• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI CIRCUIT LEARNING MATA PELAJARAN IPS MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN PADA SISWA KELAS III MI AL-HIKMAH SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI CIRCUIT LEARNING MATA PELAJARAN IPS MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN PADA SISWA KELAS III MI AL-HIKMAH SIDOARJO."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI

CIRCUIT LEARNING

MATA PELAJARAN IPS MATERI JENIS-JENIS

PEKERJAAN PADA SISWA KELAS III

MI AL-HIKMAH SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

Ni’matul Mufarrichah

NIM. D07212023

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Ni’matul Mufarrichah, D0722023, Peningkatan Pemahaman Materi Jenis-Jenis Pekerjaan Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas III MI Al-Hikmah

Sidoarjo Dengan Strategi Circuit Learning, Program Studi Pendidikan

Guru madrasah Ibtida’iyah (PGMI). Fakultas Tarbiyyah dan Keguruan (FTK). Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Skripsi Juni 2016

Kata Kunci : Pemahaman Materi Jenis-Jenis Pekerjaan, IPS, Startegi Circuit

Learning.

Kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo merupakan kelas dengan jumlah siswa yang banyak, pembelajaran dikelas kurang kondusif, dan peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi IPS khususnya materi jenis-jenis pekerjaan. Dari hasil pretes pada 43 siswa terdapat 18 siswa yang hasil belajarnya mencapai nilai KKM, sehingga persentase ketuntasan yaitu 41,9%. Maka dari itu, untuk meningkatkan pemahaman siswa materi jenis-jenis pekerjaan, peneliti mengambil tindakan pembelajaran menggunakan strategi circuit learning. Circuit learning merupakan strategi pembelajaran yang memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola penambahan dan pengulang.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Bagaimana penerapan Strategi Circuit Learning pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jenis-jenis pekerjaan kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo? (2) Bagaimana peningkatan pemahaman belajar siswa kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Jenis-jenis pekerjaan melalui Strategi Circuit Learning?

Model penelitian tindakan kelas (PTK) yang digunakan adalah model Kurt Lewin yang dalam satu siklus terdiri dari empat komponen yaitu : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kolaboratif antara kuantitatif dan kualitatif dengan tujuan meningkatkan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan. Subjek penelitian adalah siswa kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo. Adapun teknis pengumpulan data dalam penelitan meliputi: observasi, wawancara, dokumentasi, catatan lapangan dan tes..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan strategi circuit learning

(7)

LEMBAR PERSETUJUAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...v

PERSEMBAHAN ...vi

3. Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ...9

(8)

1. Pengertian Strategi Circuit Learning ...20

2. Langkah-Langkah Strategi Circuit Learning ...21

3. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Circuit Learning ...23

C. Peningkatan Pemahaman dengan Strategi Circuit Learning ...24

BAB III : METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ...27

B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian ...31

C. Variable Yang Diselidiki...32

D. Rencana Tindakan ...32

E. Data dan Teknik Pengumpulannya ...35

F. Teknik Analisis Data ...39

G. Indikator Kinerja ...43

H. Tim Peneliti dan Tugasnya...44

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...46

1. Siklus I ...47

2. Siklus II ...56

B. Pembahasan ...65

BAB V : PENUTUP A. Simpulan ...74

B. Saran ...75

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

RIWAYAT HIDUP

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Bertujuan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Selain itu, Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmania dan rohani peserta didik menuju kepribadian yang utama.2 Ketergantungan anak didik terhadap pendidik hanya bersifat sementara, sebab pada suatu saat anak didik diharapkan mampu berdiri sendiri dan dalam hal ini sedikit demi sedikit peran pendidik dalam memberikan bantuan semakin berkurang sejalan dengan perkembangan anak menuju kedewasaan.3

Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki peran penting dalam menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, mengembangkan, mengelola dan memberi pelayanan teknis dalam pendidikan. Guru merencanakan dan menciptakan situasi belajar, semakin baik semakin hidup situasi belajar, semakin lancar dan semakin efektif proses belajar itu berjalan. Dengan demikian seorang pendidik dituntut mampu mempergunakan pengetahuan

1

UURI no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 1. 2

Hasbullah, Dasar-dasar ilmu pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2011), 25. 3

(10)

2

terutama mengenai psikologi pengajaran dan psikologi pendidikan. Kecakapan pendidik untuk memggunakan metode, alat pengajaran, dan dapat membawa perubahan dalam tingkah laku peserta didiknya.4

Pemahaman (comprerhention) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan demikian, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai aspek.5 Pemahaman dibutuhkan dalam proses pembelajaran, karena peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

Buchari Alma mengemukakan pengertian IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) sebagai suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokonya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya. Bahan IPS diambil dari berbagai ilmu sosial, seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik, dan psikologi. Dengan mempelajari IPS ini sudah semestinya siswa mendapatkan bekal pengetahuan yang berharga dalam memahami dirinya sendiri dan orang lain dalam lingkungan masyarakat yang berbeda tempat maupun waktu, baik secara individu maupun secara kelompok, untuk menemukan kepentingan yang akhirnya dapat terbentuk suatu masyarakat yang baik dan harmonis.6

Pembelajaran IPS diarahkan pada pemberian pengalaman langsung yang diharapkan siswa aktif dan pembelajaran akan lebih bermakna. Namun

4

Lisnawanty Simanjuntak. dkk, Metode Mengajar Matematika 1, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993),34.

5

Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2014), 168. 6

(11)

3

kenyataan yang di jumpai di lapangan, siswa masih pasif sehingga hasil belajar mata pelajaran IPS khususnya pada materi jenis-jenis pekerjaan belum mencapai nilai KKM(Kompetensi Ketuntasan Minimal).

Hasil penelitian di MI Al-Hikmah Sidoarjo pada siswa kelas III memiliki pemahaman di bawah nilai KKM pada pembelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan. Dari hasil pra siklus yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran IPS dari 43 siswa terdapat 18 siswa tuntas atau dengan persentase 41,9% yang mencapai KKM, sedangkan 25 siswa belum tuntas atau dengan persentase 58,1% belum mencapai nilai KKM.7

Berdasarkan masalah yang dipaparkan diatas, diperlukan stategi yang inovatif dan kreatif sehingga membuat peserta didik merasa tertarik dalam menerima dan memahami materi pelajaran jenis pekerjaan. Stategi Circuit learning dapat dijadikan sebabagi salah satu alternatif khususya dalam pembelajaran IPS, karena strategi ini lebih menekankan pada kemampuan siswa dalam memahami materi dengan bahasa mereka sendiri.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka dalam penelitian tindakan kelas (PTK) peneliti memilih judul “Peningkatan

Pemahaman dengan Strategi Circuit Learning Mata Pelajaran IPS Materi

Jenis-Jenis Pekerjaan pada Siswa Kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti dapat merumuskan masalah seperti berikut:

7

(12)

4

1. Bagaimana penerapan Strategi Circuit Learning pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jenis-jenis pekerjaan kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman belajar siswa kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Jenis-jenis pekerjaan melalui Strategi Circuit Learning?

C. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk menangani permasalahan yang dihadapi peneliti pada siswa kelas III, yaitu dengan meningkatkan pemahaman pada materi jenis-jenis pekerjaan dengan menerapkan strategi Circuit Learning pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di MI Al-Hikmah Kalidawir Tanggulangin Sidoarjo.

Penerapan strategi ini memfokuskan pada apa yang ditemukan oleh peserta didik dalam memahami materi jenis-jenis pekerjaan. Pemahaman tersebut akan tergambar pada peta konsep yang dibuat siswa secara kelompok dan lembar rangkuman yang dibuat siswa.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat menentukan tujuan penelitian sebagai berikut:

(13)

5

2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Jenis-jenis pekerjaan melalui Strategi Circuit Learning.

E. Lingkup Penelitian

Pada lingkup penelitian ini peneliti membatasi pada mata pelajaran IPS pada kelas III di MI Al-Hikmah Kalidawir Tanggulangin Sidoarjo dengan : 1. Peningkatan pemahaman adalah suatu cara guru untuk meningkatkan

pengajaran dalam hal pemberian materi yang bukan hanya sekedar sebagai hafalan, akan tetapi lebih mengerti dan menguasai suatu konsep materi pelajaran itu sendiri. Dalam kegiatan belajar pemahaman ditunjukkan melalui : (1) mengungkapkan gagasan, atau pendapat dengan kata-kata sendiri, (2) membedakan, membandingkan, menginterpretasi data, mendeskribsikan dengan kata-kata sendiri (3) menjelaskan gagasan pokok, (4) dan menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri8. Indikator yang diharapkan dalam penelitian ini adalah indikator pemahaman jenis-jenis pekerjan yaitu; menjelaskan, menyebutkan dan membedakan.

2. Strategi Circuit Learning ini lebih menekankan pada peningkatan pemahaman siswa dengan menggunakan peta konsep, dimana peta konsep tersebut dibuat oleh siswa menurut pemahamannya.

3. Materi yang dipakai pada penerapan Strategi Circuit Learning adalah Jenis-jenis pekerjaan yang merupakan satuan materi dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

8

(14)

6

F. Signifikasi Penelitian

Manfaat secara umum yaitu:

1. Proses belajar mengajar ilmu pengetahuan alam (IPS) terutama materi Jenis-jenis pekerjaan di MI Al-Hikmah Sidoarjo akan menjadi lebih menarik, tidak membosankan dan menyenangkan.

2. Ditemukannya strategi pembelajaran baru, tepat, kreatif, inovatif dan variatif.

Manfaat secara khusus yaitu: 1. Peserta didik

a. Peserta didik menjadi lebih mudah dalam menerima dan memahami penjelasan yang diberikan oleh guru.

b. Meningkatkan keaktifan peserta didik untuk ikut serta dalam berlangsungnya proses pembelajaran.

2. Guru

Guru mendapatkan variasi baru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dan mudah memahami materi dalam mengikuti pembelajaran.

3. Penulis

(15)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pemahaman Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Pengertian Pemahaman

Dalam ranah kompetensi pengetahuan atau kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, yakni (1) kemampuan menghafal, (2) memahami, (3) menerapkan, (4) menganalisis, (5) mensintesis, dan (6) mengevaluasi.

Pemahaman (comprerhention) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan demikian, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai aspek.9

Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari hafalan atau ingatan. Kemampuan memahami juga dapat diartikan kemampuan mengerti tentang hubungan antar faktor, antar konsep, antar prinsip, antar data, hubungan sebab akibat, dan penarikan kesimpulan.10

Pemahaman merupakan proses berpikir dan belajar. Dikatakan demikian karena untuk menuju ke arah pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan berpikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan dan cara

9

Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2014), 168. 10

(16)

8

memahami.11 Menurut Saifuddin Azwar, dengan memahami berarti sanggup menjelaskan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, meramalkan, dan membedakan.12

2. Indikator Pemahaman

Terdapat tiga jenis perilaku pemahaman mencakup . Pertama terjemahan suatu pengertian yang berati bahwa seseorang dapat mengkomunikasikan kedalam bahasa lain, istilah lain atau menjadi bentuk lain. Biasanya melibatkan pemberian makna terhadap komunikasi dari suatu isolasi, meskipun makna tersebut dapat sebagian ditentukan oleh ide-ide yang muncul sesuai konteksnya.

Kedua, merupakan prilaku interpretasi yang melibatkan komunikasi sebagai konfigurasi pemahaman ide yang memungkinkan memerlukan penataan kembali ide-ide kedalam konfigurasi baru dalam pikiran individu. Hal ini, termasuk berfikir terhadap kepentingan relatif dari ide-ide hubungan timbal balik dan relevansi untuk mengeneralisasi atau menjelaskan dalam komunikasi sesungguhnya. Bukti prilaku interpretasi dalam kesimpulan, generalisasi, atau ringkasan yang dihasilkan oleh seseorang. Interpretasi seperti ini berbeda dengan analisis, keduanya memiliki penekanannya pada bentuk, organisasi, efektifitas dan logika komunikasi. Hal ini berbeda dengan aplikasi yang lebih peduli pada kepastian arti komunikasi sebagai generalisasi lain, situasi dan fenomena atau makna yang dimiliki oleh siswa untuk

11

W.J.S. Porwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991), 636.

12

(17)

9

berkomunikasi. Demikian pula dengan evaluasi yang ditandai oleh rumusan putusan secara eksplisit berdasarkan kreteria

Ketiga prilaku ekstrapolasi mencakup pemikiran atau prediksi yang dilandasi oleh pemahaman kecenderungan atau kondisi yang dijelaskan dalam komunikasi, situasi ini memukinkan melibatkan pembuatan kesimpulan sehubungan dengan implikasi, konsekuensi, akibat, dan efek sesuai dengan klondisi yang dijelaskan dalam komunikasi hali itu berbeda dengan aplikasi, akan tetapi dalam pemikiarn didasarkan pada apa yang diberikan bukan pada abstraksi yang dibawa dari pengalaman lain untuk situasi seperti prinsip umum atau prosedur aturan. Extra polasi termasuk penialain terhadap ciri dari contoh menggambarkan alam semesta dalam komunikasi. Tujuan klasifikasi, interpolasi dapat dianggap sebagai junis extra polasi penilaian berkenaan dengan interval atau urutan data yang disajikan dalam komunikasi. 13

Dalam kegiatan belajar prilaku pemahaman ditunjukkan melalui : (1) mengungkapkan gagasan, atau pendapat dengan kata-kata sendiri, (2) membedakan, membandingkan, menginterpretasi data, mendeskribsikan dengan kata-kata sendiri (3) menjelaskan gagasan pokok, (4) dan menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.14

3. Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Fakor-faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa adalah sebagai berikut:

13

Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Kognitif, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012) , 44-45.

14

(18)

10

a. Faktor Internal (dari diri sendiri)

1) Faktor Jasmaniah (fisiologi), yaitu kondisi fisik, yang mana pada umumnya kondisi fisik mempengaruhi kehidupan seseorang dan panca indra.

2) Faktor Psikologis, meliputi: keintelektualan (kecerdasan), minat, bakat dan potensi prestasi yang di miliki.

3) Faktor pematangan fisik atau psikis. Kematangan adalah suatu tingkat fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tumbuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.15 4) Faktor Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pemahaman, atau pengalaman

itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pemahaman. Oleh

sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai

upaya untuk memperoleh pemahaman. Hal ini dilakukan

dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa

lalu

5) Faktor Intelegensia

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar

dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental

dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi

15

(19)

11

seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan

mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia

mampu menguasai lingkungan.

b. Faktor Eksternal (dari luar diri)

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belahar dapatlah dikelompokan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. Uraian berikut membahas ketiga faktor tersebut.

1) Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.16

2) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.17

3) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Seperti kegiatan siswa

16

Ibid,. 69-72 17

(20)

12

dalam masyarakat, kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar.18

4. Pemahaman Ilmu Pengetahuan Sosial a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu pengetahuan sosial, yang sering disingkat dengan IPS, adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah.

Luasnya kajian IPS ini mencakup berbagai kehidupan yang beraspek majemuk baik hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, maupun politik, semuanya dipelajari dalam ilmu sosial ini. Segala sesuatu yang berhubungan dengan aspek sosial yang meliputi proses, faktor, perkembangan, permasalahan, semuanya dipelajari dan dikaji dalam sosiologi . aspek ekonomi yang meliputi perkembangan, faktor, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi.

Aspek budaya dengan segala perkembangan dan permasalahannyadipelajari dalam antropologi. Aspek sejarah yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia dipelajari dalam

18

(21)

13

ilmu sejarah. Begitu juga aspek geografi yang memberikan karakter ruang terhadap kehidupan di masyarakat dipelajari dalam ilmu geografi.19

Secara historis, pendidikan IPS sebagai bidang study dalam kurikulum sekolah mulai diajarkan diindonesia sekitar tahun 1975 sebagai bidang studi IPS dalam kurikulum SD, SMP, SMA. Sejak diberlakukannya kurikulum 1975 ini, baik pada tingkat SD, SMP, maupun SMA pembelajaran diberikan menggunakan pendekatan terpadu (Integrated), meskipun terdapat perbedaan dalam tingkat keterpaduan diantara tiga jenjang pendidikan ini penggunaan pendekatan terpadu ini sejak kurikulum tahun 1975, kurikulum 1986, 1994, 2004 (KBK), dan sampai kurikulum yang saat ini diberlakukan, yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) masih dipakai.

Istilah IPS masih dipakai menamai mata pelajaran sosial pada tingkat SD, SMP walaupun dalam kenyataannya di SMP mata pelajaran IPS diajarkan secara terpisah. Adapun untuk tingkat SMA, mata pelajaran IPS tidak dipakai lagi untuk menamai kelompok mata pelajaran sosial ini, karena di SMA telah diorganisasikan secara terpisah(spated).

Pendidikan IPS di sekolah dasar merupakan bidang studi yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan

19

(22)

14

interaksinya dalam masyarakat. Tujuan pengajaran IPS tentang keidupan masyarakat manusia dilakukan secara sistematik. Dengan demikian, peranan IPS sangat penting untuk mendidik siswa mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar dapat mengambil bagian secara aktiv dalam kehidupannya. Kelak sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik. Tujuan ini memberikan tanggung jawab yang berat terhadap guru untuk menggunakan banyak pemikiran dan energi agar dapat mengajarkan IPS dengan baik20

b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuan pembelajaran IPS disekolah dasar berdasarkan kurikulum sekolah dasar 1994, juga berorientasi pada kepentingan siswa, ilmu, dan sosial (Masyarakat). Tujuan pembelajaran IPS yang tercantum dalam kurikulum, adalah agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna pada dirinya dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini berarti, tujuan pendidikan IPS bukan hanya sekedar membekali siswa dengan berbagai informasi yang bersifat hafalan (kognitif) saja, akan tetapi pendidikan IPS harus mampu mengembangkan keterampilan berfikir, agar siswa mampu mengkaji berbagai kenyataan sosial beserta permasalahannya. Tujuan yang harus dicapai oleh siswa sekolah dasar harus disesuaikan dengan

20

(23)

15

taraf pengemabangannya, yang dimulai dari pengengenalan dan pemahaman lingkungan sekitar menuju lingkungan masyarakat yang lebih luas. Dimulai dari lingkungan terdekat menuju lingkungan yang lebih luas.21

Pada sumber lain ditemukan bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungan.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.22

c. Materi Jenis-Jenis Pekerjaan

Di dalam masyarakat industri, jenis pekerjaan cenderung statis dan tetap. Orang bercita-cita melaksanakan pekerjaan sampai batas umur pensiun. Namun demikian di dalam masyarakat paska industri yaitu dalam masyarakat informasi, pekerjaan yang tetap semakin menghilang. Banyak jenis pekerjaan baru akan muncul dan

21

Ibid,. 142-143. 22

(24)

16

banyak jenis pekerjaan yang lama akan menghilang. Masyarakat transformasi akan melahirkan berbagai jenis pekerjaan yang baru. Dengan demikian pekerjaan seumur hidup akan hilang dan diganti dengan jenis-jenis pekerjaan baru. Hal ini akan memberikan implikasi terhadap jenis pendidikan dan pelatihan yang memungkinkan seseorang untuk beralih kerja dan menguasai jenis-jenis keterampilan baru yang sebelumnya belum dikenal.23

Bagi beberapa orang, pekerjaan menjadi jalan untuk mencari nafkah. Alasan ini sendiri dapat merupakan alasan rohani, alasan yang menekankan tanggung jawab, kemandirian, pelayanan dan keutamaan lainnya. Sebagian orang juga memandang pekerjaan sebagai karier atau profesi, sesuatu yang menuntut berbagai keterampilan serta pelatihan khusus dan memberikan pelayanan kepada individu-individu dan masyarakat.24

Jenis-jenis pekerjaan sendiri merupakan salah satu materi penting dalam mata pelajaran Ilmu Pendidikan Sosial (IPS). Materi ini tercantum dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran ilmu pendidikan sosial (IPS) kelas III SD/MI. Adapun standar kompetensi dasar tersebut berbunyi : Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang. Sementara dalam cakupan kompetensi dasar materi ini diperinci menjadi lima poin yakni: (1)

23

A.R Tilaar, Beberapa Agenda eformasi Pendidikan Nasional, (Magelang: Tera Indonesia,1998), 133.

24

(25)

17

mengenal jenisjenis pekerjaan. (2) memahami pentingnya semangat kerja (3) memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah, (4) mengenal sejarah uang, dan (5) mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan.25

Ada beragam jenis pekerjaan. Dari sifatnya formal hingga informal. Coba amati dengan cermat dan teliti orang-orang disekitarmu. Tentu mereka memiliki pekerjaan yang beraneka ragam. Pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:26 a. Pekerjaan yang menghasilkan barang

Pekerjaan jenis ini menghasilkan barang. Pekerjaan di bidang ini, mengelola bahan mentah menjadi barang. Barang yang dihasilkan bisa barang berupa barang setengah jadi atau barang jadi. Barang jadi adalah barang yang siap digunakan. Barang setengah jadi adalah barang yang belum jadi atau perlu penyelesaian lebih lanjut. Berikut ini beberapa contoh yang menghasilkan barang:

1) Petani

Petani yaitu orang yang bekerja dalam bidang pertanian. Pertanian disini artinya pekerjaan mengolah lahan seperti ladang atau sawah. Petani termasuk pekerjaan yang menghasilkan barang seperti padi, sayur, dan buah-buahan.

25

Supriya, Pendidikan IPS, (Bandung,: Remaja Rosa Karya, 2012), 196. 26

Arini.uly, diakses tanggal 3 Desember 2015,

(26)

18

2) Peternak

Peternak bekerja membudidayakan hewan ternak. Tujuannya untuk mendapatkan manfaat dari hewan ternak.

3) Pengerajin

Pengrajin bekerja membuat benda kerajinan. Pengrajin mengolah barang mentah, menjadi barang setengah jadi. Pengrajin memerlukan keahlian khusus. Adapula yang langsung mengolah menjadi barang jadi.

4) Penjahit

Penjahit adalah orang yang bekerja menjahit kain. Penjahit bekerja mengolah bahan setengah jadi, menjadi barang jadi. Misalnya menjahitkan kain menjadi pakaian jadi. Pekerjaan sebagai seorang penjahit memerlukan keahlian khusus. Terutama keahlian dibidang model pakaian dan cara menjahit.

5) Petani Ikan

Petani ikan yaitu orang yang bekerja membudidayakan ikan. Budidaya perikanan ada dua jenis, yaitu perikanan darat dan perikanan laut.

(27)

19

Pekerjaan yang menghasilkan jasa didasarkan pada pendidikan dan keterampilan tertentu yang dimiliki oleh seseorang. Di zaman yang serba modern, orang cenderung ingin mendapatkan pelayanan yang cepat dan mudah. Contoh pekerjaan yang menghasilkan jasa:

1) Guru

Guru adalah orang yang mengajarkan ilmu. Guru termasuk pekerjaan dibidang jasa. Yaitu jasa layanan dibidang pendidikan. Guru memberikan bimbingan dan pengajaran. Guru ada yang bergerak dalam pengajaran formal dan bergerak dibidang informal.

2) Dokter dan Tenaga Medis

Dokter dalah orang yang bekerja menyembuhkan pasien. Dokter memberikan pelayanan dibidang kesehatan. Dokter melayani kesehatan masyarakat.

3) Arsitek

Arsitek adalah orangyang merancang bangunan, denah kebun, atau kompleks perumahan. Orang yang akan membangun rumah memerlukan jasa arsitek. Tukang bangunan akan dipermudah dengan adanya rancangan arsitek. 4) Sopir

(28)

20

umum. Sopir mengantar penumpangnya ke tempat tujuan penumpang tesebut. Sopir dapat memberikan pelayanan antar dan keamanan bagi penumpang.

5) Buruh Angkut

Buruh bekerja dengan menjual jasanya pada orang lain. Sebagai imbalan atas jasanya, ia mendapatkan upah atau gaji. Misalnya buruh angkut bekerja melayani jasa pengangkutan. Buruh menjual jasa pemindahan dan pengangkutan barang.

B. Strategi Pembelajaran Circuit Learning

1. Pengertian Strategi Circuit Learning

Menurut bahasa, strategi Circuit Learning diambil dari kata dalam bahasa Inggris yaitu Circuit dan Learning, Circuit artinya perjalanan keliling atau perputaran.27 Sedangkan Learning berarti pembelajaran.28 Jika digabungkan kedua kata tersebut Circuit Learning akan menjadi arti pembelajaran yang memutar. Strategi Circuit Learning disebut sebagai pembelajaran yang memutar karena siswa menempuh informasi dalam pola yang sama setiap hari.

Menurut Istilah, Circuit learning merupakan strategi pembelajaran yang memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola penambahan (adding) dan pengulang (repetition).29

27

Peter Salim, The contemporary english indonesia dictionary (Jakaeta: Modern English Press,1985), 331

28

Ibid,.523 29

(29)

21

Circuit leraning (belajar memutar) dikembangkan oleh Teller (dalam De Porter, 1999: 180) seorang konsultan pendidikan, Disebut model belajar memutar karena siswa benar-benar menempuh informasi dalam pola yang sama setiap hari. Model pembelajaran ini memuat tiga langkah berurutan.

a. Keadaan tenang pada saat belajar

Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. b. Peta pikiran dan catatan tulis susun

Siswa mencatat apa yang di tulis guru di papan tulis dengan kreativitasnya masing-masing tetapi tetap memperhatikan simbol-simbol dalam matematika serta menuliskan hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa.

c. Menambah dan mengulang

Setelah siswa memperoleh materi yang telah diberikan oleh guru, melalui metode tanya jawab, guru mengingatkan kembali hal-hal yang penting dari materi yang telah di bahas.

Strategi ini biasanya dimulai dari tanya jawab tentang topik yang dipelajari, penyajian peta konsep, penjelasan mengenai peta konsep, pembagian ke dalam beberapa kelompok, pengisian lembar kerja siswa disertai dengan peta konsep, penjelasan tentang tata cara pengisian, pelaksanaan presentasi kelompok, dan pemberian reward atau pujian.30 2. Langkah-Langkah Strategi Circuit Learning

30

(30)

22

Langkah-langkahnya adalah kondisikan situasi belajar kondusif dan fokus, siswa membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya peta konsep bahasa khusus, tanya jawab, refleksi seperti jabaran lebih rinci di bawah ini.31

a. Pendahuluan

1) Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, dan absensi.

2) Melakukan apersepsi

3) Memberitahukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran hari ini.

4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan.

b. Kegiatan inti

1) Melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran. 2) Bersama dengan siswa menempelkan gambar

3) Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang gambar yang ditempel di papan tulis.

4) Menempelkan peta konsep yang telah dibuat

5) Menjelaskan tentang peta konsep yang telah ditempel. 6) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok

7) Memberikan lembar kerja kepada setiap kelompok

31

(31)

23

8) Menjelaskan kepada setiap kelompok untuk mengisi lembar kerja siswa dan mengisi bagian dari peta konsep sesuai dengan bahasa mereka sendiri.

9) Menjelaskan bahwa bagian peta konsep yang mereka kerjakan akan dipresentasikan.

10) Memperesentasikan bagian peta konsep yang telah dikerjakan

11) Memberikan penguatan berupa pujian atau hadiah atas hasil presentasi yang bagus serta memberikan semangat kepada yang belum mendapat pujian atau hadiah untuk berusaha lebih giat.

12) Menjelaskan kembali hasil diskusi siswa tersebut agar wawasan siswa menjadi lebih luas.

c. Penutup

1) Memancing siswa membuat rangkuman

2) Melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa 3) Memberikan pekerjaan rumah bagi siswa

4) Memberitahukan materi selanjutnya yang akan dipelajari minggu depan

5) Doa, motivasi atau nasehat, dan salam. 3. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Circuit Learning

(32)

24

2) melatih konsentrasi siswa untuk fokus pada peta konsep yang disajikan guru.

Sementara itu, kekurangan strategi ini adalah bahwa 1) penerapan strategi tersebut memerlukan waktu lama dan 2) tidak semua pokok bahasan bisa disajikan melalui strategi ini.32

C. Peningkatan Pemahaman dengan Strategi Circuit Learning

Siswa dikatakan memahami suatu pelajaran apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik. Menurut E. Mulyasa, Upaya-upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan cara sebagai berikut:33

1. Menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif

Dalam menciptakan iklim belajar yang kondusif dapat dilakukan oleh seorang guru dengan kegiatan, diantaranya yaitu :

a. Melibatkan peserta didik dalam mengorganisasikan dan merencanakan pembelajaran,

b. Menunjukkan empati dan penghargaan kepada peserta didik, c. Mendengarkan dan menghargai hak peserta didik untuk berbicara

32

Miftahul Huda, Model-model pengajaran dan Pembelajaran (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR,2014), 313.

33

(33)

25

2. Mengembangkan Strategi dan Manajemen Pembelajaran

Dalam hal ini dapat dilakukan dengan kemampuan menghadapi dan menangani peserta didik yang bermasalah, kemampuan memberikan transisi substansial bahan ajar dalam pembelajaran.

3. Memberikan Umpan Balik dan Penguatan

Dapat dilakukan dengan cara memberikan respon yang bersifat membantu siswa yang lamban dalam belajar, memberikan tindak lanjut terhadap jawaban peserta didik yang kurang memuaskan.

4. Kemampuan untuk Meningkatkan Diri

Dapat dilakukan dengan cara menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif, memperluas dan menambah pengetahuan.

Strategi Circuit Learning merupakan strategi yang lebih mengedepankan pemberdayaan pikiran dalam bentuk pemetaan. Adapun Pola penambahan dan Pengulangan pada Circuit Learning terdapat pada peta konsep dan rangkuman.

Pada peta konsep penambahannya yaitu guru menjelaskan tentang peta konsep, sedangkan pola pengulangannya yaitu siswa berkelompok membuat peta konsepnya sendiri. Pada rangkuman, pola penambahan yaitu guru menjelaskan materi, sedang pola pengulangan yaitu siswa membuat rangkuman.

(34)

26

belajar memahami materi pelajaran dengan cara apa yang dipahami peserta didik yang dapat dituangkan kedalam peta konsep. Selain itu, guru juga lebih memberi fasilitas pada siswa agar mampu belajar mandiri atau meningkatkan kemampuan belajar sendiri.

Jika peserta didik dapat membuat peta konsep maka peserta didik dapat menuliskan pemahaman yang dimilikinya. Pemahaman yang tertuang pada peta konsep tersebut selanjutnya akan dijelaskan, sehingga guru mengetahui seberapa tingkat pemahaman siswa tersebut. Selanjutnya pemahaman siswa dibenarkan oleh guru agar tidak terjadi kesalah fahaman, untuk tindakan akhir pada strategi Circuit learning ini adalah siswa akan membuat sebuah rangkuman sederhana sesuai yang pemahaman mereka dari materi yang telah dipelajari.

(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Adapun penelitian tindakan kelas ini memadukan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitan yang disajikan dalam bentuk angka. Instrumen utama dalam penelitian ini dalam butiran soal test untuk mengukur peningkatan hasil belajar yang mana penelitian kuantitatif ini tidak dapat menjelaskan sendiri tanpa adanya penelitian yang berupa pendeskripsian atau disebut dengan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif.

Proses penelitian yang dimaksud antara lain melakukan observasi terhadap orang dalam kehidupan sehari-hari, berinteraksi dengan mereka, dan berupaya memahami bahasa, dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Bagdan dan Taylor mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.34

34

(36)

28

Menurut Seharsini, suhardjono, dan Supardi menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata dari penelitian – tindakan – kelas:35

1. Penelitian adalah menunjukkan pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang diminati.

2. Tindakan menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik.

3. Kelas adalah dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yakni sekelompok peserta didik dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.36

Model penelitian ini adalah menggunakan model Kurt Lewin, konsep pokok action research menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: Perencanaan (planning), Tindakan (acting), Pengamatan (observing),

35

Rido Kurniyanto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: LAPIS PGMI, 2009), paket3, 9.

36

(37)

29

Refleksi (reflecting).37 Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus yang digambarkan pada gambar 1.1 berikut.

Gambar 3.1:

Prosedur PTK Model Kurt Lewin38

Langkah-langkah dalam penggunaan PTK model Kurt Lewin adalah sebagai berikut:

1. Planning

Menyususn Perencanaan, pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di kelas,

37

Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Referensi GP Press Group, 2013), 19.

38

(38)

30

mempersiapkan instrument dan merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

2. Acting

Melaksanakan tindakan, pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang actual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

3. Observing

Melaksanakan pengamatan, pada tahap ini yang harus dilakukan peneliti adalah:

a. Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

b. Memantau kegiatan diskusi atau kerjasama antar siswa-siswi dalam kelompok.

c. Mengamati pemahaman setiap peserta didikterhadap pengguasaan materi pembelajaran, yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK.

4. Reflecting

Melakukan refleksi, pada tahap ini yang harus dilakukan peneliti adalah:

(39)

31

d. Mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK dapat dicapai.39

B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian

Setting penelitian terdiri dari tempat penelitian, waktu penelitian, dan siklus PTK sebagai berikut:

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III MI Al-Hikmah desa Kalidawir, kecamatan Tanggulangin, kabupaten Sisoarjo pada mata pelajaran IPS. Sekolah ini dipimpin oleh H.Abdul Kholis, M.Pd.I. MI Al-Hikmah memiliki 6 ruang kelas. Kelas yang digunakan dalam penelitian Tindakan kelas adalah siswa kelas III.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Nopember 2015. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender pendidikan madrasah. Karena PTK membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

3. Subjek Penelitian

Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 43 siswa, terdiri dari29 siswa laki-laki dan 14 siswa permpuan

39

(40)

32

C. Variable yang diselidiki

Dalam penelitian tindakan kelas ini variable-variable yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Variable Input : Siswa kelas III MI Al-Hikmah Tanggulangin Sidoarjo

2. Variable Proses : Strategi Circuit Learning

3. Variable Output : Peningkatan pemahaman siswa.

D. Rencana Tindakan

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model penelitian tindakan Kurt Lewin. Pada setiap siklus meliputi empat komponen yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan atau tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi.

Model Kurt Lewin dipilih oleh penulis karena apabila pada awal pelaksanaan terdapat kekuarangan, maka peneliti bisa mengulang kembali dan memperbaiki pada siklus-siklus dengan mengubah atau menambah teknik dan metode selanjutnya sampai tujuan yang diinginkan tercapai. Jika pada siklus pertama sudah berhasil, maka tidak dilanjutkan kepada siklus selanjutnya. Namun jika pada siklus pertama dan siklus kedua belum berhasil, maka peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya sehingga berhasil.

SIKLUS I

1. Menyusun perencanaan

(41)

33

b. Membuat jadwal kunjungan kelas

c. Membuat instrumen pembelajaran (RPP, lembar materi, lembar kerja, rangkaian media dalam strategi Circuit Learning, lembar observasi guru dan siswa)

d. Mencari guru yang akan dapat bekerjasama atau kolaborasi dalam melakukan PTK ini.

2. Pelaksanaan

Tahap ini peneliti (guru) melaksanakan pembelajaran di kelas dengan materi jenis-jenis pekerjaan dengan Strategi Circuit Learning. Dan kegiatan yang akan dilakukan guru sebagai berikut:

a. Guru menertibkan siswa dan mengucap salam b. Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama

c. Guru melakukan apersepsi, dan motivasi agar peserta didik siap menerima materi yang akan diajarkan dengan penuh semangat. d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. e. Guru memperkenalkan Strategi Circuit Learning yang akan

dilaksanakan selama proses pembelajaran.

f. Guru memberikan post tes kepada peserta didik secara individu g. Melakukan pembelajaran dengan menerapkan Strategi Circuit

(42)

34

3. Pengamatan atau observasi

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap proses perbaikan pembelajaran materi bilangan jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS dengan Strategi Circuit Learning di kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo. Hal-hal yang dilakukan pengamat adalah:

a. Mengamati dan mencatat semua gejala atau kejadian yang muncul selama proses perbaikan pembelajaran dalam lembar observasi guru.

b. Menyeleksi data yang diperlukan dalam penelitian, yaitu: 1) Lembar pengamatan kegiatan siswa

2) Lembar pengamatan kegiatan guru 3) Lembar kerja siswa

4. Refleksi

(43)

35

Setelah melaksanakan siklus I dengan keempat tahapan tersebut, apabila dalam proses tersebut sudah diketahui keberhasilan pencapaian tujuannya, maka penulis tidak perlu melanjutkan pada siklus berikutnya. Namun, jika dalam siklus I belum berhasil atau terdapat hambatan-hambatan dalam mencapai keberhasilan, maka peneliti akan mengidentifikasi permasalahan dan hambatan yang terjadi dan merancancang siklus berikutnya.

Kegiatan pada siklus II berupa strategi yang sama yaitu Strategi Circuit Learning, namun kegiatan yang dilakukan dalam siklus II mempunyai berbagai tambahan dan perbaikan dari tindakan pada Siklus I yang digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ditemukan dalam siklus I.

E. Data dan Teknik Pengumpulannya

1. Sumber Data

Sumber data PTK ini adalah : a. Siswa

Siswa yang dimaksud adalah siswa kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo, Data siswa digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa selama proses kegiatan belajar mengajar.

b. Guru

Guru dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPS kelas

III yaitu Moh. Rof’un Naim, S.Pd.I. Data ini digunakan untuk

(44)

36

terhadap pemahaman belajar siswa kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo pada materi jenis-jenis pembelajaran dalam proses pembelajaran IPS.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan tidak hanya satu, tetapi menggunakan multi teknik atau multi instrumen.40 Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan agar bisa mendapatkan data yang yang benar-benar valid dengan menggunakan deskriptif kualitatif. Pada pengumpulan data dimulai dari awal sampai akhir siklus pembelajaran, maka dilakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala- gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.41

Observasi dilakukan sesuai kebutuhan penelitian mengingat tidak setiap penelitian menggunakan alat penggumpul data demikian. Pengamatan atau observasi dilakukan memakan waktu yang lebih lama apabila ingin melihat suatu proses perubahan,

40

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikanm (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012), 151.

41

(45)

37

dan pengamatan dilakukan dan dapat tanpa suatu pemberitahuan khusus atau dapat pula sebaliknya.42

Metode obesrvasi yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu catatan-catatan yang menggambarkan aktifitas siswa kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan Strategi Circuit Learning dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran berlangsung.

Instrumen observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi. Lembar observasi bertujuan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas, dan ketrampilan implementasi strategi yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran. Adapun lembar observasi kegiatan siswa kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo sebagaimana terlampir 1, dan lembar observasi kegiatan guru sebagaimana terlampir 2.

b. Tes hasil belajar

Tes digunakan untuk memperoleh data tentang pemahaman belajar siswa kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo materi jenis-jenis pekerjaan sebelum dan sesudah menggunakan Strategi Circuit Learning. Adapun tes pemahaman belajar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tulis.

42

(46)

38

c. Wawancara

Wawancara, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan- pertanyaan pada para responden. Wawancara bermakna berhadapan langsung antara interviewer (s) dengan responden, dan kegiatannya dilakukan secara lisan.43

Teknik wawancara ini dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh data tentang pendapat siswa dan pendapat guru mengenai proses belajar mengajar yang dialami mengenai strategi circuit learning. Adapun format wawancara guru sebelum tindakan penelitian kelas III MI Al-Hikmah Sidoarjo terlampir 3, pedoman wawancara siswa terlampir 4, pedoman wawancara guru terlampir 5.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu cara untuk mengetahui sesuatu dengan melihat catatan-catatan, arsip-arsip, buku-buku, surat, dokumen resmi dan foto yang berhubungan dengan sesuatu yang diselidiki. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data yang ada pada lembaga sekolah sebagai penunjang data. Dokumentasi yang dimaksud pada penelitian ini adalah:

43

(47)

39

1) Arsip dan dokumen sekolah 2) Tes hasil belajar siswa 3) Daftar hadir siswa 4) Perangkat pembelajaran

5) Gambar dokumentasi proses pembelajaran

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan cara yang digunakan dalam pengolahan data yang berhubungan erat dengan perumusan masalah yang telah diajukan sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yaitu:44

1. Data kuantitatif (nilai hasil tes belajar siswa) dapat dianalisa secara deskriptif, seperti mencari nilai rata-rata dan persentase keberhasilan belajar.

2. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa. Digunakan untuk menganalisis data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana berikut:

44

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,

(48)

40

1. Penilaian Tes Individu

Penilaian tes individu ini diperoleh dari hasil tes kemampuan memahami materi jenis-jenis pekerjaan berupa tes tulis soal berupa pilihan ganda dan soal uraian. Dan dinyatakan dengan rumus:45

Nilai Perolehan Akhir =

... Rumus 3.1 Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Untuk menghitung rata-rata kelas dihitung dengan menggunakan rumus:46

Sedangkan penilaian ketuntasan belajar berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal, seorang siswa dikatakan berhasil jika telah mencapai taraf penguasaan minimal nilai 70. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:47

P = x 100 ... Rumus 3.3

45

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), 318.

46

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 109.

47

(49)

41

Keterangan:

P = Persentase yang akan dicari f = Jumlah siswa yang tuntas N = Jumlah seluruh siswa

Adapun kriteria ketuntasan ketuntasan/kelulusan belajar siswa secara keseluruhan dinyatakan sebagai berikut:48

Tabel 3.1

kriteria ketuntasan belajar siswa

Taraf Penguasaan Kualifikasi Nilai Huruf

91-100% Sangat Baik A

Observasi terhadap guru sebagai pengajar, akan dicari persentase kemampuan guru dalam proses pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Circuit Learning pada materi jenis-jenis pekerjaan. Adapun analisis observasi dihitung menggungakan rumus:49

P = x 100 ... Rumus 3.4

Keterangan:

P = Persentase yang akan dicari

48

M Chabib Thoha, Tehnik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), 94.

49

(50)

42

f = Jumlah skor yang diperoleh guru N = skor mksimal

Adapun kriteria tingkat keberhasilan secara keseluruhan dinyatakan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kriteria tingkat keberhasilan guru

Taraf Penguasaan Kualifikasi Nilai Huruf

91-100% Sangat Baik A

Observasi terhadap siswa sebagai pelajar, akan dicari persentase kemampuan siswa pada saat proses pembelajaran IPS berlangsung dengan menggunakan strategi Circuit Learning pada materi jenis-jenis pekerjaan. Adapun analisis observasi dihitung menggungakan rumus:50

P = x 100 ... Rumus 3.5 Keterangan:

P = Persentase yang akan dicari f = Jumlah siswa yang tuntas N = Jumlah seluruh siswa

Adapun kriteria tingkat keberhasilan siswa secara keseluruhan dinyatakan sebagai berikut:

50

(51)

43

Tabel 3.3

Kriteria tingkat keberhasilan siswa

Taraf Penguasaan Kualifikasi Nilai Huruf

91-100% Sangat Baik A

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki PBM dikelas. Indikator kinerja harus realistik dan data dapat diukur (jelas cara pengukurannya).51

Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditentukan dalam satu kompetensi dasar berkisar antara 0%-100%. Kriteria untuk masing-masing indikator 75%. Kondisi setelah penilaian diharapkan tingkat kemampuan siswa dalam materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS meningkat dari rata-rata 35% menjadi 75% dan di atasnya.

Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

1. Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan pemahaman belajar siswa pada pelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan meningkat. Diukur dari presentase ketingkatan hasil belajar siswa sebelum menggunakan Strategi Circuit Learning dan sesudah menggunakan Strategi Circuit Learning.

2. Meningkatnya persentase ketuntasan belajar ≥ 75%.

51

(52)

44

3. Meningkatnya hasil belajar siswa rata-rata menjadi ≥75.

H. Tim Peneliti dan Tugasnya

Menurut Suharsimi Arikunto, penelitian tindakan yang ideal sebetulnya adalah yang dilakukan berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan yakni istilah lain untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektifitas pengamat serta mutu kecermatan yang dilakukan.52

Identitas peneliti dan rekan guru: 1. Identitas Peneliti

a. Nama : Ni’matul Mufarrichah b. NIM : D07212023

c. Jurusan/Fakultas : PGMI/Tarbiyah d. Institusi : UIN Sunan Ampel e. Unit Penelitian : MI Al-Hikmah

f. Tugas : Peneliti menyusun rancangan pembelajaran yang berupa RPP, sebagai perencanaan pelaksanaan PTK. Kemudian peneliti melakukan praktek penelitian sebagaimana yang tertera di dalam rancangan pembelajaran yang telah dibuat, berupa observasi aktifitas siswa selama

52

(53)

45

di kelas, wawancara terhadap guru IPS dan ketiga siswa-siswa kelas III, dan kuesioner yang di sebarkan ke siswa-siswi kelas III .

2. Identitas Rekan Guru

a. Nama : Moh. Rof’un Naim, S.Pd.I

b. NIP : -

c. Unit Kerja : MI Al-Hikmah d. Jabatan : Guru IPS kelas III

(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian yang kami lakukan pada mata pelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan siswa kelas III di MI Al-Hikmah Kalidawir Tanggulangin

Sidoarjo, peneliti bekerjasama dengan Bapak Rof’un Naim, S.Pd.I sebagai

guru mata pelajaran IPS kelas III yang juga menjabat sebagai wali kelas III. Kelas ini merupakan kelas dengan jumlah peserta didik 43 siswa dalam satu kelas.

Proses pembelajaran IPS di kelas pada saat prasiklus, siswa diminta membaca buku pelajaran bersama-sama, diberi penjelasan singkat, dan siswa diminta mengerjakan soal di buku. Dengan diterapkannya metode tersebut pemahaman siswa pada materi jenis-jenis pekerjaan yang diberikan masih kurang, karena siswa kurang berpartisiasi dalam proses pembelajaran IPS. Hal tersebut tampak pada hasil belajar siswa pada saat prasiklus, dengan persentase ketuntasan 41,9% yang artinya dari 43 siswa terdpat 18 siswa yang telah tuntas.

(55)

47

Learning pada peserta didik MI Al-Hikmh Kalidawir Tanggulangin Sidoarjo merupakan yang pertama kali dilakukan.

Hasil penelitian ini diuraikan dalam bebeapa poin sebagaimana dipaparkan berikut ini:

1. Siklus 1

Kegiatan siklus I dilakukan pada tanggal 15 April 2016 di kelas III MI Al-Hikmah Kalidawir Tanggulangin Sidoarjo pada jam pelajaran ke 5 dan 6. Siklus I terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi seperti berikut:

a. Tahap Perencanan

Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan instrumen penilaian. RPP yang sudah disusun kemudian divalidasikan ke validator yaitu Ibu Wahyuniati,M.Si. Hasil dari validasi tersebut mendapatkan skor 3 dalam kategori baik dan dapat digunakan untuk pelaksanaan siklus I. RPP yang sudah divalidasi siap diperlihatkan pada guru mata pelajaran IPS kelas III dan dapat digunakan sebagai perangkat pembelajaran pada tindakan yang akan dilaksanakan.

(56)

48

1) Mencari guru yang akan dijadikan kolaborasi yang faham tentang mata pelajaran yng akan menjadi sumber penelitian tindakan kelas (PTK).

2) Mempersiapkan perangkat pembelajaran.

3) Membuat Instrumen pembelajaran berupa: RPP, Lembar materi, lember observasi guru, lembar observasi siswa, rubrik penilaian, soal tes.

Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan instrumen penilaian. RPP yang sudah disusun kemudian divalidasikan ke validator yaitu Ibu Wahyuniati,M.Si. Hasil dari validasi tersebut mendapatkan skor 3 dalam kategori baik dan dapat digunakan untuk pelaksanaan siklus I. RPP yang sudah divalidasi siap diperlihatkan pada guru mata pelajaran IPS kelas III dan dapat digunakan sebagai perangkat pembelajaran pada tindakan yang akan dilaksanakan.

(57)

49

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pelaksanaan yang dilkukan pada tanggal 15 April 2016 di kelas III MI Al-Hikmah dengan jumlah 43 peserta didik yaitu 14 peserta didik perempuan dan 29 peserta didik laki-laki. Pada pelaksanaan ini, peneliti bertindak sebagai guru dan guru mata pelajaran IPS kelas III bertindak sebagai observer. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada RPP menggunakan strategi Circuit Learning yang telah dipersiapkan sebelumya dan telah divalidasi.

Pada tahap pelaksanaan ada tiga kegatan yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Adapun pembahasan ketiga kegiatan tersebut sebagai berikut:

1) Kegiatan pendahuluan

Pada tahap pendahuluan, peneliti yang bertindak sebagai guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP. Pada kegiatan pendahuluan peneliti mengkondisikan siswa terlebih dahulu dengan menertibkan tempat duduk siswa dan menyiapkan alat tulis siswa. Setelah tertib guru mengucap salam dan mengajak siswa berdoa bersama dengan membaca basmalah bersama-sama.

(58)

50

tepuk warna yaitu jika merah maka tepuk 1 kali, jika kuning maka tepuk 2 kali, jika hijau maka tepuk 3 kali. Dan dilanjutkan apersepsi dengan bertanya-jawab mengenai jenis pekerjaan yang mereka ketahui.

Selain itu pada kegiatan ini, peneliti juga menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran materi jenis-jenis pekerjaan. Serta menyampaikan rencana kegiatan selama pembelajaran berlangsung.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dengan peneliti memberikan satu gambar kepada setiap peserta didik, kemudian gambar tersebut satu persatu ditempelkan siswa pada peta konsep yang dibuat oleh peneliti. Peneliti bersama siswa membahas dan membenarkan gambar yang ditempelkan siswa. Setelah mereka memahami sendiri jenis-jenis pekerjaan dengan media gambar tersebut, selanjutnya peneliti menjelaskan tentang semangat bekerja yang diiringi dengan tanya jawab.

(59)

51

belum berani untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka. Hal tersebut membutuhkan waktu lama.

Dari hasil penilaian peta konsep yang dibuat siswa sudah baik, hanya ada beberapa perbaikan seperti siswa masih belum bisa menyebutkan beberapa pekerjaan yang menghasilkan jasa. 3) Penutup

Pada kegiatan ini, peneliti mengajak siswa untuk melakukan refleksi dengen memberi pertanyaan dan siswa menjawab dengan antusias, peneliti bersama siswa juga memberikan umpan balik berupa apresiasi terhadap hasil kerja kelompok yang terbaik. Selanjutnya siswa diberi lembar soal. Siswa diberi waktu 10 menit untuk mengerjakannya soal tersebut secara mandiri. Adapun hasil tes tulis siklus I dapat dilihat di tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil tes tulis Siklus I

Jumlah siswa pada siklus II 43 siswa Jumlah seluruh nilai 3061 Jumlah siswa yang tuntas 27 Jumlah siswa yang belum tuntas 16 Nilai rata-rata kelas 71,2 Persentase ketuntasan belajar siswa 62,8%

(60)

52

rata-rata 71,2 dan persentase ketuntasan 62,8%. Nilai rata-rata telah mencapai target nilai KKM mata pelajaran IPS yaitu 70, begitu pula dengn persentase ketuntasan belajar belum memenuhi kreteria karena belum mencapai 75%. Berikut ini adalah keteranga perhitungannya:

a) Rata-rata nilai semua siswa

= 71,2 b)Persentase ketuntasan belajar

= 62,8 %

Setelah melakukan post tes, guru memberikan tindak lanjut kepada siswa dengan memberi tugas membaca materi tentang “uang” di rumah. Dan pembelajaran ditutup dengan bacaan

hamdalah”alhamdhulillah” dan salam. c. Tahap Observasi

(61)

53

penyampaian kegaitan pembelajaran, penggunaan media gambar sebagi media pembelajaran, respons siswa ketika melakukan tugas kelompok dalam mematangkan pemahaman siswa, keberanian siswa mempresentasikan hasil diskusi yang telah siswa kerjakan bersama teman sekelompok, dan pengerjaan tes tulis sebagai penilaian serta evaluasi siswa.

Data hasil observasi ini diambil dari pengamatan pada saat dan sesudah menerapkan strategi Circuit Learning. Pada tahap observasi ini, guru mata pelajaran IPS kelas III diminta untuk menilai aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

1) Hasil Observasi Guru

Dari hasil observasi mengenai data hasil pengamatan aktivitas guru siklus 1 selama kegiatan pembelajaran berlangsung tergolong cukup dengan perolehan nilai akhir 78. Selama kegiatan pembelajaran terdapat beberapa kekurangan, diantaranya guru tidak memotivasi siswa, guru juga tidak mengamati sikap siswa ketika diskusi kelompok, dan guru tidak meminta siswa untuk membuat rangkuman. Namun untuk keseluruhan guru cukup baik dalam melaksanakan proses pembelajaran dan langka-langka yang ada di RPP sebagian besar sudah dilaksanakan oleh guru.

(62)

54

alokasi waktu yang tersedia adalah 2 x 30 menit, dan waktu dikurangi dengan keterlambatan siswa masuk kels setelah istirahat, sehingga guru kesulitan membagi waktu dalam pembelajaran.

2) Hasil Observasi Siswa

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa siklus 1 tergolong kurang, dilihat dari perolehan skor sebesar 43 dari skor maksimal 64 atau dengan nilai perolehan 67 dari nilai maksimal 100. Hal ini dikarenakan siswa kurang memperhatikan instruksi guru dan kurang memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru.

d. Tahap Refleksi

Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus 1 peningkatan hasil belajar siswa belum maksimal, karena ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 62,8% yang artinya dari 43 siswa ada 27 siswa yang telah mencapai nilai KKM, sedangkan 16 siswa lain belum mencapai nilai KKM. Dari hasil ini, maka dipelukan adanya refisi pembelajaran dalam upaya meningkatkan pemahaman pada materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS kelas III di MI Al-Hikmah .

(63)

55

1) Ada beberapa aktivitas guru dan siswa yang seharusnya dilaksanakan tetapi belum terlaksana. Yaitu guru tidak memotivasi siswa agar bersemangat dalam mengikuti pelajaran, guru tidak meminta siswa untuk membuat rangkuman, dan guru juga tidak mengamati sikap siswa ketika diskusi kelompok sehingga dalam kelompok ada beberapa siswa yang kurang berpartisipasi dalam diskusi kelompok.

2) Ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan guru hal tersebut dikarenakan siswa ngobrol dengan temannya, siswa mencari-cari perhatian guru dengan terus menerus bertanya diluar materi pembelajaran, dan siswa bermain sendiri.

3) Metode menempel gambar satu persatu dirasa kurang efektif pada jumlah siswa yang banyak, karena metode menempel satu persatu dirasa banyak memakan waktu.

Berasarkan paparan diatas, bahwa pelaksanaan siklus 1 belum maksimal. Peneliti dan guru kolaborator bersepakat untk menigkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran. Adapun yang telah didiskusikan antara peneliti dan guru kolaborator untuk perbaikan pada siklus II antara lain :

(64)

56

2) Guru meminta kelompok menunjuk ketua kelompok, ketua kelompok bertugas sebagai asisten guru dalam beberapa hal misalnya menertibkan anggotanya, membagikan soal, dan membagikan lembar kerja pada kelompoknya masing-masing. 3) Guru memberikan reword pada kelompok yang tertib, kompak

dan banyak menjawab pertanyaan guru dengan benar. Sehingga diharapkan siswa daat tertib, dan mempunyai daya saing dalam belajar.

4) Jika pada siklus 1 metode menempel gambar satu persatu ke depan kelas, maka pada siklus II metode menempel satu persatu diganti dengan maju perkelompok untuk menempelkan gambar.

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada hari jumat tanggal 29 April 2016 pada jam pelajaran ke 5 dan 6. Penelitian tindakan kelas pada siklus II terdiri dari empat tahap yaitu perencanaa, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Berikut ini paparan dari masing-masing tahapan yaitu:

a. Tahap Perencanaan

Gambar

  3) Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang gambar
Gambar 3.1:
gambaran tentang
Tabel 3.1 kriteria ketuntasan belajar siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kemudian dipastikan bahwa seluruh titik bantu baru P tidak berdekatan dengan sumber keramaian maka, dapat ditentukan lokasi titik-titik bantu baru P yang akan menjadi lokasi

22 tahun 1997, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semisintesis yang bisa mengakibatkan penurunan atau perubahan

Dalam Penulisan Ilmiah ini penulis hanya membahas tentang sejarah Rasul Ulul Azmi yaitu Nabi Nuh as, Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as, Nabi Isa as, Nabi Muhammad saw, yang

KEPADA PESERTA PELELANGAN YANG KEBERATAN, DIBERIKAN KESEMPATAN UNTUK MENYAMPAIKAN SANGGAHAN KHUSUSNYA MENGENAI KETENTUAN DAN PROSEDUR YANG TELAH DITENTUKAN DALAM

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik vermikompos berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4-14 MST, diameter batang 4-14 MST, total luas

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, semua Peraturan Perundang-undangan yang merupakan Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2004 tentang

tersebut terjadi oleh berbagai faktor yang disebabkan baik dari luar maupun dari dalam seperti pertumbuhan ekonomi masyarakat, kualitas pelayanan, kualitas produk, harga