• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KURIKULUM 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KURIKULUM 2"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN, KURIKULUM 2013 DAN PERBAIKANNYA

TUGAS INDIVIDU

Disusun sebagai tugas Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran IPA SD Pengampu: Prof. Dr. Hartono & Prof. Dr. Ani Rusilowati

Oleh

R. Gita Ardhy Nugraha (0103516101)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR (PGSD) PROGRAM PASCA SARJANA

(2)

A. Model Pembelajaran yang Dilakukan Guru

Model pembelajaran yang dilakukan oleh kebanyakan guru di SD Kristen Satya Wacana Salatiga adalah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Guru menggunakan model PBL ini agar siswa nantinya menjadi problem solver dan terbiasa memecahkan masalah dengan baik. Dalam pembelajarannya, guru memberikan kasus-kasus secara umum yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Kasus-kasus yang disajikan tentunya kasus yang masih dalam tahapan berpikir siswa SD. Biasanya, kasus yang diberikan masih sederhana, sedangkan untuk kelas tinggi, kasusnya diberikan yang lebih kompleks. PBL yang dilakukan oleh guru juga menjadi ajang pelatihan bagi siswa untuk peka terhadap masalah yang terjadi di sekitar lingkungan siswa itu sendiri. Jika siswa sudah peka, diharapkan siswa dapat memberikan kontribusi untuk menyelesaikan atau memberikan solusi terhadap masalah tersebut. Pembelajaran model PBL yang diterapkan di kelas biasanya dilaksanakan secara kelompok atau individu, tergantung dari rancangan guru dan materi yang akan diajarkan.

B. Kurikulum 2013 dan Perbaikannya Kurikulum 2013 (Permendikbud No. 64 Tahun

2013)

Perbaikan Kurikulum 2013 (Permendikbud No. 21 Tahun 2016) Standar

Isi Tingkat kompetensi terbagimenjadi 8 bagian yaitu tingkat 0 – 6 dimana tingkat 4 terbagi menjadi dua (4 dan 4A).

Uraian tingkat kompetensi untuk sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan dijabarkan berdasarkan masing-masing tingkat kompetensi yang ada.

Ruang lingkup materi dijabarkan berdasarkan tingkat

Tingkat kompetensi terbagi 3 bagian yaitu pendidikan anak, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Penyederhanaan tingkat

kompetensi sehingga lebih mudah dipahami.

Penyederhanaan ruang lingkup materi sehingga lebih mudah dipahami.

(3)

kompetensi sehingga terkesan sangat banyak.

Kurangnya kesinambungan dan keselarasan antara cakupan kompetensi dasar antar mata pelajaran dari kelas I SD sampai kelas XII SMA/SMK/MA. Kompetensi sikap sosial dan

spiritual dijabarkan dalam

kompetensi dasar dan

dilaksanakan melalui

pembelajaran langsung pada tiap mata pelajaran.

Taksonomi berpikir dibatasi, untuk SD sampai berpikir memahami, SMP menerapkan, SMA mencipta.

kelas I SD sampai kelas XII SMA/SMK/MA agar tercapainya kesinambungan materi.

Kompetensi sikap sosial dan spiritual dijabarkan dalam

kompetensi dasar dan

dilaksanakan melalui

pembelajaran langsung pada mata pelajaran PPKn dan Agama. KI 1 dan KI 2 untuk mata pelajaran lain, dilaksanakan melalui pembelajaran tidak langsung. Taksonomi berpikir tidak dibatasi

sehingga dimungkinkan bagi anak SD sampai pada tingkat mencipta.

Standar Penilaian

Terdapat ujian tingkat kompetensi yang dilakukan oleh satuan pendidikan dan ujian mutu tingkat kompetensi yang dilakukan pemerintah untuk

mengukur ketercapaian

kompetensi siswa.

Prinsip penilaian objektif, terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel, dan edukatif.

Prosedur penilaian hasil belajar siswa dijabarkan secara panjang lebar.

Pengintegrasian ujian tingkat kompetensi dan ujian mutu

berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria, dan akuntabel.

Penyederhanaan prosedur

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan yang dilakukan di mangrove Muara Sungai Peniti, Kecamatan Segedong, Kabupaten Pontianak, ditemukan 11 jenis tumbuhan paku dari kelas Polypodiopsida

Berdasarkan dari pembahasan bab sebelumnnya, tentang Analisa Break Even Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada Hotel Sahid Jaya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

yang tinggi guna mampu melaksanakan fungsi operasional. Scbclum kita melakukan misi untuk berlayar, nilai ovoilahlhty ini sebaiknya pcrlu kita ketahui. Akankah kita bisa

Kesimpulan dari hasil pengamatan kerjasama peserta didik dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada mata pelajaran Aqidah Akhlak peserta

Sumber: Maman dkk.. Kecenderungan yang sama terjadi pada fase budidaya. Dari 11 potensi risiko fase budidaya, terdapat 4 risiko yang sering mucul, yakni: 1) kesulitan mengamati

497.500.000,- (Empat ratus sembilan puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah) Tahun Anggaran 2016, maka bersama ini kami Kelompok Kerja Konstruksi Unit Layanan Pengadaan Barang /

[r]

Pada triwulan IV 2014, kredit konsumsi di Kalimantan Tengah meningkat dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yaitu dari Rp6,31 triliun menjadi Rp7,46 triliun.