• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PELAPISAN KROM PADA BAJA KARBON DENGAN RAPAT ARUS 5 AMPERE TEGANGAN 12 VOLT DAN VARIASI WAKTU Studi Pelapisan Krom Pada Baja Karbon Dengan Rapat Arus 5 Ampere Tegangan 12 Volt Dan Variasi Waktu Pencelupan 10, 20, 30, 40, 50 Menit.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PELAPISAN KROM PADA BAJA KARBON DENGAN RAPAT ARUS 5 AMPERE TEGANGAN 12 VOLT DAN VARIASI WAKTU Studi Pelapisan Krom Pada Baja Karbon Dengan Rapat Arus 5 Ampere Tegangan 12 Volt Dan Variasi Waktu Pencelupan 10, 20, 30, 40, 50 Menit."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PELAPISAN KROM PADA BAJA KARBON DENGAN RAPAT

ARUS 5 AMPERE TEGANGAN 12 VOLT DAN VARIASI WAKTU

PENCELUPAN 10, 20, 30, 40 DAN 50 MENIT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Oleh:

NURDIN SALIM

D 200 080 067

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

1

STUDI PELAPISAN KROM PADA BAJA KARBON DENGAN RAPAT

ARUS 5 AMPERE TEGANGAN 12 VOLT DAN VARIASI WAKTU

PENCELUPAN 10, 20, 30, 40 DAN 50 MENIT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelediki pengaruh parameter proses pelapisan krom yaitu waktu pencelupan terhadap struktur mikro dan kekerasan permukaan produk. Penelitian dilakukan dengan metode

eksperimen dengan menggunakan elektroda baja karbon, larutan elektrolit krom, zat aditif, sumber arus searah,

dan perlengkapan plating lain. Struktur mikro produk krom diamati untuk mengukur kekrasan. Hasil penelitian ini akan menambah pengetahuan bagi pelaku indutri krom untuk memperbaiki kualitas produk baik untuk perlindungan terhadap korosi, peningkatan ketahanan aus, maupun untuk menambah nilai dekoratif produknya.

Kata Kunci: krom, waktu pencelupan, struktur mikro, kekerasan permukaan

Abstracts

The purpose of this study was to investigate the influence of process parameters, namely chrome plating immersion time to microstructure and surface hardness of the product. The study was conducted with an experimental method using electrodes carbon steel, chrome electrolyte solution, additives, direct current source, and other plating equipment. Chrome product microstructure was observed to analyze the thickness of the coating. Evaluation of the mechanics carried out to measure the hardness. The results of this study will add to knowledge for industrial players to improve the product quality of chrome whish is good for protection against corrosion, increased wear resistance, as well as to add the value of decorative product.

(6)

2

1. PENDAHULUAN

Di negara berkembang seperti Indonesia, pelapisan logam krom memegang peranan yang cukup penting terutama di sektor industri. Beberapa sektor industri yang menggunakan krom antara lain dapat dijumpai pada industri barang elektronik, instalasi minyak dan gas, industri otomotif, industri manufaktur, industri pertanian dan industri dirgantara. Beberapa dari industri tesebut dapat dijumpai dengan skala kecil, menengah maupun besar. Cukup sulit untuk mendapatkan distribusinya, tetapi dilihat dari pemakaian bahan bakunya, industri krom cukup banyak berkontribusi dalam perindustrian dan perdagangan.

Secara umum lapisan krom digunakan dalam dua kategori yaitu untuk keperluan dekorasi atau menambah keindahan benda dan untuk keperluan perlindungan terhadap logam substratnya dari aus dan korosi.

2. METODE Batasan Masalah

Adapun permasalahan dalam melakukan elektroplating sebagai berikut:

1. Proses yang digunakan adalah elektroplating menggunakan satu lapisan pada baja karbon, yaitu krom. 2. Besaran yang digunakan dalam melakukan elektroplating menggunakan 5 ampere dan 12 volt.

3. Waktu pencelupan krom untuk semua spesiment dibagi 5 waktu pencelupan yaitu: dengan menggunakan 10, 20, 30, 40 dan 50 menit.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketebalan dan kekerasan spesiment terhadap lapisan krom dengan metode pencelupan baja karbon ke dalam larutan elektrolit menggunakan variasi waktu pencelupan yang telah ditentukan.

Manfaat Penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan. Di antaranya adalah: 1. Mengetahui proses elektroplating khususnya krom beserta tahapan-tahapannya.

2. Sebagai refrensi/bekal berwirausaha elektroplating untuk sektor industri kecil/menengah.

Tinjauan Pustaka

Unsur krom pada dasarnya mempunyai sifat yang keras dan brittle, warna putih keabu-abuan dan titik leleh 1850 °C. Logam yang dilapisi dengan krom dapat bertahan sampai temperatur 400 °C dengan kekerasan sekitar 450–1000 VHN. Tetapi kekerasan tersebut turun pada kondisi temperatur yang lebih tinggi, misalnya ketika dipanaskan pada temperatur 800°C maka kekerasan lapisan krom turun menjadi sekitar 200 VHN. Sifat kekerasan tinggi tersebut menjadikan lapisan krom sesuai untuk penggunaan komponen yang bekerja pada beban aus tinggi dan temperatur tinggi seperti bor dan gerinda. Meskipun demikian keausan bahan tidak bisa dikatakan mempunyai hubungan langsung dengan kekerasan karena keausan bahan juga dipengaruhi oleh keuletan dan elastisitas bahan. Selain itu, kondisi substrate juga sangat menentukan keausan bahan. Lapisan krom juga mempunyai sifat tahan korosi.

3. HASILDANPEMBAHASAN Hasil Pengujian Struktur Mikro

Proses krom pada tembaga pertama dilakukan dengan memvariasikan waktu celup dengan waktu 10, 20, 30, 40 dan 50 menit, dengan menggunakan arus listrik DC sebesar 5 Ampere. Penampang hasil elektroplating krom dengan dapat dilihat pada gambar 1–5. Hasil dari pengamatan morfologi pada penampang benda kerja hasil produk krom menunjukkan bahwa dengan bertambahnya waktu celup maka benda kerja mempunyai permukaan dengan ketebalan yang makin tinggi.

(7)

3

Gambar 2. Waktu 20 menit

Gambar 3. Waktu 30 menit

Gambar 4. Waktu 40 menit

Gambar 5. Waktu 50 menit

(8)

4

Gambar 6. Ketebalan lapisan krom dengan variasi waktu celup

Hasil Pengujian Kekerasan

Pengujian kekeraasan dilakukan pada permukaan atas lapisan krom. Hasil pengujian terhadap kekerasan dengan variasi waktu celup pada proses elektroplating baja karbon dapat dilihat pada gambar 7. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan waktu celup 10, 20, 30, 40 dan 50 menit akan menghasilkan masing-masing dengan nilai kekerasan 158.2, 160.4, 166.5, 175.6 dan 181.1 VHN. Dengan bertambahnya waktu celup akan menyebabkan kenaikan harga kekerasan lapisan krom yang makin besar. Nilai ini kurang sesuai dengan literatur yang ada untuk harga kekerasan krom yaitu sekitar 750–900 HV. Hal ini kemungkinan disebabkan karena beban indentor yang terlalu besar (100 kgf) sehingga nilai kekerasan cenderung mengarah ke nilai kekerasan baja karbon yang berkisar 100-150 VHN. Namun demikian besarnya harga kekerasan ini dapat dijadikan acuan untuk memperkirakan kekerasan yang diinginkan.

Tabel uji kekerasan

No Waktu celup Kekerasan (VHN)

(9)

5

Gambar 7. Kekerasan lapisan krom dengan variasi waktu celup

4. PENUTUP Kesimpulan

Dari hasil studi pelapisan elektroplating krom pada substrate baja karbon dengan menggunakan variasi waktu, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kenaikan waktu pencelupan akan menyebabkan hasil plating dengan kecenderungan yang sama yaitu ketebalan lapisan yang makin bertambah,

2. Pertambahan waktu celup akan menyebabkan terjadinya kenaikan kekerasan.

Saran

Penelitian ini telah memberikan informasi pengaruh parameter proses elektroplating yaitu waktu pencelupan terhadap ketebalan dan kekerasan. Akan tetapi terdapat beberapa masalah yang timbul yang menjadi tantangan bagi penelitian lanjutan, antara lain:

1. Dengan bertambahnya waktu celup maka akan diperoleh kekerasan yang makin tinggi, tetapi kurang sesuai dengan literatursehingga perlu menggunakan uji kekerasan dengan beban indentor yang lebih kecil.

2. Proses elektroplating juga sangat terbatas penggunaannya karena harus dilakukan di lokasi pabrik, sedangkan benda kerja kadang sangat sulit dibawa ke pabrik seperti komponen-komponen pada kapal laut yang sangat besar biayanya jika harus dibawa ke lokasi pabrik. Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan menggunakan metode HVOF pada krom atau metode lainnya yang lebih sederhana.

3. Larutan elektrolit yang digunakan kurang bersahabat dengan lingkungan karena dapat menimbulkan pencemaran air dan tanah jika dibuang secara sembarangan. Dengan demikian diperlukan usaha untuk menemukan metode baru agar proses plating tidak berbahaya bagi lingkungan.

5. DAFTARPUSTAKA

Hartono Amtom J; Tomojiro Kaneda, 1995, Mengenal Pelapisan Logam (Elektroplating), Yogyakarta, Andi Offiset. Aloysius. S; A. Supriharto, 2002, “Ketrampilan Elektroplating BLK Industri Semarang”, hal lapiran, Semarang. Agus Pramono, 2002, Pembuatan Dies Dengan Metode Elektroplating Tembaga, Nikel Dan Krom Dengan

Rapat Arus 3 Ampere Dan Variasi Pencelupan 900 s, 1800 s, 2700 s Pada Polimer, (Tugas Akhir S-1 Fakultas Teknik) Surakarta, UMS.

Van Vlack. Djaprie, S, (Alih Bahasa) 1994, Ilmu Logam Dan Teknologi Bahan, Edisi ke-5, Jakarta, PT Erlangga. Purwanto; Huda S, 2005, “Teknologi Industri Elektroplating”, Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang. Sucayo, Bagiyo, 1999, Ilmu Logam, Surakarta, PT Tiga Serangkai

Gambar

Gambar 1. Waktu 10 menit
Gambar 2. Waktu 20 menit
Tabel uji ketebalan
Gambar 7. Kekerasan lapisan krom dengan variasi waktu celup

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini telah dikembangkan pemisahan Cu 2+ dan Pb 2+ secara ekstraksi fasa padat menggunakana silika dari abu sekam padi yang dimodifikasi dengan kitosan..

Para musisi masa kini yang ingin memberikan kritikan sosial mereka lebih suka dengan menggunakan lagu – lagu yang berlirik kritikan dan beberapa dari bahasa

Betapa tidak tersenyum ketika dalam humor tersebut menyatakan bahwa salah satu ketakutan tentara Amerika masuk ke negara kita adalah karena banyaknya pemerasan setelah mereka masuk

Hasil validasi menunjukkan kecocokan antara hasil analisa dengan data pada literatur tersebut, dengan rata-rata perbedaan nilai frekuensi pribadi yang diperoleh dengan data

canaliculata Lamarck ) dalam Ransum Terhadap Kualitas Telur Itik. Study of Thermostable Chitinase Enzym from Indonesian Bacillus. Rahmi, Syuryawati, Zubachtirodin. Teknologi

(1) Kebijakan umum perubahan APBD dan PPAS perubahan APBD yang telah disepakati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155 ayat (5), masing-masing dituangkan kedalam

(2004) mengemukakan bahwa pengembalian jerami ke dalam lahan sawah bukaan baru sama artinya dengan memupuk kalium, karena 80% kandungan K pada tanaman padi dan

dibawah dan agar data tersebut dapat digunakan sebagai input untuk Solver maka seluruh data yang memuat angka harus di pilih dengan cara di blok (Langkah 1)