiptono (1996 : 59), memberikan pengertian

kualitas pelayanan sebagai: ”Tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

pelanggan”. Ini berarti apabila jasa atau pelayanan yang diterima (perceived

(10)

dipersepsikan baik dan memuaskan. Sebaliknya, apabila jasa atau pelayanan yang

diterima lebih rendah dari yang diharapkan, maka kualitas jasa atau pelayanan

akan dipersepsikan buruk.

Inti dari penjelasan Wyckof ini adalah bahwa konsep kualitas pelayanan

umum terkait dengan upaya untuk memenuhi atau bahkan melebihi harapan yang

dituntut atau yang diinginkan oleh peminta layanan atau masyarakat atau

pelanggan. Semakin tinggi tingkat pemenuhan harapan tersebut, semakin tinggi

pula tingkat kualitas pelayanan yang diberikan, dan sebaliknya semakin tidak

memenuhi harapan pelanggan atau pemohon layanan, berarti semakin tidak

berkualitas pelayanan yang diselenggarakan oleh pemberi layanan tersebut.

Menurut Triguno (1997 : 58) kualitas pelayanan menunjuk pada pengertian

melayani setiap saat secara cepat dan memuaskan, berlaku sopan, ramah dan

menolong serta professional dan mampu. Mengikuti penjelasan dari Triguno ini

terlihat bahwa suatu pelayanan dapat dikatakan berkualitas apabila menunjukkan

sejumlah ciri atau karakter, seperti cepat, memuaskan, sopan, ramah dan

professional. Kombinasi dari berbagai ciri pelayanan ini secara simultan yang

oleh Triguno dikatakan sebagai pelayanan yang berkualitas.

Selanjutnya Tjiptono (1996 : 79) mengemukakan sejumlah manfaat yang

diperoleh organisasi penyedia layanan, apabila mampu menyelenggarakan

layanan secara berkualitas, sebagai berikut:

1. Hubungan perusahaan (organisasi) dengan para pelanggannya

menjadi harmonis.

2. Memberikan dasar yang baik bagi pelanggan bagi pembelian ulang.

(11)

4. Membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mounth) yang

menguntungkan perusahaan atau organisasi.

5. Laba yang diperoleh dapat meningkat.

Dari paparan Tjiptono terlihat bahwa penyelenggaraan layanan yang

berkualitas mempunyai peranan strategis dalam menciptakan komunikasi dan

kepercayaan dari masyarakat sebagai penerima layanan, bahkan melalui layanan

yang berkualitas, masyarakat penerima layanan dengan sukarela akan melakukan

kampanye positif terhadap warga masyarakat lainnya.

Thoha (2002) berpendapat bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan

publik, organisasi publik (birokrasi publik) harus mengubah posisi dan peran

(revitalisasi) dalam memberikan pelayanan publik. Dari yang suka mengatur dan

memerintah berubah menjadi suka melayani, dari yang suka menggunakan

pendekatan kekuasaan berubah menjadi suka mendorong menuju kearah yang

sesuai, kolaboralitas dan dialogis dan dari cara-cara sloganis menuju cara kerja

realistik pragmatik.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan

berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta

ketepatan penyampaiannya untuk memenuhi harapan pelanggan.

4. Tolak Ukur Kualitas Pelayanan Publik

Untuk dapat menilai sejauh mana kualitas pelayanan publik yang diberikan

oleh aparatur pemerintah, perlu ada kriteria yang menunjukkan apakah suatu

pelayanan publik yang diberikan dapat dikatakan baik atau buruk. Zeitham

(12)

ada 10 (sepuluh) dimensi yang harus diperhatikan dalam melihat tolak ukur

kualitas pelayanan publik, yaitu sebagai berikut:

1. Tangible, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil dan

komunikasi;

2. Realiability, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam

menciptakan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat;

3. Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen bertanggung

jawab terhadap kualitas pelayanan yang diberikan;

4. Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan ketrampilan

yang baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanan;

5. Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap

keinginan konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan

pribadi;

6. Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik

kepercayaan masyarakat;

7. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus bebas dari berbagai

bahaya dan resiko;

8. Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan

pendekatan;

9. Communication, kemauan pemberi pelayanan untuk mendengarkan

suara, keinginan atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk

selalu menyampaikan informasi baru kepada masyarakat;

10.Understanding the customer, melakukan segala usaha untuk

(13)

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah dipengaruhi oleh

banyaknya faktor, baik faktor-faktor yang ada dalam pihak pemerintah sebagai

penyelenggara layanan, maupun faktor-faktor pada pihak masyarakat sebagai

penerima layanan. Berikut akan dikemukakan pandangan para ahli mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik.

Thoha (1995 : 181) mengemukakan 2 (dua) faktor penting yang

mempengaruhi kualitas pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah,

yaitu:

1. Faktor Individual menunjuk pada sumber daya manusia yang ada

dalam organisasi. Semakin tinggi kemampuan sumber daya manusia

dalam organisasi tentu semakin besar kemungkinan organisasi yang

bersangkutan untuk menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas.

2. Faktor Sistem yang digunakan untuk menunjuk pada mekanisme dan

prosedur pelayanan yang digunakan. Dalam hal ini pada umumnya

semakin rumit dan berbelit-belit prosedur mekanisme

penyelenggaraan pelayanan publik (public service), justru semakin

sulit mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas. Sebaliknya,

semakin sederhana dan transparan mekanisme prosedur yang

digunakan, maka semakin besar kemungkinan untuk meningkatkan

kualitas pelayanan publik.

Strategisnya faktor sumber daya manusia dalam organisasi sebagai salah

determinan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik. Hal demikian pada

dasarnya menegaskan apa yang dikemukakan oleh Supriyatna (1999 : 48) bahwa:

(14)

artinya bila mana unsur sumber daya manusia yang mengelolanya kurang

memiliki propesionalisme yang tinggi”. Pandangan demikian pada umumnya

dikaitkan dengan kenyataan bahwa seberapapun tersedia berbagai sumber daya

lain dalam organisasi, seperti sumber daya keuangan, dan teknologi, pada

akhirnya berfungsi atau tidaknya kesemua sumber daya tersebut akan ditentukan

oleh kemampuan sumber daya manusia dalam mengoptimalkan berbagai sumber

daya tersebut.

Sementara itu, menurut Djaenuri (2002 : 115-116) terdapat empat aspek

penting yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik yang diselenggarakan

pemerintah, yaitu:

1. Aspek organisasi;

2. Aspek personil;

3. Aspek keuangan; dan

4. Aspek sarana dan prasarana pelayanan.

Kristiadi (1998 : 135) mengemukakan 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi

kualitas pelayanan publik, yaitu:

1. Faktor Organisasi;

2. Faktor Aparat, dan

3. Faktor Sistem Pelayanan.

b. Loyalitas Konsumen

1. Defenisi Loyalitas Konsumen

Loyalitas merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah

produk maupun merek. Loyalitas konsumen merupakan sebuah usaha konsumen

(15)

yang kuat terhadap suatu produk yang diikuti pembelian ulang. Loyalitas

konsumen merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah perusahaan

untuk menggembangkan dan menghadapi persaingan di dunia bisnis. Dengan

memiliki konsumen yang loyal terhadap suatu perusahaan, dapat dipastikan

perusahaan tersebut akan sukses dan dapat mempertahankan kelangsungan

bisnisnya.

Menurut Hermawan dalam Hurriyati (2005:126), loyalitas merupakan

manivestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki, men-support,

mendapatkan rasa aman dan membangun keterikatan serta menciptakan

emotionalattachment. Sedangkan pengertian loyalitas dalam The OxfordEnglish

Dictionary adalah a strong feeling of support and allegiance; a person showing

firm and costant support. Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

loyalitas merupakan kedalaman perasaan manusia terhadap suatu hal, apakah

keluarga, temen, organisasi atau merek.

Menurut Bramson dalam Latifah (2010:23), loyalitas konsumen merupakan

suatu konsep yang mencakup lima faktor:

1. Pengalaman konsumen dengan kepuasan utuh ketika melakukan

transaksi dengan anda.

2. Kesediaan untuk mengembangkan hubungan dengan anda dan dengan

perusahaan anda.

3. Kesediaan untuk menjadi pembeli setia.

4. Kesediaan untuk merekomendasikan anda kepada orang lain.

(16)

Berdasarkan beberapa pengertian yang ada, dapat disimpulkan bahwa

loyalitas konsumen adalah kesetiaan konsumen terhadap suatu perusahaan atau

suatu produk tertentu dengan disertai tindakan pembelian yang berulang-ulang.

2. TingkatanLoyalitasKonsumen

Dalam kaitannya dengan loyalitas suatu produk, didapati adanya beberapa

tingkatan loyalitas produk. Adapun tingkatan loyalitas produk menurut Sutrina

dalam Latifah (2010:23) adalah:

1. Switcher (berpindah-pindah)

Pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar ini akan menganggap

bahwa merek apapun memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan

pembelian. Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka

membeli suatu produk karena harga murah.

2. HabitualBuyer (pembelian yang bersifat kebiasaan)

Pembelian yang berada pada tingkatan ini dapat dikategorikan sebagai

pembeli yang puas dengan produk yang dikonsumsinya atau setidaknya tidak

mengalami ketidak puasan dalam mengkonsumsi produk tersebut. Cirinya

adalah pembeli melakukan pembelian atas dasar kebiasaan mereka selama

ini.

3. SatisfiedBuyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)

Pada kategegori ini, pembeli merasa puas mengkonsumsi produk tersebut,

meskipun demikian mungkin mereka berpindah ke produk lain dengan

menanggung biaya peralihan yang terkait dengan waktu, uang dan resiko

kerja yang melekat dengan tindakan merek beralih produk.

4. Likes the Brand (menyukai merek)

(17)

5. CommittedBuyer (pembeli yang komit)

Pada tahap ini, pembelian termasuk pelanggan yang setia. Pada tingkatan ini,

salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan

merekomendasikan produk tersebut pada pihak lain.

3. TahapanLoyalitasKonsumen

Niegel Hill dalam Hurriyati (2005:132) membagi loyalitas dalam enam

tahapan yaitu:

1. Suspect : meliputi semua orang yang diyakini akan membeli (membutuhkan)

barang/jasa ,tetapi belum memiliki informasi tentang barang/jasa perusahaan.

2. Prospect : adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan jasa tertentu,

dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Pada tahap ini, meskipun

mereka belum melakukan pembelian tetapi telah mengetahui keberadaan

perusahaan dan jasa yang ditawarkan melalui rekomendasi pihak lain (word

ofmouth).

3. Customer : pada tahap ini, pelanggan sudah melakukan transaksi dengan

perusahaan, tetapi tidak mempunyai perasaan positif terhadap perusahaan,

loyalitas pada tahap ini belum terlihat.

4. Clients : meliputi semua pelanggan yang telah membeli barang/ jasa yang

dibutuhkan dan ditawarkan perusahaan secara teratur. Hubungan ini

berlangsung lama.

5. Advocates : pada tahap ini, client secara aktif mendukung peruhaan dengan

memberikan rekomendasi kepada orang lain agar mau membeli barang/ jasa

(18)

6. Partners : pada tahap ini telah terjadi hubungan yang kuat dan saling

menguntungkan antara perusahaan dengan pelanggan. Pada tahap ini pula

pelanggan berani menolak barang/jasa dari perusahaan lain.

4. IndikatorLoyalitasKonsumen

Griffin (2002:31) dalam bukunya Customer Loyalty mengungkapkan,

pelanggan yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Makesregularrepeatpurchases (melakukan pembelian secara teratur).

2. Purchases a cross product and service lines (membeli antar lini produk dan

jasa).

3. Refers other (merekomendasikan kepada orang lain).

4. Demonstrate an immunity to the full of the competition (menunjukkan

kekebalan terhadap tarikan dari pesaing-pesaing).

Menurut Hadiyati (2008:85), indikator dari pada loyalitas pelanggan adalah

sebagai berikut:

1. Menggunakan kembali fasilitas yang ditawarkan.

2. Merekomendasikan kepada orang lain.

3. Komitmen untuk terus menggunakan fasilitas yang ditawarkan.

c. PengaruhKualitasPelayananterhadapLoyalitasKonsumen

Menurut Latifah (2010:24), loyalitas pelanggan merupakan suatu

komponen yang sangat penting bagi sebuah industri jasa. Salah satu hal yang

dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah mutu kualitas pelayanan yang

diberikan oleh suatu perusahaan jasa. Dengan adanya pelayanan yang bermutu

terhadap pelanggan, maka akan tercipta loyalitas pelanggan yang tinggi terhadap

(19)

Menurut hasil penelitian analisis Cornelia, dkk (2008:12), apabila kualitas

layanan semakin baik, dengan semakin meningkatkan dimensi dari pada

variabel-variabel kualitas pelayanan, maka pelanggan akan semakin loyal terhadap suatu

perusahaan. Oleh karena itu, pihak perusahaan harus selalu memperhatikan dan

meningkatkan strategi kualitas layanan agar pelanggan menjadi semakin loyal.

Berdasarkan pendapat tersebut, dalam mendapatkan loyalitas konsumen

pihak perusahaan harus memberikan pelayanan yang baik yang dapat memuaskan

pelanggannya tersebut. Hal ini dikarenakan kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh

perceived service dan expected service. Jika perceived service mencapai bahkan

melebihi expected service, maka akan tercipta kepuasan konsumen. Jika keadaan

tersebut dapat bertahan lama, maka loyalitas pelanggan dengan sendirinya akan

tercipta bagi perusahaan tersebut.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana

rumusan masalah tersebut telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis

dikatkan jawaban sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori

yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data.

Maka adapun hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

a) Hipotesis Alternatif (Ha)

Terdapat pengaruh positif antara kualitas pelayanan dengan kepuasan

pelanggan pengguna jasa.

(20)

Tidak terdapat pengaruh positif antara kualitas pelayanan dengan kepuasan

pelanggan pengguna jasa.

G. Definisi Konsep

Menurut Singarimbun (1993:33) konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan

untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang

menjadi perhatian ilmu sosial. Konsep merupakan unsur penelitian yang penting untuk

menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti. Maka untuk mendapatkan

batasan yang jelas, penulis menggunakan defenisi konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Kualitas pelayanan, adalah suatu bentuk penilaian pelanggan terhadap tingkat

pelayanan yang diterima (perceived service) dan tingkat pelayanan yang

diharapkan (expected service) dari segala aktivitas yang dilakukan suatu

perusahaan atau organisasi.

2. Loyalitas pelanggan adalah kesetiaan yang diberikan oleh pelanggan akibat

pelayanan yang telah diterima terhadap kinerja atau hasil dari suatu pelayanan

yang sesuai dengan harapan.

H. Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur

suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam petunjuk

pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun, 2006: 46).

Melalui pengukuran ini dapat diketahui indikator apa saja sebagai pendukung untuk

(21)

Definisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam

bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan dalam operasional dari sudut

penelitian. Adapun yang menjadi definisi operasinal dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel bebas (X), kualitas pelayanan publik diukur dengan indikator, sebagai

berikut:

a. Tangible, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil dan komunikasi;

b. Realiability, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan

pelayanan yang dijanjikan dengan tepat;

c. Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen bertanggung jawab

terhadap kualitas pelayanan yang diberikan;

d. Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan ketrampilan

yang baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanan;

e. Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap

keinginan konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi;

f. Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan

masyarakat;

g. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus bebas dari berbagai bahaya

dan resiko;

h. Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan;

i. Communication, kemauan pemberi pelayanan untuk mendengarkan suara,

keinginan atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu

menyampaikan informasi baru kepada masyarakat;

j. Understanding the customer, melakukan segala usaha untuk mengetahui

(22)

2. Variabel terikat (Y), loyalitas konsumen diukur dengan indikator, sebagai

berikut:

a. Makes regular repeat purchases (melakukan pembelian secara teratur).

b. Purchases a cross product and service lines (membeli antar lini produk

dan jasa).

c. Refers other (merekomendasikan kepada orang lain).

d. Demonstrate an immunity to the full of the competition (menunjukkan

kekebalan terhadap tarikan dari pesaing-pesaing).

I. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan yang disusun dalam rangka memaparkan keseluruhan hasil

penelitian ini secara singkat dapat diketahui sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, kerangka teori, definisi konsep, dan sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel

penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data yang digunakan

dalam penelitian.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian

berupa sejarah singkat, visi dan misi dan struktur organisasi.

(23)

Bab ini memuat penyajian data yang dilakukan dengan menguraikan hasil

penelitian yang diperoleh dari lapangan dan menganalisanya berdasarkan

metode yang digunakan.

BAB V ANALISA DATA

Bab ini berisi tentang pembahasan atau interpretasi dari data-data yang

disajikan pada bab-bab sebelumnya.

BAB VI PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan

Referensi

Dokumen terkait

Abdi dalem dalam aturan Keraton Yogyakarta terbagi dalam dua golongan besar, yaitu Para abdi dalem Punokawan merupakan abdi dalem yang mendapatkan gaji dari pihak kraton

[r]

Hasil penelitian ini menunjukkan pemberian pendidikan kesehatan melalui pemberian paket ³+DUPRQL´ SDGD LEX KDPLO ULVLNR WLQJJL GDSDW menurunkan kecemasan pada ibu hamil

Dalam melakukan analisa untuk mendapatkan sektor unggulan sehingga dapat dilihat strategi pengembangannya digunakan data Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar

[r]

Three studies analysed the association of culture factors with the WSSV disease incidence determining risk and potential protective factors in freshwater rice-shrimp systems,

1) Sebagian besar Pengetahuan responden Tentang Kontrasepsi masuk kategori baik. 2) Seluruh responden dalam memilih kontrasepsi masuk kategori yang tepat. 3) Terdapat

Suatu rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini