• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Swot Dalam Upaya Meningkatkan Keunggulan Bersaing Usaha Kecil Menengah (Studi Pada Burger Al Barokah Jalan Dr.Mansyur Nomor 71 Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Swot Dalam Upaya Meningkatkan Keunggulan Bersaing Usaha Kecil Menengah (Studi Pada Burger Al Barokah Jalan Dr.Mansyur Nomor 71 Medan)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

Teori-teori umumnya terbentuk dari hasil penelitian-penelitian empiris. Tidak

ada teori yang terlahir begitu saja, tetapi berawal dari kajian-kajian ahli dalam jangka

waktu yang lama. Temuan-temuan di publikasikan kepada pihak lain, dikritik,

disarankan dan kemudian di revisi untuk mendapatkan teori yang paling mendekati

kebenaran. Menurut Dul dan Hak, Teori adalah seperangkat konsep, konstruk dan

preposisi tentang suatu objek penelitian(Azuar Juliandi, 2013:38)

Untuk memberi kejelasan pada penelitian ini, berikut beberapa kerangka teori

yang berkaitan dengan penelitian.

2.1. Bisnis

a. Pengertian Bisnis

Bisnis dalam arti luas adalah salah satu istilah umum yang menggambarkan

suatu aktivitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan

sehari-hari (Amirullah, 2005:2)

Menurut Louis E.Boone (2001:5) bisnis (business) terdiri dari seluruh

aktivitas dan usaha untuk mencari keuntungan dengan menyediakan barang dan jasa

yang dibutuhkan bagi system perekonomian, beberapa bisnis memproduksi barang

(2)

Sedangkan perilaku merupakan tindakan seseorang dalam kehidupan

sehari-hari. Oleh karena itu, bisnis merupakan tindakan individu dan sekelompok orang

yang menciptakan nilai melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi

kebutuhan melalui transaksi.

b. Jenis-Jenis Bisnis

Menurut Indiyo Gito Sudarmo (1993: 74), ada beberapa macam jenis bisnis,

untuk memudahkan mengetahui pengelompokannya maka dapat dikelompokkannya

maka dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Ekstraktif, Yaitu bisnis yang melakukan kegiatan dalam bidang

pertambangan atau menggali bahan-banhan tambang yang terkandung

didalam perut bumi.

2. Agrarian, yaitu bisnis yang menjaalankan bisnisnya dalam bidang

pertanian.

3. Industri, yaitu bisnis yang bergerak dalam bidang industry.

4. Jasa, yaitu bisnis yang bergerak dalam bidang jasa yang menhasilkan

produk-produk yang tidak berwujud.

c. Elemen Bisnis

Elemen bisnis yang utama dan merupakan sumber daya yang kompetitif bagi

sebuah bisnis terdiri dari empat elemen utama yaitu:

1. Modal, yaitu sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan

kegiatan-kegiatan bisnis

2. Bahan material, yaitu bahan-bahan yang terdiri dari sumber daya alam

(3)

melaksanakan aktivitas bisnis untuk diolah dan menghasilkan barang dan

jasa yang dibutuhkan masyarakat

3. Sumber Daya Manusia, yaitu Sumber daya yang Berkualitas yang

diperlukan untuk kemajuan sebuah bisnis

4. Keterampilan Manajemen

5. Suatu bisnis yang sukses adalah suatu bisnis yang dijalankan dengan

manajemen yang efektif adalah system yang dijalankan

berdasarkanprosedur dan tata kerja manajemen

2.2. Pesaing

Pesaing adalah perusahaan yang menghasilkan atau menjuual barang atau

jasayang sama atau mirip dengan produk yang kita tawarkan. Pesaing suatu

perusahaan dapat dikategorikan pesaing yang kuat dan pesaing yang lemah atau ada

pesaing yang dekat yang memiliki produk yang sama atau memiliki produk yang

mirip. Semua jenis pesaing ini mampu menyaingi produk yang kita tawarkan. Dalam

dunia persaingan, tugas utama pengusaha adalah menggaet pelanggan sebanyak

mungkin, baik pelanggan yang baru ataupun pelanngan dari produk yang lain. Dan

yang paling ekstrim adalah bagaimana cara mematikan pesaing baik dengan cara

langsung ataupun pelan-pelan ( Kasmir, 2007:258)

2.3. Keunggulan Bersaing

Tujuan Pengembangan Strategi dan Taktik adalah agar perusahaan mampu

bersaing dalam stiap keadaan, terutama pada saat kondisi ekonomi dan politik yang

(4)

Keunggulan Bersaing yaitu Keunggulan atas pesaing yang didapatkan dengan

menyampaikan nilai pelanggan yang lebih besar, melalui harga yang lebih murah atau

dengan menyediakan lebih banyak manfaat yang sesuai dengan penetapan harga yang

lebih tinggi (Kotler, 2005:66)

Perusahaan yang bersaing dalam pasar sasaran yang sama selalu akan berbeda

dalam tujuan dan sumber dayanya. Ada perusahaan berukuran besar, ada pula yang

kecil. Ada yang mempunyai banyak sumber daya, yang lainnya kesulitan dana. Ada

yang sudah lama berdiri dan mantab, yang lainnya baru dan belum berpengalaman.

Ada yang berusaha keras mencari laba jangka panjang. Selanjutnya perusahaan dapat

menempati posisi bersaing yang berbeda di pasaran.

2.4. Strategi Bersaing Generik Versi M. Porter

Terdapat dua faktor yang diperhitungkandalam menciptakan strategi bersaing

yang “tepat”. Pertama, didasarkan pada keunggulan kompetitif organiasi. Keunggulan

kompetitif hanya akan diperoleh lewat salah satu dari sumber, bisa dari keunggulan

menciptakan biaya yang rendah (cost leadership), atau dari kemampuan organisasi

untuk menjadi berbeda (differentiation) dibandingkan para pesaingnya. Faktor kedua

dalam pendekatan ini adalah cakupan produk- pasar (competitive scope) dimana

organisasi saling bersaing satu sama lain dalam pasar yang luas dan sempit. (Porter

dalam Mudrajad Kuncoro, 2005: 90)

Dalam analisanya tentang Strategi Bersaing (Competitive strategy atau disebut

(5)

jenis strategi generik, yaitu: Keunggulan Biaya (Cost Leadership), Pembedaan

Produk (Differentiation), dan Focus.

Gambar 2.1 : Strategi Generik Versi Porter

STRATEGIC ADVANTAGE

Differentiation Lower Cost

(Unique Perceived by the (Low Cost position) Customer

Sumber : Michael A.Porter (2000:15)

1. Strategi Biaya Rendah (Cost Leadership)

Strategi Biaya Rendah (Cost Leadership) menekankan pada upaya

memproduksi produk standar (sama dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang

sangat rendah. Produk ini (barang maupun jasa) biasanya ditunjukan kepada

konsumen yang relative mudah terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive)

atau menggunakan harga sebgai faktor penentu keputusan. Dari sisi perilaku

pelanggan, strategi jenis ini sangat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang

termasuk dalam kategori perilaku low-involvement, ketika konsumen tidak (terlalu)

peduli terhadap perbedaan merek, (relative) tidak membutuhkan perbedaan produk,

atau jika terdapat sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar yang

(6)

Terutama dalam pasar komoditi, strategi ini tidak hanya membuat perusahaan

mampu bertahan terhadap persaingan harga yang terjadi tetapi juga dapat menjadi

pemimpin pasar (market leader) dalam menentukan harga dan memastikan tingkat

keuntungan pasar yang tinggi (di atas rata-rata) dan stabil melalui cara-cara yang

agresif dalam efisieansi dan keefektifan biaya.

2. Strategi Pembedaan Produk (differentiation)

Strategi Pembedaan produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk

sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan

produk (barang atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan

untuk menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya. Cara pembedaan

produk bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut fisik

suatu produk atau pengalaman kepuasan (secara nyata maupun psikologis) yang di

dapat oleh konsumen dari produk tersebut. Berbagai kemudahan pemeliharaan,

features tambahan, fleksibilitas, kenyaman dan berbagai hal lainnya yang sulit di tiru

lawan merupakan sedikit contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa ditunjukkan

kepada para konsumen potensial yang relative tidak mengutamakan harga dalam

pengambilan keputusan (price insensitive)

Perlu diperhatikan bahwa terdapat berbagai tingkatan diferensiasi.

Diferensiasi tidak memberikan jaminan terhadap keunggulan kompetitif, terutama

jika produk-produk standar yang beredar telah (relatif) memenuhi kebutuhan

konsumen atau jika kompetititor/pesaing dapat melakukan peniruan dengan cepat.

Contoh penggunaan strategi ini secara tepat adalah pada produk barang yang bersifat

(7)

3. Strategi Fokus (Focus)

Strategi focus digunakan utuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu

segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditunjukkan untuk melayani

kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan salam pengambilan

keputusannya untuk membeli relative tidak di pengaruhi oleh harga. Dalam

pelaksanaannya terutama pada perusahaan skala menengah dan besar, strategi fokus

diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi generik lainnya: strategi biaya

rendah atau strategi pembedaan karakteristik produk. Strategi ini biasa digunakan

oleh para pemasok “niche market” (segmen khusus/khas dalam suatu pasar tertentu;

disebut pula sebagai ceruk pasar) untuk memenuhi kebutuhan suatu produk barang

dan jasa khusus.

Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup

(market size), terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan

oleh pesaing dalam rangka mencapai keberhasilannya (pesaing tidak tertarik untuk

bergerak pada ceruk pasar tersebut). Strategi ini akan menjadi lebih efektif jika

konsumen membutuhkan suatu kekhasan tertentu yang tidak diminati oleh

perusahaan pesaing.

2.5. Kekuatan persaingan

Ada lima kekuatan persaingan yaitu, masuknya pendatang baru, ancaman

produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar

(8)

persaingan tersebut secara bersama-sama menentukan intensitas persaingan, dan

kekuatan yang paling besar yang akan menentukan serta menjadi sangat penting dari

sudut pandang perumusan strategi. (Porter, 1995: 5)

Gambar 2.2 Lima Kekuatan yang mempengaruhi Persaingan Industri Sumber: Porter (1995:4)

1. Ancaman pendatang Baru

Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk

merebut bagian pasar, serta seringkali juga sumberdaya yang besar. Akibatnya harga

dapat menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi kemampulabaan.

Ancaman Masuknya Pendatang Baru

PARA PESAING INDUSTRI

Persaingan Diantara Perusahaan yang ada

Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Kekuatan Tawar

-Menawar Pemasok

(9)

Ancaman masuknya pendatang baru kedalam industri tergantung pada

rintangan masuk yang ada , digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada

yang dapat diperkirakan oleh si pendatang baru. Jika rintangan atau hambatan ini

besar dan pendatang baru memperkirakan akanada perlawanan yang keras, dari usaha

yang sudah lama, maka ancaman masuknya pendatang baru akan rendah.

2. Ancaman Dari Produk Pengganti

Mengenali produk- produk substitusi (pengganti) adalah persoalan mencari

produk lain yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri.

Posisi dalam menghadapi produk pengganti mungkin merupakan persoalan tindakan

industri secara kolektif. Produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar

adalah produk-produk yang (1) mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga

atau prestasi yang lebih baik ketimbang produk industri, atau (2) dihasilkan oleh

industri yang berlaba tinggi.

3. kekuatan Tawar Menawar pembeli

Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga turun, tawar

menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, kekuatan dari

tiap-tiap kelompok pembeli tergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya

(10)

4. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok

Pemasok menyediakan dan menawarkan input yang diperlukan untuk

memproduksi barang atau menyediakan jasa oleh industry atau perusahaan. apabila

pemasok mampu mengendalikan perusahaan dalam hal penyediaan input, sedang

industry tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pemasok maka posisi

tawar industry menjadi lemah dan sebaliknya posisi tawar pemasok menjadi kuat.

5. Persaingan diantara para pesaing yang ada

Profil pesaing dalam industry yang sama dibandingkan dengan profil

organisasi sendiri untuk mengidentifikasikan bidang-bidang yang secara relatif

mempunyai kelemahan atau kekuatan dibanding pesaing. Setelah mengetahui

kekuatan dan kelemahan kemudian dapat digunakan untuk menilai alternatif strategi

kompetitif yang dapat ditetapkan oleh organisasi atau perusahaan.

2.6. Konsep Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya

konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya

perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir Menurut Porter Strategi

adalah suatu alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan Bersaing

(Rangkuti, 2004:4).

Strategi adalah penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang perusahaan,

(11)

yang telah ditetapkan. Dan persaingan adalah keadaan ketika organisasi berperang

atau berlomba untuk mencapai hasil atau tujuan yang diiginkan seperti konsumen,

pangsa pasar, peringkat survei, atau sumber daya yang dibutuhkan (Chandler dalam

Mudrajad Kuncoro, 2003:86).

Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa strategi persaingan merupakan penentuan

tujuan jangka panjang ketika ketika organisasi berperang atau berlomba untuk

mencapai hasil atau tujuan yang diiginkan. Adapun pilihan strategi bersaing yang bisa

diterapkan dalam perusahaan akan diuraikan masing-masing pendekatan itu.

2.7. Proses Perencanaan Strategis

Perencanaan Merupakan sekelompok usaha yang dinilai efektif, dimana orang

harus mengetahui tentang pencapaian sesuatu sesuai dengan yang diharapkan.

Perencanaan strategis merupakan pekerjaan merencanakan strategi untuk menuntun

seluruh tindakan perusahaan, proses manajerial untuk membangun dan menjaga

kesesuaian antara sumber daya organisasi dan peluang-peluang pasarnya.

Perencanaan Strategis yang berorientasi pasar adalah proses manajerial untuk

mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian, dan sumber daya organisasi

sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah. Tujuan perencanaan strategis adalah

untuk membentuk dan menyempurnakan usaha dan produk perusahaan sehingga

memenuhi target laba dan pertumbuhan ( Kotler, 1999:57)

Perencanaan Strategis memberikan kerangka kerja bagi kegiatan perusahaan

yang dapat meningkatkan ketanggapan dan berfungsinya perusahaan. perencanaan

(12)

perusahaan. Selain itu, perencanaan strategis memungkinkan perusahaan

mempersiapkan diri menghadapi lingkungan kegiatanyang cepat berubah.

Keunggulan penting lainnya dari perencanaan strategis adalah membantu para

manajer melihatadanya peluang yang mengandung resiko dan peluang yang aman dan

memilih antara salah satu peluang-peluang yang ada. Perencanaan strategis juga

mengurangi kemungkinan kesalahan dan kejutan yang tidak menyenangkan, karena

penelitian yang seksama telah dilakukan terhadap sasaran, tujuan, dan strategis.

2.8. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalaha analisis yang terdiri dari analisis lingkungan kikro

yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, dan analisis

lingkungan makro yang bertujuan untuk mengetahui peluang dan ancaman bagi

perusahaan.

Analisis SWOT adalah evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan,

peluang, dan ancaman. (Kotler, 2005: 88). Analisis SWOT membandingkan antara

faktor eksternal peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan faktor

internal kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weakness). (Rangkuti, 2008:19)

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun secara

(13)

proses pengambilan keputusan Strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,

tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. dengan demikian perencanaan strategis

perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada

saat ini. Hal ini disebut analisis situasi yaitu model yang paling popular untuk analisis

situasi adalah Analisis SWOT. (Rangkuti, 2013:19)

Gambar 2.3 adalah gambar Analisis SWOT yang menjelaskan faktor-faktor

internal perusahaan dan eksternal perusahaan dengan memanfaatkan peluangnya dan

mengatasi ancaman.

3.Mendukung Strategi turn – around 1.Mendukung strategi agresif

4.Mendukung strategi defensif 2.Mendukung strategidiversifikasi

Sumber: Rangkuti (2013:20)

Kuadran 1: Merupakan Situasi yang sangat menguntungkan. perusahaan tersebut

memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. BERBAGAI PELUANG

KEKUATAN INTERNAL KELEMAHAN

INTERNAL

(14)

Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan

pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy)

Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai macam ancaman, tetapi masih memiliki

kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus di terapkan adalah menggunakan

kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi

diversifikasi (produk/pasar)

Kuadran 3: perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain

pihak, ia menghadapi berbagai kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada

kuadran 3 mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan

ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat

merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan

tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

2.9.Metode Pendekatan Analisis SWOT

1. Pendekatan Analisis SWOT dengan Pemberian Skor

Secara Prinsip analisis yang digunakan dalam pemberian skor, utamanya

dalam pemberian peringkat dan penyusunan tabel-tabel matriks Evaluasi Faktor

Eksternal (EFE) dan Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI), mengacu pada

(15)

Hasil Scoring (Perkalian bobot dengan peringkat) pada tabel EFE dan tabel

EFI dijumlahkan untuk menentukan apakah peluang lebih besar daripada

ancaman atau sebaliknya serta apakah kekuatan lebih besar daripada kelemahan

atau sebaliknya.

Apakah hasil penjumlahan Scoring faktor-faktor kunci yang merupakan

peluang lebih besar daripada penjumlahan scoring faktor-faktor kunci yang

merupakan ancaman pada tabel EFE maka peluang lebih besar daripada ancaman

atau sebaliknya, dan apabila hasil penjumlahan scoring faktor-faktor kunci yang

merupakan kekuatan lebih besar dari pada penjumlahan scoring faktor-faktor

yang merupakan kelemahan pada tabel EFI maka kekuatan lebih besar dari pada

kelemahan atau sebaliknya.

2. Analisis SWOT Tanpa Pemberian Skor

Langkah-langkah dalam metode analisis SWOT tanpa Pemberian Skor adalah

dengan melakukan identifikasi kekuatan dan kelemahan (analisis lingkungan

internal) dan identifikasi peluang dan ancaman (analisis lingkungan eksternal).

Langkah berikutnya adalah menyusun matriks analisis lingkungan strategis

(matriks SWOT) untuk menganalisis hubungan interaksi antara peluang dengan

kekuatan, peluang dengan kelemahan, ancaman dengan kekuatan, dan ancaman

dengan kelemahan.

Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman

(16)

kelemahan yang dimiliki. Dari matriks ini akan terbentuk empat kemungkinan

alternatif strategi.

2.10. Matriks SWOT

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis adalah matriks

SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan

kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan

(17)

a. Strategi SO

Strategi Ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya.

b. Strategi ST

Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi

ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat difensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.11. Lingkungan perusahaan

Suatu Bisnis berada dalam lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan

bisnis tersebut. Pemimpin perusahaan perlu mencermati perubahan lingkungan bisnis

untuk mengetahui adanya peluang dan ancaman dalam tantangan bisnis. Jika

organisasi tidak merubah cara berpikir tentang lingkungan, maka organisasi tidak

dapat mendahului perubahan yang terjadi pada pelanggan, pesaing, dan industri.

Lingkungan member kesempatan bagi perusahaan yang dapat dan mau mengerti

(18)

lingkungan eksternal dan internal. Berikut adalah penjelasan dari lingkungan

perusahaan tersebut:

a. Lingkungan Internal

Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan)

yang ada di dalam organisasi (Pontas, 2011:226). Variabel-variabel tersebut

meliputi: Operasi/Produksi, Sumber Daya Manusia, Pemasaran, dan Sistem

Informasi Manajemen.

b. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal Terdiri dari Variabel-variabel (Kesempatan dan

Ancaman) yang berada di luar organisasi. Lingkungan eksternal memiliki dua

bagian yaitu lingkungan kerja atau industry dan lingkungan sosial.

Lingkungan kerja atau industri terdiri dari elemen-elemen yang secara

langsung mempengaruhi operasi-operasi organisasi. Beberapa elemen tersebit

adalah pemasok, pesaing, dan pelanggan (Pontas, 2011: 149). Sedangkan

lingkungan sosial adalah suatu lingkungan eksternal organisasi yang tidak

berhubungan dan berpengaruh lengsung dengan aktivitas-aktivitas organisasi.

Lingkungan sosial tersebut adalah ekonomi, sosiokulturl, teknologi dan politik

(19)

2.12. Usaha Kecil menengah (UKM) A. Defenisi UKM atau Usaha Kecil

Di Indonesia terdapat berbagai defenisi yang berbeda mengenai UKM (termasuk

usaha kecil) berdasarkan kepentingan lembaga yang member defenisi.

1. Badan Pusat Statistik (BPS) : UKM adalah perusahaan atau industry dengan

pekerja antara 5-19 orang.

2. Bank Indonesia (BI) : UKM adalah perusahaan atau industry dengan

karakteristik berupa: a) modalnya kurang dari Rp 20 juta; b) untuk satu

putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp 5 juta; c) memiliki aset

maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan; dan d) omset tahunan ≤

Rp 1 miliar.

3. Departemen koperasi dan usaha kecil Menengah (UU No.9 tahun 1995) :

UKM adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional,

dengan kekayaan bersih Rp 50 juta – Rp 200 juta (tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha) omset tahunan ≤ Rp 1 miliar; dalam UU

UMKM/2008 dengan kekayaan bersih tahunan Rp 300 juta – rp 2,5 miliar.

4. Keppres No. 16/1994: UKMadalah perusahaan yang memiliki kekayaan

bersih maksimum Rp 400 juta.

5. Departemen Perindustrian dan Perdagangan:

a. Perusahaan memiliki aset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan

(20)

b. Perusahaan memiliki modal kerja di bawah Rp 25 juta (departemen

perdagangan sebelum digabung)

6. Deptemen Keuangan : UKM adalah perusahaan yang memiliki omset maksimum Rp 600 juta per tahun dan atau aset maksimum Rp 600 juta di luar

tanah dan bangunan.

7. Departemen kesehatan: perusahaan yang memiliki penandaan standar mutu berupa Sertifikat Penyuluhan (SP), Merek Dalam Negeri (MD), dan Merek

Luar Negeri (ML)

B. Kategori Usaha Kecil

Dalam Hubeis (2009 : 26), usaha kecil secara kriteria dapat dikelompokkan

atas dua pemahaman sebagai berikut

1. Ukuran dari usaha atau jenis kewirausahaannya/tahap/ pengembangan

usaha. Dalam hal ini, usaha kecil diklasifikasikan atas (1) Self-employment

perorangan; (2) Self-employment kelompok; dan (3) industri rumah

tangga, yang berdasarkan julah tenaga kerja dan modal usaha. Dari tahap

pengembangan usahanya, usaha kecil dapat dilihat daari aspek

partumbuhan menurut pendekatan efisiensi dan produktivitas, yaitu (1)

tingkat survival menurut ukurannya (self-employment perorangan hingga

industry rumah tangga); (2) tingkat konsolidasi menurut penggunaan

teknologi modern yang diikuti dengan keterkaitannya dengan struktur

ekonomi maupun industry.

(21)

Usaha kecil terdiri atas (1) usaha kecil yang menggunakan teknologi

tradisional yang nantinya meningkat menjadi modern dan (2) usaha kecil

yang menggunakan teknologi modern dengan kecenderungan semakin

menguat keterkaitannya dengan struktur ekonomi secara umum dan

struktur industry secara khusus.

Usaha kecil yang benar-benar kecil dan mikro dapat dikelompokkan atas

pengertian:

1. Usaha kecil mandiri, yaitu tanpa menggunakan tenaga kerja lain

2. Usaha kecil yang menggunakan tenaga kerja anggota keluarga sendiri

3. Usaha kecil yang memiliki tenaga kerja upahan secara tetap.

Dalam perkembangannya, UKM (termasuk usaha kecil) dapat dikelompokkan

atas faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut.

1. Lokasi

a. UKM yang memperoleh bahan baku secara menyebar seperti mentega,

keju dan susu bubuk, pada umumnya melakukan proses yang ditandai

dengan pengurangan berat menjadi kecil sehingga biaya pengiriman

produk dapat ditekan lebih murah.

b. Produk hanya memiliki pasar local terbatas dan biaya transport relatif

tinggi. Sebagai contoh, es krim, kasur dan batu bata. Proses yang

dilakukan ditandai dengan produk besar, berat, sulit dipegang, kombinasi

(22)

c. UKM jasa, seperti percetakan, pelapisan logam dan pengerjaan panas

logam dengan proses yang ditandai oleh permintaan bervariasi akibat

pesanan individual; mempunyai kontak langsung yang erat dengan

konsumen dan memerlukan keterampilan khusus sehingga biaya tenaga

kerja menjadi lebih besar, lokasi perusahaan dekat dengan lokasi

konsumen dan tidak cocok untuk industri perusahaan besar, karena jumlah

konsumennya terbatas.

2. Proses

a. UKM dengan proses pabrikasi yang dapat dipisahkan. Produk yang

dihasilkan menuntut adanya operasi pengerjaan yang dapat dipisah, seperti

produk yang dikerjakan mesin perkakas, contohnya mur, baut dan piston.

b. UKM memerlukan presisi, seperti baju dan perhiasan. Proses produksinya

biasanya ditandai dengan lebih banyak pekerjaan menggunakan tangan dan

dengan tingkat keterampilan tinggi.

c. Perakitan sederhana, seperti proses pencampuran dan proses finishing.

Sebagai contoh, pabrik lem, penjilidan buku, dan pabrik tinta cetak. Proses

ditandai dengan adanya operasi fisik relative sederhana.

3. Pasar

a. Rendah, seperti pakaian jadi, tas, dan dompet. Proses ditandai dengan

pembuatan dalam jumlah besar (massal), tetapi tidak dalam waktu lama

sehingga terdapat keragaman produk. Keberagaman produk mendorong

produk yang berorientasi pada proses perakitan yang tidak menuntut

(23)

persentasenya bila dibandingkan dengan biaya pembuatan sehingga

membatasi aspek penggunaan dan dimensi konsumen produk tersebut.

b. UKM melayani pasar berukuran kecil. Sebagai contoh, tenda dan jok mobil.

Proses ditandai dengan kecilnya permintaan untuk setiap jenis produk dan

pemasukan pendapatan yang kecil sehingga tidak menguntungkan bagi

Gambar

Gambar 2.2 Lima Kekuatan yang mempengaruhi Persaingan Industri
Gambar 2.3 adalah gambar Analisis SWOT yang menjelaskan faktor-faktor
Tabel 2.1 Matriks SWOT

Referensi

Dokumen terkait

Teknis pembinaan dengan rekaman video yaitu observasi rekaman video pembelajaran yang dilakukan melibatkan beberapa guru, dan pihak lain yang berkepentingan

KUNCI JAWABAN. EVALUASI

[r]

KUNCI JAWABAN. EVALUASI

[r]

Khusus mengacu pada poin kedua, sektor pertanian dapat menjadi input bagi sektor lain terutama agroindustri karena Kabupaten Ngawi memiliki keunggulan komparatif, yaitu

Metode penelitian kualitatif itu sendiri adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

Pemadatan yang akan didapatkan berbanding lurus dengan yang akan dihasilkan 50 tumbukan melalui alat pemadat marshall. Pada pengujian workability untuk