• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH FIQIH MUAMALAH RIBA PROGRAM STUD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH FIQIH MUAMALAH RIBA PROGRAM STUD"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH FIQIH MUAMALAH

“RIBA”

Dosen Pengampu : Aris Anwaril Muttaqin, Lc, M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Abdullah Arkan Rabbani – 12020217140028

Anisa Nur Santoso – 12020217120004

Firman Darmawan – 12020217130046

Zahra Himmatu Ulya – 12020217130032

Danang Nadhif Nuralvian Sutisna - 12020217130036

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.WR.WB

Puji dan Syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat-Nya kami dapat menyusun Makalah Fiqih Muamalah yang berjudul “RIBA” tanpa ada kendala yang berarti.

Namun demikian, makalah yang sederhana ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu kami terbuka menerima dengan baik kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman dan, kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Aris Anwaril Muttaqin, Lc,, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Fiqih Muamalah

2. Dan segala pihak yang telah membantu terlaksananya pembuatan makalah ini.

Semarang, 19 Februari 2018

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alam semesta ini adalah milik Allah SWT sedangkan manusia adalah penerima kepercayaan dari Allah yang harus dipeliharanya. Dengan perkembangan peradaban manusia, manusia banyak melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Mulai dari menabung, meminjam uang, dan sampai kepada yang menggunkan jasa untuk mengirim uang dari berbagai kota dan Negara. Dalam

menjalankan kegiatan ekonominya, islam telah memberi ketetapan bahwa riba hukumnya haram.

Riba berarti menetapkan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat pegembalian berdasarkan presentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok yang telah dibebankan kepada peminjam. Secara umum, riba adalah pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam islam.

Mengenai riba, islam bersikap keras dalam persoalan ini karena semata-mata demi melindungi kemaslahatan manusia baik dari segi akhlak, masyrakat maupun perekonomiannya. Karena, pada hakekatnya riba (kredit lunak berbunga besar), atau pinjaman yang salah penerapannya akan berakibat& meningkatnya harga barang yang normal menjadi sangat tinggi , atau berpengaruh besar terhadap neraca pembayaran antar bangsa, kemudian berakibat melejitnya laju inflasi, akibatnya akan dirasakan pada semua orang pada semua tingkat kehidupan.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian riba ? 2. Apa saja macam-macam riba ?

3. Apa saja faktor penyebab memakan dan di haramkannya perbuatan riba ? 4. Larangan-larangan riba dalam Al Qur’an ?

(4)

C. Tujuan

1.Untuk mengetahui pengertian riba 2. Dapat mengetahui macam-macam riba

(5)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Riba

Menurut bahasa, riba memiliki beberapa pengertian, yaitu:

1. Bertambah, karena salah satu perbuatan riba adalah meminta tambahan dari sesuatu yang dihutangkan.

2. Berkembang, berbunga , karena salah satu perbuatan riba adalah membungakan harta uang atau yang lainnya yang dipinjamkan kepada orang lain.

3. Berlebihan atau menggelembung, .

Jadi, Riba berarti menetapkan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian berdasarkan presentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok, yang dibebankan kepada peminjam.

Dalam Islam. Memungut riba atau mendapatkan keuntungan berupa riba pinjaman adalah haram. Ini dipertegas dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 275 :”…padahal Allah telah mengahalakan jual beli dan mengharamkan riba…”

B. Macam- Macam Riba

Menurut para fiqih, riba dapat dibagi menjadi 4 baian, yaitu :

1. Riba Fadhl : menukar dua barang yang sama jenisnya dengan kwalitas berbeda yang disyaratkan oleh orang yang menukarkan.

Contoh : tukar menukar emas dengan emas, perak dengan perak, beras dengan beras dan sebagainya.

2. Riba Yad : berpisah dari tempat sebelum ditimbang dan diterima.

Contoh : orang yang membeli suatu barang, kemudian sebelum ia menerima barang tersebut dari si penjual, pembeli menjualnya kepada orang lain. Jual beli seperti itu tidak boleh, sebab jual beli masih dalam ikatan dengan pihak pertama. 3. Riba Nasiah : melebihkan pembayaran barang yang dipertukarkan,

diperjualbellikan, atau diutangkan karena diakhirkan waktu pembayarannya baik yang sejenis maupun tidak.

Contoh : aminah meminjam cincin 10 gram pada ramlan. Oleh ramlan disyaratkan pembayarannya tahun depan dengan cincin emassebesar 12 gram, dan apabila terlambat 1 tahun,maka tambah 2 gram lagi, dan seterusnya.ketentuan

melambatkan pembayaran satu tahun.

(6)

Contoh: Ahmad meminjam uang sebesar Rp. 25.000,- kepada Adi. Adi

mengharuskan dan mensyaratkan agar Ahmad mengembalikan hutangnya kepada Adi sebesar Rp. 30.000,-maka ttambahan Rp. 50.000,- adalah riba Qardh.

Namun, ada sebagian ulama mengklasifikasikan Riba Jali & Khafi. Riba jail yakni riba yang nyata dan bahaya mudharatnya, dan riba Khafi adalah riba yang tersembunyi bahaya dan mudharatnya.

C. Faktor Penyebab Diharamkannya Riba

1. Merugikan orang lain

2. Sama dengan mengambil hak orang lain 3. Mendapat laknat dari Allah

4. Neraka ancamannya

5. Termasuk perbuatan syetan yang keji

6. Memperoleh harta dengan cara yang tidak Adil.

D. Hal-Hal Yang Menimbulkan Riba

Jika seseorang menjual benda yang mungkin mendatangkan riba menurut jenisnya seperti seseorang menjual salah satu dari dua macam mata uang, yaitu mas dan perak dengan yang sejenis itu atau bahan makanan seperti beras dengan beras, gabah denga gabah dan yang lainnya, maka disyaratkan:

1. Sama nilainya (tamasul)

2. Sama ukurannya menurut syara’, baik timbangannya,takarnnya maupun ukurannya. 3. Sama-sama tunai (taqabudh) dimajelis akad.

E. Larangan-Larangan Riba Dalam Al-Qur’an

(7)

)ننيننمنؤؤمم مؤتمنؤكم نؤإن ابنررنلا ننمن ينقنبن امن اورمذنون هنلرنلا اوقمترنا اونممناءن ننيذنلرنا اهنيرمأناين

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan, maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat, maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak dianiaya.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 278-279).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyatakan perang kepada riba dan orang-orang yang memungut riba, di samping menjelaskan bahaya riba bagi masyarakat. Sabdanya, “Apabila riba dan zina sudah merajalela di suatu negri, maka mereka telah menghalalkan dirinya untuk menerima adzab Allah.” (H.R. Al-Hakim).

Terdapat pula disurat Ali Imran ayat 130:

ننوحملنفؤتم مؤكملرنعنلن هنلرنلا اوقمترناون ةةفنعناضنمم افةاعنضؤأن ابنررنلا اولمكمأؤتن الن اونممناءن ننيذنلرنا اهنيرمأناين

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat

keberuntungan.” (Q.S. Ali Imran [3]: 130).

F. Dampak dan hikmah pelarangan Riba

1. Allah SWT tidak mengharamkan sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi manusia, tetapi hanya mengharamkan apa yang sekiranya dapat membawa kerusakan baik individu maupun masyarakat.

2. Cara riba merupakan jalan usaha yang tidak sehat, karena keuntungan yang di peroleh si pemilik dana bukan merupakan hasil pekerjaan atau jerih payahnya. Keuntungannya diperoleh dengan cara memeras tenaga orang lain yang pada dasarnya lebih lemah dari padanya.

(8)

4. Riba dapat menimbulkan kemalasan bekerja, hidup dari mengambil harta orang lain yang lemah. Cukup duduk di atas meja, orang lain yang memeras keringatnya.

(9)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Riba berarti menetapkan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat pegembalian berdasarkan presentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok yang telah dibebankan kepada peminjam. Teerdapat pula macam-macam riba yaitu Riba Fadhl, Riba Yad, Riba Nasi’ah, dan Riba Qardh.

Faktor penyebab diharamkannya Riba yaitu merugikan orang lain ,sama dengan mengambil hak orang lain, mendapat laknat dari Allah, neraka ancamannya, termasuk perbuatan syetan yang keji, serta memperoleh harta dengan cara yang tidak Adil.

Adapun hal yang menimbulkan riba yaitu sama nilainya (tamasul),sama

ukurannya menurut syara’, baik timbangannya,takarnnya maupun ukurannya, sama-sama tunai (taqabudh) dimajelis akad. Dan terdapat beberapa larangan riba dalam Al-Qur’an seperti yang sudah dijelaskan diatas dan hikmah pelarangan riba.

Demikian makalah ini kami sampaikan, bila ada kekurangan dan kesalahan kami mohon maaf dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.wabillahi taufik wal hidayah.

Referensi

Dokumen terkait

setiap perbuatan mengambil barang milik orang lain yang termasuk dalam tindak pidana pencurian maka maksimal ancaman pidana juga sama yaitu lima tahun. penjara, tanpa melihat

Tingkah laku, perbuatan siswa yang merugikan dirinya sendiri atau orang lain dan melanggar nilai-nilai moral maupun nilai-nilai sosial (Gunarsa, 1995: 15). Kenakalan siswa

Didalam penulisan hukum ini yang dimaksud dengan tindak pidana adalah setiap perbuatan yang tanpa hak dan merugikan orang lain karena perbuatannya khususnya dalam masalah

Rasulullah melarang segala bentuk aktifitas bisnis yang dilakukan dengan penipuan, karena penipuan dapat merugikan orang lain dan melanggar hak asasi dalam bisnis yaitu

Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian

Secara umum istilah penyerobotan tanah dapat diartikan sebagai perbuatan menguasai, menduduki, atau mengambil alih tanah milik orang lain secara melawan hukum, melawan

Mengekspresikan emosi dengan positif berarti mengambil tindakan atau bereaksi terhadap sesuatu hal secara wajar dan normal, tidak merugikan diri dan orang lain, tidak melanggar hak

Barang siapa dengan melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu badan yang secara langsung merugikan keuangan Negara dan atau