Pemerintah Kabupaten Wonogiri
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2016
BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
Realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan tahun anggaran 2015 secara ringkas adalah sebagaimana tabel berikut:
Uraian
2016 2015
Anggaran Realisasi Selisih % Realisasi
(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)
Pendapatan 2.089.404.993.056,00 2.035.012.717.615,00 (54.392.275.441,00) 97,40 1.963.704.538.729,00 Belanja dan
Transfer 2.384.735.987.203,00 2.132.909.652.036,00 (251.826.335.167,00) 89,44 1.877.830.219.839,00 Surplus (Defisit) (295.330.994.147,00) (97.896.934.421,00) 197.434.059.726,00 33,15 85.874.318.890,00 Pembiayaan
Netto 295.330.994.147,00 294.315.185.939,00 (1.015.808.208,00) 99,66 219.306.675.257,00
SILPA 0,00 196.418.251.518,00 196.418.251.518,00 305.180.994.147,00
Dengan menggunakan anggaran sebagai tolok ukur kinerja, SILPA tahun anggaran 2016 berasal dari under target pendapatan sebesar Rp.54.392.275.441,00 atau 2,60 persen; sisa anggaran belanja sebesar Rp.251.826.335.167,00 atau 10,56 persen; dan selisihn kurang dari pembiayaan netto sebesar Rp.1.015.808.208,00.
3.2 Hambatan dan Kendala Dalam Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah. Sebagai instrumen kebijakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan kunci pokok dalam upaya pengembangan kapabilitas dan efektivitas pemerintah daerah.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah digunakan sebagai alat untuk menentukan besarnya pendapatan dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan pembangunan, otorisasi pengeluaran di masa yang akan datang, sumber pengembangan ukuran-ukuran standar untuk evaluasi kinerja serta alat koordinasi bagi semua aktivitas berbagai unit kerja.
Permasalahan yang menghambat dan menjadi kendala dalam pencapaian target pendapatan maupun upaya optimalisasi belanja daerah antara lain sebagai berikut
A. Hambatan dan Permasalahan Utama dalam Pendapatan Daerah Tahun 2016.
Secara umum tidak terdapat kendala dalam upaya memperoleh pendapatan sesuai dengan target pendapatan yang telah ditetapkan. Walaupun demikian, Pendapatan daerah yang merupakan potensi daerah dan sebagai penerimaan Pemerintah Kabupaten Wonogiri dalam pelaksanaannya masih dapat dioptimalkan, dengan peningkatan manajemen pengelolaan serta kualitas dan kuantitas SDM aparatur.
Pada kelompok Pendapatan Asli Daerah, realisasinya melebihi target sebesa 12,05% dari yang ditetapkan, sedangkan Pendapatan Tranfer realisasinya lebih rendah 4,5% dari target yang telah ditetapkan.
Pemerintah Kabupaten Wonogiri
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2016
B. Hambatan dan Permasalahan Utama dalam Belanja Daerah Tahun 2016.
Otonomi daerah yang pada hakekatnya untuk mewujudkan kemandirian daerah serta meningkatkan pelayanan kepada masyarakat ternyata dalam pelaksanaannya dirasakan masih belum sesuai yang diharapkan,yaitu antara lain ketergantungan fiskal dan subsidi serta bantuan Pemerintah Pusat sebagai wujud ketidakberdayaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam membiayai belanja daerah.
Berkaitan dengan pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016, realisasi belanja mencapai 89,44 % lebih tinggi 3,38% dari tahun 2015.
Kendala/ permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan belanja daerah di antaranya adalah: 1. Masih kurang cermatnya penganggaran belanja program/ kegiatan pada pos-pos anggaran
yang sesuai berakibat timbulnya permasalahan di dalam penatausahaan dan pencatatan/ pelaporan.
2. Kurangnya konsistensi beberapa SKPD di dalam mentaati rencana waktu pelaksanaan program/kegiatan yang telah ditetapkan.