• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik Pengetahuan dan Sikap pada Ibu Rumah Tangga dan Pedagang dengan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Karakteristik Pengetahuan dan Sikap pada Ibu Rumah Tangga dan Pedagang dengan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencemaran Lingkungan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Lingkungan merupakan sumber yang penting dalam menjamin kelangsungan dan kelestarian hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Semakin hari dari waktu ke waktu terjadi pencemaran dan perusakan lingkungan yang dilakukan oleh manusia melalui aktivitas-aktivitas manusia yang secara langsung maupun tidak langsung serta kegiatan alam yang juga menyebabkan kerusakan lingkungan dan menimbulkan dampak yang besar bagi kesehatan maupun kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya. Hal ini mengakibatkan penurunan dari kualitas lingkungan hidup.

(2)

2.2 Sampah

Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi masalah yang belum bisa diselesaikan di Indonesia adalah faktor pembuangan sampah, terutama sampah plastik. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Tumpukan sampah yang ada berasal dari berbagai sumber, seperti: pasar, pertokoan, restoran, perumahan, sekolah, rumah sakit, perkantoran, dan sumber yang lainnya. Benda yang menjadi sampah dapat mendatangkan berbagai jenis masalah di lingkungan. Klasifikasi sampah berdasarkan sifat dan asalnya terdiri atas sampah organik dan anorganik. Sampah Organik merupakan sampah yang berasal dari bahan organik atau alami yang bersifat biodegradable, yaitu sampah yang dapat didegradasi atau diuraikan secara sempurna melalui proses biologi, contohnya sisa makanan, sampah yang berasal dari tumbuhan, sampah pertanian dan perkebunan. Sampah Anorganik bersifat non biodegradable yaitu sampah yang tidak dapat didegradasi atau diuraikan secara sempurna melalui proses biologi. Sampah Anorganik ada yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai ekonomi, seperti plastik, kertas bekas, dan kain perca (Suwerda, 2012).

2.3. Plastik

Plastik merupakan bahan yang mempunyai derajat kekristalan yang lebih rendah dari pada serat, dan dapat dilunakkan atau dicetak pada suhu tinggi. Plastik adalah kantong pembungkus yang dibuat dari poliolefin atau polivinil klorida. Kemudahan dan keistimewaan dari plastik mampu menggantikan fungsi dari bahan seperti logam dan kayu dalam membantu kehidupan manusia.

(3)

dibentuk, namun, dalam istilah modern menyebutkan bahwa plastik adalah semua yang mencakup bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastik setelah dipanaskan dan dapat dibentuk dibawah tekanan. Plastik merupakan bahan pengemas yang sangat praktis penggunaannya serta mudah didapat dan ditemui mulai dari wadah makanan, pengemasan, botol minum, kantong plastik, dan alat makan (Rinrin, 2009).

2.3.1. Sejarah Plastik

Plastik pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Parkes pada tahun 1862 di sebuah ekshibisi internasional di London, Inggris. Plastik temuan Parkes disebut parkesine ini dibuat dari bahan organik dari selulosa. Parkes mengatakan bahwa temuannya ini mempunyai karakteristik mirip karet, namun dengan harga yang lebih murah. Parkes juga menemukan bahwa parkesine ini bisa dibuat transparan dan mampu dibuat dalam berbagai bentuk. Sayangnya, temuan Parkes tidak bisa dimasyarakatkan karena mahalnya bahan baku yang digunakan. Sejak tahun 1950 plastik menjadi bagian penting dalam hidup manusia karena plastik digunakan sebagai bahan baku kemasan, tekstil, bagian-bagian mobil dan alat-alat elektronik. Dalam dunia kedokteran, plastik bahkan digunakan untuk mengganti bagian-bagian tubuh manusia yang sudah tidak berfungsi lagi. Pada tahun 1976 plastik dikatakan sebagai materi yang paling banyak digunakan (Whyman, 2006). 2.3.2 Jenis Plastik

(4)

a) Thermoplastic

Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang atau dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), polikarbonat (PC). b) Thermoset

Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur ulang atau dicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resinepoksi, bakelit, resin melamin, urea -formaldehida.

untuk memudahkan proses daur ulang maka plastik dibagi kembali menjadi beberapa jenis dengan diberikan nomor pada tiap-tiap jenis plastiknya. Kode plastik terdiri atas nomor 1 sampai dengan 7 yang terletak di tengah segitiga panah. Simbol kode ini didesain oleh Society of the Plastics Industry (SPI) tahun 1988. Pengkodean plastik bertujuan untuk:

a. Memudahkan kosumen dan pedaur ulang dalam menyortir jenis plastik yang akan didaur ulang.

b. Menyediakan sistem pengkodean plastik yang seragam bagi produsen plastik. 1. PETE (Polyethylene Terephthalate)

Merupakan resin polyester yang tahan lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk ketika panas. Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 1 ditengahnya dan tulisan PETE dibawah segitiga.

a. PETE dapat ditemukan pada botol minuman, botol soda, botol minyak goreng, kemasan makanan, dan digunakan untuk botol plastik yang jernih atau trasparan.

(5)

2. HDPE ( High Density Polyethylene)

Merupakan resin yang kuat dan kaku yang berasal dari minyak bumi. HDPE dapat ditemukan pada botol susu, botol detergen,galon air minum, botol obat, botol oli mesin, botol shampoo, botol sabun cair, dan botol sabun bayi.

a. Plastik dengan label no 2 dapat didaur-ulang.

b. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.

c. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras hingga semifleksibel, buram, lebih tahan terhadap bahan kimia, dan kelembapan.

3. PVC (Polyvinyl Chloride)

Tertera logo daur ulang dengan angka 3 di tengahnya, dan merupakan jenis plastik yang paling sulit didaur ulang.

a. PVC ini merupakan resin yang keras yang tidak terpengaruh oleh zat kimia lain.

b. PVC dapat dijumpai pada tanda lalu lintas, kabel listrik, botol pembersih kaca, pipa air, dan kemasan makanan cepat saji.

4. LDPE (Low Density Polyethylene)

a. Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya.

b. Sifat dari jenis plastik LDPE adalah kuat, fleksibel, kedap air tetapi tembus cahaya.

(6)

d. LDPE adalah plastik yang mudah dibentuk ketika panas, yang terbuat dari minyak bumi.

e. LDPE dapat dijumpai pada kantong plastik, botol, kotak penyimpanan, mainan, perangkat komputer dan wadah yang dicetak.

5. PP (polyprophylene)

a. Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP.

b. PP adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.

c. Polypropylene merupakan plastik polymer yang mudah dibentuk ketika panas, yang lentur, keras dan resisten terhadap lemak.

d. Polypropylene dapat dijumpai pada wadah makanan, kemasan, pot tanaman, tutup botol obat, tutup margarin, sedotan, mainan, tali, dan berbagai macam botol.

e. Karakteristik dari plastik ini adalah botolnya transparan yang tidak jernih atau berawan, keras tetapi fleksibel. Poliprophylene lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, minyak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.

6. PS (polystryrene)

a. Polystyrene adalah plastik polymer yang mudah dibentuk bila dipanaskan. Sangat kaku dalam suhu ruangan.

(7)

c. Polystyrene dapat dijumpai pada perkakas dari plastik, kotak CD, gelas plastik, wadah makanan.

d. PS yang kaku biasanya jernih seperti kaca, kaku, mudah terpengaruh lemak dan pelarut (seperti alkohol), mudah dibentuk, contohnya wadah plastik bening berbentuk kotak untuk wadah makanan.

e. PS yang lunak berbentuk seperti busa, biasanya berwarna putih, lunak, mudah terpengaruh lemak dan pelarut lain (seperti alkohol). Bahan ini dapat melepaskan styrene jika kontak dengan pangan. Contohnya yang sudah sangat terkenal Styrofoam.

f. Kemasan Styrofoam biasanya digunakan sebagai wadah makanan atau minuman sekali pakai, karton wadah telur.

g. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan, selain itu styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung.

h. Jenis plastik ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar. Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api bewarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.

7. OTHER

a. Tertera logo daur ulang dengan angka 7 ditengahnya, serta tulisan other (SAN/ styrene acrylonitrile, ABS/acrylonitrile butadiene styrene, PC/ polycarbonate, nylon)

(8)

c. SAN dan ABS memiliki resitensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu serta biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring dan alat makan.

2.3.3 Kantong Plastik

Kantong plastik merupakan plastik yang termasuk ke dalam jenis plastik LDPE (Low Density Polyethylene) dan termasuk ke dalam kode daur ulang nomor 4. Sifat LDPE ini kuat, tembus cahaya, fleksibel dan daya proteksi terhadap uap air tergolong baik. LDPE dapat didaur ulang tetapi sulit dihancurkan alami oleh alam sehingga dalam jangka panjang dapat menimbulkan pencemaran bagi lingkungan.

Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene. Kantong plastik yang beredar di masyarakat memiliki bagian ukuran dari mulai 15 cm, 17 cm, 24 cm, 28 cm, 40 cm hingga 50 cm dengan ketebalan 0,01 mm dan 0,03 mm. Kantong plastik pun memiliki berbagai warna yaitu hitam, putih, biru, merah, kuning, merah putih dan hitam putih

(9)

Kantong plastik dapat mencemari lingkungan karena kandungan zat kimia yang terdapat pada kantong plastik ini dapat diserap lingkungan (Rinrin, 2009)

2.3.4. Bahan dan Kandungan yang Terdapat Dalam Plastik

Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami sampai ke material kimia dan akhirnya ke molekul buatan manusia seperti polyethylene. Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, klorin atau belerang. Untuk membuat plastik dibutuhkan 12 juta berel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang, karena kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene. (Achmad, 2004)

2.3.5 Plastik Sebagai Kemasan

Komponen utama plastik sebelum membentuk polimer adalah monomer, yakni rantai yang paling pendek. Polimer merupakan gabungan dari beberapa monomer yang akan membentuk rantai yang sangat panjang. Bila rantai tersebut dikelompokkan bersama-sama dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan jerami maka disebut amorp, jika teratur hampir sejajar disebut kristalin dengan sifat yang lebih keras dan tegar (Syarief dkk, 1989).

Klasifikasi plastik menurut struktur kimianya terbagi atas dua macam yaitu :

1. Linear, bila monomer membentuk rantai polimer yang lurus (linear) maka akan terbentuk plastik thermoplastik yang mempunyai sifat meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan sifatnya dapat balik (reversible) kepada sifatnya yakni kembali mengeras bila didinginkan.

(10)

Proses polimerisasi yang menghasilkan polimer berantai lurus mempunyai tingkat polimerisasi yang rendah dan kerangka dasar yang mengikat antar atom karbon dan ikatan antar rantai lebih besar daripada rantai hidrogen. Bahan yang dihasilkan dengan tingkat polimerisasi rendah bersifat kaku dan keras. Bahan kemasan plastik dibuat dan disusun melalui proses yang disebut polimerisasi dengan menggunakan bahan mentah monomer yang tersusun sambung-menyambung menjadi satu dalam bentuk polimer. Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan yaitu sifatnya kuat tapi ringan, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat seal) serta dapat diberi warna. Kelemahan bahan ini adalah adanya zat-zat monomer dan molekul kecil lain yang terkandung dalam plastik yang dapat berpindah ke dalam bahan makanan yang dikemas. (Winarno, 1997).

Plastik berisi beberapa aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat fisiko kimia plastik itu sendiri. Bahan aditif yang sengaja ditambahkan itu disebut komponen non plastik, diantaranya berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap cahaya ultraviolet, penstabil panas, penurun viskositas, penyerap asam, pengurai peroksida, pelumas, dan peliat.

(11)

2.3.6 Penggunaan Kantong Plastik di Masyarakat

Kantong plastik sangat membantu masyarakat dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi ibu rumah tangga yang setiap harinya berbelanja, khususnya yang berbelanja di pasar tradisional. Kepraktisan dan kemudahan memperoleh kantong plastik membuat ibu rumah tangga sangat bergantung pada keberadaannya, bahkan jika berbelanja 1-2 barang pun masih menggunakan kantong plastik.

Kantong plastik yang telah digunakan, jika masih bersih sebagian besar disimpan untuk digunakan kembali dan jika kotor atau rusak biasanya langsung dibuang. Karena setiap hari rumah tangga menghasilkan sampah, maka setiap hari pula kantong plastik digunakan untuk tempat sampah di rumah dan akhirnya dibuang ke tempat penampungan sementara (TPS), setelah dibuang ke TPS masyarakat seolah lepas tangan atau tidak peduli dengan apa yang terjadi pada sampah-sampah tersebut (Yustia, 2013).

2.3.7 Bahaya Penggunaan Kantong Plastik

Beberapa alasan mengapa masyarakat harus mengurangi penggunaan kantong plastik (Amhariputra, 2014).

1. Kantong plastik adalah salah satu bagian dari sampah yang memenuhi daratan dimana kondisi dari kantong plastik yang ringan sehingga memudahkan untuk terbang kemana–mana dan mudah kita temukan sampah kantong plastik yang berserakan baik di fasilitas umum, fasilitas niaga, maupun komplek perumahan yang dapat menyebabkan banjir dan menimbulkan penyakit dari lingkungan yang kotor.

(12)

tentunya juga berdampak pada konsumsi minyak bumi dan berujung pada semakin menipisnya cadangan minyak bumi dunia.

3. Kantong plastik membahayakan bagi lingkungan dimana plastik yang terbakar akan menghasilkan polusi udara sedangkan plastik yang terbuat dari bahan polythene membutuhkan waktu sekitar 1.000 tahun untuk dapat diuraikan secara alamiah di tanah dan membutuhkan waktu sekitar 450 tahun untuk dapat diuraikan di air.

4. Kantong plastik jika bisa terurai sekalipun maka partikel dari plastik tersebut tetap akan mencemari air dan tanah.

5. Kantong plastik yang terdapat di air dapat membunuh kehidupan mamalia air dan juga burung yang mencari makan di permukaan air.

6. Kantong plastik dapat secara tidak sengaja termakan oleh hewan di darat dan mati karena tidak dapat mencerna plastik tersebut.

7. Jarangnya ditemukan pasar untuk produk hasil daur ulang plastik sehingga hanya sedikit organisasi yang bersedia untuk melakukan daur ulang sampah plastik yang ada karena tidak memiliki nilai tambah.

8. Meskipun banyak usaha ritel seperti supermarket yang menerima kembali dan memberikan kompensasi atas pengembalian kantong plastik atau botol plastik tetapi hanya sedikit yang melakukan daur ulang atas produk plastik tersebut. 2.4 Dampak Plastik

2.4.1 Dampak Plastik Terhadap Lingkungan

(13)

1. Kantong plastik dapat menganggu kesuburan tanah karena dapat menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah.

2. Kantong plastik dapat menganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah. 3. Tercemarnya tanah, dan air dalam tanah.

4. Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yg menyebabkan banjir. 5. Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, ringan dan

mudah diterbangkan angin.

6. Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut & anjing laut menganggap plastik tersebut makanan dan mati karena tidak dapat mencernanya.

7. PCB (Polychlorinated Biphenyl) tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang dan akan menjadi pembunuh berantai sesuai urutan rantai makanan. 8. Racun dari partikel plastik ketika masuk ke dalam tanah akan membunuh

hewan-hewan pengurai seperti cacing. 2.4.2 Dampak Plastik Bagi Kesehatan

Adapun zat-zat penyusun plastik yang berbahaya bagi kesehatan adalah (yanti, 2011) :

1. Monomer vinil klorida, dapat bereaksi dengan sitosin pada DNA dan mengalami metabolisme dalam tubuh, sehingga memiliki potensi yang cukup tinggi untuk menimbulkan tumor dan kanker pada manusia terutama kanker hati.

2. Monomer vinil asetat, telah terbukti pada hewan percobaan yaitu menimbulkan kanker tiroid, uterus dan hati (liver) pada hewan.

(14)

isosianat organic, heksa metilandiamin, melamin, epodilokkloridin, bispenol

dan akrilonitril yang dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan terutama mulut, tenggorokan dan lambung.

Selain monomer, zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan diantaranya:

4. Dibutil ptalat (DBP) dan Dioktil ptalat (DOP), merupakan zat aditif yang popular digunakan dalam proses plastisasi ,namun di balik ke pepuleran itu ternyata DBP dan DOP ternyata menyimpan suatu zat kimia yaitu zat benzen. Benzen termasuk larutan kimia yang sulit di cerna oleh sistem pencernaan. Benzen juga tidak dapat dikeluarkan melalui feses atau urin. Akibatnya, zat ini semakin lama semakin menumpuk dan berbalut lemak. Hal tersebut bisa memicu kanker pada darah atau leukemia

5. Timbal (Pb) merupakan racun bagi ginjal dan cadmium (Cd) yang merupakan pemicu kanker dan racun bai ginjal dimana keduanya merupakan bahan adiktif untuk mencegah kerusakan pada plastik.

6. Senyawa nitrosamine, yang timbul akibat reaksi antara komponen dalam plastik yang bersifat karsinogenik.

7. Ester ptalat, yang digunakan untuk melenturkan ternyata dapat mengganggu system endokrin.

8. Bisphenol -A (BPA) yang terdapat pada plastik polikarbonat (PC) merupakan zat aditif yang dapat merangsang pertumbuhan sel kanker dan memperbesar resiko pada kehamilan.

(15)

gejala keracunan PCB ini berupa pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pencernaan, serta tangan dan kaki lemas. pada wanita hamil PCB dapat mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan serta bayi lahir cacat. pada keracunan menahun, PC dapat menyebabkan kematian jaringan hati dan kanker hati.

Berdasarkan survey di Amerika Serikat tahun 1986 menunjukkan 100% jaringan lemak penduduk amerika mengandung styrene yang berasal dar Styrofoam. Pada penelitain dua tahun kemudian menyebutkan kandungan styrene sudah mencapai ambang batas sehingga menimbulkan gangguan syraf. Penelitian di New Jersey, New York 75% ASI terkontaminasi styrene karena ibu mengggunakan wadah Styrofoam saat mengkonsums makanan. Styrene bisa perpindah ke janin melalui plasenta pada ibu-ibu hamil. Keracunan PCB di Jepang menimbulkan penyakit yusho, yaitu penyakit dengan gejalan dari keracunan berupa pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pada perut, tangan dan kaki lemas (Greenaction, 2011).

2.5 Upaya Meminimalisir Penggunaan Kantong Plastik

1. Cara pertama untuk mengurangi penggunaan kantung plastik adalah dengan berhenti menggunakannya. Mulailah membawa tas sendiri saat berbelanja, gantungkan didekat pintu agar tidak lupa membawanya, pilihlah bahan yang cukup tipis sehingga bisa dilipat dan dimasukkan ke ransel atau tas sehari-hari Anda.

2. Sebarkan Informasi tentang bahaya kantong plastik.

3. Reduse (Pengurangan) langkah ini dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan kantung plastik saat berbelanja.

(16)

5. Recycle (daur ulang) merupakan cara yang mengolah kembali plastik menjadi bahan lain yang bermanfaat dan lebih berguna serta layak pakai.

6. Kumpulkanlah tas-tas plastik yang bisa ditemukan, lalu serahkan ke pemulung atau tempat pengumpul plastik agar bisa diolah dengan baik.

7. Gunakan Reusable bag yang bisa dilipat dan ditaruh dalam tas.

8. Sadarkan/ajarkan anak-anak kita untuk menghindari/mengurangi pemakaian kantong plastik.

9. Daur ulang kantong plastik dengan berbagai cara kreatif.

10. Hindari penggunaan kontong plastik khusus sampah, gunakan kantong plastik yang tersisa dirumah.

2.6 Solusi Mengatasi Penggunaan Kantong Plastik

1. Beberapa solusi mengatasi penggunaan kantong plastik yaitu dengan: melakukan upaya kampanye untuk menghambat terjadinya pemanasan global serta dengan adanya peraturan tentang larangan maupun batasan penggunaan kantong plastik.

2. Mulai melakukan tindakan mengurangi penggunaan kantong plastik dari diri sendiri dan dilakukan sekarang juga serta menggunakan tas berbelanja atau keranjang setiap kali berbelanja.

3. Apabila berbelanja dengan jumlah yang kecil atau sedikit, masukan barang belanjaan ke dalam tas.

4. Ingatkan keluarga maupun orang dekat atau teman untuk selalu membawa tas kain saat belanja.

(17)

2.7 Peran Pemerintah Dalam Upaya Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik Pemerintah sudah menerapkan Undang-Undang No 18/2008 tentang pengelolaan sampah melalui Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH). Salah satu isi dari Undang-Undang setiap pemilik usaha ritel modern agar membatasi penggunaan kantong plastik. Namun ini hanya untuk ritel modern saja seperti hypermarket, supermarket dan pasar modern. Untuk pasar tradisional tidak diterapkan peraturan seperti itu, padahal penyumbang terbesar sampah plastik yakni berasal dari pasar tradisonal. Indonesia pada faktanya sudah mengkomunikasikan akan berusaha untuk menekan volume sampah dan pengelolaan sampah sejak tahun 1970-an dengan meluncurkan program 3-R , yakni Reduce atau mengurangi dan membatasi, reuse atau menggunakan kembali dan recycle atau mendaur ulang kembali. Namun realisasi program tersebut tidak tampak, program itu hanya tampak sebagai teori dan wacana yang tidak ada tindakannya. (Silitonga, 2008).

2.8 Kebijakan dalam Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik

Beberapa kebijakan-kebijakan mengenai pengaturan penggunaan kantong plastik. Secara umum beberapa kebijakan yang bisa dilakukan dan ditegakkan mengenai pembatasan penggunaan kantong plastik adalah (Adiwijaya, 2014) :

1. Menerapkan pajak bagi penggunaan kantong plastik

2. Menetapkan standar kantong plastik yang aman bagi lingkungan

3. Bekerja sama dengan semua usaha ritel untuk membatasi kantong plastik

4. Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya penggunaan kantong plastik

(18)

2.9 Hambatan Bagi Pedagang dalam Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik

Adanya peraturan sepertinya tidak terlalu berpengaruh terhadap pasar tradisional, ada beberapa hambatan bagi pedagang pasar tradisional untuk melaksanakan hal tersebut diantaranya (Adiwijaya, 2014) :

1. Budaya pedagang pasar yang sudah sering membagikan secara gratis dengan langsung memasukan barang dagangan kedalam kantong plastik dan tanpa batasan kepada konsumen

2. Rasa takut pedagang pasar tradisional akan kehilangan pelanggannya karena menghentikan atau membatasi pemberian kantong plastik

3. Pola pandang konsumen yang pada umumnya meminta kantong plastik dalam berbelanja

4. Wawasan akan kecintaan terhadap lingkungan hidup pasar tradisional masih rendah, Masyarakat yang telah menjadi pembeli atau konsumen di pasar tradisional saat ini ada beberapa yang sadar untuk mengurangi penggunaan kantong plastik, mereka biasanya membawa tas belanja sendiri yang dapat mereka pergunakan kembali saat berbelanja di lain waktu.

Beberapa alasan konsumen yang tidak mengurangi penggunaan terhadap sampah plastik adalah :

1. Kantong plastik masih dianggap sebagai pembungkus paling praktis yang mereka biasa pakai

2. Kantong plastik tidak perlu dibersihkan, cukup dibuang setelah selesai dipakai 3. Mereka tidak mengetahui atau tidak peduli akan bahaya limbah kantong plastik

(19)

Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon atau reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon dapat bersifat pasif (tanpa tindakan seperti berfikir, berpendapat dan bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan).

Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri, yang mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berfikir, persepsi dan emosi. Perilaku juga dapat diartikan sebagai aktifitas organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Notoadmodjo, 2007).

Menurut Notoadmodjo (2005), merumuskan bahwa prilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia terjadi melalui proses stimulus, organisme, dan respon sehingga teori skinner ini disebut “S-O-R” (Stimulus-Organisme-Respons). Bentuk operasional dari perilaku

dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:

1. Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu dengan mengetahui situasi dan rangsangan.

(20)

3. Perilaku dalam bentuk tindakan, yaitu sudah konkrit berupa perbuatan terhadap situasi dan rangsangan dari luar.

2.10.1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan menusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman juga dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain, di dapat dari buku, surat kabar, atau media massa, elektronik. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour) (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kongnitif mempunyai 6 tingkat, yakni :

1. Tahu (know)

Tahu artikan sebagai mengigat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengigat kembali (recail) terdapat suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang pelajari atau rangsangan yang harus diterima. Oleh sebab itu, ”tahu” ini adalah merupakan tingkatan pengetahuan yang

paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

(21)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprentasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus melakukan tindakan reuse dan reduse dalam penggunaan plastik.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat melakukan tindakan reuse reduse dalam kehidupan sehari – hari dengan benar.

4. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja : dapat mengambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompok dan sebagainya.

5. Sintesis (synthensisi)

(22)

Misalnya : dapat menyusun dapat merencanakan, dapat merigankan, dapat menyusuaikan, dapat meringkaskan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justipikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya : dapat menafsirkan sebab-sebab tingginya jumlah konsumsi plastik.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2007).

2.10.2 Pengetahuan dalam membentuk prilaku

Skinner (1938) dalam buku Notoatmodjo (2007), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Berdasarkan rumus teori Skinner tersebut maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Perilaku tertutup (covert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

(23)

penjelasan di atas dapat disebutkan bahwa perilaku itu terbentuk di dalam diri seseorang dan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu :

a. Faktor eksternal

Yaitu stimulus yang merupakan faktor dari luar diri seseorang. Faktor eksternal atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun non-fisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi maupun politik.

c. Faktor internal

Yaitu respon yang merupakan faktor dari dalam diri seseorang. Faktor internal yang menentukan seseorang merespon stimulus dari luar dapat berupa perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti dan sebagainya.

Dari penelitian-penelitian yang ada faktor eksternal merupakan faktor yang memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk perilaku manusia karena dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya dimana seseorang itu berada (Notoatmodjo, 2007).

2.10.3 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2005).

(24)

Selain bersifat positif dan negatif, sikap memiliki tingkat kedalaman yang berbeda-beda (sangat benci, agak benci, dan sebagainya). Sikap itu tidaklah sama dengan perilaku dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang. Sebab seringkali terjadi bahwa seseorang dapat berubah dengan memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek ersebut melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono, 1997).

Menurut Notoadmodjo (2007) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu :

a. Kepercayaan (keyakinan) b. Kehidupan emosional

c. Kecenderungan untuk bertindak

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, penegtahuan berfikir, keyakianan dan emosi memegang peranan penting.

Menurut Sarwono (1997) Sikap mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Sikap dibentuk dan diperoleh sepanjang perkembangan seseorang dalam hubungan dengan objek tertentu.

2. Sikap dapat berubah sesuai dengan keadaan dan syarat-syarat tertentu terhadap suatu kelompok.

3. Sikap dapat berupa suatu hal tertentu tapi dapat juga berupa kumpulan dari hal-hal tersebut.

(25)

Sikap adalah sesuatu yang bersifat communicable yang artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga menjadi mudah pula menjadi milik bersama. Sikap bisa menjadi rantai penghubungan antara orang dengan kelompoknya atau dengan anggota kelompok lain.

2. Sebagai pengatur tingkah laku

Kita tahu bahwa tingkah laku anak kecil atau binatang umumnya merupakan aksi-aksi yang spontan terhadap sekitarnya. Antara perangsang dan reaksi tidak ada pertimbangan tetapi pada orang dewasa dan sudah lanjut usianya, perangsang itu umumnya tidak diberi reaksi secra spontan akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk menilai perangsang-perangsang itu. Jadi antara perangsang itu sebenarnya bukan hal yang berdiri sendiri tetapi merupakan seseuatu yang erat hubungannya dengan cita-cita orang, tujuan hidup orang, peraturan-peraturan kesusilaan yang ada, keinginan-keinginan pada orang itu dan sebagainya.

3. Sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman

Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia didalam menerima pengalaman-pengalaman dari dunia luar, sikapnya tidak pasif tetapi diterima secara aktif, artinya semua pengalaman yang berasal dari luar itu tidk semuanya dilayani tetapi memilih mana yang perlu dan yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman ini diberi penilaian lalu dipilih.

4. Sebagai pernyataan kepribadian

(26)

mengubah sikap seseorang kita harus mengetahui keadaan sesungguhnya dari sikap orang tersebut dengan mengetahui sikap itu kita akan mengetahui pula mungkin tidknya sikap tersebut dapat diubah dan bagaimana cara mengubah sikap-sikap tersebut.

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dar berbagai tingkatan (Notoadmodjo, 2003), yakni :

a. Menerima (receiving) diartikan orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

b. Merespon (responding) diartikan memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap ini karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerakan tugas yang diberikan, terlepas pekerjaan itu benar atau salah, adalah bahwa orang meneirma ide tersebut.

c. Menghargai (valuing) diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat ini.

(27)

2.11. Kerangka Konsep

2.12. Hipotesis Data

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian sebagai berikut:

1. Ha: ada hubungan karakteristik, pengetahuan, dan sikap pada pembeli dan pedagang dengan penggunaan kantong plastik di pasar Tradisional Firdaus kecamatan Medan Tembung tahun 2014.

2. Ho: Tidak ada hubungan karakteristik, pengetahuan, dan sikap pada pembeli dan pedagang dengan penggunaan kantong plastik di pasar Tradisional Firdaus kecamatan Medan Tembung tahun 2014.

Karakteristik

- Umur - Pendidikan - Pekerjaan - Penghasilan

Pengetahuan dan sikap pada pembeli dan

pedagang

Referensi

Dokumen terkait

& penerbitan Buku Referensi/Teks unluk tahun 2015, Bapak/lbu Dosen Unive$itas Andalas untuk menyerahkan drafnaskah buku paling lambat tanggal. 5 September

Phase center clusters occur at light pole height steps (signal path: ground - light pole base; light pole base - pole) as well as on the pavement surface behind the light pole

1, the best results are obtained with both geometric and color features C N(0. The results on Ankeny and Cadastre show higher classification errors than those obtained when training

untuk itu diberitahukan kepada seluruh peneliti Universitas Andalas bahwa untuk waktu unggah mengunggah laporan 70% yang semulanya dijadwalkan tanggal 9 September 2016 diundur

Sampel-sampel kelompok F memiliki warna yang sama dengan sampel-sampel kelompok A yaitu berwarna hitam hal ini menunjukkan proses oksidasi pada temperatur 500°C

Perafuran Pemerintah Nomor 28 Tahun 2A12 ffiang PEfaksanaan U,rdang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Repubtik lndonesia Tahun 2012 Nomor

tomis sąlygomis L. pažeidi- mas negalėjo sukelti nei autoįvykio, nei kūno sužaloji- mo R. Įvykio vietos apžiūros protokole ir įvykio vie- tos schemoje pažymėta, kad

Substansi Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah sudah sangat jelas bahwa di dalam Pasal 40 ayat (2) memberikan kewajiban kepada PPAT