• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Suter - Kecamatan Kintamani - Kabupaten Buter.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Suter - Kecamatan Kintamani - Kabupaten Buter."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA KULIAH KERJA NYATA

PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2016

DESA : Desa Suter

KECAMATAN : Kintamani

KABUPATEN/KOTA : Bangli

NAMA MAHASISWA : Cecilia Kartika Wijaya

NIM : 1102005137

FAK/PS : Fakultas Kedokteran/ Pendidikan Dokter

LEMBAGA PENELITIAN DAN

PENGABDIAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang saya kerjakan, maka

saya:

Nama Mahasiswa : Cecilia Kartika Wijaya

No. Mahasiswa : 1102005137

Tanda Tangan :

menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN PPM .

Mengetahui/Menyetujui Kepala Desa Suter

(I Wayan Nyepeg)

Suter, 27 Agustus 2016

Mengetahui / Menyetujui

Kepala Keluarga

Nengah Surata Mengetahui / Menyetujui

DPL Desa Suter

(3)

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyususnan laporan KK Dampingan di Desa Suter, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. KK Dampingan sendiri merupakan salah satu bagian dari program KKN-PPM UNUD. Dalam laporan KK Dampingan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan dan pelaksanaan tugas ini, diantaranya :

1. LPPM Universitas Udayana, yang memberi kesempatan untuk melakukan

KKN-PPM XIII UNUD Tahun 2016

2. Dosen Pembimbing Lapangan Desa Suter, Made Diah Lestari, S.Psi., M.Psi., yang mendampingi dan membimbing KKN-PPM XIII UNUD Tahun 2016

3. Kepala Desa Suter, Kelihan Dinas Banjar Bubung, Kepala Keluarga Dampingan, dan seluruh pihak desa yang membantu proses pengumpulan data

4. Teman-teman KKN PPM XIII UNUD Desa Suter serta semua pihak yang

telah membantu penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan mengenai KK Dampingan ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Semua kritik dan saran yang bersifat membangun, penulis harapkan untuk menyempurnakan laporan KK Dampingan ini. Akhir kata, atas segala perhatian dan bantuannya, penulis ucapkan terima kasih.

Om Santih, Santih, Santih Om.

Suter, 27 Agustus 2016

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ... 1

1.1. Profil Keluarga Dampingan ... 1

1.2. Ekonomi Keluarga Dampingan ... 3

1.1.1. Pendapatan Keluarga ... 3

1.1.2. Pengeluaran Keluarga ... 3

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ... 5

2.1. Permasalahan Keluarga ... 5

2.2. Masalah Prioritas ... 5

2.2.1. Permasalahan Kesehatan ... 5

2.2.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ... 6

2.2.3. Permasalahan Ekonomi ... 6

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ... 8

3.1. Alternatif Pemecahan Masalah Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan ... 8

3.2. Alternatif Pemecahan Masalah dalam Kesehatan ... 8

3.3. Jadwal Kegiatan ... 9

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA ... 14

BAB V PENUTUP ... 15

5.1. Simpulan ... 15

5.2. Rekomendasi ... 15

DAFTAR PUSTAKA

(5)

BAB 1

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1Profil Keluarga Dampingan

Program pendampingan keluarga merupakan program non-tema yang wajib

dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang

bersifat individu. Setiap mahasiswa peserta KKN-PPM mendampingi salah satu

keluarga yang termasuk dalam kategori Rumah Tangga Miskin (RTM) atau

keluarga yang tergolong kedalam keluarga pra sejahtera, atau keluarga yang

mengalami ketertinggalan sehingga memerlukan pendampingan. Program ini

bertujuan untuk menggali potensi yang dimiliki oleh keluarga RTM maupun

keluarga pra sejahtera untuk dapat meningkatkan kesejahteraannya dengan

melibatkan mahasiswa dalam kehidupan masyarakat sehari-hari secara nyata

sehingga mahasiswa mampu untuk melihat dan menganalisa permasalahan yang

dihadapi oleh keluarga tersebut serta dapat menyelesaikan permasalahannya

melalui pemberian solusi ataupun motivasi.

Penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga di

Banjar Bubung, Desa Suter. Keluarga dampingan tersebut tergolong salah satu

KK miskin. Data demografis keluarga dampingan seperti tercantum dalam tabel di

bawah ini.

Tabel 1. Data Demografi Keluarga Dampingan

No. Nama

Hubungan dengan

KK

Umur JK Pendidikan Status Pekerjaan

(6)

4 Putu

Gianawati Anak 4 th P -

Belum

menikah

Belum

bekerja

Keluarga dampingan, dengan kepala keluarga (KK) Nengah Surata

merupakan salah satu keluarga miskin yang ada di Desa Suter. Keluarganya terdiri

dari 4 orang, yaitu Bapak Nengah Surata dan istrinya Komang Susi Nopasari,

anaknya Putu Gianawati, dan ibu dari Bapak Nengah Surata yaitu Ibu Wayan

Kari. Bapak Surata beserta keluarganya tinggal dalam satu pekarangan tetapi

dalam bangunan yang berbeda. Pekarangan Bapak Surata yang luasnya kira-kira

satu are ini terdiri dari dua bangunan, yaitu satu bangunan rumah dan satu

bangunan pemberian dari Bedah Rumah Bali Mandara pada tahun 2015.

Bangunan utama keluarga dampingan merupakan bangunan sederhana yang

tergolong agak tua dan dibangun di atas tanah pribadi, dimana bangunan utama

terdiri dari 1 kamar tidur dan 1 ruang keluarga. Atap rumah terbuat dari seng yang

bagian dalamnya terdapat plafon. Lantai rumah terbuat dari semen yang ditutupi

tikar plastik. Sebagian besar lantainya juga dilapisi karpet. Tembok rumah berupa

kayu yang dicat putih dan terlihat sedikit kotor. Setiap ruangan memiliki jendela

yang memungkinkan masuknya sinar matahari ke dalam rumah. Bangunan

lainnya merupakan pemberian dari Bedah Rumah Bali Mandara pada tahun 2015,

yang terdiri dari 1 kamar tidur yang dihuni Ibu Wayan Kari, 1 kamar mandi, dan 2

dapur. Bangunan ini terbuat dari bata yang tidak diplester, berlantai semen dan

beratapkan genteng. Terdapat 2 ruangan yang dijadikan dapur, dimana satu

ruangan dapur dengan kayu bakar dan ruangan yang satu lagi merupakan dapur

dengan kompor gas. Walaupun terdapat 1 kamar mandi pada bangunan ini namun

kamar mandi ini tidak digunakan dan dijadikan gudang penyimpanan barang.

Tempat untuk mandi cuci dan kakus dilakukan di alam terbuka, di belakang

rumah utama keluarga. Agak jauh dari rumah Bapak Nengah Surata, terdapat

bangunan yang berguna sebagai tempat penampungan air hujan. Dimana air hujan

yang ditampung ini digunakan untuk keperluan minum, masak, mandi, cuci dan

kakus. Selain itu, terdapat kandang sapi yang tidak jauh dari bangunan utama

(7)

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga dampingan diperoleh dari KK Nengah Surata yang

bekerja sebagai buruh serabutan. Selain itu, istri KK juga terkadang ikut

membantu suaminya dengan membuat kotak kayu dan menanam pisang, kopi, dan

jeruk di ladang mereka. Pendapatan keluarga mereka tidak menentu setiap

bulannya karena tergantung apakah ada proyek yang dikerjakan oleh Bapak

Nengah Surata dan hasil panen yang didapat. Diperkirakan pendapatan yang

diperoleh per bulan antara Rp 800.000,00 – Rp 1.500.000,00.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

Penghasilan keluarga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Bahkan dikatakan bahwa pendapatan tersebut terkadang tidak cukup untuk

membiayai kehidupan keluarga mereka. Pemenuhan kebutuhan hidup

diprioritaskan untuk:.

a. Kebutuhan Sehari-hari

Pendapatan sebagian besar digunakan untuk kebutuhan dapur, kurang

lebih sebesar Rp 40.000,00 per harinya. Selain itu juga untuk kebutuhan

sembahyang sekitar Rp 5.000,00 per harinya.

b. Kesehatan

Keluarga dampingan sementara ini belum memiliki asuransi kesehatan

karena belum mengurusnya. Hal ini cukup memberatkan karena jika salah

satu anggota keluarganya sakit, maka memerlukan pengeluaran untuk

biaya pengobatan.

c. Kebutuhan Sosial dan Lain-lain

Kebutuhan ini mencakup biaya listrik, air, bensin, pulsa ponsel, dan biaya

lainnya. Biaya listrik dikatakan sekitar Rp 50.000,00 per bulan. Sedangkan

untuk air, Bapak Surata biasanya menampung air hujan untuk keperluan

minum, masak, mandi, cuci dan kakus. Namun pada musim kemarau

biasanya membeli air dengan biaya Rp 220.000,00 yang biasanya dapat

(8)

pakaian dan iuran banjar, keluarga Bapak Surata tidak menyediakan secara

pasti.

Saat ini anak KK belum bersekolah, namun saat nanti memasuki masa

sekolah akan memerlukan biaya, maka biaya pendidikan juga harus

(9)

BAB 2

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permasalahan Keluarga

Permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan adalah

perekonomian yang rendah, lingkungan fisik yang masih kurang bersih, serta

perilaku hidup bersih dan sehat yang belum diterapkan secara sempurna. Dengan

perekonomian yang rendah, keluarga ini sulit memenuhi kebutuhan hidupnya

sehari-hari sehingga pengeluaran harus ditekan sekecil mungkin. Untuk keadaan

lingkungan fisik, kondisi rumah terlihat kurang terawat dan kotor. Budaya hidup

bersih dan sehat terlihat susah diterapkan.

2.2 Masalah Prioritas

Dari hasil kunjungan yang dilaksanakan, maka dapat dipilih tiga masalah

prioritas untuk dibantu pemecahannya, antara lain:

2.2.1 Permasalahan Kesehatan

Permasalahan kesehatan yang ditemukan pada keluarga dampingan adalah

kepala keluarga yaitu Nengah Surata, laki-laki usia 27 tahun, yang mengalami

keluhan nyeri pada ulu hati. Keluhan ini dirasakan sudah sejak lama. Dimana

bapak Surata memiliki kebiasaan makan tidak teratur dan suka minum kopi.

Bapak Surata mengatakan biasanya makan bisa tiga kali sehari, namun jika

belum tersedia makanan, Bapak Surata bisa makan hanya satu atau dua kali

sehari. Selain itu Bapak Surata juga memiliki kebiasaan meminum kopi hingga

tiga kali sehari dan juga merokok hingga setengah bungkus sehari Namun karena

dirasa sudah merupakan hal yang biasa Bapak Surata tidak pernah memeriksakan

dirinya untuk mendapatkan pengobatan.

Adapun ibu dari Bapak Surata, Ibu Wayan Kari yang sudah berusia 53 tahun,

mempunyai keluhan kedua lututnya terasa nyeri jika berjalan. Keluhan ini sudah

lama dirasakan, namun biasanya bisa hilang sendiri sehingga tidak terlalu

dihiraukan. Ibu Kari mengatakan biasanya semakin nyeri saat dingin. Hingga

(10)

mengalami nyeri saat buang air besar dan berak darah, terutama setelah makan

makanan yang pedas. Ibu Kari mengatakan ada sesuatu yang kadang menonjol

dari anusnya, namun dapat masuk ke dalam anus dengan dorongan jari. Untuk

masalah ini Ibu Kari pernah mencari pengobatan, namun keluhan ini muncul

kembali dan sekarang sudah tidak mengonsumsi obat-obatan.

2.2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Pada keluarga ini, budaya hidup bersih dan sehat sepertinya agak susah

diterapkan. Mandi dikatakan sebanyak dua kali sehari dengan menggunakan air

hangat. Cuci tangan dilakukan sebelum dan setelah makan, dengan air yang

ditampung, tetapi tidak menggunakan sabun. Dikarenakan tempat mandi yang

berada di alam terbuka maka jika ingin buang air besar (BAB) dan buang air kecil

(BAK) biasanya keluarga dampingan pergi ke belakang rumah atau ke hutan

sekitar rumah dengan cara menggali tanah yang akan dijadikan tempat

pembuangan terlebih dahulu. Pakaian biasanya diganti setiap 1-2 hari sekali.

Menu makanan sehari-hari biasanya berupa nasi, sayur, kadang kadang berisi telur

atau daging seperti ikan atau ayam.

Keluarga Bapak Surata masih menggunakan tungku sehingga banyak asap

yang menumpuk di dalam ruangan saat memasak. Kebersihan dapur juga kurang

dijaga dimana peralatan masak dan makan tidak ditutup sehingga dapat dihinggapi

lalat. Beberapa perabotan tampak tidak rapi dan berdebu. Hal tersebut di atas

menjadikan lingkungan rumah keluarga dan sekitarnya menjadi tidak sehat.

Lingkungan yang tidak sehat merupakan sumber penyakit yang dapat

mempengaruhi kondisi kesehatan anggota keluarga.

2.2.3 Permasalahan Ekonomi

Perekonomian keluarga ini dikatakan masih belum mencukupi karena terkadang

agak kurang dalam memenuhi kebutuhan mereka. Kondisi rumah yang ditempati

dapat dikatakan cukup layak huni walaupun bangunannya terlihat kotor, sudah

mulai rusak dan kurang terawat. Pendapatan yang diperoleh KK sebagai buruh

serabutan dan istri sebagai ibu rumah tangga dikatakan tidak menentu dan

(11)

mereka menanam pisang, kopi, jeruk, kacang merah, dan ubi. Saat ini anak Bapak

Surata belum bersekolah, namun sebentar lagi akan memasuki masa sekolah dan

akan memerlukan biaya yang akan menambah pengeluaran bagi keluarga Bapak

(12)

BAB 3

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

Berbagai permasalahan ditemukan dalam survei yang dilakukan. Namun,

terdapat tiga masalah prioritas yang dapat diselesaikan oleh mahasiswa.

Permasalahan tersebut meliputi permasalahan kesehatan, perilaku hidup bersih

dan sehat, serta permasalahan ekonomi. Kunjungan dilakukan dengan mencari

informasi mengenai penyakit yang dialami. Pemberian komunikasi, informasi,

dan edukasi (KIE) kepada penderita dan anggota keluarganya juga dilakukan

terkait dengan masalah kesehatan yang dialaminya.

3.1 Alternatif Pemecahan Masalah Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Kebersihan lingkungan mencakup kebersihan di dalam maupun di luar

rumah. Selama Keluarga Bapak Surata sering membuka pintu dan jendela agar

sirkulasi dan ventilasi dalam rumah tetap baik dan juga rutin dibersihkan, maka

kondisi dalam rumah tidak akan pengap dan sehat. Untuk lingkungan luar rumah

disarankan agar membersihkan halaman setiap pagi dan sore hari serta

mempersiapkan tempat pembuangan sampah yang baik. Kemudian, setelah

terkumpul semua sampahnya, sampah dapat dikelola sesuai manfaatnya, misalnya

sampah organik sebagai pupuk kompos.

Dan disarankan sebisa mungkin Keluarga Bapak Surata memanfaatkan kamar

mandi yang tersedia pada bangunan pemberian Bedah Rumah Bali Mandara dan

tidak lagi BAK dan BAB di sekitar rumah atapun di hutan sekitar rumah. Dan

selalu mencuci tangan sesudah BAK maupun BAB dan sebelum dan sesudah

makan untuk menjaga kebersihan dan juga kesehatan tubuh. Dengan

informasi-informasi yang telah diberikan diharapkan bermanfaat bagi keluarga ini dan

adanya kesadaran akan pentingnya hidup sehat dalam keluarga.

3.2 Alternatif Pemecahan Masalah dalam Kesehatan

Mengetahui Bapak Surata memiliki riwayat maag, dengan keluhan nyeri pada

(13)

Bapak Surata juga memiliki kebiasaan minum kopi dan merokok. Sebaiknya

Bapak Surata dan keluarga harus membiasakan untuk makan teratur, minimal tiga

kali sehari. Bapak Surata juga sebaiknya mengurangi konsumsi kopi untuk

mencegah nyrei ulu hatinya kambuh. Dan sebaiknya mengonsumsi obat untuk

melindungi lambungnya.

Sedangkan untuk Ibu Wayan Kari sebaiknya mulai membiasakan diri untuk

berjalan atau melakukan olahraga ringan agar persendiannya tidak mudah kaku.

Dan jika rematiknya kambuh dan muncul keluhan nyeri pada lutut, dapat

diberikan kompres hangat untuk mengurangi rasa nyerinya. Dan perhatikan juga

nutrisi dari makanan yang disajikan, sebisa mungkin ada makanan yang berserat

untuk melancarkan BAB agar keluhan nyeri dan berdarah saat BAB bisa

berkurang. Untuk dapat obat-obatan dan penanganan yang lebih lanjut tentu lebih

baik jika pergi berobat ke Puskesmas atau ke rumah sakit. Dan akan lebih

meringankan jika keluarga Bapak Surata memiliki jamkesmas, mahasiswa

menyarankan agar mengurus pembuatan jaminan kesehatan di BPJS Kesehatan

untuk seluruh keluarganya.

3.3 Jadwal Kegiatan

Dalam sub bab ini mahasiswa membahas mengenai jadwal (waktu dan

kegiatan) dari awal kunjungan hingga hari terakhir kunjungan yang dilakukan

oleh mahasiswa yang bersangkutan di keluarga Bapak Surata. Adapun

kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah:

 Perkenalan dengan KK Dampingan

No Kegiatan Tempat Org Jam Total

1. Bertemu dengan Kepala

Desa Suter Kantor Desa 1 2 2

2. Bertemu dengan Kepala

Dusun Bubung Balai Banjar 1 2 2

3. Berkenalan dan sosialisasi kepada KK Dampingan

Rumah KK

Dampingan 1 4 4

(14)

 Kunjungan ke KK Dampingan

No Kegiatan Tempat Org Jam Total

1. Kunjungan, inventarisasi masalah, dan pemecahannya

Rumah KK

Dampingan 1 66 66

Total 66

 Pembuatan Laporan KK Dampingan

No Kegiatan Tempat Org Jam Total

1. Pengetikan laporan KK

(15)
(16)

11

Membantu Ibu Susi membuat

kotak kayu

kehidupan sehari-hari dan berfoto

dengan keluarga Bapak Surata

(17)

21.00 Desa mengadakan

perpisahan

dengan Keluarga

(18)

BAB 4

PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

Suatu upaya untuk menjadi sejahtera dapat berhasil karena adanya kesadaran

dan partisipasi aktif dari masing-masing keluarga serta tidak lepas dari bagaimana

solusi yang diberikan dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada dan

juga partisipasi positif.

Pendampingan terhadap keluarga Bapak Surata menghasilkan beberapa hal

positif, seperti berikut:

1. Peningkatan Kesehatan Keluarga

Berdasarkan hasil pantauan selama kunjungan KK dampingan terdapat

perubahan dalam hal kesehatan keluarga Bapak Surata. Hal ini tampak

dari berkurangnya keluhan nyeri ulu hati yang dialami Bapak Surata,

kebiasaan Bapak Surata untuk merokok dan meminum kopi juga sudah

dikurangi.

Untuk Ibu Kari, keluhan nyeri pada kedua lututnya masih terasa, namun

keluarga mulai mencoba untuk mengajak Ibu Kari agar mau berobat.

Keluarga Bapak Surata pun sudah mulai mengurus pembuatan jaminan

kesehatan dari BPJS Kesehatan untuk memperingan biaya tanggungan

obat.

2. Peningkatan Kebersihan Lingkungan

Adapun peningkatan yang nampak adalah kebersihan lingkungan rumah

baik dalam dan di luar rumah yang semakin hari semakin bersih dan tertata

dengan rapi. Keluarga Bapak Surata juga mulai memikirkan untuk

menggunakan kamar mandi yang ada pada rumah pemberian Bedah

Rumah Bali Mandara, sehingga dapat menggunakan jamban yang sehat.

Diharapkan perubahan-perubahan yang telah didapatkan terus berlanjut ke

arah yang lebih baik dari saat ini sehingga kesejahteraan hidup yang diinginkan

oleh keluarga Bapak Keneng dapat tercapai. Adapun kendala yang dihadapi saat

melakukan kegiatan keluarga dampingan adalah sulitnya menemui keluarga dalam

(19)

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan

Simpulan yang diperoleh dari hasil keluarga dampingan selama satu bulan di

Desa Suter adalah sebagai berikut :

1. Keluarga dampingan di desa Suter memiliki lingkungan fisik tempat tinggal

yang kurang bersih dan sehat, ada masyarakatnya yang tidak memiliki jamban

sehat, tidak adanya tempat pengelolaan sampah, serta masih adanya persepsi

yang salah tentang konsep sehat-sakit di lingkungan keluarga yang

kemungkinan disebabkan rendahnya tingkat pendidikan.

2. Masalah kebersihan dan kesehatan perlu mendapat perhatian, terutama

mengenai penggunaan jamban sehat, agar tidak lagi mencari tempat untuk

buang air di sekitar rumah yang dapat membuat pekarangan menjadi bau dan

kurang bersih. Dan juga kebiasaan mencuci tangan setelah buang air, sebelum

dan setelah makan.

3. Selama kegiatan KKN-PPM ini, khususnya di desa Suter telah dilakukan

beberapa konsep kedokteran keluarga terutama menyangkut promosi kesehatan

dengan memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi serta motivasi baik

kepada pihak penderita dan juga keluarganya tentang penyakit yang sedang

atau pernah diderita. Adapun solusi yang dapat diberikan kepada keluarga

dampingan hanya berupa saran dan pandangan mengenai cara mengatasi

masalah yang ada pada keluarga dampingan.

5.2Rekomendasi

Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi oleh keluarga Bapak

Surata maka selaku pemdamping keluarga ini berusaha memberikan saran

sebaiknya keluarga mengetahui informasi mengenai masalah kebersihan dan

kesehatan sehingga terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat. Saran yang

(20)

DAFTAR PUSTAKA

(21)

LAMPIRAN Gambar 1. Denah Rumah KK Dampingan

Keterangan:

1. Kamar tidur

2. Ruang keluarga

3. Kamar mandi (digunakan

sebagai gudang penyimpanan)

4. Dapur

5. Teras

6. Tempat penampungan air

(22)
(23)
(24)
(25)

Gambar

Tabel 1. Data Demografi Keluarga Dampingan
Tabel Jadwal Kegiatan
Gambar 1. Denah Rumah KK Dampingan
Gambar 2. Kondisi Lingkungan Rumah KK Dampingan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan masalah yang sudah dibahas di atas, maka hasil – hasil yang akan dicapai melalui laporan tugas akhir ini adalah membuat inovasi baru dengan

[r]

[r]

لصدما يذلا ختسي مد ثحابلا و لصدما يفيكلا يعي ءازجأا يذلا جحنت تانايبلا ةيفصولا ةروصتما وأ ةلوقما نع فاصوأ دارفأا ثداو او بابسأا نم عومجا نعما.. امأ نم ثيدح

analisis regresi berganda sebesar 0.721, yang berarti H 0 diterima karena nilai signifikan dari elemen consumer-brand characteristic nilainya > 0.05 sehingga.. 59

Aplikasi ini kemudian dapat menyimpan data calon pelamar yang sudah mendaftarkan diri, calon pelamar dapat mencari lowongan pekerjaan yang ditampilkan dalam website yang

[r]

[r]