• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kualitas Air di Perairan Danau Kelapa Gading Kota Kisaran Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Kualitas Air di Perairan Danau Kelapa Gading Kota Kisaran Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Kualitas Air

Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan diuji berdasarkan parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115: Tahun 2003), kualitas air tersebut dapat dinyatakan dengan parameter fisik karakteristik air dan kualitas air sungai. Parameter fisik menyatakan kondisi fisik air atau keberadaan bahan-bahan yang dapat diamati secara visual/kasat mata. Parameter fisik tersebut adalah kandungan partikel/padatan, warna, rasa, bau, dan suhu. Sedangkan yang termasuk dalam karakteristik air sungai ini yaitu sedimentasi dan salinitas (Supiyati., dkk, 2012).

(2)

Parameter Kualitas Air

Faktor Fisika

Suhu

Suhu air mempunyai pengaruh yang nyata terhadap proses pertukaran atau metabolisme makhluk hidup. Selain mempengaruhi proses pertukaran zat, suhu juga berpengaruh terhadap kadar oksigen yang terlarut adalam air, juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan nafsu makan ikan. Dalam berbagai hal suhu berfungsi sebagai syarat rangsangan alam yang menentukan beberapa proses seperti migrasi, bertelur, metabolisme, dan lain sebagainya. Diperairan lokasi budidaya ikan sistem karamba mempunyai kisaran suhu antara 27 - 30°C. Ikan dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 25- 32°C, tetapi dengan perubahan suhu yang mendadak dapat membuat ikan stress (Pujiastuti dkk, 2013).

Suhu dinyatakan dengan satuan derajat celsius (o C) atau derajat fahrenheit (o F) Peningkatan suhu disertai dengan penurunan oksigen terlarut sehingga keberadaan oksigen sering kali tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen bagi organisme akuatik untuk dapat melakukan proses metabolisme dan respirasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organik oleh mikroba. Kisaran optimum bagi pertumbuhan organisme di perairan adalah 20o C -30o C (Effendi, 2003).

Total Suspended Solid (TSS)

(3)

sungai, ataupun dari udara dan perpindahan karena resuspensi endapan akibat pengikisan. Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah semua zat padat (pasir, lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam air dan dapat berupa komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik. Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan (Tarigan dan Edward, 2003).

Kekeruhan

Kekeruhan diartikan sebagai intensitas kegelapan di dalam air yang disebabkan oleh bahan-bahan yang melayang. Kekeruhan perairan umumnya disebabkan oleh adanya partikel-partikel suspensi seperti tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik terlarut, bakteri, plankton dan organisme lainnya. Kekeruhan perairan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan yang terjadi pada perairan tergenang seperti waduk lebih banyak disebabkan oleh bahan tersuspensi berupa koloid dan parikel-partikel halus (Pujiastuti dkk, 2013).

Konduktivitas

(4)

kedua satuan tersebut setara.Air suling (aquades) memiliki nilai DHL Sekitar 1 µmhos/cm, perairan alami sekitar 20-1500 µmhos/cm. perairan laut memiliki nilai DHL yang sangat tinggi karena banyak mengandung garam terlarut.Limbah industri memiliki nilai DHL mencapai 10.000 µmhos/cm (Effendi, 2003).

Faktor Kimia

Kelarutan Oksigen (Dissolved Oxygen)

Oksigen terlarut merupakan suatu factor yang sangat penting dalam ekosistem air, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian besar organisme air. Umumnya kelarutan oksigen dalam air sangat terbatas. Dibandingkan dengan kadar oksigen di udara yang mempunyai konsentrasi sebanyak 20% volum, air hanya mampu menyrap oksigen sebanyak 20% volum saja (Barus, 2004).

Konsentrasi oksigen terlarut merupakan parameter yang sangat penting dalam menentukan kualitas perairan tambak. Konsentrasi oksigen ditentukan oleh keseimbangan antara produksi dan konsumsi oksigen dalam ekosistem. Oksigen diproduksi oleh komunitas autotrof melalui proses fotosintesis dan dikonsumsi oleh semua organisme melalui pernafasan. Disamping itu, oksigen juga diperlukan untuk perombakan bahan organik dalam ekosistem (Izzati, 2012).

Biochemichal Oxygen Demand (BOD)

(5)

menggunakan ukuran mg/liter air kotor. Pemeriksaan BOD didasarkan didasarkan atas reaksi oksidasi zat organis dengan oksigen di dalam air dan proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri aerob sebagai hasil oksidasi akan terbentuk karbon dioksida, air dan amoniak (Fatmawati dkk, 2012).

Bioligical Oxygen Demand (BOD) atau Kebutuhan Oksigen Biologi

adalah suatu analisis empiris yang mencoba mendekati secara global proses-proses mikrobiologis yang benar-benar di dalam air. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan (mengoksidasi) hampir semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat-zat organis yang tersuspensi dalam air (Ginting, 2011).

Semakin tinggi nilai BOD menunjukkan semakin tingginya aktivitas organisme untuk menguraikan bahan organik atau dapat dikatakan semakin besar kandungan bahan organik di suatu perairan tersebut. Oleh karena itu, tingginya kadar BOD dapat mengurangi jumlah oksigen terlarut dalam air menurun. Apabila oksigen terlarut sudah habis maka bakteri aerobik dapat mati sehingga akan timbul aktivitas bakteri anaerob yang dapat menyebabkan bau yang tidak enak misalnya bau busuk (Sukmadewa, 2007).

Chemical Oxygen Demand (COD)

(6)

Derajat keasaman lebih dikenal dengan istilah pH yang merupakan singkatan dari puissance negatif de H yaitu logaritma dari kepekatan ion-ion H (hidrogen) yang terlepaas dalam suatu cairan. Derajat keasaman atau pH air menunjukkan aktivitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen pada suhu tertentu (Andy dkk, 2010).

Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion Hidrogen dalam suatu larutan. Organisme air hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaaaran toleransi antara asam lemah sampai basah lemah. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya 7 sampai 8,5. Kondisi perairan dengan pH tertentu mempengaruhi metabolisma dan respirasi bagi kelangsungan hidup organisme (Barus, 2004).

Nitrat

Nitrat merupakan produk akhir dari proses penguraian protein dan diketahui sebagai senyawa yang kurang berbahaya dibandingkan dengan amonium/amoniak atau nitrit. Nitrat adalah zat nutrisi yang dibutuhkan oleh organisme untuk tumbuh dan berkembang (Barus, 2004).

(7)

dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Kedua jenis bakteri tersebut merupakan bakteri kemotrofik, yaitu bakteri yang mendapat energi dari proses kimiawi (Effendi, 2003).

Fosfat

Fosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Karakteristik fosfor sangat berbeda dengan unsur-unsur utama lain yang merupakan penyususn biosfer karena unsur ini tidak terdapat di atmosfer. Pada kerak bumi, keberadaan fosfor relatif sedikit dan mudah mengendap.Fosfor juga merupakan unsur yang esensial. Bagi tumbuhan dan alga akuatik serta sangat mempengaruhi tingkat produktivitas perairan (Effendi, 2003).

Fosfor merupakan salah satu bahan kimia yang keberadaannya sangat penting bagi semua makhluk hidup, terutama dalam pembentukan protein dan transfer energi di dalam sel seperti ATP dan ADP. Pada ekosistem perairan, fosfor terdapat dalam bentuk senyawa fosfor, yaitu 1) fosfor anorganik; 2) fosfor organik dalam protoplasma tumbuhan dan hewan dan 3) fosfor organik terlarut dalam air, yang terbentuk dari proses penguraian sisa-sisa organisme (Barus, 2004).

Faktor Biologi

Total Coliform

(8)

ditinjau dari segi kesehatan, estetika, kebersihan maupun kemungkinan terjadinya infeksi yang berbahaya. Beberapa jenis penyakit dapat ditularkan oleh bakteri

coliform melalui Baku mutu air kelas satu mensyaratkan keberadaan Fecal

coliform tidak boleh melebihi 100 sel/100ml, sedang untuk air kelas dua tidak boleh lebih dari 1000 sel/100ml, dan untuk air kelas tiga tidak boleh melebihi 2000 sel/100ml (Pujiastuti dkk, 2013).

Bakteri coliform umumnya digunakan sebagai indikator bakteri untuk kualitas makanan dan air. Coliform banyak ditemukan di dalam tinja dari hewan hewan berdarah panas, tetapi dapat juga ditemukan di lingkungan perairan, tanah, dan vegetasi. Secara umum coliform itu sendiri tidak mengakibatkan sakit, tetapi mereka mudah berkembang biak dan keberadaannya digunakan untuk menunjukkan bahwa organisme patogen lain juga ada (Atmojo dkk., 2011).

Escherichia coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena

keberadaannya di dalam air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses, yang kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya. Escherichia coli termasuk kelompok bakteri berbentuk batang

aerob fakultatif gram negatif dengan tebal 0,5 μm, panjang antara 1,0 - 3,0 μm.E. coli berbentuk seperti filamen yang panjang, tidak berbentuk spora, bersifat Gram

negatif (Anggraini, 2013).

Pencemaran Perairan

(9)

pengaruh besar terhadap perubahan lingkungan karena sumberdaya alam menjadi produk baru dan menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan (Darsono, 1992).

Pencemaran air terjadi bila beberapa bahan atau kondisi yang dapat menyebabkan penurunan kualitas badan air sehingga tidak memenuhi baku mutu atau tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu (sesuai peruntukannya, misalnya sebagai bahan baku air minum, keperluan perikanan, industri dan lain-lain) (Ginting, 2011).

Apabila tingkat pencemaran masih ringan, maka semua komponen ekositem tersebut masih mampu untuk melakukan swa purifikasi secara alami. Akan tetapi apabila tingkat pencemaran melebihi kapasitas swa purifikasinya, maka kualitas ekosistem tersebut akan mengalami penurunan. Hal ini akan memperburuk kualitas air tersebut. Ekosistem yang sudah tidak seimbang tersebut dapat diperbaharui dengan cara memberdayakan organisme-organisme pendegradasi bahan pencemar dan menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung kinerjanya. Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai peran hidromakrofita dalam mengurangi bahan pencemar di perairan karena hidromakrofita adalah salah satu produsen di perairan yang berpotensi untuk menghasilkan oksigen (Fajarianingtyas dkk, 2006).

Baku Mutu Kualitas Air

(10)

ada atau harus ada dan atau unsur pencemaran yang di tenggang keberadaannya di dalam air. Kriteria mutu air dan penatapan kelas sebagai berikut :

1. Kelas Satu : Bahan baku air minum dan peruntukan lain dengan syarat kualitas air sama.

2. Kelas Dua : Prasarana/sarana rekeasi, pembudidayaan ikan air tawar, perternakan, pertanaman, dan peruntukan lain dengan syarat kuliatas air yang sama.

3. Kelas Tiga : Pembudidayaan ikan air tawar, perternakan, pertanaman dan peruntukan lain dengan syarat kualitas yang sama.

Ekosistem Danau

Perairan Lentik atau perairan menggenang dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu Rawa, Danau, Waduk. Perairan tersebut danau apabila perairan itu dalam dengan tepi curam. Air danau biasanya bersifat jernih dan keberadaan tumbuhan air terbatas hanya pada daerah pinggir saja. (Barus, 2004).

Danau adalah wilayah yang digenangi badan air sepanjang tahun yang terbentuk secara alami karena gerakan kulit bumi sehingga bentuk dan ukurannya bervariasi. Danau saat ini bisa digunakan sebagai tempat rekreasi, sumber pembangkit tenaga listrik (PLTA), sumber utama pengairan bagi usaha pertanian dan juga sebagai tempat pembudidaya ikan (Maniargasi dkk, 2013).

(11)

danau memegang peranan sangat penting dan potensial untuk dikembangkan dan didayagunakan untuk berbagai kepentingan, seperti kepentingan ekonomi, perikanan, irigasi, sumber air bersih dan pariwisata. Dari sisi ekologi, danau juga berperan sebagai penyangga bagi kehidupan sekitarnya, dan memilii kekayaan keanekaragaman hayati yang potensial bagi kesejahteraan masyarakat (Ginting, 2011).

Karakteristik dasar ekosistem perairan tergenang yaitu memiliki arus yang stagnan (bahkan hampir tidak ada arus), organismenya tidak terlalu membutuhkan adaptasi khusus, ada stratifikasi suhu (khusus perairan tergenang dengan kedalaman lebih dari 100 meter), ada stratifikasi kolom air (pada perairan dalam), substrat dasar umumnya berupa lumpur halus, residence time relatif lebih lama. Dalam ilmu lingkungan (ecology), badan air danau termasuk perairan dengan ekosistem terbuka (open system) yaitu perairan yang sangat terpengaruh oleh keadaan lingkungan sekitarnya (Suwignyo, 2003).

Referensi

Dokumen terkait

Informasi Lainnya Berita Acara Evaluasi Penawaran Tanggal Kirim Tidak ada berkas dipilih. Berita Acara Hasil Pelelangan Tanggal Kirim Tidak ada

Bah\!a untuk keperluan dirnaksud perlu diangkat konsullan vang ditetepkan dengan kcpulLrsar dekan. Mengineat I LJndang-undlne

countries, each executive department, agency, and office (agency) shall, as appropriate, partner, consult, and coordinate with other governments, international financial

• Among the notable achievements made are the implementation of JEE, growing collaboration with relevant partners and stakeholders, growing GHSA memberships, and

Yang diselenggarakan dalam rangka kemitraan dan pengembangan. kompetensi produktif di SMKN 2 Kasihan (SMM

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Selaku Kuasa Pengguna Anggaran.

Pendampingan Kegiatan DAK Infrastruktur Irigasi Pekerjaan Paket 7 Rehabilitasi.. Jaringan

25 Kegiatan Pengelolaan - Penyempurnaan/ penge 30.000.000 APBD Swakelola Agustus Sistem Pelayanan Kepeg lolaan aplikasi anjungan. (SAPK-BKN)