LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA KULIAH KERJA NYATA
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2016
DESA : Desa Suter
KECAMATAN : Kintamani
KABUPATEN/KOTA : Bangli
NAMA MAHASISWA : Cecilia Kartika Wijaya
NIM : 1102005137
FAK/PS : Fakultas Kedokteran/ Pendidikan Dokter
LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS UDAYANA
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang saya kerjakan, maka
saya:
Nama Mahasiswa : Cecilia Kartika Wijaya
No. Mahasiswa : 1102005137
Tanda Tangan :
menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN PPM .
Mengetahui/Menyetujui Kepala Desa Suter
(I Wayan Nyepeg)
Suter, 27 Agustus 2016
Mengetahui / Menyetujui
Kepala Keluarga
Nengah Surata Mengetahui / Menyetujui
DPL Desa Suter
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyususnan laporan KK Dampingan di Desa Suter, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. KK Dampingan sendiri merupakan salah satu bagian dari program KKN-PPM UNUD. Dalam laporan KK Dampingan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan dan pelaksanaan tugas ini, diantaranya :
1. LPPM Universitas Udayana, yang memberi kesempatan untuk melakukan
KKN-PPM XIII UNUD Tahun 2016
2. Dosen Pembimbing Lapangan Desa Suter, Made Diah Lestari, S.Psi., M.Psi., yang mendampingi dan membimbing KKN-PPM XIII UNUD Tahun 2016
3. Kepala Desa Suter, Kelihan Dinas Banjar Bubung, Kepala Keluarga Dampingan, dan seluruh pihak desa yang membantu proses pengumpulan data
4. Teman-teman KKN PPM XIII UNUD Desa Suter serta semua pihak yang
telah membantu penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan mengenai KK Dampingan ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Semua kritik dan saran yang bersifat membangun, penulis harapkan untuk menyempurnakan laporan KK Dampingan ini. Akhir kata, atas segala perhatian dan bantuannya, penulis ucapkan terima kasih.
Om Santih, Santih, Santih Om.
Suter, 27 Agustus 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ... 1
1.1. Profil Keluarga Dampingan ... 1
1.2. Ekonomi Keluarga Dampingan ... 3
1.1.1. Pendapatan Keluarga ... 3
1.1.2. Pengeluaran Keluarga ... 3
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ... 5
2.1. Permasalahan Keluarga ... 5
2.2. Masalah Prioritas ... 5
2.2.1. Permasalahan Kesehatan ... 5
2.2.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ... 6
2.2.3. Permasalahan Ekonomi ... 6
BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ... 8
3.1. Alternatif Pemecahan Masalah Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan ... 8
3.2. Alternatif Pemecahan Masalah dalam Kesehatan ... 8
3.3. Jadwal Kegiatan ... 9
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA ... 14
BAB V PENUTUP ... 15
5.1. Simpulan ... 15
5.2. Rekomendasi ... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1Profil Keluarga Dampingan
Program pendampingan keluarga merupakan program non-tema yang wajib
dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang
bersifat individu. Setiap mahasiswa peserta KKN-PPM mendampingi salah satu
keluarga yang termasuk dalam kategori Rumah Tangga Miskin (RTM) atau
keluarga yang tergolong kedalam keluarga pra sejahtera, atau keluarga yang
mengalami ketertinggalan sehingga memerlukan pendampingan. Program ini
bertujuan untuk menggali potensi yang dimiliki oleh keluarga RTM maupun
keluarga pra sejahtera untuk dapat meningkatkan kesejahteraannya dengan
melibatkan mahasiswa dalam kehidupan masyarakat sehari-hari secara nyata
sehingga mahasiswa mampu untuk melihat dan menganalisa permasalahan yang
dihadapi oleh keluarga tersebut serta dapat menyelesaikan permasalahannya
melalui pemberian solusi ataupun motivasi.
Penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga di
Banjar Bubung, Desa Suter. Keluarga dampingan tersebut tergolong salah satu
KK miskin. Data demografis keluarga dampingan seperti tercantum dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 1. Data Demografi Keluarga Dampingan
No. Nama
Hubungan dengan
KK
Umur JK Pendidikan Status Pekerjaan
4 Putu
Gianawati Anak 4 th P -
Belum
menikah
Belum
bekerja
Keluarga dampingan, dengan kepala keluarga (KK) Nengah Surata
merupakan salah satu keluarga miskin yang ada di Desa Suter. Keluarganya terdiri
dari 4 orang, yaitu Bapak Nengah Surata dan istrinya Komang Susi Nopasari,
anaknya Putu Gianawati, dan ibu dari Bapak Nengah Surata yaitu Ibu Wayan
Kari. Bapak Surata beserta keluarganya tinggal dalam satu pekarangan tetapi
dalam bangunan yang berbeda. Pekarangan Bapak Surata yang luasnya kira-kira
satu are ini terdiri dari dua bangunan, yaitu satu bangunan rumah dan satu
bangunan pemberian dari Bedah Rumah Bali Mandara pada tahun 2015.
Bangunan utama keluarga dampingan merupakan bangunan sederhana yang
tergolong agak tua dan dibangun di atas tanah pribadi, dimana bangunan utama
terdiri dari 1 kamar tidur dan 1 ruang keluarga. Atap rumah terbuat dari seng yang
bagian dalamnya terdapat plafon. Lantai rumah terbuat dari semen yang ditutupi
tikar plastik. Sebagian besar lantainya juga dilapisi karpet. Tembok rumah berupa
kayu yang dicat putih dan terlihat sedikit kotor. Setiap ruangan memiliki jendela
yang memungkinkan masuknya sinar matahari ke dalam rumah. Bangunan
lainnya merupakan pemberian dari Bedah Rumah Bali Mandara pada tahun 2015,
yang terdiri dari 1 kamar tidur yang dihuni Ibu Wayan Kari, 1 kamar mandi, dan 2
dapur. Bangunan ini terbuat dari bata yang tidak diplester, berlantai semen dan
beratapkan genteng. Terdapat 2 ruangan yang dijadikan dapur, dimana satu
ruangan dapur dengan kayu bakar dan ruangan yang satu lagi merupakan dapur
dengan kompor gas. Walaupun terdapat 1 kamar mandi pada bangunan ini namun
kamar mandi ini tidak digunakan dan dijadikan gudang penyimpanan barang.
Tempat untuk mandi cuci dan kakus dilakukan di alam terbuka, di belakang
rumah utama keluarga. Agak jauh dari rumah Bapak Nengah Surata, terdapat
bangunan yang berguna sebagai tempat penampungan air hujan. Dimana air hujan
yang ditampung ini digunakan untuk keperluan minum, masak, mandi, cuci dan
kakus. Selain itu, terdapat kandang sapi yang tidak jauh dari bangunan utama
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga dampingan diperoleh dari KK Nengah Surata yang
bekerja sebagai buruh serabutan. Selain itu, istri KK juga terkadang ikut
membantu suaminya dengan membuat kotak kayu dan menanam pisang, kopi, dan
jeruk di ladang mereka. Pendapatan keluarga mereka tidak menentu setiap
bulannya karena tergantung apakah ada proyek yang dikerjakan oleh Bapak
Nengah Surata dan hasil panen yang didapat. Diperkirakan pendapatan yang
diperoleh per bulan antara Rp 800.000,00 – Rp 1.500.000,00.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Penghasilan keluarga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bahkan dikatakan bahwa pendapatan tersebut terkadang tidak cukup untuk
membiayai kehidupan keluarga mereka. Pemenuhan kebutuhan hidup
diprioritaskan untuk:.
a. Kebutuhan Sehari-hari
Pendapatan sebagian besar digunakan untuk kebutuhan dapur, kurang
lebih sebesar Rp 40.000,00 per harinya. Selain itu juga untuk kebutuhan
sembahyang sekitar Rp 5.000,00 per harinya.
b. Kesehatan
Keluarga dampingan sementara ini belum memiliki asuransi kesehatan
karena belum mengurusnya. Hal ini cukup memberatkan karena jika salah
satu anggota keluarganya sakit, maka memerlukan pengeluaran untuk
biaya pengobatan.
c. Kebutuhan Sosial dan Lain-lain
Kebutuhan ini mencakup biaya listrik, air, bensin, pulsa ponsel, dan biaya
lainnya. Biaya listrik dikatakan sekitar Rp 50.000,00 per bulan. Sedangkan
untuk air, Bapak Surata biasanya menampung air hujan untuk keperluan
minum, masak, mandi, cuci dan kakus. Namun pada musim kemarau
biasanya membeli air dengan biaya Rp 220.000,00 yang biasanya dapat
pakaian dan iuran banjar, keluarga Bapak Surata tidak menyediakan secara
pasti.
Saat ini anak KK belum bersekolah, namun saat nanti memasuki masa
sekolah akan memerlukan biaya, maka biaya pendidikan juga harus
BAB 2
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga
Permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan adalah
perekonomian yang rendah, lingkungan fisik yang masih kurang bersih, serta
perilaku hidup bersih dan sehat yang belum diterapkan secara sempurna. Dengan
perekonomian yang rendah, keluarga ini sulit memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari sehingga pengeluaran harus ditekan sekecil mungkin. Untuk keadaan
lingkungan fisik, kondisi rumah terlihat kurang terawat dan kotor. Budaya hidup
bersih dan sehat terlihat susah diterapkan.
2.2 Masalah Prioritas
Dari hasil kunjungan yang dilaksanakan, maka dapat dipilih tiga masalah
prioritas untuk dibantu pemecahannya, antara lain:
2.2.1 Permasalahan Kesehatan
Permasalahan kesehatan yang ditemukan pada keluarga dampingan adalah
kepala keluarga yaitu Nengah Surata, laki-laki usia 27 tahun, yang mengalami
keluhan nyeri pada ulu hati. Keluhan ini dirasakan sudah sejak lama. Dimana
bapak Surata memiliki kebiasaan makan tidak teratur dan suka minum kopi.
Bapak Surata mengatakan biasanya makan bisa tiga kali sehari, namun jika
belum tersedia makanan, Bapak Surata bisa makan hanya satu atau dua kali
sehari. Selain itu Bapak Surata juga memiliki kebiasaan meminum kopi hingga
tiga kali sehari dan juga merokok hingga setengah bungkus sehari Namun karena
dirasa sudah merupakan hal yang biasa Bapak Surata tidak pernah memeriksakan
dirinya untuk mendapatkan pengobatan.
Adapun ibu dari Bapak Surata, Ibu Wayan Kari yang sudah berusia 53 tahun,
mempunyai keluhan kedua lututnya terasa nyeri jika berjalan. Keluhan ini sudah
lama dirasakan, namun biasanya bisa hilang sendiri sehingga tidak terlalu
dihiraukan. Ibu Kari mengatakan biasanya semakin nyeri saat dingin. Hingga
mengalami nyeri saat buang air besar dan berak darah, terutama setelah makan
makanan yang pedas. Ibu Kari mengatakan ada sesuatu yang kadang menonjol
dari anusnya, namun dapat masuk ke dalam anus dengan dorongan jari. Untuk
masalah ini Ibu Kari pernah mencari pengobatan, namun keluhan ini muncul
kembali dan sekarang sudah tidak mengonsumsi obat-obatan.
2.2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Pada keluarga ini, budaya hidup bersih dan sehat sepertinya agak susah
diterapkan. Mandi dikatakan sebanyak dua kali sehari dengan menggunakan air
hangat. Cuci tangan dilakukan sebelum dan setelah makan, dengan air yang
ditampung, tetapi tidak menggunakan sabun. Dikarenakan tempat mandi yang
berada di alam terbuka maka jika ingin buang air besar (BAB) dan buang air kecil
(BAK) biasanya keluarga dampingan pergi ke belakang rumah atau ke hutan
sekitar rumah dengan cara menggali tanah yang akan dijadikan tempat
pembuangan terlebih dahulu. Pakaian biasanya diganti setiap 1-2 hari sekali.
Menu makanan sehari-hari biasanya berupa nasi, sayur, kadang kadang berisi telur
atau daging seperti ikan atau ayam.
Keluarga Bapak Surata masih menggunakan tungku sehingga banyak asap
yang menumpuk di dalam ruangan saat memasak. Kebersihan dapur juga kurang
dijaga dimana peralatan masak dan makan tidak ditutup sehingga dapat dihinggapi
lalat. Beberapa perabotan tampak tidak rapi dan berdebu. Hal tersebut di atas
menjadikan lingkungan rumah keluarga dan sekitarnya menjadi tidak sehat.
Lingkungan yang tidak sehat merupakan sumber penyakit yang dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan anggota keluarga.
2.2.3 Permasalahan Ekonomi
Perekonomian keluarga ini dikatakan masih belum mencukupi karena terkadang
agak kurang dalam memenuhi kebutuhan mereka. Kondisi rumah yang ditempati
dapat dikatakan cukup layak huni walaupun bangunannya terlihat kotor, sudah
mulai rusak dan kurang terawat. Pendapatan yang diperoleh KK sebagai buruh
serabutan dan istri sebagai ibu rumah tangga dikatakan tidak menentu dan
mereka menanam pisang, kopi, jeruk, kacang merah, dan ubi. Saat ini anak Bapak
Surata belum bersekolah, namun sebentar lagi akan memasuki masa sekolah dan
akan memerlukan biaya yang akan menambah pengeluaran bagi keluarga Bapak
BAB 3
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
Berbagai permasalahan ditemukan dalam survei yang dilakukan. Namun,
terdapat tiga masalah prioritas yang dapat diselesaikan oleh mahasiswa.
Permasalahan tersebut meliputi permasalahan kesehatan, perilaku hidup bersih
dan sehat, serta permasalahan ekonomi. Kunjungan dilakukan dengan mencari
informasi mengenai penyakit yang dialami. Pemberian komunikasi, informasi,
dan edukasi (KIE) kepada penderita dan anggota keluarganya juga dilakukan
terkait dengan masalah kesehatan yang dialaminya.
3.1 Alternatif Pemecahan Masalah Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Kebersihan lingkungan mencakup kebersihan di dalam maupun di luar
rumah. Selama Keluarga Bapak Surata sering membuka pintu dan jendela agar
sirkulasi dan ventilasi dalam rumah tetap baik dan juga rutin dibersihkan, maka
kondisi dalam rumah tidak akan pengap dan sehat. Untuk lingkungan luar rumah
disarankan agar membersihkan halaman setiap pagi dan sore hari serta
mempersiapkan tempat pembuangan sampah yang baik. Kemudian, setelah
terkumpul semua sampahnya, sampah dapat dikelola sesuai manfaatnya, misalnya
sampah organik sebagai pupuk kompos.
Dan disarankan sebisa mungkin Keluarga Bapak Surata memanfaatkan kamar
mandi yang tersedia pada bangunan pemberian Bedah Rumah Bali Mandara dan
tidak lagi BAK dan BAB di sekitar rumah atapun di hutan sekitar rumah. Dan
selalu mencuci tangan sesudah BAK maupun BAB dan sebelum dan sesudah
makan untuk menjaga kebersihan dan juga kesehatan tubuh. Dengan
informasi-informasi yang telah diberikan diharapkan bermanfaat bagi keluarga ini dan
adanya kesadaran akan pentingnya hidup sehat dalam keluarga.
3.2 Alternatif Pemecahan Masalah dalam Kesehatan
Mengetahui Bapak Surata memiliki riwayat maag, dengan keluhan nyeri pada
Bapak Surata juga memiliki kebiasaan minum kopi dan merokok. Sebaiknya
Bapak Surata dan keluarga harus membiasakan untuk makan teratur, minimal tiga
kali sehari. Bapak Surata juga sebaiknya mengurangi konsumsi kopi untuk
mencegah nyrei ulu hatinya kambuh. Dan sebaiknya mengonsumsi obat untuk
melindungi lambungnya.
Sedangkan untuk Ibu Wayan Kari sebaiknya mulai membiasakan diri untuk
berjalan atau melakukan olahraga ringan agar persendiannya tidak mudah kaku.
Dan jika rematiknya kambuh dan muncul keluhan nyeri pada lutut, dapat
diberikan kompres hangat untuk mengurangi rasa nyerinya. Dan perhatikan juga
nutrisi dari makanan yang disajikan, sebisa mungkin ada makanan yang berserat
untuk melancarkan BAB agar keluhan nyeri dan berdarah saat BAB bisa
berkurang. Untuk dapat obat-obatan dan penanganan yang lebih lanjut tentu lebih
baik jika pergi berobat ke Puskesmas atau ke rumah sakit. Dan akan lebih
meringankan jika keluarga Bapak Surata memiliki jamkesmas, mahasiswa
menyarankan agar mengurus pembuatan jaminan kesehatan di BPJS Kesehatan
untuk seluruh keluarganya.
3.3 Jadwal Kegiatan
Dalam sub bab ini mahasiswa membahas mengenai jadwal (waktu dan
kegiatan) dari awal kunjungan hingga hari terakhir kunjungan yang dilakukan
oleh mahasiswa yang bersangkutan di keluarga Bapak Surata. Adapun
kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah:
Perkenalan dengan KK Dampingan
No Kegiatan Tempat Org Jam Total
1. Bertemu dengan Kepala
Desa Suter Kantor Desa 1 2 2
2. Bertemu dengan Kepala
Dusun Bubung Balai Banjar 1 2 2
3. Berkenalan dan sosialisasi kepada KK Dampingan
Rumah KK
Dampingan 1 4 4
Kunjungan ke KK Dampingan
No Kegiatan Tempat Org Jam Total
1. Kunjungan, inventarisasi masalah, dan pemecahannya
Rumah KK
Dampingan 1 66 66
Total 66
Pembuatan Laporan KK Dampingan
No Kegiatan Tempat Org Jam Total
1. Pengetikan laporan KK
11
Membantu Ibu Susi membuat
kotak kayu
kehidupan sehari-hari dan berfoto
dengan keluarga Bapak Surata
21.00 Desa mengadakan
perpisahan
dengan Keluarga
BAB 4
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
Suatu upaya untuk menjadi sejahtera dapat berhasil karena adanya kesadaran
dan partisipasi aktif dari masing-masing keluarga serta tidak lepas dari bagaimana
solusi yang diberikan dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada dan
juga partisipasi positif.
Pendampingan terhadap keluarga Bapak Surata menghasilkan beberapa hal
positif, seperti berikut:
1. Peningkatan Kesehatan Keluarga
Berdasarkan hasil pantauan selama kunjungan KK dampingan terdapat
perubahan dalam hal kesehatan keluarga Bapak Surata. Hal ini tampak
dari berkurangnya keluhan nyeri ulu hati yang dialami Bapak Surata,
kebiasaan Bapak Surata untuk merokok dan meminum kopi juga sudah
dikurangi.
Untuk Ibu Kari, keluhan nyeri pada kedua lututnya masih terasa, namun
keluarga mulai mencoba untuk mengajak Ibu Kari agar mau berobat.
Keluarga Bapak Surata pun sudah mulai mengurus pembuatan jaminan
kesehatan dari BPJS Kesehatan untuk memperingan biaya tanggungan
obat.
2. Peningkatan Kebersihan Lingkungan
Adapun peningkatan yang nampak adalah kebersihan lingkungan rumah
baik dalam dan di luar rumah yang semakin hari semakin bersih dan tertata
dengan rapi. Keluarga Bapak Surata juga mulai memikirkan untuk
menggunakan kamar mandi yang ada pada rumah pemberian Bedah
Rumah Bali Mandara, sehingga dapat menggunakan jamban yang sehat.
Diharapkan perubahan-perubahan yang telah didapatkan terus berlanjut ke
arah yang lebih baik dari saat ini sehingga kesejahteraan hidup yang diinginkan
oleh keluarga Bapak Keneng dapat tercapai. Adapun kendala yang dihadapi saat
melakukan kegiatan keluarga dampingan adalah sulitnya menemui keluarga dalam
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
Simpulan yang diperoleh dari hasil keluarga dampingan selama satu bulan di
Desa Suter adalah sebagai berikut :
1. Keluarga dampingan di desa Suter memiliki lingkungan fisik tempat tinggal
yang kurang bersih dan sehat, ada masyarakatnya yang tidak memiliki jamban
sehat, tidak adanya tempat pengelolaan sampah, serta masih adanya persepsi
yang salah tentang konsep sehat-sakit di lingkungan keluarga yang
kemungkinan disebabkan rendahnya tingkat pendidikan.
2. Masalah kebersihan dan kesehatan perlu mendapat perhatian, terutama
mengenai penggunaan jamban sehat, agar tidak lagi mencari tempat untuk
buang air di sekitar rumah yang dapat membuat pekarangan menjadi bau dan
kurang bersih. Dan juga kebiasaan mencuci tangan setelah buang air, sebelum
dan setelah makan.
3. Selama kegiatan KKN-PPM ini, khususnya di desa Suter telah dilakukan
beberapa konsep kedokteran keluarga terutama menyangkut promosi kesehatan
dengan memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi serta motivasi baik
kepada pihak penderita dan juga keluarganya tentang penyakit yang sedang
atau pernah diderita. Adapun solusi yang dapat diberikan kepada keluarga
dampingan hanya berupa saran dan pandangan mengenai cara mengatasi
masalah yang ada pada keluarga dampingan.
5.2Rekomendasi
Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi oleh keluarga Bapak
Surata maka selaku pemdamping keluarga ini berusaha memberikan saran
sebaiknya keluarga mengetahui informasi mengenai masalah kebersihan dan
kesehatan sehingga terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat. Saran yang
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN Gambar 1. Denah Rumah KK Dampingan
Keterangan:
1. Kamar tidur
2. Ruang keluarga
3. Kamar mandi (digunakan
sebagai gudang penyimpanan)
4. Dapur
5. Teras
6. Tempat penampungan air